NovelToon NovelToon

Sebelum Kita Menikah

Keras Kepala

Hari ini Rianti yang sedang menikmati liburan karena hampir seminggu ia bekerja dan bepergian, Ia masih lelap dalam tidurnya.

Sementara di meja makan ayah dan Ibunya sudah duduk untuk bersarapan. "Bibi tolong bangunkan Rianti yah" kata Ibu Rosa.

"Iya bu" jawab pelayan dan ia pun pergi menuju kekamar Rianti

"Mami terlalu memanjakan Rianti Mi, papi nggak tu sebenanrnya nggak setuju kalau di kerjanya sebagai pramugari"

"sudahlah pi biarkan putri kita bersenang-senang dulu"

"Mami selalu aja membiarkan Rianti, Papi sebenarnya mau ngejodohin Rianti sama anak teman papi" kata tuan Mario namun belum selesai Ia berbicara Rianti sudah datang bersama dengan bibi.

"sudah pi tidak usah bahas itu dulu tuh anaknya udah nongol"

"Pagi papi, Mami" kata Ruanti sambil mencium pipi ibunya.

"Ayo sayang kita sarapan bersama sayang" kata ibu Rosa Rianti pun mengangguk, mereka pun mulai menikmati sarapan mereka dengan tenang, setelah selesai. Tuan Mario pun mulai memulai percakapan mereka.

"Mau sampai kapan kamu kerjanya sebagai pramugari?"

"Sampai Rianti bosan pi" jawab Rianti dengan santai.

"terus gimana hubungan kamu dengan pacar kamu?"

"Baik kok pi"

"Papi pingin ngomong sama kamu serius"

"Mau ngomongin apa pi"

"Papi mau kamu suruh pacar kamu temui papi suruh Dia untuk melamar kamu jika Dia tidak mau papi akan menjodohkan kamu dengan anak teman papi"

"Pi nggak bisa gitu pi Rianti belum mau nikah mudah"

"Terserah kamu, yang jelas papi mau pacar kamu itu temui papi sekarang" Rianti pun menjadi kesal dan menuju kekamarnya.

"Lihat anak kamu Mi orang tua belum selesai bicara udah langsung pergi ninggalin begitu aja"

"Biarin Dia berpikir pi, nanti mami yang coba jelaskan ke Rianti"

Sementara Rianti dikamarnya, Ia merasa kesal karena permintaan papinya dan Ia mencoba menghubungi kekasihnya untuk mengatakan apa yang papinya katakan, Namun sayang berkali-kali Ia hubungi tapi tak ada jawaban Rianti pun akhirnya segera bersiap untuk pergi menemui Tomi di rumahnya.

"Mami, Aku keluar sebentar yah mi"

"Rianti tunggu mami mau bicara sama kamu" Rianti pun mengangguk.

"Ayo kita ke taman" kata ibu Rosa mengajak putrinya.

"Mami mau bicara apa mi?"

"Sayang, mami tahu kamu marah sama papi"

"Ranti nggak marah papi, Ranti cuma nggak mau nikah mudah mi"

"Mami ngerti tapi kamu harus ingat kita sayang banget sama kamu kita mau kamu jatuh ketangan yang tepat yang bisa menjaga kamu"

"Iya mi, ya sudah kalau begitu Ranti mau ke rumah Tomi dulu, Ranti mau kasih tahu ke Dia"

"Ya sudah kamu hati-hatinya" Rianti pun akhirnya pergi menaiki mobilnya, sementara ibu Rosa masuk kedalam rumah untuk mengobrol sama suaminya.

"Papi, sebenarnya apa alasan papi untuk menjodohkan Ranti sama anaknya pak Kristian?"

"akhir-akhir ini papi melihat Tomi sedang bersama dengan Sherly dicafe, awalnya papi mengira kalau mereka cuma bersahabat saja papi juga tidak curiga, namun karena papi melihat mereka berdua sedang berpelukan akhirnya papi menyuruh anak buah papi untuk mengikuti mereka dan ternyata benar mereka berdua mempunyai hubungan"

"Sherly sahabatnya Ranti?" tuan Mario pun mengangguk.

"Mami nggak nyangka padahal Dia sahabat baiknya Ranti"

"Itulah mi, itu semua karena Rianti bekerja menjadi pramugari, sering bepergian ya Tomi pasti akan kesepian"

"Tapi tetap pi nggak bisa seperti itu, seharusnya Dia setia sama putri kita apa pun alasannya"

"Sudahlah mi, papi mau lihat Rianti bisa mengajak Tomi kemari untuk melamar Dia atau tidak" ibu Rosa pun mengerti maksud suaminya.

Sementara Rianti yang sudah didepan rumah Tomi pun mengetuk pintu rumahnya.

tok..

tok..

tok..

"Eh non Rianti"

"Iya bi, Tomi ada bi?"

"Maaf Non Aden Tomi sedang keluar kota"

"Keluar kota bi, sama siapa?"

"Bibi kurang tahu non"

"Tomi kok nggak kasih tahu aku yah" Batin Rianti.

"Ya sudah bi kalau begitu aku permisi dulu, nanti kalau Tomi kembali bilang aku cariin ya bi"

"Iya Non" Rianti pun tersenyum dan pergi meninggalkan rumah Tomi. Diperjalannnya Ia mencoba menghubungi lagi nomor Tomi tetapi masih tetap tidak bisa di hubungi.

"Lebih baik aku telpon Sherly mungkin Dia tahu"

Tut, tut, tut

"sherly kok nggak jawab telpon aku sih, coba lagi deh" Ia pun ciba menghubungi lagi namun sayang tak di jawab juga.

"Aahhggh aku harus ngomong apa coba ke papi, malas ahh lebih baik aku ke mall menikmati liburanku ini"

Setiba Rianti di mall ia pun memilih untuk shopping saat selesai Ia melihat sebuah topi yang di taruh dipatung Ia ingin membelikan untuk Tomi, ketiak Ia ingin mengambil topi tersebut ada seorang pria yang lebih dahulu mengambilnya.

"Hei tunggu aku yang lebih dahulu ingin mengambil topi itu jadi kembalikan topi itu kepadaku"

"Nona anda ini sangat lucu topi ini belum ada yang memilikinya jadi siapa saja berhak untuk mengambil topi ini"

"Tidak bisa aku yang melihat topi itu terlebih dahulu jadi berikan topi itu kepadaku"

"Nona lebih baik anda mencari topi wanita saja ini topi untuk pria"

"Tidak bisa aku ingin memberikan topi itu sebagai hadiah untuk kekasihku"

"Nona anda benar-benar keras kepala, tapi maaf asistenku sudah membayarnya di sebelah sana" kata pria itu sambil menunjuk ke arah kasir, Rianti pun akhirnya mengalah dan pergi dari tempat itu.

"Gadis aneh"

Rianti pun akhirnya menghabiskan waktunya di mall ia tidak mau pulang lebih awal karena belum bisa menghubungi Tomi, Hingga pukul 9 malam akhirnya Ia pulang kerumahnya sementara ayah dan ibunya sedang tidak dirumah mereka sedang keluar untuk bertemu dengan rekan bisnis tuan Mario.

Ia pun bergegas kekamarnya untuk beristirahat karena besok Dia harus menggatikan salah satu sahabatnya yang sedang ambil cuti.

Keesokan paginya tit....tit....tit.. suara alaram jam berbunyi tepat pukul 04.00 pagi, Rianti harus bergegas menuju bandara karena tugasnya sebagai pramugari.

"selamat pagi Mami"

"pagi sayang, sini sarapan dulu" ucap Ibu Rosa kepada putri semata wayangnya.

"Nggak usah Mi nanti aku sarapan di bandara aja"

"Ya sudah kamu hati-hatinya"

"Mami jaga kesehatan yah, aku perginya bareng sopir aja Mi"

"Iya, kamu nggak pamitan sama Papi kamu dulu"

"nggak Mi, Rianti males ketemu papi, tiap ketemu pasti ngomongnya mau di jodohin sama anaknya teman papi, Rianti sudah gede Mi, Rianti bisa memilih sendiri lagian Riantikan sudah ada cowok jadi nggak perlu di jodoh-jodohin lagi"

"Kamu nggak boleh gitu, papi mau yang terbaik buat kamu"

"Sudah yah mami ngobrolnya aku bisa telat" Rianti pun mencium pipi dan memeluk ibunya lalu pergi dengan membawa kopernya.

"Anak kamu yang keras kepala itu udah jalan ?" tanya tuan Mario

"Huuuss, jangan ngomong kaya gitu, itu juga anak kamu, keras kepalanya juga kaya papinya" kata Bu Rosa.

Bersambung....

Jangan Bandingkan Aku

"Anak kamu yang keras kepala itu sudah jalan ?" tanya tuan Mario

"Huuuss, jangan ngomong kaya gitu, itu juga anak kamu, keras kepalanya juga kaya papinya" kata Bu Rosa.

"Mami tolong ambilkan ponselku Aku mau menelpon Dia sebelum Dia sampai di bandara" Ibu Rosa pun segera menuju kamar tidur mereka dan mengambil ponsel milik suaminya.

"Ini ponsel papi"

"Terima kasih Mi", Tuan Mario pun segera melihat nomor putrinya dan menghubungi.

Tut, tut..

"Halo Ranti"

"Iya pi"

"kenapa kamu menghindar dari papi, apa laki-laki itu tidak mau bertemu dengan papi?"

"Bukan begitu Pi, Tomi yah lagi sibuk Ranti kemarin belum sempat berbicara sama dia"

"Terus hari ini seharusnya kamu masih liburkan kenapa kamu sudah kerja terus kenapa kamu nggak pamit sama papi?"

"Iya maaf pi Ranti mendadak ganti tugasnya teman"

"Ya sudah papi maafin kamu, dengan syarat ketika liburan nanti kamu harus bawa kekasih kamu untuk melamar kamu dan ingat jika Dia tisak mau maka kamu harus mau kenalan dengan pria pilihan papi"

"Iya pi, Ranti janji"

"Ya sudah kalau gitu kamu jaga kesehatan kamu"

"Iya papi juga, salam mami pi" ayah dan anak itu pun mengakhiri percakapan mereka.

*****

Rianti yang di perjalanannya juga memikirkan apa yang di katakan oleh ayahnya.

"Aku ngambil tugasnya mbak Rani biar minggu depan ulang tahunnya Tomi aku bisa kasih kejutan buat Dia sekalian aku kasih tahu yang papi mau" batin Ranti.

Tidak lama Ia sampai di bandara "Rianti makasih yah udah mau gantiin mbak"

"sama-sama Mbak, semoga semua urusannya Mbak lancar jaya yah"

"Iya makasih, Mbak doain kamu nyusul mbak sesegera mungkin"

"Rianti kamu yang gantiin mbak Rani yah? ayo buruan kita siap-siap" kata seorang pramugari yang lain.

"Mbak kami masuk dulu yah" mereka pun pergi masuk kedalam ruangan khusus.

****

Sementara di rumah Tomi yang baru saja sampai dari luar kota.

"Selamat pagi Aden kemarin nona Rianti kemari"

"Apa Bi Rianti kemari? terus bibi bilang apa?"

"Bibi bilang aden sedang keluar kota lagi ada reunian"

"Bibi nggak kasih tahukan kalau aku bareng Sherly"

"Iya, Aden kalau Bibi boleh kasih saran Non Rianti itu baik banget loh Den dibandingkan dengan Non Sherly, Non Rianti sangat sopan"

"Ia Bi, aku juga sama Sherly itu hanya iseng doang, makasih yah bi, tapi Mami nggak tahukan kalau Sherly sering kemari?"

"Nggak Den, ibu nggak tahu"

"Terima kasih Bi jangan di kasih tahu soalnya mami bisa marah kalau tahu aku bohong"

"Baik Den" Tomi pun masuk kedalam kamarnya Ia pun segera mengambil ponselnya dan dan segera mencarger.

"Aku harus segera hubungi Ranti" ucapnya pelan dan Tomi pun segera mengaktivkan ponselnya dan menghubungi Rianti.

"Kok ponselnya nggak aktif apa Dia marah yah sama aku?" Tomi pun segera mengecek stori IG maupun WA Rianti "kok Dia nggak update sih, ahhg mungkin Ranti masih tidur coba lagi nanti" Ia pun meletakan ponselnya dan tak lama terdengar ketukan dari pintu kamarnya.

"Ada apa Bi?"

"Maaf Den tapi nyonya baru saja menelpon katanya Aden di suruh ke rumah nyonya sekarang"

"Baik Bi terima kasih"

"Kalau begitu saya permisi dulu Aden" Tomi pun mengangguk.

"Ahh Bibi tunggu sebentar kemarin Rianti titip pesan nggak buat aku?"

"Tidak ada aden"

"Baiklah terima kasih Bi" Bibi pun kembali kedapur

" Ini semua karena Sherly coba kalau aku tidak ikut maunya untuk temani dia ke rumah orang tuanya" batin Tommy.

"lebih baik aku siap-siap kerumah mami sekarang" Tomi pun segera bersiap untuk kerumah Maminya. setelah 30 menit ia bersiap Ia pun segera menuju kerumah ibunya.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Ia sampai di rumah ibunya.

"Mam"

"Duduk Tom"

"Mami mau ngomong apa?"

"Mau sampai kapan kamu main-main terus Tom?, mami tu hanya ingin kamu bantu mami ngejalani perusahaan alm papi, kamu tahukan mami sendirian sudah saatnya kamu yang tangani perusahaan papi"

"Mi, Tomi belum mau"

"Kamu jangan seperti itu Tom, kami lihat Aditya Dia seusia dengan kamu tapi Dia sudah bisa membanggakan orang tuanya"

"Mam jangan bandingkan aku sama Aditya"

"Mami nggak membandingkan kamu, tapi mau mau kamu harus bisa seperti Aditya bahkan lebih tunjukan ke mereka kalau kamu bisa, kamu jangan buat mami malu dong sama keluarga papi kamu apa lagi Yunike dan anaknya Aditya itu, ingat Tomi mereka yang sudah membuat papimu meninggal"

"Mam, papi meninggal karena terlambat penangan Dokter dan nggak ada hubungannya dengan tante Tamara"

"Nggak Tomi kalau saja waktu itu Tamara tidak terlambat meminjamkan uang ke Mami pasti papi kamu masih hidup sampai sekarang" kata Ibu Rima yang mengingat kembali kejadian yang sudah lama itu.

Flasback on

Waktu itu hujan deras dan listrik mati Ibu Yunike yang sedang menjaga menidurkan Aditya yang baru berusia 4 tahun.

Terdengar ponselnya berdering Ia pun segera mengambil ponselnya di lihat layar pangilan ternyata yang menelpon Rima ibunya Tomi.

"Halo Rim?"

"Halo Yunike, kamu bisa bantu aku tidak?"

"Bantu apa Rim?"

"Tolong pinjamkan aku uang sebesar 50 jta untuk biaya oprasinya Mas Jeremy, nanti setelah proyek yang Mas Jeremy tangani selesai baru aku ganti"

"Ohh, iya Rim, bisa aku bisa pinjamkan kok kamu tenang aja kan, dikit lagi soalnya di tempatku lagi hujan deras dan susternya Adit nggak ada hari ini"

"Terima kasih Yunike, tapi aku mohon agar kamu segera mengirimkannya karena Mas Jeremi harus segera di oprasi"

"Iya" kata Ibu tamara dan ponselnya pun tiba-tiba mati akibat habis batrei.

"halo Yunike, halo, halo"

"Mas kamu yang sabar dan harua kuat mas" ucap Ibu Rima yang sedang menangis.

"Mi.." ucap Tuan Jeremi dengan suara yang berat. "Papi sudah tidak punya banyak waktu, Mami jaga baik-baik anak kita didik Dia agar bisa menggatikan papi"

"Papi, jangan omong yang aneh-aneh, mami nggak bisa urus anak kita sendirian pi" kata bu Rima yang sudah tak bisa menahan tangisnya.

"Mami harus bisa kuat tampa papi jalani semua, maaf sudah membuat kamu susah Rima"

"sssttt, jangan bicara lagi"

"Papi mau tidur mi" kata tuan Jeremi dan pelan-pelan menutup matanya.

"Mas,, Mas,,," panggil Bu Rima sambil mengoyang pelan tubuh suaminya.

"Dokter tolong, tolong" teriak ibu Rima dan Dokter dan perawat pun segera berlari menuju ke ruangan tempat tuan Jeremi di rawat.

"Ibu tunggu di luar sebentar" kata seoran suster dan Ibu Rima pun mengikuti kata suster, dan Ia pun mencoba menghubungi kembali nomor Yunike namun sayang nomor yang ditujuh masih belum aktif"

Bersambung

Kejutan Ulang Tahun

"Dokter tolong, tolong" teriak ibu Rima dan Dokter dan perawat pun segera berlari menuju ke ruangan tempat tuan Jeremi di rawat.

"Ibu tunggu di luar sebentar" kata seorang suster dan Ibu Rima pun mengikuti kata suster, dan Ia pun mencoba menghubungi kembali nomor Tamara namun sayang nomor yang ditujuh masih belum aktiv"

Seorang perawat keluar dari dalam ruangan dan mengatakan kalau suaminya sudah tidak tertolong lagi.

Iapun menangis dan berlari masuk kedalam ruangan mendapati suaminya sudah tak tertolong lagi.

Flasback off

"Mami mohon sama kamu bantu mami menjalankan perusahaan papi Tomi"

"Baiklah Mi aku setuju"

"Baiklah kalau begitu bersiap hari ini mami akan memperkenalkan kamu kepadap semua kariawan mami"

"Ia Mi" jawab Tommy dan iapun segera bersiap.

***

Seminggu berlalu akhirnya tepat di mana Riyanti selesai dengan tugasnya "hari ini Tomy ulang tahun Aku mau kasih kejutan buat Dia" ucapnya sambil memegang sebuah kado.

"Aku mending ke apartemen deh dari pada langsung pulang rumah bisa-bisa Papi nggak ngijinin aku untuk temui Tomi." Rianti pun naik taksi menuju ke apartemennya.

setelah tiba di apartemennya. Ia pun segera bersiap dan berdandan yang cantik untuk menemui Tomi, namun sebelum itu Ia menelpon.

Tut..tut..tut..

"Halo Bi, ini aku Rianti Bi, Tomi ya ada bi?"

"Aden Tomi ada belum bangun non"

"Ya sudah bi kalau begitu sedikt lagi aku kesana, aku mau kasih kejutan ulang tahun buat Dia jadi bibi jangan kasih tahu kalau aku menelponnya bi"

"Iya Non"

Rianti pun segera menutup teleponnya dan bergegas bersih siap menuju ke rumah Tommy. Setelah beberapa menit Rianti pun segera menuju ke Rumah Tomi dengan membawa kue cake dan kado yang sudah disiapkan khusus untuk untuk Tomi.

Dengan hati yang gembira dan penuh semangat Rianti menuju kerumah Tomi setelah tiba iapun segera masuk, namun ia di kejutkan dengan mobilnya Sherly "kok Aku yang deg - degkan sih?" batunnya. Dia pun tetap melangkah masuk kedalam rumah Tomi dengan kebetulan pintu rumah yang lagi terbuka.

Saat Ia melangkah masuk kedalam rumah betapa terkejutnya Ia menyaksikan adegan ciuman kedua orang itu dengan penuh *****.

Braaak cake dan kado di tangan Rianti terjatuh "Tomi !!! Sherly !!!" kedua orang itupun terkejut.

"Rianti !!" ucap Tomi.

Rianti pun berlari keluar dari rumah Tomi.

"Ti.. tunggu aku bisa jelasin" ucap Tomi sambil mengejar Rianti." Beb tunggu" Tomi yang menarik tangan Rianti.

"Kamu mau ngejelasin apa Tom, semua udah jelas dengan perbuatan kalian berdua tadi"

"Kamu salah paham kita nggak ada hubungan apa-apa"

"Cukup Tomi, Kamu nggak usah bohong Aku bukan anak SD yang kamu bohong terus, sejak kapan kalian berdua main di belakang aku ? dan kamu Sherly !! Aku nggak nyangka persahabatan kita udah lumayan lama Sher tapi kamu tega ngehianatin persahabatan kita"

"Ranti aku minta maaf, aku cuma main-main sama Dia ! itu semua karena Aku kesepian Kamu ninggalin Aku terus !" Kata Tomi dengan wajah memelas.

"Cukup Tom !! lebih baik hubungan kita sampai disini."

Ranti pun segera berlari keluar dari halam rumah itu.

"Aaahhhhg ini semua gara-gara kamu Sherly !!" ucap Tomi penuh amarah.

"Enak aja, Kamu jugakan selama ini tidak pernah menolak Aku dan menerima semua apa yang Aku lakukan kepada Kamu !" balas Sherly yangbtaknmau kalah.

" kamu mending sekarang pulang !" perintah Tommy dan Ia pun segera masuk ke dalam rumahnya mengambil kunci mobilnya untuk mengejar Rianti.

Sementara Rianti yang menyebrang jalan tak melihat ke kiri dan kanan hampir tertabrak oleh mobil seseorang pria tampan.

Rianti pun terduduk di tengah badan jalan dengan terisak tangis.

"Wahh ni perempuan mau mati kali" ucap Aditia. Ia pun segera turun dari mobilnya dan menuju ke Rianti.

"Kok Dia nangis ??" batinnya.

"kamu nggak apa-apa kan?" Rianti pun melihat ke arah sumber suara dan saat Dia ingin berdiri Ranti malah terjatuh pingsan.

Dengan Sigap Aditya segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak terjatuh di jalanan." Aduuh Dia pinsan lagi" dia segera membawa masuk Ranti ke mobilnya.

Aditia pun segera menghubungi dokter pribadinya dan segera menuju ke apartemennya.

"Gadis ini kalau tidak salah yang waktu itu di mall" batin Aditia saat melihat kearah Ranti.

Dengan kecepatan tinggi Ia melajukan mobilnya, setelah bebera menit akhirnya Ia tiba karena lokasinya tidak jauh dari tempat itu.

Dia pun menggendong tubuh Ranti dan dibawah masuk kedalam apartemen dan membaringkan Ranti di tempat tidur.

Tak lama pun dokter datang "Ferdy tolong Kamu periksa wanita ini ! Dia pinsan di jalan." kata Aditiya

"Siapa Dia pacar kamu yah Bro?"

"Bukan nggak sengaja ketemu Dia, sudah tanyanya lebih baik sekarang kamu lihat kondisinya dulu !" Ferdy pun segera memeriksa kondisi Ranti.

"Permisi tuan ini air minumnya"

"Terima kasih Bi"

Setelah beberapa saat Dokter Ferdy memeriksa "Dia nggak apa-apa. Dia uma kelelehan saja." kata Ferdy

"Syukurlah, tapi kok Dia belum sadar ?"

"Tidak apa-apa sedikit lagi juga Dia bangun." belum selesai dokter Ferdi berbicara. Ranti sudah mulai tersadar Dia pun melihat kekiri dan kanan.

"Aaaku di-mana ini?"

"Diapartemenku, apa Kamu masi merasa pusing Nona?" tanya Aditya dengan sopan

"Tidak terima kasih"

"Siapa namamu Nona cantik" sambung Dokter Ferdy.

"Ranti"

"Berikan alamat rumahmu biar aku mengantar kamu pulang" potong Aditia.

"Tidak usah biar aku sendiri, terima kasih atas bantuan kalian." ucap Ranti yang sudah bangun dari tempat tidur.

"Sama-sama Ranti tapi lebih baik kamu Aku yang antar pulang saja !"

"Hei bukannya Kau masih ada pasien yang harus di urus biar Nona ini Aku yang urus" kata Adit yang sudah menarik lengan Ferdy untuk keluar dari apartemennya.

"Aah Kau ini" kesal Ferdy dan Ia pun pergi meninggalkan Aditia.

Aditia pun segera kembali kedalam kamar dengan membawa makanan yang bibi sudah siapkan.

"Ayo makan dulu setelah itu baru kamu boleh pulang."

"Terima kasih, Maaf ini The elements aparment?"

"Iya Nona."

"Kalau begitu tidak perlu mengantar aku juga tinggal disini !"

"Humm berarti wanita ini bukan wanita biasa" batin Aditia.

"Oh yah, ya sudah kalau begitu habiskan dulu makanannya habis itu baru kamu pulang." Ranti pun mengangguk.

"Maaf kalau boleh tahu tadi kamu kenapa bisa berada di tengah jalan?"

Ranti hanya diam tak menjawab, Aditia yang merasa tak di respon akhirnya melanjutkan "Lainkali tidak boleh seperti itu, kalau kamu tertabrak bagaimana?"

Tampa sadar airmatanya jatuh membasahi pipinya, Aditia yang melihat Ranti seperti itu mendekat dan memeluk "Maaf jika kata-kataku terlalu kasar"

"Aku mau pulang terima kasih atas bantuannya hari ini tuan permisi" kata Ranti dan langsung beranjak keluar dari apartemen Aditia.

"Gadis itu sepertinya sedang ada masalah."

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!