Assalamualaikum
salam kenal dari author selamat datang di novel terbaru aku, semoga ceritanya bisa menarik hati reader.
...***...
Celine Sandrina adalah gadis 17 tahun yang hidup berdua bersama ibunya.Ibunya berkata jika ayah Celine meninggal saat ia berusia 5 tahun. Celine masih berstatus pelajar di sebuah sekolah menengah negeri di Jakarta. Walau berasal dari keluarga yang biasa saja tapi dia sangat populer di sekolahnya.
Bagaimana tidak selain cantik dia juga dikenal sebagai siswa yang menorehkan banyak prestasi untuk sekolahnya. Banyak teman lelakinya yang mengidolakan Celine. Dia dikenal sangat ramah terhadap siapa pun. Walau begitu tidak sedikit teman wanita di sekolahnya yang merasa iri dengan kecantikan dan kepandaian Celine. Bagi mereka Celine terlalu sempurna untuk gadis seusianya walau bukan dari keluarga yang berada. Memiliki rambut hitam panjang, hidung mancung, dan kulit putih bak susu adalah impian semua wanita.
...***...
"Tolong tolong tolong ," teriakan itu terdengar dari seorang gadis yang berlari. Tampak beberapa penjahat mengejar gadis itu.
Malam itu Celine Sandrina baru pulang dari mengantarkan pesanan. Hampir setiap hari dia membantu ibunya mengantarkan ayam geprek pesanan pelanggan tanpa mengeluh sedikitpun. Maklumlah sepeninggal ayahnya, Ny.Sela berusaha menghidupi sendiri anaknya dengan berjualan ayam geprek. Ny.Sela membuka warung miliknya di depan rumah tapi tidak sedikit pula yang minta di antarkan langsung ke rumah.Hanya Celinelah yang bisa diandalkan untuk mengantar pesanan pelanggannya itu. Karena Ny.Sela tidak memiliki pegawai.
Bukannya Ny.Sela pelit tapi dia hanya ingin mengajarkan kepada anaknya bagaimana harus bekerja keras dalam mencari uang. Sehingga Celine tumbuh menjadi anak yang tidak manja dan bisa menghargai uang.Kelak dia juga bisa meneruskan usaha ibunya itu.
"Mau lari kemana kau gadis manis hahaha? Kemarilah," kata salah seorang penjahat yang mengejarnya.
Preman itu berjumlah tiga orang.Meskipun malam, biasanya sepulang mengantarkan pesanan Celine tidak pernah diganggu oleh preman. Baru kali ini dia diganggu. Dengan sekuat tenaga Celine berlari menghindari preman yang mengejarnya.
Celine berlari sekuat tenaga sampai nafasnya tersengal-sengal. Tapi preman itu hampir mendekati dirinya. Lalu dia pun mengedarkan pandangannya agar bisa menemukan tempat persembunyian. Setidaknya dia bisa aman dari preman-preman itu. Jangan sampai tertangkap atau suatu kejadian yang tidak dia inginkan akan terjadi. Pikirannya sudah kemana-mana. Ini bagaikan adegan film yang sedang kejar-kejaran dengan penjahat. Tapi kali ini Celinelah korbannya.
"Aku harus segera menyelamatkan diri," Celine melihat sebuah mobil yang ada di depannya.
"Ah aku harus bersembunyi di dalam mobil itu," Celine pun masuk di kursi penumpang.
"Kemana gadis itu larinya cepat sekali," tanya salah seorang penjahat kepada temannya.
"Kita berpencar kamu cari ke sana, aku ke arah sana, kamu ikut aku," perintah salah seorang penjahat yang sedang mengatur kawanannya.
"Bagaimana??" tanya seorang penjahat kepada kawannya tapi kawannya itu hanya menggeleng.
"Arrgh...sial dia menghilang," penjahat itu merasa frustasi saat tidak menemukan incarannya.
Setelah mereka tidak melihat keberadaan Celine, akhirnya mereka pun pergi.Celine yang berada di dalam mobil melihat ke luar memastikan situasinya sudah aman atau belum. Namun saat dirinya hendak membuka pintu mobil,tiba-tiba seorang laki-laki yang dalam keadaan mabuk membuka pintu mobil bagian belakang.
Bruak
Pria itu mungkin bermaksud menjatuhkan tubuhnya di atas kursi penumpang tapi sayangnya pria itu malah menindih tubuh ringkih Celine.
Pria itu adalah Darren Danz Smith pemuda tampan berusia 22 tahun.Anak seorang CEO terkenal.Dia adalah mahasiswa semester akhir di sebuah universitas yang ada di luar negeri.Darren mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di sana.Darren memang orang yang sangat cerdas, bahkan dengan sekali melihat saja dia bisa menghafal tulisan yang dia baca.
Saat itu Darren mendapatkan undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun teman SMA nya dulu.Kebetulan waktu itu Darren libur semester jadi dia tidak perlu bolos kuliah. Ia sangat disiplin waktu dan bukan lelaki yang suka menyia-nyiakan waktunya hanya untuk berfoya-foya. Bahkan setiap kali dia ada kesempatan ayahnya selalu memintanya untuk membantu mengurusi perusahaan miliknya itu. Karena kelak dia yang akan mewarisi kekayaan milik ayahnya yang tidak akan habis 7 turunan 10 tanjakan, hehe author lebay ya, maaf.
Darren bukan pemabuk, dia dicekoki minuman oleh teman-temannya di sebuah pesta.Dengan berjalan sempoyongan dia memasuki mobilnya.
Celine yang kaget hanya bisa menutup mulutnya supaya lelaki itu tidak menyadari kalau tubuhnya sedang menindih tubuh Celine.
Tetapi saat pria itu merasakan kenyamanan pria itu menggeliatkan tubuhnya. Celine pun tidak tahan akhirnya dia berteriak.
"Aaaaa...."
Sontak lelaki yang masih mabuk itu pun membuka matanya. Darren masih di bawah pengaruh minuman beralkohol. Saat dilihatnya seorang gadis yang berada di bawah tubuhnya, pria itu merasakan hawa yang panas menyelimuti seluruh tubuhnya. Darren mulai melonggarkan dasinya lalu melancarkan aksinya.
Darren mulai mencium bibir Celine. Celine menggeleng keras berusaha melepaskan ciuman. Dirinya mendorong kepala Darren agar menjauh akan tetapi usahanya itu sia-sia saja . Darren tidak mau melepaskan tautan bibir mereka. Kedua tangan Celine beralih memukul dada bidang Darren, namun Darren tidak mempedulikannya, seakan pukulan Celine itu hanya sapuan lembut di dada bidang milik Darren.
"Jjjaa jangan,"
Jantung Celine seakan berhenti berdetak saat Darren melakukan hal yang tidak pantas padanya. Meski dengan sekuat tenaga dirinya melawan tapi tenaga Celine tidaklah sebanding dengan tenaga Darren. Hingga isakan tangis pun lolos begitu saja dari mulut Celine.
Tidak begitu jelas wajah pria itu karena lampu mobil dalam keadaan padam, hanya sedikit cahaya luar yang masuk.
Setelah puas melancarkan aksinya, Darren pun merasa kelelahan. Dia pun menjauhkan diri dari Celine. Melihat kesempatan itu Celine segera membenahi pakaiannya dan segera pergi meninggalkan lelaki itu. Tapi Cline sempat melihat plat mobil itu bertuliskan B 41 K.
"Aku akan mengingat plat nomor itu," batin Celine.
Perlahan Celine membuka pintu mobil. Dengan terseok-seok dia pun pergi menjauhi mobil Darren. Rasa sakit yang luar biasa sengaja dia tahan agar bisa pulang ke rumah dengan selamat.
Duar
Suara petir mulai menyambar. Akhirnya malam itu hujan turun dengan deras. Tidak ada seorangpun yang membantu Celine pulang jalanan begitu sepi apalagi sedang hujan begini. Sungguh malang nasib gadis itu.
Mungkin hari itu adalah hari apes untuk Celine. Kalau saja dia bisa melihat masa depan layaknya seorang yang memiliki indera ke enam mungkin kesialan ini tidak akan terjadi padanya. Setidaknya dia bisa menghindar sebelum sesuatu yang tidak dia inginkan terjadi.
Kalau saja dia memiliki kemampuan untuk menghentikan waktu dia akan lari sebelum laki-laki br*ngs*k itu merenggut kesuciannya.Sayangnya itu tidak terjadi di dunia nyata. Cerita seperti itu hanya ada di dalam novel atau hanya tontonan drama di televisi belaka. Mustahil terjadi di dunia nyata.
4 jam kemudian seorang pria berpakaian jas hitam mendekati mobil tersebut dengan membawa payung.
"Tuan muda kami mencari anda," pengawal itu melihat kemeja yang dikenakan Darren sedikit berantakan.
Darren mulai tersadar, ia tak sepenuhnya mabuk. Walau kepalanya masih sedikit pusing namun dirinya mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
"Apa kalian melihat wanita yang keluar dari mobil ini?" tanya Darren pada pengawalnya.
"Tidak sama sekali tuan," jawab pengawal itu.
"Argh...apa yang habis aku lakukan tadi, siapa gadis yang telah aku tiduri?" batin Darren.
"Ah tanda lahir di bahu kirinya." Darren mengacak rambutnya sendiri karena merasa bersalah akibat telah merenggut kesucian gadis yang belum pernah dia kenal sebelumnya.
"Aku harus mencarinya," gumam Darren.
Saat Darren hendak merapikan kemeja miliknya, sesuatu tersangkut di kemejanya.
"Apa ini?" Darren melihat sebuah perhiasan menempel di bajunya.
"Seperti anting apakah ini anting milik gadis itu?" Darren bertanya-tanya dalam hati.
"Aku akan menyimpannya, tunggu aku nona aku Darren Danz Smith berjanji pada diriku sendiri aku akan bertanggung jawab setelah menemukan dirimu," batin Darren.
"Aku mau pulang, kau yang menyetir," perintah Darren pada pengawalnya.
"Baik tuan muda," jawab pengawal Daren.
Pengawal itu segera memasuki mobil. Setelah menyalakan mesin mereka pun pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Sepanjang jalan Darren melihat di sekeliling."Mungkin gadis itu masih ada di sekitar sini," batin Darren sambil mengedarkan pandangannya.
"Hei kau menyetirlah pelan-pelan," bentak Darren kepada sopirnya.
Darren masih mencari keberadaan gadis malang itu. Namun dia kesulitan melihat dari kaca di dalam mobilnya dikarenakan hujan yang agak lebat.
Setelah beberapa lama mencari tidak ditemukan juga gadis yang dia maksud. Lagipula malam sudah mulai larut tidak ada seorang pun yang lewat saat itu. Jalanan begitu sepi.Darren pulang dengan perasaan bersalah. Dia janji akan menemukan gadis yang malang itu dengan caranya sendiri.
"Bagaimana, apa kalian berhasil mengerjai gadis itu?" Tanya seorang wanita pada orang bayarannya.
"Maaf bos gadis itu berhasil kabur, kami kehilangan jejaknya," akunya.
"Bodoh kalian mengejar gadis ingusan saja kalian tidak mampu," teriak wanita itu.
...***...
Di rumah Celine
"Ah kenapa sampai larut begini dia belum pulang, mana hujan lebat lagi di luar sana," Ny.Sela mengkhawatirkan Celine.
Tok tok tok
"Pasti itu Celine," Ny.Sela membukakan pintu.
"Celine kamu dari mana saja nak, ibu khawatir," Ny.Sela melihat tubuh anaknya basah kuyup. Celine tampak kedinginan. Ny.Sela segera mengambil handuk untuk Celine.
"Ini pakailah," Ny.Sela menangkupkan handuk ke tubuh anaknya yang menggigil. Kemudian merangkul Celine membawanya duduk di kursi ruang tamu.
"Kamu baik-baik saja sayang," Celine tiba-tiba menangis di pangkuan ibunya. Ny.Sela tidak mengerti kenapa Celine menangis.
"Ada apa sayang, kenapa kamu bersedih?" Ny.Sela membelai lembut rambut putrinya yang lepek.
"Tidak bu aku hanya mengingat ayah, kenapa hidup kita sesulit ini bu?" Celine menatap mata ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sayang maafkan ibu ya selalu menyuruhmu mengantarkan pesanan pelanggan sampai kau pulang dengan basah kuyup seperti ini," Ny.Sela merasa bersalah.
"Sudahlah sayang ibu akan merebus air hangat untukmu agar kau bisa mandi, lalu istirahatlah, besok kamu masih sekolah," Ny.Sela pergi meninggalkan Celine.
"Apa aku bisa menghadapi hidupku besok, aku sudah hancur, aku kotor," batin Celine.
Semalaman gadis itu menangis bahkan sampai matanya bengkam.Kejadian yang mengerikan itu seolah berputar di ingatannya.
...***...
1 bulan kemudian
"Celine," Devon teman sekelas Celine menghampiri.
Tapi Celine tiba-tiba merasa perutnya tidak enak, dia pun berlari ke toilet.
Huek Huek
"Elo kenapa?" tanya salah seorang teman wanita Celine yang ada di dalam toilet bersamanya.
"Masuk angin kali," Celine keluar dalam keadaan sempoyongan.
"Gue anter ke UKS ya," teman Celine menawarkan bantuan.
"Gak usah makasih aku bisa jalan sendiri ko,"tolak Celine.
Bruak
Celine pingsang di depan pintu toilet. Wajah Celine terlihat pucat. Devon yang melihat temannya terbaring kemudian berlari mendekat dan segera menggendongnya ke UKS.
"Bagaimana dok keadaan Celine?" tanya Devon kepada dokter jaga. Dokter hanya menggeleng.
"Bisa tinggalkan kami sebentar," dokter menyuruh Devon keluar ruangan.Devon mengangguk patuh.
Kemudian dokter bertanya kepada Celine. "Apa yang kamu rasakan saat ini?"
"Saya merasa pusing dok, dari tadi pagi saya mual terus," jawab Celine.
"Apa bulan ini kamu sudah m*nstr*asi?" tanya dokter lebih lanjut.
"Sepertinya belum dok?" Celine berusaha mengingat.
"Celine saya rasa kamu hamil," kata Dokter.
"Apa?? Gak mungkin dokter pasti salah," Celine membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan perkataan dokter.
"Kalo begitu untuk memastikannya kita tes pack saja." Dokter memberikan tes pack kepada Celine.
Celine pergi ke kamar mandi.Setelah Celine mengecek ur*n nya, Celine memberikan test pack itu kepada dokter.
"Sudah saya duga," dokter melihat dua garis biru pada tes pack yang dipegangnya.
Celine sudah mengerti maksud pernyataan dokter. Dia pun keluar dengan lesu. Devon masih menunggu di luar UKS.
"Kenapa lama sekali di dalam?" tanya Devon khawatir.
Celine tidak menjawab. Devon memapahnya ke ruang kelas.
"Apa kau baik-baik saja Celine?" tanya Devon.
"Iya aku baik-baik saja." jawab Celine bohong.
Di ruangan Kepala Sekolah
"Apa?? ada anak murid yang hamil di luar nikah?" Kepala Sekolah itu menggebrak mejanya.
"Baik, panggil dia sekarang," kata Kepala Sekolah.
Tidak lama kemudian Celine masuk ke ruangan Kepala Sekolah.
"Permisi pak," Celine menunduk. Dia sudah menduga dirinya akan dipanggil kepala sekolah.
"Kamu yang namanya Celine Sandrina?" tanya Kepala Sekolah itu dengan nada tinggi.
"Iya pak," jawab Celine masih menunduk. Tubuhnya bergetar saking gugupnya.
"Kamu tahu kenapa kamu saya panggil kemari?"Celine menggeleng.
"Ini surat untuk orang tuamu, mulai sekarang kamu bukan murid di SMA ini lagi," Kepala Sekolah melemparkan amplop ke atas mejanya.
Celine meraih amplop tersebut kemudian membukanya dengan perlahan. Matanya terbelalak setelah membaca isi surat tersebut. Bagai disambar petir di siang bolong Celine tidak menyangka dia akan dikeluarkan dari sekolah. Bagaimana dengan pendidikannya, putus sudah harapan untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
"Bagaimana ini apa yang harus aku katakan pada ibuku? Aku tidak mau menyakiti hatinya," Celine terus saja menangis sepanjang koridor sekolah karena tidak mampu menerima semua ini.
"Dosa apa yang sudah aku perbuat hingga cobaan datang bertubi-tubi padaku," Celine menggerutuki dirinya.
Devon yang melihat Celine sedih berbaik hati mengantarkan Celine pulang. "Ayo aku antar, jangan menolak untuk kali ini saja," Devon tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Dia tidak mau bertanya saat suasana hati Celine sedang sedih.
Setelah turun dari mobil Celine berlari dan memeluk ibunya. "Kenapa sayang kenapa kamu menangis, ini kan belum waktunya pulang sekolah?" tanya Ny.Sela.
"Maafkan aku bu, aku hanya menjadi beban untuk ibu, bu aku hamil," Celine mengaku di depan ibunya.
"Hamil? dengan siapa nak? Siapa yang melakukan ini padamu?" Ny.Sela menangis mendengar pengakuan putrinya.
"Aku bahkan tidak tahu bu siapa lelaki yang sudah menghamili diriku, kejadiannya begitu cepat," Celine masih berurai air mata.
Tidak disangka ada salah seorang tetangga yang mendengar percakapan ibu dan anak itu.
Brak brak brak
"Celine keluar kamu," teriak seseorang dari luar yang menggedor pintu rumah Ny.Sela.
Celine dan ibunya kaget melihat banyak orang di depan rumahnya. "Ada apa ini?"
"Kamu sudah mencemari nama baik kampung kita, lebih baik kamu pergi dari sini," teriak seorang lelaki dengan lantang.
"Iya betul bikin malu saja," yang lain mengikuti.
Mereka mengusir Celine dan ibunya dari rumah yang sudah bertahun-tahun ditempati.
"Bagaimana ini bu kita pindah kemana?" tanya Celine.
Tiba-tiba seorang pria yang masih berseragam sekolah mendekati Celine. Entah sejak kapan Devon di situ.Apa tadi dia tidak jadi pulang, Celine masih bertanya-tanya.
"Tenanglah Celine kamu ikut aku sekarang," Devon menarik tangan Celine kemudian membawanya ke mobil. Mereka melewati kerumunan orang yang berdiri di depan rumahnya.
"Mari saya bawakan kopernya Bu," ucap Devon dengan lembut. Devon mengangkat koper yang dibawa oleh Ny.Sela.
Devon membawa Celine ke sebuah rumah kontrakan. "Kenapa kamu bawa kami ke sini?" tanya Celine tidak mengerti.
"Tinggallah di sini sementara, pergilah ke luar negeri Celine, aku akan mengurus tiket dan paspormu, aku tahu di sini kamu tidak aman, jaga baik-baik kandunganmu."
Deg
"Darimana Devon tahu kalau aku sedang hamil?" batin Celine.
"Aku mendengar pengakuanmu kepada ibumu tadi di rumahmu," sahut Devon seolaj mendengar kata hatinya.
"Terima kasih nak Devon, suatu saat kami akan membalas kebaikanmu," Ny.Sela memegang tangan Devon. Pemuda itu hanya mengangguk.
Beberapa hari kemudian Devon membawa tiket dan paspor Celine dan ibunya. "Aku tidak tahu kenapa kamu menyuruhku ke luar negeri, tapi aku rasa aku tidak punya pilihan lain," ucap Celine pasrah.
"Pergilah!" Kata Devon melepas Celine dan ibunya di bandara.
"Aku berjanji setelah lulus kuliah nanti aku akan membawamu pulang ke sini lagi Celine. Aku menyayangimu," gumam Devon setelah melihat kepergian Celine dan ibunya.
Celine dan ibunya menetap di Perancis. Bukan tanpa alasan mereka tinggal di sana. Devonlah yang menyarankan agar Celine menetap di sana.
Awalnya mereka kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Perancis. Celine hanya bisa berbicara dalam bahasa Inggris itupun hanya sedikit. Ny.Sela sama sekali tidak mengerti bahasa asing. Namun lambat laun setelah tinggal beberapa lama mereka bisa menyesuaikan diri.
Untuk menyambung hidup ibunya menjadi asisten rumah tangga. Dan betapa terkejutnya Celine saat ibunya mendapat gaji yang sangat besar. Warga negara Perancis memang tidak mau ribet jadi mereka berani membayar mahal orang yang mau mengurus rumah mereka.
Sebagian gaji ibunya digunakan untuk membuka usaha ayam geprek di Perancis dengan merk Chicken Geprek "NgeCelin". Nama yang unik dan suatu saat ketika mereka kembali ke Indonesia Celine berencana mengembangkan bisnis kuliner di sana.
Celine melahirkan anak laki-laki kembar yang diberi nama Julian dan Jaden. Julian dan Jaden berbeda dari anak-anak seusianya. Di usianya yg ke 3 tahun mereka fasih berbahasa Perancis, Inggris dan Indonesia.
6 tahun berlalu kini usia mereka sudah memasuki 5 tahun.
Lalu disaat anak-anak lain lebih suka bermain mobil-mobilan, si kembar lebih suka bermain dengan alat musik. Kebetulan di rumah yang dibeli Celine ada beberapa alat musik yang ditinggalkan oleh pemilik lamanya.
Dari situ Julian dan Jaden penasaran untuk memainkannya. Celine yang melihat bakat anak kembarnya itu pun mendukung mereka dengan mendatangkan guru les musik ke rumah seminggu 2x.
"Anak kembar anda ini hebat sekali nona, dalam sekejap mereka menguasai not balok, bagaimana kalau mereka disekolahkan saja," saran guru musik.
"Terima kasih nyonya besok saya akan mencoba mendaftarkan anak saya ke sekolah," Celine berfikir sudah saatnya kembar mendapatkan pendidikan formal seusianya.
"Mom apakah besok kita akan pergi ke sekolah?" tanya Jaden
"Tentu sayang," Celine melepaskan senyum manis kepada Jaden.
"Hore....." sorak Jaden dan Julian kegirangan.
Keesokan harinya Celine mendatangi sebuah sekolah terbaik di Perancis yang setara dengan SD di Indonesia. Celine memang sudah menyiapkan dana untuk pendidikan anak kembarnya. Selama ini dia dan ibunya bekerja keras selama hidup di negeri orang.
"Perkenalkan saya Celine saya ingin mendaftarkan anak kembar saya di sini," Celine menjabat tangan kepada sekolah itu.
"Baik silahkan duduk ibu Celine, mari saya terangkan apakah anda sudah membawa kelengkapan suratnya, akta kelahiran mereka."
Deg
Celine lupa kalo mereka tidak mempunyai akta kelahiran karena Celine belum menikah.
"Oh besok saya akan membawanya, kalo begitu saya permisi dulu," Celine keluar dengan lesu.
"Bagaimana mom apakah mommy sudah mendaftarkan kami?" tanya Julian dan Jaden antusias setelah melihat Celine keluar dari ruangan kepala sekolah itu.
"Apa yang harus aku jawab?" batin Celine yang merasa bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan anak-anaknya. Alhasil dia hanya mengangguk.
Sesampainya di rumah Celine menceritakan kepada ibunya kalo Julian dan Jaden tidak bisa masuk sekolah sebelum Celine membawa akta kelahiran.
"Nak apa tidak sebaiknya kamu kembali ke Indonesia untuk mencari siapa ayah biologis mereka?" ucap Ny.Sela.
"Apa?? kita masih punya ayah?" Julian mendengar pembicaraan Celine dan Ny.Sela.
"Kak bagaimana kalo kita cari ayah?" Jaden mulai berpikir.
"Ahaa...aku punya ide, kita buat konten di media sosial agar kita terkenal dengan begitu kita bisa dengan mudah menemukan ayah," jawab Julian dengan optimis
Plok
Mereka bertos ria.
Celine mencari si kembar ingin mengajaknya makan malam tapi tidak ditemukan di mana pun. Lalu Celine melihat mereka di ruang musik. Ya semenjak Celine mengetahui anak-anaknya suka bermain musik, Celine membuatkan ruangan khusus untuk mereka berlatih.
"Jaden Julian apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Celine yang melihat anaknya sedang sibuk dengan kamera.
"Mom kita mau buat konten, aku juga mau terkenal mom," jawab Jaden yang sedang membawa biolanya. Sedang Julian berada di depan piano.
"Baiklah nanti kalau sudah selesai kalian susul mommy ke meja makan ya," perintah Celine pada anak kembarnya.
"Oke mom," jawab mereka serempak.
Setelah mereka siap dengan video rekaman mereka pun mengunggahnya di media sosial. Baru 1 hari saja sudah 1 juta penonton.
"Yess berhasil, mom lihat ini kita dapat banyak like," Julian berlari ke arah Celine menunjukkan hpnya.
"Wow good job sayang," Celine merasa bangga dengan kerja keras Julian dan Jaden. Celine mencium pipi Julian dan Jaden bergantian.
Dari situ juga si kembar mulai mendapatkan tawaran iklan dan lain-lain sehingga mereka membantu mengumpulkan pundi-pundi uang.
"Wah tabungan kita semakin banyak sayang," Celine merasa senang.Celine melarang ibunya bekerja lagi karena dirasa uang mereka lebih dari cukup. Bisnis kuliner Celine pun makin berkembang dalam waktu dekat dia berencana membuka cabang di Indonesia.
"Anak-anak besok kita akan pergi ke Indonesia," kata Celine dengan mantap.
"Yee... apa kita akan cari ayah mom di sana?" tanya Julian.
Deg
"Dari mana mereka tahu padahal aku tidak pernah menyinggung kata ayah di depan mereka, apa mereka menginginkan sosok ayah, ah mungkin mereka iri dengan teman-temannya, kasian mereka," batin Celine.
"Iya sayang kita akan cari ayah kalian," jawab Celine dengan lembut.
"Pergilah nak ibu akan tetap di sini selama kalian pergi, jangan khawatirkan ibu," kata Ny.Sela.
"Terima kasih banyak bu," Celine dan Ny.Sela saling berpelukan.
Malam itu Celine mulai mengemasi barang-barangnya. Dia juga sudah menyiapkan kelengkapan agar bisa terbang ke Indonesia.
Keesokan harinya Celine bersiap-siap berangkat ke bandara.
"Pesawat nya take off jam berapa sayang?" tanya Ny. Sela
"Jam 4 sore bu," jawab Celine.
"Aku pamit ya bu, doakan kami selamat sampai sana," Celine menyalami tangan ibunya.
"Iya nak, ibu doakan kalian cepat menemukan orang yang kalian cari," kata Ny. Sela.
"Jaden sama Julian pamit nek," Jaden dan Julian pun menyalami tangan neneknya.
"Pergilah," kata Ny.Sela.
Taxi pesanan Celine akhirnya datang. Sopir membantu mengangkat barang bawaan Celine. Lalu mereka pun bertolak ke bandara.
"Aku akan merindukan kalian," gumam Ny.Sela yang melihat kepergian anak dan cucu-cucunya.
Setelah sampai di bandara mereka segera menaiki pesawat.
"Yee... kita akan jalan-jalan ke Indonesia." sorak Julian dan Jaden kegirangan sambil lompat-lompat.
"Ayo sayang ini pertama kalinya kalian pergi jauh, semoga kalian tidak mabuk seperti mommy dulu." kata Celine menceritakan pengalamannya yang mabuk saat menaiki pesawat untuk pertama kali.
Sialnya dia harus menempuh perjalanan sampai 17 jam lamanya untuk sampai ke Perancis. Tidak dapat dibayangkan bagaimana keadaannya saat itu. Untunglah Celine terbang bersama ibunya. Jadi Ny.Sela merawatnya saat di pesawat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!