NovelToon NovelToon

Pacarku Suami Temanku Part 2

BAB~1

Di Negara Singapura.

Singapura adalah Negara pemilik Patung Singa yang menyemburkan air dari mulutnya. bukan menyeringai menampakkan taringnya ya (hehe), Dan selain itu ada juga Marina Bay Sands. Bentuk bangunannya pun sangat unik menyerupai kapal terdampar di atas gedung pencakar langit, dan menjadi salah satu destinasi paling ikonik di Negera Singa ini. Marina Bay Sands merupakan hotel dengan berbagai fasilitas komplit di Negara Singapura.

Dan, di negara inilah seorang gadis berasal dari Indonesia menyelesaikan studinya hingga membangun jaringan bisnis online terbesar se-Asia. saat ini ia tengah berjalan tergesa-gesa menuju flatnya, sementara bibirnya komat-kamit tiada henti Pipi putihnya tampak merah merona. Eit tunggu!! bukan merona karena rayuan seorang pria, tapi merona karena menahan amarah dan kecewa yang sedang bergejolak dan bersitegang di dadanya.

Gadis itu masuk setelah menekan kode pada pintu flatnya, lalu segera menghilang di balik pintu setelah membanting cukup keras daun pintu yang tak bersalah itu. Setelah melempar asal Stiletto nya ke sembarang arah, gadis itu mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu. Tangannya sibuk menggulir tombol ponsel nya, dan betapa malangnya nasib ponsel itu, harus hancur berderai karena kemarahan seorang gadis.

Braak...! Ponsel itu terlempar dengan bebas ke tembok di hadapannya.

“Kalian kemana sih! Kakak, Mama, Papa semuanya tak bisa di hubungi. Aghhh.!” ia terlihat sangat frustasi dengan menjambak rambutnya sendiri.

Shine! Ya dia Shine.

Saat di kantornya tadi Shine tak sengaja mendengar percakapan beberapa karyawan nya, yang membahas tentang Bagas. karena mereka menyebut nama yang sangat familier di ingatannya, Shine diam-diam menguping.

Flashback on

Seperti biasa Shine datang lebih awal ke kantornya, saat di lobby Shine tanpa sengaja mendengar percakapan beberapa karyawan nya.

“Kemarin kamu nonton tak acara live pertunangan Bagas si raja bisnis asal Indo? Dia tampan sekali, tunangannya pun sangat cantik.” Tukas salah satu dari lima karyawan Shine dengan antusias, mereka tidak menyadari si bos sudah berdiri di belakang mereka.

“Iya, saya nonton. Cakep banget, aku mau loh jadi istri keduanya.” Timpal salah satunya lagi

Shine mematung pikirannya seketika melayang pada sosok Bagas, laki-laki yang diam-diam di cintainya selama ini. melihat muka merayu para karyawan nya, Shine muak dan murka.

"Ini kantor tempat kerja, bukan tempat kalian bergosip.!" pungkas Shine secara tiba-tiba, dan berlalu meninggalkan karyawannya yang menunduk takut karena ketahuan sedang bergosip.

Shine melangkah dengan cepat melewati kelima karyawannya itu, rasa penasaran memenuhi benaknya.

"Siapa dia, Bagas mana ? apa pria itu sangat tampan dan istimewa, sampai-sampai karyawan ku pasang wajah meleleh begitu." batin Shine

Shine ingin segera masuk ke ruangannya untuk mencari tahu kebenaran dari pembicaraan para karyawannya. Gadis itu masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan tersebut, karyawan yang menyapanya pun ia acuhkan begitu saja.

“Aku penasaran, apakah Bagas yang aku kenal yang mereka bicarakan tadi. kalau iya, siapa perempuannya.? Setahuku selama ini tak ada berita yang membahas soal hubungan asmara tentangnya,selain bisnis.” Desis Shine

Tak berapa lama Shine sudah duduk di kursi kebesarannya sambil menyalakan laptop di atas mejanya, ia mulai mencari tahu tentang Bagas di sana. Dan benar saja, Bagas yang mereka bicarakan tadi adalah lelaki yang selama ini ia cintai dalam diam.

"Kak Bagas." air mata Shine menetes, dadanya terasa sesak dan sakit melihat lelaki yang di cintainya melamar Gadis lain.

Shine memejamkan mata sesaat lalu kembali menatap sosok Bagas disana, benar kata karyawannya Bagas sangat tampan. senyum nya terukir tulus hingga ke binar matanya, penuh cinta dan kebahagiaan disana. Shine semakin pilu dan kecewa, saat seorang perempuan melangkah dengan anggun memasuki ballroom.

"Hah...!" Shine menutup mulutnya

“Apa aku tak salah lihat ? sepertinya ada yang salah dengan penglihatan ku.” Gumam Shine menyakinkan dirinya, bahwa apa yang dilihatnya salah. Shine kembali fokus menatap layar laptopnya, memperhatikan dengan seksama perempuan yang berjalan ke arah Bagas.

Perempuan itu melangkah dengan anggun dan elegan, ia di apit oleh kedua orangtuanya yang sangat Shine kenal.

“Om Brata, tante Ayu, Andita. ?!” Shine menutup mulutnya, tubuhnya bergetar dan lemas. Shine shock ! Shock melihat tayangan di hadapannya itu.

“Andi..ta." Lirih Shine

"Kenapa dia bertunangan dengan kak Bagas ? apa ada yang tidak aku ketahui selama ini.” Gumam shine.

"Kak Yoga." Shine bergumam merapal kan nama sang kakak.

Setelah tubuhnya cukup santai Shine meraih ponselnya, dan menghubungi kakaknya. pertanyaan demi pertanyaan bersarang dengan kusut di otak Shine. ada apa ? kenapa ? kok bisa ? apa yang terjadi dengan semua ini ? kira-kira begitu lah gambaran isi otak dan benak Shine saat ini.

Telpon Yoga tidak aktif, telpon kedua orang tuanya tak di angkat. Shine mulai emosi sendiri, karena perasaannya kacau Shine memutuskan untuk meninggalkan perusahaannya dan menyerahkan semua tanggung jawabnya pada sang sekretaris.

Flashback of.

“Bisa-bisanya kalian menyembunyikan masalah keluarga dariku! Apa Shine sudah tak kalian anggap.!” Shine meraung menangis di unitnya.ia kecewa terhadap keluarganya, yang tidak memberi penjelasan apapun tentang pernikahan sang kakak. Dan, Shine juga merasa hatinya seakan teriris ketika melihat sosok yang di cintainya selama ini telah bertunangan dengan perempuan lain. yang lebih mengejutkan perempuan itu adalah istri kakaknya.

“Baj*ngan kamu Bagas ! dulu kamu bilang menyukai ku tapi apa! Istri kakak ku kamu rebut juga, brengs*k kamu Bagas.!” teriak Shine, ia menduga bahwa Bagas sudah merebut Andita dari Yoga.

Sejujurnya kemarahan Shine bukan sepenuhnya karena keluarganya, melainkan Shine kecewa terhadap Bagas. Selama ini Shine selalu menanti moment tepat untuk bertemu Bagas dalam dunia bisnis, tapi belum sempat cita-citanya tercapai Bagas sudah bertunangan dengan perempuan lain, dan perempuan itu adalah Andita yang notabene kakak ipar bagi Shine.

Kesibukan nya selama ini mengalihkan perasaan yang sudah lama ia pendam, bukan berarti melupakan tapi Shine ingin mengejar karier nya terlebih dulu. tapi, ternyata harapan belum berpihak padanya. Shine harus menelan kecewa yang sangat pahit.

“Shine mencintai kak Bagas” Lirih Shine.

“Kenapa kak Bagas tinggalin Shine dengan perempuan itu! Apa istimewanya perempuan itu di banding aku?! Aku lebih muda dan cantik dari nya, bahkan aku pun lebih sukses dari dia!” Geram Shine dalam isak tangisnya.

Shine terus menangis matanya sudah bengkak, ia bangkit dari sofa dan masuk ke kamarnya. Shine berdiri di depan cermin rias, senyum misterius tersungging di bibir merahnya, tangannya mengusap sisa-sisa air mata di pipinya.

“Andita...kamu harus membayar setiap tetes air mata dan kecewaku, kamu jangan senang dulu. ingat! Kalian baru bertunangan tapi belum menikah. Itu artinya masih banyak kesempatan untukku menggagalkan semuanya bahkan menghancurkan mu.” Shine tersenyum licik.

...----------------...

Di kota K

Bagas dan Andita sedang berada di sebuah tempat ternama di kota tersebut, mereka tengah mempersiapkan pengukuran baju pengantin untuk hari pernikahan yang tak lama lagi. Sebagai pengusaha muda yang sukses, Bagas ingin gaun pengantin dan kebaya Akad dan jas sesuai dengan keinginan dirinya. Bagas dengan sengaja memakai jasa seorang desainer ternama untuk menghandle pakaian pengantinnya nanti, ia ingin semuanya sempurna.

"Mas kenapa kita gak beli aja, kalo harus jahit dulu akan memakan waktu cukup lama" protes Andita setelah mereka selesai melakukan pengukuran Baju pengantin mereka.

"Serahkan sama mas, kamu gak usah khawatir. semuanya akan selesai tepat pada waktu yang di tentukan. mas ingin pernikahan kita sempurna, karena pernikahan ini awal dan terakhir bagi mas. kamu akan menjadi penyempurna hidup mas, dan mas ingin pernikahan kita istimewa. kamu sangat istimewa dan sangat berarti bagi mas" Bagas menatap lekat manik mata Andita,memberikan keyakinan melalui tatapan nya.

"Tapi mas, biaya..."Gak ada tapi-tapi sayang." Bagas memotong ucapan Andita.

"Duduklah, jangan pikirin hal itu. Mas mencintaimu lebih dari apapun, jadi tolong jangan banyak membantah." Bagas mendudukkan tubuh Andita di sofa yang tersedia, Bagas berlalu meninggalkan Andita yang masih menatap nya. Bagas terlihat memasuki ruang kerja khusus Desainer ternama itu. sudah dapat kita pastikan, Bagas akan memperingati sang desainer untuk menyelesaikan tugas nya tepat waktu.

Andita hanya mendesah pasrah tanpa bisa membantah lagi keinginan Bagas, ia tersenyum menatap jari manisnya dan mengecupnya.

"Dita juga mencintaimu mas" senyum Andita, tak lama kemudian mungkin karena kelelahan atau kelamaan menunggu Bagas Andita tertidur pulas di sofa.

...----------------...

selamat datang di part 2

jangan lupa vote dan like ya😘

vote✓

like✓

BAB~2

Bagas baru saja keluar dari ruang kerja sang desainer, ia menatap kasihan wanita yang sangat di cintainya itu telah tertidur pulas di sofa. Bagas merasa sangat bersalah karena terlalu lama tenggelam dalam obrolan bersama Desainer kondang itu, ia berjongkok merapikan dan mengelus rambut Andita lalu mengecup lembut dahinya.

"Maafin mas sayang, kamu pasti lelah dan bosan nunggu mas disini.mas sangat menyayangi mu" bisik Bagas sambil menatap wajah damai Andita yang tengah terlelap.

Setelah berpamitan dengan sang desainer Bagas meninggalkan butik tersebut dengan menggendong Andita hingga mobilnya, Andita tersentak dan membuka matanya ketika merasakan tubuhnya tertekuk.

Andita menatap Bagas yang sedang melingkarkan sabuk pengan di pinggangnya.

“Mas...” panggil Andita serak. Bagas memberikan botol air mineral ketika menyadari Andita telah bangun, “Maafin mas ya, sudah bikin kamu lama nunggu sampai ketiduran” Bagas menyambar tisu dan mengelap tetesan air di sudut bibir Andita.

Andita tersenyum lalu mengecup pipi Bagas “Gak apa, Dita sayang mas” sahut Andita.

“Mas juga sayaaaaaang banget” jawab Bagas. Lalu memutari mobil dan duduk di belakang kemudi.

“Hehehe...sayangnya panjang banget” Andita tertawa kecil menanggapi ucapan Bagas.

“Emang, sepanjang masa dunia akhirat.” Bagas tersenyum menatap Andita, “Langsung pulang atau mau belanja sesuatu dulu ?” tanya Bagas sama Andita.

“Langsung pulang aja mas. Dita capek, pengen tiduran tapi temenin ya.” Andita merebahkan kepalanya di bahu Bagas dengan manja, “Oke...” perlahan Bagas melajukan kendaraannya.

“Yakin gak ada yang mau di beli ?” tanya Bagas lagi.

“Besok-besok aja ya mas, harini Dita capek” Andita merebahkan kepalanya di sandaran kursinya.

Bagas menggenggam jemari Andita “ Kalo besok kamu masih capek, apa yang perlu di beli catet aja biar mas yang belanja” Andita mengangguk sambil memejamkan matanya lagi.

...----------------...

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang satu jam, mobil Bagas akhirnya memasuki halaman rumah orangtuanya.

Sejenak Bagas melirik calon istri yang kelihatan nya betul-betul lelah, Andita masih memejamkan matanya meskipun tahu bahwa mereka telah sampai dirumah.

Bagas turun dan membukakan pintu untuk Andita,lalu membungkuk membantu melepaskan Seatbel.

"Capek banget ya, maafin mas ya. Mau mas gendong sampai ke kamar ?" Tanya Bagas.

Andita menggeleng " Gak usah mas, Dita bisa jalan sendiri kok" Dengan malas Andita turun dari mobil.

Bagas menyusul Andita setelah mengambil dan membawa tas wanita yang sangat di cintainya itu.

"Assalamualaikum" salam Andita secara bersamaan dengan Bagas, ketika masuk ke dalam rumah.

Brata dan Ayuningtyas menatap wajah putra-putrinya secara bergantian, "Walaikumsalam."

"Andita kenapa ?" Tanya Brata.

"Dita kecape'an aja pa, tadi ketiduran di butik waktu nunggu Bagas ngobrol sama desainer nya." Jelas Bagas pada Brata

"Pa,ma. Dita istirahat dulu ya" pamit Andita.

"Sayang, apa kalian gak makan dulu ?" Tanya Ayuningtyas.

"Nanti aja ma, Bagas temani Andita dulu." Pamit Bagas menyusul Andita menaiki tangga

Suami istri itu saling menatap sekilas, lalu tersenyum.

"Semoga mereka menjadi suami istri yang saling mencintai dalam hal apapun" ucap Brata.

Brata masih menatap punggung Bagas sebelum sang putra menghilang di balik pintu kamar Andita, Ayuningtyas mengangguk setuju atas harapan dan doa suaminya.

"Semoga pernikahan mereka berjalan lancar, aku takut mas terjadi sesuatu." Lirih Ayu

"Berdo'a yang baik- baik saja untuk mereka, berpikir positif" sahut Brata. Brata merengkuh pinggang ramping Ayuningtyas dan membawanya duduk, lalu mencium lembut bahu istrinya.

"Iya mas, semoga saja semuanya berjalan sesuai harapan. Bagaiman dengan undangan, apa Bagas masih ingin mengurusnya sendiri ?" Tanya Ayu.

"Sepertinya begitu. Biarkan saja, Bagas ingin menikmati masa indahnya menjadi calon pengantin yang sesungguhnya. Repot urus persiapan ini dan itu," ucap Brata tersenyum bahagia.

"Paling juga Erwin dan Robert yang repot," jawab Ayu.

"Hahaha...bisa jadi," Brata tertawa menimpali ucapan istrinya.

Mengingat pernikahan Andita sebelumnya pernah gagal, Ayu sebagai orang tua tentu merasa khawatir. berbanding terbalik dengan Brata, lelaki yang masih tampak gagah dan tampan di usianya yang tak muda lagi itu, tampak sangat bahagia. harapan dan impiannya, dapat terus berkumpul bersama orang-orang yang di cintainya akan terwujud.

Dapat berkumpul bersama istri tercinta, putra-putri yang sangat di sayangi nya adalah impiannya. terlebih-lebih lagi, Brata terus tersenyum bahagia kala membayangkan akan tertawa dan bermain bersama cucu-cucu nya, di masa-masa mendatang.

"Mas kenapa sih senyum-senyum begitu ?" tanya Ayu menyelidik.

"Tidak ada sayang, Mas hanya bahagia ketika terbayang kita akan bermain bersama cucu-cucu yang lucu nanti. melihat mereka menangis, rebutan mainan, kejar-kejaran di halaman rumah kita, semua itu akan menjadi pemandangan yang paling indah. mas tidak sabar menunggu moments itu," Brata menerawang sambil tersenyum.

Ayu ikut tersenyum bahagia dan menatap suaminya, "Mas maunya punya cucu berapa ?" tanya Ayu.

"Mas maunya yang banyak, biar rame." sahutnya sungguh-sungguh

"Banyaknya seberapa ?" tanya Ayu lagi.

"6 Cukup " Sahut Brata. lelaki itu tersenyum manis menatap wajah istrinya, yang nampak shock ketika mendengar keinginan tak masuk akal suaminya.

"Hah...6 ! apa mas gak kasihan sama Andita ?" tukas Ayu.

"Kenapa ? kita bisa memperkejakan baby suster buat bantu Andita merawat cucu kita nanti" jawab Brata yakin.

"Tidak. tidak ada suster-suster ! apa mas lupa, perceraian Andita karena apa ?!" tolak Ayu tegas.

Bagas yang berdiri sedari tadi di belakang kedua orang tuanya geleng-geleng kepala, Bagas terkekeh geli melihat semua itu.

" Ada apa ini ?" tanya Bagas tiba-tiba duduk di hadapan suami-istri itu, Bagas menyipitkan matanya menatap sang Papa.

"Enggak apa-apa nak, Apa Bagas mau makan ?" Ayu mengalihkan perhatian Bagas.

"Nanti aja setelah Andita bangun" sahut Bagas.

"Apa kalian sedang mempersiapkan program membuat adik untuk kami ?" tanya Bagas pura-pura tidak mendengar secara jelas pembicaraan antara suami-istri itu.

Ayu menatap suaminya, Brata terlihat santai aja tu.

"It...u...anu..." Ayu tampak kikuk sendiri. Bagas menunggu kedua nya menjawab pertanyaan nya dengan jelas, sambil senyum-senyum menatap keduanya.

"Ha-ha-ha" Brata tertawa.

"Itu anu,itu anu apaan" Brata menggoda istrinya yang menunduk.

"Hm...cucu," jawab Ayu. Ayu hanya menjawab satu kalimat saja.

"Iya cucu !" sahut Brata antusias. " Papa minta 6 cucu" sambung Brata.

" What ?! permintaan macam apa itu. apa papa mau membunuh istri Bagas ? tidak ! 2 cucu aja cukup." sahut Bagas mendelik tajam ke arah Brata.

"Setuju...yeay" Ayu bertepuk tangan sambil tertawa-tawa, mengejek suaminya.

"Mau jadi istri dan anak durhaka ya kalian, tidak menyetujui permintaannya." sungut Brata

"Hahaha...Ya gaklah pa, habis permintaan papa berlebihan begitu" sambung Bagas.

"Papa merajuk aja sama kalian berdua" Brata berdiri dan meninggalkan Ayu dan Bagas.

Bagas geleng-geleng kepala melihat tingkah pria tampan yang tengah merajuk tua itu, Bagas melirik Ayu memberi kode agar menyusul suaminya.

Bagas tersenyum sendiri membayangkan cucu yang di minta oleh orang tuanya, binar bahagia berkilau di matanya. membayangkan bayi mungil yang akan hadir di tengah-tengah mereka nanti

"Apa sebahagia itu menjadi seorang ayah ?" gumam nya.

...----------------...

jangan lupa dukung terus karya Mentari Impian dengan like dan vote ya, dan jgn lupa klik ❤️

BAB~3

Bagas tersenyum dari balik jendela dapur ketika melihat Brata memeluk Ayuningtyas, Bagas meletakkan gelas minumnya dan kembali menaiki tangga menuju kamar Andita.

Pelan-pelan sekali Bagas memutar knop pintu khawatir wanita pujaannya terbangun, mengingat dia sangat kelelahan. Andita masih terlelap dengan memeluk guling,sangat cantik meskipun dalam keadaan tidur. Bagas merebahkan tubuhnya di sisi Andita serta memeluknya, wangi rambut Andita begitu menenangkan perasaannya, tak berapa lama Bagas ikut terlelap.

Andita menggeliat meregangkan otot-ototnya yang kaku, ia menoleh ke samping lalu tersenyum dan membalas memeluk Bagas. “Dita kira mas udah pulang” desisnya.

Andita melepas pelukannya dan menyentuh wajah tampan di depan matanya itu, jari telunjuknya menari di wajah halus dan mulus milik Bagas. meskipun sibuk Bagas tidak pernah absen untuk perawatan wajahnya, wajah tampannya adalah kebanggaan tersendiri baginya.

Andita masih menulusuri wajah Bagas sambil senyum-senyum sendiri, jari Andita mengelus lembut alis tebal di atas mata elang itu.

“Kamu tampan mas, Dita sayang mas”

“Mas juga.” Tanpa Andita sadari pria itu telah terbangun, dan masih pura-pura tidur menikmati belaian jemari Andita.

“Mas udah bangun ?” tanya Andita.

Tanpa menjawab pertanyaan Andita, Bagas merengkuh tubuh mungil calon istrinya.

“Mas juga sangat menyayangimu dan sangat mencintaimu” Bagas mencium kening Andita. Setelah itu Bagas turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi, tak lama kemudian ia keluar dan duduk di sisi Andita yang masih malas-malasan di atas kasur.

“Mandilah supaya segar, mas udah siapin air hangat biar capeknya hilang. Setelah itu, turun kita makan malam bersama.” sekilas Bagas membelai lembut rambut Andita, lalu beranjak meninggalkan Andita yang masih terpaku.

“Ohya, mas tunggu di bawah ya” Bagas menoleh saat di pintu.

Andita mengangguk, “Iya mas.”

Dengan malas wanita itu turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi, selesai dengan ritual mandinya Andita segera memilih pakaian yang ternyaman saat bersantai ddi rumah. Sambil bersenandung kecil Andita menuruni tangga, wajah nya tampak berseri dan segar. Ya, berendam air hangat memang dapat melemaskan otot-otot yang kaku setelah beraktivitas.

Di usia 28 tahun Andita masih terlihat bak gadis belia, tubuhnya masih sangat ramping tanpa lemak-lemak yang membandel meskipun wanita itu suka ngemil. Di tambah lagi fashion Andita, seperti saat ini koas oversize mencapai lutut dan rambut yang di kuncir asal, membuatnya makin mempesona di mata Bagas.

Andita duduk di sisi Brata, “Pa, Dita lapar.” Andita memeluk lengan sang papa, tiada kecanggungan sama sekali meskipun semua tau bahwa mereka adalah anak dan papa tiri. Ya, semua itu karena Brata menyayangi Andita layaknya putri sendiri.

“Lapar lapornya sama papa, bukannya sama mama. Mulai besok,sekalian aja papa yang masak ” dengus Ayu seraya berdiri berjalan ke arah dapur.

Bagas dan Brata terkekeh, “Mama cemburu tuh” ujar Bagas.

Andita ikut tertawa, mereka bertiga menyusul Ayuningtyas ke ruang makan. Andita memeluk Ayu yang sedang menyiapkan makan malam, lalu mencium pipi Ayu. “Maaf ma, Dita sayang mama” Andita tersenyum menatap Ayu.

Ayu tersenyum manis lalu balas memeluk putri semata wayangnya itu, “Mama juga sangat menyayangi putri mama yang cantik dan manja ini.” Ucap Ayu mencubit lembut kedua pipi Andita.

“Bagas duluan makan, kalau nunggu sampai dramanya selesai keburu kelaparan" sungut Bagas. "Tadi papa di peluk, sekarang mama .” Bagas menyuap makanannya, tanpa perduli orang-orang sekitar yang memperhatikannya.

“Papa peluk mau gak gas ?” timpal Brata menggoda Bagas.

“ Ogah !” sahut Bagas sambil terus makan.

Andita duduk di kursi samping Bagas, yang lain sudah menyantap makanan mereka masing-masing sementara Andita tak menyentuh sedikitpun makanannya.

“Sayang kok gak makan ?” tanya Brata. Bagas menatap Andita, alisnya terangkat melihat nasi beserta lauk pauk di piring Andita masih utuh.

Andita menatap Bagas, “Suapin” rengek Andita sama Bagas.

Bagas mengambil alih piring Andita bermaksud ingin menyuapinya, tapi Andita menolak. “Kenapa ?” tanya Bagas bingung.

“Mau yang itu.” Tunjuk Andita ke arah piring Bagas. tanpa banyak tanya Bagas menyuapi Andita dengan makanan yang ada di piringnya, sementara kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat kelakuan putrinya.

"Suapan ini gak gratis" bisik Bagas sama Andita.

Andita menatap Bagas, " Maksud mas ?" Tanya Andita lirih, pastinya hanya mereka berdua yang dapat mendengar.

"Kamu harus membayarnya" jawab Bagas tersenyum smirk. Setelah menyuap untuk nya,lalu bergantian dengan menyuapi Andita lagi.

"Bayar ? Berapa banyak yang harus Dita bayar ?" Tanya Andita melotot.

"Tidak perlu pakai angka, cukup dengan bibir dan pelukanmu." Jawab Bagas mengedipkan mata.

"Aww..." Bagas mengaduh kesakitan, saat cubitan Andita mendarat tepat di pinggangnya.

"Kenapa son ?" Tanya Brata pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

"Gak apa-apa pa" sahut Bagas, sambil menghabiskan suapan terakhir nya.

Andita memberikan minum kepada Bagas, lalu kedua calon mempelai itu meninggalkan ruang makan. Brata tersenyum bahagia melihat kedua pasangan itu, sementara Ayu hanya menggedik kan bahu.

Brata dan Ayuningtyas yakin dan percaya Bagas tidak akan melakukan hal yang melampaui batas, meskipun kedekatan yang mereka lakukan di hadapannya tidak ada kecanggungan sedikitpun. Terbukti selama tiga tahun lebih mereka menjalin hubungan asmara, Keduanya tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah. Oleh karena itu, Brata baik Ayu percaya sama putra dan putrinya.

Ya, hitung-hitung mengembalikan kedekatan mereka yang sempat terpisah. Toh sebentar lagi mereka akan resmi menjadi sepasang suami-isteri, apa salahnya kembali merajut kasih yang sempat kandas dengan romansa cinta ala Bagas dan Andita.

...----------------...

segitu dulu ya, Author masih dalam tahap pemulihan, belum bisa begadang dan terlalu capek. jadi, maaf kalau ceritanya masih amburadul.

jangan lupa dukung karya2 Author ya

vote✓

like ✓

favorit ❤️✓

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!