Pengenalan karakter dan cerita
Kane Laurence/Kamiya Kane
Anak berambut hitam dengan mata berwarna biru sapphire. Karena lebih muda, kepribadiannya lebih periang, sering tersenyum kepada semua orang, bersifat agresif dan cerewet. Meskipun terlahir dari kalangan biasa, ia memiliki kemampuan meretas yang tidak dimiliki oleh peretas papan atas. Ia juga memiliki kemampuan deduksi di atas rata-rata.
Seorang pria miliarder yang memungutnya, sering mengajaknya ke tempat kejadian kriminal. Ini membuat Kane gemar menginvestigasi kasus kriminal. Berkatnya, ia membantu kepolisian memecahkan puluhan kasus di umurnya 4 tahun yang masih terbilang sangat muda dengan meretas melacak keberadaan penjahat. Ia langsung menjadi anggota divisi detektif dan merupakan anggota termuda di organisasi tersebut. Hal ini membuatnya mendapat julukan ‘’ Si Iblis Deduksi ’’.
Kein Laurence/Kamiya Kein
Meskipun kembar identik, penggambaran fisiknya berbeda dengan adiknya. Rambutnya berwarna putih dengan mata berwarna merah ruby. Berbeda dengan Kane, kepribadiannya lebih tenang, tidak peduli sekitar, bersifat dingin namun sangat berambisi terhadap suatu hal.
Terlahir dari kalangan biasa, jangan pernah meragukan kemampuannya. Kein diberkahi kemampuan seni. Memiliki banyak prestasi dalam bidang seni, ia merubah makanan menjadi karya seni, membuat banyak orang dewasa merasa tidak percaya diri. Kein juga memiliki kemampuan menilai kualitas makanan secara akurat. Sekitar 4 tahun, bakat terpendam Kein sebagai penguji rasa menjadi jelas dan dia mulai membantu orang-orang industri kuliner, menguji rasa hidangan yang terhitung jumlahnya dan mengkritiknya. Ia tidak akan ragu menyirami kepala setiap koki jika masakannya tidak layak dan tidak sesuai dengan cita rasanya. Hal itu membuatnya mendapat julukan ‘’ Si Iblis Makanan ’’.
Eve Laurence/Kamiya Eve
Seorang wanita dari kalangan biasa yang bekerja sebagai koki di salah satu restoran terbaik di Indonesia karena bakatnya. Ayahnya hanya seorang pelayan di keluarga kaya. Ibunya tiba-tiba meninggal secara misterius. Karena kepolisian tidak menemukan petunjuk apa pun, kasusnya jadi ditutup. Ayahnya menikahi seorang janda yang sudah memiliki anak perempuan yang seumuran dengannya, Cordelia Jones. Akan tetapi, ibu tiri dan saudari tirinya bermuka dua. Mereka akan bersikap baik dan lembut saat di depan, saat di belakang Eve mendapat perlakukan buruk. Meskipun begitu, ia tidak pernah mengadukan hal tersebut kepada ayahnya.
Suatu hari, karena sebuah perjanjian antara 2 sahabat, ia akan dinikahkan dengan anak dari direktur Akademi Kuliner Chrysos. Eve awalnya menolak, tetapi sang ayah menjelaskan kalau perjanjian ini sudah dibuat jauh sebelum dirinya dilahirkan.
Hari bahagia kini menantinya di depan, dan sehari sebelum pernikahannya, Cordelia mengajaknya makan di restoran yang berujung menjebaknya.
Setelah itu, harinya yang indah kini berubah menjadi gelap dan sengsara.
Adam Raymond
Anak dari presdir perusahaan Chrysos sekaligus pemilik akademi kuliner ternama yang terkenal di seluruh dunia. Ibunya Mary Raymond, adalah Bookmaster(Master Buku) dari W.O.G(World Of Gourment), organisasi tertinggi dalam dunia kuliner. Tumbuh di salah satu keluarga memasak utama dunia, memberinya akses ke bahan-bahan, gaya memasak, dan pengalaman yang tidak dapat dicapai oleh koki lainnya di usianya. Sejak kecil, ia sudah dikelilingi oleh banyak wanita, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mendekatinya.
Saat ini, ia yang menjabat sebagai CEO dari perusahaan dan menjadi pemilik akademi kuliner milik keluarganya. Presdir, Moriarty Raymond, ayahnya mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan itu sebagai hadiah pernikahan untuknya.
Sebuah janji telah dibuat oleh 2 sahabat, yakni ayahnya dengan sebuah keluarga dari kalangan biasa. Ia tidak terlalu mempedulikan hal itu, membuatnya menerima pernikahan tersebut begitu saja.
Pernikahan yang tenang dijalaninya awal, seketika berubah saat Cordelia memberinya kejutan besar dengan berita kehamilan Eve. Saat itu juga, ia menceraikan Eve dan menggantikan Cordelia sebagai istri pengganti agar aib itu tidak tersebar.
Sekretaris Rey
Teman masa kecil Adam Raymond. Ia adalah satu-satunya pria yang paling dekat dan hampir mengetahui semua yang disukai atau tidak disukai atasannya. Awal pertemuannya dengan Adam Raymond adalah saat kompetisi masak. Di sana, ia menjadi lawannya di babak final, meskipun pada akhirnya Adam Raymond yang memenangkan kompetisi itu. Terkesan dengan kemampuan memasaknya, membuat dirinya langsung dijadikan bawahan. Selain dirinya, tidak ada yang dipercayai Adam.
Cordelia Laurence
Aslinya, ia bermarga Jones sebelum masuk ke dalam keluarga Laurence. Ia merupakan anak dari Christa Jones dan ayah biologisnya yang sudah meninggal. Ia saudara tiri dari Eve Laurence. Keluarga Laurence sedikit masih di atas keluarganya. Karena itulah, ia mendukung penuh agar ibunya menerima lamaran dari Percy Laurence, yang sekarang menjadi ayah tirinya.
Setelah ibunya menikah, ia iri melihat ayahnya yang selalu memanjakan kakak tirinya, Eve. Hal itu membuatnya selalu menginginkan apa pun yang diberikan ayahnya kepada Eve.
Ayahnya menjelaskan kalau ia bisa memberikan barang lain yang ia mau, tapi tidak dengan milik kakaknya sendiri. Namun, Cordelia bersih keras karena menyukai barang-barang milik Eve. Untungnya Eve lebih dewasa, sehingga ia dengan tulus memberikan semua miliknya.
Tanpa ayahnya ketahui, ia selalu menyuruh Eve untuk memasak makanan, membersihkan kamarnya dan ibunya, serta membeli perlengkapan riasnya melalui gaji Eve.
Hari itu, ia mendengar kabar pernikahan kakak tirinya dengan anak direktur kuliner ternama. Mengetahui hal ini, membuat Cordelia tidak akan membiarkan pernikahan tersebut terjadi. Ia begitu licik menggunakan cara untuk menjebak kakak tirinya untuk merebut posisi Eve.
Kamiya Kaji
Keluarga Kamiya yang kaya dan berpengaruh di Jepang. Sebagai seorang perwira polisi, ia menggunakan kekayaannya yang luar biasa dan koleksi gadget teknologi terbaru untuk menyelesaikan kasus kejahatan. Kakaknya, Kamiya Yuki, merupakan CEO dari perusahaan yang juga memiliki akademi kuliner. Suatu urusan membuatnya mengambil penerbangan ke Indonesia dan mempertemukannya dengan Eve Laurence.
Beberapa kejadian berlalu membuatnya mengetahui alasan wanita itu berlari di tengah hujan. Merasa iba dan marah dengan perlakuan kerabat dari wanita itu, membuat Kaji membantu Eve membesarkan kedua anak kembarnya dan merubah wanita itu. Melalui pengaruhnya, ia mengasah kemampuan kedua anak kembar Eve, dan tanpa ragu ikut memasukkan Kane ke dalam anggota divisi detektif dan Kein ke akademi kuliner milik kakaknya.
Vic Demilo
Sahabat terdekat Eve, sekaligus teman bekerjanya di restoran yang sama. Wataknya sedikit angkuh, namun aslinya ia baik. Jika ada seseorang yang mengganggu Eve, maka ia tidak akan segan-segan memberi mereka pelajaran. Karena kecantikannya, ia menjadi kekasih salah satu selebriti Hollywood yang sering berkunjung ke restoran tempatnya bekerja.
‘’Kakak akan menikah dengan Adam Raymond?’’ tanya seorang wanita dengan nada tidak suka.
Sang ayah membetulkan, membuat Cordelia menatap Eve tidak sudi sebelum akhirnya pergi. Pak Percy dan Eve bingung melihat reaksinya membuat bu Christa segera menghampiri Cordelia.
......................
Kamar Cordelia Laurence
Ceklek!
Pintu terbuka dengan munculnya sang ibu.
‘’Cordelia! Apa yang kau lakukan?!’’ kagetnya melihat putrinya itu melemparkan semua barang-barang sambil mengacaukan isi kamarnya.
‘’Cordelia!’’ serunya sekali lagi.
Cordelia menangis dan memberitahu ibunya kalau ia tidak terima dengan pernikahan kakaknya. Sudah sejak lama, ia mengagumi Adam Raymond, tetapi dalam sekejap kakak tirinya akan menikahi pria itu.
‘’Hiks ... Hiks ... Ibu, aku menyukai Adam sejak dulu, tapi kakak merebutnya dariku!’’
Bu Christa menyuruh Cordelia agar mengecilkan suaranya, tetapi anaknya itu malah memberontak.
‘’Tidak! Biarkan ayah dan kakak mendengarnya agar mereka mengetahui dukaku!’’
‘’Cordelia, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dulu ayahmu memiliki perjanjian dengan direktur ternama itu. Jika saja aku tahu, maka aku akan menyuruh ayahmu untuk menikahkanmu dengan anaknya, bukan Eve.’’
Cordelia menggenggam tangan ibunya. ‘’Kumohon ... Hentikan pernikahan kakak! Bujuk ayah agar aku saja yang menikah dengan Adam dan ambil alasan kalau kakak masih ingin bekerja untuk kita.’’
‘’Sayang, biarkan kali ini saja wanita itu lolos. kawu bisa menikahi kerabat lain dari Adam Raymond.’’
‘’Tidak! Jika Ibu tidak menghentikan pernikahan ini, maka aku akan membunuh diriku saat ini juga!’’ ancam Cordelia mengambil gunting lalu mengarahkan ke lehernya, membuat bu Christa membengkap mulut.
‘’Jangan! Cordelia, tenangkan dirimu! Baiklah, aku akan menghentikan pernikahan ini tapi jangan bunuh dirimu! Hanya kau satu-satunya putri yang kumiliki.’’
‘’Sungguh?’’ tanya Cordelia memastikan.
‘’Aku berjanji! Jadi lepaskan benda berbahaya itu, ya?’’
Pelan-pelan Cordelia meletakkan gunting itu sambil tersedu-sedu.
‘’Bersihkan wajahmu dan kita kembali ke ruang tamu. Ayah dan kakakmu bisa curiga karena kita berdua terlalu lama.’’
‘’Jadi bagaimana Ibu akan menghentikan pernikahan kakak?’’
......................
Ruang Tamu
Kedua orang yang sejak tadi menunggu menoleh ke arah ibu dan anak yang akhirnya datang.
‘’Cordelia, kau habis menangis?’’ tanya Eve menyadarinya.
‘’Apakah itu benar?’’ tanya pak Percy.
‘’Ya, aku menangis. Sebelumya aku minta maaf karena langsung pergi tadi. Aku hanya merasa sedih karena Kakak akan menikah dan meninggalkan rumah ini.’’
Eve terbelalak hingga akhirnya tersenyum. Ia berdiri memeluk adiknya itu.
‘’Kau sampai segitunya. Jangan khawatir, aku akan sering berkunjung kemari.’’
‘’Setelah menikah, Kakak akan meninggalkan rumah ini. Tidak ada yang akan memasak untuk kita semua.’’
‘’Kenapa tidak ada?’’ tanya Pak Percy menyela pembicaraan salah satu putrinya.
‘’Masih ada dirimu, kan? Eve akan menikah, maka tugas dan kewajiban yang sering dia lakukan akan beralih kepadamu.’’
Mendengar hal itu membuat Cordelia melotot. Ia menatap ibunya dengan maksud tidak terima, tapi ibunya mengkodenya untuk tetap menjaga sikap.
‘’Baiklah Ayah. Pernikahan Kakak dilaksanakan lusa nanti. Aku ingin mengajak Kakak untuk merayakan kabar bahagia ini untuk terakhir kalinya, tapi hanya kami berdua.’’
‘’Kenapa ayahmu tidak akan memperbolehkan? Sayang, biarkan mereka berdua menghabiskan waktu untuk terakhir kalinya,’’ pinta Bu Christa.
Pak percy mengangguk mengerti membuat Cordelia merasa senang dan memeluk kakaknya. Terukir senyuman miring di bibir Cordelia tanpa ada yang tahu niatnya.
......................
Malam pun tiba. Eve dan Cordelia bersiap-siap untuk keluar.
‘’Jangan minum terlalu banyak dan pulang terlalu larut. Kakakmu harus menjaga kondisi tubuhnya sebelum pernikahan,’’ kata Pak Percy menemani sampai teras rumah.
Eve dan Cordelia mengangguk mengerti. Saat Eve hendak menuju ke kursi kemudi, ia malah dikalah cepat oleh Cordelia.
‘’Kakak, biarkan aku membawa mobil ini sekali saja sebelum Kakak memakainya nanti.’’
‘’Tapi Cordelia, itu hadiah dari calon suami kakakmu. Dia seharusnya yang menggunakan mobil itu pertama kali.’’
Raut wajah Cordelia menjadi kesal setelah mendengar ucapan ayahnya. Lagi dan lagi, ayahnya memperlihatkan perbedaan perhatian terhadap dirinya dan kakak tirinya. Melihat hal itu membuat Eve tidak tega.
‘’Tidak apa-apa Ayah. Biarkan Cordelia yang mengemudi.’’
Cordelia menjadi girang dan segera masuk ke dalam kursi kemudi.
‘’Terima kasih Kakak, aku menyayangimu!’’
Eve beralih ke sisi samping mobil dan masuk. Ayahnya hanya menggeleng kepala.
‘’Anak itu benar-benar mirip dengan ibunya, sangat baik hati dan peduli perasaan orang lain. Hal itulah yang membuatku tidak pernah melupakannya.’’
Bu Christa spontan memasang raut wajah kusut mendengar ucapan suaminya itu. Satu detik kemudian terukir senyuman miring di bibirnya.
Kalau begitu, tunggu putri kesayanganmu itu memberimu kejutan yang sangat mengejutkan. Mari kita lihat, kau akan masih membanggakannya atau tidak, ucapnya dalam hati.
......................
The Polo Lounge
Sejak dibuka, The Polo Lounge sudah menjadi tempat favorit para petinggi Hollywood untuk menikmati makanan.
Tidak hanya makanan saja yang menjadi daya tarik restoran ini, melainkan juga suasana dari tempat ini. Pengunjung dapat menikmati teras yang dipenuhi dengan bunga bungevil serta ruangan yang didominasi dengan warna merah.
‘’Woho, akhirnya nyonya dari presdir keluarga Raymond datang, hem! Aku jadi iri mengingat bagaimana Adam Raymond akan memasak untukmu setiap hari. Apalagi kalian berdua memiliki bakat yang sama di dunia makanan,’’ ledek Vic datang menyambut Eve.
Cordelia yang mendengarnya mengepalkan tangan.
‘’Sebaiknya kau bersiap-siap menjadi musuh sejuta umat di dunia, karena akan menikahi anak presdir yang ayahnya baru-baru ini menyerahkan jabatan untuknya.’’
Eve hanya tersenyum mendengar candaan sahabatnya itu. Cordelia mengerutkan dahi karena merasa keberadaannya sama sekali tidak disadari.
‘’Aku Cordelia Laurence, adik tirinya.’’
Vic baru monoleh dan melihat Cordelia dari atas sampai bawah. Ia hanya tersenyum tanpa membalas uluran tangan Cordelia.
‘’Ah, Cordelia, pesanlah makanan yang kau sukai,’’ kata Eve mengambil tindakan sebelum keadaan menjadi tidak enak.
Cordelia tersenyum kaku, padahal dalam hatinya, ia sangat ingin menjambak rambut Vic yang begitu angkuh.
‘’Hei? Kenapa kau mengajak dia? Kau tahu sendiri kalau aku tidak menyukai saudari tirimu itu,’’ bisik Vic di telinga Eve, membuat Cordelia semakin jengkel dengan perlakuannya.
‘’Sudahlah, aku akan memesan makanan. Cordelia? Kau juga pesanlah.’’
Vic berdiri tegak sambil memandangi Cordelia.
Cih! Memandangku seperti itu, jika saja aku tidak memiliki urusan, maka aku sudah membalas wanita ini sejak tadi, gerutu Cordelia dalam hati.
‘’Tidak perlu memberitahuku. Aku tahu kau akan memesan Iceberg ‘Wedge Salad, jadi kau yang di sana ingin pesan apa?’’ tanya Vic.
‘’Namaku Cordelia!’’ kata Cordelia menegaskan.
‘’Hoo, Cordelia Laurence, Anda ingin memesan apa?’’ tanya Vic berpura-pura sopan.
‘’Half Dozen Oysters.’’
Setelah menulis pesanan Cordelia, Vic tersenyum ke arah Eve sebelum pergi, berbeda saat dirinya hanya menatap Cordelia datar.
Tidak lama kemudian, pesanan mereka datang. Kedua wanita tadi berbincang dan saling tertawa sambil menikmati hidangan makan malam tersebut.
‘’Sudah pukul 8 malam, sebentar lagi restoran akan tutup, sebaiknya kita pulang,’’ kata Eve lalu memanggil pekerja lain untuk menyerahkan bayaran.
Cordelia mengajak kakaknya ke salah satu kamar hotel di sana, dengan alasan menemui temannya sebentar.
......................
Kamar 212
Sambil menunggu, Cordelia memesan anggur untuk mereka berdua.
‘’Kakak, hanya ini yang bisa aku berikan kepadamu sebelum kita berdua benar-benar berpisah,’’ kata Cordelia tersenyum sendu sambil menggerakkan gelas berisikan anggur sebelum ia meminumnya.
Eve meraih gelas miliknya dan mengajak Cordelia minum. Keduanya mendentingkan gelas dan meminum anggur itu.
Dalam hitungan detik, kesadaran Eve menurun. Cordelia hanya menatapnya datar sampai terukir senyuman di bibirnya.
...Visual Pak Percy Laurence...
...Visual Bu Christa Laurence...
Dari arah lain, tampak sosok pria muda berjalan menyusuri koridor. Namun, sebelum ia mencapai elevator, langkahnya terhenti tepat di depan salah satu kamar hotel bernomor 212. Samar-samar, ia mendengar suara aneh dari dalam, membuatnya membuka pintu tersebut.
Bugh!
Terlihat sosok wanita langsung terjatuh ke arahnya. Dilihatnya kondisi wanita itu tidak sehat, nafasnya menjadi berat, dan sekujur tubuhnya berkeringat. Melihat hal itu, ia berniat menghubungi seseorang, tapi wanita tersebut menariknya masuk ke dalam dan mendorongnya ke kasur.
Wanita yang tidak lain adalah Eve itu menaiki tubuh pria muda tadi tanpa melepaskan pakaiannya. Pria muda mencoba menyadarkannya tetapi Eve begitu agresif menciumnya.
Sekali gerak, pria muda itu membalikkan posisi. Sekarang ia yang berada di atas tubuh Eve.
‘’Kau yang memaksaku melakukan hal ini.’’
......................
Lobby
Cordelia berdiri saat melihat pria tua menghampirinya. Ia membungkuk dan membawanya kepada kakaknya yang saat ini tidak sadarkan diri.
......................
Kamar 212
‘’Tuan, wanita yang saya katakan tadi sudah ada di dalam.’’
Pria tua itu tersenyum dan menyerahkan amplop berisikan uang kepadanya.
‘’Ini bayaranmu.’’
Begitu pintu terbuka, keduanya terpaku melihat pemandangan itu. Meskipun lampu dimatikan, tetapi mereka masih bisa melihat adegan yang tidak senonoh di dalam, membuat pria tua tadi langsung memalingkan wajahnya.
‘’Sungguh tidak tahu malu! Apa-apaan ini? Kau berencana menipuku?!’’
Cordelia juga sama kagetnya. Tidak tahu ia akan berkata apa sampai pria tua itu menariknya pergi.
‘’Tuan! Tunggu!’’
Mereka memasuki elevator.
‘’Aku akan membawamu ke kantor polisi karena telah menipuku! Serahkan kembali uang itu kepadaku!’’
‘’Tidak! Anda sudah memberikannya kepadaku jadi Anda tidak bisa mengambilnya kembali,’’ kata Cordelia.
Pria tua itu semakin marah dan mengeluarkan ponsel untuk menghubungi polisi.
‘’Kalau Tuan mau, kita berdua bisa masuk penjara bersama-sama. Aku akan memberitahu polisi kalau Anda membayarku untuk mencarikan wanita untuk ditiduri. Publik akan tahu kalau kelakukan walikota mereka serendah ini, dan dampaknya Anda sendiri sudah tahu.’’
Mendengar ancaman Cordelia membuat pria tua itu menggertak gigi dan mematikan ponselnya.
Ting!
Bersamaan pintu elevator terbuka, pria tua itu menatap Cordelia tajam.
‘’Pastikan aku tidak melihatmu lagi!’’
Cordelia hanya tersenyum melambaikan tangan menatap kepergiannya.
‘’Stt, meskipun bukan dia yang menyentuh kakak, tapi saat ini kakak sudah disentuh oleh orang lain, tidak masalah. Sekarang waktunya memberi hadiah.’’
......................
Kamar 212
Dahi Eve berkerut karena merasakan sesuatu. Pelan-pelan ia membuka matanya dan melihat ke sekeliling ruangan itu gelap.
Deg!
Eve spontan bangkit menyadari ruangan itu adalah salah satu kamar hotel. Matanya membulat besar melihat tubuhnya tidak mengenakan satu helai pakaian. Ia menyalakan lampu dan langsung melihat noda darah di kasur. Pandangannya teralihkan oleh secarik kertas yang tergeletak di sampingnya.
Ini sebuah kecelakaan, kau hanya perlu menutup mulut dan aku juga akan menutup mulut, dengan begitu semuanya akan baik-baik saja. Cek sebagai tebusan untuk membiayai hidupmu juga sudah aku berikan.
Tangannya meremas secarik kertas itu disertai gertakan gigi.
‘’Kecelakaan? Setelah kau merebut mahkotaku? Dasar laki-laki brengsek!’’
Saat itu juga, muncul seorang wanita berambut panjang ungu tersenyum ke arahnya.
‘’Hoo, bagaimana? Apakah kau menikmatinya, saudariku?’’
Deg!
Rasanya seperti ada sesuatu yang menembus jantungnya. Eve tidak menyangka, saudari tiri yang dianggapnya sebagai saudara kandung malah menjebaknya agar tidur bersama pria lain. Ia seharusnya sudah memperhitungkan hal ini, saat dirinya selalu menerima perlakuan buruk dari Cordelia.
Cordelia berjalan ke arahnya sambil menyerahkan sebuket bunga.
‘’Selamat atas pernikahanmu Kakak. Padahal aku berniat ingin bertemu dengan pria yang bermain bersama Kakak tadi. Tapi secepat ini dia menghilang. Ayo kita pulang! Hotel sebentar lagi akan tutup, tidak kusangka pria itu melakukannya secepat ini.’’
Dengan tubuh gemetar, tangan yang mengepal sambil menggertak gigi, Eve menangis dalam diam sambil membanting buket bunga itu.
......................
Perjalanan pulang...
Cordelia sesekali melirik kakaknya yang hanya menunduk sejak tadi dengan tatapan hampa.
‘’Jadi bagaimana pengalaman pertama Kakak tadi? Apakah pria itu melayani Kakak dengan baik atau sangat agresif?’’
Eve hanya diam tanpa peduli pertanyaan Cordelia.
‘’Haa, bagaimana ini? Apakah kita berdua harus mengatakannya kepada ayah? Ah~ kurasa tidak, kalau ayah sampai mengetahuinya maka dia akan sangat ke—‘’
‘’Kenapa kau melakukannya?’’ tanya Eve memotong kalimat Cordelia.
‘’Melakukan apa?’’ tanya Cordelia pura-pura tidak tahu.
Eve mengepalkan tangan dan menggertak gigi. Ia langsung mencengkeram bahu Cordelia.
‘’Kenapa kau melakukannya?!’’
Karena hal itu membuat mobil yang dibawa Cordelia sedikit keluar jalur. Ia berusaha memberontak dari cengkeraman kakaknya.
‘’Apa yang kau lakukan?!’’
Sret!
Cordelia menginjak rem membuat keduanya terdorong ke depan.
‘’Jika kau ingin mati, jangan mengajakku!’’ bentak Cordelia.
Eve mencengkeram bahu adiknya begitu kuat sehingga Cordelia meringis. Ia menatap adiknya dengan mata mengkilat disertai butiran air mata.
‘’Apakah kau serendah ini sampai menjebak kakakmu? Apa maumu Cordelia? Apakah kau segitu bencinya padaku?’’
‘’Iya! Aku membencimu! Sangat membencimu! Bahkan aku tidak sudi menganggapmu sebagai saudariku, kenapa? Itu karena ayah lebih menyayangimu dibandingkan diriku!’’
‘’Ayah menyayangi kita berdua, Cordelia.’’
Cordelia tersenyum remeh.
‘’Bahkan anak kecil pun bisa tahu kalau dia dibedakan. Sejak memasuki keluarga ini, ayah memberikan perhatian lebih kepadamu, bahkan sudah merencanakan masa depanmu yang begitu sempurna dengan menikahi anak presdir akademi kuliner ternama. Aku yang seharusnya menikahi Adam bukan Kakak! Tapi, ayah bersih keras menikahkanmu karena perjanjiannya dan ingin melemparkan semua tanggung jawab rumah kepadaku! Kau akan hidup mewah, dikelilingi barang-barang mewah, bagaimana dengan diriku? Tinggal di rumah kecil itu saja membuatku tidak tahan!’’
Eve terbelalak, cengkeramannya yang kuat tadi tiba-tiba menjadi lemah. ‘’Kau melakukan hal ini hanya karena semua itu?’’
Cordelia menepis tangan kakaknya dengan kasar.
‘’Kalau iya memangnya kenapa? Aku memesan anggur untuk membiusmu dan menghubungi walikota agar dia menidurimu, tapi semua itu gagal saat pria lain sudah menidurimu lebih dulu. Tapi, entah itu walikota atau pria lain yang menidurimu, yang penting rencanaku sudah berhasil.’’
Tangan Eve hendak ingin menamparnya.
‘’Kenapa berhenti? Ayo tampar aku! Dengan begitu aku akan mengadu kepada ayah kalau anak kesayangannya sebenarnya tidak seperti pikirannya.’’
Eve mengepalkan tangan dengan perasaan tertahan lalu membuang wajah.
......................
Kediaman Laurence
Kedua wanita tadi masuk sambil ditatap oleh pasangan yang tengah menonton tv di ruang tamu.
‘’Kalian sudah pulang, bagaimana acaranya?’’ tanya Bu Christa.
Cordelia melirik ke arah kakaknya yang diam menunduk. Ia pun langsung tersenyum sambil menggandeng tangan kakaknya.
‘’Sangat menyenangkan. Kakak membawaku ke restoran mewah tempatnya bekerja. Ibu tahu? Makanan di sana sangat enak, pokoknya aku sangat suka! Iya, kan? Saudariku tercinta yang sudah ternodai,’’ ucapnya berbisik di ujung kalimat.
Tanpa menjawab apa pun, Eve menepis tangan Cordelia dan langsung menuju kamarnya. Melihat hal itu, pak Percy menatap Cordelia dengan wajah kusut membuat Cordelia tertegun.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!