Sore yang cerah, terlihat orang-orang berkerumun sehingga terlihat seperti kelompok diskusi didepan sebuah gedung mewah nan megah.
“Apakah benar dia akan datang, aku sangat ragu dia akan datang” tanya seorang dikerumunan tersebut.
“Aku tidak yakin sebenarnya dia akan datang, akan sangat membuang-buang waktu jika dia tidak datang” jawab yang lain yang juga ragu.
Meskipun demikian mereka tetap mempersiapkan alat mereka dengan sebaik mungkin, sembari menunggu.
“Itu, dia datang” ucap salah seorang dengan bersemangat yang sontak membuat kerumunan itu berjalan mendekat kearah mobil yang hendak sampai tersebut, dengan sigap juga mereka menyiapkan alat agar dapat menangkap wajah yang masih berada didalam mobil sport keluaran terbaru tersebut.
Dan akhirnya mobil sport itu sudah bertengger tepat didepan red karpet yang disediakan yang empunya acara untuk masuk.
Pria itu pun mendarat kan satu kakinya dari dalam mobil yang langsung diserbu oleh para kerumunan yang sedari tadi telah menunggu pria tersebut, ya mereka adalah wartawan yang haus akan berita, terutama tentang pria yang akan turun tersebut.
Sekarang pria itu sudah utuh keluar dari mobilnya, dan langsung saja masuk tanpa berhenti sejenak untuk memberikan waktu untuk para wartawan yang sedari tadi menunggunya. Ya, memang dia sudah terbiasa seperti itu dan selalu begitu, dan para wartawan pun tak ada yang berani menanyakan apapun pada pria yang tanpa nan berkharisma itu.
Pria yang sedang melangkah masuk dan masih menarik perhatian para wartawan itu adalah Anggara Lexi Pratama, pria tampan segudang prestasi dan orang yang paling berpengaruh di negara x.
Lexi menghampiri dua orang yang berada di panggung tersebut. Ya, digedung mewah nan megah tersebut sedang diselenggarakan sebuah pernikahan.
“Selamat atas pernikahan kalian Hans, selalu bersama hingga hari tua” ucap pria itu yang tak lain adalah Lexi sambil memberikan sebuah paparbag yang berisi hadiah pernikahan Hans.
“Thanks Lex, terimakasih lo udah mau hadir” jawab Hans sambil mangambil hadiah yang diberikan Lexi padanya. “Jadi kapan nih lo nyusul” timpal Hans, sontak membuat Lexi menatap tajam hans.
Meskipun Lexi sangat tampan sehingga membuat gadis yang melihatnya jatuh hati, tapi Lexi memiliki ekspresi yang datar, dan memiliki tatapan yang tajam.
“Diam deh lo, ngga usah mulai deh. Gue kesana dulu” ucap Lexi sambil menunjuk ke arah para tamu.
“Oke, jangan lupa cari satu untuk lu bawa pulang” timpal Hans yang membuat ia ditatap dengan tajam untuk yang kedua kalinya, dan membuat kedua pengantin tersebut tertawa kecil ditempat mereka.
^^^^
Sementara disisi lain digedung tersebut ada seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang terurai dengan long dress berwarna lavender pas yang memperlihatkan bentuk tubuhnya dengan belahan panjang yang memperlihatkan pahanya sedang memberikan arahan kepada bawahannya.
Perempuan itu adalah Enola Adinata, yang ditugaskan untuk menjaga keamanan dan ketentraman pernikahan tersebut.
Enola kini beranjak turun dari lantai dua dimana ia tadi memberi pengarahan, Enola dengan sangat anggun melihat sekeliling untuk memperhatikan gerakan-gerakan yang mencurigakan.
Dengan tubuh ideal Enola dengan paras yang cantik rupawan membuat laki-laki yang berada disana menatap dengan panas, apalagi dengan dress yang memperlihatkan sedikit buah dadanya yang kenyal dan belahan baju yang membuat mereka menelan ludahnya sendiri.
Tiba-tiba mata elang Enola berhenti pada seorang pelayan yang terlihat sangat mencurigakan tengah mendekat salah satu tamu yang membuat Enola mulai bersiap dan memberi tahu bawahannya.
Dan benar saja, dugaan Enola tidak salah, Enola melihat ada sebuah benda aneh di bawah troli makanan yang dibawa pelayanan tersebut.
Enola dengan cepat berteriak “ Hei, berhenti ditempatmu!” yang sontak semua mata yang ada ditempat itu melihat kearahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tiba-tiba mata elang Enola berhenti pada seorang pelayan yang terlihat sangat mencurigakan tengah mendekat salah satu tamu yang membuat Enola mulai bersiap dan memberi tahu bawahannya.
Dan benar saja, dugaan Enola tidak salah, Enola melihat ada sebuah benda aneh di bawah troli makanan yang dibawa pelayanan tersebut.
Enola dengan cepat berteriak “ Hei, berhenti ditempatmu!” yang sontak semua mata yang ada ditempat itu melihat kearahnya.
“Tangkap dia!, lalu kurung dia!” tegas Enola pada bawahannya yang langsung dilaksanakan dengan baik.
“Jangan pikir kau telah berhasil, lihat!, bagaimana kau akan menangani nya, hahaha” Ujar pelayan tersebut sambil memperlihatkan bom yang ia bawa dan tertawa dengan penuh kemenangan.
Para tamu melihat bom tersebut yang dengan cepat menimbulkan kepanikan, para tamu dan tak lupa yang empunya acara segera di pindahkan ketempat yang aman oleh para bawahan Enola, sedangkan kan Enola sibuk dengan bom.
Pria yang akan menjadi sasaran utama dari bom itu masih duduk santai memperhatikan Enola yang sedang menjinakkan bom, pria yang akan menjadi sasaran bom itu tak lain adalah Lexi.
“Emangnya kamu bisa?” tanya Lexi padanya dan tidak mendapat respon apapun dari perempuan yang sedang berkutat dengan bom yang membuat Lexi merasa terabaikan.
Bagaimana tidak, selama ini tidak ada yang berani mengabaikannya, bahkan orang-orang berusaha mencari perhatian sang pengusaha muda itu.
Tit, tit, tit, tit, .....
Bom terus berbunyi menghitung mundur, waktu yang tersisa hanya 5 detik.
“Aku harus cepat, kalau tidak bisa bahaya!” batinnya.
Enola sekarang hanya harus memotong satu kabel, Enola tak lupa berdoa pada Yang Maha Kuasa.
“Tuhan, kuserahkan semuanya padamu” ucapnya dengan pelan sambil memotong kabel terakhir, doa Enola terdengar oleh Lexi seperti mengucapkan kata terakhir.
Bom yang didepan Enola akhirnya berhenti yang hanya menyisakan waktu 2 detik terakhir.
“Terimakasih Tuhan” batin Enola yang tersenyum dan langsung beranjak dari tempatnya.
Enola dengan cepat memberitahu para bawahan bahwa bom sudah dijinakkan.
“Cepat bereskan TKP!. Buang bom itu tempat yang jauh dari pemukiman, setelah itu perketat keamanan dan suruh para tamu masuk.” Pinta Enola yang langsung dilaksanakan oleh bawahannya.
“Baik kak!” jawab tegas para pria itu dari berbagai tempat yang hanya didengar oleh Enola saja.
Pesta pun dilanjutkan, suasana dalam gedung tersebut kembali meriah. Namun pria tinggi yang dikagumi dan digilai wanita tersebut tampak tak terlihat.
^^^^
Digedung yang sama, Lexi sudah berada dalam sebuah ruangan VVIP, Lexi sedang beristirahat di kamar yang telah disediakan temannya Hans karena merasa lelah, karena dia belum istirahat setiba dari negeri paman sam.
“Berani sekali dia mengabaikan ku, bahkan dia tidak melihat ke arah ku!” ujarnya dengan kesal mengingat kejadian tadi.
“Lihat saja aku akan membuat mu menyesal telah mengabaikan ku” tambahnya.
Begitu lah Lexi yang tidak pernah diabaikan, memiliki percaya diri yang tinggi dan sangat ambisius.
^^^
Hari semakin larut jam sudah menunjukkan pukul 23:47 para tamu juga sudah mulai undur diri dan pengantin juga sudah berada ditempat yang akan membawa mereka kedunia lain.
Satu persatu mobil mewah yang tersusun rapi mulai pergi meninggalkan barisan. Dengan berakhirnya pesta tugas Enola dan bawahannya pun berakhir.
“Semua berkumpul!” pinta Enola pada semuanya dengan bantuan alat yang tak pernah Enola lepaskan dari telinganya.
“Baik kak” begitu para bawahan menjawab.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu persatu mobil mewah yang tersusun rapi mulai pergi meninggalkan barisan. Dengan berakhirnya pesta tugas Enola dan bawahannya pun berakhir.
“Semua berkumpul!” pinta Enola pada semuanya dengan bantuan alat yang tak pernah Enola lepaskan dari telinganya.
“Baik kak” begitu para bawahan menjawab.
Hanya dalam waktu 10 detik semua sudah berkumpul ditempat Enola. Tanpa perlu diberi tahu mereka sudah mengetahui dimana Enola berada, sebab mereka tahu pasti itu adalah mereka tadi ketika diberikan pengarahan oleh Enola.
“Terimakasih untuk semuanya telah bekerja dengan keras” ucap Enola pada bawahan dengan berkharisma tetapi tetap lembut didengar.
“Sama-sama Kak” jawab mereka dengan senang.
“Kakak juga hebat banget hari ini” tambah salah satu diantara mereka.
“Betul banget Rey, nanti kakak harus ajarin kami juga” tambah Eza menyambung pria itu yang tak lain adalah Reyhan, dan yang lain pun ikut mengangguk bahwa mereka juga ingin diajari.
“Sudah, sudah. Nanti kalau tidak sibuk aku akan ajari. Kalian sudah lelah hari kalian istirahat saja, besok aku akan ajak kalian bersantai” timpal Enola.
Tanpa ada penolakan mereka langsung beranjak meninggalkan tempat itu, mereka juga tahu betul atasan mereka sekaligus kakak mereka juga lelah, karena mereka berdiskusi di kamar Enola.
Memang Enola selalu menyediakan tempat mereka menginap ditempat mereka bertugas.
^^^^
Sang surya mulai menyongsong dengan cahaya yang cerah, Enola masih tertidur lelap dikamarnya sedangkan adik-adiknya telah bangun dan bersiap, karena mengingat kakaknya akan mengajak mereka.
Tok, tok, tok,
Suara ketukan pintu itu membangun Enola dari tidurnya.
“Siapa?” tanya Enola sembari beranjak dari tempatnya.
“Kak, cepat bangun. Ini kami” jawab salah seorang adik Enola yang bernama Eza.
Klek, bunyi suara pintu yang baru saja terbuka, dan hanya memperlihatkan kepala yang empunya kamar.
“Tunggu aku di lobby, aku akan bersiap-siap dahulu” pinta Enola pada adik-adiknya.
Di lantai yang sama Lexi yang sudah rapi sedang menghubungi sekretarisnya agar datang kehotel, tempat dimana ia berada saat ini.
“Christ, jemput aku sekarang dihotel Granada!” perintah sang bos pada sekretaris.
Dari sebrang terdengar sang sekretaris mengiyakan perintah sang bos.
Enola telah selesai, segera ia beranjak keluar kamar menuju lift ke lobby.
Enola menutup pintu lift, sesaat sebelum pintu lift tertutup sempurna tiba-tiba terbuka lebar dan langsung masuk ke dalam lift, Enola tampak tak peduli dengan keberadaan pria yang dikagumi oleh sejuta umat itu.
“Bukankah dia gadis yang kemarin?” tanya Lexi dalam batinnya.
“Memang betul dia, tapi siapa yang tau bahwa dia masih gadis atau tidak” lanjut Lexi, dan tanpa sadar Lexi terus menatap perempuan yang ada didepannya, yang tak lain adalah Enola.
Pagi ini Enola hanya berdandan seperti biasanya, namun tetap kelihatan cantik dan elegan dengan kemeja berwarna peach yang dipadukan dengan celana jeans dan hells pendek.
Enola mengetat betul apa yang dilakukan pria yang dibelakangnya itu, namun itu hal biasa menurutnya. Enola tidak khawatir karena ia mahir dalam bela diri.
Ting..
Suara lift yang berbunyi menyadarkan Lexi dan menyadari tingkah konyol yang baru saja ia lakukan.
Segera Enola beranjak dari lift menuju adik-adiknya, sedangkan Lexi langsung menuju mobilnya kerena sekretaris nya Christ sudah menjemputnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bantu untuk lebih semangat lagi ya guys dengan like dan vote.
Thankyou all.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!