NovelToon NovelToon

Kamu Cintanya Aku

Part 1

Hari ini hari yang paling membahagiakan untuk Adiza. Akhirnya setelah lebih dari 17 tahun, ia bisa melihat ayah tersayangnya bersanding dengan seorang wanita selain ibunya. Ya... Ayah nya telah kehilangan istri juga ibu dari Adiza pada saat usia Adiza masih 6 bulan.

Adiza sudah mengenakan kebaya dan dirias natural. Sengaja ia tidak menyanggul rambutnya. Ia hanya menggerai rambutnya yang panjang dengan mengcurly ujung rambutnya saja.

Adiza masuk ke dalam kamar sang ayah

"Wah... Papanya Diza ganteng banget sih " pujinya ketika melihat ayahnya yang sudah rapi mengenakan jas dengan warna nude selaras dengan warna kebaya yang dipakainya. Ayahnya hanya tersenyum, nampak kecemasan di wajah teduhnya. Segera ia hampiri putri kesayangannya itu, kemudian memeluknya.

"Maafin papa nak... Seharusnya acara pernikahan yang ada saat ini untuk pernikahanmu nanti, tapi malah papa yang duluan menikah " canda ayahnya.

"Ih... Apaan sih papa becanda melulu. Udah mau nikah juga " cibir Diza berusaha melepas pelukan ayahnya.

Sang ayah hanya tertawa kecil. Tak lama ia menatap bingkai foto bersama istri dan putri kecilnya. Ia mengambilnya lalu memeluk foto itu.

Maafkan aku Kirana karena tak bisa menjadikanmu satu-satunya wanita untukku di dunia ini. Batinnya.

Buliran air mata perlahan jatuh dari sudut matanya. Diza menghampiri dan kembali memeluk sang ayah lalu menggenggam tangannya.

" Diza yakin kalau mama disana merestui papa. Mama pasti mau papa bahagia "

"Lalu, apa kamu bahagia nak ?" ayahnya menatap Diza intens.

"Pa... Kalau papa bahagia, Diza juga bahagia. Papa sudah merawat Diza sendiri dari Diza kecil. Papa jadi ayah juga ibu untuk Diza. Walaupun tanpa seorang ibu, tapi Diza ga pernah kurang kasih sayang... Terima kasih untuk semua yang sudah papa lakukan buat Diza. Sekarang... Diza yakin kalau Tante Sofie bisa melengkapi kebahagiaan papa dan kita semua..." Diza mengeratkan genggaman tangannya.

Ayahnya tersenyum kemudian merangkul Diza lalu mencium keningnya.

"Terima kasih sayang, karena telah menjadi malaikat kecil papa. Selalu ada dan mendukung papa... Papa menyayangimu, sangat..." Mereka saling berpelukan, berbagi perasaan.

" Udah dong, pa... Nanti make up Diza luntur nih" celetuk Diza sambil berusaha melepas pelukan sang ayah.

"Papa tenang aja, mulai nanti malem udah ada yang melukin. Jadi ga perlu peluk guling lagi" tambahnya sambil terkekeh geli.

" Ish... Anak ini... " umpat ayahnya sambil tersenyum.

Mereka berdua kemudian keluar dari kamar dan segera menuju halaman depan rumahnya yang sudah dipenuhi kerabat yang akan mengantar ke tempat pernikahan.

...💐💐💐...

Sungguh apa yang dibayangkan ternyata tak seindah kenyataan. Mungkin inilah yang tengah dirasakan oleh Adiza. Seharusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan untuk Diza dan ayahnya, hari yang menjadi awal kehidupan barunya. Entahlah... perasaan apa yang menghinggapinya saat ini. Bahagia, sedih, kecewa, yang terasa hanyalah sesak di dada. Seolah-olah bumi ini menghimpitnya dalam keputusan asaan.

Adiza berjalan keluar dari gedung resepsi pernikahan ayahnya. Ia berjalan dengan langkah gontai tak tahu ke arah mana, ia terus saja berjalan hingga menepi dan duduk di kursi taman ditemani cahaya lampu temaram serta gemericik air di dalam kolam yang ada di hadapannya. Ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan rasa perih di hatinya.

"Diz... Diza... Kamu gak apa-apa kan ?" Seorang gadis berjalan menghampirinya.

Diza, gadis itu hanya menatap sendu ke arah langit. Tak lama ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, terasa hangat di kedua pelupuk matanya.

"Udah, Diz... " ucap temannya itu sambil duduk di sebelahnya dan memeluknya.

Flash back on

Setelah sah menjadi suami istri, Diza menghampiri dan memberi selamat kepada orang tuanya.

"Selamat ya Pa... Semoga papa bisa lebih bahagia" Diza mencium punggung tangan ayahnya lalu memeluknya.

"Terima kasih, sayang... Semoga kamu pun bahagia" ayahnya balas memeluk Diza.

Tak lama, Diza pun mencium punggung tangan dan memeluk wanita yang baru saja sah menjadi ibu sambungnya.

"Selamat ya Tante Sofie... Eh, mulai sekarang udah resmi jadi mama Sofie kan ?" kelakar Diza sambil tersenyum manja. Wanita itu tersenyum melihat Diza.

"Oh iya, sayang sepertinya ini saatnya buat kenalin anak mama" ucapnya kemudian.

"Boleh ma... Diza juga mau kenalan sama kakak baru Diza " celoteh riang Diza.

Mama Sofie melambaikan tangannya, tak berselang lama tibalah sosok yang membuat Diza tak bisa berkata apapun bahkan sesaat berhenti bernafas...

"Hai, Diza... Aku senang akhirnya bisa ketemu kamu " sapanya ramah sambil tersenyum manis.

Deg...

Ya Tuhan... Kenapa dia hadir dalam kehidupanku dengan cara begini. Apa salahku... Rintihan suara hati Diza

Flash back Off

...******...

Diza masih duduk di kursi taman ditemani Lala. Sejenak kemudian seorang gadis lain berlari kecil menghampiri mereka.

" Kalian tega banget sih ninggalin gue..." gerutunya.

"Eh, girls tau gak sih. Tadi ada si Dika lho di dalem, pake baju seragam kaya Lo, Diz" cicitnya lagi

"Sstt..." Lala mengangkat jari telunjuknya ke bibir sambil melirik ke arah Diza.

Refleks Yasmin menutup mulutnya.

"OMG... Jangan-jangan si Dika itu sodara tiri Lo, Diz..." tambahnya lagi, sontak membuat Lala membulatkan kedua matanya sambil terus mengelus punggung Diza.

Melihat itu, Yasmin lantas duduk dan ikut memeluk sahabatnya yang dilanda kegundahan hati. Sesaat mereka terlarut dalam keadaan sampai Yasmin bangkit dan berdiri di depan Diza. Yasmin menarik tangan yang menutupi wajah sahabatnya itu. Melihat raut wajah sendu yang kini terlihat pucat dengan guratan kesedihan yang dalam.

" Gue tau, Dika cinta pertama elo... Cowok yang selalu ada di pikiran Lo dari jaman SMP sampe sekarang Diz... Tapi, dia udah jadi sodara Lo sekarang. Seenggaknya, ambil sisi baiknya aja kan sekarang Lo bisa deket-deket dia terus kan " hibur Yasmin.

"Tapi gak gini juga caranya, Yas... Aku gak mau cuma jadi adiknya..." ucap Diza lirih.

" Mungkin udah saatnya Lo move on, Diz..." sahut Lala.

"Setelah 3 tahun perjuangan aku buat dapetin dia? " tanya Diza tertahan.

"Mungkin Tuhan punya caranya sendiri buat jalan cinta Lo" jawab Lala bijak.

" Tenang Diz... Cowok di dunia bukan Dika doang. Masih banyak cowok-cowok di luar sana yang lebih dari Dika. Percaya deh" seloroh Yasmin sambil memegang tangan Diza. Melihat tak ada reaksi dari Diza, Yasmin kembali mengoceh

" Gak percaya ? Entar gue cariin oke " tambahnya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.

" Bisa ae, sendirinya juga masih jomblo..." Lala tergelak diikuti sebuah lengkungan di wajah Diza.

"Nah gitu dong, senyum. Hapus air mata Lo. Inget kalo hari ini, hari bahagia bokap Lo " ucap Lala sambil menghapus sisa air mata di pipi sahabatnya itu.

Part 2

Adiza, Lala dan Yasmin berpelukan, sudah seperti Teletubbies yang gemar berpelukan. Adiza sangat bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada dan saling mendukung satu sama lain. Yap... Mereka memang sudah bersahabat sejak masih berseragam putih biru.

Ketika mereka berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan mereka kemudian berlalu menjauh.

"Ehem... ehem..." suara seseorang berdehem dari arah belakang mereka, sontak ketiganya menoleh ke arah datangnya suara.

Nampak seorang laki-laki dengan pakaian seragam yang sama dengan Adiza. Ya, dia adalah Andika, orang yang jadi trending topik dibicarakan oleh mereka.

" Sorry, ganggu ya ? " tanyanya ramah.

Adiza menjawab dengan gelengan kepalanya, memaksakan diri untuk tersenyum.

" Aku disuruh mama nyariin kamu. Soalnya mama khawatir, tadi kamu pucat banget. Kamu sakit ? " Pandangan matanya tertuju pada Diza.

"Itu... Tadi..."

"Diza cuma laper aja kok. Maklumlah dari siang Diza belum makan soalnya " Yasmin menyambung ucapan Diza.

" Hati-hati entar masuk angin lho kalo gak makan" sahut Dika manis, tetap melihat ke arah Diza tanpa mengalihkan pandangannya.

" Boleh aku ngomong sama Diza berdua ? " pinta Dika pada mereka bertiga.

Adiza terdiam sementara Lala dan Yasmin saling melihat satu sama lain. Adiza mengangguk pada kedua sahabatnya meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Tak lama mereka meninggalkan Adiza dan Andika disana.

Andika duduk disamping Adiza, lalu menyandarkan punggungnya di kursi menyamankan duduknya.

" Aku tahu ini tidak nyaman buat kamu "

Dika membuka percakapan sembari menghela nafasnya.

" Aku juga sama, tapi aku bahagia " lanjutnya lagi.

" Kamu tahu kalau aku akan jadi saudara tiri kamu ? " selidik Diza.

" Ya " jawab Dika singkat.

Diza menghembuskan nafasnya kasar

"Jadi cuma aku yang tak tahu..." keluh Diza.

Dika menatap Diza dengan lekat. Gadis cantik itu terpaku saat matanya beradu dengan tatapan Dika. Dika menarik bibirnya, menciptakan lengkungan pada wajahnya. Terlihat lesung pipi pada saat dia tersenyum.

" Aku sengaja nyuruh mama supaya gak kenalin aku sama kamu dulu sampai acara akad ini. Aku cuma khawatir, hubungan kita jadi ga nyaman di sekolah..." terang Dika sambil menghela nafasnya.

" Kita gak kenal dekat, sebatas tahu nama aja dan kenyataan kalau kita satu sekolah sejak SMP. Dan lagi..." Dika tak meneruskan kalimatnya.

Diza menatap Dika karena menggantungkan ucapannya itu. " Dan lagi apa ? " penasaran Diza.

"Apa kamu tahu perasaanku selama ini ? " Diza membatin

"Bagaimana mungkin aku mengatakan kalau aku mencintaimu. Tolong jangan menatapku seperti itu " Andika bermonolog lalu mengalihkan pandangannya ke arah kolam.

" Aku... Aku cuma khawatir kalau cowok-cowok fans kamu di luar sana salah sangka. Nanti mereka kira kita pacaran lagi padahal kita kan bakalan jadi saudara "

Deg...

Kenapa... kenapa sakit rasa nya...

Adiza menyentuh dadanya yang mendadak sesak.

" Ya udah, ayo kita masuk ke dalam. Mama, papa pasti udah nungguin kita. Aku janji, aku akan jadi kakak yang baik buat kamu" Ucap Dika lagi.

"Cuma jadi kakak yang baik yang bisa aku lakukan untuk kamu Adiza, walau akan terasa berat hari-hari ku nanti. Tapi aku bahagia bisa ada di dekatmu" (Andika)

Dika meraih tangan Adiza lalu menggenggam jemarinya dan segera membawanya masuk ke dalam gedung resepsi.

"Tuhan... Alangkah bahagianya jika kami bisa bergandengan tangan selayaknya orang yang saling mencintai" gumam Diza dalam hati.

...💖💘💘💘💖...

Yasmin dan Lala berlalu masuk menuju gedung.

" Diza ga bakalan kenapa-napa kan, La ? " risau Yasmin.

Lala menggidikan bahunya.

" Hmm ... Semoga aja enggak " tukasnya sambil melihat ke arah Yasmin yang menoleh ke belakang ke arah taman.

Tanpa disadari karena terlalu fokus melihat ke belakang, Yasmin menabrak sesuatu, punggung seseorang tepatnya.

" Aish Lala... Kalo mau berhenti kasih tau dong. Sakit nih..." pekik Yasmin sambil memanyunkan bibir mungilnya dan memegang keningnya.

" Fffttt... Gue disini Yas..."

Lala menahan tawanya sambil mencolek bahu Yasmin.

Sadar jika Lala berdiri disampingnya, segera Yasmin mendongakkan kepalanya. Matanya berbinar tatkala melihat sosok di hadapannya. Seorang pria gagah dengan setelan jas hitamnya berdiri di depan Yasmin tengah melihat ke arahnya.

" Oppa..."

Hanya itu yang keluar dari mulut Yasmin saking terpesonanya ia melihat pria tersebut. Pria itu menaikan sebelah alisnya.

" Maaf nona, saya ini masih muda... Belum jadi kakek-kakek " ucapnya datar.

Mendengar itu sontak Yasmin tertawa. Melihat gadis di depannya tertawa, ia nampak bingung. Melihat hal itu, Lala langsung bergerak cepat, ditariknya tangan Yasmin dan membawanya menjauh.

" Maaf... maafin temen saya ya, Kak" Lala meminta maaf lalu menarik Yasmin yang masih tertawa.

" La... Masa dia gak tau oppa itu apa ?" Yasmin masih tertawa.

Lala hanya menepuk jidat nya melihat Yasmin yang masih tertawa.

" Yang tau oppa itu artinya apa kan cuma kita cewek cewek pecinta drakor. Kalo orang itu belum tentu nonton, Yas " jelas Lala yang kesal melihat tingkah Yasmin yang masih belum berhenti tertawa menyebabkan mereka menjadi perhatian orang-orang disekitarnya.

Tak lama, Yasmin memekik sambil menepuk jidatnya.

"OMG..."

"Astaghfirulloh... Apa lagi sih Yas ?" kesal Lala.

" Waah... Gue lupa kenalan sama oppa yang tadi " celetuk Yasmin lalu mencari sosok oppa yang tadi bertemu dengannya.

Lala hanya mengikuti langkah Yasmin dengan malas. Baginya sudah tidak aneh bila melihat tingkah Yasmin yang menggebu-gebu jika melihat lelaki tampan, tinggi, berkulit putih, berhidung mancung mirip oppa oppa Korea.

Yasmin dan Lala nampak heran melihat lelaki itu sudah bersama dengan Adiza dan Andika. Melihat kedua sahabatnya mendekat, Diza melambaikan tangannya. Yasmin melangkah dengan semangat 45 menuju ke arah Diza dan lelaki itu.

" Kak Sakha... Kenalin ini sahabat Diza. Yang ini Yasmin dan itu Lala "

Diza mengenalkan mereka sambil menunjuk Yasmin dan Lala. Yasmin sangat antusias.

" Hai, oppa..." ucapnya melambaikan tangan dan terus memandangi Sakha.

Menjadi objek pandangan Yasmin membuat Sakha nampak risih, kemudian berbisik di telinga Diza.

" Temen kamu ini salah makan ya? Masa kakak udah keren gini disebut opa. Emang kakak mirip kakek-kakek ? "

Diza terkekeh,

" Oppa yang dia maksud, kakak dalam bahasa korea " jelas Diza balas berbisik.

Sakha mengangguk-anggukan kepalanya. Belum selesai disitu, Sakha kembali dikagetkan dengan kelakuan Yasmin lagi yang langsung menggandeng tangannya lalu mengarahkan hp ke arahnya, mengajak Sakha berfoto.

Merasa risih dan jengah dengan kelakuan gadis yang tiba-tiba menggandeng lengannya serta mengambil foto tanpa ijinnya, Sakha menghempaskan tangan Yasmin.

" Kamu itu perempuan... Apa kamu tidak punya malu ? Kita ini baru aja kenal " hardik Sakha.

" Diza... Kamu kalau cari temen itu yang normal. Kakak takut nanti kamu ketularan aneh kayak dia" gerutu Sakha bergidik dan segera berlalu.

" Oppa... aku padamu. Sarangheo..." ucap Yasmin sambil menautkan telunjuk dan ibu jarinya serta memberikan kiss bye pada Sakha yang sudah berjalan menjauh.

Diza, Lala, dan Dika tertawa tergelak melihat kelakuan absurd Yasmin.

...💖💖💖...

Terima kasih udah mau mampir.

Please leave like, vote & coment ya

Hatur nuhun 🙏🙏

Part 3

Satu bulan sudah Adiza dan Andika berstatus sebagai adik dan kakak. Mereka kini tinggal bersama di rumah Diza, walau sesekali Dika tinggal di rumahnya.

Setiap hari, mereka pergi ke sekolah bersama-sama. Begitu juga hari ini, setelah menyelesaikan sarapan mereka bersiap berangkat.

"Ma... nanti Diza sama Dika pulang telat ya " Ijin Diza pada mama Sofie sembari membawa piring bekas makannya ke bak cuci piring di dapur.

" Memangnya kalian mau kemana ?" tanya mama Sofie yang sedang membereskan piring di bak cuci piring.

" Kita mau nonton mah, nanti sepulang sekolah " jelas Dika yang tiba-tiba menghampiri dengan membawa piring bekas makannya.

"Bibi boleh ikut juga neng ?" tanya bi Imas, asisten rumah tangga Diza dengan semangat.

"Boleh aja bi, asal bibi ikut sekolah dulu sama Diza " Diza terkekeh geli melihat ke arah Bi Imas.

"Malu atuh neng... Masa bibi ikut dulu ke sekolah. Jadi bodyguardnya neng Diza dong " timpal Bi Imas polos.

"Ya ga apa-apa atuh Bi... " jawab Diza lagi.

"Sudah... Sudah... Nanti kesiangan masuk sekolah" Mama Sofie menyudahi pembicaraan mereka.

" Bi, ini tolong dicuciin piringnya ya. Maaf saya ga bisa bantuin bibi " ucap Mama Sofie pada Bi Imas.

" Iya, Bu... Ga apa-apa, udah tugas bibi. Serahin aja semuanya sama Bi Imas pasti beres" Jawab Bi Imas lalu mulai mencuci piring.

Diza, Dika dan mama Sofie berlalu ke arah halaman rumah.

"Udah mau berangkat? " tanya Papa Surya yang baru keluar dari kamar.

Diza mengangguk lalu menghampiri papanya itu. Meraih dan mencium punggung tangan kanan ayahnya.

"Sekarang papa bangunnya siang terus ih... Mentang-mentang ada yang nemenin" ledek Diza sambil menyalami tangan Bu Sofie lalu berlari keluar dari rumah meninggalkan ayahnya yang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan putri kesayangannya itu.

Bu Sofie dan Dika hanya tersenyum melihat tingkah Diza dan ayahnya.

"Pa... Nanti Dika sama Diza mau nonton sesudah pulang sekolah " Ijin Dika pada Pak Surya.

"Ya, jangan pulang malam dan jangan lupa makan dulu nanti sebelum nonton" Pak Surya memberi wejangan pada Dika.

Tiit...Tiit...Tiit..., terdengar suara klakson motor dari halaman rumah.

Dika menyalami tangan Pak Surya dan Bu Sofie, kemudian menghampiri Diza yang sudah siap di samping motor kesayangan Dika.

"Ck... ck...Tuan putri ga sabaran amat sih..." oceh Dika sambil menaiki motornya.

Diza tertawa memperlihatkan barisan giginya yang berderet rapi, kemudian menyusul duduk di belakang Dika.

"Helmnya udah dipake ?" tanya Dika.

"Sudah kakak ku sayang " jawab Diza sambil terkekeh, dirinya heran sendiri mengapa bisa seberani itu mengatakan sayang pada Dika.

"Ayo berangkat !" seru Diza menepuk pundak Dika. Dika meraih tangan Diza lalu melingkarkan di pinggangnya.

" Kalo mau jalan tuh pegangan gini biar ga jatuh " ucap Dika dan segera melakukan motornya.

Wajah Diza merona saat memeluk pinggang Dika. Ingin rasanya ia mengatakan sayang pada lelaki di depannya itu tanpa ada embel-embel kakakku.

"Tuhan... Bukannya aku tak bersyukur, hanya saja bolehkah aku meminta agar lelaki ini melihatku, mencintai ku serta menyayangiku sebagai seorang wanita seutuhnya bukan sebagai seorang adik wanita... Aku hanya ingin mencintainya tanpa takut terluka" (suara hati Adiza)

...💖💖💖...

"Hai... Diz... Diza... " panggil Dika melihat ke arah Diza dan membuka kaca helmnya

"Eh, iya... Kenapa ? " tanya Diza bingung karena baru saja kembali dari pikiran nya yang melanglang buana.

"Dah sampe nih. Ayo turun " serunya lagi.

Diza segera turun dari motor dan berjalan meninggalkan Dika.

"Diza..." panggil Dika lagi membuatnya menoleh dan melihat wajah Dika yang tersenyum samar.

"Helmnya lepas dulu, emangnya kamu mau ke kelas pakai helm ?" Ingat Dika menunjuk ke arah helmnya.

Diza memegangi kepalanya

"Ya ampun... Lupa... Maaf..."

Diza membuka helmnya, sayangnya tali helmnya nyangkut hingga Dika membantunya melepas tali helmnya.

So romantic... Mungkin itu yang ada di pikiran orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Makasih kakak ku sayang " celoteh Diza saat tali helm itu berhasil terlepas. Ini kali kedua Diza mengatakan sayang kepada Dika. Diza berlalu meninggalkan Dika di parkiran motor.

"Hufft... Harusnya cowokku sayang, bukan kakakku sayang" Batin Diza berjalan ke arah kelasnya.

Baru saja Diza masuk ke dalam kelas, Diza sudah disambut oleh kedua sahabatnya.

"Cie... cie... Pagi-pagi udah mesra aja nih..." oceh Yasmin

"Apaan sih Yas ?" elak Diza sambil duduk di kursinya diikuti Yasmin dan Lala.

" Lo itu tambah mesra aja sama si Dika. Sebenernya Lo itu adik kakak beneran apa modus sih ?" tanya Yasmin penasaran.

" Menurut Lo ?" Diza menjawab pertanyaan Yasmin dengan pertanyaan.

"Kalo gue lihat sih, kayaknya dari Abang jadi sayang nih " celetuk Lala.

" Udah dari dulu kali sayangnya... Tapi itu mah gue... Dia nya engga..." seloroh Diza menimpali ucapan Lala.

" Eh, entar balik sekolah kita nonton yuk. Ada film baru, kayaknya seru deh " ajak Yasmin melihat ke arah Diza dan Lala.

" Duh... Sorry ya girls, nanti siang gue ada latihan voli. Soalnya mau persiapan buat turnamen " tolak Lala.

" Kalo Lo gimana Diz ? Kita bisa pergi berdua nanti" Yasmin beralih pada Diza.

" Sorry juga Yas... Gue juga udah ada acara nanti siang" jawab Diza.

Lala dan Yasmin serempak menatap Diza penuh rasa ingin tahu. Merasakan tatapan penuh keingintahuan dari kedua sahabatnya membuat Diza geli.

" Yaelah segitu penasarannya kalian? " kekeh Diza.

" Kita butuh penjelasan Lo " ucap Yasmin dan Lala kompak penuh keseriusan di wajah mereka.

Diza malah tergelak dengan kelakuan mereka.

" Idih... kompak bener " cibirnya.

Lala melipat tangannya di depan dada sedangkan Yasmin menahan wajahnya di atas meja dengan tangan kanan nya sambil menatap Diza.

"Jadi sekarang mau main rahasia-rahasiaan nih sama kita " oceh Yasmin kesal, mengetuk-ngetukan jari tangan kirinya ke atas meja miliknya.

Melihat kekesalan Yasmin dan Lala akhirnya Diza buka suara.

"Gue ada janji sama Dika. Nanti siang kita berdua mau nonton. Udah gak penasaran lagi kan... " jelas Diza mengurai keinginan tahuan mereka.

" What...? Kalian berdua mau ngedate ?" pekik Yasmin bangkit dari duduknya, membuat teman-teman yang ada di ruangan itu melihat ke arah mereka bertiga.

" Iihh... Berisik Yas " Diza langsung berdiri dan menutup mulut Yasmin.

" Fix ini mah..." celetuk Lala.

" Iya beneran fix..." timpal Yasmin sambil duduk kembali di kursinya.

" Fix apaan sih ? " tanya Diza penasaran

" Fix dari Abang jadi sayang... " jawab Lala dan Yasmin kompak sambil tertawa.

" Ya... Semoga seperti itu " batin Diza.

Tak lama bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa duduk di tempatnya masing-masing karena guru mata pelajaran segera masuk ke dalam kelas.

...💖💖💖...

Ditunggu like, coment & vote nya ya.

Hatur nuhun 🙏🙏😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!