00:00 O'Clock [Sope]
0. Prolog
Namanya Min Yoongi. Dia adalah satu-satunya anak dari keluarga Min.
Dari luar keluarga Min memang terlihat seperti keluarga yang bahagia, tapi ketika berada di rumah keluarga itu sangat berbeda.
Setiap malam pasangan Min selalu bertengkar dan merusak barang. Keadaan itu sangat tidak cocok untuk tumbuh kembang Yoongi.
Ketika orang tuanya bertengkar.
Dia selalu bersembunyi di kamarnya dan menggunakan earphone di telinganya.
Dia selalu duduk meringkuk sambil menangis ketika mendengar suara teriakkan, suara benturan keras ataupun suara benda yang pecah.
Dalam kesendiriannya itu dia selalu memikirkan, kenapa orang tuanya bersama jika mereka saling membenci?
Suatu malam tepat tengah malam dan dia masih terjaga. Dia melihat suatu bayangan bercahaya di depannya.
Dia merasa ketakutan tapi rasa keingintahuannya lebih besar, dia ingin mendekati cahaya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Dia pun berdiri dan berusaha untuk meraih bayangan bercahaya itu.
Ketika tangannya semakin dekat dengan cahaya itu, bayangan itu berubah bentuk menjadi sosok pemuda yang jauh lebih tinggi darinya.
Hoseok
Sudah begitu lama sejak aku memakai wujud ini..
Hoseok
Hai Yoongi, aku Hoseok
Hoseok
Kau mau berteman denganku?
Hoseok
Aku memiliki cerita baru untukmu
Yoongi
Kali ini cerita siapa lagi, Seok-ah?
Yoongi
Kau tidak akan meninggalkanku kan?
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Tapi untuk sekarang, dengan kehadiran Hoseok sudah sangat cukup untuk Yoongi.
Dia tidak menyesal bisa mengenal hantu seperti Hoseok.
1. Alone
Yoongi kecil sibuk menggoreskan crayon biru di kertas yang berisi gambar yang ia buat. Bukan karena apa, dia hanya merasa bosan dan ingin melakukan sesuatu di dalam kamarnya.
Dia mewarnai bagian yang masih putih itu dengan cepat. Hanya tinggal mewarnai langitnya, maka lukisannya selesai.
Gerakannya terhenti saat ia mendengar suara gemuruh dari luar. Dia berlari menuju ke arah jendela. Menempelkan wajahnya ke kaca dan melihat warna langit yang gelap.
Sangat berbanding terbalik dengan lukisan yang baru saja dia buat.
Yoongi melihat kearah kertas yang sudah dipenuhi dengan warna yang terletak di lantai bersama dengan crayon yang belum ia bereskan.
Dia melukis sebuah pohon kecil yang tumbuh di dataran hijau yang luas. Sendirian, hanya ada rerumputan kecil disekitarnya. Tapi setidaknya sekarang dia memiliki matahari yang menemaninya.
Yoongi mengulum bibirnya.
Yoongi
Pohon itu... harus dirawat agar tumbuh besar.
Yoongi kecil berbaring di atas ranjang yang berukuran jauh lebih besar darinya, ia menatap kosong langit-langit kamarnya. Dia mengulurkan tangannya ke atas lalu menjatuhkannya lagi ke sampingnya.
Sebenarnya Yoongi merasa lelah. Walau seharian ini dia hanya berada di dalam kamarnya. Melakukan yang dia mau lalu istirahat, siklus hidup yang selalu dia lakukan. Dia merasa bosan.
Walau begitu dia tidak mengeluh, dia hanya menyimpannya sendiri. Lagipula ini bukan hal besar sampai harus dielukan.
Sekarang dia mengantuk. Dia memejamkan matanya dan tertidur.
Sendirian di rumah itu sudah jadi makanan sehari-harinya. Bukan hanya di rumah saja di sekolah juga begitu. Yoongi tidak tahu, kenapa dia selalu merasa aneh ketika berada di dekat teman seusianya. Jika disuruh memilih, dia lebih suka sendirian daripada harus berbicara dengan mereka. Mereka itu berisik.
Lagipula sendirian tak seburuk itu, ia sudah terbiasa dengannya.
Terbiasa atau harus terbiasa.
Yoongi membuka matanya ketika mendengar suara tapak kaki dari luar kamarnya.
Ia mengintip dari celah pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Dari celah itu ia bisa melihat seorang wanita yang raut mukanya tidak terlihat baik hari ini.
Tak lama kemudian muncul seorang pria dengan pipi yang memerah seperti bekas tamparan menarik tangan wanita itu dengan kasar.
Papa
Apa kau tahu kebodohan yang baru saja kau lakukan!? Dia itu sekretarisku!
Mama
Aku tidak peduli! Kau itu digoda j*lang itu!
Yoongi seketika mengambil langkah mundur, berlari ke arah tempat tidurnya dan segera menutup kedua telinganya dengan bantal miliknya.
Papa
Tutup mulutmu Chrystal!
Suara itu sangat keras bahkan bantal yang Yoongi pakai tidak bisa menutupi suara itu.
Mama
Sekarang kau berteriak padaku?! Kau sekarang berani membela j*lang itu didepanku?!
Papa
Jaga ucapanmu! Ada Yoongi disini!
Ah, ternyata papa-nya tahu kalau Yoongi ada disini. Meski begitu dia tetap beradu mulut dengan mama-nya. Sebenarnya apa yang pria itu pikiran?
Mama
Ingatlah kalau ada pertemuan keluarga nanti malam! Aku tidak mau lalu sampai berita ini terdengar sampai ke kakek!
Mama
Jangan sampai kau membuatku malu di sana nanti! Atau kau tahu apa akibatnya pada keluarga kita!
Setelahnya wanita itu berjalan ke arah pintu kamarnya dan membanting pintu dengan kasar.
Melihat perlakuan istrinya itu pria bermarga Min itu berdecak sambil mengacak rambutnya kasar.
Papa
Jika bukan karena orang tua itu, aku juga tidak mau terjerat orang egois sepertimu.
Yoongi sudah tidak mendengar suara apapun lagi dari luar dia menyakini kalau pertengkaran orang tuanya itu sudah selesai.
Tidak seperti biasanya, kali ini selesai lebih cepat. Apa karena akan bertemu dengan keluarga lainnya?
Memikirkan saja membuatnya muak. Pertemuan keluarga itu hal yang paling tidak disukainya.
2. Family
Terkadang di suatu keluarga pasti ada waktu untuk berkumpul bersama dengan anggota keluarga lainnya. Dan sangat sering jika ada seseorang dari keluarga itu tidak menyukai waktu berkumpul itu entah apapun alasan yang mereka miliki. Dan Yoongi adalah salah satu dari mereka yang tidak menyukai acara perkumpulan keluarga.
Setelah perjalanan penuh kesunyian, mereka akhirnya tiba di rumah utama keluarga Min, tempat dimana selalu diadakannya acara perkumpulan keluarga.
Tempat penuh dengan pernak-pernik mewah dan elegan membuat Yoongi selalu merasa mual ketika melihatnya.
Ketika mereka datang, keluarga lain–paman dan bibi Yoongi–sudah sampai terlebih dahulu disana.
Dengan natural orang tuanya langsung bergabung dengan kumpulan orang dewasa menyisahkan Yoongi sendirian.
Yoongi memperhatikan interaksi yang lebih tua dari tempatnya berada saat ini, di pojok ruangan tempat favoritnya ketika mengawasi kejadian di sekitarnya.
Orang tuanya terlihat terpojok di sana. Apa yang mereka bandingkan kali ini? Harta? Tahta? Atau anak-anak mereka? Yoongi memilih acuh karena dia akan mengetahui penyebabnya nanti ketika di rumah. Ketika orang tuanya akan bertengkar lagi.
Heesung
Min Yoongi? Apa kau menikmati malam yang indah ini?
Sekelompok anak mendekati Yoongi, mereka adalah sepupunya.
Yoongi
Halo, kak Heesung. Ada banyak bintang di langit hari ini karena itu aku menikmatinya.
Heesung langsung tersenyum remeh.
Heesung
Tahu tidak? Aku baru datang dari Tokyo.
Yoongi
Senang mendengarnya.
Nayeon
Tentu saja kau harus senang! Kak Yoongi kan gak bakalan bisa pergi ke luar negri!
Suho
Jangankan keluar negri, dia pergi ke taman bermain aja tidak pernah.
Sera
Serius? Kasian deh gak bisa main-main di sana padahal tempatnya seru loh.
Lalu mereka berempat tertawa.
Yoongi hanya bisa diam. Dia sudah terbiasa dengan sepupunya yang selalu mengejeknya seperti ini. Dan kalau dia membalas orang tua mereka pasti tidak akan diam saja.
Mereka berhenti tertawa saat pemimpin keluarga Min saat ini memasuki ruangan bersama pendampingnya, kakek dan nenek Yoongi.
Semua langsung berkumpul mendekati sang pemimpin keluarga untuk memberi salam padanya.
Kakek
Coba lihat badanmu yang kecil itu Yoongi. Nayeon saja lebih besar darimu.
Begitulah dia memiliki orang tua yang selalu bertengkar di depannya, saudara jauh yang selalu mengejeknya, dan kakek yang sering membandingkan dirinya dengan saudara-saudaranya yang lain ketika bertemu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!