NovelToon NovelToon

Peri Kecil Vs Iblis Kecil

Si peri kecil itu Hana Siddiq

"Mama, shini sheubental dekat Hana" Panggil Hana dengan lembutnya.

"Kenapa sayang?" Jawab Shilla

"Hana uda shantik belhum kayak plincess?" Tanya Hana sambil melenggok-lenggokkan pinggulnya seperti model di depan cermin.

"Uluh-uluh, cantiknya anak mama." Sambil menoel pipi Hana.

"Aih mama, bedakna ntal hillang lagi ma." Cemberut Hana sambil menngambil bedak lagi untuk ditaruh dipipinya.

"Yang mau sekolah udah pakai bedak sekilo aja." Gurau Shilla

"Mama, kalau ndak pakek bedak ntall Hana ndak shantik dan wangi."

"Iya deh.. Mama iyai aja biar cepet." Sambil memutar bola matanya jengah melihat tingkat percaya diri anaknya yang tinggi.

"Ayo kita shallapan shekallang ma, Hana ndak mau telat mashuk sekullah."

"Okey lets go." Shillapun menggendong Hana dan berjalan ke ruang makan.

Rumah mereka tidak terlalu kecil dan tidak juga tingkat karena Shilla sangat parno dengan rumah tingkat seperti rumah peninggalan mendiang suaminya dulu. Shilla lebih suka rumah luas dan adem, apalagi dirumah ini hanya ada mereka berdua.

Shella menduduki Hana di kursi makannya.

"Sini mama suapin." Tawar Shilla ke Hana

"No ma, Hana mau it it shendilli. Hana shudah beshall." Bangga sudah bisa sekolah jadi merasa udah besar aja.

"Ehm." Sahut Shilla "bilang mau makan aja perlu banget bilang it it. Sejak kapan ada keturunan bulenya yang ada keturunan onta jawa" Kata Shilla dalam hati.

Shilla dan Hanapun sudah selesai makan dan bersiap mau pergi ke sekolah Hana. Shilla sengaja memasukin Hana ke Paud. selain dia kerepotan sambil kerja mengurus Hana sendiri, shilla mau Hana berinteraksi dengan temannya. Daripada pakai jasa baby sister membuat anaknya susah berinteraksi dengan dunia luar.

"Permisi sama papa dulu." Tunjuk Shilla ke foto papa Hana yang sudah meninggal 1 tahun yang lalu akibat kanker darah.

"Papa, Hana pelmishi pelgi shekullah dulu bial Hana bisa jhadi doktel. Ashalamualaikum papa." sambil memberikan ciuman jauh.

Shilla selalu menceritakan tentang papanya kepada Hana, walau Hana pasti tidak terlalu ingat akan kehangatan papanya tapi Shilla berusaha mengatakan ke Hana bagaimana sayangnya Papanya ke Hana.

...****************...

Terpampang dengan jelas Yayasan Pendidikan Great Schooll.

Shilla melangkahkan kakinya untuk mengantarkan Hana kesekolah.

Saat di gerbang sekolah sudah ada guru - guru yang menunggu anak didiknya masuk.

"Assalamualaikum anak Bunda, Salim dulu. Siapa namanya?" Bunda yang bernametag Dede Lestari menyapa Hana dengan ramah.

"Waalaikumshalam. Nama shaya Hana siddiq Bunda." Sambil menyalim Bunda Dede.

Bunda Dedepun langsung memberikan tanda pengenal Hana yang dikalungkan kelehernya.

"Ini biar temen - teman dan bunda yang lain kenal sama Hana." Jelas Bunda Dede

"Shantik sekalli, Hana shuka tallinya yang belwalna pink." Senyum merekah yang menggemaskan diberikan Hana ke bunda Dede.

"Bilang apa ke Bundanya sayang?" Shilla mulai mengingatkan Hana

"Theullima kashi bunda." Ucap Hana dengan tulus.

"Sama-sama."Sahut Bunda Dede

"Ya udah yuk mama antar masuk ke kelas." Ajak Shilla

" No mama. Hana mau shendilli ke kelas. Hana buthan anak kechil laghi." Sejak kapan anak ini sok dewasa banget.

"Ya udah, biar sama bunda Dede aja yuk ke kelas. Salim mamanya." Pinta bunda Dede

"Hana shekullah dulu mama. Mama jhangan nakhal - nakhal ya keljanya." Oceh Hana sambil menyalim Shilla.

"Loh harusnya kan mama yang.."

"Bye ma.." belum selesai shillah ngomong Hana sudah ngacir aja pergi untuk ke kelasnya diikutin dengan Bunda Dede yang takut Hana nyasar salah kelas.

Shilla hanya bisa menghela napas sambil tersenyum dan geleng - geleng kepala.

" Anak siapa itu? Ya anak shillah lah." Shillapun bergumam sendiri melihat tingkah unik anaknya.

#semangat selalu#

#happy reading#

#like,comment and vote ya dears#

Si Iblis kecil Alvaro Wijaya

Terdengar suara kaki yang kian pelan melangkah agar tidak terdengar siapapun termasuk penghuni pintu kamar yang akan dibukanya secara hati-hati dan waspada.

Ia buka pintu itu dengan hati hati ibarat sang pencuri hati yang datang tidak diketahui pergi juga tanpa permisi. Dengan langkah kecilnya ia naik keatas tempat tidur. Dimana ada seorang lelaki dewasa tidur telentang tanpa memakai baju walau ac menyala dingin.

Tangan mungilnya memegang crayon berwarna hitam mulai bekerja dengan cekatan. Setelah menyelesaikan misinya, wajahnya yang menyeringai seperri iblis kecil berubah menjadi polos kembali.

"Dad, daddy wake up." Sambil mengguncang tubuh yang susah dibangunkan itu."Daddy, Mammy keluar dari kuburnya!!"Teriak Varo

"Ha?!!" Terkejut Danu Wijaya

"Ha..Ha..,Ha.." Ketawa varo setelah bisa membuat daddynya bangun.

"Kau ya..." Ingin sekali Danu mengumpat anaknya tapi dia tahan karena Varo masih kecil.

"Hurrry up dad, i want to school." Pinta Varo dengan bahasa inggris yang lumayan fasih.

Danupun segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya

Varo keluar dari kamar Daddynya dengan langkah tercepat karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya..

"Varoo!! Dasar kau Iblis kecil!." Teriak Danu dari kamar mandi saat melihat wajahnya sudah penuh coretan maha karya anak lekakinya.

Danu sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mengatasi kejahilan anaknya, bahkan pekerja dirumahnya sudah tidak terhitung yang mengundurkan diri karena ulah Varo.

Umur Varo sudah 3 tahun, baru 3 bulan mammynya meninggal dunia begitu juga dengan bertambahnya kejahilan Varo semenjak mamanya meninggal.

Danu berinisiatif menyekolahkan Varo sejak dini., berharap jika banyak teman sifat jahil anaknya akan hilang dan dia akan selamat dari kejahilan anaknya juga.

" Semoga aja dengan sekolah dia gak jahil lagi tapi kalau dia buat ulah habislah aku. Sudah tampan lee min hook juga udah kalah saing" Danu bergumam sendiri sambil merapikan penampilannya setelah mandi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Varo sudah duduk manis diruang makan, ia sudah tidak sabar pergi ke sekolah karena merasa akan banyak yang menarik yang akan dia lakukan disana.

Varo sudah senyum - senyun sendiri dengan membayangkan apa yang akan dia buat nanti.

"Kamu sedang merencanakan sesuatu ya?" Tanya Danu saat dilihat senyum jahil anaknya sendiri bergidik ngeri.

"No dad." Varo tidak mau ayahnya tahu bakal kacau nanti.

"Jangan buat ulah disana Varo." Danu memperingatkan anaknya lagi.

"Yes Dad."

Hanya sedikit permainan kecil dad dan itu akan sangat menyenangkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sekolah sudah terlihat ramai, hampir saja mereka telat masuk karena ulah daddynya yang ada aja kelupaan untuk dibawa.

Daddy dan anaknya menuju kw gerbang sekolah dengan gaya cool dan sok gantengnya.

"Hei bu guru, perkenalkan nama saya Varo Wijaya." Sambil mengerlingkan mata kepada ibu gurunya.

"Anak gue banget " Kata hati Danu melihat gaya anaknya yang sedang menggoda gurunya.

"Oh ya,, Ayo Varo masuk teman-teman uda pada baris." Ajak ibu gurunya sambil mengalungkan tanda pengenal Varo.

"Bye dad, dont miss me." Ucap Varo sambil melangkah meninggalkan Danu.

"Never..!" Jawab Danu sambil teriak karena anaknya sudah jauh dari hadapannya.

Setelah mengantar anaknya Danu langsung pergi menuju kantor miliknya, walau masih kecil yang penting milik sendiri.

Terlihat kasak kusuk dan tawa cekikikan dari karyawan Danu yang membuat Danu menyerngit bingung

Kenapa mereka melihatku seperti melihat badut?

Danu terus berjalan ke ruang kerjanya hingga asistennya datang menghampiri.

"Yogi, kenapa hari ini karyawan yang melihatku terlihat aneh sekali." Tanya Danu penasaran

"Maafkan saya pak. Itu di celana Bapak ada permen karetnya banyak sekali." Ucap Yogi dengan hati-hati takut Danu marah.

"Iblis keciill!!!" Teriak Danu menggelegar karena untuk kesekian kalinya dia terkena kejahilan anaknya.

#suka sama Hana atau Varo nie?#

#like,comment and vote ya#

Thangan Belishiik

Anak-anak sudah berbaris rapi mengikuti arahan dari Bunda di sekolahnya. begitu juga dengan Hana dan Varo.

Hana berada dibarisa paling depan sedangkan Varo karena terlambat berada di belakang.

"Good morning every body !!" Sapa Bunda Dede dengan suara kuat

"Good morning Bunda." Teriak serempak sekelompok anak paud.

"Okey anak - anak, ikutin gerakan Bunda ya."

Anak - anak pun mengikuti gerakan bunda dengan semangat, ada yang gerakan kaku sampai seperti Hana yang pinggulnya sudah ngebor kemana-mana.

"Ahhh....!!! Mama Icha tatut ada khecoa!!." Tiba - tiba ada teriakan dari barisan perempuan dibelakang.

Karena teriakan kecoa semua anak pun berteriak ketakutan dengan adanya kecoa. Begitu juga dengan Bunda-bunda yang disana sibuk mencari kecoa yang jadi biang rusuh.

"STOP!! THANGAN BHEULISHIIIK !!" Teriak Hana yang membuat semuanya diam segera.

dengan jalan pelan -pelan sambil menunduk seperti kehilangan sesuatu Hana terus berputar dibarisan itu hingga dia menemukan sesuatu yang tidak jauh dari kaki Icha.

"Nah, ini khechoana." Kata Hana dengan berbinar seperti menemukan harta karun yang terpendam.

"Kembalikan." Kata Varo

"Ndak mau,, khechoa ni tjhahat uda bhuat themen Hana tetatutan."

"Tapi itu punyaku." Varo berusaha mengambil kecoa itu dari tangan Hana.

"Ndak bolleh." Kekeh Hana

"Hana sini kecoanya." Pinta bunda melerai keributan kecoa.

"Ini bunda, Buang jhauh-jhauh bunda.,"

Bunda dede terkejut ternyata hanya keceo mainan.

"Ini punya varo?" Tanya bunda

"Yes Miss,." Sambil mengerlingkan kembali matanya

"Dosa apa aku dapat murid kayak gini udahlah tingkahnha genit kayak om-om, jahil pula" Batin bunda dede

"Vallo hallus minta maaf dhengan dia. Vallo udha bhuat themen Hana tatut tadhi." Suruh Hana dengan garangnya

"I am sorry." Sambil mencium pipi Icha

"Huaaa..!!! Mama!!! Pipi Icha uda tekhcemakhhh!!" Tangis Icha

Melihat kekacauan yang terjadi dibarisan Paud yang hanya beberapa orang tapi di hari pertama sudah makan hati membuat bunda dede membubarkan barisan dan menyuruh anak-anak ke kelas.

"Chup - chup Icha nda olleh nanis, ntal dichium tuyul." Bujuk Hana yang tiba - tiba memeluk Icha.

"Udah ayuk masuk ntar bunda cubit Varo." Sepertinya tahun ini bunda dede akan cepat tua karena muridnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Hallo.."

"Benar ini dengan Bapak Danu Wijaya."

"Ya saya sendiri."

"Saya Bunda dede guru Paud Varo pak, Bapak nanti sepulang sekolah bisa ke ruangan saya dahulu? saya mau bicara tentang Varo?"

"Apa anak itu berbuat ulah lagi?" Gara gara Varo, danu memundurkan jam meeting menunggu Yogi membelikan celana baru untuknya. Gengsi dong ganteng - ganteng celana ada sticker permen karet.

"I... iya pak."

disebrang sana bunda dede sedang memikirkan kata lagi yang diucapkan papi varo hingga bulu kuduhnya berdiri merinding.

"Okey nanti saya kesana."

"Maaf mengganggu Bapak sebelumnya, terima kasih dan selamat siang." Tutup Bu dede.

Danu hanya bisa menghela napas sambil menyenderkan tubuhnya di bangku kebesarannya.

"Apalagi yang uda dibuat iblis kecil itu, belum ada 2 jam ditinggal. Bagaimana hari - hari berikutnya?" Gumam kecil Danu

"Buang aja pak ke tong sampah." Walau suara danu kecil masih terdengar Yogi yang duduk di depan Varo membantu mengecek berkas-berkas.

"Buang?! Enak aja kamu ngomong. Iblis kecil itu anak saya."

"Berarti Bapak Ketua iblisnya" Jawab Yogi dengan ketawa puas.

"Jadi kamu asisten iblis gitu?" Sungut Danu sambil melempar pulpen yang sedang dia pegang ke Yogi.

"Keluarga iblis dong?" Tawa ejek Yogi lagi sambil ngacir keluar dari ruang Danu takut kena amuk lagi..

#Varo bisa struk papimu..#

#like,comment and vote dears#

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!