Randi menelpon Yana , tapi telepon tidak juga diangkat. berkali kali Randi mencoba menelpon Yana namun hape Yana tak juga terangkat.
Akhirnya Randi menyerah dan meletakkan hape nya di meja samping tv plasma android berukuran 59' ,kemudian Randi mengambil sapu dan memutuskan untuk menyapu seluruh ruangan yang ada didalam rumahnya, tugas yang memang dilakukannya setiap hari.
Randi menyapu dari ujung ke ujung, rumah yang cukup luas berukuran 200 meter , dimana dibagian belakang ada taman didalam rumah yang dikhususkan untuk tempat area bermain kucing kucing Randi yang berjumlah 4 ekor kucing dewasa jantan dan betina, dan 1 anak kucing usia 2 bulan berjenis kelamin jantan.
Selesai Randi menyapu seluruh ruangan dan mengepel lantai teras depan rumahnya, Randi pun bergegas membersihkan wadah pasir berisi kotoran kucing untuk digantikan dengan pasir yang baru, setelah itu Randi memberikan makanan pada kucing kucingnya, yang otomatis mendengar bunyi cring cring makanan yg digoyang goyang Randi dalam toples,kucing kucing lucu dan menggemaskan itu mendekat dan sudah bersiap berdiri didepan tempat makanan mereka masing masing.
Setelah Randi memberikan makanan pada kucing kucingnya, Randi pun beranjak ke ruang tamu mendekati Aquarium besar yang terbuat dari kayu jati, mengambil makanan dari laci aquarium lalu memberikan makanan kepada 1 ekor ikan Arwana besar yang ada didalam Aquarium.
Terdengar suara motor mendekat kearah rumahnya, lalu tak lama kemudian, pintu garasi terdengar dibuka, Randi melihat ke monitor cctv yang ada di meja samping meja televisi, Yana, Istrinya baru pulang.
Randi bergegas melangkah ke arah pintu samping taman, membuka pintunya, lalu melangkah menuju garasi bertepatan dengan Yana yang hendak masuk kedalam rumah.
Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Randi maupun Yana, Randi menutup pintu samping, Yana melangkah masuk kedalam kamarnya.
Randi melihat sikap Yana seperti itu mencoba menghibur dirinya, menahan agar ia tidak marah, lalu Randi memasak air minum dan menyeduh kopi.
Randi memang setiap pagi selalu minum kopi walaupun tidak ada makanan untuk sarapan.Baginya, kopi saja sudah cukup dipagi hari.
Baru saja Randi meletakkan gelas kopi dimeja ruang tamu dan hendak duduk di sofa, Yana keluar dari kamarnya sudah rapi dengan pakaian bersepedanya. Melihat itu, Randi mendekati Yana.
"Gak capek kamu ma ? semalaman gak pulang, baru pulang udah mau pergi sepedaan lagi ?"
Tanya Randi.
"Gak enak udah janji sama ibu ibu rt kelompok gowes ( sepeda ) ku, kemaren sore aku udah iyain bilang bisa ikut pagi ini."
Jawab Yana.
"Iya, tapi kan kamu nanti capek, kan masih ada waktu lain."
Ujar Randi yang khawatir dengan kondisi Yana.
"Gak apa, lagian ini sekarang jaraknya seru, kami mau ke candi boko."
Yana santai memberitahu sambil memakai sepatu khusus untuk bersepedanya.
Randi kaget mendengar itu.
"Yakin ke candi boko ?"
"Yakin kamu kuat gowes sepeda dari Klaten ke jogja terus naik ke puncak candi boko ?"
Randi menatap wajah Yana serius.
"Yakinlah, diniatin, udah lama pengen nyoba kesana, mumpung waktunya kesampean."
Jelas yana sambil berdiri lalu mengambil helm khusus bersepedanya yang ada di rak penyimpanan helm.
"Aku pergi dulu"
Pamit Yana, Lalu membuka pintu samping dan melangkah kearah garasi, diikuti Randi, dari lantai atas terdengar teriakan Sekar, anaknya.
"Maaaaa..."
Sekar berlari menghampiri Yana.
Yana yang melihat Sekar yang berlari mendekatinya menuruni anak tangga rumahnya.
"Mama belum sempat beliin, nanti kalo sempat pulangnya mama mampir beliin yang kamu pesan."
Jelas yana kepada sekar.
Sekar kecewa karena ternyata apa yang ditunggu tunggunya belum jadi dibelikan Mamanya.
"Yaaaah, kirain udah belii."
Sekar masuk lagi kedalam rumahnya, Yana membuka pintu garasi,lalu mengeluarkan sepedanya,Randi mengikuti dari belakang.
Diluar rumah Yana naik kesepedanya lalu berlalu begitu saja tanpa pamit pada Randi yang cuma terdiam melihat kepergiannya, Randi lalu menutup kembali pintu garasinya.
Siang itu hujan turun sangat derasnya angin kencang disertai dengan suara petir yang keras menggelegar.
Randi melihat ke arah jam dinding, jam 13:40 wib. Yana belum pulang juga.
Randi mengambil hape nya,lalu membuka whatsapp melihat pesan yang ada,begitu melihat ada pesan dari Yana, Ia langsung mengklik pesan tersebut dan membacanya.
"Aku sekarang lagi neduh di soto pak Min Klaten."
Jelas yana dipesan whatsapp itu.
Randi pun membalas pesan itu:
"Iya, neduh aja dulu kalo masih hujan deras."
"Ya, habis ini aku mau mampir ke rumah Tika sebentar."
Balasan dari Yana, Randi mengernyitkan dahinya membacanya. Wajahnya sedikit kesal membaca pesan Yana.
"Mau ngapain ke rumah Tika ? gak pulang dulu ma."
Tanya Randi lagi di wa itu.
"Sebentar aja kok, ada perlu, gak tau apaan, Tika nyuruh aku kerumahnya, jadi sekalian aja biar gak bolak balik."
Yana mencoba menjelaskan alasannya.
"Oh, ya udah, hati hati dijalanan"
Ujar Randi.
"Tadi aku order makanan, anak anak udah pada makan ?"
Ujar Yana mengirimkan pesan lagi pada Randi.
"Iya udah tadi datang jam 12: 00 drivernya."
Balas Randi pada pesan wa Yana.
Tidak ada balasan lagi dari Yana, Randi pun akhirnya meletakkan kembali teleponnya di meja.
Hari memasuki malam, jam di dinding menunjukkan pukul 20:00 wib, telepon Randi berbunyi, cepat Randi mengambil hape nya dan melihat ada panggilan masuk dari Yana.
"Kamu dimana ?"
Tanya Randi di pesan wa yang dikirimnya ke wa yana. Nada bicara Randi tampak sedikit kesal.
"Aku pesan makanan buat makan malam, bentar lagi drivernya nyampe, tolong diterima."
Jelas Yana tanpa menjawab pertanyaan Randi.
"Iya."
"Kamu dimana sekarang, kok belum pulang ?"
Tanya Randi lagi bertepatan dengan suara bel pintu berbunyi, Randi membuka pintu , driver ojol berdiri dihadapannya.
"Atas nama bu Yana ?"
Tanya driver ojol sambil memegang bungkusan makanan.
"Iya, terima kasih mas"
Ujar Randi ,lalu menerima bungkus makanan tersebut.
"Sama sama pak"
Ujar driver lalu pergi, Randi menutup pintu rumah kembali, lalu melangkah ke meja makan sambil menenteng bungkusan makanan.
"Sekaaaaaarrr, Dewwwiiii, ini makanannya udah datang, pada mau makan gak ?!"
Panggil Randi kepada dua anak nya yang berada didalam kamarnya masing masing.
"iyyaaa..."
Sekar teriak dari lantai atas rumah .
Lalu terdengar suara langkah kaki cepat menuruni anak tangga, Sekar turun dan menghampiri meja makan, disusul Dewi yang keluar dari kamarnya, mereka mengambil makanan yang ada, Randi meninggalkan mereka yang makan dimeja makan .
Randi membuka pesan whatsapp nya lagi, ada 1 pesan dari Yana yang masuk, Randi membacanya.
"Aku sama Tika lagi dijogja, nemani Tika beli sepatu buat suaminya."
Ujar yana dalam pesan wa itu.
"Apa lagi sih dia ini, ada aja alasannya nunda nunda pulang!"
Randi kesal membaca pesan wa Yana, Dia lantas mengetik pesan ke Yana:
"Ngapain sih Ma nyiksa badan gitu, gak ada kabar, gak pulang dulu kerumah tau tau udah dijogja aja!"
Ujar Randi dengan kalimat bernada kesal pada Yana yang tidak izin dulu padanya.
"Buru buru tadi perginya, takut hujan lagi sama kemalaman ,gak berapa lama nyampe rumah Tika,kami langsung pergi."
Ujar Yana menjelaskan.
"Pergi berdua naik motor ?"
"Beli sepatu aja kok harus kamu temani sih."
Tanya Randi pada Yana.
"Tika gak bisa milih sepatu yang bagus katanya, jadi minta tolong aku buat milihin, kamu tau sendiri Tika itu orangnya gimana."
Jelas Yana ke Randi.
"Ya, tapi jangan sampe malam malam lagi pulangnya, kebiasaan kamu, udah beberapa hari pulang tengah malam terus, pergi gak pamit gak izin!"
Randi mencoba menjelaskan pada Yana.
"Iya."
Kata yana singkat.
"Sekarang udah dimana kamu ? hati hati naik motornya."
Tanya Randi lagi dalam pesan itu.
"Arah pulang kok, lagi dijalan raya jogja solo."
"Kami gak naik motor kok, naik mobilnya Joko, suaminya Tika."
Jelas Yana dalam balasan pesan yang dikirimnya ke wa Randi.
"Joko jemput kalian ?"
Tanya Randi.
"Nggak, perginya ya naik mobil sama joko."
Jawab Yana.
"Laaah, kalo gitu ngapain kamu ikut ma, udah aja langsung si joko yang milih sepatunya."
Randi kaget mengetahui jawaban Yana, ia gak habis fikir, geleng kepala.
"Mana surprise jadinya, kan hadiah."
"Lagian si joko kalo diajak ke mall gak kan bakal mau masuk kedalam mall, capek katanya ngikut muter2 berjam jam, jadi dia milih nunggu diparkiran sambil ngerokok."
Jelas Yana ke Randi.
Randi menghela nafasnya. Dia lalu mengetik pesan kembali di wa nya.
"Pulangnya hati hati kamu, mana naik sepeda lagi malam malam dari rumah si Tika sepi."
Jelas Randi mengingatkan Yana.
Ya, Rumah Tika itu memang jalannya sangat sepi, jam 7 malam saja jika lewat dijalanan mau kerumahnya sudah hening sekali, Tika tinggal di daerah Wedi klaten, agak kedalam.
"bip"
Pesan wa masuk.
Randi membaca pesannya, Yana mengirimkan pesan padanya.
"Iya."
"Aku pulangnya mau ngelayat sebentar kerumahnya monik temanku ya, abangnya meninggal. aku kenal, gak enak kalo gak datang."
Ujar Yana dipesan itu.
Membaca pesan wa Yana itu Randi menghela nafas, ada saja alasan Yana untuk menunda kepulangannya. Namun Randi berusaha menahan kesalnya.
"Iya, tapi hati hati, kamu kan sedang mens."
Balas Randi.
"Tenang aja, udah tinggal bekasnya aja kok."
Jawab Yana .
"Tetap aja, kan belum mandi wajib."
Jelas Randi.
"Ya."
Balasan singkat dari Yana. Randi lalu meletakkan hapenya di meja ruang tamu.
Jam dinding menunjukkan pukul 22 : 13 menit. Randi beranjak dari duduknya di sofa menuju kamar, membuka pintu kamar lalu menutupnya kembali, Randi merebahkan tubuhnya di kasur. Lampu kamar dimatikannya, pintu kamar tidak dikuncinya, karena Yana belum pulang.
Sebelum Randi memejamkan matanya, ia melirik ke samping kasur tempat ia rebahan, kosong, sekosong hatinya saat itu karena tidak ada Yana. Randi menghela nafas.
"Semoga kamu baik baik aja ma, semoga Allah melindungimu selama diperjalanan pulang."
Randi berdoa untuk istrinya, ia lalu mengambil selimut miliknya, menutup tubuhnya dengan selimut, dan memejamkan mata, mencoba untuk tidur.
"Praaaannng, kelontang keloonteeeenggg...!!"
Terdengar suara berisik, Randi kaget terbangun dari tidurnya, dengan cepat ia berlari keluar kamar, khawatir ada maling masuk kedalam rumahnya.
Randi cepat berjalan kearah bunyi berisik , sesampainya ia, Randi melihat 2 kucingnya, Max dan Lolo sedang ada disitu, pandangan Max menatap ke atas tembok dapur, sementara Lolo ada dilantai, Randi paham bahwa yang buat berisik itu kucing kucingnya yang sedang memburu cicak ditengah malam, akhirnya Randi mengambil panci yang jatuh dan meletakkannya ketempat semula.
Randi melangkah ke pintu samping taman, membuka pintu, lalu berjalan ke arah garasi, di garasi Randi melihat 2 sepeda ada disitu, 2 motor terparkir, mobil tidak ada.
"Kok mobilnya gak dibawa pulang Yana dari kemaren dia nginap gak pulang ya ?"
Randi bergumam lalu berfikir, tak lama ia tersadar.
"Oh iya, mobil kan memang dirumahnya mas Badrun, kok jadi lupa aku."
Ya, Randi baru ingat, kalau mobil mereka sudah beberapa lama disimpan dirumahnya mas Badrun.saudaranya Yana.
karena ribet kalau bawa pulang mobil harus menyingkirkan motor2 tetangga yg parkir sembarangan didepan rumah dijalanan umum, akhirnya malas bawa pulang mobil, dan memilih disimpan dirumah mas Badrun, lagi pula mobil dimanfaatkan untuk rental nya mas Badrun yang memang profesinya sebagai driver rental mobil, jadi ada tambahan pendapatan keuangan dari hasil rental selain bisnis usaha pakaian dan ekspedisi yang dijalani Randi dan Yana.
Randi menutup kembali pintu samping taman, ia melangkahi anak tangga, naik ke lantai 2 rumahnya. Randi lalu membuka pintu kamar khusus tamu, kosong, tidak ada Yana yang tidur dikamar itu, lalu Dia melangkah ke kamar sebelahnya yang juga kosong tidak ada siapapun yang tidur didalam kamar itu.
Randi melangkah ke pintu kamar Sekar, mengetuk pelan pintu kamarnya.
"Sekaar, sekaar..."
Randi memanggil Sekar.
"Ada apa sih Pah, Sekar ngantuk nih, besok pagi pagi ada mata kuliah online."
Jawab Sekar dengan suara yang ngantuk.
Ya, sejak adanya Pandemi virus covid 19 sejak kurang lebih 1 tahun ini, kuliah Sekar dilakukan secara online, begitu juga sekolahan SMP nya Dewi, semua daring.
"Mama ada dikamar kamu gak ?"
Tanya Randi pada Sekar.
"Gak ada."
Jawab Sekar malas malasan karena ngantuk.
Randi akhirnya meninggalkan kamar Sekar, turun kembali kelantai bawah rumahnya, melangkah menuju kamar Dewi anaknya satu lagi, dibukanya pintu kamar pelan, dilihatnya Dewi tertidur nyenyak dikamar itu, tidak ada Yana.
Randi menghela nafasnya, dia melihat ke jam di dinding, jam 03;10 wib.
Randi melangkah keruang tamu, ruang tamu itu gelap karena lampu lampu didalam rumah sudah dimatikan Randi saat tidur malam tadi, ketika hendak duduk di sofa, Dia kaget, tidak melihat kalau Yana ternyata sedang tidur di sofa panjang itu.
Melihat Yana yang tidur nyenyak itu, pelan pelan Randi menepuk bahu lengan Yana untuk membangunkannya.
"Ma, Mama, Ma, pindah tidurnya."
Ujar Randi membangunkan Yana yang tertidur.
Yana perlahan membuka matanya, antara terbangun dan masih tidur. Lalu memejamkan matanya lagi sambil bergumam sendiri.
"Ya terserah kamu aja mau milih yang mana, aku sih nurut aja kalo menurutmu bagus."
Yana mengigau dalam tidurnya. Randi kernyitkan dahinya mendengar igauan Yana itu. Randi menepuk pelan bahu Yana agar bangun.
"Beli apa, wong papa suruh kamu pindah tidurnya dikamar malah ngigau gak jelas gitu."
Jelas Randi sambil tersenyum menahan tawa karena Yana mengigau.
Yana terbangun, lalu duduk sebentar di sofa, kemudian berdiri melangkah menuju kamarnya diikuti Randi.
Randi mengunci pintu kamar,melihat Yana yang tidur tanpa selimut, Randi pun menyelimuti Yana.
Kebiasaan Randi tiap malam jika yana tidur tanpa selimut, pasti Randi akan merapikan atau memberikan selimut pada Yana lalu mengecup pipinya.
Telepon Randi berbunyi, Randi cepat mengangkat telepon itu.
"Hallo ?"
Jawab Randi di telepon.
"Hallo, selamat siang pak, ini dengan pak Randi Setiawan ?"
Tanya Karyawati toko diseberang telepon.
"Iya,betul mbak"
Ujar Randi.
"Kami mau memberitahu, kalo pesanan bapak sudah jadi"
Jelas karyawati toko .
"Oh,baik mbak, kalo begitu nanti saya datang mengambilnya, terima kasih kabarnya mbak."
Jawab Randi.
"Sama sama pak."
Jawaban dari karyawati toko. Randi lalu menutup teleponnya, wajahnya terlihat menyiratkan kesenangan.
Ditoko perhiasan, sore itu Randi sedang melihat perhiasan yang dipesannya, mengamati nama ukiran yang ada dikalung dan cincin itu. Randi tampak wajahnya puas melihat hasil tersebut.
"Sudah bagus mbak."
Ujar Randi.
"Baik pak."
Ujar Karyawati toko dan menerima perhiasan itu untuk dipacking, lalu membuat nota pembayaran, Randi membayar dengan kartu kreditnya.
Setibanya dirumah ,Randi langsung mencari tempat aman untuk menyembunyikan perhiasan yang sudah dibungkus kado yang rapi dan cantik itu. Dia berfikir dimana harus meletakkan barang tersebut agar tidak diketahui istrinya.
Dewi keluar dari kamarnya,melihat Dewi, Randi menegurnya.
"Mama udah pulang Wi ?"
Tanya Randi.
"Belum."
Jawab Dewi,lalu melangkah ketaman untuk bermain dengan kucing kucingnya.
Randi melihat jam dinding, jam 17:15 wib, Randi menghela nafasnya, lalu melangkah keruang tamu, dia berjalan menuju ke aquarium kayu jati yang ada disitu, lalu membuka lacinya, Dia meletakkan bungkusan kado itu dilaci aquarium itu.
Randi yakin, Yana tidak akan tahu kalau Dia menyimpan kado tersebut dilaci aquarium, karena selama ini Randi tahu, kalau Yana tidak pernah menyentuh aquarium apalagi membuka lacinya, karena Yana tahu laci meja aquarium itu hanya di isi makanan ikan arwana saja,tidak ada barang lain yang disimpan di laci itu. Randi pun tersenyum bahagia.
"Tinggal satu lagi yang aku persiapkan, setelah itu, tinggal tunggu hari H nya."
Ujar Randi ,lalu ia duduk di sofa, mengambil hapenya, lalu menelpon seseorang.
"Hallo, selamat sore, saya Randi Setiawan Klaten, yang tadi order buket dan souvenir keramik kacanya mas."
Jelas Randi di hape .
"Oh iya, bagaimana pak Randi ?"
Jawab karyawan dari seberang hape.
"Mas, kalo misalnya pesanan saya itu diantar tepat pas tanggal yang saya tentukan bisakah ?"
Tanya Randi memastikan pada karyawan.
"Oh bisa pak, bapak tinggal kasih tau saja mau kapan kami kirimkan setelah selesai, ukiran souvenirnya yang agak lama pak,karena bentuknya unik yang bapak mau, kemungkinan selesai ya pas di bulan yang bapak mau diantar."
Jelas karyawan pada Randi.
"Iya ,gak apa mas, tidak usah buru buru, yang penting hasilnya maksimal dan bagus, serta indah, karena ini hadiah special yang akan saya berikan untuk seseorang yang Saya cintai."
Jawab Randi.
"Siap pak."
Kata karyawan itu di hape nya.
"Untuk tanggalnya nanti saya kabari lagi ya, sekalian mungkin saya datang ke tempat masnya buat liat proses pembuatannya."
Ujar Randi menjelaskan.
"Baik pak."
Jawab Karyawan.
Randi lalu menutup teleponnya. hatinya lega ,karena semua yang direncanakannya berjalan lancar.
Malam itu terasa sangat dingin sekali, jam di dinding menunjukkan pukul 21:00 wib. Yana belum juga pulang dari pergi pagi, Randi mencoba menelpon Yana, tidak diangkat, Randi mencoba telepon berkali kali tapi tidak juga diangkat. Dia akhirnya mengirim pesan via wa ke Yana.
"Kamu kemana aja sih Ma, sampe malam begini belum pulang juga.
kebiasaan jadinya Kamu, tiap hari pergi pulang tengah malam!"
"Pergi bilang gak kan sampe malam, taunya ngelayap sampe malam."
Randi mengirimkan pesan. Pesan diterima dan terbaca.terdengar bunyi nada wa, Randi mengklik pesan dari Yana.
"Aku sedang neduh di rumahnya mbak Lastri, kalo hujan reda aku pulang."
Jawab Yana dipesan wa Randi.
"Kamu sebenarnya kemana sih ? kok kayaknya kamu sekarang ada yang dirahasiakan dariku ?"
Ujar Randi.
"Sebagai istri itu ,wajib kasih tau ke Suami mau kemanapun pergi, gak pulang tengah malam tanpa izin Suami!"
"Kalo kamu begini terus ,artinya kamu gak anggap suami kamu ada!"
Jelas Randi ke Yana. Tidak ada balasan dari Yana.
Randi mengirim pesan lagi.
"Kalo sore Kamu udah pulang pastinya gak kan kehujanan, udah tau tiap sore sampe malam di sini hujan, masih juga keluyuran sampe malam malam. nyiksa diri kamu itu,gak ada manfaatnya!"
Ujar Randi dalam pesan yang dikirimnya lagi pada yana. Tidak ada balasan dari Yana. Randi mengirim lagi pesan.
"Sejak kamu ikutan kelompok sepeda sama ibu ibu erte, kok jadi berubah sikapmu aku rasakan ya ?"
" Kamu semakin jauh dariku !" "Apalagi sejak kamu akrab dengan mbak lastri ."
"Ada apa sih ma ?"
Randi mulai mengeluarkan uneg2 nya kepada Yana, isi kepalanya yang mulai menaruh kecurigaan diutarakannya kepada Yana.
Yana tidak juga membalas, hanya membaca pesan pesan yang dikirim Randi. Itu membuat kesal Randi. akhirnya Randi pun melangkah ke kamarnya, menutup pintu kamar, dan merebahkan tubuhnya di kasur.
Wajah Randi terlihat muram, dadanya sesak, jantungnya berdetak, tiba tiba Randi ingin muntah, buru buru Randi turun dari tempat tidurnya, ia pun berlari kekamar mandi yang ada didalam kamarnya, Randi muntah .
Randi melangkah terhuyung, dia berhenti melangkah, satu tangannya menyender di dinding kamar, tangan satunya memegang kepalanya, menahan sakit yang sangat luar biasa.
Randi memaksa untuk melangkah, ia terhuyung, linglung dan akhirnya terjatuh pingsan dikamar. Tidak ada yang mengetahui Randi pingsan dikamar itu.
Randi menatap Layar monitor yang ada di ruangan dokter yang memeriksa sakitnya, Randi tampak terdiam melihat hasil CT Scan Otaknya, dimana dalam photo scan tersebut menunjukkan bahwa Randi memiliki penyakit tumor otak yang sudah memasuki stadium 2 .
"Adakah solusi untuk mengobati penyakit saya ini Dok ?"
Tanya Randi kepada Dokter.
"Operasi pak."
"Operasi merupakan cara utama untuk mengobati tumor otak bapak."
"Pada jenis pengobatan ini, saya akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor yang mungkin bisa diangkat, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya."
Jawab Dokter menjelaskan pada Randi. Randi terdiam menatap Dokter, Dokter melanjutkan kembali penjelasannya.
"Tapi, operasi pengangkatan tumor juga memiliki beberapa risiko pak, seperti infeksi dan pendarahan. Umumnya, risiko bergantung pada lokasi tumor di otak."
Jelas Dokter pada Randi. Randi terdiam mendengarkan semua penjelasan Dokter padanya.
"Saya menjelaskan ini kepada bapak,agar bapak paham situasi dan kondisinya."
Ujar Dokter.
"Resiko apa yang akan terjadi dok?"
Tanya Randi pada Dokter.
"Contoh kasusnya seperti operasi pengangkatan tumor yang terletak di dekat saraf yang terhubung dengan mata ,akan berisiko menyebabkan pasien mengalami kebutaan setelah menjalani operasi."
Dokter menjelaskan pada Randi. Randi kaget mendengar penjelasan Dokter tersebut.
"Artinya, tidak ada harapan untuk sembuh?"
Ujar Randi lemah. Dokter menatap wajah Randi, berusaha menenangkan dan menghibur Randi yang tampak sedih.
"Jika prosedur operasi bapak rasa terlalu beresiko, saya menyediakan berbagai pilihan lain atau alternatif pengobatan yang lebih aman untuk mengatasi kondisi bapak ini."
Ujar Dokter menenangkan Randi.
"Apa alternatifnya dok ?"
Tanya Randi pada Dokter dengan wajah lemah.
"Terapi radiasi atau radioterapi. itu dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X atau proton, atau brakiterapi untuk membunuh sel tumor."
"Atau dengan kemoterapi pak."
"Sama seperti radioterapi, kemoterapi juga umumnya dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel tumor yang tidak terangkat. Jenis pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena."
Jelas Dokter pada Randi. Randi mengangguk paham atas penjelasan Dokter .
"Baiklah Dok, saya akan mengikuti saran terbaik dokter tersebut."
Ujar Randi.
"Baiklah pak Randi, Saya akan meresepkan beberapa obat-obatan, untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor, pereda nyeri, dan antikonvulsan (antikejang), Obat-obatan tersebut nantinya guna membantu mengatasi gejala yang muncul."
Ujar Dokter.
"Baik Dok.Terima kasih."
Ujar Randi.
"Baiklah, untuk selanjutnya, saya akan membuat jadwal kapan pak Randi mulai menjalani Terapi yang saya sarankan sebelum operasi."
Dokter menyerahkan kertas yang bertuliskan resep obat obatan. Randi menerimanya.
"Diminum yang teratur obat obatan yang saya berikan ya pak."
Ujar Dokter mengingatkan Randi.
"Baik Dok."
"Kalau begitu, saya pamit dulu. permisi dok. terima kasih."
Randi menjabat tangan Dokter,Dokter berdiri dari duduknya mengantarkan Randi hingga ke pintu keluar, Dokter menepuk bahu Randi dan tersenyum.
"Semangat pak Randi."
Ujar Dokter memberikan semangat pada Randi, Randi tersenyum mengangguk pada Dokter.
"Baik Dok."
Jawab Randi mantap, Lalu Randi berlalu dari hadapan dokter yang lantas menutup pintu ruang prakteknya.
Langit siang itu tampak sangat cerah, awan awan bergerak seirama,terlihat Indah, Randi tampak berdiri di sebuah jembatan penyeberangan, disisi jembatan, menengadahkan kepalanya ke Langit, menatap Langit tersebut. Air mata Randi tanpa sadar mengalir dari kedua matanya, Randi berusaha tegar atas apa yang sedang dialami pada dirinya, Dia menghela nafasnya, Lalu dengan sikap tekad kuat ,Dia melangkah menuruni jembatan penyeberangan tersebut.
Bel Rumah berbunyi, Dewi bergegas membuka pintu rumahnya,tampak Randi berdiri di depan pintu rumah.
"Assalamu'alaikum."
Randi memencet bel sambil mengucapkan salam. Terdengar suara Dewi menjawab salam dari salam rumah.
"Waalaikumu'salam."
Jawab Dewi dari dalam rumah.Dewi membuka pintu rumah.
Randi masuk kedalam rumahnya, Dewi menutup pintu rumah nya kembali.
"Mama udah pulang Wi ?"
Tanya Randi kepada Dewi, Dewi menjawab singkat seperti biasanya kepada Randi.
"Belum."
Jawab Dewi . Randi mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke kamar.
Keesokan paginya, Randi tetap melaksanakan aktifitas yang sudah dikerjainnya sehari hari untuk membersihkan rumahnya.
Randi selesai mengganti pasir kucing dan memberikan makanan kucing kucingnya, lalu mencuci tangannya di westafel dapur.
Yana keluar dari kamar sudah berpakaian rapi.
Randi melihatnya tersenyum. Mencoba untuk bersikap ramah pada Yana.
"Sudah rapi Ma, mau kemana ?"
Tanya Randi.
"Ada urusan sama mbak Lastri."
Yana menjelaskan pada Randi. Randi mengangguk dan tersenyum manis pada Yana yang tampak cuek padanya.
"Semalam pulang jam berapa ?
Papah gak tau Mama pulang, karena lelah dan ngantuk banget."
Tanya Randi pada Yana.
"Jam 9 malam."
Jawab Yana singkat. Randi tersenyum kecil mendengar jawaban Yana, Randi tahu Yana berbohong padanya, namun Dia berusaha agar tetap bersikap tenang didepan Yana.
"Aku pergi dulu, nanti makan siang aku order."
Ujar Yana.
"iyaa."
Jawab Randi.
Yana melangkah, namun Randi tersadar dan memanggilnya. Langkah Yana terhenti karena dipanggil Randi.
"Ma..."
"Tolong nitip beli makanan kucing sama pasir ya , udah habis semua."
Ujar Randi.
"Nanti aku order di petshop langganan biar diantar."
Jawab Yana.
"Iya."
Ujar Randi.
Yana lantas bergegas membuka pintu samping taman, melangkah ke garasi rumah, suara mesin motor Yana berbunyi, pintu garasi dibuka, lantas Motor Yana terdengar berlalu keluar dari dalam garasi rumah.
Randi datang ke garasi, lantas menutup pintu garasi rumahnya sambil melihat kepergian Yana yang begitu saja.
Randi lalu kembali masuk kedalam rumahnya.
Bel rumah berbunyi, Randi bergegas membuka pintu rumahnya, tampak Driver Ojol berdiri di depan pintu dengan memegang bungkusan berisi makanan.
"Atas nama bu Yana ?"
Tanya Driver ojol itu.
"Iya betul."
Jawab Randi.
Driver menyerahkan bungkusan berisi makanan tersebut.
"Terima kasih mas."
Ujar Randi.
"Sama sama pak."
Jawab Driver ojol lalu pergi, Randi menutup pintu rumahnya kembali. Randi meletakkan bungkusan berisi makanan tersebut di meja makan, membuka satu persatu bungkusan kotak makanan yang berisi ayam geprek, ada 3 kotak.
Randi lalu mengambil 1 kotak untuknya, dan menyimpan 2 kotak lagi untuk kedua anaknya, Sekar dan Dewi.
Randi lalu memakan ayam geprek tersebut.
Adzan Ashar berkumandang, Randi melangkah ke arah taman, ketempat Wudhu, saat Randi hendak mengambil Wudhu, Terdengar bel rumah berbunyi. Dia bergegas melangkah, sekilas Dia melihat ke monitor cctv yg ada di meja samping televisi.
terlihat dari cctv seorang kurir pengantar makanan kucing dari petshop yang biasa mengantar, Randi lalu bergegas menuju pintu samping taman, membuka pintu, lalu melangkah ke arah garasi rumah.
Randi membuka pintu garasi rumahnya, lalu keluar melihat kurir petshop.
"Dari sini aja mas."
Ujar Randi pada kurir. Kurir melihat Randi yang berdiri didepan garasi rumah, lalu Kurir bersiap mengangkat karung pasir.
"Iya, Letakkan di sini aja mas, biar nanti saya yang rapikan."
Ujar Randi. Kurir mengangguk, lalu meletakkan karung pasir di dalam garasi, disamping dekat pintu garasi.
Randi melangkah keluar menuju motor kurir dan mengambil 1 karung dan mengangkatnya, membantu kurir.
3 karung berisi pasir sudah tergeletak di garasi, kurir lalu memberikan bungkusan besar berisi makanan kucing.
"Sudah semua ya pak."
Ujar Kurir.
"Iya, Sudah ditransfer istri saya biaya nya seperti biasa kan mas."
Jelas Randi.
"Iya pak."
"Didalam plastik makanan itu ada kwitansinya pak."
Ujar kurir pada Randi.
"Terima kasih mas."
Ujar Randi.
"Inggih pak."
Jawab kurir lalu melangkah ke motornya, menyalakan mesinnya, lalu pergi dari pandangan Randi yang lantas menutup pintu garasi.
Randi pun mengangkat karung karung pasir itu satu persatu dan meletakkannya di samping kandang besar yang ada di ruangan samping garasi rumah.
tempat yang memang biasa disediakan untuk menyimpan karung karung pasir kucing dan stock makanan makanan kucingnya.
Sehabis melaksanakan sholat Ashar, Randi duduk di sofa ruang tamu.
Jam sudah menunjukkan pukul 16 : 07 wib.
Randi mengambil hape nya yang ada dimeja ruang tamu, saat itu hape nya berbunyi, ada pesan whatsapp yang masuk.
Randi lalu membuka pesan whatsapp tersebut.
pesan dari Yana.
Randi mengklik pesan dari Yana dan membacanya.
"Udah datang belum kurir antar makanan kucingnya ?"
Tanya Yana, Randi pun dengan cepat membalas WA Yana. Mengirim balasan pesan wa kepada Yana.
"Sudah tadi."
Jawab Randi .
"Anak anak udah pada makan siang?"
Tanya Yana lagi.
"Sudah."
Balas Randi.l singkat, lalu Dia mengetik pesan wa lagi kepada Yana.
"Kamu dimana ma ?"
"Pulang jam berapa ?"
Tanya Randi di whatsapp itu, tidak ada balasan dari Yana, Randi meletakkan hape nya di meja tamu, lalu Dia melangkah mendekati Aquarium besar yang ada diruang tamu itu.
Randi memandangi ikan arwana miliknya yang ada didalam Aquarium, menatap kagum, mengamati ikan arwana yang bergerak indah kesana kemari.
Randi membuka laci aquarium, mengambil makanan berisi jangkrik, lalu memberikan jangkrik jangkrik tersebut pada ikan arwananya, ikan arwana langsung menyambar dan memakan jangkrik jangkrik yang dijatuhkannya kedalam aquarium.
Randi tersenyum melihat ikannya sangat lahap memakan jangkrik jangkrik tersebut.
"Lapar ternyata kamu ya Gun."
Ujar Randi pada ikan arwananya yang sengaja diberikannya nama Gugun.
Lalu Randi menyimpan kembali tempat makanan berisi jangkrik di laci bawah aquarium. Kemudian Dia duduk di sofa dan memandang ke arah ikan arwananya.
45 menit Randi menatap kearah ikan Arwananya, memandang takjub kepada ikannya itu.
Hape Randi berbunyi, Dia mengambil hapenya yang ada di meja tamu, membuka isi pesan Whatsapp yang ternyata dari Yana, Istrinya. Randi membaca pesan WA dari Yana.
"Assalamu'alaikum warakhmatullahi wabarakatuh.
Bismillah.
Mulai hari ini aku menggugat cerai kamu.
Besok aku akan urus gugatan cerainya kepengadilan agama.
Mohon Maaf jika selama ini aku tidak bisa menjadi isteri yang baik untukmu.
terima kasih.
Assalamu'alaikum."
Jelas Yana dalam isi pesan whatsapp yang dikirimkannya pada wa Randi. Membaca pesan whatsapp Yana itu membuat hati Randi bergetar, seluruh tubuhnya bergetar, dia terdiam mematung menatap isi pesan dari Yana itu.
Randi tak menyangka hal itu akan terjadi, tak sadar, Air mata Randi mulai menetes dari matanya.
Pandangan Randi ke arah isi pesan Yana mulai pudar karena terhalang oleh air matanya.
Randi menatap nanar. Ia menghapus air matanya, menghela nafas panjang,mencoba menenangkan dirinya.
Sekali lagi Randi membaca isi pesan Yana tersebut, lalu Randi mulai mengetik, membalas pesan Yana.
"Astaghfirullah ,
ada apa dengan kamu Ma ?
Kenapa mendadak tiba tiba kamu minta kita pisah ?"
Randi mengirim pesan kepada Yana, tak lama kemudian, ada balasan dari Yana.
"Ini sudah ku pikirkan jauh jauh hari."
"Aku juga sudah diskusikan masalah ini dengan anak anak. mereka sudah tau."
Balas Yana pada pesan wa Randi. Membaca penjelasan Yana dipesan itu, Randi pun membalas lagi pesan Yana.
"Tapi apa masalahnya ?"
"Kalau Kamu merasa ada masalah diantara kita, kan bisa dibicarakan berdua ,dengan baik baik. tidak langsung mengambil keputusan sepihak begini."
Ujar Randi.
"tidak ada lagi yang perlu dibicarakan."
Jelas Yana .
"Ma, Gak baik masalah kamu mau pisah di sampaikan melalui pesan begini."
"Kalo ada masalah atau ada yang ingin kamu sampaikan, sampaikan langsung, bukan dengan wa."
Ujar Randi mencoba menjelaskan dan menenangkan Yana. Randi mengetik pesan lagi.
"Kamu pulang dulu kerumah ya,
kita ketemu, bicara langsung ya Ma."
Ujar Randi. Untuk beberapa saat Randi menunggu balasan pesan dari Yana, tak lama berselang,ada balasan dari Yana. Randi membaca pesan itu.
"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, semua sudah jelas, ini sudah keputusanku.
Maaf."
Begitu isi pesan dari jawaban Yana . Randi mencoba bersabar menghadapi masalahnya itu.
"Bicarakan baik baik Ma, jelaskan ke papah,apa masalahnya, agar papah paham dan mengerti apa yang menjadi masalah sampe kamu minta pisah begini."
Ujar Randi membalas pesan Yana. Randi mengetik dan mengirim pesan lagi.
"Papah tunggu Mama di rumah ya, kita bicara sepulang Mama.
Pulang jam berapa Kamu ?"
Ujar Randi pada pesan wa nya. Yana membalas pesan yang dikirimkan Randi padanya.
"Maaf, aku sudah tidak mau bicara dengan kamu. Maaf!"
Balasan Yana.
"Papah tunggu mama pulang, sekarang lagi dimana ?"
Ujar Randi mengabaikan apa yang dikatakan Yana di pesan yang dikirimkannya itu.
"Maaf, tolong hargai dan hormati keputusanku!"
Ujar Yana dengan memberikan icon telapak tangan memohon maaf kepada Randi.
"Semua masalah pasti ada solusinya jika dibicarakan dengan hati dingin, tanpa emosi Ma."
Ujar Randi.
"Maaf, bagiku sudah cukup.
Wassalam!"
Balasan dari Yana yang lantas menutup pembicaraannya, Randi menghela nafas berat, wajahnya tampak sedih. Randi mengetik lagi dan mengirimkan pesan ke Yana.
"Aku tetap menunggu kamu pulang,
jika kamu sudah memilih untuk berpisah, sampaikan langsung dihadapanku, tidak melalui pesan hape."
Ujar Randi, pesan Randi terkirim, dan di baca Yana, namun tidak ada balasan lagi dari Yana,
Menit ke menit Randi menunggu balasan, tidak ada juga balasan pesan dari Yana.
Randi merebahkan tubuhnya, duduk lemah di sofa, pandangannya kosong menatap kedepan.
Randi berfikir, mengapa hal ini tiba tiba terjadi pada rumah tangganya, apa yang terjadi dengan Istrinya, mengapa mendadak ia ingin bercerai ?
Semua pertanyaan pertanyaan itu muncul dalam pikiran Randi. ia memikirkan apa masalah yang sudah terjadi pada rumah tangganya hingga istrinya meminta cerai padanya.
Randi tampak sedih,air matanya mengalir di pipinya, Randi masih terduduk diam membisu, merenung dan berfikir. Randi lalu bergumam.
"Apa yang terjadi denganmu Yana?"
"Memang beberapa bulan ini firasatku ada tentang perubahan dirimu, tapi aku tak menyangka prahara terjadi dalam rumah tangga kita."
Randi menghapus air matanya. Dia menghela nafas, masih bergumam lirih.
"Apa yang menyebabkan kamu berubah dan meminta pisah Ma ?"
"Apa salahku hingga tiba tiba kamu meminta pisah?"
"Hal ini benar benar bagaikan badai menghantam diriku, menikam jantung dan hatiku."
Ujar Randi lirih dalam gumamnya , air matanya mengalir deras dipipinya.
"Aku selama ini percaya kepadamu Yana, sedikitpun tidak pernah ada kekecewaan padamu, walaupun sikapmu dan ucapanmu kasar kepadaku ."
"Bagiku, kamu tetap istri yang baik dan terbaik buatku."
Randi menghapus air matanya, menghela nafas berat. Pikirannya menerawang jauh.
"Apa salahku padamu Yana,hingga Kamu mendadak memutuskan untuk berpisah ?"
"Aku tidak menginginkan hal ini terjadi pada kita,Aku tidak bisa hidup tanpamu."
Randi mencoba menutup matanya, menghela nafas panjang, lalu membuka matanya lagi.
"Ya Allah, apa rencanamu untukku?"
"Mengapa Prahara terjadi didalam rumah tanggaku ?"
Ujar Randi, ia tak kuasa menahan tangisnya, air matanya pun keluar dengan derasnya, mengalir di pipinya.
Hujan turun dengan derasnya malam itu, jam menunjukkan pukul 20 : 17 wib. Randi masih duduk di sofa ruang tamu, diam dan berfikir.
Bel pintu rumah berbunyi, dengan lemah Randi melangkah ke pintu, menghapus air matanya, lalu membuka pintu rumahnya. seorang Driver ojol berdiri di depan pintu.
"Makanan buat bu Yana pak."
Ujar Driver ojol pada Randi. Randi menerima bungkusan makanan dari tangan Driver ojol.
"Terima kasih."
Jawab Randi.
"Ok pak."
Ujar Driver ojol itu lalu pergi, Randi menutup kembali pintu rumahnya, lalu melangkah menuju ruang makan dengan membawa bungkusan makanan.
Di meja makan, Randi membuka bungkusan makanan tersebut, ada 2 kotak makanan didalamnya,Dia tertegun melihatnya.
2 kotak makanan, bukan 3 kotak makanan seperti biasa.
Randi menghela nafas, paham,bahwa Yana tidak membelikannya makanan, hanya untuk ke dua anaknya.
Randi pun melangkah meninggalkan meja makan, Sekar turun dari lantai atas segera menuju ke meja makan.
"Dewiiii, makan gaaak ???"
Teriak Sekar ke Dewi yang lantas keluar kamarnya melangkah menuju meja makan.
Sekar dan Dewi pun makan. Sementara Randi kembali duduk di sofa, terdiam, wajahnya masih menampakkan raut wajah yang sedih.
Jam menunjukkan pukul 21:35 wib, Randi melangkah ke arah dapur, membuka kulkas, lalu mengambil 1 bungkus mie instan yang ada di kulkas itu.Dia lalu menuangkan air minum ke dalam panci, merebus air tsb ,menyeduh mie instan.
Randi pun menikmati mie instannya di meja makan, setelah selesai makan,Dia mencuci bersih bekas piring dan panci buat mie instannya.
Randi lalu melangkah menuju taman, kucing kucingnya pada tertidur di taman itu, Randi melangkah ke tempat makanan kucingnya, melihat tempat makanan kucing sudah kosong ,lalu Dia mengambil tempat makanan kucing, mengisi kembali makanan makanan ketempat makanan kucingnya.
Max, kucing hitam persia yang menjadi salah satu peliharaan dirumah itu terbangun, lalu mendekati tempat makanannya, lalu Max makan, Randi tersenyum melihat Max yang lahap makan itu.
Randi melangkah menuju ruang tamu, duduk di sofa panjang, di sofa panjang itu ada seekor kucing kesayangannya sedang tidur, melihat kedatangannya, kucing yang bernama Pluffi itu bangun, lalu mendekati Randi dan duduk dipangkuan Randi, Dia pun menggendong dan mengelusnya lembut, mencium Pluffi, membelai penuh kasih sayang.
"Maafin papah ya Pluffi, kalo nanti papah udah gak ada dirumah ini lagi."
"Semoga kamu dan yang lainnya baik baik dan sehat tanpa papah."
Ujar Randi sambil meneteskan air matanya, mengelus lembut tubuh kucingnya, Pluffi terbangun, menggerakkan kepalanya ke wajah Randi, seolah mencium Randi, Randi pun membalasnya dengan mencium penuh sayang pada kucingnya itu.
"Jujur, papah gak bisa berpisah dengan kalian semua yang ada dirumah ini."
"Ya Allah, beri jalan dan petunjuk bagi hamba, apa yang harus hamba lakukan."
Ujar Randi dengan menatap kucingnya. Bathin Randi berdoa, matanya nanar.
Jam menunjukkan pukul 23 : 15 menit, Pluffi bangun dari pangkuan Randi,lalu pindah ke sofa dan melanjutkan tidurnya. Randi pun melangkah gontai ke arah kamar tidurnya, membuka pintu kamar, lalu menutup kembali pintu kamarnya.
Randi merebahkan tubuhnya di kasur, lampu kamar tidak dimatikannya, karena Yana belum pulang.
Randi memejamkan matanya, mencoba tidur dan melupakan permasalahan yang terjadi hari ini.
Jam menunjukkan pukul 01:20 wib dini hari, Randi terbangun dari tidurnya, melihat ke sampingnya, tidak ada Yana, Dia menghela nafasnya ,wajahnya sedih.
Randi bangun dari tidurnya, beranjak dari kasur keluar kamar, melangkah gontai dalam ruangan,
Randi melihat ke arah ruang tamu, tidak ada Yana tidur di sofa, kosong, Dia melangkah gontai, membuka pintu kamar Dewi, anak ke duanya, Dewi tidur nyenyak sendiri di dalam kamar.
Randi melangkah pelan naik ke lantai atas, melangkahkan kakinya pelan satu persatu di tangga tangga itu,
Randi melangkah ke kamar tamu yang ada di lantai atas itu, saat hendak membuka pintu kamar tamu, pintu itu terkunci.
Randi tahu kalau Yana ada didalam kamar itu. pelan pelan Dia mengetuk pintu kamar itu .
"Ma.... Mamaa... tolong buka pintunya Ma..."
Randi memanggil Yana dan terus mengetuk pintu pelan, lampu kamar masih menyala, artinya Yana belum tidur dikamar itu, karena selama ini, Yana tidak akan bisa tidur jika lampu kamar tetap menyala.Sekali lagi Randi mengetuk pintu kamar dan memanggil Yana.
"Mamaaa, tolong bukain pintunya, pindah tidurnya di kamar kita yuk.
Maa.."
Ujar Randi lembut. Dia mengetuk pintu lagi dengan pelan pelan, Yana menjawab dari dalam kamar.
"Aku mau tidur di sini."
Jawab Yana, dari dalam kamar, mendengar suara Yana, Randi pun tersenyum getir.
"Pindah tidurnya ya Ma, kan gak biasa kamu tidur dikamar ini."
Ujar Randi bersabar atas sikap Yana sambil terus mengetuk pintu kamar itu lagi.
"Tolong bukain dulu pintu ini bentar Ma."
Kata Randi memohon, Tak lama Terdengar suara kunci, pintu lalu dibuka Yana, Randi mencoba tersenyum lembut pada Yana yang lantas langsung kembali ke kasur dan merebahkan tubuhnya dikasur.
"Pindah tidurnya yuk Ma, dingin loh di kamar ini."
Ujar Randi lembut. Yana menjawab tanpa melihat wajah Randi, Dia menutupi wajahnya dengan selimut.
"Aku mau tidur disini malam ini, dikamar bawah dingin banget, gak tahan aku,kedinginan."
Yana menjelaskan alasan dia tidur dikamar tamu itu. Randi paham kalau itu hanya alasan nya saja, Randi berusaha tenang menghadapi sikap Yana.
"Kenapa gak dimatiin ac kamarnya kalo kedinginan?"
Jelas Randi.
"Udah, emang kamu gak ngerasa ac mati dikamar ?"
"Aku sengaja tidur di sini karena kedinginan."
Jelas Yana.
"Udah sana, aku capek,ngantuk mau tidur."
Yana menyuruh Randi segera keluar dari kamar itu dengan nada kesal.
"Tidurnya di kamar kita ya. dibawah."
Ujar Randi.
"Nggak ah, dibilangin aku kedinginan!"
"Udah sana jangan ganggu deh."
Ujar Yana mulai kesal dengan Randi, Randi mencoba bersabar dan tersenyum.
Randi merapikan selimut Yana, lalu meletakkan selimut itu ketubuhnya Yana seperti biasa dilakukannya jika Yana mau tidur.
Randi hendak mengecup pipi Yana, Yana melengos,menghindari ciuman Randi.
"Udah sana ah, ngantuk niih ah!!"
Ujar Yana dengan nada kesal dan menutup wajahnya dengan selimutnya. Randi menatap Yana, menghela nafas lirih, lalu Dia melangkahkan kakinya keluar kamar, tak lupa ia matikan lampu kamar, lalu menutup pelan pintu kamar itu, untuk kembali ke kamarnya.
Yana yang sudah melihat tidak ada Randi dikamar itu bangun dari rebahannya dengan bersungut kesal.
"Brengsek, bisanya cuma ganggu orang aja!"
Ujar Yana kesal sambil bangun melangkah ke pintu kamar, lalu mengunci pintu kamar itu,Yana lantas kembali merebahkan tubuhnya di kasur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!