NovelToon NovelToon

Gadis Tomboy Kesayangan Sang Baret Merah

Satu

Axel Nadine Permata gadis berusia 19 tahun, tinggi 165cm, berambut coklat panjang, hidung mancung, bibir mungil dan berwajah agak bulat bermata coklat adalah gadis yang periang, mandiri dan tomboy. Untuk gadis seusianya Axel terbilang sudah termasuk gadis yang berpikiran dewasa. Bagaimana tidak, sejak usianya 10 tahun Axel sudah tidak hidup bersama orangtuanya dan terpaksa harus hidup bersama sang bibi dan menerima perlakuan buruk dari paman dan kedua sepupunya tanpa bisa mengadu kepada siapapun.

Axel kecil hidup bahagia bersama orangtuanya, kasih sayang yang begitu besar dari sang Ibu dan perhatian dari sang Ayah telah menjadikan Axel pribadi yang periang dan penyayang.

Semua berubah ketika malam itu sepulang dari pernikahan saudara dari Ayahnya terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya dan menimbulkan trauma yang mendalam bagi Axel dan menjadikan Axel pribadi yang lebih pendiam.

Mobil yang dikendarai oleh sang Ayah tidak sempat menghindar ketika tiba-tiba sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi lepas kendali dan menghantam mobil mereka dari arah berlawanan. Beruntung Axel tertahan seat belt dan hanya mengalami luka ringan, sementara kedua orangtuanya tidak tertolong karena luka parah yang di deritanya.

Sejak saat itu Axel tinggal bersama adik dari ibunya. Bibinya sebenarnya sangat baik kepada Axel dan memperlakukan Axel sama dengan anak-anaknya, berbeda dengan sang paman dan kedua anaknya yang selalu merasa risih dengan kehadiran Axel di keluarga itu.

Kini itu semua sudah menjadi masa lalu bagi Axel. Semenjak Axel lulus dari SMA dengan predikat terbaik, dia memutuskan untuk bekerja agar dia bisa keluar dari rumah itu.

Pengalaman hidup bersama keluarga bibi Cinthya telah membuat Axel lebih mandiri, kuat dan berani. Menurutnya masa depan ada ditangan setiap individu, bukan ditangan orang lain, begitu pula dengan kebahagiaan.

" Aunty...aku uda diterima kerja di cafe XX!" cicit Axel kepada sang bibi dengan gembira nya.

" Oia??.... Selamat yah nak, aunty sangat bangga padamu " jawab aunty dengan senyum ramahnya sambil memeluk Axel

" Tapi aunty, boleh ya aku ngekost didekat tempat kerjaku biar gak kejauhan nanti kalo berangkat kerja " tanya Axel dengan penuh harap.

Setelah berpikir sejenak, meski dengan berat hati Cinthya akhirnya mengijinkan keponakan satu-satunya untuk pindah dari kediaman nya.

Hari yang dinantikan pun tiba...

Setelah Axel merapikan semua pakaian dan perlengkapan nya, dia pun berpamitan kepada bibi dan keluarga nya. Terlihat kesedihan Cinthya melepaskan Axel diraut wajahnya, berbeda dengan Perdo sang suami dan kedua anaknya yang terlihat sinis dan berbahagia dengan kepergian Axel dari rumah itu.

" Bye Aunty..." seru Axel sambil memeluk Cinthya dengan erat

" See you sayang... baik-baik disana yah, jaga kesehatan mu, kabari Aunty selalu " jawab Cinthya sambil melepaskan pelukannya.

" Bye Uncle..." ucap Axel kepada pamannya sambil mencium tangan sang paman.

" hmmm..." jawabnya dengan wajah sinisnya sambil menarik kembali tangannya.

Sementara kedua sepupunya hanya melihat Axel dengan tatapan sinis dan enggan untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal pada Axel.

Axel hanya tersenyum melihat perilaku kedua sepupunya

Terimakasih Tuhan...hari ini aku keluar dari rumah ini, lega rasanya setelah bertahun-tahun merasakan penderitaan hidup bersama mereka...

Axel pergi setelah mobil travel menjemput nya, perasaan nya bercampur antara bahagia karena ia telah keluar dari tekanan hidup selama tinggal bersama keluarga bibinya, sekaligus sedih karena harus meninggalkan bibi Cinthya yang begitu menyayangi nya satu-satunya saudara yang tersisa di keluarganya.

Dua

" Selamat siang, selamat datang di cafe kami!" seru salah satu karyawan cafe ketika tamu datang memasuki cafe dengan dekorasi yang di dominasi warna hitam itu.

" Siang...mba, Axel masuk jam berapa yah hari ini " tanya seorang gadis cantik kepada karyawan yang menyambut kedatangannya dengan seruan tadi.

" Owh, kebetulan Axel sedang incharge siang ini ka, silakan.." jawabnya dengan senyum ramah sambil mengantarkan tamu tadi ke salah satu bagian di ruangan itu.

" Xel... tamu Lo ! "

" Oke thanks Nye !"

Anye pun berlalu meninggalkan keduanya.

" Hi sist...apa kabar Lo! lama gak kesini " seru Axel dengan senyumnya yang khas.

" iya nih Xel...sibuk gue "

" deuuuhhhh yang lagi skripsi...Mangat yeeee, bentar lagi jadi tukang ingsinyur " Axel tergelak

" auk ahh...pusing gue! mana dosen pembimbing gue killer lagi.." jawabnya dengan raut wajah cemberut nya

" hahaha ...tuh bibir! maju dikit lagi bebek kalah dah tu "

" Pesanan seperti biasa? "lanjut Axel

" Boleh Xel " angguknya.

Axel pun membuat minuman sesuai dengan pesanan yang diminta oleh Gielang seperti setiap kali sahabatnya itu berkunjung ke tempat Axel bekerja.

Gielang adalah sahabat Axel sejak kecil, dia tahu betul kehidupan Axel seperti apa. Bagaimana dulu Axel sangat bahagia bersama dengan kedua orangtuanya, sedihnya Axel ketika ditinggal mereka pergi dan bagaimana beratnya kehidupan Axel selama Axel tinggal bersama dengan keluarga Cinthya bibinya.

Kepada Gielang lah Axel menceritakan kehidupan nya, karena Axel tahu hanya Gielang Lah yang dapat dia percaya selama ini.

Dia yang selama ini selalu menemani Axel dalam suka dukanya, yang selalu menguatkan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil.

Gielang memang terlahir dari keluarga kaya, ayahnya seorang pengusaha terkenal di kota itu dan kedua orangtuanya memperlakukan Axel dengan baik. Mereka menyayangi Axel karena Axel telah membawa pengaruh baik bagi anak semata wayangnya.

Jika saja Axel tak punya bibi, mungkin ketika orangtuanya meninggal dunia mereka lah yang akan mengadopsi Axel menjadi anaknya.

Hari itu cafe ramai pengunjung, hingga tak terasa waktu cepat berlalu.

Axel yang bekerja sebagai Senior Barista ditempat itu sedang melakukan pertukaran shift bersama rekan kerjanya yang masuk di shift berikut nya.

" Win...jangan lupa nanti ke gudang buat ambil barang, gue uda orderin tinggal Lo ambil aja ya, jangan lupa cek lagi barangnya, jangan sampe ada yang tekor! inget! "

" Siap Bos! " jawab Windu yang satu level dibawah Axel

" Jangan lupa juga ntar lu bersiin semua pas closing, cek lagi barang yang abis n bikin daftar order buat pagi, besok gue off kalo ada apa-apa Lo tulis di logbook " lanjutnya

" Siap Bos " jawabnya sambil melakukan gerakan hormat bendera

" ahh Lo mah siap...siap aja, ntar giliran lupa aja hewir sendiri, tulis biasain "

" Iye Xel...janji gue gak lupa "

" Awas jangan maen hape Mulu, ntar gue lagi yang kena tegor " jawab Axel dengan wajah serius

" Ta...lu belajar terus frothing ya, biasain...kalo ada orderan jangan takut bikin biar hasilnya makin halus, inget lho foam capuccino tuh mirip sama ice cream lembutnya, perhatiin suhunya, jangan sampe burnt ntar rasa cappucino nya jadi kurang enak, espresso lu Uda mulai oke tuh, pertahanin..." jelas Axel pada Sinta yang baru 2 bulan bergabung bersama tim Axel.

" Oke ka...gue usahain yang terbaik..." jawab Sinta

" Oke Siip...ada lagi yang mau disampein? gue mau balik nih, inget....besok gue libur, jangan ganggu gue kayak waktu itu pleaseeee....sampe gak jadi nonton gue " imbuh Axel dengan penuh penekanan.

" gak ada? " lanjut Axel setelah semuanya terdiam tanda paham.

" Oke gue balik ye...Good luck buat semuanya, keep focus, do the best n have fun oke " seru Axel sambil mengedipkan matanya.

.

.

.

" Giel Lo Uda beres? balik yok, gue numpang " seru Axel sambil tersenyum memperlihatkan barisan gigi putih nya yang rapi

" Uda Xel...gue juga Uda billing dari tadi " jawab Giel sambil berdiri dari duduknya.

Tiga

" Jangan bergerak ! Jangan berteriak atau saya tembak ! " seru salah seorang yang berpakaian serba hitam dan menggunakan penutup kepala yang menutupi seluruh wajahnya sambil menodongkan senjata api ke arah dua orang Yang ada di hadapannya, sementara dua orang lainnya berjaga di dekat mereka menghadap arah berlawanan.

Axel dan Giel yang baru turun keluar dari lift menuju parkiran mobil pun langsung merunduk. Dia memberikan tanda untuk tidak mengeluarkan suara pada Giel sahabatnya sambil berjalan jongkok agar tidak terlihat oleh kumpulan orang yang ada tak jauh dari mereka.

Giel mengeluarkan gawai nya bermaksud untuk merekam kejadian tersebut dengan diam-diam diikuti anggukan Axel.

Terdengar suara lirih dari dua orang yang mereka todong. Kedua gadis itu mengendap-endap mendekati mereka dengan hati-hati bermaksud melihat peristiwa tersebut dari jarak yang lebih dekat agar gambar yang diambil mendapatkan hasil yang baik.

Axel terkejut setelah melihat orang yang mereka todong adalah sepasang lansia.

" Ampun pak...jangan sakiti kami" lirih wanita yang ada disana sambil merangkap kan kedua telapak tangannya.

" Saya bilang jangan bersuara!! mengerti kau tua Bangka !! " bentak laki -laki yang menodongkan senjata api kearahnya.

" Sudahlah! habisi saja keduanya mumpung gak ada orang disini!" seru yang satunya

" Kita diperintahkan untuk membawa tua Bangka ini hidup-hidup! seret mereka " seru sang penodong

" Wooiii!!!! " Tak tahan dengan perlakuan mereka, Axel pun nekat berteriak

" Gue uda lapor polisi !! Jangan macem-macem Lo pada!!! " ancamnya

Sementara Giel yang tak kalah kaget dan masih dalam keadaan berjongkok berbisik pada Axel

" Xel...lu gila ya! mreka bawa senjata "

" Habisi mereka semua!! seru lelaki yang tetap menodongkan senjata api kepada sepasang lansia itu

Tak hilang akal Giel memutar suara sirine polisi dari gawai nya dengan volume penuh yang membuat mereka sedikit terkejut

" Gimana ini bos?!"

" Abort...abort!! " seru penodong itu sambil menekan alat komunikasi ditangannya

Tak lama sebuah mobil Van berwarna hitam menghampiri mereka dan mereka pun naik.

" Anda baik-baik saja tuan, nyonya ?" tanya Axel dengan nada khawatir sambil menghampiri mereka dan mengulurkan tangannya diikuti oleh Giel

" Ayo cepat sebelum mereka kembali !" seru Giel mengarah kan mereka ke Mobil akan mereka naiki dibelakang nya.

" Sopir kami sudah mereka lumpuhkan nona " pria tua yang ada dihadapannya bersuara

" Naik mobil Lo sist!"

Mereka pun berjalan dengan cepat ke arah mobil Giel yang terparkir tak jauh dari mobil kedua lansia tersebut dengan Giel yang berjalan di depan, kedua orang tua itu ditengahnya dan Axel ada dibelakang mereka sambil tetap waspada siapa tahu para penjahat itu kembali.

Giel masuk melalui pintu kemudi, Axel membukakan pintu penumpang dan membantu kedua orang tua itu menaiki mobil ketika suara itu terdengar

DORRR...DORRR...DORRR!!

Mobil itu pun melaju meninggalkan mereka.

" Sist....." lirih Axel hampir tak terdengar suara yang keluar dari mulutnya dan Axel pun ambruk diikuti lentingan suara sahabatnya sementara kedua orang tua itu terhenyak

" AXEEEELLLLL!!!! NOOOO....!!! seru Giel

Giel meraih tubuh Axel dan membaringkan tubuhnya di pangkuannya, tangan Giel penuh dengan darah segar yang keluar dari tubuh bagian belakang Axel

" Axel...wake up Axel....stay with me Axel...stay with me!" cicit Giel sambil menangis dan menepuk pipi sahabat nya agar ia tetap tersadar

Sang tuan menghubungi seseorang dengan gawainya, terdengar suara yang tegas memerintahkan seseorang diseberang sana untuk dengan segera menjemput mereka, sementara sang Nyonya tak hentinya menangis melihat kondisi Axel dan kawannya.

Tak lama berselang, sebuah mobil mini bus mewah menjemput mereka semua, dan membawa mereka ke sebuah rumah sakit khusus militer.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!