Kakakku Yang Baik
KONFLIK
Aku mengetuk pintu itu. Sekali, dua kali, tiga kali tetap tidak ada jawaban
Aku menelan ludah ketakutan
Aku mengetuk pintu kembali. Dan akhirnya pintu di bukakakan
Kak Hangga
Ada apa? Berisik banget, udah ya
Kak Hangga melotot menatapku. Dia langsung membanting pintu
Aku (Diandra)
Hah… belum sempat bilang apa-apa (Aku menghela napas)
Aku (Diandra)
Bundaa, kakak gak mau main sama aku
Bunda
Diandra, main sendiri ya sayang
Bunda mengedipkan sebelah matanya padaku.
Aku (Diandra)
Padahal tadi aku udah yakin kakak mau main sama aku, karena bunda yang bilang
Aku bergumam.Mengingat Bunda yang menyuruhku bermain dengan Kak Hangga
Aku menaiki tangga kembali.
Aku membuka pintu kamarku.
Aku menjatuhkan diri di atas kasur.
Aku (Diandra)
Aku ini anak tunggal atau bukan sih? Kalau aku bukan anak tunggal pasti aku tidak akan kesepian (Aku menghela napas sedih)
Bunda
Diandraa ayo makan sayaang! (Bunda berteriak)
(Sekali lagi, aku kembali menuruni tangga)
(Duduk, aku membantingkan diri diatas kursi, lalu makan)
Bunda
Diandra, doa makannya belum
Aku cemberut tapi tetap membaca doa. Ayah mengangkat sebelah alisnya pada Bunda. Bunda tersenyum kecil kepada ayah. Terlihat di wajah ayah kalau ia semakin bingung dengan kondisi ini, tapi bunda terlihat tidak menghiraukannya. Akhirnya ayah tidak bertanya lagi. Tapi, tidak biasanya aku berdoa sendiri. Biasanya aku berdoa bersama keluargaku.
Aku (Diandra)
Bun, Diandra sudah selesai ya
Aku beranjak berdiri dari kursi yang tadi kududuki.
Bunda
Iya sayang (Bunda mengangguk, tersenyum)
Ayah
Dian, kamu cepat sekali makannya?
Aku berusaha menarik tanganku kembali. Ayah mengalah.
Ayah menghela napas pelan
Aku menaiki tangga kembali.
KRIEK... (Aku membuka pintu pelan)
Sekarang, aku berencana pergi ke kamar kak Hangga karena dia selalu melarangku masuk ke kamarnya
Kak Hangga menggebrak meja makan. Makanan yang berada diatas meja itu bergetar, untung tidak jatuh.
Kak Hangga
Ayah, bunda aku juga sudah selesai
TUK TUK TUK (menaiki tangga)
Aku (Diandra)
Suara langkah kaki siapa itu? (Dalam hati)
Aku menelan ludah mendengar suara itu.
Pintu terbuka. Seseorang masuk kedalam.
Bunda
Eh, Diandra, sedang apa di sini? bukannya kakakmu melarangmu ke kamarnya?
Aku (Diandra)
Bunda juga sedang apa di sini?
Aku (Diandra)
Gak ngapa-ngapain bun
Aku memaksakan diriku tersenyum.
JALAN-JALAN?
Bunda membuka pintu kamar.
Bunda
(Tersenyum) Yuk, kita keluar sebelum ketahuan kakakmu
Aku (Diandra)
(Dikamarku) Hah? Padahal pas aku diam-diam masuk kekamar kakak bunda langsung marah. Kok ini bunda gak marah ya? Ada yang tidak beres sepertinya
Aku mengerutkan kening, berpikir.
Terdengar suara khas langkah kaki Kak Hangga
TOK TOK TOK (ketukan pintu)
Aku (Diandra)
Hm, siapa itu?
Aku beranjak pergi dari tempat tidur.
KRIEEK (Seseorang membuka pintu)
Aku (Diandra)
Kakaak (Aku terkejut)
Kak Hangga selama ini tidak pernah mau masuk kekamarku dan malas berbicara denganku. Tapi sekarang?
Kak Hangga
Mau jalan-jalan gak? Kalau mau cepetan
Aku mengangguk dengan bersemangat
Beberapa menit kemudian …..
Aku (Diandra)
Kak aku sudah siap
Aku melambaikan tangan pada Kak Hangga.
Kak Hangga mengangguk sambil memakai sepatu
Aku (Diandra)
Kita gak minta izin kak?
Beberapa menit kemudian …..
Aku (Diandra)
Kita mau kemana kak?
Kak Hangga
Jalan-jalan, aku kan udah bilang!
Kak Hangga melotot, aku nyengir
Aku (Diandra)
Iya ya, hehehe
Kak Hangga
Hmm, kenapa?(melirik)
Aku menunjuk boneka berbentuk hati
Kak Hangga lanjut berjalan, meninggalkanku
Aku melotot sebal, bergegas mengejar kak Hangga.
Aku (Diandra)
Kita sebenarnya mau kemana sih kak?
Kak Hangga mengangkat bahu, dan sekarang aku menepuk dahi
Kak Hangga
Terserah. Kalau kamu bosan kita ke taman saja
Kak Hangga berjalan sedikit lebih cepat. Aku mengejarnya sekali lagi
Aku (Diandra)
Kak Hangga jalannya cepat sekali (Aku bergumam)
Setelah sampai ditaman, Kak Hangga langsung duduk di kursi yang sudah disiapkan bagi pengunjung.
Aku (Diandra)
Kak, aku beli minum dulu ya
Aku berlari meninggalkannya untuk membeli minuman. Sementara itu, Kak Hangga hanya diam
Kak Hangga
Yuk kita pulang
Saat aku menghampiri kak Hangga setelah membeli minuman, kak Hangga langsung berdiri. Aku memegang tangannya
Aku (Diandra)
Tapi kan baru bentar. Kenapa kita cepet banget pulangnya?
Kak Hangga
Soalnya kamu berisik
Kak Hangga menjawab acuh tak acuh.
Aku (Diandra)
Tapi aku masih mau jalan-jalan
Aku menatap wajah datarnya.
Aku (Diandra)
Kak Hangga kita ngapain ya?
Kak Hangga
Dari pada gak tau mending kita pulang deh
Kak Hangga sudah berjalan pulang ke rumah. Tidak memedulikanku. Aku hanya bisa cemberut.
Aku membuka pintu. Kak Hangga masuk kedalam rumah.
Bunda menoleh padaku, tersenyum
Bunda
Gimana tadi jalan-jalannya sama Kak Hangga?
Bunda berbisik, tersenyum semangat
?
Aku tersenyum kecut. Bunda menghela napas pelan
Aku mendorong pintu kamar bunda
Aku (Diandra)
Kakak mana bun?
Aku menutup pintu kembali.
Aku melangkah menuju kamarku
Aku merebahkan diriku di atas kasur
Ayah
Kalau kamu cari Kak Hangga, Kak Hangga lagi pergi keluar ya
Aku (Diandra)
Kok ayah tau kalau aku nyari Kak Hangga?
Aku mengangkat sebelah alisku, bingung
Ayah menutup pintu kamarku
Seseorang membuka pintu kamarku lagi, aku menoleh
Aku sebenarnya terkejut, karena 2 hari terakhir, kak Hangga terlihat aneh, dia selalu buru-buru makan, mau berbicara denganku, dan juga sering keluar rumah itu membuatku sangat bingung
Kak Hangga
Seharusnya aku yang bilang begitu tau! Kenapa kamu nyari aku !?
Aku (Diandra)
Enggak papa kak, kok kakak tau kalau aku cari Kak Hangga?
Kak Hangga
Nyari aku tapi gak ada apa-apa
Kak Hangga mendengus sebal lalu keluar dari kamarku, ingin menutup pintu.
Aku (Diandra)
Kak Hangga jawab dulu dong pertanyaanku tadi
Aku menahan gerakan kak Hangga.
Kak Hangga
Di kasih tau ayah
Kak Hangga menjawab dengan wajah datar
Aku menghela napas. Tadi Bunda, habis itu Ayah
Kak Hangga menutup pintu kamarku.
Kak Hangga
Kenapa lagi sih?!
Kak Hangga terlihat tambah marah. Aku sebenarnya takut, tapi aku memberanikan diriku untuk menahan gerakannya yang membuka pintu. Pintu terbuka . Aku keluar mendahului Kak Hangga
Kak Hangga
Hei, gak sopan kau Dian, aku duluan lah
Aku mundur, Kak Hangga langsung melewatiku
Aku (Diandra)
Huh, menyebalkan
Aku mengomel saat Kak Hangga sudah pergi, tapi karena Kak Hangga belum jauh, dia mendengarku. Kak Hangga melotot kembali.
Aku (Diandra)
Bunda, Diandra pergi dulu ya
Kak Hangga
Kau mau kemana Dian?
Kak Hangga
Iya, tapi mau kemana?
Aku (Diandra)
Kan Diandra udah bilang mau jalan-jalan
Aku memutuskan membalas perlakuannya kemarin
Kak Hangga mendengus kesal lalu meninggalkanku. Aku hanya nyengir, segera memakai sepatu
Aku (Diandra)
Hmm tapi aku mau kemana ya?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!