NovelToon NovelToon

ANAK GENIUS : ARIS, CHARICE And SECRET STORY

BAB I SYARAT

Ibu Anna kyara tomas adalah seorang istri kedua dari ayahnya Adrian tomas.

Ayah dan ibunya meninggal akibat kecelakaan mobil yang mereka alami 10 tahun yang lalu pada saat perjalanan pulang menuju kediaman mereka. Hanya Anna yang selamat dalam kecelakaan itu, kedua orang tuanya mengalami luka berat akibat air bag yang terlambat mengembang pada mobil mereka, sedangkan Anna hanya mengalami geger otak ringan akibat benturan dan luka lecet di sekujur tubuhnya akibat pecahan kaca. Setelah kecelakaan itu Anna diasuh oleh ibu tirinya Brianna charlotte istri pertama dari Adrian tomas. Briana memiliki anak perempuan bernama Abigail clara tomas, Anna dan Abigail hanya berbeda 2 tahun.

Dibawah asuhan dari ibu tirinya Anna sering mendapatkan perlakuan kasar, tak jarang Anna sering tak diberi makan karena tuduhan asal yang diberikan Abigail kepadanya. Para pelayan pun tak berani membantu Anna karena jika mereka diketahui telah membantu Anna, Brianna tak segan menghukum pelayan tersebut dan memecatnya tanpa pesangon sedikitpun.

Anna menatap langit dari jendela kamarnya, membayangkan suasana dunia luar yang sudah lama tak pernah ia lihat karena Briana tak memberinya izin untuk keluar dari rumah mereka. Anna hanya  membayangkan dunia luar dari buku peninggalan ayahnya yang sering ia baca di ruang kerja ayahnya dulu.

Derap langkah kaki seorang pelayan yang di utus oleh nyonya Briana yang memasuki kamarnya menyadarkan Anna dari lamunannya.

“non Anna maaf, di panggil sama nyonya di bawah”  

“iya bi, entar aku turun ya”

“ anu non kata nyonya harus sekarang. Katanya ada yang mau di bicarakan sama nona”

“oh ya udah bi”

Anna berjalan dengan perasaan yang tidak nyaman, entah apa lagi yang akan ibu tirinya itu lakukan kepadanya. Entah tuduhan palsu apalagi yang mungkin Abigail ucapkan pada ibunya. Semua fikiran buruk tiba – tiba saja menghampiri Anna.

...***...

Sesampainya di ruang tengah Anna melihat ibu tirinya Brianna charlotte dan kakak tirinya Abigail clara tomas sedang duduk di sofa dengan wajah yang serius. Anna segera berjalan menghampiri mereka untuk menyapanya.

“ ibu memanggilku?” Tanya Anna sambil menundukan kepalanya karena tak berani memandang wajah ibunya.

“iya, cepat duduk disini, ada hal yang harus aku sampaikan kepadamu.” Jawab nyonya Briana sambil menunjuk sofa yang berada di depannya. Dan Abigail yang berada disamping ibunya hanya diam dan terus memainkan ponselnya seakan tak peduli dengan apa  yang akan disampaikan oleh ibunya.

“ Anna, sudah berapa lama kamu aku rawat disini?” Tanya nyonya Briana sambil memandang tajam kepada Anna.

Mungkin lebih tepatnya sudah berapa lama kamu menyiksaku. Anna mendengus kesal dalam fikirannya dan dengan tenang menjawab pertanyaannya “ sudah sekitar 10 tahun ibu”

“lalu sekarang berapa umur mu?”

“17 tahun ibu.”

“ baiklah Anna, sekarang dengarkan perkataanku baik – baik. Kau akan menggantikan kakakmu Abigail untuk menikahi cucu dari keluarga Evander, yaitu Drew geino evander !” Abigail yang Nampak senang dengan perkataan ibunya barusan tersenyum puas. Bagaimana tidak, karena perjanjian antara kedua keluarga tersebut yang harus saling menikahkan cucu mereka masing – masing, dimana cucu dari keluarga Evanders yang terkenal kejam, angkuh dan sangat dingin harus ia nikahi.

“ ibu mengapa aku harus menggantikan kak Abigail untuk menikahi cucu keluarga Evander?” Anna terkejut dengan pernyataan ibunya itu yang harus menikahi seseorang yang tidak ia ketahui dan tak pernah ia jumpai sebelumnya. Anna juga tak tau bagaimana karakter dari Drew yang sebenarnya karena ia juga tak diizinkan untuk menonton Tv, menggunakan internet ataupun hal lainnya yang dapat melihatkan dunia luar kepadanya.

“kamu ngak usah banyak bicara Anna, nurut aja apa kata ibu. Ini juga syarat dari ibu biar kamu bisa bebas. Kamu mau selama hidup kamu berada disini?” ucap Abigail yang tiba – tiba berdiri mendekati Anna kemudian menjambak rambut hitam panjangnya dengan kuat.

“aah, iya kak aku bersedia menggantikan kakak untuk menikah dengan Drew Evander” jawab Anna sambil menahan sakit Karena perilaku kasar kakaknya. Mungkin ini adalah satu – satunya jalan agar aku bisa terbebas dari siksaan ibu dan kak abi, semoga keluarga evender bisa menerimaku dan memperlakukan aku dengan baik.

“1 minggu lagi aku akan mengirim mu ke kediaman keluarga Evander. Obati semua luka yang ada ditubuh mu. Ibu tidak mau mendengar perkataan buruk dari keluarga Evander karena kelalaian yang tidak merawat tubuh mu. Apa kau mengerti Anna?” Tanya ibu diandra sambil mencengkeram dagu Anna dengan kuat lalu berlalu bersama anaknya Abigail meninggalkan Anna yang masih terpaku di tempat duduknya.

...***...

Sehari sebelum keberangkatan Anna ke rumah keluarga Evander.

besok aku akan meninggalkan rumah ini. Rumah dimana selama 10 tahun terakhir aku mengalami penderitaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Drew geino evander dia orang yang seperti  apa? Semoga saja dia orang yang bisa mencintaiku dan menjagaku.

Aaa ayah ibu aku rindu. Besok aku sudah menikah, semoga kalian bisa melihatku dari atas sana. Anna yang sedang berbaring di atas ranjangnya yang kecil sambil menatap lurus kearah langit – langit kamarnya tak merasakan cairan hangat yang jatuh dari sudut matanya. 

Setelah sekian lama ia terlarut dalam lamunan dan  tangisnya, mungkin karena rasa capek di dalam hatinya ia tertidur lelap dan tak bangun untuk makan malam walaupun sedari tadi pelayan sudah membangunkannya ia masih enggan meninggalkan mimpinya yang indah.

...***...

Sudah tiba waktunya untuk Anna pergi ke rumah keluarga Evander untuk melaksanakan pernikahan mereka. Sebentar lagi utusan dari keluarga Evander datang untuk menjemputnya. Pelayan sudah menyiapkan segala keperluan Anna untuk dibawa pergi. Anna yang masih berada di dalam kamarnya merasakan ketegangan di sekujur tubuhnya, sebentar lagi ia keluar dari sangkar emas yang telah menjeratnya selama 10 tahun, melihat dunia luas untuk pertama kalinya.

“Tok…tok…tok…”Suara ketukan pintu kamar Anna terdengar sangat kencang, ia berfikir mungkin itu adalah pelayan yang akan memanggilnya untuk turun kebawah menunggu utusan keluarga Evander datang menjemputnya. Ia bergegas menuju pintu kamarnya untuk membuka pintu.

“ibu” mata Anna terbelalak melihat sosok wanita paruh bayah yang masih terlihat cantik dan segar itu.selama ia tinggal dengan ibu tirinya, Brianna tak pernah sekalipun datang ke kamar Anna, baru kali ini ia mengunjungi kamar anak tirinya itu. “ ada apa ibu? Kenapa ibu tak menyuruh pelayan untuk memanggilku jika ibu ingin menemuiku”

“sudahlah, cepat kemari. Ada sesuatu yang ingin kuberikan kepada mu” ucap Briana yang kemudian masuk kedalam kamarnya dan duduk di kursi samping ranjang Anna.

“hadiah?”

Brianna kemudian mengeluarka kotak kecil perhiasan lalu memberikannya kepada Anna.

Sebuah kalung indah yang memiliki liontin berbentuk tetesan air. “cantik sekali ibu, apakah ini untukku?” mata Anna mulai berkaca – kaca dia berfikir bahwa ternyata ibunya masih memili rasa kasih sayang kepadanya.

“dalam liontin kalung itu ada racun yang tidak memiliki rasa dan bau, dan juga tidak dapat terdeteksi oleh peralatan canggih apapun. Campurkan racun itu kedalam minuman Drew pada saat kalian telah menikah. Aku ingin mendengar kabar kematian Drew secepatnya.” Ucap Briana sambil menatap mata Anna tajam.

“a-apa maksud ibu. Apakah ibu ingin aku membunuh Drew geino evander calon suamiku sendiri?” jawab Anna terbata – bata dengan tangannya yang gemetar memegang kalung tersebut.

“aku ingin kau berguna untukku. Untuk apa aku membesarkan mu selama ini jika aku tak bisa memanfaatkan mu untuk melancarkan keinginanku. Jika kau berhasil menjalankan tugas mu kau bisa mendapatkan seluruh harta keluarga Evander dan berikan kepadaku segera lalu kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan. Aku tidak akan menahanmu lagi. Ini adalah persyaratan untuk mendapatkan kebebasan mu dan kau tak bisa menolaknya". Ucap Brianna kemudian berlalu pergi meninggalkan Anna dalam kamarnya sendiri.

Anna hanya menangis, takut dan gemetar mendengarkan perkataan dari ibu tirinya itu. Bagaimana mungkin ibu tirinya tega menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut dengan imingan kebebasanku sendiri. Apa aku harus tega melakukan itu untuk kebahagianku sendiri.

BAB II KETAHUAN

Dalam perjalan menuju kediaman keluarga evander, Anna terus mengarahkan pandangannya ke luar jendela mobil. Perasaan yang selama ini tak pernah ia rasakan karena melihat dunia luar, perasaan bebas yang ia rasakan karena telah terbebas dari sangkar emas yang selama ini mengurungnya, senyum indah dari wajahnya selalu terlihat dan cahaya matahari yang menyentuh kulitnya yang puncat tak ia hiraukan lagi Sembari sesekali mengeluarkan tangannya keluar dari jendela mobil merasakan udara luar.

"Apakah aku bisa selalu merasakan perasaan seperti ini?

Tapi… persyaratan ibu?

Aaaaaa…." Tangan Anna kembali bergetar, perasaan gugup bercampur takut kembali ia rasakan. Anna memasukkan kembali tanggannya dari luar jendela dan memegangnya kuat, membungkukan badannya untuk menenangkan dirinya sendiri.

...***...

Setelah perjalanan panjang selama 3jam dari rumahnya menuju kediaman  keluarga Evander yang melelahkan, ia akhirnya tiba, dari jauh Anna melihat pintu gerbang besar berwarna hitam dan gold yang dijaga oleh beberapa petugas pengaman, tak nampak rumah di sekitarnya hanya jalanan yang panjang dan deretan pohon palem besar beserta lampu taman yang menghiasi jalananan  menuju ke bangunan utama. Rumah yang sangat besar di bandingkan dengan rumahnya yang ia tempati selama ini.

Anna di sambut oleh rombongan pelayan yang berbAris rapih dan sepasang suami dan istri yang sudah tampak sangat tua.

“Anna kyara tomas, selamat datang di rumah kami anak manis” kakek Avran evander dan nenek Eireen yolanie menyambut kedatangan Anna dengan hangat. “perkenalkan nama kakek Avran Evander dan ini istri kakek Eireen yolanie” kakek dan nenek Evander mengambil tangan Anna bergantian.

Anna terdiam karena sangat gugup lalu terburu – buru memberi taukan namanya “ nama aku Anna kyara Thomas. Kakek, nenek” ia kemudian memberikan kecupan di punggung tangan kakek dan nenek Evander.

“kamu terlihat sangat pucat sayang, apakah kamu baik – baik saja dalam perjalan kemari?” Tanya nenek Eireen sambil memegang tangannya dan membawanya masuk kedalam rumahnya di ikuti oleh kakek Avran dan pelayan yang tadi menyambutnya.

“ia nenek sayabaik – baik saja. Saya hanya sedikit lelah” jawab Anna dengan sedikit tawa yang canggung.

Bagainana tidak ia memiliki kulit yang sangat pucat, selama 10 tahun Anna tak pernah keluar dari rumahnya untuk melihat matahari yang bersinar secara langsung, ia hanya merasakan sinar matahari dari jendela kamarnya.

“kalau begitu nenek akan menyuruh pak Didit untuk mengantarkanmu ke kamar untuk beristirahat dan membawakan barang – barang mu juga, karena besok adalah hari pernikahanmu dengan Drew cucuk nenek dan kakek.” 

“besok?” waktu seperti berhenti, Anna yang terkejut mendengarkan perkataan nenek Eireen membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Tangannya yang gemetar secara tak sadar  memegang kalungnya yang berisi racun. apakah besok waktunya? Apakah aku sanggup melakukan itu? Apakah aku tega membunuh cucu satu – satunya dari kakek dan nenek Evander. Ya tuhan apa yang aku harus lakukan, kakek dan nenek Evander sangat baik dan tulus, mengapa mereka bisa mendapatkan cucu menantu sepertiku yang tidak tau diri ini.

“ia sayang, kami sudah mengatur  semua untuk acara besok, kamu hanya perlu beristirahat dengan tenang agar besok kamu bisa terlihat segar di pernikahan mu.” Ucap kakek Evran sambil memanggil pelayan untuk mengantarkan Anna kedalam kamarnya. “ oh iya sayang, hari ini Drew tidak bisa menyambut mu karena ada sedikit masalah dikantornya. Kamu bisa menemuinya besok di upacara pernikahan kalian saja ya”

“baik kakek, kalau begitu saya permisi ke kamar dulu. Selamat malam kakek, nenek.”

“iya sayang” jawab kakek dan nenek Evander dengan senyum hangat di wajah mereka.

Anna mengikuti langkah kaki pak Didit, seorang kepala pelayan di rumah keluarga Evander. Sambil menyusuri jalan menuju ruang peristirahatannya sementara Anna melihat sangat banyak lukisan terpajang di dinding rumah keluarga Evander ini, setiap ruangan dihiasi dengan lampu – lampu Kristal yang begitu besar.

Sesampainya dikamar ia terkaget melihat ruang kamarnya yang begitu besar sangat berbeda dengan kamarnya yang selama ini ia tempati dirumahnya. Terdapat ranjang besar dari kayu yang memiliki ukiran sangat cantik, dengan meja hias yang begitu indah dan tempat duduk empuk beserta kamar mandi yang sangat besar, yang mungkin seukuran dengan kamarnya yang dulu.

...***...

Di tempat yang berbeda di sebuah apartemen mewah  milik Drew, dia mendapatkan kabar dari sekertArisnya Hans yang juga mengurusi semua masalahnya termasuk kehidupan pribadi Drew geino Evander.

“tuan muda, calon istri anda dari keluarga Thomas sudah tiba di rumah, ia di sambut oleh kakek dan nenek anda, ini” Hans memberikan beberapa lembar foto dan selembar kertas yang berisikan informasi tentang Anna dan keluarganya kepada Drew yang sedang duduk santai di sebuah sofa dan menyesap wine yang berada di tangan kanannya.

“Anna kyara Thomas, lumayan juga.” Drew yang melihat foto dan beberapa informmasi tentang Anna itu sedikit tersenyum dan menaikan alisnya bingung. “ hanya ini?

Informasi tentang Anna memang sangat sedikit. Tak banyak yang tau tentang dia karena ia tak pernah muncul di depan umum. Hanya berita tentang saudara tirinya yang memiliki beberapa skandal dan ibu tirinya yang melakukan bisnis dengan melakukan segala cara untuk melancarkan bisnisnya.

“menarik” hanya kata itu yang keluar dari mulut Drew sambil menghabiskan winenya.

...***...

Hari pernikahannya pun tiba. Anna yang sedang menunggu di sebuah ruangan meremas gaun pengantinnya dengan gelisah, tangannya terus menyentuh kalung pemberian dari ibu tirinya itu. Anna menarik nafasnya dalam – dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Bisa jadi ini adalah kesempatan terakhirnya untuk membunuh Drew.

“Anna” suara kakek Avram Evander yang baru masuk mengejutkan Anna yang tampak sangat gugup. Kakek tua itu mengenakan setelan jas rapi berwarna silver dengan boutonniere.

“kakek akan menemanimu jalan ke altar”

“altar” Anna yang terkejut terus memandangi wajah kakek Evander yang selalu tersenyum hangat.

“kakak mu tadi menghubungi kami, katanya ibu mu sekarang sedang sakit jadi tidak bisa hadir dan dia sedang menemaninya. Ucap kakek Evander. Karena ayah Anna yang sudah meninggal dan tidak memiliki saudara laki – laki jadi tidak ada yang bisa mendampingi Anna.

“terimakasih kakek sudah mau menemaniku” ucap Anna sambil tersenyum haru kepada kakek Evander yang juga membalas senyumannya itu sambil menepuk punggung tangannya.

Alunan suara lembut yang mengiringi langkah Anna menuju altar mulai melambat. Dari jauh ia melihat sosok yang akan ia nikahi membuat jantungnya semakin berdegup kencang. Ini pertama kalinya Anna bertemu dengan calon suaminya itu dan mungkin saja juga menjadi terakhir kali ia melihatnya setelah malam ini.

Setelah sah menjadi suami dan istri, Drew mendekati Anna yang berdiri tepat di sebelahnya yang hanya setinggi bahunya itu meraih dagunya lalu menghadiainya sebuh ciuman tepat di bibirnya di hadapan seluruh tamu undangan.

Kedua kaki Anna lemas, tangannya bergetar hebat seakan terkena listrik bertegangan tinggi. Bila ciuman saja bisa membuatnya hampir tak sadarkan diri bagaimana ia bisa melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

undangan yang hadir di pernikahan mereka sontak berdiri dan memberikan tepuk tangan kepada mereka berdua.

...***...

Anna yang baru saja selesai mandi dan berganti pakaian di kejutkan oleh sosok pria tampan yang sedang duduk di tepi ranjang apartemen mewah itu sambil memperhatikan dirinya, menatapnya tajam seperti ingin memangsanya hidup – hidup.

Anna yang terkejut melihat Drew yang mulai mendekatinya sontak memundurkan dirinya hingga tubuhnya membentur ke dinding. Dengan tangannya yang bergetar Anna menyentuh dada bidang Drew mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga, walaupun tenaganya tak sebanding dengan Drew.

“k-kamu. Apakah kamu ingin minum denganku?” dengan permintaan yang asal Anna mencoba mengulur waktu, ia tau apa yang akan Drew lakukan kepadanya. Setidaknya hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

Drew yang mendengar ajakan Anna hanya tersenyum dan mengurungkan niatnya sementara untuk menemani Anna bermain – main sebentar. “ if that’s what you want, baby”

Baiklah Anna, lakukan tugas mu dengan cepat. Ibu bilang tidak akan ada pemeriksaan apapun yang dapat mendeteksi racun ini. Ingatlah kebebasan mu, persetan dengan dengan hati nurani.

Dengan tekat yang kuat untuk mendapat kebebasannya, Anna dengan sekuat tenaganya memberanikan dirinya untuk memasukkan racun kedalam minuman yang ia ambil dari kulkas kecil di dalam kamar mereka, namun sayang Drew yang ternyata sedari tadi terus memperhatikan tingkah Anna yang sedikit mencurigakan mendapatinya menuang sesuatu kedalam minumannya.

“jika kau ingin membunuhku, lakukanlah dengan benar” Anna yang mendengar suara lantang dari Drew seketika menjatuhkan gelas yang berada di tangannya. Belum sempat ia lari dari kamar itu, Drew meraih pinggangnya dan melemparkannya di atas ranjang.

Dengan pisau yang ia ambil dari piring buah di atas meja, Drew  mengarahkannya ke leher Anna. Setetes darah segar yang menetes di gaun tidur yang Anna kenakan tak bisa lagi ia rasakan sakitnya. Tak peduli dimana Anna akan berakhir, entah itu di tangan suaminya yang baru beberapa saat ia nikahi atau di tangan ibunya karena telah gagal membunuh Drew. Dengan perasaan kalut Anna terus meminta pengampunan dari Drew. Air mata yang terus jatuh dari mata indahnya membuat Drew menjauhkan pisau itu dari leher Anna.

“maafkan aku, aku tak punya pilihan lain selain melakukan ini kepada mu” ucap Anna sambil terus terisak.

“apakah nyonya Brianna yang menyuruhmu melakukan ini?”

Dengan perasaan takut, Anna menganggukan kepalanya. Bibirnya yang kaku sudah tidak bisa lagi mengeluarkan kata – kata.

Ini sudah terfikirkan oleh Drew sebelumnya, dengan watak nyonya Brianna yang slalu melakukan segala cara untuk memuluskan rencananya pasti akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Dengan perasaan marah Drew merobek baju Anna dan menciumnya dengan ganas. Seakan seperti serigala yang sedang kelaparan Drew menghantam tubuh kecil Anna dengan sangat kasar, menyatuhkan tubuhnya dengan paksa. Seperti mendapatkan penyiksaan dengan cara yang berbeda Anna merasakan sakit dan perih di sekujur tubuhnya.

Setelah menikmati tubuh Anna perasaan aneh muncul pada diri Drew, ia memang bukan kali pertama melakukan itu, tak tau mengapa dengan Anna ia seperti mendapatkan kepuasan yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya.

...***...

Anna yang memperhatikan tubuhnya di depan kaca kamar mandi mendapati banyak jejak kepemilikan Drew pada tubuhnya. Ia segera mengenakan pakaian dan berjalan keluar melewati Drew yang sedang tertidur pulas di tempat tidur.

Ia harus pergi, walaupun Drew tak membunuhnya, tetapi ibunya pasti yang akan menemukannya untuk membunuhnya karena telah gagal menjalankan rencana ibu tirinya itu.

BAB III PERTEMUAN SINGKAT

Apakah sesulit ini untuk tetap bertahan di dunia ini?

Mengapa tidak ada yang berjalan dengan baik?

Aku sangat menderita, tapi tidak pernah ada yang menanyakan keadaanku.

Ayah, ibu. Aku hancur. apa kalian mendengarku?

Jika ibu tidak melahirkanku, aku tidak akan berada di dsituasi seperti ini.

Bisakah aku pergi saja ke tempat kalian. Ayah, ibu.

Air mata itu sudah tidak memiliki perbedaan lagi dengan tetes hujan yang terus jatuh membasahi tubuhnya. Tak tau berapa lama lagi langkah kakinya akan kuat membawanya pergi, pergi menjauh dari orang – orang yang bahkan tidak mengetahui keberadaannya di dunia ini.

...***...

...6 tahun kemudian setelah kepergian Anna....

“apa kamu akan baik – baik saja kembali ke negara itu Anna?” tanya Mike sambil terus mengemudi, berusaha meyakinkan Anna dengan keputusannya untuk kembali ke negara dimana dia menjadi manusia yang tak terlihat dan hanya menjadi pelampiasan kemarahan orang – orang disekitarnya.

“mau bagaimana lagi, anak – anak harus melakukan penelitian tentang chip yang mereka sedang kembangkan. Dan kamu tau sendiri negara ini tidak memiliki fasilitas yang mereka butuhkan. Aku akan menyampingkan perasaanku demi Aris dan Charice. Karena mereka adalah alasanku masih bertahan di dunia ini.” Jawab Anna sambil terus mencoba menahan air matanya yang akan jatuh.

“baiklah, apapun keputusanmu aku akan selalu mendukungmu.” meraih tangan Anna dan mencium punggung tangannya sambil sesekali memandangnya yang sedang duduk di sampingnya.

Mobil terus melaju menyusuri jalanan yang tidak terlalu ramai dengan aktifitas kendara lain.

Mike adalah sosok pria yang menyelamatkan Anna dimalam dingin dan penuh rasa sakit 6 tahun yang lalu. Ia menyelamatkannya dan membawanya pergi untuk mendapatkan kehidupan baru, selama 6 tahun terakhir ini Mike lah yang selalu menjaga Anna dan kedua anak kembarnya. Walaupun Anna masih takut untuk menjalin hubungan yang baru karena statusnya yang belum jelas karena kepergiannya dimalam itu statusnya masih seorang istri yang terikat hukum. Walau begitu Mike tetap nenunggu Anna membuka hatinya.

...***...

Anna yang sedari tadi terus melamun di dalam kamarnya akhirnya bisa menguatkan hatinya untuk kembali ke negara ‘X’.  Setelah menyiapkan barang – barang miliknya dan perlengkapan milik kedua anak kembarnya ia kemudian keluar untuk menghampiri Mike dan anaknya, Aris dan Charice.

“baiklah sayang, apa mami sudah memasukkan semua perlengkapan kalian? Bagaimana dengan laptop kalian? Oh iya id card kalian, mama sudah masukin ke tas kalian apa belum ya.” Belum sempat Anna bertanya lagi, kedua anaknya tiba – tiba memotong perkataan Anna.

“mami” ucap Aris dan Charice kompak. Anna yang terkejut mendengar teriakan anaknya langsung memfokuskan pandangannya kepada mereka.

“mami, calm down. Everything is ready.  Kita hanya perlu berangkat saja. Jawab Aris mencoba menenangkan maminya. “yeah mami, semua sudah siap.” Ucap Charice

“ tenanglah Anna, ada aku. Jika anak – anak melupakan sesuatu disini aku akan membawakannya langsung untuk mereka.  akukan masih harus menyelesaikan urusanku disini sebelum pergi ke negara ’X’. Ucap Mike sekali lagi mencoba menenangkan Anna.

“ok ok fine. Ayo kita berangkat.” Ucap Anna sambil menggandeng tangan kedua anaknya disusul Mike yang membawa koper milik Anna dan anak kembarnya ke dalam bagasi mobil.

Anna tidak bisa selalu melarikan diri lagi dari dunia yang dulu ia tinggalkan. Apalagi dengan kecerdasan yang dimiliki kedua anaknya itu mampu mengubah kehidupan mereka.

Bagaimana tidak dalam usia yang masih sangat muda mereka sudah di rekrut oleh WIA (World Intelligence Agency) untuk menciptakan sebuah alat yang dapat mendeteksi senjata apapun yang melewati radar suatu negara.

Itu sebabnya mereka harus kembali ke negara ‘X’ dan menyelesaikan penelitian mereka. Anna sadar, di usia anaknya yang masih sangat muda pasti banyak bahaya yang akan mereka alami, namun karena  beberapa negara yang mendukung penelitian tersebut melindungi dan merahasiakan identitas mereka sebagai peneliti muda. Anna sudah merasa aman dan lega.

Anna juga menyesuaikan pendidikan anak – anaknya dengan umur mereka yang sekarang agar tidak menonjol di masyarakat.

...***...

“aku akan memberikanmu 100 juta dolar jika kamu bisa menemukan ilmuan yang aku cari”

“wow, mahal sekali harga ilmuan itu. Pasti sesuatu yang besar telah ia ciptakan.” Ucap Frank. Frank adalah penjahat kelas dunia yang masih dalam pengejaran. Namun, berkat kelicikan dan kelihaiannya dalam bersembunyi dan mengganti identitasnya ia masih belum tertangkap.

“jangan banyak bertanya tuan Frank. Sedikit tau bisa memperpanjang usia. Namun berhati – hatilah ilmuan itu di lindungi oleh WIA dan beberapa negara lainnya. Jadi, berhati – hatilah tuan Frank”

“ jangan kawatir tuan Pablo. Saya bukan orang sembarangan. Jika saya seceroboh itu anda tidak akan menemukan saya disini.” Jawab Frank dengan sangat percaya diri.

Sangat banyak orang dari negara – negara lain yang menginginkan apa yang sedang di teliti oleh kedua anak Anna, Aris dan Charice. Namun karena ketatnya pengawasan dan perlindungan yang di terima oleh Anna dan anaknya, hingga sekarang belum ada yang mengetahui tentang identitas peneliti muda dari WIA tersebut kecuali anggota WIA  dan beberapa petinggi dari negara yang bekerja sama dengan WIA.

“baiklah tuan Frank, informasi terakhir yang saya terima bahwa ilmuan tersebut sekarang sedang berada di bandara dan akan berangkat ke negara ‘X’. Pergilah ke negara itu untuk menemukannya. Dan satu lagi, harus dalam keadaan hidup!”

“tentu saja tuan Pablo, persiapkanlah uang yang anda janjikan itu. Saya akan segera membawanya kepada anda dalam keadaan hidup,” sambil tersenyum licik memikirkan banyaknya uang yang akan ia dapatkan nantinya.

...***...

...Selamat datang di negara ‘X’...

Anna dan kedua anak kembarnya baru saja tiba di negara ‘X’. Entah itu takdir atau hanya kebetulan saja Drew yang juga baru tiba dari perjalanan bisnisnya bersama Hans tak sengaja melihatnya. Drew memang pernah menyuruh hans mencari Anna pada saat ia pertama kali kabur meninggalkan dirinya, namun seperti tertelan bumi Drew tidak mendapatkan sedikit informasipun tentang Anna dan entah kenapa Drew juga selalu teringat akan sosok Anna yang menjadi istrinya walau hanya sesaat.

Drew memanggil Hans untuk segera berlari ke arah Anna namun sayang, Anna dan kedua anaknya sudah lebih dulu menaiki taksi.

“sial” ucap Drew kesal sambil mengepalkan kedua tangannya.

“ ada apa tuan, siapa orang yang ingin anda kejar?”

“Anna kembali”

“apa tuan, nyonya Anna kembali?” Hans yang terkejut segera mengalihkan pandangannya kepada Drew.

“ya, segera temukan dimana dia tinggal sekarang. Oh ya, selidiki juga 2 orang anak yang bersamanya. Apakah dia sudah menikah lagi atau apapun itu!”

Drew juga kemudian meninggalkan bandara menuju apartemennya. Semenjak kepergian Anna Drew lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen miliknya ketimbang di rumahnya bersama kakek dan neneknya.

Dia tidak mau membuat keluarga satu – satunya itu bersedih karena kepergian Anna yang mendadak, Drew juga tidak menceritakan tentang kejadian di malam pertama mereka yang hampir membuat nyawanya melayang.

Drew hanya memberitaukan kakek dan neneknya bahwa dia mengirim Anna untuk belajar keluar negeri dan hanya sesekali untuk mengunjunginya, ia juga mengatakan bahwa Anna tidak akan pulang sampai sekolahnya usai agar Anna tidak bertemu lagi dengan keluarganya. Mendengar perkataan Drew, kakek dan neneknya hanya pasrah harus di tinggal oleh cucu menantu satu – satu mereka.

Kakek dan nenek Drew sebenarnya juga tau tentang perilaku ibu tiri Anna kepadanya, maka dari itu mereka hanya diam saat mendengar Drew melarangnya pulang untuk menghindari ibu dan kakak tirinya karena mungkin itu adalah yang terbaik untuk Anna pada waktu itu fikir kakek dan nenek Drew.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!