NovelToon NovelToon

Kesabaran Istri Yang Tersakiti

Prolog

Pernikahan yang dilakukan dengan perjodohan dari kedua orang tua kedua belah pihak. Kedua belah pihak orang tua, tidak memberikan waktu berfikir untuk anak-anak mereka. Mereka hanya memikirkan bagaimana cara agar mereka bisa jadi besanan dan tak putus tali silaturahmi tapi apa dayanya sang anak hanya bisa menurut apa yang dikatakan oleh orang tua mereka.

Terutama gadis polos itu. Dia hanya bisa pasrah, jika memang laki-laki itu adalah jodohnya. Maka ia hanya bisa ikhlas menerima semua takdir dariNya. Walaupun sempat mempelai laki-laki menentang perjodohannya. Tapi ada saja cara orang tuanya agar anaknya bisa menikahi anak sahabatnya itu. Sehingga pernikahan pun tak bisa di hindari

Fatimah Az-Zahra (21) adalah gadis yang berhijab memiliki wajah yang cantik, sifat yang lemah lembut dan serta ramah tamah. Walaupun memiliki wajah yang cantik, tapi jalan hidupnya tak secantik wajahnya. Ia sering sekali mendapatkan cobaan yang silih berganti untuk menguji berapa besar imannya kepada Sang PenciptaNya

Addry Barack (32) adalah seorang laki-laki yang memiliki wajah rupawan, serta merupakan seorang Ceo di perusahaan keluarganya. Sampai-sampai perempuan banyak yang berlomba-lomba ingin mendekatinya. Tapi apalah daya, Addry memiliki sifat yang kejam dan dingin. Ia memiliki kekasih yang bernama Bianca

Bianca Kristy (22) adalah seorang artis yang ternama yang memiliki wajah yang cantik dan badan bak gitar spanyol. Ia merupakan kekasih kesayangan yang Addry

Azmi Kurniyawan (28) adalah seorang pengacara kondang yang memiliki wajah yang tak kalah rupawan dari Addry. Ia merupakan keturunan Jawa di saat mengurus surat cerai Fatimah dan Addry lah. Ia agak lebih dekat dengan Fatimah. Sebenarnya seorang Azmi ini telah jatuh cinta. Sejak ia melihat Fatimah dan temannya waktu di pantai, bisa dikatakan kalau ia jatuh cinta pandangan pertama, tapi apalah daya, ia tidak berani mengatakannya kepada Fatimah sebab Fatimah masih berstatus istri orang

Setelah menikah Fatimah dan Addry masih tinggal di rumah orang tua Addry, tapi tak lama kemudian Addry memutuskan untuk tinggal di rumah mereka sendiri.

"Ma, besok kami mau pindah ke rumah yang telah Addry siapkan dari jauh-jauh hari.." sambil menyuap makanan kedalam mulutnya

"Apa!..." sontak Mama Mirna kaget mendengar sang putranya yang bicara pindah rumah mendadak. Padahal baru beberapa hari mereka di rumahnya setelah menikah

"Kenapa kamu mau pindah nak..?" ucap sang Ayah menengahi sedangkan Fatimah hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya. Dia tidak berani mengungkapkan pendapatnya

"Ma Pa, Addry telah menikah. Jadi di sini Addry sebagai kepala keluarga untuk keluarga kecil kami. Jadi biarlah Addry dan Fatimah menjalaninya. Sekalian pendekatan.." sungguh jika perkataan Addry itu adalah kenyataan. Pasti Fatimah akan menjadi wanita yang sangat bahagia di dunia ini

Alasannya ingin mengenal lebih dalam lagi satu sama lain. Awalnya ibunda dari Addry tidak setuju dengan keputusan anaknya, tapi setelah di pikir-pikir ada baiknya mereka tinggal di rumah mereka. Agar anaknya itu leluasa tidak merasa di kekang.

"Ah! Kamu bisa aja Nak. Kayak Ayah kamu tau!"

"Ma!.." tegur Ayah

"Iya-iya Yah.."

"Baiklah kami merestui kalian. Karena ini sudah menjadi tanggung jawab kalian masing-masing.."

"Makasih Ma..." ucap mereka dengan serempak

Setelah disetujui, hari itu juga Addry dan Fatimah langsung pindah ke rumah mereka yang bernuansa Eropa

Sesampainya di rumah mereka Addry dengan tega nya meninggalkan sang istri membawa seluruh barang mereka, sedangkan Addry sibuk dengan hp nya membalas chatting and dari sang kekasih

Fatimah dengan ikhlas nya membawa seluruh barang tersebut walaupun dengan sangat kesusahan. Karena ia berprinsip bahwa surga nya ada di suaminya sekarang. Maka dari itu dia ikhlas dalam menjalankannya

Walaupun diantara mereka belum ada cinta. Tapi Fatimah tidak tau saja bahwa Addry suaminya itu telah memiliki kekasih, jauh sebelum dia hadir. Ia hanya beranggapan jika sifat Addry tersebut disebabkan karena belum terbiasa kepadanya. Akibat pemaksaan dalam pernikahan ini

Setelah selesai beberes. Fatimah langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena badannya sudah lengket semua. Saat ia ingin beristirahat kan badannya karena terasa pegal membersikan rumah dan membawa barang yang banyak tadi. Membuat badannya serasa remuk redam

Belum sampai di bibir ranjang. Ada suara bariton yang menghentikannya. Ia pun menoleh ke pintu kamar. Dimana sang suami datang mendekatinya

“Enak sekali ya kamu, tidur di kamar saya. Keluar kau !” ucapnya dengan keras

“Tapi mas, kita kan suami istri. Kenapa harus pisah kamar mas?” ucap Fatimah dengan bingung walaupun sedikit takut

“Heh siapa yang menganggap kau sebagai istriku…”

“Kau hanya pembantu di rumah ini…” lanjutnya dengan berkata sangat menyakiti hati Fatimah. Hingga membuat Fatimah tidak kuasa menahan tangis nya.

Biasanya kalau pengantin baru, mereka pasti akan menghabiskan malam ini dengan sangat bahagia, sedangkan dia malam ini hanya penuh dengan deraian air mata sebagai saksi bisu sakitnya ucapan yang keluar dari mulut suaminya ini

Semenjak itulah mereka tidur di kamar yang terpisah

BAB 1

Sesudah shalat subuh, seorang wanita cantik yang berjilbab sudah berkutat di dapur. Demi membuat sarapan sang suami sebelum ia berangkat kerja

Setelah selesai dengan hidangannya. Ia pun menata nya di meja makan. Karena telah selesai Fatimah langsung berjalan menaiki anak tangga untuk keatas, menuju kamar sang suami

Tok tok….

“Assalamualaikum..”

“Mas bangun udah jam 6 lewat mas. Nanti telat kerjanya…”ucapnya dengan penuh kelembutan

Sedangkan didalam orang yang dibangunkan, masih tertidur pulas nya. Tidak mendengar suara yang memanggilnya di depan pintu kamarnya

Karena masih belum ada jawaban. Fatimah pun memutuskan untuk mengetuk nya sekali lagi. Fatimah tidak ingin suaminya terlambat kekantor

Tok tok…..

“Mas bangun sudah siang, nanti telat kamu nya ” ucapnya sekali lagi

Kalau di tanya kenapa Fatimah tidak membangunkan subuh untuk suaminya agar menjalankan kewajibannya. Dulu pas baru nikah memang Fatimah pernah ada beberapa kali membangunkan suaminya. Tapi apa yang ia dapat hanya kata-kata kasar yang keluar dari bibir suaminya

Sehingga ia memutuskan untuk tidak membangunkannya lagi. Kecuali pas hari kerja

“Ish berisik tau nggak…” ucapnya sambil melempar bantal yang dipakainya tadi lantaran kesal dengan orang yang

membangunkannya

“Maaf mas..” ucapnya dengan lirih

Setelah selesai dengan tugasnya yaitu membangunkan suaminya. Ia pun pergi ke halaman depan rumah untuk menyiram tanaman nya. Sebelum dia berangkat kuliah. Fatimah memang masih  kuliah tapi sudah semester akhir. Bisa dikatakan lagi sibuk menyusun skripsi

Sesudah menyiram tanaman. Fatimah pun masuk lagi kedalam rumah. Ia ingin melayani suaminya sebelum sang suami berangkat

Fatimah pun langsung menuju dapur dan mencuci tangannya terlebih dahulu. Ia pun langsung menyiapkan piring untuk suaminya dan dia. Setelah selesai tak lama kemudian sang suami pun turun

Addry telah tampan dan rapi dengan setelah kantornya itu

“Mas makan dulu yuk! Sebelum berangkat kerja..” ucapnya dengan senyum manis yang ia berikan kepada sang suami

Tapi Addry tidak menjawabnya. Ia masih sibuk dengan urusannya dengan hpnya itu

“Mas makan yuk!..”sekali lagi Fatimah mengajak Addry untuk makan

“Kalau lapar ya makan, enggak usah ngajak saya..” ucapnya dengan tersenyum sinis

“Tapi mas kan nanti kerja. Lebih baik makan dulu terlebih dahulu mas. Lagian tadi Fati masak kesukaannya mas..” dengan lembut dan sabarnya ia mengahadapi sifat suaminya

“Kau ini tuli yaa….” Ucap Addry dengan nada yang sangat keras. Sampai-sampai Fatimah menutup telinganya

“Sampai kapan pun saya tidak akan pernah makan masakan kau itu…”

“Hehh buat saya jijik saja. Minggir kau…” sambil menyenggol Fatimah dengan kencang. Sehingga menyebabkan Fatimah terduduk di lantai. Tapi Fatimah masih dengan senyum manis nya yang ia tampilkan kepada suaminya. Walau sifat suaminya itu sangat menyakiti batinnya

“Maaf mas kalau Fati, menghalangi jalannya mas..”

Setelah selesai memakai sepatuhnya Addry pun hendak pergi. Tapi Fatimah memanggilnya

“Mas, maaf kalau Fatimah lancang. Izinkan Fati mas....”ucapnya sambil mengambil tangan suaminya dan ia pun langsung menciumnya

“Hati-hati mas…” ia pun menunggu sampai mobil suaminya tidak terlihat lagi

Didalam mobil, Addry pun langsung mengambil semprotan untuk tangan dan tisu. Setelah itu ia langsung membersikan tangannya. Ibarat Fatimah yang mencium tangannya tadi. Seakan ia habis melakukan pekerjaan yang kotor. Sampai-sampai harus di bersihkan

Kegiatan itu pun tak luput dari penglihatan sang asisten pribadinya yang bernama Tomi Rahardi

Kasian sekali Nyonya Fatimah. Sampai sekarang belum juga di lirik malah disakiti ucap batinnya yang sangat kasian dengan nasib Fatimah

Karena merasa ada yang memperhatikan Addry pun langsung melihat ke spion didalam mobil dan benar saja

“Jangan mengumpat, kerjakan apa yang menjadi pekerjaannya kau..” ucapnya dengan sinis

“Maaf tuan…” ucap Tomi sambil menundukan kepala

Sedangkan didalam rumah, setelah kepergian sang suami. Fatimah pun langsung menangis. Karena sifat suaminya itu tidak berubah. Walaupun mereka sudah 4 bulan menikah

Tidak merubah sedikit pun sifat suaminya. Dia sangat ingin memiliki suami yang selalu mencintainya. Ya walaupun belum bisa mencintai, setidaknya menghargai. Tapi Fatimah selalu menyiapkan hatinya dengan setiap perlakuan Addry kepadanya. Dia tak bosan-bosannya berharap. Semoga cobaan dan ujian ini cepat berlalu

Ya Allah maafkan hamba. Yang selalu mengeluh dengan ujian yang Engkau berikan kepada hamba ini ucapnya dengan berderaian air mata, tapi ia yakin bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambaNya dan ia juga yakin pasti akan indah pada waktunya

BAB 2

Setelah selesai menangis tadi Fatimah pun memutuskan untuk kekampus. Ia ingin cepat cepat lulus agar ia cepat mendapatkan pekerjaan. Kalau dipikir kenapa Fatimah harus kerja karena Addry cuma memberinya uang untuk

sebesar Rp. 500.000-,. Per bulan . uang segitu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-harinya saja

Sedangkan untuk kebutuhannya ia harus memakai uang tabungannya sewaktu ia belum menikah dulu

Sesampainya di kampus. Fatimah langsung disambut oleh sahabatnya itu yang bernama Dinda Marini

“Ahh sekian lama, aku menunggu mu Fati ternyata kamu datang juga. Kukira tadi nggak ngampus..”ucapnya dengan tersenyum

“Hemmm Assalamuallaikum..” ucapnya dengan geleng-geleng kepala karena Dinda langsung nyerocos saja

“Waallaikumsalla..” ucapnya sambil memukul sedikit kepalanya karena ia sering sekali lupa dengan mengucapkan salam

“Sudah ayo kita masuk dulu…”

“Hahh iya-iya Fati, ayoo…”

Setelah selesai dengan urusannya, Fatimah dan Dinda pun telah berada di parkiran motor. Fatimah memutuskan untuk pulang

“Fati, ayo naik motor aku saja…” dengan menawarkan tumpangan ke Fatimah

“Oh nggak usah Din, aku naik angkot aja…”

“Kau bilang tadikan ada urusan juga…” lanjut Fatimah

“Tapi kan cuma kau sendiri yang nunggu angkotnya Fat..”

“Nggak papa kok Din, sudah jangan mikirin aku. Cepat kau pergi, ibu kau pasti nunngu untuk kerumah sakit..” ucapnya dengan tersenyum manis ke sahabatnya itu

“Yasudah kalau kau tidak mau Fat, aku jalan dulu ya..”

“Iya hati-hati..”

“Assalamuallaikum..” ucap Dinda

“Waalaikumsalam…” balas Fatimah dan Dinda pun langsung pergi setelah mendengar jawaban dari Fatimah. Setelah kepergian Dinda. Fatimah pun langsung berjalan menuju tempat menunggu angkot

Sedangkan di kantor, tempatnya di ruangan Presdir. Ada dua orang yang sedang bermesraan di sofa dalam ruangan tersebut

“Sayang, kamu belum pernahkan menyentuh istrimu itu…” ucap perempuan sambil menggambar-gambar di telapak tangan laki-laki tampan itu

“Tidak akan pernah sayang…” ucap laki-laki dengan tegas

“Awas ya kalau kamu menyentuhnya, aku nggak akan mau lagi sama kamu..” ucapnya dengan mengancam

“Ya, jangan pergi dong sayang..” masih sibuk dengan memainkan

rambut

“Makanya jangan pernah menyentuhnya..”

“Iya sayang, kamu sih kapan mau menikah dengan ku?”

“Hemm nanti ya sayang, soalnya aku sekarang lagi sibuknya dengan karirku..”

Setelah selesai pembicaran mereka. Ntah apa yang mereka berdua lakukan, hanya mereka dan yang diataslah yang tau

Sedangkan dirumah, seorang perempuan masih sibuk dengan urusan rumah. Sekarang iya lagi bersih-bersihkan rumah. Setelah selesai ia pun memutuskan untuk masak karena jam sudah menunjuk jam 5. Sebentar lagi sang suami akan pulang

Fatimah tidak pernah bosan membuat makanan untuk sang suami. Walaupun Addry tidak akan pernah menyentuh apa lagi memakan masakannya ini, baginya prinsipnya ia harus berbakti, menurut dan yang terpenting harus melayani sang suami dengan baik. Karena surganya ada pada suaminya

Kembali lagi di kantor, sekarang Addry sedang memakai jasnya kembali, sebelum ia pulang

Tok tok….

“Tuan mari….” Ucap Tomi setelah melihat atasannya telah memakai jasnya. Tomi pun membukakan pintu untuk Addry keluar

Mereka pun langsung menuju ke mobil, setelah turun dari ruangan Addry menggunakan lift. Sedangkan dirumah Fatimah sudah selesai mandi setelah selesai masak tadi

Setelah selesai, ia pun melihat dirinya di cermin untuk melihat penampilannya. Memang Fatimah tidak memakai bedak-bedak mahal. Ia cuma memakai bedak my baby dan memakai sedikit lip lam

Puas dengan penampilannya, Fatimah pun menuju teras rumah untuk menunggu sang suami pulang kerja. Walaupun pada akhirnya pasti akan menyakiti hatinya karena sifat sang suami yang tak pernah mau melihat perjuangannya selama ini. Tapi Fatimah masih terus dengan sabarnya mengahadapi ini semua

Senyum Fatimah tak pernah pudar. Ia duduk di teras melihat orang yang berlalu lalang dijalan. Tak lama kemudian terlihat mobil Addry telah memasuki perkarangan rumah

Fatimah pun langsung berdiri dari tempat duduknya. Ia langsung memasang senyuman manisnya kepada sang suami yang baru keluar dari mobil dan diikuti oleh sang asisten pribadi suaminya itu

“Assalamuallaikum mas..” sambil menjulurkan tangannya untuk menyalami suaminya ini, tapi Addry malah pergi begitu saja. Tanpa menjawab salam dari istrinya, apalagi memperdulikan Fatimah

Fatimah pun hanya tersenyum sambil memandang punggung suaminya sampai tak terlihat lagi. Setelah sadar dari lamunannya. Fatimah pun menoleh kebelakang, ia lupa bahwa asisten pribadi suaminya tadi masih di belakangnya

Ya allah kasian sekali Nyonya Fatimah, sampai kapan tuan bisa melihat. Bahwa Nyonya Fatimah ini adalah wanita yang baik yang masih bisa tersenyum. Walaupun hatinya sakit. Semoga Nyonya nanti bisa bahagia pada waktunya.. Aamiinn ucap batinnya sedih memandang Fatimah

“Astaghfirullah, maaf pak Tomi. Saya lupa bahwa pak Tomi masih disini..”

“Sini pak, biar saya saja membawanya. Bapak bisa pulang..”

“Ahh iya, ini nyonya..” Tomi pun memberikan tas kerja Addry kepada Fatimah

“Kalau begitu saya pulang dulu nyonya, Assalamuallaikum..”

“Waalaikumsallam….”

Setelah kepulangan Tomi, Fatimah pun langsung menutup pintu rumahnya dan menuju kamar suaminya yang terletak di lantai 2

Tok tok….

“Mas ini Fatimah, Fati ingin menaruh tas kerjanya mas…”

“Iya masuk saja..” ucapnya dengan teriak

Ceklek..

Pintu pun terbuka, Fatimah pun masuk. Ia melihat kiri kanan, tapi sang suami tak terlihat. Fatimah pun langsung menaruhnya di meja yang ada di kamar suaminya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!