NovelToon NovelToon

My Husband Is Mafia

Bianca & Axel

...🌷SELAMAT MEMBACA🌷...

...----------------...

Praaaang...

Terlihat seorang pria paruh baya marah marah sampai melempar sebuah gelas yang hampir mengenai seorang gadis yang menangis diatas lantai.

"Saya tidak mau tau kau harus lakukan apa yang saya minta!"

Marah Pria sambil menatap tajam gadis malang itu.

"hiks,hiks, aku gak mau pa, kenapa sih hiks papa tega melakukan ini padaku"

tangis gadis itu dengan sedih.

"hehh... kau itu cuman anak tiri jadi jangan berharap saya kasihan, dan satu lagi kau harus terima sebagai balas budi pada saya, PAHAM!"

gadis yang bernama Bianca itu hanya bisa menangis sejadi-jadinya, tidak tau harus berbuat apa. Dengan teganya papa tirinya menjual nya hanya demi uang.

Bianca anak yatim piatu, ayahnya meninggal saat ia masih berusia 5 tahun dan ibunya meninggal 1 tahun yang lalu setelah 10 tahun menikah dengan papa tirinya yang bernama Denis.

Dan sekarang Bianca berusia 20 tahun, ia sebenarnya sudah masuk kuliah tapi akhir-akhir ini jarang masuk karena tidak diperbolehkan oleh papa tirinya.

"Sekarang cepat masuk kamar dan jangan coba coba kabur lagi atau..."

Bianca yang takut cepat cepat pergi menuju kamarnya.

"Kalian cepat awasi dia sampai besok!"

perintah Denis nada tegasnya pada kedua anak buahnya yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.

"Baik tuan"

Setelah melihat keduanya pergi melakukan perintah nya, Denis langsung tertawa jahat.

"Akhirnya aku bisa kaya lagi, uang adalah segala nya,hahaha..."

Setelah itu ia pergi melangkahkan kakinya menuju ruangan nya.

pembantu yang bekerja disana juga langsung membereskan gelas yang dipecahkan tuannya tadi.

🌿🌿🌿

Dalam sebuah ruangan yang cukup gelap dan berbau amis terlihat seorang pemuda sedang asyik menyiksa seorang pria.

Dia dengan kejamnya mencongkel mata pria itu dan menusuk nusuk tubuhnya dengan pisau.

"hahaha... sungguh menyenangkan bukan" tawa pemuda itu dengan kejam.

"heiii...kenapa diam? apa itu menyakitkan sampai kau tidak sanggup berbicara lagi, hmm..."

"Ck, makanya jangan coba-coba mengkhianati ku dan sekarang bagaimana rasanya menyenangkan bukan hahaha..."

ejek pemuda itu sambil tertawa.

Dua orang anak buahnya yang melihat cara menyiksa bosnya hanya bisa menelan ludah ketakutan, untuk saja mereka tidak berkhianat kalau tidak mungkin sudah tersiksa seperti pria itu.

Karena sudah terlalu muak, pemuda itu langsung menebas lehernya dengan sadis.

"fiuuuh... akhirnya selesai juga"

"kalian cepat kasih mayatnya ke Joy"

perintahnya pada kedua anak buahnya yang berdiri dekat pintu.

Joy itu adalah nama Singa jantan peliharaannya.

"Baik bos"

Lalu dengan cepat mereka melaksanakan perintah bosnya.

Axel Alexander itulah nama pemuda yang dipanggil bos itu, berusia 25 tahun.

"Cih, menjijikkan"

decak Axel saat melihat pakaiannya terkena darah pengkhianat tadi.

Lalu ia pergi dari ruangan itu menuju kamar nya yang berada di lantai atas.

Axel sekarang berada di markas mafianya yang berada didalam hutan yang tak diketahui orang lain kecuali anggota mafia nya.

Seperti ini markasnya yang bisa dibilang mirip sebuah mansion.

Setelah selesai mengganti pakaiannya dengan yang baru, Axel langsung turun lantai bawah dan pergi keluar tempat mobilnya berada.

Disana sudah menunggu seorang pria yang sedikit lebih tua dari Axel, yang tidak lain ialah asisten pribadinya serta tangan kanannya dalam dunia mafia.

"sudah selesai bos?" tanya pria itu yang bernama Marsel.

"hmm, sekarang kita langsung kekantor" jawab Axel dengan wajah datar nya.

"bentar bos, tadi barusan tuan besar nelpon minta bos kesana katanya ada yang mau diomongin sama bos"

jelas Marsel dengan panjang lebar.

"ok, sekarang langsung antar saya kesana!"

"Siap bos"

Dengan sigap Marvel membukakan pintu mobil untuk bosnya, lalu ia juga masuk mengemudikan mobil.

...

Dalam kamar Bianca terlihat sedang melamun, hpnya yang berdering dari tadi tidak ia hiraukan.

Tak lama setelah itu baru ia melihat hpnya dan melihat siapa yang menelepon.

Dan terlihat panggilan tak terjawab enam kali dari 'Dinda'.

Tapi Anna tak menelponnya balik ia hanya mengirim sms saja.

"ayah, ibu, kenapa aku harus menerima nasib begini? kenapa papa tega sekali menjualku hanya demi uang, aku dianggap seperti barang saja hiks..hisk.. aku harus bagaimana mana? ya Allah aku gak sanggup hiks..hiks..hiks"

Bianca hanya bisa menangis dan mengeluh sendiri.

Kemudian hp Bianca berdering lagi, dan dengan cepat Bianca menghapus air matanya lalu melihat ternyata dari Dinda lagi.

"Halo assalammualaikum din" jawab Anna yang sudah mengangkat panggilan nya.

"waalaikumsalam Bianca ku cuyuung, kamu lagi dimana sih? akhir-akhir ini gak masuk kuliah?"

tanya Dinda dari sana.

"ehehe...aku dirumah kok"

"teruus kenapa gak masuk sih cuyuung, nanti ketinggalan lho. aku juga kangen niih sama kamu"

"maaf ya aku gak bisa masuk dulu soalnya lagi ada masalah"

"masalah apaan sih? sampai gak bisa masuk kuliah segala?,"

"aku gak bisa cerita ini masalah pribadi"

"owh gitu, eehh... tunggu tu suara kok kayak orang habis nangis yaa... kamu habis nangis bii?"

"enggak kok, aku habis bangun tidur makanya kek gitu suaranya"

"gitu yaa, ya udah semoga cepat selesai masalahnya ya biar bisa masuk lagi, kalau gitu aku matiin dulu yaa... bye bye cuyuung kuh"

"iya makasih din, bye bye juga"

Setelah panggilannya dimatikan, Bianca langsung pergi kekamar mandi.

...

Axel yang sudah sampai dirumah atau lebih tepatnya mansion kakeknya.

Saat memasuki lantai pertama ia langsung disambut oleh para pelayan disana.

"Selamat datang tuan muda"

Dan Axel hanya membalasnya dengan anggukan yang diikuti oleh Marsel dibelakangnya.

"Dimana kakek?" tanya Axel pada salah satu pelayan disana.

"tuan besar diruangan nya tuan" jawab pelayan itu sambil menundukkan kepalanya.

"Sel kau tunggu disini saja"

"baik bos"

Setelah itu Axel langsung pergi naik lift menuju lantai kedua dimana kakeknya berada sekarang.

Untuk lebih jelas Mansion nya hanya dua lantai.

Saat sampai didepan ruangannya, Axel langsung masuk tanpa permisi karena sudah terbiasa begitu masuk tempat sang kakek.

"Ada apa kek?" tanya Axel tak sabaran yang akan menduduki bokongnya di sofa depan meja kerja Kakeknya itu.

"kau ini, bukannya mengucapkan salam tapi malah langsung bertanya?"

"Maaf kek, assalammualaikum"

"hmm, waalaikumsalam"

"kakek mau ngomong apa?"

"ok, jadi begini kakek punya permintaan tapi kau harus janji memenuhi nya"

"hmm, apa?"

"Kau tau sama Denis pria gila harta itu yang rela melakukan apa pun demi uang?"

"hmm.."

"dan dia menjual anak tirinya pada kakek demi uang, dan untuk menembus hutangnya yang lama, ckck sungguh kejam"

Axel yang mendengar cerita kakeknya tampak sudah mulai jengah.

"apa kakek bisa langsung ke poinnya saja?" tanya Axel agak kesal.

"haha...kakek jadi terbawa suasana, jadi begini karena kakek kasihan pada anak itu jadi kakek menerimanya"

"buat apa kakek menerima nya, seperti gak ada yang lain saja"

"kakek menerima nya sekalian untuk kamu biar ada yang mengurus mu, kau sudah cukup umur buat berumah tangga kakek mau cepat cepat gendong cicit"

Axel langsung berdiri dari duduknya mendengar perkataan kakeknya barusan. Raut wajahnya langsung menjadi datar dan menatap tajam kakeknya.

Melihat reaksi cucu kesayangan nya itu, ia hanya bisa mendesah pelan.

"kau harus tau gadis itu anak almarhum dari Nia dan Ardi, tante sama om kamu, Dia tersiksa tinggal bersama Denis, lagian dia anak yang baik,penurut dan cantik"

"aku gak bisa kek" tolak Axel dengan tegas.

"Kakek mohon padamu cuman ini permintaan kakek"

"tapi kenapa harus menikahi nya?"

"yaaa itu kan lebih baik dari pada kau jadikan pembantu, dia cantik lho"

"kakek kan tau Axel masih belum bisa melupakan masa lalu"

"iya kakek tau, makanya mulai sekarang kakek mau kamu perlahan lahan melupakan masa lalu yang kelam itu, oke"

Axel hanya mengusap kasar wajah.

Sebenarnya dia sangat bisa sekali menolaknya tapi ia juga tidak mau melihat kakeknya sedih karena hanya kakeknya itu yang ia miliki sekarang ini dan tentu saja ia sangat menyayangi kakeknya itu.

Walaupun Axel orang nya yang dingin, dan bos mafia yang kejam dan sadis tapi itu hanya untuk musuhnya saja , berbeda dengan orang terdekat nya ia akan menjadi orang yang penyayang.

"kamu pikirkan dulu, kakek gak maksa juga" kata sang kakek sambil menepuk bahu cucunya itu.

"hmm, ya udah kek, Axel pamit dulu kekantor"

" ya udah, hati hati dijalan"

"hmm..."

Setelah itu, Axel pergi keluar.

Saat sudah sampai di lantai bawah, ia langsung memanggil Marsel untuk berangkat ke kantor yang tertunda karena panggilan sang kakek.

BERSAMBUNG...

...🌷Bagi yang suka cerita nya jangan lupa like, komen dan vote ya guys🙏😁 🌷...

Merasa takut

...🌷SELAMAT MEMBACA🌷...

...----------------...

Dari arah kamar Bianca terlihat sedang menguping percakapan papa tirinya bersama seorang pria yang tak ia kenali.

Tak lama setelah itu, kedua anak buah Denis langsung memasuki kamar Bianca tanpa permisi dan dengan paksa menarik Bianca keluar.

"lepasin, kalian mau bawa aku kemana?" tolak Bianca yang mencoba berusaha melepaskan dirinya.

"Diam. jangan banyak tingkah nona," bentak salah satu dari mereka.

Sampai dekat Papa tirinya yang lagi bersama pria tadi, mereka langsung mendorong pelan Bianca dekat pria asing itu.

"Silahkan tuan membawanya"

kata Denis dengan wajah senangnya pada pria itu.

"baiklah, karena semuanya sudah selesai, saya permisi dulu. ayo nona ikut dengan saya?"

Bianca seperti orang linglung saja saat dirinya dibawa dengan orang asing itu.

Berbeda dengan Denis, ia langsung tersenyum lebar karena berhasil mendapatkan uang miliaran hanya dengan menjual anak tirinya itu.

"Waktu nya bersenang senang, hahaha..." sorak Denis sambil memegang ransel yang berisikan uang itu.

Kedua anak buahnya juga ikutan senang karena dia juga akan dapat bonus.

Bianca yang dibawa dekat mobil sport mewah hanya diam tapi air matanya terlihat mengalir membasahi pipinya.

"Silahkan masuk nona" suruh pria itu dengan ramah.

"Saya mau dibawa kemana?"

tanya Bianca suara seraknya.

Pikiran Bianca langsung mengarah ke negatif, apakah ia akan dijadikan sebagai pemuas nafsu pria belang diluar sana karena itu sudah sering terjadi.

"lebih nona masuk dulu saja, karena kita akan ketempat tuan besar"

Akhirnya, Bianca menurut saja, kalo mau menghindar tidak bisa karena sudah terlanjur. Seharusnya ia kabur kemarin dari rumah tapi tidak bisa karena selalu diawasi sama anak buah papa tirinya.

Selama dalam perjalanan, Bianca hanya melamun, entah bagaimana kehidupannya setelah ini, belum lagi masalah kuliahnya rasanya tak rela berhenti setengah jalan.

Tak lama setelah itu, mobilnya berhenti didepan sebuah rumah mewah.

Saat akan diminta keluar, Bianca merasa takut sekali.

"Nona?"

"ya, hmm... apakah disini tempat tuan mu?"

"benar nona"

"ayoo nona"

Akhirnya, Bianca keluar dan mengikuti pria itu, dan dibelakang Bianca juga ada 2 pria berpakaian hitam mengawasi nya.

Di ruangan tengah, terlihat seorang kakek sedang bercakap dengan seorang pemuda, mereka tidak lain adalah kakek Leon dan cucunya Axel.

"Kek, apa tidak bisa kakek saja yang menikahi gadis itu"

rengek Axel yang masih belum bisa menerima permintaan kakeknya itu.

Leon yang mendengar perkataan cucunya itu hanya terkekeh geli.

"Kau ini benar benar cucu gak ada akhlak, masa kakek sendiri disuruh menikahi gadis yang seharusnya cocok jadi cucu kakek, ckckck"

"kan kakek yang membelinya, atau jadikan pembantu saja cocokkan"

"no,no, pokoknya kau harus menikahi nya karena itu impian kakek, kalau tidak kapan kau akan menikah, kakek sudah terlanjur tua"

Leon langsung memperlihatkan wajah sedihnya.

Axel hanya menatap malas kakeknya itu.

"ck, menyebalkan" gumam Axel.

"aku bisa mencari sendiri kek, bukan dengan cara seperti..." belum selesai berbicara tapi langsung dipotong kakeknya itu.

"Naah tu Fino datang" seru kakek Leon saat melihat asistennya, tanpa mempedulikan perkataan Axel lagi.

Tidak bagi Axel, ia tak peduli sama sekali. Raut wajahnya masih terlihat jengkel pada sang kakek.

Berbeda dengan Bianca, ia tampak kaget saat melihat kakek tua yang dipanggil tuan.

"kenapa nasib ku harus begini, apa benar kakek ini yang membeli ku" batin Bianca.

Kakek Leon yang melihat wajah kaget Bianca hanya tertawa kecil.

"tidak usah kaget begitu, emng kakek tua ini yang melakukan nya, ya udah kamu silahkan duduk dulu, anggap seperti keluarga sendiri saja"

Bianca yang melihat keramahan kakek itu hanya tersenyum paksa. Entah mengapa ia merasa aneh, sekarang ia tidak jadi takut saat melihat keramahan kakek itu.

Tapi berbeda saat ia tak segaja melihat kearah seorang pemuda tampan dekat kakek itu, bulu kuduknya jadi merinding saat melihat wajah datar dan tatapan tajamnya yang tajam seperti elang.

Dan satu lagi yang Bianca baru ingat wajah pemuda itu mirip dengan pemilik perusahaan terbesar yang selama ini sering masuk tv yang bernama Axel Alexander.

"Oiya, nama kamu Bianca kan?"

Mendengar pertanyaan kakek itu, Bianca langsung menganggukkan kepalanya.

"ok, kamu panggil kakek Leon saja dan ini cucu kakek kamu pasti tau kan siapa dia?"

Bianca kembali mengangguk.

"Maaf ya, kakek tua ini sudah menukar mu dengan uang yang diminta Denis papamu, hahh...kau harus tau kakek ini dulu kenal dekat dengan kedua orang tuamu, dulu mereka sering bermain kerumah kakek.

Tapi semenjak Ayah mu meninggal, ibumu jarang kesini, apalagi setelah menikah lagi dengan Denis si mata duitan itu"

Bianca hanya terdiam mendengarkan penjelasan kakek Leon.

"Makanya saat kakek tau ia akan menjual mu untuk uang, kakek dengan cepat menerima nya karena kakek tidak mau kau tinggal dengan pria gila itu lagi, sebenarnya dari dulu kakek bisa membawa mu kesini tapi ya kakek gak bisa seenaknya saja dan sekarang sudah berbeda"

Bianca tidak tahan lagi, ia langsung menangis sejadi jadinya. Ternyata kakek Leon yang dulu sering diceritakan ibunya.

"tidak usah menangis lagi, mulai sekarang kau tidak akan terkekang lagi, oke"

Axel yang dari tadi cuman menjadi pendengar saja tampak mulai jengkel melihatnya.

drrtt... drrtt...

Mendengar hpnya berdering, Axel langsung melihatnya dan terpampang nama 'Marsel'.

"hmm... ada apa?"

"bos lupa ya satu jam lagi ada meeting dengan klien"

"iya bentar saya kesana?"

"oke bos,.kalo gitu saya tutup y bos"

"hmm"

Setelah panggilannya ditutup, Axel melihat kembali kearah kakeknya dan gadis yang bernama Bianca itu.

Kedua terlihat sudah mulai akrab sampai tertawa segala.

"ekhaam..." deham Axel agak keras.

Keduanya yang mendengarnya langsung melihat kearah Axel.

"kenapa? kau masih belum menyetujui nya?" tanya Kakek Leon lagi.

"Hmm, Axel harus balik kekantor lagi soalnya ada meeting kek"

"ya udah, nanti balik kesini lagi"

Bukannya menjawab tapi Axel hanya memasang wajah datarnya dan langsung pergi dari sana.

"Dasar cucu menyebalkan" gumam Kakel Leon.

Setelah itu, Kakek Leon memanggil salah satu pelayan untuk mengantarkan Bianca kekamar.

🌿🌿🌿

Dikantor, Axel baru keluar dari ruangan meeting bersama Marsel dibelakangnya.

"Sel, sekarang kau pergilah ke markas, kau cek mereka disana, jangan sampai ada yang membuat masalah lagi"

perintah Axel dengan tegas dan mode dinginnya.

"baik bos, kalo gitu saya pamit dulu ya bos"

"hmm"

Setelah mendapatkan jawaban dari bosnya, Marsel langsung pergi dari sana.

Begitupun dengan Axel, ia langsung pergi keruangan nya.

Axel yang sudah berada dalam ruangannya kerjanya langsung membuka laptopnya.

Tiba tiba saja, Axel teringat kembali kejadian masa lalunya.

"Aaarrghh...sialan! kenapa gue harus teringat kejadian itu lagi,"

Teriak Axel sambil meremas kasar rambutnya.

"Dan sekarang harus menuruti keinginan kakek, hahh... menyebalkan"

"untung sayang, kalo tidak mungkin udah gue kuliti hidup hidup"

kesal Axel yang terdengar sedikit sadis.

BERSAMBUNG...

...🌷 Bagi yang suka ceritanya jangan lupa like, komen dan vote ya guys 🙏😁 🌷...

Pernikahan

...🌷SELAMAT MEMBACA🌷...

...----------------...

Disebuah club terlihat seorang pria paruh baya sedang tertawa bahagia sambil mencumbui seorang wanita yang berpakaian seksi yang berada di atas pangkuan nya, pria itu adalah Denis papa tiri Bianca.

"sayaang ahh~ kau terlihat bahagia sekali, apa bisnismu berjalan dengan lancar, ahh~ahh~"

tanya wanita sambil mendesah yang sedang dicumbuinya itu.

"Ini lebih dari menyenangkan, kau tau aku berhasil mendapatkan uang miliaran hanya menjual anak tiriku"

jawab Denis masih sibuk mencumbui wanita nya itu.

Wanita itu hanya tersenyum mendengarnya yang masih mengeluarkan suara *******.

"Ahh~ sayang aku sudah tak tahan lagi lebih baik kita lanjutkan dirumah"

Mendengar permintaan Denis, wanita tentu saja langsung mengiyakan nya.

Setelah itu mereka pergi dari sana dengan nafsu yang sudah menggelora minta dilepaskan.

Didapur terlihat Bianca sedang sibuk memohon kepada para maid atau pelayan untuk memperbolehkannya memasak.

"Ayoo lah aku cuman mau masak untuk kakek, aku sudah biasa memasak jadi kalian gak usah cemas"

Bianca terus mencoba menyakinkan para pelayan itu.

"Bukan begitu nona, tapikan ini perintah tuan besar"

jawab salah satu pelayan disana.

"hahh...ya sudah lah"

Akhirnya, Bianca mengalah saja dan pergi dari sana.

Disini sangat beda jauh dari tinggal dirumah papa tirinya, disini ia terasa disayangi dan diperhatikan kalau dirumah papanya ia selalu disuruh kesana-kemari seperti pembantu.

Bianca tidak menyangka akan dijual paksa kepada orang baik bukan seperti cerita dalam novel yang sering ia baca.

Tapi Bianca juga sedikit terbebani karena ia akan dinikahkan dengan seorang Axel Alexander cucu sang kakek.

Karena dirinya merasa sangat tak cocok dengan Axel, Axel itu pria tampan, mapan, kaya raya dan banyak lagi lah pokoknya, tapi dirinya hanya seorang gadis lemah yang tak punya apa-apa sangat jauh sekali bedanya.

"eheem.."

Mendengar dehaman seseorang Bianca langsung tersadar dari lamunannya.

"Eh, kakek..." ucap Bianca.

"kamu kenapa? mikirin apa lagi?"

"Oiya besok pernikahan kamu sama Axel akan dilaksanakan"

Bianca yang mendengarnya langsung terlonjak kaget.

Saat Bianca akan protes langsung dipotong sama kakek leon,

"Begini saja setelah menikah dengan Axel, kau harus bisa membuat Axel jatuh hati padamu dan takut kehilanganmu selama 2 bulan kedepan, kalo tidak ada perubahan selama itu kau bisa memutuskan perceraian padanya, bagaimana apa kau setuju?"

Bianca langsung terdiam mendengarkan permintaan kakek Leon.

Melihat Bianca terdiam, Kakek Leon hanya tertawa pelan.

"haha...kakek hanya bercanda, mana mungkin tu anak gak jatuh hati pada gadis secantik kamu, tapi memang kakek punya permintaan kau harus bisa membuat perubahan pada diri Axel kapan pun itu kau harus buat dia tergila-gila sampai takut kehilangan"

"Hahh...tapi kek apa dia gak keberatan menikah dengan ku"

"Sudah dia mau menikah dengan mu karena itu permintaan kakek, kau tau dia itu sangat menyayangi kakek makanya dia menurutinya"

Dengan bangga nya Kakek Leon berkata seperti itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Bianca hanya tersenyum paksa saat melihat reaksi kakek leon.

Begitupun dengan Fino asistennya yang berdiri dibelakang tuannya itu.

"ya sudah, kakek keluar dulu ada urusan, Assalammualaikum"

"ya kek, waalaikumsalam"

Setelah melihat kakek Leon pergi bersama asisten Fino, Bianca pergi ke dapur kembali melihat masakan apa yang dibuat para pelayan itu. Karena Bianca sangat hobi sekali memasak makanya ia penasaran apa yang dibuat sama mereka.

🌿🌿🌿

"Sel, menurut mu apa saya harus menerima permintaan kakek?"

tanya Axel pada asistennya Marsel yang saat ini sedang berada di kantor.

"hmm...gimana ya bos, menurut saya sih bos terima saja soalnya saya liat nona Bianca itu cantik dan baik kok gak seperti para nona diluar sana"

jawab Marsel seadanya.

"kau seperti kenal lama dengan dia saja"

"bukan begitu bos, dari penampilan dan gayanya sudah terlihat.

ckck...bos lupa ya saya ini lebih tua dari bos makanya saya lebih mengerti daripada bos"

Axel langsung melemparkan pulpen yang dipegangnya pada Marsel karena merasa kesal.

"bos kau ini kejam sekali, Untung gak kena mata kalo kena bagaimana saya kerja lagi"

dramatis Marsel saat berhasil menangkap pulpen yang dilemparkan bosnya itu.

"Sudah sana kau keluar dan bilang pada kakek acara pernikahan nya harus tertutup dan gak usah pakai resepsi an kalo tidak batalkan saja"

"baik bos, kalo gitu saya permisi dulu"

"hmm..."

Setelah Marsel keluar, Axel melanjutkan pekerjaan nya kembali.

Keesokan harinya, Bianca terlihat sedang didandan kan karena hari ini hari pernikahan nya dengan Axel.

Dari raut wajah nya tak ada menunjukkan bahagia sedikit pun yang ada hanya kesedihan.

Berbeda dengan Axel dia bukan sedih tapi masih jengkel terhadap kakeknya.

"gak usah pasang wajah jengkel begitu, harusnya kau itu bahagia bisa menikah dengan gadis pilihan kakek mu ini"

Kata kakek Leon dengan bangga.

"untung sayang, ckck... menyebalkan" batin Axel.

Pernikahan mereka diadakan dirumah kakek Leon yang dihadiri dengan orang terdekat saja.

Sekarang keduanya sudah duduk berdampingan didepan penghulu.

Bertanya soal walinya Bianca sudah ada tapi mereka tidak tau siapa karena kakek Leon yang mengurusnya.

Sebenarnya Bianca punya seorang paman tapi tidak tau dimana ia sekarang wajahnya pun Bianca lupa karena sudah terlalu lama.

Beberapa menit kemudian, acara pernikahan baru selesai, status kedua nya sudah berubah menjadi suami istri.

Karena pernikahannya tertutup jadi resepsi nya tidak diadakan sesuai permintaan Axel.

...

Bianca sudah berada dalam kamar nya atau lebih tepatnya kamarnya bersama Axel yang sekarang sudah berstatus suaminya itu.

Ia masih berpakaian gaun pengantin nya sambil duduk termenung duduk di depan meja rias.

Tak lama setelah itu, masuk Axel dengan wajah datarnya tanpa melihat kearah Bianca ia langsung pergi masuk ke kamar mandi.

Bianca yang melihat nya lewat kaca hanya mendesah lemah.

Malam harinya, Bianca terlihat sedang sibuk membantu para pelayan menghidangkan makanan diatas meja.

Para pelayan disana tentu saja senang melihat sifat nonanya yang baik, ramah dan tak sombong.

"hmm kayaknya enak nih"

ucap kakek Leon yang baru saja tiba disana.

Bianca hanya tersenyum mendengar sang kakek.

"ya udah, yuk makan kek"

ajak Bianca.

Bertanya soal Axel dia sekarang tidak ada disana, padahal baru selesai menikah tadi siang tapi sekarang malah menghilangkan entah kemana.

Didalam sebuah ruangan terlihat seorang pria menatap sebuah foto yang terpampang besar didinding. Dia tidak lain adalah Axel.

Wajahnya masih terlihat datar tapi dari sorot matanya seperti menyimpan sebuah kesedihan saat menatap foto dihadapan nya.

Dalamnya terlihat pasangan suami istri sambil mengendong bayi dan dua bocah lelaki serta perempuan sedang tersenyum bahagia.

"ck, sialan!" umpat Axel sambil melemparkan sebuah pisau kearah foto itu.

Lalu pergi dari ruangan itu dengan wajah datarnya dengan tangan mengepal sambil menahan amarahnya.

"bos" sapa para anggotanya saat melihat bosnya.

"hmm"

Setelah itu, Axel langsung memanggil Marsel.

Marsel yang selalu siap langsung meluncur dan keluar mengikuti bos nya itu.

"kita kemana bos?"

tanya Marsel yang sekarang sudah bersiap menjalankan mobil.

"tempat kakek" dingin Axel yang sedang fokus sama tablet ditangannya.

"owh iya, bos gak ada niat beli sesuatu gitu buat nona"

tanya Marsel mulai cerewet.

"ck...dasar batu" gumam Marsel karena pertanyaan nya tak dihiraukan oleh Axel.

"bagaimana dengan nona Bianca nanti ya yang punya suami dingin dan datar kek gini, kasihan amat" gumam Marsel lagi.

BERSAMBUNG...

...🌷Bagi yang suka ceritanya jangan lupa like, komen dan vote ya guys 🙏😁🌷...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!