Pagi ini adalah hari yang sangat menegangkan bagi Erlina, dia menunggu begitu lama untuk sebuah pengumuman hasil ujian tengah semester, menginjak di kelas 12 dia menjadi sangat bersemangat ingin mencapai jenjang yang lebih tinggi, ini adalah awal perjalan yang sebenarnya di bangku SMA, karena nilai di pertengahan semester ini akan membantunya mendapatkan beasiswa di bangku kuliah nanti.
Sepulang dari sekolah Erlina langsung menghampiri ayahnya 'eka' yg sedang duduk bersantai di halaman rumah. Rumah Erlina terlihat sangat menyejukkan, angin bertiup sangat lembut, burung-burung berkicau dan hamparan rumput yang hijau membentang indah di depan rumah, sungguh sangat menyenangkan hidup di desa SK yang masih sangat asri.
"Ayah.... ayah, Erlina pulang yah!" panggil Erlina kegirangan sembari memegang hasil rapotnya di semester 1, dengan gulungan piagam yang di ikat pita merah Erlina menunjukan pada Eka.
"Ayah lihat ini Erlina bawa apa?" tanya Erlina sambil memeluk Eka.
"selamat anak ayah akhirnya bisa mempertahankan prestasinya sejauh ini, kamu memang kebanggaan ayah, i love you sayang" ayah mengecup kening Erlina.
"Erlina... ayah mau menyampaikan sesuatu"
"iya yah, apa? Erlina mau denger!" Erlina sangat penasaran, tumben banget Eka terlihat sangat serius sore ini, tidak seperti biasanya.
"lin lihat itu siapa yang datang!" pinta Eka ayah Erlina.
Erlina sangat kaget, sekaligus senang sekali melihat ada sosok idolanya datang, "kakek Santoso😀 bagaimana mungkin bisa kakek datang begitu tiba-tiba seperti ini" Erlina langsung berlari menuju Santoso yang baru keluar dari dalam rumah.
"Erlina kamu sudah dewasa ya, sudah 3 tahun sejak waktu terakhir kakek berkunjung, waktu itu kamu masih SMP." balas peluk kakek sangat hangat.
"kakek....😂 Erlina kangen banget sama kakek, tapi Erlina kangen baca buku baru kakek sih sebenarnya." Erlina cengengesan.
Setelah pertemuan yang sangat menyenangkan itu, mereka bertiga bercakap-cakap sampai lupa waktu, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, mereka yang awalnya duduk di taman sampai pindah keruang tamu sambil menikmati secangkir teh bunga melati yang sangat harum.
"tok..tok...tok...." suara pintu rumah yang tidak memiliki bel rumah seperti kebanyak rumah di kota-kota besar.
"biar Erlina aja yah yang buka pintu" Erlina bergegas membuka pintu utama, tapi dia sangat kaget melihat sosok pria yang berdiri didepannya. "kak Erwinto" mata erlin terpesona dengan sosok erwin yang terlihat sangat berkharisma walau hanya mengenalkan kaos dan celana training.
"hai...." sapa Erwinto pada Erlina sambil menepuk pundaknya.
"a...a.a. ya kak, silakan masuk, kakek Santoso sudah menunggu sedari tadi sore" Erlina mempersiapkannya masuk.
"kok kakek gak bilang kak Erwinto juga ikut?" tanya Erlina setelah mereka duduk bersama.
kakek Santoso hanya tersenyum melihat Erlina yang kesal karena sedari tadi terlihat agak gelisah mencari-cari erwin ataukan ikut atau tidak, tapi karena rasa malunya Erlina tidak berani menanyakan Erwinto.
"kak erwin kok baru datang, kenapa gak barengan sama kakek tadi?" Erlina memulai percakapan mereka berdua, terlihat ayah Eka dan kakek Santoso seperti tak berada disana. percakapan itu berlangsung hingga pukul 8 malam sebelum telpon Erwinto berbunyi.
'halo... halo... halo... ada telpon' suara nada ponsel Erwinto berbunyi.... diliriknya nama yang muncul di ponsel itu '😍my lov3ly'
Erwinto tidak langsung mengangkatnya begitu saja, hingga ponsel erwin berbunyi lagi untuk kedua kalinya,, masih saja Erwinto mengacuhkannya.
'halo...halo...halo... ada telpon' suara ponsel untuk ketiga kalinya.
Mereka bertiga yang ada diruanga. menoleh Erwinto yang ada disana.
"ayolah kan erwin,,, kok telponnya gak diangkat? siapa tau itu penting." suruh Erlina pada Erwinto untuk segera mengangkat telponnya.
"saya permisi dulu" pinta Erwinto, dan dia segera keluar untuk menerima panggilan yang masuk. "halo....."
😟 Erwinto terlihat sangat kaget saat menerima panggilan itu, bergegas dia menemui kakeknya dan meminta ijin untuk balik malam ini juga.
" kakek, erwin mau balik duluan, gak apakan kek?"
"tapi kenapa kak erwin kok tiba-tiba banget? kan baru aja sampai" Erlina terlihat sedikit kecewa.
"erwin pamit dulu ya om Eka! pinta Erwinto.
"kakek erwin balik dulu!" Erwinto langsung meninggalkan ruangan itu dan bergegas pergi.
"kak erwin...." panggil Erlina saat erwinto berlari keluar ruangan, namun tanpa menoleh kebelakang lagi, erwin langsung meninggalkan ruangan itu. "Pertemuan yang Singkat" gumam Erlina sangat kecewa pada Erwinto.
kakek santoso yang berdiri disebelah ayah Eka tidak bisa berkata banyak atas sikap Erwinto yang mendadak pergi seperti itu, tanpa alasan dan penjelasan Erwinto meninggalkan pertemuan itu begitu saja.
"kakek.....😥" erlina menundukkan kepalanya, dan erlina tidak berani mempertanyakan alasan kepergian Erwinto yang tergesa-gesa.
BERSAMBUNG......
Tidak terasa sudah 1 bulan berlalu setelah pertemuan singkat itu, kejadian yang tiba-tiba membuat Erwinto pergi begitu saja masih membuat Erlina penasaran sampai saat ini.
tahun ajaran baru sudah dimulai, "Selamat datang semester terakhir di SMA" gumam Erlina yang masih memakai selimut di kamarnya.
Erlina bersiap-siap untuk sekolah, jam masih menunjukan pukul 5.30, langit diluar kamar masih terlihat gelap, sesegera mungkin Erlina langsung menyiapkan sarapan untuk dia dan ayahnya Eka. mereka hanya tinggal berdua saja, ibu Erlina sudah 3 tahun meninggal, kini mereka hanya berdua saja.
Erlina menjadi dewasa sebelum waktunya, begitu cepat dia harus bisa menjadi sosok anak yang mandiri tanpa bimbingan ibunya lagi. jam sudah menunjukan pukul 6.30, Erlina sudah selesai menyiapkan sarapan, dan dia segera memanggil ayahnya untuk sarapan bersama.
"Ayah ayo kita sarapan bersama, Erlin sudah siapkan makana kesukaan ayah" Erlina mengajak ayahnya.
mereka berjalan menuju meja makanan yg sudah tersaji telor rebus 1/2 matang, ayam goreng dan sayur bayam.
"Kelihatannya sangat enak sayang🤤" ayah Eka segera duduk dan mengisi piring dengan makanan. Erlina hanya tersenyum melihat ayahnya yang menyukai masakannya. Setelah sarapan Erlina langsung berangkat ke sekolah, karena ini hari pertama masuk sekolah, kegiatan belajar belum begitu efektif.
DI SEKOLAH
"Erlina😋 Erlina" panggil Mia Puspita mengagetkannya yang duduk melamun di bangkunya.
"Hai Erlina, hai Mia" sapa Juni Permadi yang datang menyusul d belakang Mia.
"Hai temen-temen😁,,, gimana kabar kalian bedua! Lina kangen banget" mereka bertiga berpelukan.
"kamu kenapa lin? kok pagi-pagi udah ngelamun aja,,, belum juga mulai belajar udah galau aja" tanya Mia.
"Aku nggak kenapa kok Mia, cuma lagi iseng aja ye bengong😆" Erlina tidak menjelaskan apapun pada mereka.
Waktu berjalan begitu cepat, tiba waktunya untuk pulang sekolah, Erlina segera pulang, sesampainya di rumah, ayah Eka sudah menunggunya di depan pagar rumah mereka.
"Ayah, Erlina pulang" sapa Erlina.
"Selamat datang anak ayah sayang. ayo kita makan siang bersama!" ajak ayah Eka merangkulnya.
setelah selesai makan siang bersama, Erlina pergi untuk merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk, mata Erlina terpejam, dan tanpa dia sadari matanya sudah terlelap dalam tidur, jam 3 sore Erlina bangun dan segera menyiapkan teh untuk dia nikmati bersama ayahnya, Erlina membawa teh dan sedikit cemilan, mereka duduk berdua di halaman rumah.
"Lin ini ayah ada sesuatu untukmu" ayah memberinya sebuah surat, di sampul surat itu tidak tertulis pengirimnya.
"Dari siapa ini yah?" Erlina bertanya sembari mengambil surat itu.
"Coba kamu baca dulu isinya lin!" suruh ayah. Segera Erlina membuka surat itu. dia membaca surat yang ada didalamnya dengan beberapa lembar foto dibelakangnya.
Dari : Abdi Santoso
Dear Erlina Ekadana
Erlina sayang, maafkanlah kakek ini yang harus menyampaikan hal yang penting hanya melalui sebuah surat.
Ini berawal dari pertemanan lama antara aku dan kakek mu, kami tumbuh bersama di sebuah desa kecil, hubungan kami melebihi ikatan darah, dulu kami menggembala sapi dan domba bersama, waktu itu terasa sangat menyenangkan.
Karena keinginanku untuk maju begitu tinggi kakek mu memberi dorongan yang sangat besar padaku, dengan mengorbankan masa depannya, kakek mu 'Dana' bersedia membiayai sekolahku hingga ke perguruan tinggi, keadaan saat itu sangat tidak memungkinkan untukku tinggal di desa, namun hidup di kota juga membutuhkan biaya yang sangat tinggi, biaya sekolah juga terlalu tinggi untuk ukuran kami yang hanya anak desa.
Saya masih ingat perkataannya saat itu "Santoso, kamu sangat pintar kalau dibandingkan dengan aku. Aku hanya pandai menggembala ternak, namun tidak denganmu, kamu sangatlah pintar, kamu harus melanjutkan sekolahmu, dan kejarlah impianmu!."
Aku sangat malu sebenarnya saat itu, karena menyusahkan Dana. tapi harus diakui bahwa Dana adalah kakak bagiku, sosok kakak yang selalu berusaha melindungi adiknya.
Setelah menyelesaikan pendidikan akhirnya aku balik ke kampung dan menunjukan ijazah sarjana ku.
Aku menyampaikan banyak terimakasih ku padanya, tapi Dana adalah seorang pejuang yang tangguh hingga bisa membiayai sekolahku. Saat aku katakan ingin memulai usaha dia memberiku modal. saat itu kami tidak menyimpan tabungan dalam bentuk uang, namun kami lebih suka menabung dengan emas.
Dia mengeluarkan semua tabungan-tabungan emasnya, aku masih ingat berat emasnya saat itu ada 200gram, dan 1/2 jumlah emas itu adalah milik mendiang ibu Dana.
Tanpa meragukan kemampuan ku, Dana memberikan semua tabungannya.
Dan aku memulai usaha awal ku dengan tabungan Emas dari Dana.
waktu berlalu begitu cepat, aku berhasil merintis usahaku di bidang makan, hingga saat ini mengirim makanan ringan hingga keluar negeri.
Aku datang menemui Dana setelah 10 tahun di perantauan, sesekali aku hanya mengirim surat untuk menanyakan kabarnya.
setelah pertemuan kami selama 10 tahun tidak bertemu, aku mengembalikan modal awal yang telah aku terima, dan memberikan 1/2 saham dari perusahaan atas namanya. Awalnya beliau menolak, namun setelah aku berikan gambaran tentang masa depan anaknya, baru beliau mau menerimanya.
Dan sebagai balas jasaku pada Dana, ingin sekali kalau suatu hari nanti cucu kami bisa berjodoh, dan membuat ikatan darah dengannya.
Itulah permintaanku padamu Erlina, bantulah kami mewujudkan impian lama kami. menyatukan dua keluarga ini, ini adalah beberapa poto lama kami 'aku dan kakekku'
^^^Salam sayang kakek Santoso.^^^
Erlina yang membaca surat itu sangat terharu mendengar kisah mereka, air matanya menetes terus saat membaca surat dari kakek Santoso. begitu mengagumkan dan menginspirasi, tanpa ikatan darah mereka berdua begitu saling menyayangi dan mempercayai satu sama lainnya, banyak yang mengatakan 'Ikatan darah lebih kental dari air' namun keluarga bisa lahir dari hati yang tulus, memberi tanpa mengharapkan balasan. Kisah kakek Santoso dan Kakek Dana sudah membukakan pemikiran baru bagi Erlina dalam memandang masa depan. Tapi disisi lain inilah yang Erlina rasakan.
"Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan kak Erwinto? aku tau dia sudah memiliki seseorang yang istimewa dihatinya, 3 tahun lalu saat Erwinto sudah menginjak bangku kuliah dia menceritakan wanita yang sangat dia cintai dari masa SMP" keluh Erlina dalam hati. "Sebenarnya aku sudah menyukai kak Erwinto dari kecil, sosoknya sangat hangat dan penyayang, tapi bagaimana mungkin aku terjebak dalam 'DILEMA' seperti saat ini...." lanjut Erlina bergumam dalam hati.
"Erlina...." ayah mengagetkannya dalam lamunan masa lalu...
"A.a.a iya Yah😅" Erlina terkaget....
"Gret...gret. gret" suara getar ponsel Erlina.
Terlihat nomer yang belum dia simpan sebelumnya. Segera Erlina mengangkat telponnya. "halo, ini siapa ya?" jawab Erlina.
BERSAMBUNG...
Hari minggu akhirnya tiba juga, Erlina bangun agak siang karena ingin sedikit bersantai di hari libur. Hari ini dia ada janji dengan seseorang, orang itu akan datang siang ini pukul 12.30, Erlina bersiap-siap menunggu kedatangannya.
"Jika diingat-ingat waktu itu🤔 lumayan mengagetkan juga ya bisa menerima telpon dari seseorang yang tidak pernah aku sangka-sangka" gumam Erlina tersenyum sendiri mengingat telpon waktu hari senin yang lalu.
"Jadi gak sabar buat ketemu😊, aku siap-siap dulu deh!" semangat Erlina menggebu hari ini.
*flashback
"Halo ini siapa ya?" jawab Erlina.
"Halo, apakah ini benar no Erlina?" terdengar seorang lelaki yang berbicara.
"Iya ini benar dengan Erlina. tapi ini siapa ya?" jawab Erlina lagi.
"Ini aku Erwinto, kalau kamu gak sibuk, hari minggu nanti aku mau ke tempatmu, ada yang ingin aku bicarakan. Apa kamu ada waktu luang?"
"Oh kan erwin, boleh kak kesini aja hari minggu ini, aku gak ada kegiatan apa kok, alias free😊" jawab Erlina sangat senang.
"Ok lin, minggu ini aku ke sana ya, sampai jumpa" Erwinto mengakhiri panggilan.
Erlina terjatuh dalam lamunan, hobinya adalah melamun, gadis lugu itu mengharapkan sesuatu yang menyenangkan akan terjadi di hidupnya, dia sangat mencintai Erwinto sejak pertemuan mereka pertama kali, waktu itu Erlina masih berumur 6 tahun, jarak umur erlin dan Erwinto terpaut 6 tahun, saat itu Erwinto baru kelas 6 SD sedangkan Erlina kelas 1 SD.
Erlina dan Erwinto tidak pernah bertengkar sama sekali, mereka sangatlah akrab dan adung sedari kecil, sejak pertemuan itu, setahun sekali keluarga erwin datang berkunjung, sembari berlibur di sana, mereka biasanya menginap 3-10 hari, tergantung waktu luang mereka, dan biasanya mereka berlibur di setiap akhir tahun, sekedar untuk merayakan tahun baru bersama dan mengisi waktu liburan Erwinto.
Waktu sudah menunjukan pukul 12.30, Erwinto tak kunjung datang, Erlina sudah sangat gelisah menunggu kedatangannya, "Baru kaya gini serasa menunggu pacar buat pergi kencan" Erlina tersipu malu, "hanya dengan memikirkannya saja, jantungku udah berdetak nggak karuan gini"
Sudah jam 3 sore masih belum terlihat tanda-tanda kedatangan Erwinto. Erlina sudah sedari tadi berusaha menghubunginya, namun ponsel erwinto tidak aktif terus, Erlina kemudian menonton televisi yang ada di kamarnya sembari terus menghubungi no telpon Erwinto.
Akhirnya waktu sudah menunjukan jam 8 sore, Erlina tertidur di kamarnya, bukanya dia yang menonton televisi, malah dia yang di tonton televisi, Erwinto menunggu erlina yang masih tertidur pulas. dikamar itu Erwinto terlihat mengobrol dengan ayah Eka. "Sudah dari jam 12.30 dia menunggumu, sampai-sampai ketiduran kaya gini" jelas ayah pada Erwinto yang baru datang.
"Maaf pak, tadi ban mobilnya bocor, saya menunggu lama di jalanan tapi tak kunjung ada yang lewat, mana ponselnya juga gak ada sinyal, jadi gak bisa ngasih kabar😓" Erwinto menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Pantesan banget molor lama, hahaha😆😆 ya sudah kalau gitu, bapak tinggal dulu ya, kalau mau nak Erwinto bisa tunggu di kamar ini!" pinta ayah pada Erwinto.
"Ya pak, saya tunggu disini saja kalau gitu!" Erwinto duduk disebelah tempat tidur Erlina, sembari dia membaca buku novel yang ada di sebelah kanan tempat tidur di dekat lampu tidur. "Ternyata ini hobi Erlina, baca novel di selah-selah waktu luang nya, tapi dia juga tidak lupa belajar, sampai-sampai buku pelajaran pun di taruh didekat tempat tidur, bukannya ditaruh dimeja belajar, ckck!"
Waktu sudah semakin larut, Erlina tak kunjung bangun juga, akhirnya tanpa tersadar Erwinto tertidur di pinggir kanan tempat tidur Erlina, dengan posisi duduk dia merebahkan kepalanya di sisi tempat tidur, sembari memegang buku novel yang tadi Erwinto baca. jam 10 malam ayah mengunjungi kamar Erlina, namun Erlina tertidur sangat lelap, maunya ayah mengajak erwin untuk tidur di ruang tamu, namun karena melihat Erwinto sudah tertidur d kursi, ayah hanya menyelimutinya saja.
"Pasti hari ini sangat melelahkan" ayah mengelus rambut Erwinto yang tertidur pulas.
"Bapak rupanya, maaf pak Erwin ketiduran," Erwinto terbangun saat ayah Eka mengelus rambutnya.
"Apa perlu ayah bangunkan Erlina?" tanya ayah Eka padanya.
"Tidak usah pak, biarkan saja Erlina tidur, kami bisa bicara besok. Apakah malam ini saya boleh menginap pak?" tanya Erwinto.
"Tentu saja, ayo ikut ayah, kamar tamu sudah ayah siapkan" suruh ayah.
"Kalau boleh, apakah malam ini saya boleh tidur dengan Bapak? ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan" pinta Erwinto.
"Tentu saja, ayo!" ajak ayah eka, kemudian mereka meninggalkan kamar Erlina jam 11malam.
"Sudah lama juga ya pak, sejak waktu terakhir kami menginap, sangat menyenangkan kalau diingat-ingat waktu itu" Erwinto memulai percakapan, sembari berbaring, mereka berdua mengobrol bersama, "Sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan pak!" Erwinto mulai serius.
"Masalah perjodohan itu ya? kalau boleh jujur, sebenarnya ayah tidak mau memaksakan hati seseorang, apalagi kalau bicara masalah pasangan hidup, hanya menikah sekali semasa hidup ini, jadi alangkah lebih bijaksana kalau bisa menikahi seseorang yang benar-benar kita cintai" ayah menanggapi dengan kebijaksanaan.
"Saya sebenarnya tidak bisa menolak permintaan kakek Santoso, Papa dan Mama juga sangat bersikeras tentang perjodohan ini, saya bingung harus melakukan apa!" Erwinto melanjutkan pembicaraannya, "Pak, sebenarnya ada sesuatu hal penting yang ingin saya sampaikan. Sebenarnya saya........" Erwinto menjelaskan pada ayah Eka, dan dia menganggu kan kepalanya, memahami beban perasaan yang iya alami.
"Kukuruyuk....kukuruyuk...kukuruyuk 🐓🐓🐓" suara ayam yang berkokok membangunkan Ayah dan Erwinto, tidak begitu dengan Erlina. dia masih terlelap dalam tidurnya, mungkin karena hari ini adalah tanggal merah, Erlina memanjakan dirinya dengan tidur lebih lama. pagi ini ada pembantu yang menyiapkan makanan, Erlina bisa sedikit bersantai, sebenarnya pembantu bisa saja menyiapkan makanan setiap hari, namun di hari masuk sekolah Erlina lebih suka mengawali pagi lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk ayahnya, keluarga Erlina mempekerjakan 1 tukang kebun, dan satu pembantu, anehnya pembantu rumah tangga di rumah Erlina adalah seorang pria, walaupun begitu asisten rumahnya sangat lembut dan feminim seperti wanita, mungkin itu alasannya kenapa 'Sani' nama asisten rumah tangga Erlina masih bekerja sampai sekarang.
"Selamat pagi Ayah!" sapa Erlina pada ayah yang sudah menghabiskan sarapannya, "maaf ya ayah, Erlina bangun kesiangan hari ini, maklumlah hari ini kan hari libur😋" Erlina memeluk ayahnya.
"Kamu sarapan dulu ya, nanti ayah ada sesuatu untuk kamu." Ayah eka
"Ada apaan yah? kenapa gak ngomong sekarang aja?" Erlina.
"Sudah makan dulu sana!" ayah bangun dari meja makan dan mencium kening Erlina.
"Oke siap bosku😁" Erlina. "Kenapa dari kemarin gini terus nya, disuruh menunggu tanpa kepastian?, sudah lah kalau dipikirkan terus nanti malah bingung sendiri" Erlina menikmati sarapannya pagi ini.
BERSAMBUNG....
... ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!