NovelToon NovelToon

CEO Dingin Kau Milikku

Pertemuan yang Tidak Terduga

✨ Happy Reading ✨

.

.

.

Ponsel berdering dan bergetar di meja yang di sebelah tempat tidur seorang gadis kecil yang masih terlarut dalam mimpinya membuatnya tersadar ketika mendengar deringan alarm yang setia membangunkannya di setiap pagi. Tangannya meraih dan meraba-raba mencari ponsel di sebuah meja yang berada di sampingnya itu dengan jiwa yang setengah sadar mematikan alarm tersebut. Lalu, ia segera mengumpulkan semua tenaga untuk bangkit dari tempat tidur kesayangannya. Ia juga termasuk orang yang mager bila menyangkut kasur yang selalu menemaninya dikala sedih maupun galau. Setelah itu, Sherly melihat ke arah jam dinding ternyata sudah mau telat arah jarum yang sudah mau menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit ia dengan cepat-cepat berlari ke kamar mandi memutuskan tidak mandi hanya cuci muka dan gosok gigi saja.

Bagaimana tidak?! Ia termasuk orang yang nggak mau ribet walaupun agak jorok bila nggak mandi tapi mau gimana lagi karena sudah mau telat jadi dengan terpaksa memakai parfum saja supaya tidak tercium baunya.

Setelah bersiap-siap dengan cepat ia pergi ke sekolah yang diantar oleh supir pribadi dan jarak dari rumah ke sekolahnya termasuk dekat. Melihat ke arah jam tangan sudah pukul tujuh lewat dua puluh lima menit Sherly pun merasa panik karena takut terlambat dengan cepat berlari ke kelas dan untungnya tepat waktu sebelum pagarnya di tutup yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh delapan menit.

"Aishh ... hampir aja terlambat tadi, untung aku lari, kalau tidak! bisa gawat ini urusan mana yang masuk guru killer pula, waduh!!!" Jawab Sherly terengah-engah sembari menepuk jidat.

Ooh lupa, namanya Sherly Cristine umurnya sekarang 18 tahun, tinggi 165 cm yang banyak di impikan oleh setiap wanita. Matanya berwarna amber dengan rambut kecoklatan dan berkulit putih. Ia termasuk bunga sekolah dan cowok-cowok yang suka dan tertarik padanya karena ia termasuk cantik diantara kalangan teman-temannya dan body goals, meskipun demikian banyak cewek-cewek yang tidak suka bahkan ada yang membencinya.

Yah ... ia tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain bahkan tidak memperdulikan nya karena prinsip ia yang jalanin jadi mengapa harus pusing memikirkan yang tidak perlu. Tetapi, Sherly termasuk pintar dan malas di kelas karna setiap tahun pasti masuk ke di antara rangking 2-5 di kelas dan kini ia sudah kelas 3. Ia bersekolah di SMA Commonwealth yang terkenal di Kota C dan termahal karena ayahnya juga seorang donatur di sekolah tersebut dan pemilik perusahaan World of Technology yang terbesar di kota C tempat ia tinggal.

******

Setelah sampai di sekolah Sherly berjalan menuju ke kelas banyak sorot mata yang memandanginya dengan mata yang kagum dan pesona melihatnya, tetapi ia tetap melewati dengan memberikan senyuman kepada mereka walaupun dalam hati terpaksa .

"Wow ... lihat! dia datang (sambil menepuk bahu temannya)" kata cowok-cowok yang berada di lorong sekolah tersebut.

"Kenapa?" timpal temannya yang berada di samping sembari mengikuti arah jari yang ditunjukkan oleh teman sebelahnya

"Lihat disana! Gadis cantik itu bunga sekolah kita dan kau tidak tahu?! Bagaimana, cantik bukan? Aku menyukai wanita seperti itu"

"Jangan terlalu berharap terlalu tinggi bung! Gadis seperti itu sulit digapai oleh orang seperti kita. Malah yang ada hanya cinta bertepuk sebelah tangan"

"Ayolah bung! tetapi tidak masalah kita berkhayal dulu 'kan"

"Terserah kau saja"

"Cantik..."

"Hai gadis cantik"

"Halo cantik"(sambil bersiul memanggil dirinya) godaan yang seperti itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Sesampai di kelas, ia lalu menuju ke kursi dan meletakkan tasnya di atas meja. Tidak lama kemudian, guru pun datang dan memulai pelajaran yang paling tidak ia sukai yaitu matematika karena Sherly lemah dalam menghitung apalagi soal angka jangan di tanya pasti lemot otaknya bila berurusan dengan angka tetapi mau gimana lagi kan, itulah kenyataannya hidup. Akhirnya pelajaran pun selesai dan istirahat lalu menuju ke kantin dan memesan makanan.

"Woii lemot, dari tadi cemberut terus. Apa ada masalah?" tanya Ghia yang merupakan sahabatnya yang sudah dari umur 6 tahun bersamanya

"Aku bosan bila les nanti, sepulang sekolah. Kenapa harus belajar lagi di rumah? dan itu sangat menyebalkan bagiku, hari-hariku hanya diisi dengan kegiatan sekolah(sambil mengacak-acak rambutku)"Sherly merasa capek bila dihadapkan dengan pelajaran sekolah

"Tunggu! Bukannya biasanya kamu bersikap seperti biasa saja. Jangan bilang kamu nanti ada les MTK yang paling tidak kamu sukai?" tanya Ghia penasaran

"Tebakanmu tidak salah kawan! Dan untungnya hanya satu jam belajarnya. Jika tidak, lama-lama aku bisa stress memikirkan angka yang ribet ini" timpal Sherly dan mengasih jempol karena tebakan temannya itu tepat.

"Jadi, curhat nih ceritanya"ledek Ghia.

"Tapi-" Sebelum Sherly meyelesaikan pembicaraannya itu tiba-tiba disela oleh Veny temannya yang selalu bersama dengan mereka sejak masuk SMA.

"Hello gais" sapa Veny (sambil melambaikan tangan ke arah kami) menuju ke arah tempat duduk kami.

"Oh kamu! Darimana saja kamu? tadi kami mencarimu ke kelasmu tapi malah hilang orangnya" kata Sherly jengkel.

"Eh iya maaf, soalnya tadi ke WC hehehe" jelas veny sambil cengengesan.

"Benarkah?! alasan aja nggak tuh biar nggak merasa bersalah" ucap Sherly dengan tatapan serius.

"Nah itu, setuju aku Sher! palingan lagi cari perhatian si doi nya

tuh" sambung Ghia.

"Lah kalian kok malah kompak, Ghia belain aku sesekali. Masa aku di bully terus sama si Sherly" ucap Veny kesal.

"Tidak mau!"(sambil meledek Veny)

"Sudah-sudah, makan yuk keburu dingin. Gara-gara si Veny nih kan sudah mau dingin makanannya" sindir Sherly sembari tertawa kecil.

"Iya ... iya maaf aku salah(dengan wajah yang bersalah dan mengemaskan)"lirih Veny.

"Tapi sebagai permintaan maaf, kali ini kamu harus mentraktir kami berdua deal?!" seru Ghia.

Sebelum Veny berbicara Sherly langsung menyela.

"Deal" seru Sherly dengan penuh semangat.

"Iya ... iya, kali ini aja soalnya lagi kering dompet nya" ucap Veny sambil menggerutu dan tertawa bersama-sama di sela canda tawa.

Mereka pun makan setelah makan, terdengar bel berbunyi tanda masuk kelas dan memulai pelajaran.

*****

Seusai pulang sekolah, Sherly pergi ke toko roti langganan ku membeli roti kesukaannya roti challa dan corn rye bread.

"Kak! pesan roti challa dan corn rye bread "panggil Sherly kepada pelayan toko roti itu dengan sopan.

"Seperti biasa kak?" tanya pelayan tersebut.

"Iya seperti biasa" balas Sherly.

Sambil menunggu rotinya, ia melihat ada seorang lelaki di sudut meja dekat jendela. Pria itu tinggi, ganteng dan putih memakai baju hoodie berwarna hitam dengan berkaca mata dengan rambut cokelat keemasan dengan sosok yang ia kenal. Lalu, Sherly menghampirinya untuk mencari tau dan memastikan bahwa pria tersebut apakah Vito sepupunya dari Negara AK.

"Hai Vito, kemana aja kamu selama ini baru nongol orangnya malah sombong nggak nyapa lagi" sapa Sherly sambil menepuk bahunya.

Lalu ia menoleh dengan wajah bingung

"Sepertinya anda salah orang" ucap pria yang tak dikenal namanya (dengan tatapan dingin).

"Oh maaf maaf" ucap Sherly (langsung menunduk kepala karena terlalu malu)

"Aduh! gimana nih mana salah orang lagi" batin Sherly

"Maaf tuan, kirain orang yang saya kenal tadi makanya langsung saya sapa"ucap Sherly dengan senyum terpaksa karena terlalu malu untuk bicara.

"Oh tidak apa-apa" Kata pria itu dingin dan langsung mengalihkan pandangannya ke ponselnya.

"D**ingin kali seperti kulkas! malah menjawabnya sangat singkat, tidak apa-apa untungnya ganteng bisa dimaklumi" batin Sherly kesal.

.

.

.

✨ Happy Reading ✨

"Terima kasih sebelumnya sudah mampir kesini, mohon kritik dan saran nya karena itu berguna banget buat author bisa belajar dari sana karena ini adalah karya pertamaku. Sediakan waktu untuk like di setiap part ya. Terima kasih"

Badmood

✨ Happy Reading ✨

.

.

.

"Maaf sekali lagi sudah mengganggu waktu anda, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Sherly kepada pria tersebut.

Pria tersebut bahkan tidak menggubris perkataannya hanya menganggukkan kepalanya saja .

"Nih orang, manusia atau patung. Kenapa hemat kali menjawabnya?Tapi walaupun begitu ini juga salahku, lagian kenapa aku langsung menyapanya langsung tanpa liat siapa orangnya. Malu kali sumpah, pakai salah orang lagi" gumam Sherly sembari menuju ke kasir untuk membayar pesanannya.

Sesampainya di rumah, ia masih saja memikirkan kejadian tadi dan terngiang-ngiang dibenaknya rasa malu pun bercampur aduk tanpa ia sadari dan melamun sambil berdiri di depan pintu pagar rumahnya. Sekilas ia mendengar ada suara yang memanggilnya dari kejauhan dan tetapi Sherly malah tidak mempedulikan sumber suara tersebut dan melanjutkan lamunannya tentang kejadian yang memalukan itu sambil mengacak-acak rambut hingga sedikit berantakan.

"Aduh! Kenapa aku mengingat kejadian itu lagi bikin suasana badmood saja"gumam Sherly sambil mengerutkan bibir.

"Sherly ... Sherly, kenapa di depan pagar nak" panggil mamanya dari arah pintu rumah.

Sherly mencari-cari sumber suara yang tadi memanggilnya dan menoleh ternyata sumber suara tersebut adalah mamanya yang sedang memanggil namanya untuk masuk ke dalam rumah.

"Ooh mama ternyata hehehehe,

iya ma Sherly masuk sekarang." jawab Sherly sambil menuju ke arah mama Sara

"Nak tadi ngapain disana tadi?Mama sedari tadi memanggil mu kenapa tidak dijawab nak? Apa lagi nunggu teman ya?" tanya Sara dengan wajah khawatir melihat ke arahnya

"Tidak ma, Sherly hanya kepikiran tentang sekolah aja kok ma" jawab Sherly yakin dan langsung cium mamanya.

"Apa terjadi sesuatu denganmu saat di sekolah nak?" tanya Sara

"Tenang saja ma, tidak ada terjadi kejadian aneh ma. Lagian anak mama ini pasti akan ku kasih tau kok ke mama. Bila terjadi apa-apa sama Sherly" ucap Sherly sambil cengengesan ke mama Sara

Mamanya merasa geli dengan tingkah laku anaknya yang manja, sebenarnya Sherly juga merasa geli bersikap begitu dan itu ia melakukan secara terpaksa hanya untuk meyakinkan mamanya.

"Iya ... iya ... mama percaya, sudah ayo masuk. Papa lagi menunggumu di ruang tamu, soalnya ada yang mau dibicarakan sama kamu nak" ucap mama Sara

"Bicara soal apa ma? mengapa tiba-tiba begitu" tanya Sherly heran

"Tapi aku ganti baju dulu ya

ma" ucap Sherly kepada mamanya.

"Iya, udah sana ganti baju dulu. Setelah itu jangan lupa turun ya ke ruang tamu jumpa papa mu" ucap Sara sambil mengelus rambut anaknya.

"Iya ma, tapi jangan elus kepalanya Sherly 'kan Sherly udah besar ma masa di perlakukan kayak anak kecil kan jadi malu Sherly

ma" jawab Sherly dengan wajah cemberut.

"Iya tapi kan Sherly tetap anak kecil di hati mama" jawab Sara lagi.

"Iya ... iya terserah mama yang penting mama bahagia" ledek Sherly kepada mamanya.

"Kalau begitu, Sherly ke kamar dulu ya ma" ucap Sherly

Setelah itu, ia pergi menuju ke kamar tidurnya. Lalu, ia langsung merebahkan badannya ke kasur dengan menatap langit-langit dengan tangan yang diletakkan di dahi.

"Hari ini sangat melelahkan, ada banyak kejadian yang terjadi sama diriku" gumam Sherly pada diri sendiri.

"Sudahlah, katanya papa mencariku. Kira-kira ada apa ya papa mencariku?" ucap Sherly dengan wajah bertanya-tanya

Karena rasa penasarannya ia segera ganti baju, lalu menuju ke lantai bawah di ruang tamu. Melihat papanya yang sedang melihat laptop dengan sangat serius di sofa karena terlalu fokus. Bahkan Krisan tidak menyadari kalau Sherly sudah berdiri di sampingnya dan memanggilnya dengan suara pelan.

"Pa ... pa ... kenapa serius sekali lihatnya? Sampai-sampai Sherly sudah berada disamping bahkan papa tidak sadar kalau ada orang di samping" ucap Sherly terkekeh.

"Ooh ... anak papa sudah turun ya, ini papa lagi lihat berkas perusahaan kita soalnya ada yang masih belum dikerjakan, sini duduk disamping papa dan ada yang mau papa bicarakan sama kamu" jelas Krisan sambil mengisyaratkan tangannya untuk duduk disampingnya.

"Iya pa, ada apa pa? sepertinya ada sesuatu yang sangat penting pa" tanya Sherly bingung.

"Begini nak, papa ada rencana buat kursus MTK buatmu. Nanti ada anak teman papa yang ngajarin kamu soalnya guru yang sebelumnya, dia mau melahirkan jadi dia ingin resign. Katanya, dia mau fokus jaga keluarganya. Bagaimana mau tidak nak?!" tanya Krisan sambil menjelaskan kepadanya.

"Tapi pa, bukannya papa sudah tahu kalau Sherly kurang suka di bidang MTK. Soalnya kurang pintar di bidang ini" jelas Sherly.

"Iya soal ini papa tau, cuman papa ingin yang terbaik buat kamu nak, lagian bidang ini bagus untuk kamu nak. Apalagi kelak digunakan dimasa depan kamu nak" ujar Krisan lagi sambil menjelaskan agar anaknya mengerti.

"Tapi cukup 1 tahun saja paling lama ya pa, kalau seperti itu Sherly turutin kemauan nya papa. Satu lagi gurunya cewek atau cowok pa?terus gurunya umurnya kisaran berapa?" ucap Sherly sambil tersenyum

"Baiklah kalau gitu, kalau misalnya ada perubahan papa akan turutin kemauanmu. Tapi, misalkan tidak sesuai dengan ekspektasi nya papa. Papa tetap akan lanjutkan kursusnya kamu" ucap Krisan dengan tegas(sambil menepuk bahuku).

"Gurunya itu cowok nak, umur masih muda sudah umur 26 tahun. Wajahnyan juga tampan jadi tenang aja, pasti kamu nyaman nanti diajarin sama gurunya" ledek papanya.

"Tidak mau pokoknya, Nggak mau yang namanya om om, kenapa papa malah ngeledekin Sherly pa" ucap Sherly dengan wajah jengkel.

"Iya ... iya maaf nak, lain kali tidak ulangi lagi kok hahahaha. sudah sana siap-siap satu jam lagi guru nya datang" ucap papanya sambil tertawa.

"Haah?" Ucap Sherly dengan mata terkejut.

"Pa ... kenapa cepat kali datangnya kenapa tidak minggu depan saja, Sherly ingin istirahat" ucap Sherly ngeles.

"Tidak ada tapi-tapi, soalnya papa udah konfirmasi ke dia datangnya satu jam lagi" Ucap papanya.

"Baiklah, kalau begitu aku istirahat dulu ke kamar ya pa" ucap Sherly sambil meninggalkan papanya sendirian.

"Tidak makan dulu biar ada tenaganya nanti" ucap papanya.

"Nggak mau pa, badmood Sherly lagi mogok makan" ucap Sherly sambil menggerutu.

"Memangnya kendaraan bisa

mogok" Kata papanya sambil senyum-senyum dengan jawaban anaknya itu

"Iya" Jawab Sherly singkat karena kesal sama papa yang tidak diskusikan dulu dengannya.

Lalu, ia pun menuju ke kamar saking capeknya ia pun tertidur pulas tanpa makan terlebih dahulu. Satu jam kemudian, terdengar suara bunyi bel rumah hingga terdengar ke kamarku.

"Bik Sri ... tolong lihat siapa yang datang bik" ucap Sherly pada bibi yang bekerja di rumahnya. Namanya bik Sri bekerja dirumahnya ketika ia berumur 9 tahun, bibi Sri ini sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri.

"Iya non, saya akan segera ke

sana" ucap bibi sri

"Non, ada yang mau jumpa sama non" teriak bik Sri dan Sherly menunggu di lantai 2 didepan pintu kamarnya

"Emang siapa bik? suruh masuk aja bik" ucap Sherly kepada bibi Sri.

"Tidak dikasih tau non, katanya menyuruh anda ke bawah saja langsung non" ucap bibi Sri.

"Iya bik" Kataku kepada bibi.

"Ini orang ya ... seperti orang penting aja minta langsung disambut. Aduh! capek kali rasanya mau nurun tangga" Ucap Sherly dengan diri sendiri dan merasa jengkel .

Tibanya di lantai bawah ia melihat ada seorang cowok yang tinggi,putih dengan rambut berwarna kecoklatan dengan memakai kemeja dengan tangan di saku celana.

"Siapa dia? Kenapa malah mencariku? Ini semakin membuatku penasaran" batin Sherly dan melihat sosok pria dari balik punggung pria tersebut

Lalu, ia menuju dan bertanya kepada pria tersebut.

"Maaf, anda siapa ya? Mengapa mencari saya, ada perlu apa? Apa sebelumnya pernah ketemu

anda?" tanya Sherly pada pria tersebut dengan ekspresi judes.

"Oh jadi, kamu anaknya pak Krisan" kata pria tersebut.

"Iya betul, memangnya ada

apa?!" jawab Sherly ketus.

"Ketus kali gadis kecil, tidak boleh berbicara seperti itu" ucap pria tersebut dengan tersenyum jahil.

"Langsung ke inti pembicaraan sekarang! Jangan basa-basi, jika tidak! saya tutup pintunya sekarang" ucap Sherly dengan nada kesal.

"Baiklah gadis kecil, jangan emosi dulu ini hanya bercanda" ucap pria tersebut.

.

.

.

✨ Happy Reading ✨

Jangan lupa terus dukung author dengan like setiap partnya dan tinggalkan jejak. Jadikan favorit 🤭 maaf bila ada kekurangan, kasih tau ya dengan kritik dan saran.

Terima kasih 🙏**Moga kalian suka☺️

Ternyata Dia

✨ Happy Reading ✨

.

.

.

...**Flashback 2 bulan sebelumnya**...

Evan POV

Saat selesai mengajar kelas dengan perut yang keroncongan aku pun bergegas mengendarai mobil memutuskan untuk mencari sebuah toko roti untuk mengganjal perut ku sebelum sesampai di rumah, diperjalanan aku tidak melihat ada toko roti di daerah sana sehingga aku memutuskan untuk pergi meneruskan perjalanan lagi karena di daerah tersebut termasuk sepi apalagi tidak terdapat rumah makan ataupun restoran. Melihat di persimpangan jalan ada sebuah toko roti.

"Akhirnya ketemu juga penyelamat perutku" dengan girang aku pun pergi ke toko roti tersebut.

Tiba-tiba, saat memarkirkan mobil aku tidak fokus tanpa sengaja menabrak seorang gadis yang mau berjalan ke arah toko tersebut.

BRAK

"Aduh ... auww " Gadis itu terjatuh sambil memegang tangan kirinya yang lecet.

"Ini orang! Apa tidak tahu cara bagaimana cara mengendarainya?Masa tidak lihat kalau ada orang di depan," Dengan nada marah.

"Untungnya lukanya tidak tergores terlalu besar"

Aku terkejut langsung keluar dari mobil untuk mengecek kondisi nya.

"Maaf, tadi saya tidak sengaja"

"Bagian mana yang sakit? sini biar saya bawa ke rumah sakit terdekat sini agar di obati" Merasa bersalah.

"Lain kali hati-hati! Pokoknya anda harus tanggung jawab" kata gadis tersebut dengan nada kesal sambil meringis kesakitan.

"Iya pastinya, saya akan bertanggung jawab" Tanpa pikir panjang aku langsung mengendong ke mobil tanpa meminta persetujuan gadis tersebut.

"Kurang ajar"

PLAK

"Seenaknya saja anda! seharusnya bilang permisi dulu, tapi ini tidak! Malah asal langsung gendong

aja" kata gadis tersebut dengan nada marah.

"Baru kali ini aku ditampar sama oleh wanita, aku hanya bermaksud menolongmu" kata ku lalu menurunkan gadis tersebut ke dalam mobil.

"Jelas kamu yang bersalah, masa asal gendong aja. Cowok mesum!" Dengan nada kesal menatap tajam ke arahku.

"Kenapa kalau mesum, gadis kecil?" Sambil memegang dagunya dengan tersenyum nakal.

"K-ka-kamu berani kurang ajar ya sama saya!" Sambil menepis tanganku dan saat mengangkat tangan mau menamparku, aku langsung menahannya.

"Gadis kecil, jangan berekspresi seperti itu. Sekarang duduk baik-baik disini biar aku antarkan ke rumah sakit" Mengecup pipinya karena gemes melihat wajah kesalnya hingga aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya.

"Dasar gila ... mesum!" Dengan wajah marah dan kesalnya ia pun langsung mau turun dari mobil, lalu aku langsung mengunci nya.

"Oke ... oke aku tidak akan melakukannya lagi, sekarang duduk baik-baik oke? tapi kalo kamu membantah, aku akan mencium mu lebih dari ini" Ancamku menjahilinya.

"Ka-kamu, awas kalau macam-macam" katanya dengan wajah kesal dengan nada mengancam.

"Menarik nih cewek" Kata ku dalam hati

Sesampainya di rumah sakit....

"Udah sampai disini aja" Kata gadis dengan ketus turun dari mobil.

"Tidak bisa, harus tanggung jawab sampai akhir kalau perlu sampai ke tahap selanjutnya" ucapku bercanda sambil mengodanya dan menahan tangannya.

"Auch ... sakit!"gadis itu meringis kesakitan, ia pun langsung menepis tanganku lalu langsung turun dari mobil.

"Sorry ... sorry, aku tidak

sengaja" pintaku dan mengejar gadis tersebut.

"Jangan ikuti aku! Bukannya sudah sampai! Sekarang anda bisa langsung pergi dan terima kasih atas bantuannya" katanya ketus dengan raut wajah kesal.

"Ok ... ok! Aku tidak akan ikuti kamu lagi, gadis kecil. Namaku Evan, jangan lupakan itu" Langsung aku mencium pipinya lagi lalu pergi meninggalkannya.

"Sampai jumpa lagi di lain waktu gadis kecil " kataku dengan wajah senang

"Kamu dasar gila!" Teriaknya dengan nada kesal dan marah.

"Menarik nih cewek, biasanya cewek yang lain pada mau dekatin aku, ini malah keterbalikannya" ucapku dalam hati dengan merasa puas.

"Semakin menolak, semakin aku menginginkanmu gadis kecil"

Sesampainya di rumah, aku pun masih teringat wajah gadis kecil itu.

"Evan ...! Papa memanggilmu di ruang kerja" panggil Vina dari arah dapur

"Iya ma" sahutku

Saat memasuki ruang kerjanya....

Tok ... tok ... tok....

"Masuklah"

"Van, ada atasan papa mau nawarin kamu ngajar anaknya les MTK, kebetulan kamu 'kan juga dibidang ini" mendongakkan kepalanya ke arahku sambil memegang dokumen yang berada ditangannya

"Oo ... anak sekolahan atau bagaimana?" tanyaku penasaran.

"Kelas 12" jawab Edwin sembari menunggu keputusanmu.

"Bagaimana? kalau mau, papa langsung konfirmasi ke atasan papa nanti bulan ke-3 kamu mulai mengajarnya" Jawab Edwin menunggu jawabanku

"Kira kira, siapa yang nanti aku ngajar? Aku sangat menantikannya" ucapku dalam hati dengan rasa penasaran.

...* 2 bulan setelahnya*...

Aku lalu bergegas ke alamat yang diberikan oleh orang tuaku.

"Tidak sabar, siapa yang aku ngajar nanti?" ucapku dengan wajah menantikan.

"Disini ternyata tempatnya" menoleh ke sebuah rumah yang berwarna putih dengan pintu yang ditutupi oleh sebuah pagar warna cokelat, lalu memarkirkan mobilnya ke samping sisi jalan.

Ting tong ting tong

"Nak, anda mau mencari

siapa?" tanya orang itu yang buka pintu tersebut.

"Ini saya mau cari Sherly anaknya pak Krisan bik" jawabku menjelaskan .

"Bik, maaf tolong suruh kesini aja langsung"

"Oo sebentar ya nak, saya panggilkan dulu. Soalnya dia masih di kamarnya" kata bibi.

"Non, ada yang mau jumpa

non" Kata bibi.

"Memangnya siapa bik? suruh masuk aja bik" Terdengar suara gadis tersebut dari lantai atas sana.

"Tidak dikasih tau non, katanya kebawah aja langsung" ucap bibi kepada gadis itu

"Maaf, anda siapa ya?! Kenapa mencari saya ada perlu apa? apa sebelumnya pernah ketemu

anda?!" tanya gadis tersebut dengan ekspresi ketus.

"Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat" ucapku dalam hati sambil menerka-nerka.

"Tunggu! sepertinya gadis kecil itu yang pernah kutemui itu" Kataku dalam hati dengan nada menyakinkan.

"Oh jadi, kamu anaknya pak Krisan" ucapku sembari tersenyum, ternyata gadis kecil yang selama ia cari 2 bulan terakhir tepat berada di depannya itu.

"Iya betul, memangnya ada apa?!"jawabnya ketus.

"Tidak boleh berbicara seperti itu gadis kecil" ucapku dengan mengodanya.

"Langsung inti pembicaraan sekarang jangan basa-basi, jika tidak?! saya tutup pintunya sekarang" jawabnya dengan nada kesal.

"Dia tidak berubah sama

sekali" ucapku dalam hati dan merasa puas.

"Baiklah gadis kecil, jangan marah!Saya hanya bercanda" ucapku sambil menahan pintu tersebut agar tidak dikunci.

"Apa benar-benar tidak ingat? Sebelumnya kita sudah bertemu" ucapku dengan nada percaya diri sambil melepas kacamataku.

"Maaf! anda siapa? Saya tidak kenal dengan anda" ucapnya raut muka kesal.

"Gadis kecil, kamu benar-benar tidak mengingatnya? Apa kau ingat? Waktu itu kamu jatuh, saat itu aku tidak sengaja menabrakmu dua bulan sebelumnya" ucap ku sambil memegang pipinya sekilas dengan wajah menggoda.

"Hidung belang ... mesum jangan macam-macam anda ya kepada saya" Ancam gadis tersebut dan berhasil tangan nya mendarat ke mukaku sebelum aku menahannya.

PLAK

"Nyalimu besar juga ya gadis

kecil" ucapku tersenyum puas.

"Ooo ... jadi kamu orang mesum itu!Jangan bilang kamu yang akan jadi guru lesku" ucap gadis itu dengan nada tak percaya.

"Iya gadis kecil, kita bertemu lagi dari sekian lam" ucapku dengan nada menggoda.

.

.

.

.

✨ Happy Reading ✨

Jangan lupa terus dukung author dengan like setiap partnya dan tinggalkan jejak. Jadikan favorit 🤭 maaf bila ada kekurangan kasih tau ya dengan kritik dan saran.

Terima kasih 🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!