NovelToon NovelToon

Plan Of Masked Man

Bab 1: Mayat "Cafe ANGELINE "

Sebuah berita muncul di layar televisi tentang pembunuhan di sebuah cafe kecil. Korbannya terlihat menyedihkan dan sangat buruk kondisinya. Sedangkan di TKP sudah banyak polisi dan warga sekitar yang ingin melihat seperti apa wajah korban pembunuhan yang dikabarkan tragis itu. Polisi sudah mulai memasang garis polisi dan seorang saksi yang melihat dan melaporkan mayat sedang diinterogasi diruangan lain .

"Bisa ceritakan bagaimana dan kapan kamu menemukan mayat itu?" tanya seorang polisi yang membawa sebuah buku dan pulpen ditangannya.

"Sayaaa masuk shift pagi dan karena saya seorang kepala Chef disini, maka saya memiliki kunci cadangan. Seperti biasa saya harus mengecek setiap bahan di dapur dan akan pergi berbelanja setelah selesai pemeriksaan. Seperti biasa manager menyimpan uang untuk keperluan cafe di kantornya dan saya selalu mendapatkan uang belanja di laci pertama ruang kerja pak manager. Namun pagi ini. Saat saya memasuki ruangan pak manager, setelah membuka pintu saya belum melihat apapun. Saat saya maju untuk mengambil uang, saya melihat tetesan warna merah di lantai dekat meja dan saya penasaran. Maka saya ikuti jejak darah itu dan saat saya melihat jejak itu berhenti di depan lemari, spontan saya membuka lemari kayu itu dan jantung saya hampir copot melihat mayat yang penuh darah dan sudah penuh sayatan di setiap inci kulitnya. Namun dari pakaiannya saya tahu itu Pak Manager Cafe Agelina. Karena kemarin beliau sempat meminta saya untuk membuat kan coffe special. Dan beliau bertanya pada saya, bagaimana jas barunya itu. Saya hanya mengatakan itu sangat cocok untuk bapak dan saya keluar ruangan beliau untuk bekerja kembali." ucap sang Saksi yang menemukan mayat di cafe.

"Terimakasih atas penjelasannya. Saya akan hubungi lagi jika masih membutuhkan yang lain." Jawab polisi tadi dan memberikan minuman untuk saksinya.

Kini polisi sibuk dengan satu tugas lagi, yaitu kasus baru pembunuhan. Mungkin ini hanya kasus sederhana. Sehingga para polisi masih sibuk dengan kasus yang lebih besar, namun tetap saja kasus ini di selidiki dengan baik.

...................

"Satu berakhir. Tunggulah waktu Kalian! Tidak ada kata Maaf untuk Kalian." ucap seseorang sambil melihat deretan foto dan nama di dinding kamarnya.

Dikamar itu banyak sekali peralatan canggih dan berbagai macam senjata, alat untuk olahraga, tempat tidur mewah , perpustakan dan laboratorium kecil untuk eksperimen. Nuansa kamar yang begitu gelap disatu sisi dan di sisi lain terang dan indah. Keadaan yang kontras, membuat kamar itu terlihat seperti dua bagian bukan satu bagian. Seakan senyuman dan air mata terjadi diwaktu yang sama. Penghuninya pun hanya penuh dengan kehampaan dan kerinduan yang hanya bisa di bendung dalam amarahnya.

Sebuah foto besar menghiasi sisi terang kamar itu. Pasangan serasi yang sedang berlibur di sebuah pulau, melihat senyum kebahagiaan itu menghangatkan hati sosok yang terdiam di sisi gelap. Tanpa disadari air mata menetes dan dibiarkan begitu saja, setelah puas memandang foto itu. Kini dirinya beralih memandang deretan foto yang menjadi targetnya, dengan tangan mengepal sosok itu rasanya sudah tidak tahan untuk menghabisi semuanya. Namun demi balas dendam yang setimpal. Sosok itu menyusun rencana dengan indah bak profesional seorang pembunuh.

"Siapapun kalian. Kalian akan mendapatkan BALASAN. Kebahagiaan ku kalian rebut tanpa belas kasihan. Kini giliranku membebaskan NYAWA kalian." ucap sosok itu yang masih menatap satu persatu foto di dinding.

Bab 2: Mayat "Pabrik Tua"

Di pagi hari, masyarakat sekitar pabrik tua dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat pria dengan kondisi mengenaskan dan kondisinya sudah buruk karena itu bukan mayat baru. Kini Polisi tengah sibuk memberikan garis polisi disekitar TKP, orang yang menemukan mayat juga sedang di interogasi.

"Apakah anda yang menemukan mayat ini, Bu?" tanya petugas kepolisian pada seorang ibu yang masih memakai pakaian olahraga.

"Iya pak. Begitu saya melihat mayat tadi,saya langsung menghubungi kantor polisi." jawab ibu itu.

"Tolong ceritakan rinciannya Bu." pinta petugas kepolisian dengan sigap menyiapkan buku dan pulpen.

"Hari ini saya lari pagi, seperti biasanya melewati jalan depan pabrik. Saya merasa lelah, akhirnya saya berhenti sejenak di depan pagar pabrik ini. Tapi saat melihat sekeliling saya mulai mencium bau menyengat,saya berniat pergi mencari sumber baunya. Saat memasuki daerah pabrik ini, dari jauh saya melihat beberapa anjing sedang berkumpul seperti mengerubuti sesuatu. Akhirnya saya mengalihkan perhatian mereka dengan melempar batu ke arah lain agar pindah dari tempat itu. Saat saya mendekati tempat anjing tadi berkumpul terlihat tubuh yang sudah tidak bisa dikenali, bahkan tangannya seperti sudah digigit anjing. Bahkan saya muntah karena melihat hal yang begitu menyedihkan itu, tanpa fikir panjang saya menelpon kantor polisi dan adik saya. Karena saya masih shock melihat mayat itu." Ucap Ibu itu sambil menahan kepalanya yang mungkin masih pusing karena melihat mayat.

"Terimakasih bu, saya akan melanjutkan interogasi dikantor." ucap petugas kepolisian.

................

"Mayat pria dengan luka sayatan di tangan dan wajahnya, kematian disebabkan karena kehabisan darah .Luka lebam yang terlihat di tubuhnya bisa dipastikan karena perkelahian,dari usianya masih muda karena baru 23 tahun. Kartu identitasnya juga masih di saku celana. Dan satu peluru bersarang diperutnya." ucap seorang doctors autopsi .

"Terimakasih dok." ucap petugas kepolisian.

Setelah selesai menerima laporan hasil autopsi polisi menyelidiki siapa pemuda itu, dan tak butuh waktu lama. Salah satu anggota polisi sudah berhasil membawa keluarga korban dan yang mengejutkan adalah orang tua korban adalah seorang pembisnis yang cukup besar di kota Jakarta. Tuan Reihan Saputra pemilik hotel Saputra yang terkenal dengan glamor dan berkelas, jika dilihat dari kekayaan tentu keluarga Ini hidup dengan makmur.

"Dimana anak saya!" Seru seorang pria paruh baya setelah memasuki kantor polisi.

"Sabar yah." ucap seorang wanita paruh baya yang ikut bersamanya.

"Tuan silahkan ikut saya." ucap petugas kepolisian yang menjemput orang tua korban.

Kedua orang tua korban di ajak masuk keruang autopsi untuk melihat mayat anaknya dan melakukan tes DNA agar kecocokannya dijamin. Saat melihat mayat anaknya, sang wanita paruh baya langsung pingsan, karena melihat kondisi mengenaskan anaknya. Petugas polisi langsung membawa wanita paruh baya itu ke ruangan lain, sedangkan pria paruh baya masih menatap mayat anaknya tidak percaya.

"Siapa pelakunya. Pastikan hukumannya maksimal." ucap pria paruh baya itu setelah selesai melihat mayat anaknya.

Kini sang ibu korban telah siuman dan menangis diruangan kepala polisi bagian kriminal. Sedangkan ayah korban mulai berapi-api untuk mengetahui kejadian sebenarnya. Dengan tenang kepala polisi menjelaskan kejadiannya dan siapa saksinya. Apa saja hasil autopsinya, mendengar semua itu ayah korban semakin geram dan sang ibu korban semakin menangis histeris.

"Temukan Pelakunya secepat mungkin! Tidak peduli bagaimana caranya." Seru ayah korban sambil menggebrak meja .

"Harap tenang Tuan Reihan Saputra." ucap kepala polisi yang tidak suka dengan sikap ayah korban.

"Bagus jika kamu tahu siapa saya. Saya mau secepatnya pelakunya tertangkap." seru ayah korban masih dengan nada tinggi.

"Siapapun anda saya lah disini yang melakukan investigasi. Setelah ada kabar, saya akan memberitahu anda!" jawab kepala polisi.

Dengan muka merah karena marah dan kesal Tuan Reihan Saputra mengajak istrinya pergi dari kantor polisi. Jasad anaknya masih harus ditahan untuk penyelidikan selama satu hari guna memastikan hasil autopsi sudah kongkrit.

"Permisi Komandan." ucap seorang petugas kepolisian.

"Ya,katakan." jawab kepala polisi.

"Hasil dari catatan kriminal ternyata Putra Tuan Reihan Saputra sering terlibat balapan liar dengan geng motornya yaitu *Dark Night*. Alex Saputra juga terbiasa bermain wanita di sebuah club malam bersama temannya. Pernah sekali ditangkap karena sebuah kasus pelecehan tapi karena korbannya orang miskin, maka dengan mudah ayahnya membungkam korbannya. Catatan ayahnya pun tidak begitu baik komandan." lapor petugas kepolisian tadi sambil memberikan file yang berisikan semua hasil penyelidikan atas nama Alex Saputra dan keluarga Saputra.

"Awasi pergerakan Tuan Reihan Saputra. Dia pasti akan melakukan tindakan diluar hukum negara hanya untuk mendapatkan pelakunya. Siapapun pelakunya pasti punya alasan kuat. Jika dilihat dari hasil penyelidikan ini." ucap kepala polisi.

Berita ditemukannya sosok mayat pria muda di sebuah pabrik tua yang sudah terbengkalai kini menghiasi layar televisi. Para wartawan sibuk menyiarkan itu, terlebih lagi korbannya anak seorang pengusaha pemilik hotel Saputra yang terkenal elite.

..............

Di tempat lain seseorang tersenyum sinis melihat berita itu.

"Berita basi.Tapi tak apa. Akhirnya ditemukan juga." ucap seseorang.

Bab 3: Bukan Target

Disebuah Club malam *Laila Club" itu namanya. Seseorang tengah menikmati memainkan jarinya di gelas yang berisikan sampanye setengah gelas mungil. Matanya tertuju pada seorang pria paruh baya yang sedang memerintah dengan kasar seorang bartender, dalam kondisi yang masih sadar bahkan orang itu bersikap kasar dengan seorang pelayan dan itu membuat orang yang masih mengawasinya semakin muak.

Baj!ngan sialan.~ batin seseorang.

Setelah beberapa jam, pria paruh baya itu keluar dari Club dan menuju tempat parkiran yang berada dibawah. Tanpa menyadari bahwa seseorang sedang mengikutinya dan sudah siap melakukan aksinya. Orang yang mengawasinya tadi diam -diam memasuki mobil pria paruh baya tanpa sepengetahuan si pemilik mobil, dalam keadaan yang sudah tidak begitu sadar masih saja membawa mobil sendiri. Dalam perjalanan mobil melewati jalan perkampungan yang sangat sepi dan disaat melewati persawahan, dari tempat duduk belakang muncul seseorang dan menodongkan pistolnya.

"Stop disini!" perintah orang itu menaruh pistolnya dikepala pria paruh baya.

"Kep@arat. Siapa Kamu?" seru pria paruh baya itu.

"Diamlah Pria Tua!" jawab orang itu dengan lebih menekan ujung pistolnya.

Melihat posisinya yang terpojok. Akhirnya pria paruh baya itu menghentikan mobilnya di persawahan, orang itu mengajak pria itu untuk turun dan berpindah posisi. Kini orang itu yang menyetir dan membawa pria paruh baya yang sudah pingsan karena pemukulan di belakang kepala ke sebuah bengkel yang cukup tua. Dengan tubuh yang lebih kekar tentu saja orang itu dengan mudah membawa pria paruh baya masuk ke dalam bengkel. Pria paruh baya itu kini terikat dengan tangan di atas tiang dan dibiarkan seperti sedang menggantungkan tubuhnya. Sedangkan orang itu sedang mempersiapkan beberapa peralatan untuk melakukan aksinya.

Peralatan bengkel sudah disiapkan untuk aksinya, namun sudah setengah jam pria paruh baya itu belum sadar kan diri dan sambil menunggu akhirnya orang itu memulai untuk mengasah pisau yang selalu bersama nya. Suara gesekan yang sengaja diberi penekanan lebih, menghasilkan suara yang menjerit seperti besi bergesekan.

Suara apa itu. Ngeri sekali.~batin pria paruh baya yang mulai sadarkan diri.

Setelah beberapa menit matanya kini terbuka perlahan. Rasa pusing dikepalanya ikut menjadi rasa tambahan dan kini pandangannya langsung tertuju pada seseorang yang memakai tudung duduk menyamping dan sibuk mengasah benda tajam mengkilap. Membuat pria paruh baya itu merinding melihat ketajaman pisau yang ada ditangan orang itu.

"Apa yang mau kamu lakukan kep@rat!" hardik pria paruh baya itu.

"Sudah bangun rupanya. Tamu Tak Diundang." tukas orang itu dengan santai dan masih mengasah pisaunya.

"Jika mau uang katakan saja! Untuk apa melakukan ini." seru pria paruh baya.

"Diamlah!" bentak orang itu yang kini menghempaskan kursinya dan berdiri menghadap pria paruh baya dengan pisau ditangannya.

"Apa mau mu kep@rat? Sebutkan berapapun uang yang kamu inginkan!" seru pria paruh baya itu yang masih dengan sombongnya di kondisinya saat ini.

"Uangmu tidak berguna untukku!" jawab orang itu semakin mendekati pria paruh baya.

"Apa yang kamu mau? Katakan saja. Aku akan kabulkan!" seru pria paruh baya.

"Selesai bernegosiasi!" jawab orang itu dan langsung melukai tangan korban yang diikat ke atas.

"Auuw.. Sialan! Kamu mau membunuh ku? Hah!" cecar pria itu merasakan sakit dari goresan pertama, yang langsung mengalirkan darah ditangannya dan menetes di rambut kepalanya.

"Tangan mu terlalu kotor! Tidak ada ampun untuk orang yang tidak menghargai sesama manusia." jelas orang itu dengan sederhana.

Orang itu melakukan aksinya tanpa peduli jeritan pria paruh baya dan memberikan beberapa luka sayatan ditubuh pria paruh baya itu tanpa meninggalkan jejak, dan sebelum mengakhiri aksinya orang itu hanya memberikan satu pertanyaan.

"Katakan pesan terakhir mu?" tanya orang itu.

"Tolong sampaikan permintaan maaf ku pada istriku." jawab pria paruh baya itu yang sudah tidak berdaya, melawan pun sia-sia, merasa ini waktunya berakhir membuatnya menyadari bahwa sikapnya kepada sang istri selama ini adalah kesalahan terbesarnya.

"Okay." jawab orang itu dan mengakhiri aksinya dengan menusukkan pisaunya di jantung pria paruh baya itu dan seketika pria paruh baya itu langsung meninggal.

..................

Di pagi buta suara sirine mobil pemadam kebakaran sudah lalu lalang menuju sebuah bengkel tua, yang diberitakan terjadi kebakaran pukul 3 pagi dan warga sekitar sudah mulai menyiram air. Namun karena bengkel itu cukup luas sehingga api sulit dipadamkan dan api membesar. Pemadam kebakaran yang tiba dilokasi langsung memulai tugasnya, bahkan para wartawan sudah mulai meliput kejadian itu dan televisi sudah menyiarkan berita langsung dari TKP.

"Seperti Keinginanmu. Hadiah mu sudah sampai Dirumah." gumam seseorang, setelah meletakkan sebuah surat dan bunga di depan sebuah rumah mewah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!