NovelToon NovelToon

Istriku, Asisten Pribadiku

Episode 1

Sebuah Agency yang masih satu naungan dengan label perusahaan bernama "Rawn Entertaiment, adalah satu satunya agency terbesar dan terkenal saat ini.

Ceo sekaligus eksekutif produser Rawn Entertaiment ini bernama Nalexa zhuran. Atau kerap disapa Ran. Ran meneruskan bisnis papanya di bidang entertain itu.

Sosok Ran yang terkenal karena kharisma yang dimilikinya, serta memiliki wajah yang tampan namun juga sangar, membuat para wanita ingin menjadi kekasih Ran atau ingin bekerja di perusahaannya hanya untuk bisa sering bertemu dengan Ceo muda itu. Namun netizen ya netizen. Mereka selama ini hanya melihat Ran adalah seorang pria muda yang sukses dan tampan. Dibalik semua itu, Ran mempunyai trauma besar yang dialaminya di masa lalu, yang membuatnya tumbuh menjadi seseorang yang sangat tempramental,kaku, cuek dan tak tertarik pada wanita apalagi menjalin kasih.

Kehidupan Ran tak luput dari seorang managernya bernama Yao Zhang. Bukan sekedar manager. Tapi Yao juga sahabat kecilnya, Yao menjadi saksi atas kehidupan yang dijalani Ran hingga saat ini.

Yao zhang tipikal pria yang sangat humoris namun juga tegas, berbanding terbalik dengan kepribadian Ran.

Wajah nya tak kalah tampan dengan Ran, tak jarang para staff wanita sering tebar tebar pesona padanya.

Dibalik sosok Yao yang friendly, ia justru lebih mematikan, dibanding Ran. Ia selalu menjadi garda terdepan jika Ran dan perusahaan nya diganggu.

Para pekerja di perusahaan entertainment itu sangat hati hati dengan Yao, karena dibalik karakternya yang ramah ia juga diam diam menilai sifat seseorang hanya dengan candaan dan tatapan matanya, ketika bersama orang yang berbicara dengannya.

Suatu hari disaat Ran tengah meeting, seorang wanita bertubuh ramping, tinggi dan rambut panjang curly, menunggu di luar ruangan meeting Ran. Wanita itu telah menerobos resepsionis untuk yang kesekian kalinya dan memaki - maki satpam karena ingin bertemu langsung dengan Ran. Ialah Sabrina. Mantan asisten pribadi Ran yang 4 bulan lalu dipecat karena kecerobohannya membocorkan rahasia pribadi Ran ke media sosial.

Setelah kejadian itu Sabrina kesal karena diperlakukan tidak adil oleh Ran dan sering datang ke kantor ran tujuannya adalah meminta kesempatan untuk bisa bekerja lagi dengan dirinya, namun selama ini Ran tidak pernah menggubris mantan asisten pribadinya itu.

"Dia datang lagi ?" tanya Ran ke manager nya .

" Hmm sepertinya sih iya, dari luar ada suara cekcok kayak orang lagi rebutan bansos." saut Yao.

Ran tampak kesal dan memegang dahi nya yang berkerut ." Perlu aku usir dia lagi ? "Yao menawarkan bantuannya untuk mengusir Sabrina.

"Tak usah, percuma! paling dia besok datang lagi,

kau perlu keluar dan bilang padanya suruh ke ruanganku satu jam lagi!" perintah Ran.

Dengan sigap Yao pun langsung menuju depan pintu ruang meeting dan menyuruh Sabrina diam agar tidak mengganggu rapat.

"Hei kau!! bisa diam tidak sih ?! Kalau caramu seperti ini Ran pun gak akan kasih kesempatan untukmu lagi, buat ulah mulu !" kata Yao dengan wajah sinis.

"Heh manusia aneh, gara gara kamu juga ya aku jadi dipecat sama Tuan Ran, pasti kamu kan yang ngadu ngadu tentang rahasia itu ke Tuan Ran ?!." Sabrina mendengus kesal.

"Salah sendiri mulut ember." Ejek Yao dengan muka sinis nya yang membuat Sabrina semakin geram dan mengepalkan tangannya.

"Ihhh kurang ajarr, eh yoyo mana Tuan Ran aku harus bertemu, masa meeting nya lama banget udah 2 jam aku nunggu disini ,pasti dia ngehindarin aku kan ?."

"Duhh iya iya berisik banget sih. Tunggu aja di ruangan bos. 1 jam lagi si bos nyusul dan ingett!, jangan bikin rusuh !" perintah Yao.

Aku kuncir mulut mu lama lama Sabrina!

"Cih"

Dengan wajah sedikit merona akhirnya Sabrina merasa usahanya kali ini membuahkan hasil, Sabrina yang selama ini bersikeras untuk mejelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara Tuannya dan dirinya itu. Kini ia rasa Ran mau mendengarkannya. Karena semenjak dipecat, akses Sabrina untuk bertemu Ran dipersulit, dan mendengar ucapan manager Yao tadi membuat Sabrina merasa lega, ia pun bergegas menuju ruangan Ran dan menunggu kedatangan Tuannya itu.

...

Setelah menunggu, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu, disitu Sabrina merasa takut dan canggung untuk berhadapan dengan Tuan Ran, mengingat amarah besar Tuan Ran 4 bulan yang lalu karena kecerobohannya yang menyebabkan ia dipecat.

"Huh itu dia, pasti Tuan Ran, aku kok gugup banget si mana jantung udah kayak balapan liar, ya Tuhan tolong aku. !" Gumam Sabrina dalam hati.

Suara pintu ruangan Ran terbuka dan disitu Sabrina langsung membalikkan badan nya karena terlalu gugup untuk bertemu lagi dengan Ran.

"Loh katanya mau ketemu bos, kok malah dikasi panggung, ehh punggung si ?, kau masih takut ?." Celoteh Yao karena melihat sabrina yang berdiri membelakangi pintu dengan kaki gemetar.

Mendengar bukan suara Ran, Sabrina pun segera memutar badan, dan memasang muka kesal karena ia merasa dibohongi lagi oleh Yao.

"Loh kok kamu si!? Mana Tuan Ran?. Oh, pasti kamu bohongin aku lagi kan? kamu tau gak sih aku udah lama nunggu disini mana kaki kesemutan dari tadi. Lagian kamu gak perlu kesini aku gak butuh kamu aku butuh Tuan Ran!"

Yao yang kesabarannya ditantang, kini menatap lekat Sabrina yang makin berani.

Sial ,serem juga dia kalau serius begitu.

"Oh gitu caranya, dateng dateng cuma buat bikin rusuh sama marahin orang hmm?." Tiba tiba dari belakang Yao datang Ran sambil memegang gelas kopi sambil memunculkan smirk di bibirnya.

"Oh emm mm Tuan. Bukan seperti itu maksud saya, ehm saya gak bermak-"

tiba tiba Ran menjatuhkan gelas kopi miliknya ke lantai dan menjadikan suasana diruangan itu begitu mencekam.

"Sudah kukatakan berkali-kali, kalau di hidupku tidak ada toleransi alias memberi kesempatan sampai 2 kali. Itu mustahil bagiku apalagi kebodohan mu itu sangat fatal bahkan bisa mencoreng nama baikku !!. Sekarang kamu pulang dan jangan pernah kesini lagi mumpung aku lagi baik hati untuk tidak melaporkan kamu ke kantor polisi!." Ancam Ran dengan ekspresi yang penuh kesal.

Mendengar itu Sabrina langsung memohon pada Ran untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi, namun Ran dengan sifat cuek nya tidak menggubris Sabrina dan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara .

"Sebaiknya kamu pergi dari sini Brina, sebelum aku lebih meluap lagi, karena saat aku melihat wajahmu aku teringat peristiwa itu yang membuat ku hampir 2 minggu tidak keluar kamar karena malu" kata Ran sambil berjalan menuju sofa.

"Tuan tapi itu bukan salah saya Tuan, itu memang kebodohan saya tapi itu bukan salah saya, tolong kasih saya kesempatan lagi, sudah hampir 4 tahun saya menjadi asisten Tuan, saya ingin menebus kesalahan saya tuan." Ucap Sabrina sambil menangis.

"Yaooo!!!." Teriak Ran membuat Yao segera mengerti apa yang harus dilakukan.

Dengan cepat Yao membantu sabrina untuk keluar dari ruangan Tuan Ran namun Sabrina terus meronta rontay akhirnya Yao sedikit memaksa Sabrina untuk segera bergegas keluar agar tidak menambah keamarahan bos nya.

...

*Di dalam ruangan Ran*

"Sudah kau antar perempuan itu Yao ? kau pastikan dia keluar dari gedung ku kan ?." Ucap Ran sambil menutup muka nya dengan kedua tangan nya.

"Beres!. tapi apa kau tidak penasaran dari penjelasan Sabrina, kayak nya sih ada sesuatu yang perlu kau tau dari dia." Kata Yao memegang dagunya.

"Tidak perlu Yao, aku sudah muak dengan alasan konyol nya, dan aku sudah terlanjur dipermalukan, aku hampir mati karna malu gara gara dia!."

"Yao ada satu cara agar kita tidak lagi diganggu sama dia." Ucap Ran setelah memikirkan cara agar bebas dari gangguan Sabrina.

"Apaan?." Tanya Yao penasaran.

"Kau carikan aku asisten untuk menggantikan posisinya!, kau tau kan Sabrina itu disamping ingin jadi asisten pribadiku, dia juga ingin menjadi wanita satu satu nya yang dekat denganku, aku ingin kau carikan aku asisten pribadi lagi !."

"T-tapi kan, bukannya bos madam melarangmu untuk mempunyai asisten pribadi lagi?" jawab Yao.

"Jangan ikuti Mama ku, kau turuti saja mauku!." Ucap Ran sambil merebahkan kedua kakinya diatas sofa.

"Kali ini gimana kalau asisten laki laki ? kan bisa buat temanku juga." Yao menjawab dengan tengil. Membuat Ran semakin kesal.

"Kau mau mati?"

"I-iya deh, cewek kok cewek." Ucap Yao dengan mengacungkan 2 jari nya.

"Kau pilihkan wanita yang pekerja keras, cerdas, cekatan dan yang paling penting harus mau menyimpan semua rahasiaku."

"Cantik juga bos ?."

"Kau!!! Aku ini mencari asisten lagi untuk menghindar dari gangguan wanita itu, bukan untukku!!." Kata Ran kesal.

"Baik bos, segera!."

.....

Pemeran utama laki laki

1. Nalexa zhuran (RAN)

Pemeran figuran

2. Yao Zhang (Yao)

Episode 2

*Di Mobil manager Yao*

Di perjalanan Yao terdiam sepanjang jalan memikirkan cara untuk mendapatkan asisten pribadi sesuai kriteria yang dikatakan Ran. Disamping itu, Yao teringat dengan nasihat Mama dari Ran, yang melarang untuk Ran mempunyai asisten pribadi lagi. Karena peristiwa 4 bulan yang lalu, cukup membuat hidup Mama Ran tersiksa, melihat anaknya yang tidak mau keluar kamar selama dua minggu, karena ulah Sabrina.

"Menurutmu aku harus gimana ?." Tanya Yao kepada sopir nya.

"Kalau menurut saya sih, saya setuju sama bos madam pak, karena ya itu pasti juga menjadi trauma sendiri bagi bos madam dan keluarga Tuan Ran." Saut sopir pribadi yao.

"Tapi Ran ada benernya juga. Karena kalau kita rekrut asisten baru, pasti si Sabrina itu merasa dirinya udah gak bisa bertindak lagi, karena posisi nya sudah diisi orang lain, dan dia gak akan ganggu ganggu saya sama Ran lagi." Kata yao.

"Emang mbak Sabrina juga mengganggu anda pak ?." Tanya pak sopir.

"Yaa engga sih, tapi kan kalau dia datang, yang repot saya juga kali." jawab Yao ketus.

"Hehe, iya juga ya pak." Saut sopir sambil tertawa kecil.

"Emm bagaimana kalau pak Yao rekrut pegawai atau staff yang ada di dalam perusahaan aja pak, mestinya semua staff tau peraturan di Rawn itu harus bisa menjaga privacy, jadi pak Yao gak perlu rumit mencari lagi orang luar." Kata pak sopir memberi ide.

"Hemm boleh juga, tapi aku akan pertimbangin lagi nanti, pastinya aku juga akan membicarakan soal ini pada HRD."

Di luar gedung terlihat seorang perempuan bertubuh mungil dengan paras imut, yang tengah memarkirkan motor nya, sambil membawa beberapa order an makanan dan berkas. Dia adalah Luna. Seorang wanita yang bekerja sebagai pengantar paket.

Luna adalah seorang mahasiswi yang menjadi seorang pengantar paket sebagai pekerjaan tambahan nya untuk membiayai kuliah di jenjang S2 nya. Karena kondisi ekonomi keluarga luna yang pas pas an sejak perusahaan ayahnya bangkrut dan ibunya meninggal dunia.

Dan usaha ayahnya disita oleh bank. Membuat luna harus bekerja, untuk membantu biaya berobat ayahnya yang juga dalam proses pengobatan. Dikarenakan sebuah kecelakaan saat ayahnya mencari pekerjaan di luar kota, yang membuat jantungnya rusak dan tidak berfungsi normal.

Luna mencari biaya kuliahnya sendiri demi mewujudkan cita citanya menjadi seorang dosen.

Luna adalah gadis yang ceria dan tangguh. Luna juga salah satu mahasiswi berprestasi,sejak kecil ia sering menjadi juara kelas dan juara lomba pidato bahasa.

Luna memiliki tubuh yang sangat mungil tetapi luna juga mempunyai wajah yang imut,hidung mancung,kulit putih bersih,dan rambut yang panjang dan tebal. Meski kondisi ekonominya tak seperti dulu lagi,ia tak pernah menyesalinya. Luna bukan anak yang manja, selalu semangat untuk menjalani hidup dan meraih mimpinya.

Disamping itu Luna memiliki adik laki laki bernama Luca, yang berusia 12 tahun.

Suatu hari Luna mengantar sebuah paket makanan dan sebuah berkas, untuk ibu Sinta yang merupakan teman lama ibunya yang bekerja di Rawn Entertaiment sebagai kepala HRD. Luna bergegas masuk kedalam gedung dan menaiki lift untuk menuju lantai 9 .

"Hai Luna, antar ke siapa hari ini?."Sapa salah satu staff di lantai 9.

"Oh kak ini mau ke bu Sinta." Saut Luna.

Luna memang sudah begitu akrab dengan beberapa staff Rawn Entertaiment,terutama di lantai itu, karena Luna sering mendapat paket untuk diantar ke gedung itu. Setelah sampai di ruang HRD Luna pun masuk menemui bu Sinta yang sudah dianggap sebagai ibu nya sendiri.

" Selamat siang tante akuuu, ini berkas nya. Dan ini juga seafood kesukaan tante." Kata luna sambil menyodorkan makanan nya dengan wajah yang gembira.

"Ehh Una udah sampe. Iya taruh diatas meja situ aja sayang. Emm ngomong ngomong kamu udah makan belum ?." tanya bu Sinta sambil tersenyum.

Bu Sinta sangat dekat dengan Luna, ibu Luna adalah sahabat kecil dari bu Sinta sejak Sekolah dasar, ibu Sinta juga menganggap Luna sebagai anak kandungnya sendiri. Karena ibu Luna pernah menyampaikan pesan sebelum meninggal. untuk menjaga anaknya . Bu Sinta pun menjaga amanah itu dengan sepenuh hati, ia tak jarang ikut membiayai kuliah Luna, namun ia selalu menolak, karena takut terlalu merepotkan. Luna tipe wanita yang pantang menyerah sebelum berhasil untuk memenuhi kebutuhan nya.

"Kebetulan kamu disini Una ,ada yang

mau tante bicarakan sama kamu. " ucap bu Sinta sambil merangkul Luna untuk duduk.

"Oh iya tan, ada apa ?, tante bicara saja

" saut luna.

"tante lihat kamu terlalu bersusah payah bekerja sebagai pengantar paket ini , Una juga gapernah mau tante bantu buat biayain Una kuliah."

Belum sempat menyelesaikan pembicaraan nya luna memotong. " Ehm tante,bukan gitu maksud Una, Una sebenernya terimakasih sama tante karena sudah mau memperhatikan Una dan Luca semenjak ibu meninggal. Dan tante mau menganggap Una dan Luca sebagai anak tante saja, Una bersyukurr banget. Una terimakasih sama tante Sinta."

kata luna sambil memegang tangan bu Sinta karena merasa tidak enak selama ini menolak biaya darinya.

"Hmm iya Una tante paham,maksud tante juga bukan seperti itu, kebetulan disini ada lowongan pekerjaan , dan itu juga lumayan nantinya untuk bantu biaya kuliah kamu daripada menjadi kurir seperti ini. Tante gak tega liat kamu panas panasan diluar, kadang juga kehujanan." Ucap bu Sinta sambil mengelus tangan luna yang sedang memegang tangannya itu.

"Gak apa kok tante, Una seneng kok sama pekerjaan ini. Ehm ngomong ngomong lowongan nya apa tante ?." Tanya luna penasaran.

"Sebenernya resikonya agak tinggi sih , tapi tante percaya sama kamu. Karena tante kenal banget sama dan tante jamin kamu pasti bisa ada di posisi ini ,Una yang telaten,cekatan dan pekerja keras. " Ucap bu Sinta meyakinkan luna.

"Posisinya apa tante ?." Tanya luna lagi.

"Sebagai asisten pribadi Tuan Ran." Ucap bu Sinta sambil berbisik.

Mendengar ucapan bu Sinta , Luna pun membelalakkan matanya dan menutup mulutnya karena tidak percaya.

"Tuan Ran tante ?! ehm.. jadi asisten pribadi Tuan Ran?." Saut luna dengan nada tidak percaya.

"Ssttt jangan keras keras nanti ada yang denger. " Ucap bu sinta pelan sambil menutup mulut luna dengan telunjuk.

"Tapi kenapa tante Sinta milih Una ?" tanya Luna heran.

"Sebenernya bukan langsung memilih kamu. Tapi jadiin kamu sebagai salah satu kandidat nya. Tante percaya sama kamu. Una kan gadis yang baik, tante yakin kamu bisa menjalani pekerjaan ini kalau terpilih, ah pasti kepilih yakin deh. " Kata bu Sinta meyakinkan Luna dengan memegang pundak Luna.

"Tapi tante aku takut, karena Una sempet denger berita itu kalau-..." ,

"Ssttttt kamu gausa mikirin itu lagi , ini justru strategi Tuan Ran untuk menghentikan gangguan dari mantan asisten nya yang dulu itu."

"Una pikirin lagi deh tante." Saut Luna dengan nada yang tidak yakin.

"Yaudah tante ngerti kok ,kalau kamu mau, hari senin kamu langsung aja dateng kesini ya. Langsung ke ruang HRD saja nanti ada beberapa kandidat juga dari staff kantor disini. Tenang tante lakuin sesuai prosedur kok!."

*Di rumah luna *

..

Dikamar, Luna merenung sendirian didepan jendela. Ia terus memikirkan pembicaraan nya dengan bu Sinta tadi. Ia sebenarnya tidak mau mempertimbangkan hal ini. Namun luna juga berfikir gajinya dari mengantar paket saja tidak cukup untuk membayar kuliah nya juga sekolah Luca belum lagi kontrol bulanan ayahnya dan menebus obat obat.

"Asisten pribadi ? Tuan Ran? setiap hari harus bertemu cowok yang terkenal cuek itu ? katanya juga terkenal garang. Hmmm..." Gumam Luna sambil memainkan bolpoin di pinggir jendela kamarnya.

...

Pemeran utama wanita

3.Zhao Luna Senja (Luna)

Pemeran figuran

4. Sabrina

"Apa aku bisa di posisi yang bahkan semua wanita di kota ini menginginkan itu, apalagi semenjak kasusnya beredar beberapa bulan yang lalu karena asisten pribadinya itu" ......

Bersambung.

Episode 3

* Pagi hari di hari senin yang cerah*

..

Suasana pagi kota A sangat macet, menimbulkan berbagai kendaraan roda 2 dan 4 harus menunggu lebih lama dari biasanya dan suara klakson pun mengiringi suasana itu, kemacetan terjadi karena ada kecelakaan bus pada dini hari, yang menyebabkan truk oleng dan menabrak bus hingga terbalik.

"Duh terlambat gak ya, ga biasa nya kota macet poll begini, ada apaan sih." Ucap seseorang yang tengah buru buru.

"Aku harus ambil jalan pintas, kalau enggak bisa telat nih, mana masih awal masa udah pelanggaran aja. "

Luna pun mengambil jalan pintas di sebuah gang kecil yang ada ditengah kota, gang itu cukup sempit dan berkelok kelok dan sepanjang jalan dikelilingi sungai. Luna berhati hati melewati jalan itu, dengan menyeimbangkan motor dan badannya.

"Yaelah jalan ramai penduduk gini ga ada yang benerin apa yaa, mbok ya di lebarin dikit kek, kalo kecebur apes kan gue mana dalem banget lagi tuh sungai kaya palung." Celoteh Luna pelan sambil mengendarai motor kesayangannya itu.

Ditengah jalan, muncul segerombolan anak kecil yang membawa layangan berlarian dijalan yang dilewati luna, luna pun panik karena jalan itu sangat sempit.

"Eh ehh bocil bocil mau kemana?!, mundur dulu,kakak mau lewat takut kecebur!!. " Teriak Luna sambil mengangkat tangannya memberi aba aba untuk mundur pada anak anak itu.

Namun diluar harapan Luna anak anak itu berlari kearah Luna dan ikut bersempit sempit an melewati jalan itu, Luna yang panik dan takut menutup mata dan mukanya dengan kedua telapak tangan nya dengan cemas. Dan setelah beberapa lama terdengar suara dari belakang Luna.

"Hahahaha maaf kakak cantik, itu kakak udah bisa lewat kok, kita lanjut main dulu yaa!!." Teriak anak anak itu yang tak terasa sudah melewati Luna.

Luna membuka tangannya dan melihat di depannya anak anak itu ternyata sudah melewatinya membuat Luna bernafas lega.

"Huufftt hey anak nakal, untung gak kesenggol, ehm tapi berhubung kalian baik dan bilang aku cantik yaudah dehh sana main lagi, jangan sore sore nanti ilang!!."Teriak Luna sambil melambaikan tangan nya kepada anak anak itu.

" Aish jam berapa ini, aku harus cepet cepet sampe." ....

...

*Di depan gedung RAWN ENTERTAIMENT*

Di depan gedung datang sebuah mobil yang disambut beberapa staff agency, dan dari mobil itu keluar laki laki tampan, tinggi dengan jas warna hitam berjalan memasuki gedung. Di lain sisi, Luna pun sampai di gedung agency itu dan berlari menuju lift ke lantai 9. Di dalam lift aluna berpapasan dengan pria yang baru datang tadi.

"Oh maaf aku sedang terburu buru, boleh aku masuk?." Tanya Luna pada pria yang dihadapannya.

"Cepat!." Saut pria itu singkat.

"Ehm makasi." Jawab Luna sambil sedikit menunduk.

Suasana di dalam lift begitu hening dan di pecah kan oleh suara dering ponsel Luna .

*Getar*

"Hallo tante, iya Una udah sampai, setelah ini Una langsung ke ruang HRD." Kata Luna menjawab telfon dari bu Sinta.

"Iya ?, ga di ruang HRD tan ?, Dimana ?." Tanya Luna bingung.

"Oh iya iyaa tan nanti Una tanya ke staff aja." Kata Luna pelan.

Luna mematikan ponsel nya dan memandang tubuh belakang pria itu, sambil bergumam Luna tak sadar gumam annya didengar.

"Tinggi banget!."

"Saya memang tinggi." Saut pria itu.

"Eh kedengeran ya, maaf pak sebenernya saya aja yang terlalu pendek hehe." Kata Luna sambil menyeringai.

"Ehm pak kalau ruang Interview dimana ya ?." Tanya Luna sedikit membungkuk sopan.

" Kau pegawai baru ?. " Tanya pria itu.

"Hem." Saut Luna singkat.

Mendengar jawaban Luna pria itu sedikit melirik luna dengan tatapan kesal.

"Setelah lift ini terbuka kau langsung belok ke kiri, dan diujung lorong ruangannya !." Jawab pria itu sambil menyeringai .

Tak lama lift pun terbuka, dan Luna langsung beranjak pergi, namun tiba tiba kaki Luna tersandung pembatas lift. Kemudian pria itu menangkap luna, mereka pun saling bertatapan. Para staff pun melihat kejadian pagi hari itu.

"Eee maaf pak, saya gak sengaja, saya pergi dulu,.permisi!." Saut Luna sambil mempercepat langkahnya.

Luna merasa gugup ketika bertatapan dengan pria tadi, Luna menutupi wajahnya dengan berkas yang ada ditangannya. Luna pun sampai di ruangan ujung lorong tersebut sesuai arahan pria itu tadi.

"bener ini sepertinya yang laki laki sombong tadi katakan." Luna pun masuk ke ruangan tersebut karena melihat ruangan sedikit terbuka.

" Hei siapa kamu ?!,main masuk aja!." Teriak seorang staff pria yang sedang ganti baju.

"Ee emm maaf kak saya gak tau, saya tutup lagi pintunya." Kata Luna sambil menutup pintu ruangan itu .

"Lain kali ketuk dulu pintunya jangan main masuk aja!" Teriak staff pria itu dari dalam ruangan.

Ya lo lagian, udah tau lagi ganti baju, ga ditutup rapet tuh pintu.

"Laki laki sialan, ternyata dia ngerjain aku rupanya!." gerutu Luna, karena mengingat dia sedang dipermainkan oleh pria yang ditemuinya di lift tadi.

Setelah Luna berkeliling di lantai gedung itu, seseorang memanggilnya dan memberi tahu tujuan Luna.

"Eh Lunaa!!" teriak salah satu staff wanita yang kebetulan kenal dengan Luna.

" Aaa kak Rosa. Untung ada kakak kau hampir mati karena pria brengsek di lift tadi!." Saut Luna lega.

"Pria brengsek ?, oh iya kamu dari tadi dicari sama bu Sinta di ruang interview tuh katanya tinggal nunggu kamu!." kata staff wanita itu memberi tahu Luna.

" Benarkah kak ?! bisa kakak bantu aku ke ruang interview soalnya tadi aku habis ditipu." Kata Luna sambil menggandeng tangan staff itu.

"Ditipu pria brengsek yang kau katakan tadi ?." Tanya Rossa kebingungan .

"Sudahlah kak jangan dibahas lagi ayo segera kesana aku sudah terlambat!."

Mereka berdua segera berjalan menuju ruang interview, dan di depan ruang interview berdirilah seseorang yang sedang menunggu yaitu manager Yao.

"Kau Luna kan?. Cepat masuk!." Perintah manager Yao.

Luna pun segera masuk dan menemui bu Sinta, disitu bu Sinta sedang mewawancarai seorang wanita muda, yang juga menjadi salah satu kandidat calon asisten pribadi Tuan Ran.

Selang beberapa menit, wanita muda itu pun keluar dengan wajah sumringah, Luna yang melihat itupun langsung berkecil hati karen takut dirinya tidak lolos seleksi.

"Unaa, masuk nak!." Perintah bu Sinta.

"Permisi, bu Sinta " Ucap Luna gugup karena ini pertama kali nya Luna berhadapan dengan seorang HRD bukan seorang tante Sinta nya .

"Hahaha, kenapa hmm?, gugup?, udah santai aja disini tante ga akan mewawancarai kamu, justru tante akan beri tahu kamu beberapa peraturan yang ada di agency ini, karena setelah kamu dinyatakan lolos interview kamu pasti akan lanjut ke beberapa tahap selanjutnya yang salah satunya di seleksi oleh manager yao sendiri, jadi tante akan memberi tahu kamu beberapa hal yang harus kamu lakukan dan yang tidak boleh kamu lakukan." Kata bu Sinta.

Setelah bu Sinta menjelaskan beberapa peraturan dan kebijakan sesuai yang berlaku di kantor dan juga sebagai seorang asisten pribadi Tuan Ran, bu Sinta mengantar Luna keluar ruangan untuk menemui manager Yao.

"Baiklah, sekarang tante akan antar kamu ke manager Yao untuk beberapa tes yang menentukan lolos tidak nya kamu. Memang lowongan kali ini agak diperketat seleksi nya karena takut kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi." Kata bu Sinta sambil menggandeng Luna.

"Tapi Una tadi melihat wanita yang keluar kayaknya sumringah sekali tan, memangnya dia pasti akan lolos seleksi?." Tanya Luna penasaran.

"Hemm wanita itu memang salah satu pegawai terbaik di agency ini, dia tipe orang yang mandiri dan cekatan, tetapi ada satu kekurangan dia yang tante kurang suka untuk dia menjadi asisten tuan ran."

"Apa itu tante ?." Tanya Luna lagi.

"dia wanita yang kurang menghargai sesama, dia selalu merasa paling benar dan paling di banggakan agency, tante takut kalau nantinya dia terpilih menjadi asisten Tuan Ran, dia merasa posisi dirinya paling atas dan akan semena mena dengan bawahannya."

Mendengar perkataan bu Sinta, Luna sadar betapa penting nya attitude dalam pekerjaan terlebih meski posisi tinggi sekalipun.

....

*Halo temen temen readers , meski Karena Kali ini bukan yang pertama kalinya author menulis , tapi author minta maaf banget kalau penyajian ceritanya atau penulisan nya ada yang kurang , tapi jangan khawatir author akan menyajikan cerita cerita yang seru banget terutama di ISTRIKU, ASISTEN PRIBADIKU ini , jadi ikutin terus episod selanjutnya dari IAP ini yaaa....thankyou..😘❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!