🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Hentikan, Adam! cukup, ini terlalu sakit" pekik wanita yang berada dibawah Kungkungan seorang pria yang sedang menghujam kan phyton besarnya.
Laki-laki itu adalah Adam Biantara, seorang mafia berdarah dingin yang kini tanpa ampun sedang mengobrak-abrik cangkang kerang kenikmatan milik Selir tercintanya bernama Diana.
"Tahan sayang, aku tak ingin melewatkannya sendiri" jawab Adam dengan suara parau karna rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya terutama di bagian ujung inti miliknya yang masih masih tertanam.
Suara Lenguhan dan Des Ah an keduanya seakan saling menyahut didalam kamar sebuah rumah mewah di kota terpencil yang jauh dari jangkauan siapapun.
Daging kenyal bulat di bagian dada dengan ujung berwarna merah ranum itu bagai menggodanya ingin di jamah, Adam yang semakin menggila langsung mel umat nya dengan sangat rakus, gigitan gigitan kecil pun tak lupa ia layangkan sampai membuat tubuh polos Diana menggelinjang bak seorang penari ular.
"Balikan tubuhmu, Sayang" pinta Adam dengan nafas tersengal.
Adam mengusap punggung mulus Diana, ia menyibakkan juga rambut Panjang berwarna cokelat yang sedikit basah karna keringat yang membanjiri tubuh Sang selir tercinta.
Ciuman bertubi-tubi Ia daratkan disana, tak ada satu satu inci pun yang terlewat untuk ia jamah.
Adam selalu dibuat gila jika sedang menyatukan tubuh dengan Diana, Wanita cantik yang selalu menjadi candu sekaligus partner ranjang terbaiknya karna ia melakukannya penuh dengan cinta bukan hanya nafsu semata.
Adam semakin gencar menghujam kan Phyton besarnya saat inti miliknya bedenyut siap menumpahkan lahar panasnya.
Aaarrrrgghhhh....
Leng uhan panjang Adam adalah pertanda betapa nikmatnya rasa yang kini menjalar dalam tubuhnya, ia ambruk diatas tubuh polos Diana kemudian menciumi tengkuk sang selir untuk menyempurnakan pelepasannya.
Tanpa mencabut miliknya, kini ia memeluk Diana dari belakang.
"Kurasa hari ini cukup dua kali saja" ucap wanita yang pasrah saat gunung kanannya sedang di mainkan oleh pria yang sepertinya tak berdaya di balik punggungnya itu.
"Kenapa?, aku akan mengulanginya lagi nanti pagi" protes Adam yang malah mengeraskan rema sannya.
"Tubuhku bagai patah menjadi beberapa bagian, Dam" keluh Diana kesal karna suaminya itu selalu mengerjai nya tanpa ampun dalam durasi lama dan juga berbagai gaya.
"Kamu terlalu nikmat, Sayang. Jadi jangan salahkan aku jika aku selalu ingin dan ingin menyentuhmu terus" kekeh Adam yang langsung membuat Diana kesal namun bahagia.
Wanita mana pun akan bangga jika bisa memuaskan pasangannya di ranjang, karna itu adalah kebutuhan utama bagi seorang laki-laki karna rasa senangnya adalah saat meraih puncak pelepasan.
Adam yang kuat saat mengobrak-abrik cangkang kerangnya tentu tak cukup sekali saat melakukan hal itu.
Ia akan terus menggali dan mencari pusat surga dunianya karna getaran dahsyatnya itu bisa membuat ia mabuk dalam penyatuan.
Adam yang terkenal kejam oleh musuh dan juga anak buahnya siapa sangka akan sangat menggemaskan jika sedang berada dalam pelukan Diana, ia bahkan bagai seorang bayi yang baru saja ditinggal ibunya karna Adam akan terus menempel dan mengikuti kemana pun Diana melangkah.
.
.
.
.
.
"Aku mencintaimu, ingin rasanya aku egois untuk memiliki mu secara utuh. Tapi aku cukup tahu diri agar tak melakukannya. Asal kamu masih menganggapku ada kurasa itu sudah lebih dari cukup, Aku ikhlas jika takdirku hanya mejadi selirmu!"
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Hello epribadeh 😇😇😇
Balik lagi di novel receh teteh yang baru 😄
Moga kalian suka ya...karna disini akan ada kisah rumah tangganya Cahaya dan Langit.
Mereka mah ikut emak bapaknya aja lah 🤪🤪
Akan banyak kejutan di tengah cerita jadi tetep lanjut baca ya..
Like komen dan favorit ya 😘😘😘😘
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Flashback.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Maaf, aku gak sengaja" ujar gadis cantik berambut coklat sepinggang dengan mata bulat hitam, ada lesung pipi di bagian kiri wajahnya jika ia sedang tersenyum simpul.
"Maaf lo bilang?!" sentak pemuda yang berdiri tepat di hadapan gadis yang sedang berjongkok merapihkan buku yang berserak di lantai koridor sebuah sekolah favorit di ibu kota.
Diana, ia lah gadis itu. Seorang siswi berseragam putih abu-abu yang baru pindah seminggu lalu, dengan bekal kecerdasannya ia mampu meraih beasiswa di sekolah yang di tempati oleh orang-orang yang bergelimang harta tahta dan kepopuleran.
"Bangun lo!" bentak pemuda tadi, ia begitu gagah dan tampan dengan tangan dimasukan ke dalam saku celana seragamnya.
"Gue baru liat, lo anak baru ya?"
Diana mengangguk setelah ia berdiri, kini keduanya saling berhadapan dengan jarak hanya dua langkah.
Plaaaak...
"Gue cariin taunya disini" bisik seseorang sambil menarik paksa tangan Diana agar menjauh.
"Kenapa?"
"Duh, lo ngapain sih! jangan pernah deket deket sama cowok tadi, BAHAYA" tegasnya lagi, Diana hanya menautkan kedua alisnya lalu ia menoleh kebelakang tapi nyatanya pemuda tadi sudah tak ada di tempat terakhir ia tinggalkan.
"Emang dia siapa? perasaan aku juga baru liat." tanya Diana polos pada satu-satunya teman yang ia punya selama satu minggu menuntut ilmu di sekolah barunya ini.
"Dia cowok paling serem, galak dan seenaknnya. Lo jangan deket deket kalo gak mau dapet masalah" pesan Amel, teman Diana.
"Oh.. "
"Jangan Oh.. oh aja, pokonya lo harus inget pesan gue. Kemaren dia skorsing sama kepsek gara-gara pecahin jendela kelas, kayanya hari ini dia baru masuk lagi" jelas Amel menceritakan sosok pemuda yang tadi Diana tabrak dengan tak sengaja.
"Namanya siapa?"
Adam Biantara!
****
Praaaang....
Diana menghela nafasnya dalam-dalam sebelum ia membuka pintu, ia sudah sangat bosan mendengar suara suara benda jatuh dari dalam rumah kontrakannya. Kedua tangannya mengepal menahan geram ketika jerit ibu tirinya memekakkan telinganya.
CEKLEK.
"Awas Dee!" teriak ibu tiri Diana saat sebuah gelas di lempar kearahnya oleh bapak kandungnya sendiri.
"Kamu gak apa-apa? apa ada yang terluka, Nak" tanya Ibu yang nampak begitu sangat khawatir meski gadis yang kini sedang ia peluk bukan berasal dari rahimnya sendiri.
"Aku gak apa-apa" jawab Diana dengan sorot mata nyalang menatap pria paruh baya yang bahkan untuk berdiri pun ia tak sanggup lagi karna beratnya pengaruh minuman alkohol.
"Anak gak ada untung, sebesar ini masih belum bisa menghasilkan uang. Bapak bilang kamu minta tamu sana sama tante Nolin" bentaknya sambil menunjuk anak gadis satu-satunya itu.
"Bapak macam apa yang selalu maksa anaknya jual diri, kenapa gak bapak aja yang jadi simpenan tante tante gila!" jawab Diana yang sudah sangat muak dengan perkataan bapaknya yang selalu bilang jika ia tak menghasilkan uang untuknya padahal untuk biaya sekolah pun Diana tak pernah minta sepeser pun dari pria yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga itu.
"Dasar! anak dan ibu bisanya hanya menyusahkan saja!" bentaknya lagi sebelum akhirnya pergi dan membanting pintu dengan sangat keras.
Diana yang sedari tadi menahan amarahnya langsung ambruk di lantai sebuah rumah yang hanya memiliki satu kamar tidur, ruang tamu dan dapur juga kamar mandi yang berukuran sangat kecil. Rumah itu ia dan ibunya sewa selama dua tahun terakhir ini dari hasil berjualan dan kerja serabutan. Apapun dua wanita itu lakukan asal bisa menyambung hidup dan mengisi perut.
"Maafin, bapak Dee ya, Bu" lirih Diana dalam pelukan ibu tirinya.
"Sudahlah, yang penting kamu gak apa-apa, cepat ganti baju dan makan ya. Ibu sudah buat kan sayur sop bakso kesukaanmu tapi tanpa lauk lainnya lagi" titah ibu sambil menghapus air mata putrinya.
"Dee janji, setelah lulus sekolah nanti akan bawa ibu pergi jauh dari manusia tak berhati seperti bapak"
.
.
.
.
.
"Jangan bicara seperti itu, seburuk apapun seorang ayah ia akan tetap menjadi pahlawan bagi putrinya"
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah part Hareudang eh malah darah tinggi ya 🤣🤣🤣
Ini kisah uwu anak sekolah sih sebenernya 🤭🤭
mau tau gimana bucinnya Adam si tukang bikin onar ke Diana si gadis mandiri dan keras kepala?
Di like komennya yuk biar Cemungut 🥰
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Dua mata pelajaran kini tengah usai, saatnya semua siswa dan siswi berhamburan kearah kantin atau juga lapangan serta taman. Namun, tak jarang juga ada yang tetap tinggal di kelas dan salah satunya ialah Diana.
"Kantin yuk" ajak Amel.
"Enggak, kamu aja" tolak Diana halus.
"Anterlah, yuk" Kali ini Amel sedikit memaksa dengan menarik tangan Diana keluar kelas.
Dua gadis yang jauh dari kata populer tapi memiliki otak encer itu pun berjalan beriringan menuju tempat yang menjadi surganya para murid yang sedang merasa kelaparan.
"Lo mau pesen apa?" tanya Amel saat sampai dikantin.
"Aku air putih aja, Mel"
Amel malah terkekeh mendengar jawaban sahabat barunya itu.
"Lo bisa kembung minum aer putih terus" timpalnya sambil berlalu meninggalkan Diana yang tersenyum simpul di salah satu meja kantin.
Diana memang jarang membawa uang lebih, uangnya hanya cukup untuk ongkos angkot dan juga membeli sepotong roti atau biskuit jika ia tak membawa bekal dari rumah.
Dan Amel yang tahu keadaan Diana seringkali mentraktir gadis itu meski hanya segelas jus atau makanan lainnya untuk mengganjal perut.
"Maaf ya, repotin kamu terus" Ucap Diana merasa tak enak hati.
"Santai aja, Dee" jawab Amel sambil menaik turunkan alisnya.
Ehem..
Dua siswi yang tanpa basa basi ikut bergabung dengan Diana dan Juga Amel, mereka adalah anggota OSIS populer di sekolah. Tak ada yang berani menyentuh apalagi berurusan dengan Monica juga Renata, nama dia gadis tersebut.
"Orang miskin yang sekolah disini tuh yang ada cuma nahan laper, kaya lo berdua ini!" ejek Monica sambil tertawa sumbang.
"Lo itu mending keluar deh, dari pada pas lulus sakolah jadi penyakitan kurus kering" timpal Renata yang tanpa disangka malah mengundang gelak tawa yang lain.
Namun, riuhnya kantin mendadak sepi saat Adam berserta gengnya datang. Empat orang pemuda yang memiliki ketampanan di atas rata-rata itu pun duduk di tempat paling pojok tapi bisa menjangkau semua isi kantin.
"Ada Adam, kesana yuk" ajak Renata pada Monica, sahabat sekaligus sepupunya.
Diana dan Amel masih saling diam menatap punggung dua gadis yang tadi terang-terangan menghina mereka, kemudian saling pandang dan tersenyum kecil.
"Gak usah di ambil hati, anggap aja itu suara bebek yang mau di potong" bisik Amel, ia tentu tak berani bersuara keras saat membicarakan dua Ratu OSIS itu.
.
.
.
Bell yang kembali berbunyi menandakan jika jam istirahat berakhir, kini semua siswa dan siswi kembali ke dalam kelas mereka masing-masing, termasuk Diana.
"Aw, sakit!" pekik Diana saat tangannya di cekal dan tubuhnya di sandarkan di bawah tangga.
"Berisik!" sentak Adam serius.
"Kamu mau apa?" tanya Diana panik saat ia ingat pesan yang di katakan Amel kemarin jika ia tak boleh berurusan dengan pemuda yang kini tengah mengungkung tubuh langsingnya.
"Renata sama Monica ngapain lo tadi di kantin?"
Diana hanya menggelengkan kepalanya, jantungnya berdegup kencang saat deru napas Adam begitu hangat menyapu wajahnya.
"Gue nanya! lo gak bisa jawab, hah?!" sentak Adam, kedua mata mereka bertemu dan saling menatap begitu intens.
"Mereka gak ngapa ngapain, aku juga gak kenapa-kenapa" akhirnya Diana menjawab meski dengan sangat gugup, bahkan ia langsung menunduk tak lagi berani menatap wajah tampan pemuda yang sangat terkenal kenakalannya itu.
"Bilang sama gue kalo mereka gangguin lo, paham!" pinta Adam tiba-tiba.
"Buat apa? kenapa aku harus bilang kamu." Tanya Diana bingung
"Karena...... "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Karena ini perintah dari gue!!!
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Jangan galak galak nanti jatuh cinta mabok dah lo 😂😂
Sebel sama modelan laki gak jelas begini 🥱🥱
Malu malu meong garong 😜😜😜
Like komennya yuk ramaikan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!