NovelToon NovelToon

Penyesalan Suami : Psychopath Husband

Awal kesakitan!..

Plakkk.

Suara tamparan yang menggema diruangan luas yang tampak ramai itu, Tubuh indah wanita cantik dengan rambut sepinggang itu tampak tersungkur dengan sisa memar di bibirnya.

"Apa kau sudah gila ha?" bentak Tuan Mahardinata menyala-nyala, ia tak habis pikir pada Shena putrinya yang ternyata sudah menikah dengan seorang pria yang sampai sekarang tak pernah menemuinya.

"Ayah!!" Ibu Suzan yang menangkap tangan suaminya yang ingin kembali menampar Shena.

"Kenapa kau malah membela Wanita hina ini! jangan-jangan dia memang sudah kotor sejak lama!"

"Tidak!!!"

Shena yang menagispun semakin terisak mendengar ucapan ayahnya, ia baru saja pulang untuk menerangkan segalanya tentang kejadian itu, tapi, para sepupu dan adiknya tak membiarkan ia bicara.

"Kau masih bisa menjawab ha?"

"Ayah! Shena tak pernah ingin menikah diam-diam! Shena hanya..!"

"Hanya membohongi kita semua!"

Anjani yang merupakan Adik dari Shena pun menjawab lantang, ia sangat membenci Shena yang lebih sempurna darinya itu, bahkan, Shena lebih dari segi apapun dibanding dirinya.

"A..Adik hiks! sumpah Kakak tak pernah berniat begitu! Kakak..!"

"Ayah! kalau dia masih ada disini, maka aku tak ingin tinggal di rumah ini!"

Duarrr..

Shena semakin tersambar petir, ia menatap sendu wajah ayahnya yang selama ini menyayanginya lebih dari apapun, tatapan yang dulunya sendu dan penuh kasih sayang itu berubah menjadi jijik dan tak ada cinta atara ayah dan anak didalamnya.

"Mulai sekarang! kau bukan lagi putriku!"

Deggg..

Shena meneggang ditempatnya dengan Ibu Suzan yang luruh disamping suaminya, wanita paruh bayah itu tak sanggup menahan rasa sakit akan apa yang menimpa putrinya.

"A..Ayah hiks! Aku mohon jangan berkata seperti itu hiks, Shena bisa jelaskan ayah!"

"Pergi dari sini!"

"Ayah!!"

"Pergi dari sini!!!!" bentak Tuan Mahardinata keras begitu menggelegar, pria itu melangkah pergi mengambil Koper Shena dan melemparnya keluar.

Ibu Suzan hanya bisa menangis menatap iba putrinya, ia yakin Shena tak akan berbuat serendah itu, ia tahu sifat putrinya.

"Jangan hiks! aku mohon jangan usir putriku!"

"Jika kau ingin ikut bersamanya, maka pergilah!"

Shena menggeleng menatap ibu nya yang terlihat tak mempertimbangkan lagi, wanita itu bangkit dan melangkah mendekati Shena.

"Ibu ikut!"

Anjani dan Fasnya pun mengetatkan rahangnya erat, Wanita itu selalu membuat ulah dan mengambil segalanya.

"I..Ibu!"

"Ibu ikut Nak! Hiks, kau tak boleh keluar sendirian lagi!"

Shena menggeleng lemah, ia memeluk wanita itu penuh kasih sayang, dengan tetesan air bening yang terus keluar.

"Ibu tak boleh pergi!"

"Tapi..!"

"Ibu!"

Shena menangkup pipi wanita itu lembut dengan senyuman cantiknya yang begitu memikat, ia selalu mengatakan kalau ia baik-baik saja lewat lengkungan indah itu.

"Shena kuat bu! Shena terbiasa hidup diluar, Ibu punya ayah dan Adik Shena yang lain. mereka butuh ibu!" ucapan bijak wanita mampu membuat hati siapapun luluh.

Tuan Mahardinata mengepalkan tangannya erat menahan gejolak rasa yang membuncah didadanya, ia sangat menyayangi Shena, tapi dengan Berita Pernikahan itu membuat ia tak bisa tinggal diam.

"Ayah!"

Tuan Mahardinata melengos kan wajahnya ketempat lain, ia tak sanggup menatap wajah penuh luka Putrinya, Pelayan dan para anggota Mashion lain juga terlihat menangis menatap apa yang terjadi pada Nona Muda berhati malaikat itu.

"Ayah!"

Shena ingin mengambil tangan pria itu tapi, sayangnya, Tuan Mahardinata menepisnya kasar membuat kedua manusia dibelakang sana tersenyum senang.

"Ayah jangan lupa minum obat! jangan terlalu lelah bekerja, ini!"

Shena menyerahkan bungkusan kotak yang ia ambil dari Kopernya, Tuan Mahardinata masih setia dengan wajah dinginnya.

"Shena tak masalah jika Ayah membenci Shena! jangan tolak obat yang Shena cari untuk ayah, anggap saja ini..!"

Shena terhenti sejenak menghela nafas lembut, ia harus menormalkan suaranya yang mulai bergetar.

"Anggap saja ini salam terakhir dari Shena ayah!"

ucap Shena menyerahkan benda itu cepat dan menyeret kopernya pergi, mereka hanya bisa meneriaki nama Sang Malaikat itu.

Shena hanya memberi senyuman cantiknya membuat mereka bertambah luruh.

"Shena!!!! hiks, jangan tinggalkan ibu Nak!!"

teriak Ibu Suzan histeris, ia dipeggangi Tuan Mahardianata yang tak sanggup lagi menahan rasa sesak menatap kepergian putrinya.

"Shena!!!"

"Sudahlah sayang!"

"Kembalikan putriku!" bentak Nyonya Suzan menatap tajam suaminya, ia tak perduli lagi dengan citranya yang begitu lembut, sekarang begitu menggila akan masalah yang tak pernah usai ini.

"Sa..Sayang!"

"Aku mohon kembalikan Shena ku! hiks, aku mohon!"

Nyonya Suzan luruh dipelukan suaminya, Anjani dan Fanya terlihat saling pandang begitu geram.

........

Satu Tahun Kemudian..

Senyuman indah itu begitu memabukkan, netra indah kecoklatannya terlihat berbinar bukan main, tangannya meliuk memberi sentuhan terakhir pada tatanan makanan yang ia buat dengan sangat penuh rasa dan cinta.

Tubuh indahnya berjingkrat beberapa kali lalu menghapus lelehan keringat yang terus keluar akibat wajan penggorengan yang panas menyengat. Tapi, ia tak perduli yang ia tahu, masakannya yang ia buat ini harus dicicipi Pangeran tampan yang mendapat hatinya itu.

"Nyonya! Biarkan kami yang melakukannya!"

"Tidak usah! I can do it!"

"Ok Nyonya!"

Dialah Shena Shanya Mahardinata, seorang wanita berkebangsaan timur yang memiliki paras bak seorang ratu Yunani, wajahnya sangat cantik dengan bulu mata lentik dan mata bulat imutnya, tatapan Netra indah itu selalu sendu membuat siapa saja damai karnanya.

"Jam berapa ini Nani?"

"Jam 8 malam Nyonya!"

"Hm! baiklah, kalian bisa istirahat!" ucap Shena lembut dengan senyuman cantiknya, lesung pipit di pipi wanita itu tampak manis dengan gigi putih tertata rapi.

Sungguh, ia bukanlah orang Meksiko asli, dia adalah bangsa Asia yang mengadu nasib di negara orang.

"Senor tak pernah pulang jam segini, memangnya Senor kemana?"

"Sutt! diamlah, Kau bisa di bunuh Senor!"

Para Maid itu melangkah pergi meninggalkan Shena yang duduk diatas meja makannya. Ia beberapa kali melihat jam yang ada di pergelangan tangan mulusnya.

"Apa Vian masih kerja? tapi, ini sudah jam setengah 9!" gumam Shena begitu letih, tapi ia tak pernah menduga apa yang terjadi, ia hanya ingin setiap masakannya dicicipi pria tampan itu.

"Nyonya! anda istirahat saja, biar kami yang berjaga!"

Pelayan yang tadinya mengintip pun kembali datang karna tak Tega dengan Shena.

Shena hanya membalasnya dengan senyuman. Ia menggeleng yakin dengan tubuh yang tegak kembali.

"Tidak usah! Nani bisa istirahat, kalian sudah bekerja sejak pagi!" tolak Shena lembut.

"Tapi, sedari pagi kami hanya membantu sedikit saja Nyonya, selebihnya anda yang mengerjakan!"

"Tidak apa! selagi aku bisa, akan ku kerjakan!" ucap Shena meyakinkan.

Mereka hanya bisa pasrah lalu pamit pergi, begitulah Nyonya cantik satu ini, tak pernah mau terlihat lemah dan selalu bisa dalam berbagai hal.

Vote and Like Sayang..

Siapa Ket?

Langkah besar kaki pria itu begitu cepat menapaki satu persatu anak tangga menuju Manshionnya ia beberapa kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dengan wajah yang berubah mengeras.

"Shitt! ini sudah jam 11!" gumam Vian sedikit khawatir, Asisten Roman yang memikuti langkah Tuannya hanya diam dengan wajah yang datar, sejujurnya hatinya mencolos membayangkan siapa yang setiap hari menunggu kedatangan Pria ini.

"Kau pergilah pulang! ingat, hapus semua jejakku!"

"Baik Senor!"

Vian melanjutkan langkahnya dengan Asisten Roman yang berbalik pergi, pria itu tak ingin ikut campur lebih dalam lagi.

"Senor!!" Para pelayan yang menghampiri Vian didepan pintu utama sana, namun. tatapan pria itu lansung tertuju pada Tubuh Molek wanita yang berpangku tangan diatas meja makan sana dengan wajah yang tersuruk.

"Sejak kapan dia disana?"

"Nyonya tadi memasak pukul 6 hingga setengah delapan Senor! dia menunggu anda sedari tadi!"

Hati Vian mencolos, ia sedikit bergetar membayangkan, betapa tulusnya Cinta seorang Shena padanya.

"Pergilah!"

"Baik Senor!"

Vian menghela nafas berat, ia melangkah mendekati meja makan sana dengan jantung yang tak bisa diam, kapan ia akan tahan membentengi dirinya terus menerus dari Ketulusan cinta istrinya sendiri?

"Shena!"

Vian menepuk punggung wanita itu pelan, Shena tak merespon sedikitpun karna ia sudah sangat ngantuk dan lelah.

jari Vian terangkat menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Shena, ia tertegun menatap dalam pahatan sempurna itu.

Bibir mungil berisi, bulu mata lentik dengan rahang tirus dan putih, alisnya saja sudah seperti semut beriring dengan bibir merah delima yang seakan menariknya untuk melabuhkan kecupan lembut.

"Kau sangat cantik Shena, Kau polos, lembut dan keibuan, kau wanita sempurna yang begitu mencintai Suamimu!" gumam Vian lirih, begitu beruntung siapa yang memiliki wanita ini.

Tapi bukanlah dia, karna sedari awal, Pernikahan ini hanya sekedar Rencana saja untuk menghambat langkah Shena untuk berkarya mengguncang Dunia Fashion.

"Maafkan aku jika aku terlalu Munafik!" gumam Vian lalu mengecup kening wanita itu lembut, ia sudah memiliki Kekasih, dan tentu ia tak ingin menghianati Kekasihnya itu.

"Emm, Sayang!" suara serak wanita itu bergumam terbangun saat merasakan belaian tangan besar Vian diwajahnya, ia mengangkat kepalanya dari tumpuan meja.

Alangkah senangnya wanita itu melihat siapa yang sudah berada dihadapannya.

Grepp..

"Sayang! kau kenapa selalu pulang Tengah malam? apa banyak pekerjaan?" tanya Shena seraya memeluk tubuh gagah pria itu.

"Hm yah! Kau tentu tahu aku tak punya waktu banyak dirumah!"

Shena menghela nafas halus, sebenarnya ia kesepian, ia tak pernah keluar Mashion sama sekali karna Vian pasti melarangnya, ia menurut akan hal itu, tapi, ia tak tahan jika pria ini selalu sibuk.

"Sayang!"

Vian meneggang saat belaian tangan lembut itu mengelus dada bidangnya abstrak, inilah yang harus ia tahan, kobaran hasrat yang selalu muncul setiap bertemu dan bersentuhan dengan Shena.

"A..aku lelah!"

"Apa ada masalah?" lirih Shena sedikit kecewa, sudah satu tahun mereka menikah, tapi Vian tak pernah menyentuhnya, ia bingung, apa dia begitu menjijikan atau tak menarik sama-sekali?

"Aku hanya lelah!"

"Tapi..!"

"Shena!!" tekan Vian sedikit menggeramkan suaranya, Shena terlihat tertegun menatap wajah tampan suaminya, tatapannya selalu sendu membuat Vian tak tahan bersitatap lama.

"Apa kau sudah makan, sayang?"

"Sudah!"

"oh! baiklah, ayo kekamar!"

Shena menatap hampa deretan masakannya yang sudah dingin, ia hanya bisa pasrah dan menggandeng Vian kekamar mereka.

"Apa yang tadi kau yang memasak?"

"Hmm Tidak! aku hanya membantu Nani saja!" ucap Shena sedikit mengelak, ia tak ingin memaksa Vian untuk memakan masakannya yang mungkin tak disukai pria itu.

Vian hanya diam dengan perasaan rasa bersalah yang mendalam, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, ia memiliki Kekasih sebelum Shena, bahkan pernikahan ini hanya sekedar jebakan dari wanita itu.

"Sayang! lain kali kau jangan terlalu giat bekerja, kau harus perhatikan juga kesehatanmu!"

"hm, Yah!"

Shena melepas pakaian Vian yang biasa ia lakukan setiap mengurus pria ini, namun, ia harus menahan keinginan dan sentuhan karna Vian tak mungkin mau melayaninya.

"Air hangatkan sayang?" tanya Shena menyetel air di Shower sana, Vian hanya diam dengan tubuh yang panas dingin disentuh tangan lembut itu.

"Yang dingin!"

"Tapi ini sudah malam sayang! kau bisa masuk angin!"

Ucap Shena seraya mengambil handuk dan Peralatan mandi suaminya, ia sangat teliti dalam memeriksa suhu air karna takut ini kepanasan.

"Sini sayang!"

"A..Aku bisa mandi sendiri!"

"Sayang! ayolah, ini tugasku!"

Vian yang hanya memakai Boxer itupun hanya bisa pasrah dikeloni wanita ini, ia duduk diatas kursi di bawah Sower sana dengan wajah yang lansung berhadapan dengan perut datar Shena yang hanya memakai Gaun malamnya yang sangat tipis dengan seutas tali di bahunya membuat Vian panas dingin.

"Apa panas?"

"Tidak!"

Shena mengangguk, ia memeggang Sower itu dengan satu tangan dan tangan satunya mengkramasi rambut suaminya.

"Heyy!" pekik Vian saat Shena mengecup puncak kepalanya membuat ia meleleh akan perlakuan memabukan wanita ini.

"Baunya harum!"

"Ta..Tapi jangan dicium!"

Shena hanya mengulum senyum geli, setidaknya Vian tak sedingin tadi padanya.

"Angkat tangannya anak Momy!"

"Kau menggelikan.sayang!" ucap Vian akhirnya meloloskan kata itu membuat Shena begitu bahagia.

"Kan memang anak Momy! ayo, mana keteknya, hm?"

Shena menyabuni dan menggosok tubuh pria itu lembut, Vian hanya bisa pasrah dengan kedua tangan yang membelit pinggang ramping itu.

"Yang ini biar aku saja!"

Shena mengangguk patuh saat Vian kembali mengambil Shower dari tangannya, mungkin Vian masih malu untuk menunjukan benda besar itu? pikir Shena yang menduga baik saja.

"Aku tunggu diluar ya. sayang?"

"Yah!!"

Shena melangkah keluar, ia lansung menuju ke ruang ganti karna Tubuhnya juga basah, ia mengantinya dengan Lingerie seperti biasa karna ia tak biasa tidur dengan pakaian tertutup.

Drettt..

Ponsel Vian berbunyi, Shena menghentikan langkahnya sejenak menatap benda pintar Suaminya itu berdering.

"Siapa yang menelfon jam segini?"

Gumam Shena bingung, ia ingin memberi tahu Vian tapi mungkin saja Pria itu sedang mandi tak ingin di ganggu.

"Sayang!!!" teriak Shena, tapi Vian tak mendengarnya karna suara Shower yang cukup deras.

"Aku angkat saja ya?" gumam Shena lalu mengambil benda itu, ia menautkan alisnya bingung melihat nama yang tertera disana.

"Ket!"

Apa ini Klien kerja Vian? atau ini Temannya Vian?

"Hello!"

Tak ada jawaban dari seberang sana, Shena sedikit bingung akan hal itu.

"Hello Mis! Are you ok?"

Tuttt..

Suara lembut Shena malah membuat si Penelfon mematikan sambungannya, Shena hanya menggeleng saja.

"Ada apa sayang?" tanya Vian yang baru keluar dengan handuk yang menutupi bagian inti pria itu.

Shena meneggang ditempatnya, ia berusaha menormalkan aliran darahnya, begitu juga Vian yang menegguk ludahnya kasar melihat bentuk tubuh Shena yang membuat ia mendesir kuat.

"Ta..Tadi ada yang Telfon!"

"Si..Siapa?"

"Ket!"

Deggg..

.......

Vote and Like Sayang..

Beri aku kesempatan!..

Suara perdebatan dua manusia itu terlihat meruak disebuah ruangan tertutup yang hanya didiami satu orang pria.

Ia tampak menghela nafas beberapa kali untuk melembutkan suaranya yang hampir saja ingin membentak Wanita itu.

"Sayang! kau tak seharusnya menelfonku jam segini, kau tentu tahu kalau Shena tak akan tidur tanpa aku!"

"Oh! kau sekarang sudah mau mencintainya ha?"

"Ket! kau yang menyuruh aku melakukan Pernikahan ini, bahkan, kau yang merencanakan semuanya, jadi jangan mendesak lebih dari ini!" ucap Vian sudah lelah, ia tak habis pikir dengan Ketty yang tak juga puas menyiksa Shena melalui dirinya dalam satu tahun ini.

Wanita itu sama sekali tak menyadarinya karna Vian adalah orang yang sibuk, tentu wanita lugu itu tak akan bertanya banyak.

Apalagi dengan jalan pernikahan mereka hanya karna Keterpaksaan saja.

"Tapi! aku takut kau jatuh cinta padanya hiks!"

Isakan Wanita itu membuat Vian bertambah pusing, tapi ia juga tak tega, walau bagaimanapun Ketty adalah kekasihnya.

"Sayang! aku tak pernah melakukan hal lebih bersamanya, kau tenang saja!"

"Dia itu licik Sayang, dia bisa saja melakukan hal yang sama saat yang dulu aku lakukan padanya!"

Vian terdiam, jujur, selama ini ia merasa bahwa Shena sangatlah lembut dan tulus, wanita itu tak berniat apapun padanya, Shena selalu berusaha mendapatkan hatinya dengan cara yang wajar dalam tali ikatan rumah tangga.

"Aku rasa kau salah!"

"Vian sayang! ingatlah, Perjanjian kita sedari awal, kau Menikah dengannya itu hanya karna Rencanaku saja, buat dia terus mempertahankan rumah tangga kalian, lalu kita hancurkan hatinya bersama sayang!"

"Hmm! Sudahlah, ini sudah larut! kau bisa tidur sayang!"

"Tapi kau janji jangan macam-macam!"

"Baiklah. kau bisa peggang janjiku!"

"Bay Honey! Umuahhh!"

"Selamat malam!"

"Kauu..!"

Tuttt..

Vian mematikan sambungannya cepat sebelum Ketty bicara, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki.

Kenapa Ketty sejahat itu? apa wanita itu salah menduga tentang Shena? atau memang benar kalau Shena itu wanita licik?

"Aaaa sialan!" geram Vian mengacak rambutnya frustasi, kepalanya berdenyut memikirkan masalah ini.

"Ket bilang, Shena itu wanita yang licik yang sering mengambil Desain bajunya, tapi yang aku lihat selama ini, dia tak seburuk itu!" gumam Vian memijat pelipisnya bingung.

Tok..Tok..

"Sayang!!" suara lembut wanita yang sudah biasa mengalun ditelinga Vian-pun menyadarkan lamunan pria itu.

"Masuklah!"

Pintu itu terbuka, terlihat Shena yang melangkah pelan dengan sangat anggun kedalam Ruang kerja suaminya.

"Kenapa belum tidur?"

"Hm! kau juga belum tidur!"

Vian tak berani menatap Shena yang seperti biasa memakai pakaian yang menonjolkan segala kenikmatan mata dan batin itu, paras Shena yang mempesona membuat Vian selalu susah menahan diri.

"Ayo tidur!"

"Ket itu siapa?" tanya Shena sedikit penasaran, ia berusaha menormalkan detak jantungnya saat tatapan mata pria itu tertuju padanya.

"Memangnya kenapa?"

Shena terdiam, ia menunduk meremas ujung pakaiannya. sungguh, ia tak tahu lagi harus bagaimana mendapatkan hati Vian sedari dulu.

"Vian!"

Shena memeggang tangan Vian yang ingin melangkah pergi, langkah pria itu terhenti dengan tatapan lurusnya.

"Aku ingin bicara!"

"Bicaralah!"

Shena menghela nafas dalam, ia mundur untuk menyamakan posisi tubuh mereka dengan saling berhadapan.

"Bisa kau buka hati untukku?" lirih Shena sendu membuat jantung Vian bergetar, hati pria itu menghangat mendesir halus.

"Aku tahu, Pernikahan ini hanya sekedar Formalitas karna desakan dari semua orang, tapi tak bisakah kau memberi aku kesempatan?" ucap Shena tulus. mau bagaimanapun, ia sudah terlanjur mencintai pria ini, ia tak sanggup jika harus melepasnya.

"Kau mencintaiku?"

Shena mengangguk pasti, tak ada raut main-main atau keraguan sekalipun, bahkan gengaman tangan lembut itu sangat erat seakan ia butuh perlindungan.

"Aku serius! mungkin kau masih belum punya rasa padaku, tapi aku mohon beri aku kesempatan, lagi pula kita sama-sama sendiri!"

Kenapa kau sangat lugu? kau tak berfikir tentang Pernikahan ini, kau tak pernah mencari tahu, siapa yang menjebakmu malam itu.

Pikir Vian merasa sangat bersalah, tapi ia tak berdaya, Ketty adalah kekasihnya yang sudah bersamanya sejak keluar dari keluarga Terkutuk itu, ia tak mungkin meninggalkan wanita itu.

"Aku juga mencintaimu!"

Deggg..

Shena meneggang ditempatnya, ia tak menyangka jawaban yang ia pikir akan butuh beberapa lama lagi akan secepat ini ia dengar.

"Benarkah?" pekik Shena girang, bahkan tubuh keduanya mendempet membuat Vian terbelalak kaget.

Ia rasa hatinya sangat senang melihat lengkungan indah di bibir sexsi itu mekar menunjukan aura dari seorang Shena.

"Yah! aku hanya sibuk, aku tak sempat mengatakannya!"

Vian mengelus pipi lembut itu, hatinya selalu bergetar setiap menatap wajah Shena dan berdekatan dengan wanita itu, makanya ia selalu pergi tak ingin berlama dirumah, ia takut jatuh terlalu curam ke dalam Pesona wanita ini.

"Hm Baiklah sayang! ayo kita tidur!" Shena menggandeng lengan kekar itu untuk kembali kekamar mereka.

Setiap langkah kakinya, senyuman memikat itu selalu mekar membuat Vian meleleh.

"Shena!" lirih Vian tercekat saat pipinya malah di cium mesra wanita itu, ia tak bisa menolak karna tubuhnya tak Munafik.

"Hanya cium pipi sayang! mau cium ini?"

Jari lentik wanita itu menyentuh bibir Vian yang membeku ditempat, tatapan netranya terkunci dengan bibir ranum milik wanita itu.

"Tidak sekarang. sayang!"

ucap Vian mengelak, ia menggendong tubuh molek wanita itu masuk kedalam kamarnya, Shena begitu senang karna ia merasa Vian memang mencintainya.

"Shena!"

"Yah!"

"Tidak jadi!" ucap Vian refleks memeluk tubuh wanita itu, ia begitu menikmati Moment ini, Shena sangatlah manja dan lembut.

ia suka, bahkan rasanya tak ingin lepas sama sekali.

Cup..

"Selamat malam sayang!"

"Hmm! Malam"

Gumam Vian melengkungkan senyumanya, dada bidangnya menjadi bantalan kepala cantik wanita itu.

............

Brakkk..

Lemparan buku-buku yang ada diatas meja kerjanya, serta hamparan rusak kertas yang ia robek karna frustasi.

Netra wanita itu terlihat membara, terbakar panas yang menyulut seluruh jiwanya.cengkraman tangannya menguat di pinggir meja itu.

"Shena!!! Apa lagi yang kau lakukan sekarang?" geram Ketty memporak porandakan kamarnya.

"Kau merusak karirku, hidupku, dan sekarang kau malah mengambil Vianku!!!"

Bentakan wanita itu begitu menggema, ia merobek setiap Desain yang tadi ia rancang, tapi tak ada yang menarik dan bisa dijadikan sebagai Pemenang.

"Belum!" gumam Ketty menatap Foto pernikahan Shena dan Vian yang dilaksanakan dadakan itu, ia tak akan mengampuni Shena secepat ini.

"Belum Shena, Siksaanmu belum berakhir, kau jangan senang dulu!"

ucap Ketty menyeringai licik, ia menyambar tas kecilnya lalu melangkah pergi dari Apertemen yang ia tempati.

Ini tak bisa dibiarkan, Lambat laun Vian juga tak akan tahan jika berhadapan dengan wanita cantik itu.

Vote and Like sayang..

Tentang Masalah Pernikahan Shena dan Vian itu akan author ungkap saat waktu yang telah ditentukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!