Sore itu Nandini pulang dari kampus dan berharap bisa beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan sedikit pun. Namun saat sampai di rumah, disana sudah ada pria yang sudah tak muda lagi berdiri tepat di hadapan nya Nandini.
Nandini pun menatap heran ke arah pria itu yang tak lain adalah Hernandang papa kandung nya Nandini.
Awal nya Nandini tak menghiraukan ada nya sang papa disana, tapi panggilan lembut dari papa nya itu berhasil memberhentikan langkah nya Nandini dan Nandini pun masih membelakangi papa nya itu tanpa ingin menoleh nya sedikit pun.
"Nandini? Bisa kita bicara sebentar, nak?" panggil papa nya lembut.
Nandini pun menghembuskan nafas nya kasar dan menghampiri Hernandang - Papa nya itu. "Apaan si pah? Nandini capek tau!" balas Nandini malas.
"Kemari lah nak, kamu duduk dulu, biar kita rileks mengobrol nya?" Hernandang pun duduk di kursi putih polos dan setelah nya menepuk-nepuk samping kursi yang kosong itu dan menyuruh Nandini untuk duduk.
Nandini pun duduk dengan malas. "Ya udah ayo, papa mau ngomong apa sama Nandini? Ini Nandini udah lengket lho sama keringet, pah?" balas Nandini sambil mengendus-endus pakaian yang di pakai nya.
"Papa sama teman lama papa sudah ada kesepakatan untuk menjodohkan kamu dan putra mereka?" jelas Hernandang dan itu membuat Nandini mengerutkan dahi nya tak percaya dengan ucapan sang papa.
"Cihh ... yang benar saja! Nandini gak mau DI JODOHIN, pah? Lagian Nandini juga masih muda, Nandini belum kefikiran buat nikah? Please dong pah, jangan paksa Nandini!" Nandini sudah jelas menolak perjodohan itu, namun sang papa tetap bersikeras untuk menjodohkan putri nya itu karna sudah ada janji diantara dua pria paruh baya itu semasa dulu nya.
"Papa tidak mau mendengar penolakan apa pun Nandini, meski pun kamu menolak, papa tidak akan membatalkan perjodohan yang sudah di sepakati!" tegas papa nya sambil pergi meninggalkan Nandini disana sendiri.
"Ck ... ahh elahh ... papa kenapa batu banget sih, kalau udah kayak gini, gue mau ngadu sama siapa coba? Mama udah tenang di surga-Nya Allah ...!" gumam Nandini dan masih duduk di tempat nya.
Tak lama art di rumah itu pun datang menghampiri Nandini. "Non? Bibi datang kesini mau nawarin non, non mau makan atau mau apa gitu biar bibi bikinin?" tanya art itu dengan sopan dan lembut.
Nandini pun berdiri dari duduk nya. "Boleh deh, dari pada enggak sama sekali, Nandini cuman mau di bikinin mi goreng yang pedas, pake sosin sama sosis di tambah telor, ya?" pesan Nandini.
Art itu pun mengangguk. "Baik non, minuman nya apa?" tanya art itu lagi.
Nandini pun tampak berfikir sejenak. "Jus jeruk kayak nya seger bi, anterin ke kamar aku, ya?" art itu pun mengangguk dan pergi ke dapur.
Tak lama Nandini pun menaiki anak tangga nya dan bersantai di lantai atas sambil menonton tv.
...★★★...
Makanan pun telah selesai Nandini makan dan saat malam tiba, sang papa pun kembali menemui Nandini yang sedang asik menonton tv itu.
Papa nya Nandini pun tengah berdiri tegak di belakang kursi yang Nandini duduki. "Nandini? Besok malam pertemuan antara kamu dan pria yang akan menjadi jodoh kamu akan segera dilakukan, jadi papa mohon kamu menuruti keinginan papa? Papa ngelakuin ini karna mau yang terbaik buat kamu, kamu mengerti kan dengan permintaan papa?" tanya Hernandang - papa nya Nandini.
Nandini pun bangun dari duduk nya dan langsung berdiri menghadap papa nya. "Harus berapa kali sih pah Nandini bilang, Nandini kan udah bilang sama papa, kalau Nandini gak mau DIJODOHIN, TITIK!!!" balas Nandini sambil masuk ke dalam kamar nya dan mengunci pintu nya dari dalam.
Hernandang pun menghela nafas panjang nya dan mengusap wajah nya pelan. "Nandini ... Nandini ... mau sampai kapan sih kamu melawan dengan papa? Padahal papa cuman mau yang terbaik buat kamu?" gumam Hernandang sambil menuruni anak tangga.
...★★★...
Ke esokan pagi nya, Nandini pun bangun pagi dan langsung bergegas untuk ritual mandi nya.
Lima belas menit kemudian, Nandini pun telah selesai melakukan ritual mandi nya dan Nandini pun langsung memakai ootd nya untuk ke kampus hari ini.
Sebelum berangkat ke kampus, Nandini pun sarapan dulu bareng dengan sang papa.
Hernandang menatap putri nya yang sedang sarapan itu. "Nandini? Kamu jangan lupa, nanti malam papa tunggu? Papa harap kamu tidak mengecewakan papa!" ucap nya tegas.
Nandini pun menatap papa nya malas. "Iya ... Nandini gak akan ngecewain papa!" balas Nandini dengan menyudahi sarapan nya dan berpamitan untuk berangkat ke kampus dengan segera.
...★★★...
Nandini pun berjalan menyusuri koridor kampus. "Emang siapa sih pria yang akan di jodohkan sama gue? Baru aja gue di selingkuhi sama si Romi, masa sekarang gue udah mau nikah aja, apalagi pria nya gak gue kenal sama sekali, kalau dia begajulan, dan suka selingkuh, gimana? Ohh ampun Nandini, elo hidup di zaman now, tapi kayak di zaman Siti Nurbaya aja! Aaarrrggghhh ... gue kesal!!!" Nandini pun menendang botol kosong yang tak sengaja tergeletak disana dan menendang nya sangat kencang sehingga mengenai kepala seseorang.
"Aarrgghh ... DAMN IT ... siapa sih yang ngelempar botol bekas ke kepala gue?" teriak seorang pria itu dan Nandini pun hanya cengo di tempat.
"Duhh ... mati gue, kalau pria itu tau gue yang nendang botol nya gimana? Terus ntar dia marah gimana? Aduhh ... Nandini! Ah elah Nandini ada-ada aja sih kelakuan lo! Absurd bet dah!!!" batin Nandini sambil bersembunyi di balik tembok pembatas di koridor kampus.
Kenzy pun langsung mengambil botol bekas itu dan mencari orang yang telah menendang botol kosong itu, Kenzy pun tak melihat ada orang disana, namun tiba-tiba___?
Nandini pun keluar dari persembunyian nya karna takut saat melihat ada kecoa disana. Kenzy yang melihat itu pun langsung menatap tajam ke arah nya.
"Hehh ... elo kan yang nendang botol ini sampai mengenai kepala gue? Elo kalau nge-fans sama gue dengan cara baik-baik dong, gak usah kayak gini, gak sopan banget! Elo mau cari sensasi sama gue?" kata Kenzy dengan sombong nya.
Nandini yang mendengar ucapan pria itu malah bengong. Bukan karna pria itu tampan, tapi karna Nandini tidak tau apa-apa soal fans dan cari sensasi yang di bilang nya barusan.
"Dihh ... PD banget lo jadi orang, lagian siapa juga yang nge-fans sama pria singing, belagu kayak lo, gue gak tertarik sedikit pun!" balas Nandini sambil melanjutkan langkah kaki nya dengan muka datar nya namun cantik mempesona.
"Ya ... memang gue PD, karna gue TAMPAN, pasti semua wanita mana pun bakalan tergila-gila sama gue?" Nandini pun mencoba mengabaikan nya namun Kenzy semakin menjadi dan mengikuti kemana kaki nya Nandini melangkah.
"Kenapa lo diem aja? Elo emang tertarik kan sama gue? Udah lo ngaku aja?" sambung Kenzy dan membuat Nandini semakin kesal dan membalikkan tubuh nya menghadap Kenzy.
"Gue males, ya, nanggapi pria nyebelin gak jelas kayak lo, lagian itu para wanita yang ngejar-ngejar lo pada kelilipan kaki, ya?" balas Nandini dengan senyum nya yang meledek.
"Ehh ... jangan kurang ajar, ya, lo sama gue, mata lo kali yang gak bener, masa gue tampan kek gini elo gak tertarik?" Nandini pun hanya tersenyum miring menanggapi celotehan nya Kenzy itu.
"Bodo amat lah. Gue gak peduli mau lo tampan kek, atau gimana pun itu, bye!" Nandini pun langsung pergi dan tak menghiraukan Kenzy.
Dalam sekejap aja, perbincangan Nandini dan Kenzy barusan jadi trending topik di medsos online kampus Universitas Merah Putih (samaran) dan jadi gosip yang sangat hangat.
...★★★...
Saat jam istirahat tiba, Nandini dan Keyla pun pergi ke kantin, namun saat perjalanan ke kantin, semua pasang mata wanita pun tak lepas memandangi Nandini sambil menggosipkan nya walau pun pelan, tapi masih bisa terdengar oleh Nandini.
"*Ehh ... itu kan si wanita yang sering keluar masuk ruang bk-kan?"
"Sok cantik banget sih dia, pake acara sok-sok'an gak tertarik sama idola kampus?"
"Munafik banget sih hidup nya! Gak jelas*!"
Itu lah cacian yang terdengar di telinga nya Nandini dan Nandini pun terlihat kesal, namun Keyla mencoba untuk menenangkan Nandini agar Nandini tidak tidak terpancing emosi karna mereka.
...DIKANTIN...
"Mereka semua pada kenapa sih? Natapin gue gitu banget, kayak gue yang punya salah aja?" kata Nandini kesal.
"Udah lah Nan, elo gak usah hirau'in mereka, gue tau kok masalah lo, mereka kayak gitu mungkin aja iri kan sama lo?" balas Keyla sambil duduk dan Nandini pun ikut duduk juga.
"Elo tau masalah gue? Emang nya apaan? Gue aja gak tau?" tanya Nandini bingung dan mengangkat bahu nya acuh.
Keyla pun mengeluarkan ponsel nya dan melihat topik trending di medsos soal Nandini dan pria tadi yang berhadapan dengan nya.
"Ini yang gue maksud tau soal masalah lo?" Keyla pun memperlihatkan video nya Nandini dan pria itu.
Nandini pun mengambil nya dan menonton video nya. "Ya ampun, cuman video gitu doang jadi trending dan gue di gosipin pengen jadi pansos? DAMN IT mereka emang, ini pasti gara-gara si pria ngebelin itu! Liatin aja, gue gak akan tinggal diam!" gumam Nandini sambil mengepalkan tangan nya kesal.
"Ssstt ... Nandini elo gak boleh gitu, kalau ada yang video'in lo lagi bisa gawat, emang lo mau berurusan sama BK lagi?" tanya Keyla dan membuat Nandini diam seketika.
"Kan gue lagi kesel Key, terus itu si pria nya juga nyebelin, emang nya pria itu siapa? Pria sombong, angkuh, nyebelin!" balas Nandini dengan kesal.
Keyla pun terkejut mendengar penuturan Nandini barusan. "Masa iya lo gak tau sama pria tampan itu? Setau gue ni ya, dia itu ramah sama semua orang, maka nya dia banyak fans nya? Dia kan idola kampus, elo jangan ngarang deh?" kata Keyla yang tak percaya dengan ucapan nya Nandini barusan.
Nandini pun mengernyitkan dahi nya. "Hehh Keyla, gue ini sahabat lo? Masa gue bohong sih, elo percaya dong sama gue? Masa iya sih gue harus video dia yang lagi sombong?" balas Nandini.
"Hehe ... gak usah deh, ya udah gue percaya kok sama lo, tapi kan dia tampan dan lo juga cantik! Elo sama dia pasti cocok deh kalau nikah sama dia?" kata Keyla sambil tersenyum.
"Hehh ... jangan sembarangan ye, gue gak mau kalau sampai nikah sama pria gak jelas kek dia!" balas Nandini.
"Ya udah gak usah di fikirin, mendingan sekarang kita makan aja, gimana?" ajak Keyla dan Nandini pun mengangguk.
Setelah itu mereka berdua pun makan sampai kenyang, sampai-sampai perut nya Nandini merasa sakit sampai meminta Keyla untuk menemani nya ke toilet.
Sebelum sampai di toilet, ada yang menabrak Nandini sampai terjatuh di lantai, siapa lagi kalau bukan si pria nyebelin sombong itu.
Nandini pun meringis dan memegangi pantat nya yang sakit. "OMG ... elo punya mata gak sih? Pake yang bener, masa gue yang segede gini lu tabrak?" teriak Nandini kesal.
Kenzy pun menatap tak suka ke arah Nandini. "Ehh ... elo kali yang sengaja nabrak gue biar dapat yang lebih, cari sensasi, apa pansos? Lain kali elo harus nyadar diri dong, elo itu cuman fans gue, paham!" balas Kenzy penuh penekanan.
Nandini pun langsung berdiri dan di bantu Keyla. "Apa? Gue fans lo? Jangan ngarep deh, N***s banget gue kalau harus nge-fans sama cowok gak jelas kek elu!" kata Nandini sambil menarik tangan nya Keyla untuk pergi dari hadapan nya Kenzy.
"Damn it banget tu cewek, bukan hanya sekali dia gak ngakuin gue sebagai idola nya, masa iya sih dia beneran gak nge-fans sama gue, emang nya gue udah gak perfect lagi, ya?" Kenzy terus bertanya-tanya soal diri nya yang tidak menarik di mata Nandini.
Dan tak lama kedua sahabat nya Kenzy pun menghampiri dan mengajak nya untuk pergi ke rooftof kampus.
"Elo kenapa sih Ken? Dari tadi wajah lo gak enak di pandang banget?" kata Diki.
"Ya gue gapapa sih sebenar nya, cuman gue heran aja, bukan nya cewek satu kampus itu pada ngejar-ngejar gue, ya?" balas Kenzy dengan lagak nya yang sombong itu.
"Ya emang semua cewek di kampus ngidolain lo, tapi mungkin aja kan ada cewek yang gak suka sama lo, kayak cewek yang trending itu lho?" kata Diki sambil duduk di sofa yang tersedia di atas rooftof.
"Palingan dia cuman lagi pansos aja, maka nya dia ngaku gak suka sama gue, padahal gue yakin kok, kalau sebenar nya dia itu suka sama gue?" balas Kenzy tetap keukeuh dan di balas senyuman kecil oleh kedua sahabat nya.
...Nandini POV...
Nandini pun duduk di kursi nya begitu pun dengan Keyla. "Tuh kan Key, elo liat kan kelakuan nya dia kayak gimana? Sekarang lo percaya kan sama gue?" tanya Nandini sambil menatap wajah nya Keyla memastikan kalau Keyla percaya atau tidak dengan diri nya.
Keyla pun mulai mengeluarkan buku dan balpoin nya. "Iya Nan, gue percaya kok sama elo, udah lo tenang aja, tapi dia tetep tampan kan, Nan?" balas Keyla sambil tersenyum.
Nandini pun langsung memegangi kepala nya karna pusing. "Aduhh Keyla ... kepala gue pusing nih, dari tadi pagi nyampe barusan, gue di temuin mulu tuh sama makhluk jadi-jadian itu, heran gue!" cetus Nandini karna kesal.
"Ya udah lah Nan, masalah yang tadi gak usah lo fikirin lagi, elo cuekin aja, palingan nanti juga dia yang bakalan ngejar-ngejar lo?" balas Keyla sambil tersenyum.
Nandini pun mencubit tangan nya Keyla pelan. "Ihh Keyla, kok elo malah ngedoain dia bakalan ngejar-ngejar gue sih, gak mau ah, ngeri gue di kejar sama makhluk jadi-jadian, gitu!" kata Nandini tanpa rasa takut sedikit pun saat mengucapkan kata lantang itu.
Keyla pun mengusap tangan nya yang di cubit Nandini barusan. "Apaan si lo? Mana ada makhluk jadi-jadian ganteng kayak si Kenzy itu? Elo jangan ngaco deh, emang lo mau kalau elo yang bakalan jatuh cinta sama dia?" balas Keyla sambil tertawa renyah.
"Ihh amit-amit deh, kalau pun gue bakalan jatuh cinta, gue lebih milih jatuh cinta sama Cha Eun Wo!" ucap Nandini sambil tersenyum dan Keyla pun langsung menoyor kepala nya Nandini pelan.
"Ihh Keyla sakit tau" sambung Nandini sambil mengelus kepala nya pelan.
"Ya elo sih, orang gue lagi serius juga, Cha Eun Wo gak mungkin suka sama lo, ngaca dong?" Nandini pun pura-pura tak mendengar ucapan nya Keyla, jadi Nandini merespon dingin.
Karna tak ada balasan dari Nandini, Keyla pun sangat kesal. "Terus aja gue nya di cuekin, awas aja kalau nanti butuh bantuan gue!" gumam Keyla karna kesal dan masih mampu di dengar Nandini.
"Gak usah marah kek gitu deh, pake acara ngomel sendiri!" Keyla pun langsung acuh tak acuh.
"Siapa juga yang ngomong sendiri, salah denger kali!" Keyla pun tetap tak mau mengakui nya kalau diri nya memang sedang kesal karna Nandini mengabaikan nya.
"Gue gak hudek, ya! Udah jelas gue denger lu ngomel tadi, masih gak mau ngaku juga. Lagian kalau gue berhayal sama idola K-Pop gue, kenapa? Lo iri kah?" Keyla pun langsung mengernyitkan dahi nya lalu menggeleng-gelengkan kepala nya pelan.
"Wahh bener-bener sakit jiwa ya ini anak, gue gak iri sama sekali, cuman gue kasian aja sama lo nya, Nan? Elo itu cantik, masa iya sih elo mau terus-terusan berhayal sama oppa-oppa korea, lo?" balas Keyla.
"Ya udah deh Keyla sayang, lagian gue juga gak keberatan kok, kalau gue mau berhayal sampai punya anak pun, gak masalah lah" kata Nandini yang semakin ngaco dan Keyla pun semakin pusing mendengar nya.
"Maafin gue Key, gue sengaja ngalihin pembicaraan kita, karna gue bingung, di rumah, gue mau di jodohin, sedangkan di kampus malah ketemu cowok gak jelas!" batin Nandini terus saja menggerutu.
Tak lama dari itu dosen pun datang dan mulai memberikan materi untuk hari ini.
Tak lama dari itu, dosen pun datang dan mulai memberikan materi untuk hari ini.
...★★★...
Setelah materi selesai, Nandini pun menunggu supir nya di depan gerbang sekolah.
Saat sedang enak-enak nya melamun, tiba-tiba saja suara klakson mobil dari belakang mengagetkan Nandini sampai-sampai Nandini terkejut dan melompat ke selokan yang ada di samping nya.
Ketiga orang yang ada di dalam mobil itu keluar, dan menertawakan Nandini bersamaan.
Kenzy keluar dari dalam mobil nya dan berdiri tegak dengan gaya cool nya. "Emang enak! Rasain tuh nyebur ke got, elo emang cocok disitu daripada di depan gerbang, kayak tikus got, gitu!" kata Kenzy tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Nandini pun mencoba berdiri dan menahan emosi nya. "Oh jadi gitu, ya, kelakuan idola kampus yang sebenar nya? Sangat menjijikkan! Lagian gue heran deh sama anak-anak kampus, kok bisa ya, mereka tertarik sama cowok modelan begini? Heran gue!" balas Nandini sambil membenarkan berdiri nya. Ya, walau pun sakit dan kelihatan kotor, di tambah bau lagi!
"Ahh udah lah gak usah heran, kan gue emang udah tampan, keren dari semenjak lahir, jadi gak heran kalau semua cewek tergila-gila sama gue? Elo gak usah muna deh, gue tau kok kalau elo sebenar nya, suka juga kan sama gue?" kata Kenzy dengan percaya diri nya yang tinggi.
"Dihh ... N***s...!" balas Nandini singkat.
Setelah melihat supir nya datang, Nandini pun langsung masuk ke dalam mobil, dan tak memperdulikan Kenzy lagi.
...★★★...
Sesampai nya di rumah, Nandini pun masuk ke dalam rumah nya dan langsung terpaku dengan indah nya hiasan dinding yang terpajang rapi disana.
Nandini pun terlihat terpesona karna indah nya hiasan itu dan tak lama Hernandang papa nya Nandini pun menghampiri.
"Sayang? Gimana, kamu suka sama dekorasi nya?" tanya Hernandang dengan senyum nya yang terukir disana.
Nandini pun tersenyum, namun masih heran dengan maksud dekorasi dinding itu. "Nandini memang suka___ pah, tapi____ kenapa di dekor seperti ini?" balas Nandini.
Hernandang pun memegang bahu nya Nandini. "Ya udah, kamu duduk aja dulu?" titah nya dan Nandini pun duduk di kursi, begitu pun dengan Hernandang. "Papa persiapin ini buat nanti malam, acara pertemuan kamu dengan keluarga jodoh kamu itu?" sambung nya.
"Tapi kan Nandini gak mau pah, Nandini gak mau nikah muda, acara nya di tunda aja dulu, tunggu Nandini siap, pah?" Nandini pun mencoba menolak nya dengan lembut.
"Nandini, papa udah semakin tua, papa hanya ingin kamu mendapatkan pria yang baik, yang bisa menjaga kamu?" jelas Hernandang dan Nandini pun menarik nafas nya kuat dan menghembuskan nya kasar setelah itu mengangguk pertanda setuju.
Bentuk bulan sabit pun terukir di wajah nya Hernandang.
"Ya udah, Nandini mau mandi dulu, udah gerah!" Hernandang pun mengangguk dan Nandini pun langsung berlari kecil menaiki anak tangga nya.
...★★★...
Setelah selesai melakukan ritual mandi nya, Nandini berencana untuk kabur dari rumah.
Nandini pun mengikatkan tali di pagar balkon nya dan mencoba untuk menuruni nya.
Akhir nya Nandini pun berhasil kabur dengan mulus dan langsung bergegas pergi dari lingkungan rumah nya.
...★★★...
...Malam Pertemuan...
Saat pertemuan akan di lakukan, tiba-tiba saja bibi yang di tugaskan untuk memanggil Nandini langsung menghampiri tuan nya dengan panik.
"Maaf tuan, bibi sudah mencoba panggil nona, tapi seperti nya nona tidak ada di kamar nya, tuan?" lapor bibi dan mereka yang mendengar ucapan nya bibi pun langsung berdiri serempak.
"Bibi sudah cek ke dalam kamar nya?" balas Hernandang ikut panik juga.
Bibi pun menggelengkan kepala nya pelan. "Bibi tidak berani masuk tuan? Biar jelas, tuan lihat saja ke kamar nya, nona?" dan tanpa basa-basi lagi Hernandang pun langsung menaiki anak tangga dan menuju ke kamar putri semata wayang nya dan tak lupa keluarga dari pak Azhar pun mengikuti. Papa dari calon nya Nandini.
Setelah dicari di sekitar kamar, memang benar kalau Nandini tidak ada disana dan Kenzy pun menemukan tali di balkon.
"Om? Seperti nya anak om kabur lewat tali ini?" kata Kenzy dengan menunjukkan tali yang menggantung disana.
Hernandang pun begitu cemas dan tak percaya kalau putri kesayangan nya itu bisa mengecewakan nya begitu saja. "Nandini? Papa tidak percaya kalau kamu bisa mengecewakan papa begini, nak! Padahal papa tidak pernah mengajari kamu untuk kabur-kaburan seperti ini!" gumam nya yang masih bisa terdengar oleh yang lain nya.
Azhar sahabat nya pun langsung menghampiri dan menepuk pundak sahabat nya pelan. "Her? Sebaik nya kamu jangan terlalu banyak fikiran, aku sangat yakin kalau putrimu akan baik-baik saja, mungkin putrimu belum siap untuk menerima perjodohan ini? Mungkin untuk saat ini, kita tunda dulu aja?" kata Azhar yang tak keberatan kalau acara nya harus di tunda dulu.
"Maafkan segala kekacauan ini, Har? Bila kamu ingin marah dengan saya, silahkan marah?" balas Hernandang pasrah.
Azhar yang mendengar ucapan sahabat nya itu pun tersenyum. "Tidak usah di fikirkan, ini kan sudah menjadi perjanjian kita, bila nanti putrimu sudah ketemu, kita atur waktu lagi?" ucap nya dan Hernandang pun mengangguk pertanda setuju.
"Baiklah, lain kali saya akan menjaga nya biar tidak terulang lagi kejadian seperti ini?" Azhar pun mengangguk dan tersenyum.
Setelah itu, Azhar dan keluarga nya pun berpamitan untuk pulang.
"Secantik apa sih cewek nya, kok bisa dia lari di pertemuan penting ini? Buang-buang waktu saja. Baru aja gue ingin menolak nya, tapi mama sama papa malah memaksakan kehendak nya dan akhir nya kecewa kan!" batin Kenzy dengan mengepalkan tangan nya karna merasa telah di permainkan.
Nandini POV
Setelah perjalanan jauh di tempuh nya dengan berjalan kaki, akhir nya Nandini pun sampai di depan rumah nya Keyla.
Tokk! Tokk! Tokk!
Keyla yang mendengar ada ketukan pintu pun langsung berlari kecil untuk membuka pintu. "Nandini? Elo ngapain jam segini datang ke rumah gue? Pake bawa tas segala?" Nandini pun menundukkan kepala nya dan terlihat raut wajah sedih yang terpancar di wajah cantik nya itu.
"Gue pergi dari rumah, please Key, izinin gue nginep di rumah lo? Gue perlu waktu buat mengatasi masalah gue?" Keyla pun begitu iba mendengar cerita nya Nandini dan Keyla pun membiarkan Nandini menginap di rumah nya.
Ke esokan pagi nya, Nandini dan Keyla pun bersiap untuk berangkat ke kampus.
Sebelum berangkat, Keyla dan Nandini pun sarapan bareng dengan orang tua nya Keyla.
"Nandini? Sejak kapan kamu ada disini? Kok om tidak tau kamu ada disini?" Nandini pun tersenyum dan menatap Keyla seolah ingin Keyla yang mengatakan nya dan untung nya saja Keyla mengerti dengan arti tatapan nya Nandini.
"Nandini takut sendirian di rumah nya, pah, karna om Hernan sedang ke luar kota, jadi Nandini ingin menginap disini untuk semalam, palingan nanti sore Nandini akan pulang kok, pah?" Nandini pun menyenggol tangan nya Keyla pelan dan sedikit tersenyum ke arah papa nya Keyla - Gusti Halim.
Nandini pun berbisik. "Elo gila yah, kan gue lagi kabur, mana mungkin lah gue bisa pulang nanti sore, Key?" Keyla pun tersenyum dan papa nya Keyla pun kembali memperhatikan.
"Kenapa kalian bisik-bisik? Ada yang di sembunyikan? Nandini? Sebenar nya apa yang terjadi?" tanya Halim - papa nya Keyla.
Glekk!
Nandini pun menelan saliva nya kasar. "Gak ada apa-apa kok om, yang di bilang Keyla emang bener, Nandini hanya takut di rumah sendirian, ya, walau pun ada sekuriti sama pembantu, Nandini tetap saja takut?" balas nya kaku.
"Ya sudah, tapi awas yah kalau kamu kabur dari rumah dan malah lari kesini, om gak akan segan juga buat ceramahin kamu lebih dari ini, karna sekarang om lagi ada meeting jadi kamu masih aman. Ingat Nandini om ini masih orang tua kamu juga, MENGERTI?" kata halim penuh penekanan di kata MENGERTI.
Nandini pun mengangguk dan melanjutkan sarapan nya.
Nandini dan papa nya Keyla masih ada hubungan darah keluarga karna papa nya Keyla ini adalah adik kandung dari papa nya Nandini.
Tak lama dari itu, Nandini dan Keyla pun menuju ke kampus menggunakan mobil nya Keyla.
...★★★...
Sesampai nya di kampus, Nandini pun tak sengaja menabrak Kenzy yang sedang berlari menghindari para fans nya yang terlalu fanatik dengan nya.
"O EM JI ... Hidup gue sial terus kalau ketemu lo? Ngapain sih elo lari-larian di koridor kampus? Kalau mau lari, ya, di lapangan sana, jadi sakit kan pantat gue!" Nandini pun sangat kesal dan memegangi pantat nya dan Keyla pun membantu Nandini untuk bangun.
"UNLUCKY! Kenapa harus elo terus sih yang nabrak gue? Kali-kali cewek cantik gitu yang nabrak gue, kayak temen lo itu?" balas Kenzy sambil tersenyum dan memandang wajah nya Keyla.
"Apaan si lo, gak ada ya, elo gak boleh gangguin Keyla, apa lagi kalau sampai elo mau mainin perasaan nya?" kata Nandini namun Kenzy malah mengabaikan nya.
"Apaan si, Nan!" sambung Keyla sambil mengajak Nandini untuk pergi.
"Mau kemana? Hey? Nanti saat jam istirahat aku tunggu di rooftof, jangan lupa?" Kenzy pun berteriak tak peduli mau di dengar orang lain atau tidak.
Keyla yang mendengar teriakan nya Kenzy pun langsung tersenyum malu, setelah itu Kenzy pun kembali berlari.
"Keyla? Elo jangan mau deh sama dia, apa lagi kalau sampai elo nyamperin dia di rooftof?" kata Nandini sambil duduk di kursi nya.
"Elo itu kenapa sih, elo iri kalau gue deket sama Kenzy? Udah lah Nandini, ini itu urusan gue, dia kan idola kampus, kalau gue bisa deketin dia kan gue juga jadi bisa naik daun kan?" balas Keyla dengan senyum miring nya.
"Gue tau, bukan masalah itu yang gue hawatirin, key? Kalau dia berbuat macam-macam sama lo gimana?" kata Nandini.
"Udah berisik! Ini urusan gue sama dia, elo gak usah ikut campur. Gue bisa jaga diri gue baik-baik kok, udah ya, gak usah di bahas lagi!" Nandini pun menggeleng tak percaya dengan balasan nya Keyla itu.
"Terserah lah!" kata Nandini pelan dan Keyla pun tak memperdulikan nya.
...★★★...
Saat jam istirahat tiba, Keyla pun langsung pergi ke rooftof tanpa memperdulikan larangan nya Nandini tadi, Nandini pun berniat ingin mengejar nya, namun saat ingin memasuki lift, tangan nya Nandini pun di cekal oleh seseorang.
Nandini pun berbalik dan menatap pria yang menahan nya itu, siapa lagi kalau bukan Joan - sahabat nya Kenzy. "Apaan sih, lepasin tangan gue? Elo gak bisa nahan gue seperti ini, lepasin?" Nandini pun membentak pria yang ada di hadapan nya itu dan Joan pun hanya tersenyum miring.
"Gue bakalan terus nahan lo, kalau misal elo gak gangguin Keyla sama Kenzy, gimana?" Nandini pun memutar bola mata nya malas.
"Elo gak bisa nahan gue kayak gini, gue harus jagain Keyla dan gue gak bakalan ngebiarin temen lo itu, nyakitin adik sepupu gue!" Nandini pun kembali berontak, namun genggaman Joan lebih kuat dari nya apa lagi sekarang Diki ikut memegangi Nandini.
"Udah lah cantik, elo gak usah mikir yang macem-macem, Kenzy gak mungkin nyakitin si Keyla? Bilang aja kalau emang lo itu, iri sama dia?" kata Diki dengan senyum kecil nya.
"Ya udah gue gak bakalan gangguin mereka, tapi please lepasin tangan gue, karna gue mau ke kantin?" balas Nandini.
"Ya udah ayo? barengan aja!" kata Joan sambil menarik tangan nya Nandini.
Kali ini Nandini hanya diam dan mengikuti langkah nya Joan, sedangkan Diki sudah melepaskan genggaman nya dan mengikuti kedua nya ke kantin.
...DIKANTIN...
Setelah sayang makanan, Nandini pun langsung menikmati nya bersama Joan dan Diki, cowok yang gak di kenal nya sama sekali.
Saat Nandini asik makan bersama kedua sahabat nya si idola kampus, banyak pasang mata yang menyaksikan kedekatan mereka dan sesekali mereka yang di kantin menggosipkan yang enggak-enggak tentang Nandini.
"*Bukan nya waktu itu bilang gak suka ya, sama idola kampus kita?"
"Kok sekarang malah deketin sahabat nya sih!"
"Munafik banget sih dia, gak tau diri!"
"Sok cantik! Sok jual mahal, tapi murahan juga*!"
Itulah beberapa cacian dan makian yang terdengar di telinga nya Nandini dan kedua sahabat nya Kenzy.
Nandini pun terlihat kesal namun masih menyimpan emosi nya rapat-rapat, sedangkan Joan dan Diki hanya cuek saja dan sesekali tersenyum miring. Entah apa maksud nya aku pun tak tahu! Hehehe ...
"Kalian berdua pasti di suruh sama si cowok sombong itu kan? Buat apa? Takut gue ganggu rencana buruk nya, sama Keyla?" Diki dan Joan pun memberhentikan makan nya secara bersamaan dan menatap Nandini yang ikut menatap nya juga.
"Enggak!" balas kedua pria itu bersamaan.
Kompak banget. Ya udah kalau emang gak gitu, tinggalin gue sendiri dan jangan lagi ngikutin gue!" kata Nandini sambil pergi dari kantin dan menyimpan dua lembar uang untuk membayar makanan yang telah di makan nya.
"Itu cewek kayak nya anak orang kaya deh, bayar makanan nya sendiri aja nyampe nyimpen uang dua ratus ribu, begini?" kata Diki dengan polos nya dan menggeleng-gelengkan kepala nya pelan.
"Iya memang, seperti nya anak orang kaya, dia ke kampus aja pake supir, kan?" balas Joan yang langsung membayar semua pesanan nya dan meninggalkan Diki sendiri disana dan uang nya.
Diki pun mengambil uang itu dan langsung mengejar Joan.
Diki pun mengambil uang itu dan langsung mengejar Joan.
"Woi ... ngapa lo ninggalin gua dah, terus uang ini mau di apain? Kok elo malah meninggalkan nya begitu aja?" Joan pun tak menggubris omongan nya Diki sedikit pun.
"Woi ... Jo? Gue lagi ngomong sama lo, jangan di abaikan begini dong, gak enak!" sambung Diki yang merengek itu bak anak kecil saja.
"Berisik lu, apa susah nya lo tinggal balikin aja uang itu sama cewek tadi!" Diki pun langsung tersenyum kecil.
"Ya udah, ide bagus tuh. Gue kan jadi bisa ketemu dia lagi, sekalian aja kan, gue kenalan sama dia." Joan pun langsung menatap tak suka ke arah Diki.
"Gak usah cari muka sama cewek itu. Dia milik gue! Dan gue gak akan ngebiarin elo, merebut dia dari gue, paham?" Diki pun langsung mengangguk dan menuruti permintaan nya Joan. Bukan nya tak berani melawan Joan, Diki hanya gak mau kalau keluarga nya di ancam lagi.
"Ya udah gue gak bakalan deketin dia, terus soal uang ini?" Joan pun langsung mengambil uang nya dan bergegas menghampiri Nandini.
★★★
Joan pun langsung duduk di kursi yang kosong di depan nya Nandini dan menyimpan uang dua lembar itu di meja nya Nandini. "Ini uang lo gue kembalikan, semua pesanan di kantin udah gue bayar, jadi elo gak perlu repot-repot ngeluarin uang ini!" Nandini pun tersenyum kecil.
"Gue gak mau berhutang sama lo, jadi buat apa elo repot-repot ngembaliin uang ini?" Joan pun menatap wajah nya Nandini yang cantik dan sesekali tersenyum.
"Okeh ... uang nya gue ambil kembali dan ingat satu hal, jangan berani mengusik Keyla dan Kenzy!" Nandini pun mengangkat kedua bahu nya acuh.
Setelah itu Joan pun pergi dari kelas nya Nandini dan tak lama Keyla pun masuk ke dalam kelas dengan raut wajah nya yang berseri gembira. Mau tidak mau Nandini pun tetap bertanya, karna Nandini begitu peduli dengan Keyla.
"Keyla? Elo gak di apa-apain kan sama cowok itu?" tanya Nandini dan Keyla pun menggeleng.
"Gue baik-baik aja, Nan? Lagian Kenzy juga gak ngapa-ngapain gue, dia hanya mengajak gue mengobrol dan memberikan beberapa makanan ini?" balas Keyla sambil menunjukkan makanan yang di bawa nya.
Nandini pun mengangguk acuh.
★****★★
Setelah jam pulang tiba, Nandini pun hendak pulang dengan Keyla, namun dengan cepat supir nya Nandini menghampiri dan mengajak nya pulang.
Nandini pun tak punya pilihan dan akhir nya Nandini mengiyakan untuk ikut pulang bersama supir nya.
Sesampai nya di rumah, Hernandang pun langsung menyambut kepulangan putri nya itu dengan tatapan tajam nya.
"Mampus lo Nandini! Pasti papa bakalan marah besar, karna lo udah mencoba kabur saat pertemuan penting! Ya Allah selamatkan lah Hambamu ini. Aaminn!!!" batin Nandini.
Hernandang pun mendudukkan bokong nya di sofa. "Silahkan duduk nona Nandini yang terhormat?" titah nya dengan tegas.
Nandini pun duduk di sofa yang menghadap papa nya langsung.
Nandini hanya menunduk dan tak sanggup untuk menatap papa nya untuk saat ini.
"Nona Nandini, tolong perhatikan saya? Saya tak habis fikir lagi dengan kelakuan kamu kemarin, apa pernah saya mengajarkan hal yang tak baik kepadamu, Nandini? Kalau kamu tidak mau menuruti apa kata saya, kamu mau nurut sama siapa? Mama kamu pasti sedang kecewa disana, saya sudah memutuskan perjodohan ini atas izin mama kamu?" kali ini Hernandang benar-benar marah karna kelakuan nya nandini yang berani kabur di acara penting nya.
"Nandini takut pah, Nandini belum siap, please dad, jangan paksa Nandini, bukan Nandini yang gak mau nurut sama papa, cuman Nandini ngerasa kalau Nandini gak bebas, Nandini juga mau menikah, tapi dengan pria yang Nandini cinta!" balas nya dan Nandini pun mulai meneteskan air mata nya.
"Cinta bisa datang dengan sendiri nya, apalagi sering bertemu, please. Turuti kemauan papa untuk kali ini saja?" Hernandang pun sedikit memohon dan Nandini pun menarik nafas panjang nya.
"Iya Nandini mau!" balas nya walau terasa berat, Hernandang pun tersenyum bahagia.
"Ya udah sekarang kamu ambil pakaian kamu yang ada di rumah nya Keyla?" titah nya dengan lembut, Nandini pun mengangguk dan pergi ke rumah nya Keyla di antar supir.
"Mati gue! Kalau om Halim tau gue kabur kemarin, bisa-bisa gue habis di ceramahi nih, gimana dong?" batin nya yang terus memikirkan soal papa nya Keyla.
Setelah sampai di rumah nya Keyla, Nandini pun mencoba mengetuk pintu.
Tokk! Tokk! Tokk!
Saat pintu rumah terbuka, nampak lah Gusti Halim yang sedang menatap nya tanpa berkedip sedikit pun.
Nandini pun memberanikan dirinya untuk masuk dan siap mendengar ceramah nya om Gusti Halim.
"Nandini? Om sungguh tidak menyangka kalau kamu bisa senekat itu kabur dari rumah, mau jadi apa kamu kalau tidak menuruti papa mu?" tanyanya dengan tegas dan mampu membuat Nandini terdiam sebentar.
"Bukan gitu om, Nandini hanya tidak mau salah dalam pilihan nya papa, Nandini mau bebas memilih siapapun yang akan dekat dengan Nandini!" Halim pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Om mengerti dengan maksud kamu, Nan. Tapi kamu sendiri kan tau, kalau papa mu itu tidak bisa di bantah, jadi turuti saja apa maunya?" Nandini pun membuang nafasnya kasar dan mengangguk.
"Nandini sudah mengambil keputusan sendiri, om. Ya udah Nandini kesini cuman mau ambil tas, saja?" bi Onah pun langsung membawa tas yang berisi baju itu kehadapannya Nandini.
Nandini pun mengambil tasnya. "Ya udah kalau gitu Nandini pamit pulang dulu, ya?" Halim pun mengangguk.
"Hati-hati dijalan, turuti keinginan papamu?" Nandini pun mengangguk dan meninggalkan rumah itu.
★★★
"Nandini, pertemuan itu akan di langsungkan besok malam, papa harap kamu tidak mengecewakan papa lagi!" Nandini pun terpaksa mengangguk dan membawa tasnya menuju ke kamarnya.
Nandini pun membaringkan tubuhnya di kasur quinsize miliknya. "Perjodohan! Pernikahan konyol yang harus gue jalani tanpa tau siapa cowok yang akan bersanding sama gue di pelaminan nanti. Bahkan wajahnya aja gak terbayang sama sekali di otak gue, coba aja kalau yang di jodohin sama gue itu Cha Eun Wo, jadi gue gak perlu repot-repot buat kabur dan menolak perjodohan ini kan!" gumamnya sambil senyam-senyum sendiri.
Dan mungkin kini telah berhayal menikah dengan Cha Eun Wo! Nandini memang konyol.
★★★
Ke esokan paginya, Nandini pun bangun pagi dan langsung melakukan ritual mandinya.
Tak lama dari itu Nandini pun selesai dengan ritual mandinya dan memakai pakaiannya untuk ke kampus.
Sebelum berangkat ke kampus, Nandini pun sarapan dulu bareng papa nya - Hernandang.
"Nandini? Ingat nanti malam kamu jangan mengecewakan papa lagi?" kata Hernandang sambil mengolesi rotinya dengan selai kacang.
Nandini pun mengangguk dan memakan rotinya. "Iya Pah, Nandini janji gak akan ngecewain papa untuk kedua kalinya!" balas Nandini sambil tersenyum.
Hernandang pun membalas senyumannya putrinya itu dan mengelus pucuk kepalanya Nandini.
Setelah sarapan selesai, keduanya pun langsung berangkat ke tujuannya masing-masing.
★★★
Sesampainya di kampus, Nandini pun berjalan santai melewati koridor kampus.
Nandini berjalan sambil melamun dan sampai dirinya jatuh terpentok dinding karna cewek-cewek yang berlarian mengejar Kenzy.
Kenzy yang melihat kejadian itu pun tetap mengacuhkan Nandini dan pergi berlalu begitu saja.
Tak lama dari itu, Keyla pun datang dan membantu Nandini untuk berdiri.
"Nandini? Ya ampun, elo kenapa, kok bisa duduk di lantai?" tanya Keyla yang polos itu.
Nandini pun bangun dari duduknya dan di bantu Keyla, Nandini pun tetap memegangi keningnya yang terasa nyeri karna terbentur dinding. "Gue gapapa kok, Key! Kepeleset aja barusan, makanya gue jatoh dan kening gue kebentur dinding!" balas Nandini terpaksa berbohong.
Keyla pun mulai menuntun Nandini. "Ya ampun, Nan. Makanya kalau jalan hati-hati dong, jadi jatoh kan?" Nandini pun mengabaikan ucapannya Keyla karna pusing yang terus bertambah di kepalanya itu.
Tak lama dari itu, Kenzy pun datang dan mengajak Keyla untuk mengobrol di rooftof.
"Tunggu dulu, Ken?" Keyla pun menolaknya dengan lembut.
Kenzy pun menatap Keyla dan sesekali menatap wajahnya Nandini. "Kenapa? Nanti keburu masuk gimana?" balas Kenzy tanpa memperdulikan Nandini yang sudah terlihat pucat.
"Nandini, gimana? Kasian lho, dia baru aja jatoh?" jelas Keyla yang hawatir dengan keadaan nya Nandini.
"Bodo amat lah, ayo dong. Keyla? Ikut aku sekarang?" kata Kenzy.
"Udah lah Key, gue gapapa kok, elo pergi aja!" sambung Nandini.
"Tapi kan, Bi--" belum juga selesai ucapannya Keyla itu, Kenzy pun sudah menarik tangannya Keyla dan meninggalkan Nandini sendiri.
Nandini pun melanjutkan perjalanannya dengan sempoyongan.
Saat tubuhnya Nandini mulai melemah, dengan cepat Joan pun berlari dan menahan tubuhnya Nandini yang sudah terjatuh ke pelukannya Joan karna tak sadarkan diri.
Joan yang membopong tubuhnya Nandini pun terlihat sedikit menyunggingkan senyum nakalnya yang terukir dibibirnya itu.
Joan pun langsung membawa Nandini ke ruang uks, Diki yang melihat Joan membopong cewek pun langsung menghampirinya.
"Wihh ... bawa cewek cantik lu, siapa dia?" tanya Diki yang kepo itu, padahal ia baru nongol.
Joan pun langsung melotot menatap sahabatnya itu. "Bukan urusan lo, minggir gak?" bentak Joan dan Diki pun meminggirkan badannya, setelah itu Joan pun kembali untuk berjalan dan di ikuti Diki.
"Nyali gue menciut kalau sudah berhadapan sama si Joan, lagian tu anak dingin banget, tapi kok yang jadi rebutan malah si Kenzy! Au ah pusing gue!" batin Diki, sambil duduk di ruang uks.
Para wanita yang melihat Nandini di bopong oleh Joan pun langsung bergosip heboh diluaran sana.
Joan pun membaringkan Nandini di atas matras dan sesekali mengelus lembut pipinya Nandini dan tanpa sadar Joan pun tersenyum.
"Dik? Apa menurut lo gadis ini cantik?" tanya Joan dan Diki pun sedikit ragu untuk menjawabnya.
"Hemm ... gue bingung jawabnya, Jo! Gue harus jawab apa?" balas Diki dan Joan langsung menatap wajahnya Diki seram.
"Jawab aja yang jujur, cantik atau enggak?" tanyanya lagi sedikit menaikkan suaranya.
Diki pun menggaruk tengkuknya yang gak gatal. "Ya___ cantik Jo, mau laki-laki manapun yang melihat dia, ya, pasti langsung tertarik!"balas Diki dengan ragu.
Joan pun mengangguk pelan. "Termasuk elo?" Joan pun menunjuk Diki dan Diki pun hanya menelan salivanya berat. "Elo bener Dik, laki-laki manapun pasti tertarik termasuk gue! Oh iya, menurut lo apa Kenzy bakalan tertarik juga?" Diki pun menatap ragu ke arah Joan.
"Untuk saat ini, elo bisa liat sendirikan kalau si Kenzy lagi tertarik sama Keyla, yang kecantikannya kurang dari cewek yang pingsan itu? Tapi kalau mereka keseringan bertemu bisa jadikan ada perasaan yang tumbuh?" Joan pun mengangguk dan mencerna ucapannya Diki secara pelan-pelan.
"Ya udah, elo bisa kan tinggalin gue berdua sama dia? Kalau nanti Kenzy nyariin gue, bilangin aja ada kesibukan lain?" Diki pun mengangguk dan pergi meninggalkan Joan dan Nandini.
"Si Joan mau ngapain sih, kok dia pake nyuruh gue pergi segala, aneh ...!" batin Diki sambil pergi meninggalkan ruang uks itu.
Kenzy POV
Keyla pun berdiri menatap wajahnya Kenzy yang tamvan abis. "Kamu mau ngomong apa, sama aku?" tanya Keyla.
Kenzy pun tersenyum dan mencoba untuk menggapai kedua tangannya Keyla dan menggenggamnya. "Keyla, ada satu hal yang perlu kamu tau, kalau sebenarnya aku ini___, aku---," ucapannya Kenzy terpotong karna Keyla. "Aku apa, Ken? Kamu suka sama aku?" potong Keyla.
Kenzy pun mengernyitkan dahinya dan menatap Keyla. "Cewek ini emang gak bisa di remehin, gue emang berniat menjadikannya pacar gue, tapi bukan berarti gue bisa langsung jatuh cinta sama elo! Lihatin aja ...!" batin Kenzy dengan senyum smirknya." Kamu bisa aja deh nebaknya, jadi gak romantis lagi kan," kata Kenzy dengan raut wajah yang disedih-sedihkan.
Keyla pun langsung mengeratkan pegangan tangannya Kenzy. "Jangan sedih gitu dong, ya udah ayo lanjutkan? Kamu mau ngomong apa?" balas Keyla.
"Hemm ... aku emang suka sama kamu dan aku mau kamu jadi pacar aku, gimana mau gak?" tanya Kenzy dan Keyla pun senangnya bukan main, Keyla langsung memeluk tubuhnya Kenzy.
"Aku mau! Aku mau jadi pacar kamu?" balas Keyla tanpa basa-basi.
Kenzy pun tersenyum dan membalas pelukannya Keyla. "Gampang juga naklukin ini cewek, elo mulai masuk dalam perangkap gue! Oh iya, gue harus sembunyiin kalau gue udah dijodohin dan mau nikah. Semua itu gak boleh diketahui Keyla!" batinnya Kenzy yang licik itu.
★★★
Kenzy dan Keyla pun sedang berjalan di koridor kampus dan bertemu dengan Diki yang sedang memainkan gawainya.
"Tumben lu sendirian, si Joan kemana? Gak bareng sama lo?" tanya Kenzy dan Diki pun mematikan gawainya.
Diki pun menggaruk kepalanya yang gak gatal. " Si Joan lagi di ruang uks, tadi dia nolongin cewek yang pingsan?" balas Diki.
"Siapa? Tumben banget dia peduli sama cewek, pacarnya?" tanya Kenzy penasaran, karna setau Kenzy Joan itu type cowok pendiam, dingin sama cewek dan gak romantis, tapi kok bisa nolongin cewek!
"Gue gak tau namanya siapa, yang intinya itu cewek cantik, suka jalan sama si Keyla?" Keyla yang mendengarnya pun langsung terlihat panik dan langsung menebak kalau yang di maksud Diki itu Nandini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!