NovelToon NovelToon

Zahira

01

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu, mengalihkan perhatian seorang gadis cantik bermata indah yang sedang sibuk memoles make up tipis pada wajah cantiknya.

"Za..."

"Ya mam, sebentar!" Teriak Zahira sambil menyambar slim bag nya.

"Sudah siap?" Tanya sang Mama, ketika melihat putri kesayangannya sudah membuka pintu kamar.

"Huuuh"

"Insya Allah siap Mam" Za menghela napas untuk sedikit mengurangi rasa gugupnya.

Mama megusap lembut pundaknya "Yuk kita sarapan, kasihan abang sudah nunggu di bawah" Ujar Mama lembut

Za menganggukan kepala, lalu menggadeng tangan Mama untuk berjalan bersama ke meja makan.

"Pagi Abang!! " Sapa Za pada Abangnya sambil mendududkan ditinya di kursi

"Pagi juga Za" Balas Reno tersenyum ke arah Za dan Mama.

"Gimana Za, udah siap untuk kerja di hari pertama?" Tanya Reno di tengah tengah menyantap sarapan paginya.

"Siap ga siap sih bang" Jawab Za sambil meringis memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Wajar lah gugup dikit, namanya juga baru mau masuk kerja kan" Mama ikut menyela

"Iya, lagian kan kamu kerja juga di kantor Abang, nanti kalo ada apa - apa tinggal bilang sama Abang" Jawab enteng Bang Reno

"Ish... Ga bisa gitu lah Bang, pokonya Abang harus tepatin janji Abang tadi malem"

"Iya iya.. apa sih yang engga buat adek kesayangan Abang ini"Gemas Reno mencubit hidung Za.

"Iih... abaaang..." Rajuk Za yang malah membuat gemas Reno

Bagai mana gak gemas coba, kalau Za malah menggembungkan pipinya dengan mulut yang maju, ciri khas Za kalau sedang merajuk manja kepada abangnya.

"Mam... Abang tuh!" Adunya pada mama karena Reno malah mengacak puncak kepalanya

" Sudah - sudah, kalian ini udah pada besar masih aja kaya anak kecil" Cibir mama Lusi pada kedua anaknya

**

" Mam aku berangkat ya" Pamit Za sambil mecium tangan dan mencium pipi Mama Lusi, di susul oleh Reno yang melakukan hal yang sama dengan Za

"Hati - hati ya Za" pesan mama Lusi

" Jagain adek nya ya bang" tambahnya lagi

"Iya mam"

"Siap mam"

Sahut Za dan Reno bersama'an.

"Ga mau bareng aja nih Za?" tanya Reno menggoda Za

"Abang!! Kan Za udah bilang, jangan sampai orang kantor tau kalau Za adik Abang!!" Sentak Za karna sudah kesal pada Reno yang terus mengodanya.

"Ha..ha..ha.. iya Za Abang kan cuma bercanda" Ucap Reno sebelum masuk kedalam mobil

Zahira hanya mencibir tanpa mau menjawab lagi ucapan Abangnya

Hari ini adalah hari pertama Za bekerja di kantor yang di pimpin langsung oleh Abangnya sebagai manager keungangan, setelah seminggu yang lalu baru kembali dari negara x untuk menyelesaikan study nya.

Za memang melarang Reno untuk memberi tahu setatusnya sebagai Adiknya, bahkan dia juga menolak bantuan Reno untuk langsung memasukannya bekerja tanpa peroses panjang melamar sampai mengikuti sleksi untuk karyawan baru atau interview.

Tapi Za tetaplah Za, gadis keras kepala yang selau mau berusaha sendiri, dia lebih memilih mengikuti proses panjang penerimaan karyawan baru yang sangat melelahkan.

***

"Selamat pagi semua" Sapa pak Lery, HRD di kator itu.

"Selamat pagi pak" jawab serempak semua staf keungan.

" Perkenalkan ini Zahira, yang akan menggantikan posisi Ibu Vio yang sudah resmi mengundurkan diri" pak Lery menunjuk ke arah Za, yang berdiri tepat di sampingnya.

" Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Zahira, kalian bisa memanggil saya Za, mohon bantuannya ya semua" Sapanya pada semua staf keungan dengan nada datar tapi masih terdengar sopan di tambah dengan senyum tipisnya.

Setelah pak Lery pergi dari ruangan itu, satu per satu staf menghampiri Za untuk berkenalan dengannya.

***

" Za Mau makan siang bareng ga?" Tanya Clara, salah satu staf Za.

Hanya Clara, yang paling cerewet menurutnya, dan hanya Clara yang tak segan dengannya karna sikapnya yang dingin dan jarang berbicara, kecuali soal pekerjaan tentunya.

Satu bulan sudah Za bekerja di kator Reno, dan Clara lah yang menjadi teman satu - satunya di kantor ini.

" Sebentar Cla, tanggung ini dikit lagi" Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop di hadapannya.

Setelah lima belas menit akhirnya pekerjaannya selesai

" yuk!" ajaknya pada Clara yang sedang duduk di sofa, sambil menyambar tasnya.

"Makan di mana nih?" Tanya Clara ketika mereka berjalan keluar dari ruangan

"Kantin" jawab Za singkat

Clara hanya mendengus kesal, mendengar jawaban singkat Za, sebulan berteman dengan Za membuatnya sudah terbiasa dengan sifat Za.

Ya itulah Zahira, ia akan menjadi pribadi yang dingin dan irit bicara bila berada di luar, tapi akan menjadi sosok periang dan manja ketika bersama dengan Mama dan Abang Reno tersayangnya.

Sampai di kantin Za dan Clara langsung duduk di salah satu kursi yang dekat dengan kaca besar agar bisa melihat suasana di luar kantor, setelah tadi memesan menu makanan terlebih dahulu.

Ketika mereka berdua sedang menyantap makan siangnya, tiba - tiba dari arah pintu masuk kantin terdengar suara gaduh entah apa yang terjadi di sana, entahlah...Za tidak akan pernah peduli dengan urusan di sekitarnya, kecuali masalah pekerja'an tentunya.

"Za itu kan pak Reno!!" Heboh Clara melihat ke arah pintu masuk yang ada di belakangnya, sambil mengguncangkan tangan Za.

Tapi Za masih tak peduli dan memilih melanjutkan makan siangnya, tanpa merasa terganggu dengan suara berisik para kariawan perempuan yang sedang mengagumi bos nya itu.

" Wah pak Reno ganteng banget"

"Tumben pak Reno makan siang di kantin"

" Itu kan pak Reno"

"Pak Reno sama siapa tuh?"

itu lah suara - suara sebagian dari para kariawan perempuan yang ada di kantin

"Za pak Reno ke sini Za?" Clara makin heboh karna Reno berjalan ke arahnya

Tapi zahira hanya mengedikan bahu tanda tak peduli, dan kembali melanjutkan makan siangnya. Hingga ada suara yang tidak asing menyapa nya

" Permisi... boleh kami dusuk di sini?" tanya suara lembut yang sangat Za kenal

Zahira mengalihkannya pada pemilik suara, sekilas matanya melebar ketika melihat siapa pemilik suara itu, tapi sedetik kemudian dia berhasil mengontrol dirinya dan bersikap biasa saja.

"Si silahkan" ucapnya mempersilahkan Reno dan gadis yang bersamanya duduk di meja yang sama dengannya.

***

"Aaaaa kak Reina, kapan pulang?!.. Ko ga ngabarin aku sih?.." cerocos Za ketika ia pulang dari kantor dan mandapati Reina suadah ada di ruang keluarga bersama Mama Lusi

"Ish... anak ini, tadi aja di kantor sok ga kenal" cibir Reina

Ya... Tadi di kantor Za memang pura - pura tak mengenalnya, bahkan Za langsung kembali ke ruangannya tak lama setelah Reno dan Reina duduk di samping Za.

"Maaf kak, tapi aku gak mau kariawan lain jadi segan sama aku, gara - gara tau kalau aku adiknya Bang Reno" Sesal Za dengan wajah yang berubah murung.

"Iya Za... Kakak tau ko, kan Bang Reno udah cerita sama Kakak tadi siang" Reina memeluk Zahira yang langsung membalas pelukannya

" Kangen deh sama Kakak... kapan kaka pulang?" tanya nya lagi masih dalam posisis berpelukan

"Tadi pagi, Trus langsung ke kantor, niatnya mau bikin kejutan, eh malah pura pura ga kenal" Canda Reina menoel hidung calon adik iparnya itu.

Reina adalah kekasih dari Reno sejak satu tahun yang lalu, Reina baru saja pulang liburan bersama keluarganya ke luar negri, sekalian berkunjung ke rumah neneknya.

❤❤

02

" Tolong.... tolong..." teriak gadis yang sedang berlari terseok - seok bertelanjang kaki dengan pakaian yang lusuh, dan banyak bercak darah.

Sesekali ia menengok ke belakang melihat apakah masih ada yang mengejarnya

Gadis kecil itu semakin mempercepat larinya, ketika melihat orang yang mengejarnya semakin mendekat.

Ia tak peduli walaupun kakinya sudah berdarah karena menginjak kerikil tajam, bahkan luka - luka di tubuhnya, akibat kecelakaan tadi tidak lagi membuatnya merasakan rasa sakitnya, badan yang sudah semakin lemas karna tenaga yang sudah habis terkuras.

Dengan sekuat tenaga ia mencoba untuk terus berlari dan berteriak meminta tolong, berharap ada seseorang yang akan menolongnya, dari para pereman yang telah membunuh Papanya.

" Mau kemana kau hah..!" Bentak laki -laki bertubuh tinggi besar, berpakaian seperti preman dengan banyak tato di tangan dan kakainya, ketika laki -laki itu berhasil mencekal tangannya.

"Hiks...Ampun... Hiks...jangan sakiti Hiks... saya om" Lirih gadis itu dengan air mata berderai dan tubuh bergetar ketakutan juga menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

Dengan tenanga yang hampir habis, gadis itu terus mencoba melepas cekalan di tangannya, yang terasa sangat menyakitkan.

"Ha...Ha..Ha...Ha...Ha...!!!" Tawa laki -laki itu dan dua temannya nyang sudah berhasil menyusul

" Tenang lah sayang, kita gak bakalan buat jahat kok" Ucap laki - laki yang bertubuh lebih pendek dari yang mencekalnya, sembari mencolek dagunya

"Hiks...Om mau Hiks...ngapain?" paniknya ketika Laki - laki yang mencekal tangannya mendesaknya ke tembok di pinggir jalan yang sepi itu

" Kita.... mau bawa kamu bersenag - senang, setelah itu baru kita akan mencabut nyawamu ?" jawab laki - laki itu sambil mengerinyai ke arahnya kemudian di sambut tawa kedua teman - temannya.

"Jangan om....Hiks... jangan..." ucap gadis itu berusaha melepaskan diri dari cengkraman laki - laki itu dengan sekuat tenaga

"Tolong.... tolong....!!!" teriak gadis itu lagi, berharap ada orang yang akan menolongnya

"Diam!!!..." Bentak laki - laki yang mencengkram dagunya.

"Apa salah saya dan Papa saya om?... hiks.."Lirih gadis itu, tenaganya sudah habis, gadis itu melemas.

gadis itu hanya bisa meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya...

SRRREEEEK.....

Baju gadis itu terkoyak di bagian depan, mperlihatkan sebagian dadanya

Mata para laki - laki brengsek itu semakin berkilat penuh gairah, melihat tubuhnya putih mulusnya.

Laki- laki brengsek yang dari tadi mencekal nya pun mulai menggerayanginya, dengan di iringi tawa kedua temannya

Gadis kecil itu hanya bisa memohon dengan dengan berurai air mata, dan berdo'a dalam hati semoga akan ada yang menolongnya.

"AAAAAAAAA......!!!!"

" Za..." Mama Lusi langsung meraih Za kedalam pelukannya.

"Hiks... Hiks... Ma... mereka... mereka.." Za tidak sanggup melanjutkan kata - katanya, karna terhalang dengan isak tangisnya, tubuhnya bergetar dengan napas tersengal.

Ia memeluk erat tubuh Mama Lusi, mencoba mencari ketenangan di sana.

"Ssssttttt... tenang sayang, ada Mama di sini..., ada Mama" Mama Lusi mengusap lembut punggung Za, memberi ketenangan dan rasa nyaman untuk anak permpuannya.

Setelah marasa Za sudah lebih tenang, Mama Lusi mencoba mengurai pelukannya

"Minum dulu sayang" Mama Lusi mengulurkan gelas berisi air putih kehadapan nya

Dengan tangan yang masih sedikit bergetar, iya meraih gelas dari Mama Lusi, dan meminum airnya hingga tandas

Mama Lusi tersenyum, " Tidur lagi ya sayang, Mama temani" Lembut Mama Lusi

Za menggeleng, ia melihat jam sudah menunjukan jam tiga dini hari.

"Za mau shalat aja ma, Mama tidur lagi aja ya" Lirih Za mencoba tersenyum lepada Mama Lusi

"Ya sudah..., Mama ke kamar dulu ya.." Mama Lusi mengusap rambut coklatnya penuh kelembutan

"iya ma" jawab Za

Setelah mama menghilang di balik pintu, Za meraih obatnya di laci nakas, lalu meminumnya dengan sekali tegukan. Za langsung masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan diri sekalian mengambil air wudhu

Entah sampai kapan Za harus terus berada dalam bayang - bayang masa lalu?...

Berbagai macam cara Za sudah lakukan untuk menghilangkan trauma nya di masa lalu, tapi kenangan buruk itu se'akan enggan untuk pergi meninggalkannya.

Walaupun sekarang sudah jauh lebih baik, karena mimpi itu hanya datang sesekali saja, tidak seperti tiga tahun yang lalu, mimpi itu masih datang tiap malam, hingga mengharuskan ia tidur selalu di dampingi oleh orang lain.

Karna hawatir Za akan mengalami sesak napas setelah mimpi itu, seperti yang biasa ia alami.

***

"Assalamualikum"

"Wa'alamukumussalam" Jawab Za mengalihkan pandangannya pada pintu masuk dapur. Di sana muncullah sang Abang kesayangnaya yang baru pulang dari masjid.

Ya .. setelah melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim Za memilih membantu Mama Lusi untuk membuat kue di dapur.

" Bikin apa Za ?" tanya Reno sambil duduk di kursi meja makan yang tak jauh dari dapur.

" Bikin kue bang, kan nanti siang temen Mama mau pada ngumpul di sini" jawab Za sambil menuangkan adonan kue kedalam cetakan.

"Nih Abang cobain deh " Za menaruh sepiring kue yang sudah di potong di hadapan Reno, tak lupa segelas besar air putih hangat.

Reno langsung menenggak air putih hingga tinggal setengah, kemudian mengambil satu potong kue dari piring

"Mama mana Za ?" tanya Reno di sela - sela mengunyah kue

"Lagi ke kamar dulu sebentar Bang" jawab Za yang di angguki oleh Reno

" Gimana.. enak ga ?! tanya Za lagi

" Resep baru lagi ya ? Enak, enak banget malah" Ucap Reno sambil mengambil sepotong kue lagi

" He..he.. iya bang, tadi nyoba - nyoba " jawab Za sambil nyengir, memperlihatkan gigi putih nya.

Zahira memang sangat senang memasak, mulai dari masakan rumahan, kue, sampai masakan ala resto dia mempelajarinya.

" Oya, Abang mau lari pagi nih, tadi sudah ada janji sama temen Abang, adek mau ikut ga?" tanya Reno, setelah meminum air putihnya hingga tandas

" Di mana bang ?"

" Cuma keliling komplek ko, kebetulan temen lama abang ada yang baru pindah ke komplek ini juga, tadi ketemu di Masjid" Jelas Reno

" Emmm..., Abang duluan aja deh, nanti Za nyusul aja" jawab Za

Sebenarnya setiap hari sabtu atau minggu memang jadwal rutin Reno dan Za untuk berolah raga, biasanya sih hanya sekedar lari pagi berdua atau menghabiskan waktu di ruang olah raga pribadi di rumah mereka.

"Hem.. ya udah abang siap - siap dulu ya" pamit Reno yang di angguki oleh Za

Reno tau kalau itu hanya alasan Za agar bisa menghindari temannya, Za memang tidak suka bergaul dengan orang - orang baru, apa lagi bila laki - laki, maka sudah pasti Za akan menghindar.

" Abang berangkat ya Za, Mam!! " teriak Reno yang sudah berlalu keluar dari rumah

" Za ko tumben ga ikut Abang?" tanya mama dengan kening mengerinyit

" Katanya Abang mau sama temennya mam, nantii biar aku nyusul aja, setelah bikin kuenya selesai " jawab Za

"Oh" Mama mengangguk - anggukan kepalanya.

"Ma... Za brangkat dulu ya" Ijin Za mencium tangan Mama Lusi

"Hati - hari Za" peringat Mama Lusi

" Iya mam, AssalamualIkum"

" Wa'alaikumussalam"

Seperti biasa, jika Za sedang joging atau berjalan sendiri tanpa Abang dan Mamanya maka ia akan memakai hodie, untuk menutup seluruh tubuhnya, tidak lupa dengan airpods yang selalu setia bertengger di telinganya.

Dengan langkah pasti ,Za mulai berlari menyusuri jalan mengelilingi komplek perumahannya, setelah di rasa cukup melakukan pemanasan.

Sekitar empat puluh lima menit ia berkeliling komplek, ia memutuskan untuk istirahat sebentar di taman komplek.

Ia mendudukan dirinya di sebuah kursi taman yang kosong, sambil membuka air minum yang tadi sempat ia beli di mini market dekat taman.

Tanpa ia sadari bibirnya menyunggingkan senyum manisnya, ketika ia memperhatikan anak - anak yang sedang asik bermain di sekitar taman, ada yang bermain ayunan, kejar - kejaran, atau hanya duduk smabil bermain bersam teman.

" Za..!!"

03

Sebuah suara membuyarkan perhatiannya pada anak - anak itu.

Za sangat tau, suara siapa itu. Dengan malas ia mengalihkan pandangannya pada dua orang yang sedang berjalan menghampirinya dari samping kanan nya.

" Za, kenapa gak kabarin Abang kalau mau nyusul hem ?" Tanya Reno ketika sudah berada di depan Za

" Ga papa " jawabnya singkat dan datar tentunya, tanpa senyuman seperti biasa

" Hemm iya iya " Reno mengangguk - anggukan kepalanya

" Kenalin ini Arif, temen Abang yang tadi sempet Abang ceritain, masih inget gak? " tambahnya lagi memperkenalkan laki - laki yang datang bersamanya.

Arif yang sempat terpana dengan kecantikan Za, yang sudah lama tak ia temui, karna kesibukannya, langsung tersadar ketika Reno menepuk pundaknya

" Hai saya Arif " Laki - laki itu mengulurkan tangannya ke hadapan Za di tambah dengan senyum ramah nya

" Zahira " Ketus Za tanpa mau menerima uluran tangan dari Arif

" Ternyata kamu masih belum ingat aku" batin Arif tersenyum miris.

" Bang, Za pulang duluan " Pamit nya lagi tanpa menunggu jawaban Za langsung pergi dari sana

" Fyuuuh " Reno hanya bisa membuang napas kasar, melihat Za yang masih saja menutup diri dari dunia luar

" Ma'af ya Ar " Reno berkata canggung pada teman lamanya itu

" Iya.. ga papa kok, santai aja kali bro " Walaupun sempat kaget dengan reaksi Za, tapi ia berusaha biasa saja pada Reno

Bagai mana dia gak kaget, kalau selama ini dia belum pernah mendapat perlakuan seperti itu dari seorang perempuan

Biasanya perempuan yang ia temui, akan langsung terpesona dengan ketampanan nya, bahkan tidak jarang ada yang langsung memintanya untuk menjadi sekedar pacar atau bahkan suaminya

Sedangkan Za, jangankan tersenyum, bahkan melihatnya pun tidak.

" Cantik " Batin Arif melihat punggung Za yang perlahan menjauh, tanpa di sadari sudut bibirnya tertarik ke atas

***

" Assalamualaikum "

" Wa'alaikumussalam " jawab Za dan Mama yang sedang menikmati sarapannya

" Ren... sini sarapan dulu " panggil Mama lusi

Reno berjalan menghampiri Mama Lusi dan Za yang duduk di meja makan.

" Mam masih inget ga sama Arif ? " Tanya Reno ketika sudah sampai di meja makan

Mama seperti berpikir sebentar sambil menatap Arif " Oh Arif yang anaknya mba Arum ya ?" Tanya Mama tidak yakin ketika sudah mendapatkan ingatannya

" Iya mam, ini Arif anaknya Umi Arum sama Abi Aham " Jawab Reno antusias

" Masya allah, kalau itu sih Mama pasti inget, bagai mana kabar kamu Ar? " Tanya Mama

"Lama gak ketemu makin ganteng aja nih kamu Ar" Goda Mama Lusi

"Alhamdulillah baik tante, Abi sama Umi titip salam buat tante " Jawab Arif ramah, sambil mencium tangan Mama Lusi

"Wa'alaikumussalam... Nanti tolong sampaikan salam tante juga ya sama orang tua kamu... Ayo duduk kita sarapan bareng dulu " Tawar Mama

Reno dan Arif ikut bergabung untuk sarapan bersama dengan Mama dan Za.

Mereka sarapan dengan sesekali berbicara, sedangkan Za hanya memilih untuk menjadi pendengar, tanpa ada niat ikut bergabung dengan pembicaraan ketiga orang di sekitarnya.

Setelah Za selesai sarapan Za langsung pamit untuk kekamar terlebib dahulu

****

"Za mau ke mana?" tanya Mama yang melihat Za turun dari tangga dengan pakain seperti mau keluar rumah

"Mau ke toko buku mam, sebentar doang ko, janji makan siang udah ada di rumah" Za duduk di samping Mama Lusi, lalu bergelayut manja di tangannya

Ya Mama Lusi memang miminta bantuan Za untuk menyiapakan Acara kumpul kumpul bersama teman - teman Mama Lusi nanti siang

" Abang antar ya, sekalian jemput Raina" tawar Reno... Ia memang sudah janji akan menjemput Rania untuk makan siang bersama di rumahnya.

" Boleh deh, tapi Abang tungguin aku beli buku dulu sebentar, nanti jemput Ka Rania nya barengan aja"

" Oke... Siaaap!!" jawab Reno langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap sambil mengambil kunci mobil

****

Za seakan lupa waktu bila sudah berada di toko buku, ia berjalan menelusuri deretan rak buku, mencari novel terbaru yang ada di toko itu, karna kebetulan semua novel yang sebulan lalu ia beli sudah dia baca semua.

Za memang sangat suka membaca, sampai - sampai koleksi buku dan novel di rumah sudah menumpuk.

Sedangkan Reno lebih memilih menunggu di kafe tak jauh dari toko buku, Reno terlalu malas mengikuti adiknya itu untuk memilih novel yang tentu saja tidak di sukainya....

Reno akan lebih memilih keluar bersama teman - temannya atau Rania bila sedang ada waktu luang, dibandingkan duduk sendiri dan membaca buku atau novel yang menurutnya membosankan.

Ia ga habis pikir gimana bisa adiknya itu begitu tergila - gila sama yang namanya buku, sampai - sampai suka lupa waktu kalau sudah membaca.

Za sudah mendapat beberapa buku dan novel yang ia cari, dan sekarang tinggal membayar semuanya ke kasir saat tiba - tiba ada yang memanggil namanya...

"Za...!!" panggil seseorang dari arah belakang Zahira

Za yang sedang berdiri di depan kasir, mengalihkan pandangannya ke belakang... Za mengerinyitkan alisnya karna merasa tidak mengenal orang yang melambaikan tangan sambil berjalan ke arahnya.

Za lebih memilih mengacuhkannya dan menyelesaikan pembayaran bukunya

"salah orang kali" batin Za mengedikan bahunya.

" Hei kamu Zahira adiknya Reno kan?" tanya laki - laki yang tadi memanggil Za

Za menghentikan langkahnya dan memandang laki - laki itu, alisnya ia naikan satu, seakan bertanya " siapa ,ada apa???"

" Ah... aku Arif temannya Reno yang tadi pagi" Arif mencoba menjelaskan, sambil mengelus tengkuk nya, menyembunyikan rasa gugup nya, karna ternyata Za lupa dengan dirinya.

"Ya ampun baru juga tadi pagi ketemu udah lupa aja ma gue, bener - bener kamu Za" batin Arif

Za hanya menganggukan kepala, sama sekali tidak tertarik dengan laki - laki di hadapannya

" Sendiri ?" tanya Arif lagi

" Sama abang" jawab Za singkat, dan jangan lupa sikapnya yang datar dan tak peduli itu

"ya ampun, kenapa kamu jadi gini Za...? Sabar...sabar..." Batin Arif gemas sendiri dengan kelakuan Za

" Mana Reno ko ga keliatan ?" tanyanya lagi sambil melihat ke kanan kiri mencari sosok Reno

" Kafe" jawab Za singkat dan langsung pergi ke arah kafe tanpa memperdulikan Arif yang masih memanggilnya karna hp di sakunya sudah bergetar, dan ia tau itu telefon dari Abangnya

Za tidak mau sampai kena ceramah singkat dari Abangnya itu karena dia sudah lupa waktu lagi...

Kebiasaan emang kalau udah ada di tengah tengah tumpukan buku, pasti lupa sama yang lain

Arif yang melihat Za berjalan dengan terburu buru hanya geleng geleng kepala, kemudian pergi berlalu dari sana.

********

" Za, nanti pulang dari kantor temenin Abang ke acara ulang tahun temen Abang ya" Ucap Reno ketika mereka berjalan ke arah mobil untuk berangkat ke kantor.

Saat ini mereka sedang ada di halaman rumahnya, bersiap untuk pergi ke kantor.

" Emang ka Reina ke mana?" tanya Za malas, jujur saja ia benar - benar tidak suka berada di dalam keramaian

" Reina ada acara sama mama nya, jadi sekarang giliran adek kesayangan Abang yang harus nemenin abang" Rayu Reno menaik turunkan alisnya

" Ck... kan Abang tau aku ga suka ikut pesta" Cibir Za masih malas menerima ajakan Reno

" Ini bukan pesta ko Za, ini cuma makan malam biasa, tapi harus bawa pasangan, yang datang juga cuma sahabat deket aja"

"Mau ya Za... temenin Abang yang ganteng ini" Reno mengeluarkan jurus merayunya di tambah dengan raut wajah yang di buat memelas...

" Huffttt.... iya iya" malas Za akhirnya luluh juga

"Yes..!! Adek abang emang paling cantik" girang Reno mengacak rambut Za

"Abaaaang !!!" kesal Za karna rambutnya jadi acak acakan

" Hahaha" Reno hanya tertawa puas sambil masuk kedalam mobilnya

***

" Udah siap ? yuk masuk!" Ucap Reno ketika mereka sudah ada di parkiran kantor.

" Nanti mobil aku gimana?"

" Tenang.. nanti di bawa sama Delon"

Delon adalah asisten dari Reno

" Jadi berangkat sekarang tuan putri" Goda Reno menaik turunkan alisnya

" Dengan senang hati Tuan" jawab Za ikut menggoda Reno yang akhirnya mengundang tawa mereka berdua

🍀🍀

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!