NovelToon NovelToon

Married With Brother

Chapter 1

Mungkin dari segi alur, kemampuan saya masih pas-pasan, tapi saya selalu berusaha untuk membuat cerita terbaik, wkwkwk.

Maklum, masih pemula :v

Typo dan lain-lain mohon berkomentar agar author tidak susah lagi kalau mau nge-revisi.

Cukup sampai di sini, selamat membaca dan semoga kalian suka.

Beri like dan komentar, dan jangan lupa share cerita ini ke teman mangatoon kalian, siapa tau mereka bisa larut dalam cerita ini👌

~~

Kelemahanku adalah dirinya, aku seorang yang terkenal kejam, bengis, dan tidak pandang bulu, bahkan aku membunuh ayah angkatku sendiri karena alasan untuk memiliki putrinya.

Itu adalah hal yang gila, tapi itu harus kulakukan, ini bukanlah bentuk keobsesian, tapi ini benar karena adanya cinta.

Dan hari itu, di mana aku menikah dengan Fio, aku merasa sangat bahagia, ingin sekali diriku menyuntingnya, tapi ini bukanlah waktu yang tepat, karena ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA)

Untuk menutupi diriku seorang Mafia, aku menjadi mahasiswa dan memimpin sebuah perusahaan. Aku pernah berpikir untuk melepas jabatanku sebagai pemimpin Mafia, dan aku benar-benar melalukannya, karena apa? Itu semua untuk melindungi istriku dari ancaman para musuhku.

Aku terharu karena semua anggotaku menerimanya dan berjanji akan melindungi istriku dari segala marabahaya yang akan menimpanya, begitupun denganku.

Dia adalah hidupku, jika ia meninggal, maka setengah jiwaku akan mati, dan ikut serta menyusulnya.

Fallen Hiltero~

 

Sekarang giliranku yah? Okke-okke, hallo semuanya, perkenalkan namaku Fiolen Minner.

Hidupku menjadi berubah, yang di mana awalnya baik-baik saja kemudian berubah 180 derajat begitu saja setelah kematian Ayahku.

Aku menikah dengan Kakakku sendiri, untungnya dia Kakak angkatku, dia sangat tampan, tapi, sayang sekali sifatnya sangat angkuh, menyebalkan, dan pemaksa.

Lama kelamaan aku mencintainya, entah kapan waktu itu, aku tidak tahu, cinta itu datang karena terbiasa.

Aku dicap sebagai gadis nakal, tak jarang kakak menghukumku, hukuman yang selalu ia berikan adalah mengurungku di kamar bersamanya, huft, tentu itu menyebalkan.

Untuk melupakan hari menyebalkanku bersama Kakak, datanglah Nana, dia adalah sahabatku, dia sangat baik, mengapa? Karena di kelas ataupun di sekolah jarang yang ingin berteman denganku, mungkin tidak ada, tapi, Nana adalah murid satu-satunya yang sering menemaniku, oh iya dia itu berkacamata, tapi di suatu hari dia membuka identitas aslinya, dan dia sangat cantik, dan juga kadang tomboy, kadang juga feminim sekali.

Sungguh Nana pandai bersandiwara.

Hm, gitulah.

Ada hari yang besar, dimana aku mengetahui semuanya, termasuk hal yang disembunyikan oleh Kakakku selama ini.

"Kakak akan menjual rumah ini dan kita akan membeli rumah yang baru dan hidup bersama," ucap Fallen.

Tapi Fiolen tidak terima, karena rumah ini adalah peninggalan orang tuanya, tentu ia akan tinggal di sini dan merawatnya.

"Fio menolak Kak, ini adalah peninggalan orang tua kita satu-satunya," balas Fio tapi Fallen orang yang keras kepala dan tidak ingin mendengarkan orang lain.

"Aku tidak mau tahu, pokoknya rumah ini harus terjual, titik!"

Setelah itu Fall meninggalkan Fio yang menangis.

Beberapa jam kemudian, Fall telah menyiapkan semua barang miliknya dan milik Fio, tentunya mereka akan pindah walaupun Fall yang harus memaksa Fio untuk merelakan rumah ini.

"Kakak jahat, aku tidak mau tinggal dengan Kakak!" ucap Fio, Fall yang tersulut emosinya langsung menampar Fio.

"Jangan berani melawan jika Kamu tidak mau kesakitan, turutin saja kata Kakak, Kamu akan bahagia," balas Fall.

Tapi itu menurut Kakak. Batin Fio.

Dan akhirnya mereka meninggalkan rumah tersebut dan menempati rumah baru yang telah Fall beli, tentunya jauh lebih mewah dibandingkan rumah sebelumnya.

Fio mengangkat kopernya dan masuk ke dalam rumah tersebut. Lantaran bingung di mana kamarnya, lantas Fio bertanya, "Kak kamar Aku di mana?" tanya Fio.

"Kamar Kamu, kamar Kakak juga, jadi kita sekamar," jawab Fall dan Fio membulatkan matanya.

"Yang benar saja Kak, itu tidak boleh, kata Papah," balas Fio.

Fall tersenyum miring kemudian mendekati Fio, "Papah bodohmu itu sudah meninggal, jadi aturan itu tidak berlaku sayang," ucap Fall kemudian terkekeh pelan.

Selanjutnya Fall merebut koper Fio dan membawa ke kamar mereka.

~~

Fall nama singkat Fallen, cmn di part selanjutnya Fio bakalan sering manggil "Kak Fallen"

Terimakasih, jangan lupa like dan komentar.

 

Chapter 2

"Fio, sekolah yang benar, ingat! Jangan berdekatan dengan Pria lain, siapapun itu," ucap Fallen dan Fio mengangguk pelan, ia tidak dapat membantah ataupun melawan kakaknya karena ia takut.

Setelah itu Fallen mencium kening Fio lembut kemudian masuk ke dalam mobilnya dan menuju ke kampusnya.

Mobil Fallen sudah menjauh dan Fio melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah.

Siapa yang mengantarnya tadi?

Simpanannya mungkin.

Cih, jalang.

Fio tidak peduli dengan perkataan siswa lain karena itu sudah menjadi makanan sehari-harinya di sekolah, yaitu mendapat cemoohan dari orang-orang di sekitarnya.

Di pertengahan jalan, tepatnya melewati koridor kelas Nana si kutu buku merupakan sahabat Fio satu-satunya, "Sabar yah, Fio. Suatu hari nanti Kamu bakalan bahagia, Aku yakin itu."

Perkataan Nana yang selalu membuat Fio tersenyum, dia sangat bersyukur berteman dengan Nana.

"Makasih, Nana."

"Sama-sama, Fio."

Kemudian mereka masuk ke dalam kelas bersamaan.

Byur.....

"Hahaha, rasakan itu, kalian pantas mendapatkannya," ucap Kyla yang sangat membenci Fio dan Nana sejak mereka pertama kali menginjak sekolah ini.

Seragam mereka basah disertai dengan aroma telur yang busuk. Nana dan Fio hanya tersenyum lirih, mereka berdua selalu menjadi korban bullian teman-temannya baik di sekolah maupun di luar sekolah, mengenai hal tersebut, apakah mereka takut? Ya, tentu. Karena hal yang lebih buruk bisa saja terjadi jika mereka melaporkannya.

Fio dan Nana meletakkan tas mereka di meja kemudian keluar dari kelas menuju ke toilet untuk membersihkan dan mengganti pakaian mereka.

Fio keluar terlebih dahulu dari toilet sambil merapikan pakaiannya dan membau badannya sendiri untuk memastikan bau telur busuk tersebut lenyap, tak lama kemudian Nana menyusul.

"Tunggu sebentar, Aku lupa mengambil kacamataku," ucap Nana dan Fio mengangguk.

Sebenarnya Nana cantik, bahkan sangat cantik. Cuman kecantikannya tertutupi oleh kacamata dan baju yang kebesaran.

Fio masih setia menunggu Nana, sampai seorang murid laki-laki berjalan mendekati Fio.

"Hei, Fio. Sendirian?" tanya Fahrul, dia adalah anak dari pemilik sekolah ini, dia kerap mengganggu Fio setiap harinya.

"Tidak, Aku bersama Nana, cuman Nana mengambil kacamatanya dulu," jawab Fio sambil menunggu.

Fahrul tersenyum miring kemudian menyolek dagu Fio, dengan kasar Fio menepis tangan nakal Fahrul.

"Jangan menyentuhku," kata Fio dan itu menggemaskan di mata Fahrul.

"Sekian banyak cewek di sekolah ini, cuman lo sama Nana yang nolak gue, kalau Nana udah wajar sih, tapi lo? Berbeda," ucap Fahrul.

"Gak semuanya cewek sama! Dan berhenti menggangguku," ucap Fio, bersamaan dengan hal tersebut Nana sudah tiba dan menarik pelan tangan Fio dan meninggalkan Fahrul yang berdecak sebal.

"Selalu seperti itu, dasar kutu buku penghalang," sebal Fahrul kemudian menyelipkan tangan di kantung celananya.

~~

Jam istirahat tiba, Nana dan Fio menuju perpustakaan untuk mengambil buku paket dan meminjam novel, yah itu keseharian mereka juga, untuk ke kantin mereka sangat jarang ke sana karena mereka kompak membawa bekal.

"Fio, pulang sekolah ke rumahku yah, ada yang mau Aku kasih tahu ke kamu tentang kebenaran yang Aku sembunyikan sebenarnya," ucap Nana.

"Aku tidak janji Nana, Kamu kan tahu Kakak Aku itu seperti apa, tapi akan kuusahain kok," balas Fio dan Nana mengangguk mengerti.

"Nana! Fio!" teriak Kyla, sontak Nana dan Fio menoleh ke arah panggilan tersebut.

Yah, Kyla memanggil mereka, "Sini!" panggil Kyla, dan mereka berdua menghampiri Kyla.

"Kenapa Kyla?" tanya Fio.

Kyla melihat disekelilingnya apakah aman atau tidak, merasa aman, segera ia menjambak rambut Fio.

"Akhh, sakit Kyla, hentikan, apa salahku sih?" tanya Fio.

"Heh, malah sewot, gak usah sok gak tau yah, gue udah peringetin berapa kali soal Fahrul! Jauhin dia! Karena Fahrul milik gue."

Fio mengangguk dan Kyla melepaskan jambakannya kemudian menatap tajam Nana, "Lo juga! Kalau ada Fahrul langsung tarik tangan sahabat lo untuk ngehindarin Fahrul," ucap Kyla dan Nana mengangguk takut.

Setelah itu Kyla meninggalkan mereka berdua, Fio dan Nana menghela nafas lega. "Alhamdulilah, akhirnya nenek lampir pergi juga," ucap Nana dan Fio mencubit lengannya.

"Gak boleh gitu," balas Fio dan Nana tertawa pelan.

~~

Terimakasih, jangan lupa like dan komentar.

Chapter 3

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa menyebar dan berlarian menuju pintu gerbang, mereka berteriak kepada sang satpam agar pintunya dibuka.

"Sabar, ini baru juga mau dibukain," ucap Pak Satpam, kemudian membuka gembok yang telah dikunci.

Seluruh siswa bersorak gembira dan melebur ke luar melewati pintu gerbang, kecuali Nana dan Fio, mereka tampak biasa saja.

"Nanti tanya yah sama Kakak Kamu, kalau bisa kabarin Aku," ucap Nana dan Fio mengangguk.

Kemudian mereka saling melempar sapa dan berpisah.

Di luar sekolah sudah ada Fallen yang bersandar di mobilnya sambil menunggu orang yang ia cintai, yaitu adiknya Fiolen.

Fiolen mengedarkan pandangannya lantaran mencari Kakaknya, detik kemudian bibir mungil tersebut tersenyum menemukan Kakaknya yang tengah memandangnya dengan senyuman juga.

Fiolen melangkahkan menuju sang Kakak, "Kak Fallen daritadi?" tanya Fiolen.

"Barusan," jawab Fallen kemudian mereka masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan Fiolen kadang menatap Fallen kemudian menunduk kembali, hanya itulah yang ia lakukan, bibirnya terasa kelu untuk berbicara karena ia takut jika Fallen tidak mengijinkannya.

Fallen daritadi merasa bahwa Fiolen gelisah dan ingin mengatakan sesuatu, "Kamu kenapa Fio? Ada yang mau Kamu ucapin?" tanya Fallen dan Fio mengangguk.

"Katakan saja."

Dengan sedikit keberanian Fio menatap Kakaknya, "Kak, nanti Aku mau ke rumah Nana yah, ada yang mau ia bicarain sama Aku," izin Fiolen dan Fallen mengangguk.

"Hanya itu?" dan Fio mengangguk.

"Kenapa tidak mengatakannya daritadi?" tanya Fallen kembali.

"Aku takut jika Kakak tidak menginjinkanku," jawab Fio dan Fallen terkekeh pelan.

"Tentu saja Kakak akan mengijinkanmu, selama Kamu tidak berdekatan dengan Pria lain, ngomong-ngomong cuman Kamu kan yang jadi tamunya Nana?" tanya Fallen dan Fio mengangguk.

Setelah itu keheningan menyelimuti mereka sampai ke tempat tujuan.

~~

"Alhamdulilah, kok gak ngabarin Aku sih?" tanya Nana.

"Ponselku lowbat, boleh nge-charge?" izin Fiolen dan Nana mengangguk.

Tak menunggu lama-lama, mereka berada di kamar Nana dan kali ini Fio terkejut dengan fakta yang sebenarnya.

"Gini, Fio, sebenarnya, Aku ini gak cupu, ini hanyalah pura-pura karena Aku mau dapetin teman yang tulus, dan itu cuman Kamu doang, dan Kau bersyukur banget," ucap Nana dengan senang, kemudian melepas kacamatanya dan mengurai rambutnya.

"Nana, Kamu cantik banget, daridulu sih, tapi ini lebih cantik lagi," balas Fio dengan excited.

"Kamu gak kalah cantik kok, Fio."

Nana mengingat akan hal sesuatu, "Kamu tau gak Fio? Bahwa Kak Fallen itu tuh suka sama Kamu," ucap Nana yang mengejutkan Fio.

"Aku nggak tahu pasti soal itu Nana, tapi menurutku Kak Fallen itu suka sama Aku dalam hal saudara, gak lebih dari itu," balas Fio dan Nana menggeleng pelan.

Sebenarnya waktu perpisahan tadi siang di sekoalah, Nana belum sepenuhnya pulang, ia masih setia mengawasi Fio yang akan pulang, pemandangan yang langka membuatnya tertarik untuk menarik kesimpulan bahwa tatapan Fallen yakni Kakak Fiolen itu sangat berbeda ketika menatap Adiknya, Fio.

"Aku yakin, Kak Fallen suka sama Kamu dalam artian sepasang kekasih," ucap Nana.

"Tapi, Aku menyukai Kak Fallen hanya sebatas saudara, tidak lebih dan tidak kurang," balas Fio.

Nana terpekik kegirangan sambil memainkan rambut indahnya, kemudian hal gila yang dilakukan Nana membuat Fio menggelengkan kepalanya, sebab Nana melompat-lompat dengan riang.

"Yeay, Aku gak bisa bayangin gimana kalau kalian berdua jadian nantinya, seperti novel yang sering Aku baca," kata Nana.

"Heh, itu kan cuman Novel, jangan terlalu berimajinasi yang tidak-tidak, Nana," balas Fio.

Nana menggelengkan kepalanya pelan, "Jika kalian berpacaran atau menikah suatu saat nanti, ingat! Aku bakalan ketawa di depan Kamu dan meminta agar kalian membuatkanku ponakan yang banyak, hahaha," ucap Nana membuat Fio mendecak sebal.

"Ish, terlalu mimpi Nana mah!"

~~

Terimakasih, silahkan like dan komentar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!