Alvaro Aiden William merupakan seorang pengusaha sukses yang tampan, dingin, cuek, tegas dan berwibawa, banyak bisnis yang dirintis oleh al berhasil, tapi dia tidak pernah sombong dengan apa yang dia punya sekarang, dia selalu bersyukur, dia menjalani hari harinya hanya untuk bekerja dan bekerja. Bahkan dia tidak pernah memikirkan hal lain, dia sangat perfeksionis dalam hal pekerjaan, banyak wanita wanita yang telah berusaha untuk mencuri perhatiannya, bahkan dia tidak pernah melirik mereka semua.
Bukan berarti dia tidak normal ya? Dia lelaki paling sempurna, semuanya dapat diraihnya dengan mudah, dia juga sosok lelaki jenius. Dia pernah mempunyai seorang kekasih waktu dia masih kuliah di Amerika Serikat tepatnya di sebuah Universitas ternama "HARVARD UNIVERSITY" Al mengambil jurusan bisnis, walaupun bukan merupakan lulusan terbaik, akan tetapi Al berhasil masuk kedalam 10 besar, tentu saja itu hal yang membanggakan untuk seorang al. Al terlahir dikeluarga yang sangat disiplin, tegas dan terpandang, Al memiliki seorang adik cowok yang saat ini sedang kuliah diluar negeri, bisa dibilang keluarga yang sempurna, Mama dan Papa Al tidak pernah memanjakan kedua anaknya, mereka sangat disiplin dan tegas dalam mendidik anak, tidak pernah memanjakan anak anak mereka. Terbukti dari Al yang terbilang cukup mandiri, tidak pernah menghambur hamburkan uang, karena dia sadar betul sulitnya mendapatkan uang.
Papa dan Mama Alvaro selalu berpesan "Seseatu yang didapatkan atas usaha sendiri jauh lebih berharga dari pada hasil pemberian orang lain!" Kata kata itu yang selalu diingat Alvaro sampai dia sukses sampai sekarang. Dia selalu ingat setiap detail tentang perjuangannya yang berjuang untuk sukses, sebenarnya mudah saja untuk seorang Al untuk mendapatkan bantuan, dengan relasi bisnis Papa dan Mama Al yang berada dimana - mana, pasti tidak akan sulit. Akan tetapi dia tidak pernah menggunakan atau memanfaatkan hal tersebut, Al benar - benar merintis usahanya dari nol dan sampai menjadi sebesar ini itu berkat kerja keras Al sendiri.
Al bahkan tidak memiliki seorang kekasih, padahal dengan mudah Al bisa menunjuk wanita manapun pasti akan mau dengan dirinya. Dulu dia putus dengan kekasihnya dikarenakan Al yang semakin hari semakin cuek dengan kekasihnya, karena Al sibuk untuk memperdalam bisnis, akhirnya Al harus menerima kenyataan kalau kekasihnya memutuskan hubungan dengannya.
Al sempat merasa galau selama beberapa tahun, tapi dia terus menyibukkan dirinya untuk tetap fokus dengan bisnis - bisnisnya, Al belum menyadari betul alasan yang mantan kekasih meninggalkannya, Al hanya berpikiran kalau mantannya itu telah bertemu seseorang yang baru atau bahkan memang sudah merasa bosan dengan dirinya yang terlalu sibuk.
Beberapa tahun berlalu begitu cepat, Al tidak pernah berubah sama sekali, dia masih dengan kesibukannya, kedua orang tua Al sempat merasa khawatir tentang anak sulungnya ini. Diusia Al yang sudah memasuki 25 tahun Al masih sendiri, bahkan kekasih pun tidak ada.
Banyak dari relasi bisnis Papa dan Mama Al berusaha untuk menjodohkan anak mereka dengan Al, tapi Al terus menerus menolak, dia merasa masih terlalu muda, lagipula dia bisa menentukan pilihannya sendiri. Akhirnya kedua orang tua Al menyerah. Karena Al bersikeras tidak mau untuk dijodohkan oleh Mamanya.
Tapi dia juga tidak ada niatan untuk mencari kekasih, menurutnya akan membuang buang waktunya karena dia terlalu sibuk. Tapi Al tidak mengetahui kalo Mamanya selalu menyuruh orang untuk mengawasinya.
Bahkan sampai saat ini Al masih sendirian aja, Mama Al semakin khawatir dengan kesendirian anaknya ini, bahkan Mamanya sempat berpikir kalau al tidak tertarik dengan wanita. Karena setiap wanita yang dikenalkan oleh Mamanya dia selalu menolak, bahkan tidak pernah mau melihat dulu sebelum berkata tidak.
Kalau aja Al memiliki kekasih pasti Mamanya tidak akan sengotot ini untuk menjodohkan Anaknya, tanpa sepengetahuan Al Mamanya masih terus menerus mengenalkan Al dengan wanita pilihan Mamanya yang dianggap pantas dan cocok bisa bersanding dengan Al.
Al tidak tinggal bersama kedua Orangtuanya Al memutuskan untuk membeli rumah yang untuk ditinggalinya sendirian, rumah dikawasan elite, Al memiliki beberapa pengurus rumah, karena rumah yang dibeli Al ini sangat besar bak istana, pengurus rumah Al pun sangat banyak, ada sekitar 20 orang sudah termasuk supir dan penjaga rumah. mereka semua menyiapkan semua kebutuhan Al dengan sempurna, karena Al tidak menyukai adanya kesalahan, sudah sering Al memecat seseorang yang dianggapnya bekerja sembarangan. dia tidak suka berantakan bahkan debu sekalipun, akan ada seseorang yang selalu memeriksa pekerjaan semua pengurus rumahnya.
Mama Al menepon Al...
Hp Al berdering terus hingga akhirnya membuat Al terbangun dipagi hari, tapi Al merasa kalau dirinya tidak ada membuat alarm sepagi ini, Al berusaha untuk membuka matanya lalu segera mencari keberadaan hpnya, dengan segera Al melihat siapa yang telah mengganggu jam tidurnya. Nama yang tertera dilayar hpnya adalah MAMA, ngapain Mama nelepon pagi - pagi begini? Batin Al, lalu dengan segera Al mengangkat telepon dari Mamanya.
Dengan keadaan mata yang masih sulit untuk dibuka, lalu Al memutuskan untuk memejamkan matanya.
"Ada apa Ma? Mama gak salah nelepon Al jam segini?" Tanya Al merasa kesal karena harus terbangun tepat dipukul 5 pagi.
Mama Al hanya tersenyum mendengarkan ucapan anak sulungnya barusan. "Tidak sayang! Kamu harusnya sudah bangun jam segini. Apa salah bila seorang Mama menelepon Anaknya?" Jawab Mamanya.
"Pasti ada maunya kan Ma? Udah deh Al udah paham betul dengan sifat Mama, langsung to the point aja deh Ma, Al masih ngantuk banget nih." Kata Al yang sangat mengerti dengan Mamanya, pasti ada alasan sampai - sampai Mamanya meneleponnya pagi buta begini.
"Aduh sayang, kamu memang mengerti sekali ya. Hari ini kamu sibuk? Tolong kamu luangkan waktu kamu ya pas makan siang untuk bertemu dengan Chyntia, itu lo Anak relasi bisnis Papamu, dia baru pulang dari luar negri dan akan membuka usaha disini, sama seperti kamu. Kali ini kamu tidak bisa menolak, kamu kan sudah pernah janji ke Mama kalau kamu mau membuat Mama bahagia, lagian ini kan cuma ketemuan doang, Mama mohon ya sama kamu." Kata Mama Al menjelaskan.
"Aduh Ma, kirain ada hal apa sepagi ini Mama bangunin Al, Al males Ma. Lagian hari ini Al sibuk banget." Kata Al berusaha untuk menolak keinginan Mamanya.
"Gak ada alasan Al, kamu ingkar janji yaa? Kamu bohongi Mama, lagian Mama udah mengecek jadwal kamu hari ini, kamu tidak terlalu sibuk, jadi jangan cari alasan ya Al." kata Mamanya.
'Darimana Mama tau ya kalau jadwalku hari ini tidak terlalu banyak. Pasti Mama mata - matain aku deh.' Batin Al kesal.
"Iya deh, tapi janji ya Ma kalau cuma ketemuan doang!" Kata Al yang akhirnya menyerah.
"Iya sayang Mama janji, Mama tidak akan memaksa kamu bila Chyntia tidak sesuai dengan kriteria wanita kamu. Nanti kamu ketemuan dengan Chyntia sudah terima beres deh. Waktu dan tempatnya akan Mama kirimkan kekamu ya. Awas ya kamu kalau sampai tidak datang." Kata Mamanya dengan nada sedikit mengancam.
"Iyaaaa Ma! Al janji akan datang, udah ya Al mau lanjut tidur lagi. Byeee Mama sayang." Kata Al kemudian langsung dengan cepat memutuskan panggilan telepon.
Drrrtttt... Drrrtttttttt...........Drrrrrrrrrrrtttttttttttt...
"Ada apalagi sih ini, ganggu banget daritadi." Ucap Al lalu langsung membaca pesan dari Mamanya.
MAMA
Jangan lupa ya Al nanti ketemuan dengan Chyntia, ini Mama kirim fotonya..
Gimana cantik kan? Mama yakin kamu pasti bakalan suka sama dia.
Ketemuan di Restauran Henshin Jam 7 malam.
Tidak boleh telat, tempatnya udah Mama pesan ya.
AWAS SAJA KALO SAMPAI KAMU GAK DATANG!
Restauran Henshin merupakan salah satu restoran yang terkenal dijakarta, dengan menyediakan makanan Japanese yang sesuai dengan selera Alvaro, dan merupakan salah satu tempat favorite Al. Pakaian yang digunakan pun ditentukan di restauran ini, harus menggunakan kemeja untuk pria sedangkan untuk wanita menggunakan gaun. Sangat banyak pengusaha - pengusaha dan anak - anak pejabat yang nongrong disini, selain itu disini juga disediakan hotel. Restaurannya berada tepat berada di bangunan tertinggi, jadi bisa dibilang pemandangan pada saat malam hari sangat bagus, bisa melihat Kota Jakarta dari sini dengan pemandangan yang luar biasa dari Restauran Henshin ini, apalagi kalau dinner dengan pasangan merupakan tempat yang cocok dan pastinya sangat romantis.
****
Akhirnya Alvaro tidak bisa tidur kembali, kedua matanya sudah cerah, Al akhirnya memutuskan untuk berolahraga disekitaran kompleks, dia berlari berkeliling kompleks sekitar setengah jam. Lalu memutuskan untuk kembali kerumah ketika jam sudah pukul 6 pagi. Al bersiap - siap untuk pergi bekerja, Al mandi lalu segera turun untuk sarapan. Setelah selesai Al langsung berangkat kekantor.
Al jadi tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan hari ini, dia males buat ketemuan dengan wanita yang sudah diatur oleh sang Mama, tapi apa boleh buat Al sudah terlanjur berjanji kepada Mamanya. Al gak mau dianggap anak yang suka ingkar janji, terlebih lagi Al adalah seorang lelaki sejati, yang akan selalu memegang setiap ucapannya.
Dengan berat hati al harus pergi berkencan seperti yang sudah terjadwal, entah kenapa matanya selalu melihat jarum jam yang semakin lama semakin cepat aja berlalu, Al berharap akan ada suatu keajaiban yang membuat pertemuan yang telah direncanakan ini gagal, tapi harapan tinggal harapan, dia harus menerima kenyataan bahwa keajaban itu memang tidak akan pernah ada!
Al dengan malesnya kemudian mulai merapikan diri didepan cermin yang ada ditoilet pria. Al memutuskan untuk langsung berangkat ke restauran tersebut dari kantornya, Al memang gak ada niatan untuk pulang lalu mandi dulu sebelum ketemuan dengan Chyntia.
Jalanan hari ini serasa sunyi, Al padahal sudah sengaja berlama - lama dikantor, tapi jalanan terasa sunyi, tidak seperti Kota Jakarta pada umumnya yang pasti kalau jam - jam sore menuju petang begini akan macet dimana - mana, padahal Al sudah akan membuat alasan kalau lama dijalan karena macet! tapi harapan Al sirna, Al datang tepat waktu dari waktu yang dijanjikan.
Tidak berapa lama Chyntia juga sudah berada disana dengan gaya yang sangat modis, rambut panjang yang dibiarkan terurai, memakai make up sedikit tebal dengan bibir menggunakan lipstik merah dengan gaun hitam yang menampilkan body nya jadi semakin terlihat seksi, pasti kalau pria manapun yang melihatnya akan merasa cukup terpesona dan akan menyukainya dengan pandangan pertama. Selain itu Chyntia baru lulus kuliah ditempat Al berkuliah dulu yaitu di "HARVARD UNIVERSITY" dengan mengambil jurusan yang sama dengan Al, sosok wanita yang sangat sempurna dimata semua pria, tapi yang aneh menurut Al kenapa dirinya yang begitu sempurna mau dijodohkan dengan dirinya? Itu yang masih menjadi tanda tanya, pasti ada something kan. Secara logika ya Al berpikiran seperti itu tidak ada salahnya, apalagi di zaman yang semuanya kita bisa membuat keputusan sendiri, tapi Chyntia yang baru lulus kuliah langsung mau dijodohkan oleh dirinya.
Tapi Al tidak mau memusingkan hal itu, bagi Al dia hanya menjalankan perintah dari sang Mama yang memohon agar Al mau bertemu dengan Chyntia, kan cuma pertemuan biasa tanpa menggunakan perasaan. Habis pertemuan itu Al bakalan tidak akan mau lagi bertemu dengan Chyntia.
Chyntia berlajan menuju meja yang Al memang sudah berada disana, posisinya Al membelakangi Chyntia makanya Al tidak mengetahui jika Chyntia telah tiba tepat dibelakangnya. Tia langsung duduk didepan Al dengan memperkenalkan dirinya sambil tersenyum yang sangat cantik. "Hai, perkenalkan aku Chyntia, biasa dipanggil Tia, kamu Al kan?" Ucap Tia sambil memperkenalkan diri.
Al menerima uluran tangan Tia. "Aku Al, pasti Mama aku udah cerita kan ke kamu. Ya udah kamu mau pesan apa nih?" Kata Al dan langsung to the point tanpa mau berlama - lama untuk basa basi.
"Kamu udah biasa kesini kan? Aku gak tau menu ter thebest disini itu apaan, aku pesan yang sama aja deh seperti yang kamu pesan." Kata Tia seraya tersenyum ke Al sambil melihat menu yang ada ditangannya.
"Oke deh, biar aku pesan ya." Kata Al lalu segera memanggil pelayan untuk memesan makanan favorite Al.
Sedari tadi mereka kaku, diam - diaman satu sama lain, akhirnya Tia membuka percakapan. "Aku panggil kamu kakak ya, kak Al hebat ya masih muda udah banyak usahanya, aku juga ingin seperti kak Al deh." Kata Tia.
"Iya nih, awalnya juga tidak mudah, aku menjalani semuanya benar benar dari nol bisa sampai ketatap seperti ini, itu butuh proses yang panjang, tidak seperti keliatannya, cukup sulit juga kok. Kamu bisa juga kok asal ada usaha dan kemauan, bahkan semua orang juga bisa, asalkan jangan pernah menyerah, kalo gagal coba lagi, gagal coba lagi! Ya memang harus seperti itu." Kata Al sambil menjelaskan dengan panjang dengan menatap Tia. Yang ditatap malah kege'eran. Tia belum apa - apa udah terpesona aja melihat ketampanan Al.
Al memang cukup mempesona, tidak heran wanita seperti Tia aja yang bisa dibilang cukup sempurna, benar - benar mengagumi dan mengakui tidak bisa menolak pesona Al.
Al sadar betul dengan tatapan Tia, tapi Al berusaha untuk tidak memperdulikan Tia sama sekali, makanan pun datang setelah mereka menunggu cukup lama, ya sekitar 20 menitan gitu lah. Tanpa menunggu lagi Al langsung mengajak Chyntia untuk mulai makan.
"Kita makan dulu ya, ngobrolnya kita lanjutin nanti lagi ya." Kata Al yang diikuti anggukan Tia yang menandakan setuju lalu sambil tersenyum.
'Aduh tadi waktu terasa cepat berlalu, sekarang kok lama banget sih? Kapan sih ini semua selesai. Batin Al.
Sehabis makan, Tia masih ingin mengobrol lagi dengan Al, tapi Al seakan malas untuk meladeni Tia. Untung aja sebelum itu Al sudah punya rencana untuk kabur dari Tia, Al tiba tiba mengetik sesuatu di hp nya, lalu tidak perlu menunggu lama, hp Al kemudian berdering dengan nyaringnya. Al tiba - tiba menjauh dari Tia untuk mengangkat panggilan teleponnya, lalu kemudian kembali lagi ke meja mereka dengan muka yang sudah berubah.
"Tia maaf ya aku harus segera pergi, lain kali ya kita ngobrol lagi." Lalu Al segera bergegas pergi dengan meninggalkan Tia yang masih bengong.
Untung aja aku bisa cari alasan, lagian bosen banget harus ngobrol sama Tia. Dia bukan tipe aku sama sekali. Ya walaupun dia sangat cantik dan memikat. Batin Al.
Didalam mobil, Al langsung berterimakasih kepada supirnya karena telah membantunya untuk kabur dari acara kencan ini.
"Pak thanks ya udah mau bantuin saya, jangan bilang soal ini ke Mama ya." Kata Al.
"Iya sama - sama pak." Kata Pak Wira.
Pak Wira adalah supir yang telah lama bekerja dikeluarga Al, Mamanya sengaja untuk mengirin Pak Wira untuk terus berada didekat Al, dengan begitu Mamanya akan bisa terus memantau Al dari Pak Wira. Tapi Al menyadari hal ini, Al gak pernah mempermasalahkannya, Pak Wira juga sangat dekat dengan Al, Al sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Pak Wira, Al pun selalu menghormati Pak Wira dan sayang kepadanya seperti Orangtuanya.
Lebih sering Al bercerita dan curhat kepada Pak Wira ketimbang dengan Mama Papanya, ya karena Al lebih merasa nyaman untuk bercerita tentang apapun itu tanpa merasa tertekan, coba kalau Al bercerita kepada Mama Papanya, pasti akan berbeda hasilnya, karena Al tau betul yang ada dipikiran kedua Orangtuanya hanya ada bisnis dan bisnis saja.
Benar saja setelah acara kencan itu, Mama Al langsung mencari informasi. Pak Wira adalah target pertama yang ditelepon Mamanya, tapi Mama Al tidak mengetahui kalau Pak Wira sedang bersama Al. Al menyuruh Pak Wira untuk mengangkat telepon.
"Tadi gimana ya Al datang kencan kan? Mereka masih bersama sampai sekarang Pak? Al ada cerita apa ya? Dia suka gak dengan Tia?" Tanya Mama Al penasaran.
"Tuan Al datang Bu ke kencannya tepat waktu, udah pulang Bu, tuan Al gak ada cerita apa - apa ke saya Bu, coba deh Ibu tanya sendiri aja." Jawab Pak Wira dengan tenang.
Mama Al tidak mengetahui kalau sambungan teleponnya di speaker oleh Pak Wira karena disuruh oleh Al. Al yang mendengar semua pertanyaan yang terlontar dari Mamanya hanya bisa menahan ketawanya, kalau dia sempat mengeluarkan suara apa gak makin ribet urusannya, karena pasti Mamanya akan segera menyerang Al dengan berjibun pertanyaan.
Ya walaupun Al paham betul dengan sifat Mamanya apalagi ditambah dengan rasa penasaran yang luar biasa, Al juga tau pasti habis menutup telepon dengan Pak Wira, Mamanya pasti akan langsung menghubungi dirinya.
Al juga sudah mempersiapkan jawaban atas semua pertanyaan Mamanya. Al ingin membuat Mamanya mengerti kalau dia tidak menyukai wanita yang akan dijodohkan oleh Mamanya dengan dirinya.
Benar saja sekarang hp Al telah berbunyi, Al langsung menatap layar hpnya yang dia juga sudah mengetahui siapa yang telah meneleponnya, dengan menghela napas cukup dalam Al segera mengangkat sambungan telepon dari Mamanya.
"Ya Ma, ada apa?" Jawab Al dengan sangat tenang.
"Kamu udah pulang ya? Kok cepat sekali? Gimana tadi acara kencannya dengan Tia? Kamu suka gak dengan dia?" Tanya Mama Al tanpa basa basi lagi.
"Mama ini seperti wartawan ya, nanyanya tanpa jeda." Ejek Al sambil tertawa.
"Jawab pertanyaan Mama Al." Kata Mamanya.
"Iya Ma, Al udah pulang nih, Al udah capek banget hari ini Ma, ya gak gimana - gimana biasa aja, Al biasa aja dengan dia Ma, lagian Mama kan cuma nyuruh Al datang ya Al datanglah duduk, ngobrol lalu makan setelah itu pulang." Jawab Al menjelaskan kepada Mamanya.
"Masa sih kamu tidak suka dia Al? Dia sangat cantik lo, banyak banget pria yang menyukai dia, kamu normal gak sih Al?" Tanya Mamanya sangat heran dengan Anak Sulungnya ini.
"Gak Ma, aku biasa aja ke dia, udah deh jangan mulai lagi. Maksud Mama apaan ngomong gitu? Mama meragukan Al? Al normal lah Ma." Kata Al sedikit emosi dengan perkataan Mamanya barusan.
"Bukan begitu maksud Mama, wanita sesempurna Chyntia aja kamu gak suka, jadi kamu suka yang seperti gimana Al?" Tanya Mamanya yang semakin tidak mengerti dengan Anaknya ini.
"Udah deh Ma jangan jodoh - jodohkan Al lagi, udah dulu ya Ma. Al capek dan udah mengantuk ini, nitee Ma." lalu Al segera mengakhiri panggilan teleponnya.
Al berharap semoga Mamanya mengerti dengan keputusan yang telah diambilnya ini, tapi Al tidak mengetahui bahwa semakin Al menolak, Mamanya malah semakin berusaha untuk mencari calon istri yang terbaik untuk Al.
Mama Al karena masih penasaran kemudian bertanya kepada Tia melalui sambungan telepon.
"Tia, ini tante Mamanya Al, tadi gimana acara kencan kamu dengan Al? Gimana pendapat kamu tentang Anak tante Al?" Tanya Mama Al to the point.
"Oh tantee, Al ganteng banget tante, aku sampai gugup banget tadi ngobrol dengan Al, tapi dia sepertinya sangat cuek dan telalu sibuk tan, tadi aja dia mendapatkan telepon lalu segera pergi begitu aja. Sepertinya dia gak suka deh tan dengan Tia." Jawab Tia menjelaskan.
"Aduh sayang, padahal kamu cantik banget begitu, Al aja yang tidak peka, maafkan sikap Al ya sayang. Dia emang terlalu sibuk bekerja hingga tidak terpikir untuk mencari pacar atau bahkan istri. Tante jadi tidak enak ini sama kamu, sekali lagi tante minta maaf ya atas nama Al, sampaikan salam tante untuk Mama kamu ya sayang." Kata Mama Al yang merasa tidak enak dengan sikap Al yang pergi begitu aja.
"Iya tante aku ngerti kok, gapapa kok tan, kok jadi tante yang sampai minta maaf gini ke aku, aku lo yang jadinya gak enak begini, iya tan ntar aku sampaikan salam tante ke Mama ya." Kata Tia.
"Ya udah deh sayang udah malam ini, kamu istirahat ya, maaf udah ganggu waktu kamu malam - malam begini ya. Kalau ada waktu main dong kerumah tante." Kata Mama Al.
"Iyaa tan ini mau istirahat kok, tante juga ya. Iya ntar deh main kesana. Byee tan."
"Iyaa sayang." Kata Mama Al.
"Dasar Al wanita seperti Tia aja yang sopan, baik, ramah, lulusan terbaik, pintar, dan cantik begini disia - siakan. Udah berapa banyak wanita yang aku kenalkan ke dia, masa gak ada satupun yang dia suka." Ucap Mama Al kesal dengan sikap Al.
Tapi Mama Al masih banyak cara untuk membuat Al mau menerima perjodohan yang telah direncakan olehnya, Mama Al terus menerus berusaha untuk mengenalkan Al dengan wanita baik baik, dari keluarga yang baik dan tentunya terhormat.
Al sudah berada diatas kasurnya, dia berbaring lalu tersenyum senang karena dia berpikir kalau tidak akan ada lagi gangguan dari Mamanya, itulah yang terlintas didalam benak Al, padahal hal tidak tau Mamanya masih mempunyai banyak wanita yang akan dikenalkan, sampai Al harus berkata setuju untuk menikah, dengan begitu Mama Al akan merasa lega dan bahagia, tidak akan berpikiran yang macam - macam lagi terhadap Anaknya ini, Al memang sangat berbeda 180 derajat dengan adiknya, adiknya malah sudah sering berganti - ganti pasangan, sedangkan Al hanya memiliki satu mantan pacar.
Mama Al seperti itu karena terlalu sayang kepada Al, mana ada Orangtua yang tidak pernah memikirkan kebahagiaan Anak - anaknya, wajar bila Mama Al sangat khawatir yang berlebihan melihat Al yang sangat cuek terhadap wanita manapun.
*****
Seminggu berlalu dengan cepat, tanpa ada telepon sama sekali dari Mama Al, Al tau betul bahwa Mamanya pasti marah kepadanya, tapi Al emang sengaja untuk membiarkan Mamanya seperti itu, kalau dibujuk pasti Mamanya akan kembali membuat Al harus berjanji lagi.
Tiba - tiba ada telepon dari kediaman Al, 'ada apa ya tumben sekali? Pasti Mama deh.' Batin Al.
Tanpa menunggu lama, Al segera mengangkat teleponnya. "Ini dengan Al, ini saya Dokter Heri, Mama kamu sakit ini dirumah, kamu bisa segera kesini? Daritadi Mama kamu manggil - manggil nama kamu saja, sebaiknya kamu segera kesini." Kata Dokter Heri.
Dokter Heri adalah Dokter keluarga Al, sudah sejak lama dia dipercayakan untuk merawat semua anggota keluarga Al, selain itu Dokter Heri adalah teman baik Papa dan Mama Al, hubungannya sudah seperti saudara sendiri. Mama Al sengaja meminta bantuan dari Dokter Heri untuk melancarkan rencananya. Al pasti akan sangat khawatir bila dibilang kalau keadaan mamanya sakit, Al sangat lemah bila itu menyangkut Mamanya.
Ya Mamanya bisa dibilang jago akting, semua ini untuk melancarkan misi Mamanya supaya Al mau mengikuti permintaan Mamanya, yaitu menikah.
Benar saja Al langsung panik dan langsung bergegas untuk melihat keadaan Mamanya, padahal hari ini Al ada rapat penting, dia memberikan perintah untuk menunda sampai urusan selesai, begitu sampai kekediaman Mama apanya Al setengah berlari menuju kamar Mamanya, dan benar saja Al mendapati Mamanya yang berbaring lemah dengan muka yang cukup pucat, Al yang khawatir langsung menggenggam erat kedua tangan Mamanya dengan muka yang sangat mengkhawatirkan sekali keadaan Mamanya.
'Maafkan Mama Al, Mama harus pura - pura begini demi kamu, Mama ingin kamu bahagia.' Dalam hati Mama Al.
"Mah, Mama kenapa jadi begini, pantesan aja Mama tidak menghubungi Al. Kenapa baru kasih tau sekarang kalau Mama lagi sakit, kalau aja Dokter Heri gak menelepon Al, pasti Al tidak akan tau. Maafin Al, Ma." Ucap Al penuh dengan rasa menyesal.
"Mama ngerti kok Al, Mama gak akan maksa buat kamu menikah lagi, Mama begitu karena ingin melihat kamu bahagia, tapi dari sekarang Mama tidak akan menjodohkan kamu lagi, kamu gak salah kok, Mama yang salah, Mama yang gak bisa mengerti kamu, maafin Mama ya yang selalu maksain kamu, Mama janji Mama tidak akan seperti itu lagi, Mama egois." Kata Mamanya sambil entah tanpa sadar telah meneteskan air mata. Dengan begitu membuat Al semakin merasa bersalah dan tidak enak hati.
"Mama jangan begitu, Al yang salah Ma, Mama cepat sembuh ya, Al janji kalau Mama sembuh Al akan menurut dengan Mama, Al yang egois tidak pernah memikirkan tentang kebahagiaan Mama, Al menyesal Ma." Ucap Al dengan tulus sambil menghapus air mata Mamanya.
"Gak Al, kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri seperti ini ya? Mama yang salah." Sambil sesekali terisak Mama Al menatap Anaknya.
"Om Mama gapapa kan? Sakitnya gak serius kan? Tolong sembuhkan Mama ya Om." Kata Al sambil menatap Dr Heri.
"Kamu tenang aja ya, jangan panik, Om akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan Mama kamu." Kata Dr Heri sambil menyemangati Al yang sangat panik.
"Kamu sebaiknya keluar dulu, biarkan Mama kamu untuk istirahat, Al percayalah gak ada Orangtua yang tidak ingin melihat kebahagiaan Anaknya, Mama kamu seperti itu karena terlalu sayang kepada kamu, mungkin kebahagiaan Mama kamu dengan cara melihat kamu menikah." Kata Dr Heri.
"Iya Om saya tau, terimakasih banyak ya Om. Saya mohon Om lakukan semua yang terbaik untuk membuat Mama saya sembuh ya." Kata Al yang sangat mengkhawatirkan keadaan Mamanya.
"Iya Om janji...ntar kalau Mama kamu sudah mendingan baru kamu Om hubungi lagi, kamu lanjutkan aja dulu pekerjaan kamu yang sudah menunggu." Kata Dr Heri.
"Iya Om, kabarin saya ya." Kata Al.
"Pasti." Kata Dr Heri lalu segera masuk kekamar dan meninggalkan Al yang masih sangat mengkhawatirkan Mamanya.
Setibanya dikamar, Mama Al langsung bertanya kepada Dr Heri tentang bagaimana reaksi dari Al, Mama Al yakin seratus persen Al pasti akan sangat khawatir lalu segera menuruti kemauan dari Mamanya.
Dengan begitu rencana Mamanya akan berhasil dengan cara halus untuk memaksa Al.
Mama Al pun langsung tersenyum penuh maksud tersembunyi.
'Ini semua Mama lakukan untuk kamu Al, semoga kamu bisa mengerti ya.' Batin Mama Al.
Ya benar aja Al mau menerima siapa pun wanita yang akan dijodohkan kepadanya.
Hari ini rencananya mereka berdua akan segera bertemu. Nama wanita yang akan dijodohkan dengan Al adalah Kiara biasa dipanggil Ara, wanita cantik, sombong, angkuh, egois, mandiri. Ara bekerja diperusahaan Papanya, sebenarnya Ara ingin membuka usaha sendiri, tapi sang Papa ingin supaya Anaknya bisa meneruskan usaha yang telah lama dibangun oleh Papa Ara, ya dengan terpaksa Ara harus menurut.
Suatu hari usaha Papanya Ara berada dititik kehancuran atau kebangkrutan, hanya keluarga dari Al yang bersedia membantu dengan syarat harus menjodohkan Anak mereka, Papa Ara terpaksa harus menerima perjodohan ini, tapi Papa Ara belum memberikan kabar ini kepada sang Putri.
Ara dipanggil keruangan Papanya, dari awal ingin bertemu Papanya perasaan Ara sudah tidak enak gak tau kenapa tiba - tiba seperti itu, tapi Ara gak banyak berpikir dia langsung masuk aja keruangan sang Papa.
TOK TOK TOK!
"Masuk."
"Duduk, Ara, Papa mau bicarakan hal yang sangat penting dengan kamu." Dengan muka yang sangat serius Papa Ara melanjutkan perkataannya.
"Apaan sih Pa, serius banget deh, perasaan aku jadi gak enak nih." Ucap Ara yang ikutan menjadi tegang.
"Kamu akan Papa jodohkan dengan anak dari teman Papa, dan kamu tidak boleh menolaknya!" Ucap Papa Ara tegas dan penuh dengan penekanan.
"APAAA! GAK PAA ARA GAK MAU DIJODOH JODOHKAN! ARA PUNYA PACAR PAA! ARA GAK MAU!!!!" Ara yang kaget langsung spontan menjawab dengan nada tinggi kepada Papanya.
Ara yang mulai emosi dengan perkataan papanya yang mengharuskan dia menikahi sosok lelaki yang bahkan dia tidak mengenalnya sama sekali.
Tapi papanya tidak suka bila ditolak, ara sudah mengetahui sikap papanya yang keras dan tidak suka dibantah, kalau gak dia akan merasakan akibat dari itu semua.
Papa ara telah menyelidiki tentang pacar ara, kalau ara bersikeras untuk tetap menolak, papa ada tidak akan segan segan untuk mencelakai pacar ara, ara paham sekali dengan situasi seperti ini.
Demi untuk melindungi pacarnya ara rela mengorbankan dirinya sendiri.
Ara masih termenung didalam kamarnya, dia memutuskan untuk tidak mau keluar kamar dab mogok makan. Biasanya mamanya akan membujuk ara, tapi kali ini tidak. Mamanya telah mendapatkan ancaman dari papa ara, hingga mamanya tidak bisa berbuat apapun.
Ara masih terdiam mengingat setiap perkataan dari papanya, tidak seperti biasanya sosok papa yang selalu sabar dan tersenyum bila berbicara kepada anak kesayangannya ini. Kali ini papa ara seperti sosok papa yang jauh berbeda dari yang ara kenal. Papanya sekarang sangat berbeda 180 derajat dari yang ara tau selama ini, ternyata seseorang bisa sangat berbeda bila menyakut tentang uang.
Ara masih sangat kaget dan syok, dia belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus mengikuti keinginan papanya demi bisnis, ara berpikir bahwa dirinya hanya akan dijual demi kelangsungan bisnis papanya.
Setiap saat suara papanya selalu terngiang ngiang terdengar sangat jelas.
"Ini semua untuk keluarga kita ara, demi papa! Papa harap kamu mau berkorban ya. Bisnis keluarga kita hampir bangkrut, lalu kemudian papa mendapatkan bantuan tapi dengan syarat kamu harus menikahi anak sulungnya yang bernama alvaro. Papa cuma minta tolong sama kamu sekali ini aja, papa juga terpaksa begini. Tapi kalau kamu bersikeras untuk menolaknya, papa gak ada jalan lain lagi selain mencelakakan pacar kamu!" kata kata papanya yang masih terus terngiang ngilang ditelinganya.
Papa sekarang udah berani mengancam aku! Demi bisnisnya, persetan dengan itu semua, papa bahkan tega untuk mengorbankan aku, anaknya sendiri. Batin ara merasa sangat marah.
Ara tidak bisa tidur malam ini, merasa sangat gelisah ara bingung harus berkata dan menjelaskan tentang hal ini kepada pacar yang sangat dicintainya, ara gak ingin melakukan hal ini tapi demi keluarga dan pacarnya dia harus berkorban, pengorbanan yang paling tidak masuk akal menurut ara, dizaman yang semodern ini masih ada aja perjodohan, ara sangat penasaran tentang sosok calon suaminya yang bernama alvaro itu, 'dia kok mau ya dijodoh jodohkan begini? Padahal dia juga tidak mengenalku!' batin ara yang terus menerus terpikir tentang semua ini, seperti mimpi buruk rasanya.
Untuk sementara ara tidak mau diganggu oleh siapapun juga termasuk pacarnya, dia benar benar ingin sendirian dulu.
Gak terasa seminggu sudah berlalu begitu saja, papa ara mulai menagih janji ara yang katanya butuh waktu untuk berpikir selama seminggu ini.
Papa ara menuju kekamar ara. "Ara buka pintunya, papa tau kamu didalam. Kalau kamu gak mau buka papa akan dobrak pintu ini, papa hitung sampai 3 bila kamu tidak membuka pintunya dihitungan ke 3 papa akan dobrak, papa serius! 1 2 tii-gaa," lalu pintunya pun dibuka oleh ara.
Lalu papanya tersenyum kemudian masuk dab langsung duduk. "Bagaimana ara? Kamu sudah membuat keputusan? Papa yakin kamu tidak akan mengecewakan papa." kata papanya yang melihat ara dengan pandangan yang penuh pengharapan.
Ara menarik napas panjang lalu dengan berat menghebuskannya "iya pa ara sudah membuat keputusan, ara ara se- se-tuju dengan perjodohan ini." jawab ara sambil tertunduk tidak bersemangat.
"Kamu memang anak papa, papa yakin kamu akan bahagia hidup bersama alvaro. Makasih ya sayang. Oke papa akan mengatur pertemuan kamu dengan alvaro." kata papanya sambil tersenyum bahagia lalu beranjak dari duduknya kemudian langsung menghampiri ara dan memeluknya.
Ara hanya pasrah tanpa membalas pelukan dari papanya. Disudut hati ara paling dalam dia sangat menyesal menerima perjodohan ini, kenapa dia tidak memikirkan untuk bisa kabur dari rumah.
Ara memutuskan untuk mengajak pacarnya bertemu lalu menceritakan semuanya, ara sudah mengambil keputusan yang terberat seumur hidupnya. ara bahkan tidak mengharapkan dimaafkan oleh pacarnya.
akhirnya ara mengaktifkan ponselnya kembali, lalu melihat berapa banyak panggilan dari pacarnya, ara menatap layar hp nya melihat begitu banyak panggilan tak terjawab ada sekitar 215 panggilan, lalu ada begitu banyak pesan yang masuk sekitar 72 pesan, kemudian ara memutuskan untuk melihat pesannya satu persatu.
nama pacar ara di ponselnya Mylove
Mylove jam 13.30 WIB
"sayang kamu kemana aja? hp kamu kok mati..."
Dua jam kemudian...
"ya udah deh, ntar kalo hidup hp nya jangan lupa kabarin aku ya."
"kamu marah sama aku? maafin aku ya kalau aku ada salah. tapi kamu jangan cuekin aku gini dong sayang."
"sayang?"
"sayang?"
"sayang?"
"sayang?"
"sayang?"
"kamu mau hukum aku ya? cara kamu berhasil banget buat aku kecarian dan kangen banget kekamu."
"tuh kan belum aktif juga nomornya!"
"aku harus gimana supaya kamu mau aktifkan hp lg sayang?"
"bener bener kelewatan deh kamu, jangan sampai aku nekat ya."
"hei, kamu lagi dimana sih? gak biasanya kamu kayak begini, kalaupun kamu marah keaku pasti kamu bakalan langsung ngomong ke aku."
"hmmp, sayang aku kangen kamu..........!"
sampai besok harinya hingga akhirnya seminggu pun berlalu begitu saja, ara sama sekali tidak ada membalas bahkan menghubungi pacarnya, pacar ara bernama Rey Abimana Prasetya, biasa dipanggil rey, tampan, tinggi, warna kulitnya tidak terlalu putih, mempunyai suara yang bagus, anak band, memiliki banyak penggemar dikampusnya hingga sekarang, sosok yang sangat diidolakan kaum hawa, banyak kaum hawa yang tergila gila dengannya, tapi rey hanya mencintai ara sejak pertemuan mereka dikampus, sama halnya dengan ara yang sangat mencintai rey.
wanita manapun jika melihat dan mendengar suara rey pasti akan jatuh hati bahkan menggilainya, bukan sekali dua kali ara sering berharapan dengan wanita wanita yang mengejar rey, itu yang menyebabkan ara menjaga secara ketat lelakinya, bisa dibilang ara sangat posesif kepada rey. tapi rey tidak pernah mempermasalahkan sikap ara sama sekali, rey malahan senang melihat ara yang sangat cemburuan.
hubungan ara dan rey sudah berlangsung cukup lama sekitar 4 tahunan lebih, rey tidak pernah melirik wanita lain lagi, rey sangat setia kepada ara hingga sekarang, tidak pernah ada kata bosan dalam hubungan mereka, malahan semakin hari mereka semakin menyukai satu sama lain, mereka berdua adalah pasangan paling romantis di kampusnya, menjadi best couple adalah hal yang paling biasa mereka dengar. bisa dibilang mereka cinta mati dan pasangan yang tidak bisa terpisahkan, jangan salah hubungan mereka juga sudah sangat jauh, selayaknya hubungan suami istri, mereka bahkan sudah biasa melakukannya selama 4 tahun ini, hubungan percintaan yang cukup panas. ara menyerahkan keperawanannya yang selama ini dijaganya dengan sangat mudah kepada rey.
bagaimana cara ara untuk menjelaskan kepada rey bahwa dirinya akan menikah dengan lelaki pilihan dari oragtuanya, pasti rey tidak akan bisa menerimanya.
malam ini lagi lagi ara tidak bisa tertidur karena takut untuk menjelaskan semua ini kepada rey, takut rey akan marah besar kepadanya. ara sudah berusaha untuk memejamkan matanya, tapi tidak bisa tertidur sama sekali, ara sudah berulang kali merubah posisi tidurnya senyaman mungkin, tetapi tetap saja dia tidak bisa tertidur.
ara meraih kembali ponselnya lalu menekan nomor rey, tapi sebelum itu ara menarik napas dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, rey langsung menjawab telepon dari sang pacar yang telah dirindukannya ini.
"halo sayang kamu kemana aja sih, kenapa hp kamu mati? lalu kamu kemana aja selama seminggu ini? kamu kok hindarin aku?" kata rey tanpa henti terus bertanya kepada ara untuk menjelaskan tentang keberadaannya selama seminggu ini tidak ada kabar.
ara tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan dari rey yang sangat ingin tau tentang kabar dan keberadaan ara selama seminggu ini "aku mau ketemu kamu besok, ditempat biasa, ada sesuatu yang mau omongin."
"kamu kenapa kok gak jawab semua pertanyaan aku?" tanya rey penasaran.
"aku akan jelasin semuanya besok, makanya aku ngajak kamu buat ketemuan, ditempat biasa dan di jam 16.00 WIB." jawab ara.
"okee oke kita ketemuan besok, ya udah deh kamu istirahat ya sayang, see you tomorrow my love..."
"iyaa sayang sampai ketemu besok ya, kamu juga istirahat ya."
gimana cara aku buat jelasin semua hal konyol ini kekamu rey, andai aja lelaki yang dijodohkan papa itu kamu aku pasti akan menerimanya dengan senang hati, ini aku juga tidak mengenalnya, jangankan mengenal bertemu aja belum pernah, tapi aku akan segera menikah dengan dia....batin ara tanpa sadar air mata ara selalu mengalir deras hingga membuat kedua mata ara menjadi merah, pasti besoknya ketika terbangun mata ara kelihatan sangat bengkak, tanpa perlu dijelaskan semua yang melihatnya tau bahwa ara baru saja menangis.
ara bersiap untuk pergi ketemuan dengan pacarnya rey, tanpa ada perasaan semangat sama sekali ara menatap dirinya sendiri di cermin, lalu melihat keadaan matanya yang cukup bengkak, dicermin ara masih sesekali menangis, lalu dia memutuskan untuk menghapus air matanya yang membasahi kedua pipinya.
"ayo ara kamu bisa! kamu kuat! rey pasti akan mengerti." ucap ara untuk menguatkan dirinya sendiri.
setibanya ditempat ketemuan, rey telah menunggu ara sekitar 15 menitan lalu menyambut ara dengan cipika cipiki, ara hanya tersenyum datar melihat rey kekasihnya yang sekarang melihat ara dengan tatapan dipenuhi oleh pertanyaan pertanyaan.
"mata kamu kenapa kok bengkak? kamu habis nangis ya? kamu lagi ada masalah apa? cerita dong sama aku." tanya rey yang sangat mengkhawatirkan keadaan dari ara.
"rey... hmmmp.. gimana ya aku ngomongnya, sulit banget buat aku untuk jelasin semuanya kekamu. maafin aku ya, aku minta kita putus!" kata ara lalu air matanya terjatuh dengan sendirinya kemudian ara langsung menghapusnya dengan tisue.
rey seketika sangat kaget mendengar perkataan ara barusan seperti disambar petir disiang bolong. "kamu bercanda kan? gak gak gak bercanda kamu kali ini gak lucu!" kata rey dengan mengeleng gelengkan kepalanya, raut wajah rey seketika berubah menjadi sangat sendu lalu dengan mengamati kedua mata ara dalam dalam tidak ada kebohongan sama sekali, bahkan tidak kelihatan seperti bercanda, ara benar benar serius berkata seperti itu.
ara hanya menangis menatap rey tanpa ada sepatah katapun yang keluar, bibir ara seketika terkunci rapat rapat tanpa ada penjelasan yang keluar.
"kamu bercanda kan sayang? kamu harus jawab aku ara!" tanya rey dengan suara mulai meninggi.
"aku gak bercanda, aku mau kita putus, aku udah bosan dengan kamu, aku udah mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik dari kamu, jadi kita putus saja." kata ara penuh dengan kesungguhan.
jangan pernah maafin aku rey, aku wanita yang paling jahat! aku gak bisa kasih alasan buat kamu, ini akhir untuk kita, ini yang terbaik untuk kamu juga, semoga ntar kamu mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku. dalam hati ara.
"siapa lelaki itu? aku gak akan lepasin kamu ara! aku cinta dan sayang sama kamu, aku cuma mau dengan kamu aja, gak ada wanita lain dihati aku selain kamu. aku gak akan biarkan itu semua, aku gak mau putus!" kata rey dengan penuh emosi dan penekanan.
"tapi maaf rey, aku udah gak cinta dan sayang lagi sama kamu! terserah kamu, intinya aku mau kita putus. aku akan segera menikah dengan lelaki itu, kamu tidak mengenalnya. aku kesini cuma mau bilang ini semua ke kamu. selamat tinggal rey." kata ara sangat kejam lalu segera melangkah pergi meninggalkan rey yang sangat terluka.
sebenarnya hati ara jauh lebih terluka lagi, tapi hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membuat rey menjauhinya.
*****
ara terus menerus menangis didalam kamarnya, dia tidak mau makan sama sekali, mamanya sudah beberapa kali kekamar ara untuk membujuknya tapi ara tidak mau mendengarkan, dia terus menyesal dengan setiap kata yang telah dia ucapkan kepada rey.
ara sedang melihat foto kebersamaan mereka yang ada di hpnya. sambil terus menangis.
papa ara datang ke kamar ara lalu memberitahukan soal pertemuan ara dengan al, besok adalah rencana untuk mereka segera bertemu, ara yang tidak mendengar sama sekali perkataan papanya, dia hanya termenung sendiri.
lalu papa ara mendekati ara lalu membelai kepala anak semata wayangnya ini, "maafin papa ara, kalau aja bisnis papa gak bangkrut kamu gak harus berkorban seperti ini, papa sayang sekali dengan kamu." kemudian papanya mencium kening putri kesayangannya.
*****
Telepon al berdering, lalu al segera menatap layar hp nya, al sebenarnya sudah mengetahui tujuan mamanya menelepon untuk apa, dengan sangat malas al akhirnya mengangkat teleponnya.
MAMA
"Al kamu besok akan bertemu dengan kiara wanita yang akan kamu nikahin. kali ini jangan kecewakan mama ya sayang." kata mama al melalui sambungan telepon.
"iya ma, al kan sudah berjanji sama mama untuk menerima wanita yang akan dinikahkan dengan al, kenapa harus ketemuan sih? terserah mama deh kalau suka tinggal mengatur pernikahan aja." kata al.
"mana boleh begitu sayang, setidaknya kamu ketemu dulu dengan ara, kan yang mau nikah kamu? pokoknya besok jangan sampai telat ya sayang." kata mama al.
"iya deh ma, ya udah mama istirahat ya, jangan terlalu banyak mikir ntar sakit lagi, al gak mau melihat mama sakit seperti kemarin lagi ya." kata al kepada mamanya.
"iyaa sayanggg." kata mamanya lalu mematikan sambungan telepon.
"hmmp, gapapa deh untuk membuat mama bahagia, asal mama gak sakit sakit lagi karena mikirin aku terus, mau siapa pun wanitanya aku tidak masalah, udah capek juga berdebat sama mama soal ini, aku ikutin aja deh kemauan mama kali ini." batin al.
lalu al menghela napas sambil memandangi jalanan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!