NovelToon NovelToon

GOD EMPEROR (LING JIN)

Pengumuman

Pembagian Dunia:

Dunia Atas:

Dunia atas adalah dunia dewa. Tempatnya para kultivator kuat dan para dewa.

Dunia Tengah:

Tempat manusia biasa dan kultivator, binatang buas serta siluman.

Dunia tengah sendiri terbagi menjadi lima benua:

1.      Benua Tengah (Kekaisaran Han)

2.      Benua Timur (Kekaisaran Wei)

3.      Benua Barat (Kekaisaran Dong)

4.      Benua Utara (Kekaisaran Ji)

5.      Benua Selatan (Kekaisaran Tang)

Dunia Bawah:

Dunia bawah adalah tempatnya para iblis.

 

Tingkat Kultivasi:

Pendekar Pemula

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

Pendekar Mahir (Mempelajari kekuatan elemen).

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

3. Pendekar Fana (Mulai mempelajari kekuatan jiwa).

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

4. Pendekar Master

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

Pendekar Bumi

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

6. Pendekar Langit

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

Pendekar Pertapa

(Tahap 1-9, Tahap Puncak)

Pendekar Dewa Bumi

(Tahap 1-9, Tahap Puncak)

Pendekar Dewa Langit

(Tahap 1-9, Tahap Puncak)

Pendekar Raja Dewa

(Tahap 1-9, Tahap Puncak)

Namun, di dunia tengah semua orang hanya tahu bahwa tahap kultivasi itu sampai pada tahap pertapa. Hal itu karena belum ada sejarahnya di dunia tengah ada kultivator dengan tingkat praktik di atas pendekar pertapa. Sedangkan untuk tingkat praktik siluman dan iblis sama dengan tingkat praktik kultivator manusia.

Sekte-sekte aliran putih terbesar di benua tengah (berdasarkan kekuatan):

1.      Sekte Pedang Langit

2.      Sekte Gunung Suci

3.      Sekte Rajawali perak

4.      Sekte Bukit Kembar

5.      Sekte Bunga Teratai

Sekte-sekte aliran hitam terbesar di benua tengah (berdasarkan kekuatan):

1.      Sekte Tapak Neraka

2.      Sekte Lembah Iblis

3.      Sekte Kabut Racun

4.      Sekte Mawar Hitam

5.      Sekte Bukit Tengkorak

 

Mata Uang Yang Digunakan:

Di dunia dalam novel ini mata uang yang digunakan berupa koin. Koin perunggu, koin perak, koin emas dan koin kristal.

Perbandingannya:

1 koin kristal \= 1000 koin emas.

1 koin emas \= 1000 koin perak.

1 koin perak \= 1000 koin perunggu.

 

Tingkatan binatang buas:

Level 1

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

2. Level 2

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

3. Level 3

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

Level 4

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

5. Level 5

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

Level 6

(Awal, Menengah, Akhir, Puncak)

7. Level 7 (setara pendekar pertapa)

(Tahap 1-9, Tahap Puncak)

Pada tingkatan level 7 binatang buas bisa berbicara.

 

Tingkatan Senjata:

Senjata Tingkat Perunggu

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

2. Senjata Tingkat Perak

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

3. Senjata Tingkat Emas

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

4. Senjata Tingkat Bumi

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

5. Senjata Tingkat Langit

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

6. Senjata Tingkat Diamond

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

7. Senjata Tingkat Legenda

(Kelas Rendah, Menengah, Tinggi)

 

Tingkatan Alkemis:

1. Alkemis Bintang Satu

(Mampu membuat pil tingkat 1-2)

2. Alkemis Bintang Dua

(Mampu membuat pil tingkat 3-4)

Alkemis Bintang Tiga

(Mampu membuat pil tingkat 5-6)

4. Alkemis Bintang Empat

(Mampu membuat pil tingkat 7-8

5. Alkemis Bintang Lima

(Mampu membuat pil tingkat 9-10)

Alkemis Besar

(Mampu membuat pil tingkat bumi dan tingkat langit)

Alkemis Suci

(Mampu membuat pil tingkat legenda)

 

Tingkatan Obat:

1. Pil Tingkat Satu

Pil Tingkat Dua

3. Pil Tingkat Tiga

Pil Tingkat Empat

5. Pil Tingkat Lima

Pil Tingkat Enam

Pil Tingkat Tujuh

Pil Tingkat Delapan

9. Pil Tingkat Sembilan

Pil Tingkat Sepuluh

11. Pil Tingkat Bumi

12. Pil Tingkat Langit

Pil Tingkat Legenda

 

Tingkatan Penempa Senjata:

Penempa Perunggu

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

Penempa Perak

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

Penempa Emas

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

4. Penempa Bumi

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

Penempa Langit

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

Penempa Diamond

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

Penempa Legenda

(Satu Lingkaran, Dua Lingkaran, Tiga Lingkaran)

 

Terima kasih ^_^

 

Meteor dan Bayi Laki-laki

Pada suatu malam di Kekaisaran Han, tepatnya di kota Giok, suasana masih terlihat ramai. Para penduduk masih banyak yang melakukan aktivitas mereka dengan semangat. Kedai-kedai, penginapan, maupun tempat hiburan tampak masih buka. Sebagai ibukota kekaisaran dan tempat di mana berdirinya istana Kekaisaran Han, kota Giok lebih ramai dan lebih maju dibandingkan dengan kota-kota yang lain di benua tengah.

Di dekat salah satu kedai makan, terlihat dua orang prajurit kerajaan sedang berjalan.

“Hey, apa kau tahu kalau di kota Giok ini ada seorang wanita yang kecantikannya melebihi seorang dewi?” tanya salah seorang prajurit kepada rekannya.

“Siapa? Memangnya ada manusia yang kecantikannya melebihi seorang dewi? Mana mungkin. Ada-ada saja kau ini,” jawab rekannya dengan heran mendengar pertanyaan temannya yang menurutnya tidak masuk akal.

“Tidak..tidak..tidak, semuanya itu mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Bahkan aku sudah bertemu dengan wanita itu,” ucap prajurit tersebut sambil mengangkat tangan kanannya dan menggerak-gerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

“Benarkah?? Siapa memangnya? Cepat beritahu aku.” Rekannya berkata dengan antusias.

Prajurit tersebut menyeringai, kemudian melakukan gerakan tangan sebagai kode untuk meminta imbalan.

“Tidak ada yang gratis,” jawabnya sambil tersenyum licik.

“Ayolah, apa-apaan kau ini. Hanya informasi seperti itu saja harus bayar. Dasar pelit,” kata rekannya mengeluh. Namun pada akhirnya dia mengeluarkan beberapa koin perak dan memberikan kepada temannya tersebut sambil mendengus.

“Senang berbisnis dengan anda,” ucap prajurit itu dengan penuh kemenangan. Kemudian dia memasukkan koin-koin tersebut ke dalam kantongnya.

“Jadi siapakah wanita itu? Cepat beritahu aku.” Rekannya kembali berkata karena sudah tidak sabar.

Prajurit itu terkekeh sebentar, dan kemudian dia berdehem.

“Ehemm. Dia...”

Namun belum sempat prajurit itu memberitahu rekannya, sebuah meteor berwarna emas yang dikelilingi api biru melintas dengan sangat cepat di atas langit kota Giok dan mengarah ke dalam hutan.

WUUUUUSSSHHHH!!

Beberapa penduduk yang kebetulan berada di sekitar hutan dan tanpa sengaja melihat hal itupun langsung menjadi panik.

“Hei lihat, apa itu??”

“Ada sesuatu yang jatuh dari langit.”

“Benda itu mengarah ke hutan.”

“Cepat selamatkan diri kalian! Segera menjauuuuhh!!!"

Seketika itu juga, mereka berlari berhamburan menyelamatkan diri menjauh dari hutan.

Tidak lama setelah itu terdengarlah suara dentuman ledakan yang dahsyat.

BOOOOOMMM!!!

Bumi seakan bergoncang akibat dari ledakan meteor itu. Bahkan getarannya terasa sampai ke benua sekitarnya. Hal ini menimbulkan kepanikan para penduduk. Semuanya bergidik ketakutan. Bahkan beberapa dari mereka mengira ada dewa yang sedang murka kepada mereka.

“Ayah, apa itu tadi?”

“Ibuuu, aku takuut.”

Anak-anak nampak sangat ketakutan karena peristiwa tersebut. Di dalam rumah, para orang tua sibuk untuk menenangkan anak-anak kecil mereka yang sedang menangis karena takut dengan peristiwa yang baru saja terjadi.

Tidak hanya para penduduk, binatang-binatang buas penghuni hutan dan di sekitarnyapun menjadi panik. Mereka berlarian dan terbang menjauhi tempat terjadinya ledakan untuk menyelamatkan hidup mereka.

“Benda apa itu tadi? Suara ledakannya sungguh mengerikan,” tanya sang prajurit kepada rekannya.

“Aku juga tidak tahu. Benda itu berwarna emas dikelilingi api biru menyala sangat terang,” jawab rekannya, “Ayo, kita harus segera melaporkan kejadian ini ke istana!”

“Baiklah, ayo.” Prajurit itu menjawab sambil menganggukkan kepala. Kemudian kedua prajurit itupun berlari menuju istana untuk melaporkan kejadian ini.

 

***

Di istana Kekaisaran Han.

Seorang pria paruh baya dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai sedang berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju gerbang pintu depan istana untuk menanyakan apa yang telah terjadi kepada para prajurit yang sedang berjaga. Namun meskipun sudah terlihat tidak muda lagi, tubuhnya masih kekar dan kokoh. Dia adalah Jendral Dong, jendral besar Kekaisaran Han.

Sesampainya di gerbang pintu depan istana, secara kebetulan dua orang prajurit tadi juga telah sampai di depan gerbang dan segera menghadap sang jendral besar. Lalu kedua prajurit itupun memberi hormat.

“Prajurit, apa yang terjadi?” Jendral Dong bertanya kepada mereka.

Kemudian salah satu dari mereka segera melaporkan kejadian yang mereka saksikan. “Lapor jendral, sebuah benda berwarna emas dengan api biru yang menyala terang menyelimutinya jatuh dari langit dan meledak di dalam hutan. Namun, baik kami maupun para penduduk tidak ada yang berani menghampirinya.”

“Benda berwarna emas? Api biru? Apa kalian tidak salah lihat?” tanya sang jendral lagi.

“Mohon ampun jendral, kami tidak akan berani memberikan informasi palsu kepada jendral.” Prajurit tersebut menjawab dengan gugup karena takut dengan sosok yang ada di depannya itu.

“Lalu, bagaimana situasi penduduk kota saat ini?” tanya Jendral Dong.

“Para penduduk saat ini sedang panik jendral. Situasi di kota menjadi kacau karena kejadian ini,” jawab prajurit itu.

Sang jendral tampak sedang berpikir sejenak. Kemudian dia kembali berkata kepada kedua prajurit tersebut.

“Baiklah. Kalian berdua, ajaklah beberapa prajurit yang lain untuk membantu penduduk!” perintah Jendral Dong kepada mereka.

“Kami siap melaksanakan perintah jendral.” Kedua orang prajurit itu menjawab dengan serempak lalu mereka berdua langsung bergegas meninggalkan sang jendral untuk menemui rekan-rekan mereka yang lain.

“Kaliaan...” Jendral Dong sedikit tersentak melihat kelakuan kedua bawahannya itu karena tidak memberi hormat terlebih dahulu sebelum pergi.

Akhirnya sang jendral besar hanya bisa mengelus dada dan menggelengkan kepalanya.

“Dasar.”

Setelah itu, Jendral Dong masuk kembali ke dalam istana untuk melaporkan informasi ini kepada kaisar.

***

Sementara itu di dalam hutan, tepatnya di tempat jatuhnya meteor, terdapat sebuah cekungan kawah yang cukup besar. Api-api berwarna biru tampak masih menyala dari sisa ledakan itu.

Oeekk oeekkkk oeeeekk!

Terdengar suara tangisan bayi yang berasal dari dalam kawah. Nampak sebuah energi berwarna emas yang sangat terang menyelimuti tubuhnya. Jika orang-orang melihat, mungkin mereka akan merasakan silau pada mata mereka. Energi emas itu melindungi tubuh sang bayi sehingga tidak terbakar sama sekali oleh api biru itu. Bahkan tidak terdapat satu luka kecilpun pada tubuhnya.

Tidak lama setelahnya, muncul dua sosok di dekat cekungan kawah itu. Mereka mengerutkan kening dan terlihat heran saat melihat ada bayi yang dikelilingi cahaya berwarna emas sedang menangis di dalamnya.

Mereka berdiri di dekat kawah tersebut. Kemudian salah seorang diantara mereka berjalan masuk ke dalam kawah dan mengibaskan satu tangannya. Seketika itu juga api biru itu langsung padam. Lalu dia menghampiri sang bayi dan menggendongnya.

Bayi itu berjenis kelamin laki-laki, berambut putih, hidung mancung, mata berwarna biru terang dengan sorot yang tajam, serta kulitnya yang putih. Terdapat sebuah kalung yang melingkar di lehernya dengan gantungan giok berwarna putih susu berbentuk tabung kecil melintang sepanjang dua ruas jari. Terlihat energi berwarna emas itu bersumber dari gantungan kalung tersebut.

“Cup cup cup anak tampan, sudah jangan menangis lagi, kau sudah aman sekarang.” Dia menghibur sang bayi sambil menimang-nimangnya. Anehnya setelah bayi itu berhenti menangis, cahaya emas yang melindunginya itu juga langsung padam.

Sosok itu lantas tersenyum karena bayi tersebut mulai tenang.

“Anak pintar.”

Lalu dia berjalan mendekati sosok yang menunggunya di dekat kawah.

Sesaat kemudian, dia bersama sang bayi menghilang begitu saja dari tempat itu diikuti oleh sosok yang satunya.

 

***

Hai teman-teman. Semoga kalian suka dengan novel saya ini.

Saya tidak tahu apakah nantinya novel ini akan bagus atau tidak dimata teman-teman.

Yang jelas kalau ada yang salah, tolong teman-teman kritik dan kasih saran. Karena saya sangat membutuhkan itu untuk bisa lebih mengembangkan kemampuan menulis saya.

Seandainya teman-teman menyukai novel ini, tolong bantu kasih like, gift, vote dan jadiin favorit ya. Dan jangan lupa rekomendasikan ke teman-teman yang lain.

Terima kasih banyak ❤

Follow IG: ben.gurion14

Kakek Putih dan Kakek Hitam

Sebelumnya.

Di bagian hutan paling dalam, terdapat sebuah jurang. Jurang itu dikelilingi oleh aura kegelapan dan kematian yang kejam dan sangat mencekam.

Para kultivator terkuat sekalipun tidak akan sanggup apabila bersentuhan dengan aura tersebut. Sebab itulah semua penduduk baik itu penduduk biasa maupun kultivator dan bahkan binatang buas sama sekali tidak mempunyai nyali untuk mendekati jurang itu. Penduduk di benua tengah menyebutnya jurang kematian. Apa yang ada di dalamnya sampai sekarang masih menjadi misteri bagi seluruh penghuni di benua tengah.

Sementara itu di dalam jurang, tampak dua orang kakek sedang bercengkerama sambil membakar daging binatang buas hasil buruan mereka. Sesekali perdebatan kecil terjadi.

Salah satu dari kedua kakek itu berjubah putih, mempunyai rambut panjang, alis serta jenggot panjang yang berwarna putih pula. Hanya matanya saja yang berbeda, Matanya berwarna emas. Kakek itu memiliki aura yang agung dan mendominasi. Tampilannya terlihat bersahaja dan menenangkan.

Sedangkan satu kakek yang lain mempunyai tampilan yang berbanding terbalik dengan kakek putih. Dengan jubah, rambut panjang dan jenggot yang berwarna hitam, serta kedua matanya yang berwarna hitam pekat. Seakan terdapat jurang yang tidak mendasar pada sorot matanya. Kakek hitam itu mempunyai aura kegelapan yang mengerikan dan menindas. Seakan segala hal yang terkutuk terdapat di dalamnya.

“Tidak terasa sudah sepuluh juta tahun kita berada di jurang ini. Entah sampai kapan hukuman ini akan berakhir,” ucap kakek hitam memulai percakapan.

“Bersabar saja. Paling tidak, kita masih bisa saling bertarung satu sama lain. Dan kau masih punya kesempatan untuk bisa balas dendam setelah kekalahanmu yang ke dua puluh sembilan juta tujuh ratus sembilan kali,” jawab kakek putih sambil mengelus jenggotnya yang panjang.

“Kalau saja bukan karena satu jurus sialanmu itu, aku pasti tidak akan kalah darimu,” sanggah kakek hitam yang masih tidak terima dengan kekalahannya.

Bagaimana tidak kesal. Pada setiap awal pertarungan, kakek hitam itu selalu bisa mengimbangi kakek putih selama berhari-hari dan bisa memberikan beberapa luka pada tubuh kakek putih. Namun setiap kali kakek putih mengeluarkan salah satu jurus andalannya, pertarungan dapat dipastikan selalu berakhir dengan kekalahan kakek hitam. Jurus itu bernama Naga Membalik Langit.

“Oh, begitukah? Baiklah-baiklah. Anggap saja pertarungan selanjutnya kau yang menang,” kata kakek putih dengan senyum mengejek.

“Cih, apa-apaan senyumannya itu. Sangat menyebalkan,” gumam kakek hitam dalam hati.

Sesaat kemudian kakek hitam menghela nafasnya, “Hah, bagaimanapun juga aku sudah menyadari kesalahan kita berdua dulu. Kita dibutakan oleh ambisi kita sendiri.”

“Kau benar. Bahkan dulu aku mengira kalau aku adalah yang paling suci dan paling pantas untuk menjadi penguasa tunggal. Namun pada akhirnya, kelakuan kita berdua sendirilah yang secara tidak langsung mengungkapkan sifat tersembunyi dalam diri kita, yaitu kesombongan dan keserakahan,” ucap kakek putih dengan wajah yang tampak menyesal.

Namun penyesalan memang datangnya selalu terlambat. Hingga kini dia harus dihukum di jurang ini bersama kakek hitam mantan musuh abadinya.

“Hey, singkirkan ekspresi wajah jelekmu itu dari hadapanku. Kau terlihat seperti seorang tuan putri yang ditinggalkan pangerannya,” ejek kakek hitam ketika melihat wajah kakek putih yang tampak sedikit murung.

“Akhirnya matang juga. Mari kita coba, apakah daging rusa tanduk api lebih enak dari daging ular berkepala tiga yang kemarin,” gumam kakek hitam dan mulai menggigit daging tersebut dengan gigitan kecil dan merasakannya, “Hmm, ini benar-benar lebih enak.”

Lalu dia mulai memakan daging itu dengan lahap hingga mulutnya penuh.

Kakek putih melirik kakek hitam dengan sinis. Sejenak kemudian, dia tersenyum menyeringai dan mengarahkan jari telunjuknya kepada kakek hitam.

Kakek hitam yang sedang sibuk mengunyah makanannya itu tiba-tiba merasakan jika saat ini dia sedang terancam. Kemudian dia menoleh ke arah kakek putih. Seketika itu juga, matanya melebar dan tampak terkejut.

PFFFTTT DUAARRRRR!

Daging rusa kakek hitam yang masih sebagian itu langsung hancur dan lenyap. Bahkan debunya pun tidak tersisa. Daging itu seakan hilang begitu saja setelah terkena ledakan itu.

“Apa yang kau lakukan dasar bodoh?!” Kakek hitam mengumpat kepada kakek putih.

“Oh tidak, dagingku,” ucap kakek hitam dengan wajah sedikit memelas setelah mengetahui daging bakarnya telah lenyap.

Sebenarnya kakek hitam kesal bukan karena diserang secara diam-diam oleh kakek putih. Tapi dia kesal karena dagingnya kini telah lenyap akibat serangan itu.

“Hahahaha. Lihatlah! Sekarang siapa yang memiliki ekspresi wajah bodoh dan jelek.” Kakek putih berkata sambil tertawa penuh kemenangan.

“Sebenarnya apa yang ada di otakmu itu hah?! Kalau mau bertarung setidaknya biarkan aku selesai makan dulu!” cerca kakek hitam dengan kesal.

Terlihat jubah kakek hitam itu sekarang compang-camping dan mengeluarkan asap akibat terkena serangan kakek putih.

“Hahahaha. Maaf maaf, aku hanya bercanda,” jawab kakek putih masih dengan tawa kemenangan lalu dia mengibaskan satu tangannya.

PLUGH.

Secara ajaib, daging rusa bakar yang lenyap itu tadi muncul kembali dengan kondisi yang sama persis saat sebelum meledak dan melayang di hadapan kakek hitam. Namun kakek hitam hanya diam saja karena masih kesal.

“Kenapa kau ini? Bukankah tadi kau ingin makan daging itu?” tanya kakek putih sambil berusaha menahan diri agar tidak tertawa.

“Tch.” Kakek hitam hanya mendecih. Kemudian dia mengambil daging itu dan beranjak meninggalkan kakek putih menuju ke dalam gua.

“Hey, sejak kapan sikapmu berubah menjadi seperti seorang anak gadis? Aku kan hanya bercanda,” kata kakek putih.

Namun lawan bicaranya tersebut terlihat masa bodoh dengan kakek putih.

Kakek putih hanya menggelengkan kepalanya dan mulai memakan daging rusa miliknya yang kini telah matang.

Beberapa waktu kemudian, kakek hitam kembali lagi dengan jubah barunya yang juga berwarna hitam. Dia lalu duduk di depan kakek putih. Setelah itu dia mengambil dua guci arak dari dalam ruang jiwanya dan melemparkan satu guci kepada kakek putih. Setelah itu mereka berdua menenggaknya.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja kedua kakek itu terdiam. Ekspresi mereka berubah menjadi dingin. Lalu keduanya menutup mata mereka. Tak lama setelahnya, terdengar suara ledakan yang sangat menggelegar.

BOOOOOOMMM!!

Seluruh penjuru jurang kematian bergoncang dan bergetar hebat akibat dari ledakan itu.

Sesaat setelah bunyi ledakan dan goncangan reda, mereka kembali membuka mata mereka.

“Hmmm, mari kita lihat ke sumber ledakan itu tua bangka,” ajak sang kakek putih.

Kakek hitam mendengus, dan terlihat asap berwarna hitam tipis keluar dari hidungnya.

“Tch, kau bahkan lebih tua dariku dasar tua keriput.” Kakek hitam menjawab dengan ketus.

Kakek putih hanya terkekeh mendengar jawaban dari kakek hitam.

Lalu mereka berdua menghilang dari tempat dimana mereka berdua bercengkerama (lebih tepatnya bertengkar) sebelumnya dan muncul di dekat sebuah kawah bekas ledakan.

Mereka berdua heran karena sesampainya di sana, mereka melihat ada sosok bayi yang sedang menangis di dalam kawah yang nampak masih terbakar. Bayi itu diselimuti aura berwarna emas.

“Bayi siapakah itu?” tanya kakek hitam, “Biar aku yang mengambilnya.”

Kakek hitam itu lalu berjalan masuk ke dalam kawah. Kemudian dia mengibaskan tangannya dan api itupun langsung padam. Dia lalu mengambil dan menggendong bayi tersebut.

“hmm, anak yang sangat tampan. Tapi anak siapakah ini? Kenapa bisa berada di dalam kawah bekas ledakan?” Kakek hitam bertanya dalam benaknya.

“Cup cup cup anak tampan, sudah jangan menangis lagi, kau sudah aman sekarang.”

Kakek hitam mencoba menghibur sang bayi agar berhenti menangis. Benar saja, tidak lama kemudian bayi itu berhenti menangis. Lalu energi emas yang menyelimutinya langsung hilang seketika itu juga.

“Anak pintar,” kata kakek hitam. Kemudian dia berjalan menghampiri kakek putih.

“Menarik,” ucap kakek putih ketika melihat kejadian itu, “Baiklah, ayo kita kembali!”

Satu kedipan mata kemudian, kakek hitam menghilang bersama sang bayi dan diikuti oleh kakek putih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!