Saat jam mulai menunjukan jam sepuluh malam. Suara lantunan musik balet mulai terdengar. Seutas senyum tersungging di bibir Ryo yang mendengar lantunan musik yang ia tunggu.
“hantunya mulai keluar” gumamnya sendiri dan beranjak menuju suara musik terdengar.
Ryo berjalan pelan. Ia ingin melihat gadis balet itu lagi. Gadis balet yang membuatnya penasaran karena keberadaannya yang sekan tak kasat mata.
Aira mulai menari. Ia menarikan tarian odet yang dulu pernah ia mainkan. Tarian dan lekukan yang mulai bergemulai dengan sangat indah.. terus dan terus dimainkan oleh Aira dibawah sorot lampu ruang tari. Fokus cahaya padanya membuatnya menjadi sangat cantik saat gemulai tubuhnya meliuk dengan indah. Meski lama tak bermain balet, namun tubuhnya tetap lentur dan mampu menggambarkan cerita indah dalam setiap gerak tariannya.
Sungguh indah! Puji Ryo dalam hari
Aira terus menari tanpa menyadari sepasang mata yang menikmati tariannya dari sisi gelap ruangan itu. Ingin rasanya Ryo bertepuk tangan saat Aira selesai dengan ringkukan indah. Tapi Ryo menahannya karena gadis itu akan menyadari jika ia sedang berada disana.
Aira seakan kehabisan nafas setelah selesai menari balet. Wajahnya terlihat sangat manis saat ia tersenyum sendiri. Senyum kepuasaan atas kemampuan yang masih bisa ia lakukan.
Aira mengambil botol jus sirsaknya yang masih utuh. Menikmati jus dengan nikmat disela rasa hausnya. Ia sejenak melihat botol itu. teringat pada Bams yang memang melupakannya. Ia kembali ke tengah ruangan. Lagu boys pun mulai melantun. Kini ia menari dengan bebas, menari layaknya dancer dancer Boys yang selama ini latihan di ruangan itu. Bahkan ia menari seakan ada seseorang yang menemaninya. Ryo yang melihat Aira yang menarikan tarian mereka mencoba mengingat wajah wajah yang telah ia kenal.
Masa dia dancer Boys? Tapi aku tak pernah melihat gadis ini! Gadis ini bukan anggota grup dancer Boys! Benak Ryo masih menikmati tarian Aira.
Ketika Aira melakukan spin dance saat musik terakhir, tariannya terlihat sangat indah karena ia memadukan balet dan tarian modern pada gerakannya. Saking menikmati tarian Aira, Tanpa sadar Ryo mendekatinya. Saat ia berjalan menuju Aira, Aira hanya terlalu asyik dengan tariannya dan tanpa menyadari ada seseorang yang mendekat. Ketika Aira terhempas ke arah sisi gelap ruangan itu, tepatnya ke arah Ryo yang masih berada di sana, Sontak Ryo menangkap tubuh Aira yang terhempas ke arahnya.
Kini Aira pun dalam dekapan Ryo. Aira masih ngos ngosan karena tarian yang baru ia lakukan. Ia masih berusaha mengatur nafasnya. Ia baru menyadari ada seseorang yang menangkap tubuhnya yang terhempas, ketika Aira mendongak ke arah wajah yang saat ini mendekapnya. Wajah Aira dan lelaki itu pun menjadi sangat dekat.
Keringat yang memenuhi wajah Aira justru membuat Aira terlihat segar di mata Ryo. membuat Ryo seperti terbius, melihat jauh ke dalam mata Aira yang membulat indah dibawah remangnya cahaya lampu. Tiba tiba jantungnya berdetak kencang. Ia melihat bibir Aira yang ranum dan basah, hingga Ryo mendaratkan bibirnya mencium bibir Aira, terus mengecup bibir Aira yang terasa manis seakan menikmati ciuman itu.
Sontak Aira mendorong tubuh Ryo dengan keras membuatnya menjauh darinya. Aira baru sadar bahwa sosok yang barusan menciumnya adalah Ryo. Aira yang dari tadi kehabisan nafas karena latihan, kini seakan benar benar kehabisan nafas karena amarah. Bagaimana tidak, ciuman pertamanya justru diambil oleh orang yang tidak ia sukai.
Cowok berengsek!! benak Shinta
Ryo mendekat lagi menuju Aira yang masih mengatur nafasnya.
PLAKKK!!!
Tamparan itu jatuh di pipi kiri Ryo dengan Sangat keras dan terasa panas. Bukan senyuman senang atau malu malu yang Ryo dapati, tapi tatapan penuh kebencian dari Aira.
Aira menyapu kasar bibirnya dan beranjak mengambil tas dan jaketnya.
Ryo sangat kaget dengan reaksi gadis itu. bagaimana mungkin gadis itu marah saat seorang bintang sepertinya yang menciumnya? Biasanya setiap gadis yang ia cium, justru akan senyum senyum karena senang, dan kadang bahkan mereka menyodorkan tubuh mereka untuk Ryo, bukan menampar seperti saat ini.
Aira mengambil tas dan jaket miliknya dengan kasar. Ia pergi dari sana. Sedang Ryo masih terpaku karena kejadian itu. Hal seperti ini adalah hal yang tidak pernah terjadi dan tidak pernah ia bayangkan. Sejenak ia menggelengkan kepala, mencoba mengembalikan kesadarannya. Ia merasakan kembali bibirnya, Ada aroma sirsak dan masih tersisa rasa manis saat ia kembali menjilat bibirnya.
“manis!” ucapnya tersenyum kembali.
“Dia bukan hantu!” senyumnya dan setelah itu ekspresi Ryo berubah lagi ketika ia merasakan panas di pipi kiri.
“awww!” gumamnya tapi masih tersenyum puas.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
BEBERAPA BULAN SEBELUM CIUMAN ITU
Aira mengayuh sepeda dengan cepat. Ia takut hari ini terlambat lagi. Kemarin sepeda yang mulai tua itu kembali rewel. Hari ini pun kembali terjadi. Ia berlalu menuju lantai 4 tempat ia bekerja. Ia sudah mendengar suara riuh orang orang di lantai tersebut.
“telat lagi ai?” sapa seseorang ramah
“hampir bos” jawab Aira seraya tersenyum terengah engah
“tenang aja, belum ada job kamu kok” jelasnya lagi karena tidak ingin melihat gadis itu merasa tidak nyaman dengan pertanyaan barusan.
Aira memberi kode lingkar jari yang berarti 'oke'
Aira adalah seorang gadis dari sebuah propinsi kecil di negara itu. Ia bertarung menghadapi kehidupan kota demi kehidupan dia dan adiknya yang sekarang duduk di bangku kuliah. Aira adalah seorang pekerja keras. Apapun ia lakukan untuk mengumpulkan pundi pundi keuangan. Terkadang bahkan ia bisa menjadi seorang buruh disaat waktu senggang. Meski hanya membantu perhitungan jumlah pekerja dan bayaran mereka. Hidup di sebuah rumah susun tua dimana penghuninya hanya beberapa orang saja. Tempat yang terkesan angker jika malam telah tiba. Akan tetapi, Tempat itu mampu melindungi dirinya dari dinginnya malam dan dengan biaya sangat murah. Kamar
rusun tua itu diberikan kepadanya oleh seorang nenek yang dulu pertama kali menampung Aira ketika datang ke kota itu. Ia merawat nenek itu dengan baik. Hingga suatu saat sang nenek dijemput oleh cucu satu satunya yang telah mapan di negeri jiran. Sang nenek memberikan tempat itu sebagai kebaikan Aira terhadapnya.
Aira berusaha menata tempat tua itu menjadi nyaman. Paling tidak ia bisa memiliki sesuatu yang bisa dikatakan sebagai rumah atau tempat pulang.
Aira bekerja di sebuah agensi keartisan. Bukan sebagai konsultan atau manager. Ia hanya seorang Office girl atau cleaning service atau lebih tepatnya pembantu disana. Ia tidak memiliki tugas khusus. Terkadang ia menjadi cleaning service, terkadang ia menjadi assisten fotografer, terkadang ia sebagai pembantu para artis yang sedang latihan. Itulah diskripsi pekerjaannya. Hanya pembantu.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Cinta bukanlah sesuatu yang bisa di atur oleh manusia, dia tumbuh ketika Tuhan memercikannya kedalam hati yang kosong. Cinta dapat tumbuh dengan berjalannya waktu. Namun terkadang Cinta itu bisa menghilang jika tak selalu kita pupuk
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
ini Novel kedua Author sebagai penulis amatir disini. Author berharap tulisan tulisan Author bisa diterima dihati kalian para pembaca.
Tolong bantu author terus semangat dengan meninggalkan jejak kalian yang mendukung dan membaca Novel2 Author dengan memberi vote, like atau guft. Tinggalkan pula komen agar author bisa lebih baik lagi dalam menulis..
terima kasih atas dukungannya... Love you all~
Matahari mulai menanjak tinggi. Kehangatan cahaya pagi masih banyak dinikmati orang orang yang bersantai, tidak seperti Aira yang mulai sibuk menyusun botol botol minum pada area pojok tempat itu. Tugasnya hari ini membantu para Artis yang akan latihan dance. Lantai empat digunakan untuk latihan para artis di gedung itu. Mereka akan melakukan latihan koreografi untuk setiap pertunjukan dan konser atau syuting video musik yang berada dibawah naungan agensi Mercy Entertainment atau sering disebut ME.
Aira bekerja disana sudah lama. Ia merasa senang bekerja disana, dimana ia bisa bertemu dengan artis artis terkenal. Sebut saja Grup Boy Band ‘Boys’, yang beranggotakan empat orang. Bams, Ryo, Jordi & Arya.
Bams merupakan idola Aira, meskipun dia bukan orang yang terlalu di idolakan di grup band tersebut seperti Ryo. Hari ini mereka akan latihan disana. Aira sudah tidak sabar menunggu mereka memasuki ruangan. Karena sudah hampir empat bulan ia tidak bertemu dengan mereka. Aira sangat merindukan idolanya tersebut.
Bams adalah artis yang sederhana, ia tidak bersikap seperti anggota boy band lain yang merasa sebagai idola. Dia hanya seperti orang biasa, bahkan kadang ia makan bakso keliling atau sekedar mampir ngopi di kedai kopi pinggiran jalan. Terlahir dari keluarga petani di sebuah desa. Kehidupan Bams bukanlah menyenangkan untuk diceritakan. Ia bergelar Sarjana dengan perjuangan yang luar biasa, bahkan bisa dibilang gelar itu bisa ia raih dengan banyak bantuan dari seorang sahabat yang memiliki kemampuan keuangan yang berlebih. Belajar dari kehidupannya, Bams menjadi orang yang tak sombong dengan apa yang ia miliki sekarang.
Bams adalah satu satunya orang yang merasa Aira ada disana. Karena ia tahu gadis itu sangat mengidolakan dirinya. Ia selalu mengutamakan Bams. Baik mengambil air minum, handuk atau hal – hal lain. Bams selalu menjadi prioritas nomor satu. Meski Bams tak mengenal langsung gadis bertubuh kecil itu.
Segala tentang Bams sudah berada diluar kepala Aira. Dari ukuran sepatu, tinggi badan, berat badan, bahkan hal hal kecil yang tidak ada di ‘google’. Karena ia merupakan super fans Bams.
‘Menonton pertunjukan gratis’. Ya itulah istilah yang tepat untuk saat ini. Melihat meraka latihan, melakukan dance dance berirama keras. Rasanya hal itu tidak bisa Aira gambarkan dengan kata kata. Aira yang tak pernah menonton langsung konser mereka karena tiket yang mahal, berasa sedang menonton live saat mereka latihan.
Meski pun Aira adalah fans berat Bams, tapi ia tidak pernah sekalipun mengganggu kegiatan Bams saat di ME. Ia hanya penggemar yang mampu menatapnya saja, bahkan untuk meminta berfoto selfie atau tanda tangan pun tidak pernah ia lakukan. Ia tidak ingin hal tersebut mengganggu kegiatan Bams. Hal itu juga mungkin akan berpengaruh di tempat kerjanya karena ia hanyalah seseorang yang tak pernah mereka anggap ada.
Bams sendiri pun hanya menganggap Aira seorang pekerja disana bahkan tanpa tahu siapa namanya. Ia hanya merasakan perhatian lebih dari pekerja itu.
Satu per satu personil memasuki ruangan itu. Seperti biasa Aira akan seperti “hollow man” atau lebih tepatnya seperti manusia yang tak terlihat disana. Ia hanya seseorang yang tidak pernah ditengok oleh siapapun.
“bokap telpon gue” ucap Ryo saat break latihan mereka
“hhmm?” Bams menjawab sambil meminum minumannya dan dengan tatapan kaget
“nyokap nyerah katanya” jawab Ryo singkat
Bams hanya menoleh ke arah Ryo dengan serius “terus loe?” tanyanya ke Ryo
“entahlah..” Ryo menghela nafas dan meminum minuman yang dari tadi dia pegang.
“emang mau sampai kapan lo naikin bendera perang ma nyokap lo?” tanya Bams lagi
“gue juga gak tau!” jawab Ryo malas
Ryo, adalah seorang bintang utama grup boy band Boys. Predikatnya sebagai bintang sangat tepat. Bagaimana tidak, Ia merupakan Putra pemilik rumah sakit terbesar di negara itu. Ryo juga memiliki ketampanan yang mungkin dibilang sempurna, tinggi 178 cm, dengan perawakan yang atletis, ditambah dengan latar keluarga yang mampu, dia merupakan idola bahkan pangeran impian bagi kaum hawa. Sungguh sangat disayangkan ia memiliki hubungan yang kurang baik dengan para fans nya. Namun Meskipun Ryo bersikap dingin, para gadis gadis masih menganggapnya sangat keren. Dan bahkan mereka mengidolakannya melebihi yang lain.
Karena Ryo terkesan sombong, cuek dan angkuh. Ia seolah tidak peduli apakah mereka ngefans atau tidak. Awalnya kehidupan artis hanya untuk pelarian dari tuntutan orang tuanya untuk mewarisi rumah sakit. Akan tetapi ia akhirnya sangat mencintai dunia tersebut. Tahun ini merupakan tahun ke empat ia tidak pulang sama sekali. Dia memilih tinggal sendiri di sebuah apartemen mewah. Apartemen hadiah ultahnya yang ke tujuh belas dari seorang kakek milyardernya. Ryo menentang perintah ibunya untuk meneruskan dinasti dokter yang dimiliki keluarga besar mereka. Ibunya sendiri merupakan pemilik Rumah Sakit swasta terbesar di negara itu. Ayahnya adalah seorang ahli bedah jantung. Rumah sakit mereka memiliki banyak departemen. Bahkan ada satu cabang rumah sakit khusus kejiwaan yang sangat mewah. Khusus diperuntukan untuk orang penting dengan mental yang bermasalah. Politikus yang ‘stress’ akibat masalah persaingan politik, artis yang bermasalah dengan jiwa dan narkoba, atau pengusaha yang harus mendapat pil penenang hanya untuk mencoba tidur.
Ryo memilih kabur dinastinya. Ia memilih untuk menjadi entertainer. Berawal ketika ia yang masih duduk di bangku SMA. Karena ketampanannya. Ia ditawari sebuah agensi untuk menjadi seorang model. Saat itu ia tidak menandatangani kontrak. Hanya seorang model lepas.
Saat memasuki masa kuliah. Ryo diminta untuk kuliah di luar negeri oleh orang tuanya. Saat itu ia mulai berontak, menolak keras keinginan ibunya. Ia memilih kuliah di dalam negeri. Tapi dengan syarat Ia harus mengambil jurusan kedokteran seperti keinginan orang tuanya. Akan tetapi, karena Ryo tidak memiliki minat dibidang kedokteran. Akhirnya ia hanya menghabiskan waktunya dengan band kampus yang ia terjuni. Saat itulah Ryo mulai terlibat dengan musik. Ia mengenal Bams dari salah satu temannya. Bams termasuk orang yang bisa ia percaya. Ryo sering menginap di kost Bams ketika ia kabur dari ‘kehidupannya’.
Menyelesaikan kuliah dan lulus sebagai dokter seolah perjuangan yang luar biasa. Bukan berjuang seperti orang orang lain yang memikirkan embel embel masalah seperti keuangan atau tempat penelitian, tapi perjuangan melawan rasa keinginan untuk mundur dari dunia itu. hanya semangat dari sang ayah yang mampu membuat Ryo akhirnya bergelar seorang Dokter. Ryo menerima gelarnya dan keluar dari rumah sejak ia semakin sukses sebagai seorang artis Idola. Membuat semua hubungannya dengan ibunya terputus total. Orang tuanya hanya mengetahui tentang Ryo dari televisi. Gosip gosip tentang bagaimana ia bermain dengan para fans yang selalu mengaguminya. Ryo bahkan menerima cap sebagai Idola Playboy yang selalu tidur dengan fansnya. Ryo hanya menikmati kehidupannya sebagai idola.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Pada jam istirahat. Seperti biasa Aira membawa kotak bekal ke atap gedung itu. Ia sangat nyaman jika menikmati makanannya disana, karena tidak ada satu orang pun yang melihat bekal apa yang ia bawa.
Sambil menikmati pemandangan dari atas. Ia menyantap bekalnya pelan. Bagaimana tidak, hari ini ia hanya makan nasi dan tempe goreng saja. Ada sedikit sambal di pojok kotak bekal itu. Ia harus menghemat untuk biaya kuliah adiknya di kampung halaman yang semakin meninggi.
Kerasnya kehidupan kota besar telah membanting Aira menjadi wanita kuat dan mampu melakukan apapun untuk hidup kuliah adiknya dan dirinya sendiri.
Ditengah ia sedang menikmati makan siang, Tiba tiba terdengar suara pintu dibuka.
“kiky.. kita udah janji kalo hubungan kita cuma kita yang tau” terdengar seseorang berbicara
“terus ngapain kamu hubungin Boman?” lanjut suara itu lagi
“kamu tau aku ada jadwal latihan hari ini, tadi HP ku low” lanjutnya lagi
“lagian kita udah tau satu sama lain” lanjutnya marah
“oya?” lanjutnya
“jangan pernah telpon Boman lagi!” tutupnya marah
Boman, ialah manager Boys. Meski ia seorang menager, namun kadang keputusannya mampu mengalahkan keputusan pimpinan sekalipun, hal itu karena Boman berada dibalik seseorang yang memiliki kuasa terhadap ME.
“heys!!” Terdengar orang tersebut menghela nafas kesal.
Aira berhenti mengunyah. Ia takut ketahuan sedang berada disana. Suara yang ia dengar sangat jelas suara Bams. Mendengar tidak ada suara lagi. Aira kembali menyendok makanan.
“siapa itu?” Bams menanyakan suara itu
Aira menoleh kearah Bams yang terhalang tumpukan barang bekas disana. Mata mereka saling bertemu.
Bams mendatangi Aira yang duduk bersila di atas sebuah dipan usang yang dirapikan. Ia menatap Bams yang mendekat padanya.
“kamu denger ya barusan?” tanya Bams tampak kesal
Aira hanya pengangguk pelan takut idolanya itu marah.
Wah.. Kayanya dia lagi kesal nih! Benak Aira
Bams yang masih berdiri melihat makan siang Aira yang seadanya kemudian duduk disana
“jangan cerita ke siapa siapa ya?” pintanya tersenyum yang ketahuan memiliki seorang kekasih.
“oke..” jawab Aira singkat dengan hati hati. Dari sekian lama ia bekerja disana, baru kali ini Bams berbicara padanya.
“baru makan?” tanya Bams lagi pada Aira
“hemm..“jawab Aira yang masih memegang sendok
Bams kembali melihat bekal Aira yang sederhana. Tiba tiba suara perutnya terdengar. Ia tersenyum sendiri karena memang ia belum makan siang. Mendengar suara perut Bams, Aira menahan tawanya.
“eh heheheh.. aku belum makan!” tawa Bams malu sendiri
“aku pengen nawarin, tapi cuman tempe gini” jelas Aira yang tidak enak makan sendiri sedangkan suara perut Bams terdengar bergitu lapar.
“gakpapa! kalau boleh?” jawab Bams ramah
Ia mengambil satu potong tempe goreng milik Aira dan menyocol ke sambal yang terlihat enak dan menyantap dengan lahap.
“enak” tatapnya pada Aira.
Aira hanya tersenyum melihat itu. Dia mengidolakan Bams, karena dari ke empat idola itu, Bams adalah orang yang memiliki kerendahan hati. Mungkin karena dia bukan berasal dari orang yang berada. Jadi dia tidak menunjukan sikap sombong sebagai idola.
“satu lagi ya?” pintanya mengambil potongan tempe lainnya
Aira senang bukan main. Dia berpikir Bams mengatakan enak hanya pura pura, tapi ketika dia mengambil potongan kedua, itu berarti Bams jujur. Atau mungkin dia hanya kelaparan. Benak Aira
Melihat botol minum Aira yang berwarna berbeda, Bams menatapnya sejenak seolah mengatakan apa boleh?
“boleh..!” ucap Aira yang mengijinkan Bams untuk minum
Bams pun meminum tanpa rasa canggung.
“sirsak?” tanyanya setelah meminum beberapa tegukan.
Aira kembali mengangguk.
“dicampur apa?” tanyanya lagi. Karena rasa jus itu berbeda dengan minuman yang biasanya.
“pure” jawab Aira
“segar ya!” jawabnya justru meminum lagi
Kini botol itu hanya setengah dari setengah
“dilanjut!” ucap Bams senang dan meninggalkan Aira disana.
“kyaaaa...” teriak hati Aira kegirangan saat Bams benar benar menghilang dari dari sana. Baru kali ini idolanya itu menyapa. Bahkan bukan menyapa saja, tapi makan makanan yang dia masak sendiri dan dia meminum minuman miliknya tanpa ragu ragu. Ia senyum senyum sendiri menikmati sisa makan siangnya. Rasa makan siang sederhana itu pun terasa menjadi spesial. Hari ini ia mendapat semangat baru rasanya.
Seusai latihan. Bams tersenyum pada Aira yang selama ini tidak ia lakukan. Ia berharap gadis itu tidak menceritakan apa yang dia dengar di atap tadi siang.
Gadis itu suka bergosip gak ya?Benak Bams khawatir
Aira memberikan botol minum dan handuk pada Bams
“makasih” ucap Bams yang baru kali ini mengucapkan itu pada Aira
Aira hanya menanggapinya dengan senyuman. Sedang hatinya terus saja teriak kegirangan.
*
Hari ini Aira membawa bekal berbeda, ia baru menerima kiriman dari adiknya Aina, berupa dendeng kering dari kampung halamannya. Ketika ada acara besar di kampung mereka, Aina masih sempat membuat daging asap kesukaan ibu mereka dan mengirim ke Aira.
Hari itu Boman berulang tahun. Dia mengadakan traktiran dan acara makan makan bersama dengan semua kru yang berada dibawahnya. Aira sebagai OG sibuk membantu membagikan makanan mewah itu ke masing masing personil yang ada disana. Ia hanya bertugas membagikan bukan termasuk orang yang mendapat makanan mewah itu. Makanan itu khusus untuk selebrity, dancer, dan personil management. Orang orang kelas dia tidak mungkin mendapat traktiran mahal kelas atas seperti mereka. Setelah memastikan semua mendapat kotak makan mereka, Aira pun pergi ke atas, tempat makannya. Ia sudah sangat lapar dari tadi. Seperti biasa, ia menata tempat makannya terlebih dahulu sebelum makan. Meletakkan air di sebelah kanan, menyiapkan tisu dan kotak bekal. Ia membuka kotak makan dan mencium bau masakan yang sudah pasti tidak di jual di kota itu. Ya, makanan khas kampung halamannya. Dendeng kering asap yang dimasak dengan bumbu kecap + lemon.
“Brak!” suara pintu terbuka
Aira membuka matanya yang tadi tertutup menikmati aroma makanan. Ia mengintip siapa yang siang siang begini naik ke sana.
Siapa ya? benaknya
“hai!” sapa Bams senang yang terlihat membawa kotak makan
Bams.. dia Bams.. menyapaku..benak Aira girang
Aira menatapnya tanpa menjawab dan tanpa ekspresi. Ia bingung kenapa Bams berada disana siang itu.
“baru mau makan ‘kan?” tanya Bams yang mendekat melihat Aira masih memegang kotak makan yang dalam keadaan belum tersentuh
“hemm..” angguk Aira pelan dan masih menatapnya dengan pertanyaan
“aku gak terlalu suka makanan jepang” jawabnya menunjukan kotak makan miliknya
“ooo...” terjawab sudah oleh Aira
“kalau gak ku makan, di depan Boman jadi gak enak, takut tersinggung, masa traktiran dia gak ku makan” jelasnya
“ooo..” jawabnya lagi
“aku ingat kamu makan disini, bisa tukeran gak?” jawabnya
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Kasih vote, like dan komennya ya.. terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!