NovelToon NovelToon

Semanis Janji, Sepahit Dendamku

Meisya Salvina

"Gadis jelek, ditambah tubuhnya seperti gorila ya," terdengar ledekan dari teman-temannya.

"Iya, apalagi lagi kaca matanya itu seperti tutup botol, atau parahnya seperti kaca mata Nobita ha....Ha....," tertawa lepas meledek.

Gadis malang itu, bernama Meisya Salvina, dia memiliki bentuk tubuh gendut, kaca mata tebal dan behel Gigi, tidak ada yang menarik dari bentuk tubuhnya, bahkan orang malas memandang nya lebih lama.

Namun keberuntungan seakan berpihak pada garis hidupnya yang terlahir dari keluarga kaya dan terpandang. Ayah Meisya seorang pengusaha perkebunan kelapa sawit No satu didaerahnya. sehingga orang yang mendekatinya hanya untuk memanfaatkan kekayaan gadis polos tersebut.

Meisya tidak pernah membalas perlakuan buruk orang terhadap nya, meskipun kebanyakan dari mereka yang bermuka dua. Meisya sangat sabar menghadapi mereka, bahkan dia tidak pernah mengaduknya pada kedua orang tuanya yang sangat berkuasa itu.

Selepas menyelesaikan sekolah, Meisya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, karena inilah pilihan terbaik buat Meisya dari pada harus mendengarkan ejekan dari teman-temannya.

Pertemuan tak terduga dengan Aldo, yang merupakan anak dari karyawan biasa. pabrik pengolahan minyak kelapa sawit milik papanya, Membuat Meisya jatuh cinta pada pandangan pertama, saat itu dia diajak oleh papanya mengunjungi pabrik pengolahan kelapa sawit milik mereka, kebetulan Aldo juga sedang mengantarkan ayahnya untuk bekerja dengan motor buntut yang dimiliknya.

Dengan ramah, waktu itu Meisya menyapa, Aldo yang semula cuek dan mengabaikan nya langsung berubah ketika ayahnya membisikkan jika Meisya anak dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

Perkenalan singkat itu berlanjut sampai mereka saling tukar No ponsel, Meisya sangat bahagia setiap kali Aldo membalas chat nya. Walaupun Meisya sangat menginginkan panggilan Vidio tapi Aldo selalu menolaknya dengan berbagai alasan.

“Ngapain aku mesti melakukan panggilan Vidio dengan cewek gendut kayak karung beras itu, bisa-bisa mataku sakit.” Ucap Aldo sambil menikmati makanan mahal yang dikirimkan Meisya. Yang diselingi tawa teman-temannya.

“Sama hartanya kamu mau, jadi kamu harus siap juga menerima  pemiliknya meskipun sejelek apapun bentuknya,”  Rangga sahabat baik Aldo ikut menimpali.

“Ngak kebayang deh, bagaimana cara kalian melakukan ML saat bulan madu atau malam pertama dengan tubuh Meisya yang besar dan kekar.” Teriak teman Aldo yang lainya.

“Ha...ha...ha...” mereka semua tertawa lepas mengejek bentuk tubuh Meisya.

“Aku rasa Aldo yang ambruk duluan, karena Meisya lebih besar dan perkasa. sebaiknya tutup mata saja Al , anggap saja lagi menunggangi Kerbau betina.” Rangga ikut bersuara kembali.

“Ide yang menarik.” Aldo yang sedari tadi hanya ikut tertawa ketika teman-teman nya mengejek, seakan mendapatkan ide dari perkataan Rangga barusan.

“Apa orang tuanya mau menerimaku nanti,?”  Aldo terlihat bimbang mengingat status sosial mereka yang jauh berbeda.

“Pasti maulah, Meisya itu anak mereka satu-satunya, pewris tunggal perkebunan kelapa sawit yang sangat luas ini. Yang terpenting sekarang kamu dekati dan bujuk rayu Meisya, hidupmu yang susah ini pasti akan berubah drastis jika kalian sudah menikah.”

“Terimakasih bro, atas dukungan kalian berdua.” Ucap Aldo menatap dua sahabat baiknya Rama dan Rangga yang mempunyai sifat tidak jauh beda darinya. Pemalas dan ingin hidup enak dan kaya tanpa harus berusaha keras dan Bekerja, disuruh kawin sama janda tua pun mereka bersedia asalkan dia kaya raya, itulah prinsip hidup Aldo dan kedua teman-teman nya.

Seiring berjalannya waktu, kedekatan Meisya dan Aldo semakin erat. Bahkan Aldo dengan bantuan kedua sahabat nya mulai sering mengajak jalan Meisya yang biasanya jarang sekali keluar rumah.

Aldo sudah mengatur rencana, kali ini dia akan menyatakan perasaan cinta buayanya pada Meisya. gadis lugu yang belum pernah pacaran dan jatuh cinta sebelumnya.

 

“Bagaima Meisya, apa kamu mau menerima Cinta Abang?” yang diteriaki yel-yel oleh Rangga dan Rama, mendukung aksi sahabatnya berharap agar dapat kecipratan harta Meisya nantinya.

“Terima....terima...terima,” ucap keduanya memberikan semangat.

Muka Meisya bersemu merah, dia seakan tidak percaya dengan pendengaran nya. Semua ini seperti mimpi baginya. Seorang pria tampan mau menyatakan cinta pada dirinya yang sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang belum mengetahui jika dia anak orang terkaya.

Tangan Meisya gemetar untuk menerima bunga mawar sebagai pernyataan cinta Aldo , sebagai bukti bahwa dia menerima pria itu sebagai pacarnya sekarang.

“ Aku diterima Meisya jadi pacarnya.” teriak Aldo senang pada kedua sahabatnya. yang memberikan selamat atas resminya hubungan mereka berdua.

“Cium...cium ...cium,” teriak Rama dan Rangga, yang langsung mendapatkan plototan tajam mata Aldo. merasa teman-teman nya sengaja melakukan hal itu.

 "Sial, mimpi apa aku harus mencium tuh bibir, yang kayak pantat bebek angsa." gumam Devan kesal melirik kedua sahabatnya, yang sengaja mengerjai nya.

Meisya memejamkan matanya, berharap Aldo akan memperlakukan nya seperti Drama romantis Korea yang sering ditontonnya. Dia memonyongkan bibirnya kedepan siap menerima kecupan lembut dan mesra dari Aldo nantinya, sesuatu yang selalu diimpikan nya selama ini.

Sementara itu, saat melihat Meisya masih memejamkan mata. Aldo saling dorong dengan kedua sahabatnya, dia benar-benar tidak sudi mencium bibir Meisya yang menurut nya lebih mirip pantat bebek sawah.

“Aldo , kamu harus menunjukkan dan meyakinkan Meisya jika kamu benar-benar mencintainya.” Bisik Rangga sambil mendorong tubuh Aldo untuk mendekati Meisya.

“Cup,”

Kecupan singkat mendarat dibibir Meisya, membuat senyum indah mengembang disudut bibirnya. sementara Aldo langsung mengusap bibirnya jijik.

"Sabar Aldo, jika kamu pengen cepat merubah kehidupan mu yang miskin ini." Ucap nya mencoba menguatkan prinsip nya.

Semenjak resmi menjadi pacar Aldo, Meisya mulai ceria lagi, hari-hari dijalani nya penuh kebahagiaan karena sudah ada Aldo yang sering memberikan perhatian khusus dan kata-kata romantis serta janji-janji indah jika mereka Menikah kelak.

Meisya pun sering diajak jalan oleh Aldo, meskipun dengan maksud tertentu, minta uang dan dibelikan pakaian baru untuk dia berkencan dengan kekasih pujaan nya Sally. Meisya sudah dibutakan oleh cinta, sehingga dia begitu mudah percaya apapun yang diucapkan Aldo.

 

Namun hubungan mereka tidak berjalan seperti yang diinginkan Aldo, kedua orang tua Meisya menentang keras, bahkan mereka berencana untuk memindahkan Meisya kuliah keluar Negeri, sehingga membuat Aldo kelimpungan karena akan kehilangan aset berharga nya. karena tidak akan ada yang memberikan nya uang lagi.

Begitu juga Meisya, dia menentang keras keinginan orang tuanya itu

“Pa, Meisya sangat mencintai bang Al, Meis tidak ingin berpisah darinya.” menangis memohon pada papanya.

“ Meisya sadarlah nak, Aldo itu bukan laki-laki baik, dia itu pemalas, penjudi dan main wanita. Papa tidak ingin dia menyakitimu dan hanya memanfaatmu nak.” Papa Meisya terus meyakinkan anak semata wayangnya.

“Tidak pa, bang Al sudah berjanji jika dia akan berubah. Ma tolongin bujuk papa biar merestui hubungan kami...hu...hu...” tangis Meisya yang memeluk erat tubuh sang Mama.

“Meisya sayang, kamu jangan seperti ini nak. Sebaiknya kita ikuti dulu perkataan papa.” Bujuk mama.

“Tapi Meis hanya mencintai bang Al, ma.,”

 

Kegelisahan Meisya

"Meisya mau disini saja ma, Meisya Ngak mau kuliah diluar negeri, titik." Ucap Meisya yang terus berusaha untuk membujuk mamanya.

" Iya sayang, Mama ngerti. Nanti kita cari waktu yang tepat buat bujukin papa.” Ucap mama membelai satang rambut kepang dua putrinya.

"Di Singapura, kamu akan tinggal bersama kakakmu Devan, dia akan selalu mengawasimu selama tinggal dan kuliah disana." Ucap papa yang tidak mau dibantah lagi.

Devan merupakan kakak angkat Meisya, yang sudah sukses menjadi CEO diperusahaan yang dirintisnya, tidak banyak yang mengenali Devan. karena dia selama ini lama menetap di Singapura.

Mau tidak mau, Meisya terpaksa menuruti perintah papanya, karena dia sudah kehabisan akal untuk membujuk sang papa. sepanjang perjalanan panjang yang dilalu Meisya, penuh dengan derai air mata.

Disaat keberangkatan nya keluar negeri Meisya ingin sekali melihat Aldo, dan memeluk kaki-laki yang dicintainya itu, namun sosok Aldo tidak pernah muncul, meskipun hanya sekedar melepasnya dari jarak jauh.

“Meisya jangan harap, laki-laki itu akan muncul melepasmu. Karena dia tidak mencintai mu nak, melainkan harta kita.” Ucap papa yang bisa membaca kegelisahan Meisya.

“Bang Al tidak seperti itu pa, mungkin dia lagi sibuk.” Meisya tidak rela mendengar papa menjelek-jelekkan Aldo yang menurutnya sangat baik.

 

"Selamat tinggal bang Al, Meisya janji akan kembali dan memperjuangkan cinta kita." gumamnya sambil masuk, Meisya melambaikan tangannya sedih karena tidak melihat sosok Aldo yang sangat diharapkan nya.

"Selamat datang adikku sayang, yang cantik dan manizz," goda Devan yang suka menjahili Meisya setiap kali bertemu.

"Kak Devan, apaan sih," tolaknya sambil cemberut karena Devan paling suka memegangi kedua pipinya yang tembem.

"Kakak senang kamu mau kuliah disini, paling tidak kamu bisa terbebas dari orang-orang yang hanya memanfaatkan kepolosan kebaikan mu dek." Ucap Devan.

"Kak Devan sama saja dengan Mama dan papa, tidak ada yang memanfaatkan Meisya kak." enaknya.

Selama berada diluar negeri, Meisya tidak pernah tenang. Pikiran nya selalu tertuju kepada Aldo yang selalu menghubungi nya. Meskipun ujung-ujungnya minta dikirimkan uang oleh Meisya. Devan yang sangat sibuk, tidak bisa mengawasi Meisya sepenuhnya, sehingga dia bebas mengirimkan apapun yang diinginkan oleh Aldo.

“Sayangku Meisyana, Abang begitu merindukan mu. Sehingga Abang mengurung diri dikamar, makan tak enak dan tidurpun tak lelap.” Ucap Aldo berakting menelpon Meisya yang begitu senang menerima panggilan darinya.

 Sementara Rama dan Rangga berusaha menahan senyum, karena Aldo hampir menghabiskan dua bungkus nasi Padang yang mereka beli dipinggir jalan.

“Ya bang, Meisya ngerti, Meis juga merindukanmu.” Ucap Meisya mengusap air matanya.

 

“Sayang, Rangga ngajak Abang keluar, biar tidak sedih terus mikirin kamu dirumah. Tapi uang Abang idak mencukupi untuk keluar.” Mulai membujuk Meisya.

“Okey bang, Meisya akan transfer segera kerekening Abang.” Meisya langsung mentransfer mengunakan ponselnya satu lagi.

“Sayang Abang makin cinta deh sama Meisya, sehat-sehat disana ya. Jangan lupa makan yang banyak biar tambah seksi dan Abang makin sayang.” Ucap Aldo yang membuat sahabat nya menutupi mulut mereka menahan tawa.

“Abang ngak keberatan dengan tubuh besar Meisya nantinya, jika bertambah gemuk,?”

“Tidak sayang karena Abang mencintai mu apa adanya.” Sambil tersenyum puas saat mendapatkan notifikasi pesan masuk jika saldo rekeningnya sudah bertambah.

“Abang, Meisya jadi kangeeen banget.” Meisya mengigit jemarinya menahan perasaan rindu berpisah jauh dari Aldo.

“Ya udah sayang, Abang tutup dulu ya. Nanti Abang akan hubungi Meisya kembali... muuuacch cup.” Ucap Aldo .

“Muuuacch juga Abang Al ku.” Ucap Meisya kegirangan.

“Ha....ha....hebat sekali acttingmu bro, disuruh makan banyak lagi, bagaimana jadinya itu Meisya jika bertambah gendut.” Ucap rama membayangkan.

“Tau' lah, paling adik kakak sama gorila. yang jelas malam ini aku mau senang-senang bersama Sally.” Ucap Aldo . Yang langsung melajukan motornya kerumah gadis pujaan nya.

Pagi ini Meisya, seakan tidak mempunyai semang dan gairah untuk belajar maupun kuliah, dia lebih suka ngemil dan makan Snack kesukaannya, agar pikiran nya tidak teringat tetus pada Aldo. sehingga berat badan meisya bertambah.

Meliat hal itu, membuat Devan khawatir, dia sering mengingatkan Meisya. bahkan Devan melarang pelayan menyediakan stok makanan yang diminta Meisya, namun dia malah menyembunyikan makanan dioolong lemarinya agar tidak diketahui oleh Devan, yang sangat peduli pada kesehatan adik angkat nya itu.

Devan tidak pernah melupakan jasa-jasa orang tua Meisya, yang memungut dirinya yang hanya anak jalanan sehingga menjadi sukses sebagai CEO muda seperti sekarang.

Meisya mulai bosan menjalani hari-harinya dengan hampa, dan makanan lah yang menjadi temannya, Dengan dukungan Aldo yang menghubungi nya dan memberikan semangat. jika dia mencintai Meisya bagaimana pun keadaannya.

"Bang Al, kamu memang romantis. Aku tidak bisa seperti ini terus, aku bisa mati bila terus berjauhan dengan Bang Devan.” Teriak Meisya sambil menatap pantulan wajah dan tubuhnya dicermin.

Meisya mengambil ponselnya, kali ini dia Berniat untuk membujuk sang Mama kembali. sapa tahu kedua orang tuanya bisa luluh untuk kali ini.

“Hallo ma.”

“Halllo juga nak, apa kabarmu disana dan bagaimana dengan kuliahmu?” tanya Mama senang bisa mendengar suara anak kesayangan nya.

“Buruk ma, Meisya mersa tersiksa jauh dari bang Al . Pokonya Meisya mau pulang sekarang.” Ucap nya.

“Tapi nak, sebaiknya kita bicarakan dulu sama papa. masa karena pemuda yang Ngak jelas itu kamu harus mengorbankan pendidikan mu disana." Bujuk mama menenangkan nya.

"Bang Al tidak seburuk itu ma,"

"Sudahlah nak, kamu terlalu dibutakan oleh cinta, sehingga tidak bisa membedakan dimanfaatkan atau dicintai dengan tukus." Ucap mama melongo kesal.

“Tidak ma, Meisya capek berdebat terus.papa pasti tidak akan mengizinkan Meisya pulang, sebaiknya Mama saja yang bujuk papa. Kalau tidak lebih baik Meisya mati saja daripada berjauhan dari bang Al .” Ancamnya.

“Astagfirullah Meisya, sadar nak.” Ucap mama mengelus dada melihat begitu besarnya pengaruh Aldo bagi putrinya yang dulu menurut dan sangat patuh.

"Meisya, istighfar nak. apakah kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan." Ucap Mama sedih.

"Sadar ma, tapi cuma bang Al yang membuat Meisya bahagia. mengingat selama ini tidak ada laki-laki lain yang mencintai Meisya. hanya bang Al yang baik dan tulus." balas Meisya.

“Baiklah jika itu keputusan mu, pulang lah nak. Biar masalah papamu itu Mama yang menyelesaikan nya.” Ucap mama akirnya pasrah dari pada dia harus kehilangan anak satu-satunya.

" Benaaaarr ma.....asyikkkk, Baiklah Meisya hubungi bang Al dulu buat jemput Meisya kebandara." teriaknya antusias.

Sementara Mama mengusap dadanya sedih,

"Meisya, semoga kamu benar-benar bahagia dan tidak akan menyesal dengan keputusan mu ini nantinya nak." gumam Mama.

 

 

Bertunangan

Meisya mengambil penerbangan pertama hari itu juga, bahkan dia tidak sempat untuk sekedar pamit terlebih dahulu pada kakaknya Devan. bagi Meisya bertemu dengan Aldo adalah prioritas utama nya saat ini.

Meisya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Aldo, Meisya berharap orang pertama yang dilihat nya nanti adalah Aldo yang akan menjemputnya kebandara.

Tttuuuuuuttt...tttuuuuttttt..... tidak ada jawaban, membuat Meisya semakin gelisah.

"Ba Al kemana sih, kok sedari tadi panggilan ku selalu diabaikan nya." Meysa kembali mencoba, ini sudah masuk panggilan ke tiganya.

"Aduuuuh aku ingin nya bang Al yang jemput, tapi kenapa dia tidak menjawab telpon ku."

Aldo yang masih tidur dengan malas mengangkat panggilan Meisya, dia mengucek mata yang masih berat.

"Hallo sayang," balas Aldo dengan suara serak khas Bangun tidur.

"Hallo juga sayang, bang Al jemput Meisya kebandara ya, sekarang Meisya sudah bersiap mau pulang." Ucap Meisya.

"Pulang?" Ucap Al masih tidak percaya.

"Iya bang, Meisya Ngak kuat berpisah jauh dari Abang." Ucap nya antusias.

"Baiklah, aku bersiap dulu untuk menjemput mu." Ucap Aldo bangun dari tidurnya.

“Sayang mau kemana?” ucap Sally yang enggan melepas pelukannya dari tubuh Aldo.

“Meisya kembali, dia minta untuk dijemput kebandara.” Ucap Aldo sambil mengenakan pakaian nya kembali.

“Cewek kebo' itu lagi, sampai kapan sih dia nyerah ganggu hubungan kita.” Jawab Sally kesal.

“Sayang kamu jangan begitu, Meisya itu tambang emas kita. Kamu harus bersabar jika ingin hidup kaya dan enak denganku.” Bujuk Aldo .

“Baiklah aku mengizinkan mu, tapi berjanjilah padaku jika kamu tidak akan melakukan ataupun menyentuhnya, karena aku tidak sudi berbagi dengan nya.” Ancam Sally.

“Tentu Sayang, kamu pikir juniorku ini akan berdiri melihat tubuhnya yang tidak berbentuk itu, yang ada dia malah takut dan sembunyi.” Goda Aldo .

Setelah berhasil membujuk Sally, Aldo langsung menuju bandara internasional, dari kejauhan sudah nampak sosok Meisya yang melambaikan tangannya kearah nya.

“Abang Meisya kangen.” Memeluk erat Aldo, tubuh Meisya yang besar hampir membuat Aldo tumbang.

“Abang juga sayang.” Sambil menutup matanya menerima pelukan Meisya.

Aldo semakin dibuat kesal, ketika kupingnya mendengar ucapan dua orang wanita yang berdiri tidak jauh dari posisi mereka berdua.

“Percuma tampan, liat seleranya seperti itu.” Terdengar bisik-bisik orang-orang yang berdiri disamping Aldo , yang membuat nya merasa malu.

“Paling ceweknya orang kaya, makanya dia mau. dari tampang nya saja sudah seperti ingin memanfaatkan kekayaan gadis itu.” Bisik yang satu lagi membuat kemarahan Aldo memuncak dan menatap tajam kearah dua wanita yang saling berbisik itu.

“Oyo bang, kita jalan.” Meisya menarik lengan Aldo yang ingin menghadang dua wanita itu.

“Bang kita langsung kerumah Meisya ya, semoga hari ini papa dan Mama mau memberikan hubungan kita ini restu.” Ucap Meisya ketika masuk kedalam mobil jemputan Meisya yang sangat mewah.

“Wah mobil yang sangat bagus, aku bisa menikmati semua ini jika berhasil menikahi kebo ini. Peduli amat dengan omongan orang-orang.” bathin Aldo.

“Iya sayang, aku juga sudah tidak sabar ingin segera menikahi mu.” Ucap Aldo meremas lembut jemari Meisya yang membuat gadis itu terbang melayang saking bahagianya.

“Abang manisssnya.” Meisya bergelayut manja dilengan aldo, dia benar-benar bahagia Akirnya bisa bertemu dengan Aldo..

Sepanjang perjalanan menuju Rumah Meisya, mereka lalui dengan ngobrol, meskipun sesungguhnya nyali Aldo saat ini menciut karena bakal bertemu kedua orang tua Meisya.

Mobil sudah memasuki gerbang utama rumah besar Meisya, yang seperti istana, Aldo sempat melonggo menatap takjub. Karena orang seperti nya baru pertama kali memasuki rumah sebesar dan semewah ini.

“Rumah ini seperti istana,” pikiran nya langsung menerawang membayangkan keluarga kecilnya dengan Sally disini.

“Abang kok bengong, yuk masuk. Kita tunggu papa diruangan tamu .” Menarik tangan Aldo menuju ruangan keluarga yang mewah dan empuk.

“Iii iya sayang.” Mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mewah dan luas tersebut.

“Ini seperti mimpi bagiku, memasuki istana ini, beruntung aku memiliki wajah tampan sehingga begitu mudah mendapatkan sesuatu yang aku inginkan.” Bathinnya.

“Eeehhhmmm.” Terdengar deheman papa Meisya yang berjalan bergandengan dengan istrinya mendekati mereka berdua yang terlihat harap-harap cemas.

Papa duduk dikursi kebesarannya, menatap tajam kearah mereka berdua, terutama Aldo . Membuat nyali pria itu langsung menciut. Dan menunduk kan kepalanya.

“Meisya, apa keputusan mu sudah bulat, sehingga tidak mendengar kan lagi perkataan papa dan mama, jangan salahkan kami jika suatu saat kamu menyesali keputusan mu ini.” terang Papa.

“Maafkan Meisya, Pa. karena Meis tetap memilih dan benar-benar mencintai bang Al .” Ucapnya.

“Papa harap, suatu saat kamu tidak akan pernah menyesali keputusanmu itu.” Ucap papa yang menatap Meisya lekat, dia masih berharap keputusan Putri nya akan berubah.

“Iya pa.” jawabnya mantap.

“Dan kamu, siapa namamu tadi ?”

“ Aldo Om,”

“Benarkah kamu mencintai puteiku ?”

“Benar Om.” Menundukkan kepalanya.

“Angkat wajahmu jika sedang berbicara dengan ku.”

Aldo mengangkat wajahnya dengan ragu-ragu, membalas tatapan mata papa Meisya, sambil berusaha mengendalikan rasa gugup nya.

“Aku tidak menemukan kesungguhan mu, namun aku berharap kamu bisa menjaga Putri ku satu-satunya, dan jika sampai kamu menyakiti nya aku tidak akan segan-segan -segan membalas mu lebih dari apa yang kamu perbuat.” ancam papa

“Iya Om.”

Meskipun tidak menyetujui sepenuh hati, Mama dan papa Meisya terpaksa memberikan restu pada hubungan mereka berdua. Mengingat kesungguhan putrinya dan ancaman Meisya yang lebih memilih mati dari pada harus berpisah dari Aldo.

Semenjak mendapatkan restu, tingkah arogan Aldo semakin menjadi, dia tidak segan-segan mentraktir teman-temannya dari hasil uang pemberian Meisya. termasuk mamanya Gea yang jauh lebih mata duitan nya dibandingkan Aldo.

"Sayang, kapan-kapan ajak Meisya main kesini ya." Ucap Gea.

"Untuk apa sih ma?"

"Mama ingin orang-orang tahu, jika calon menantu kita orang kaya. dan Mama juga ingin diajak Meisya jalan-jalan dengan mobilnya beli perhiasan dan pakaian, seperti ibu-ibu sosialita itu." ucap Gea sambil menghayal indah.

Harapan Mama Aldo nenjafi kenyataan, Meisya datang dan mengajak jalan-jalan Gea kepusat perbelanjaan, Gea yang biasa hidup pas-pasan memanfaatkan situasi itu untuk mengambil apapun yang diinginkan nya.

Sebulan berlalu, Aldo memberanikan dirinya untuk melamar Meisya,

Mau tidak mau kedua orang tua Meisya terpaksa menerima lamaran Aldo. Setelah mendengar janji serta sumpah Aldo yang akan mencintai dan menjaga Meisya untuk selamanya. bahkan Aldo berjanji akan merubah segala sifat buruknya, dan ikut membantu perusahaan papa Meisya baik di pabrik maupun diperkebunan.

Aldo menepati janjinya, selama mereka bertunangan dan ikut membantu perusahaan, Aldo benar-benar terlihat berubah bahkan dia terlihat mulai bekerja keras, sehingga membuat kedua orang tua Meisya tidak meragukan nya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!