Tengah malam sekali seorang pria berusia sekitar 25 tahun tengah mabuk berat. Kesedihan yang melanda di hatinya membuatnya tidak bisa berhenti untuk tidak meminum minuman beralkohol untuk menghilangkan kesedihannya.
Terlintas di pikirannya bahwa kelembutan seorang wanita bisa menghilangkan kesedihannya, sehingga ia menyuruh anak buahnya untuk membawakannya seorang wanita yang bisa membuatnya tenang. Berbagai wanita di tunjukan sebagai pilihan yang terbaik, tetapi ia menolak semua para wanita itu. Akhirnya emosinya meluap secara tiba-tiba. Ia ingin membunuh seseorang yang membuatnya menjadi menderita seperti ini.
Ia pun menyuruh anak buahnya untuk membunuh seorang pria yang membuatnya sangat benci setengah mati, karena telah membunuh sahabat terdekatnya yang paling berharga baginya. Ia terus bergunam 'nyawa harus dibayar dengan nyawa' dan sorot matanya berubah menjadi lebih menyeramkan.
Anak buahnya mengikuti perintahnya dan menyusup kesebuah rumah. Tanpa ada keraguan sedikitpun. Dua anak buah pria itu menyelinap kedalam sebuah rumah sesuai dengan alamat yang diberikan oleh pria itu. Mereka membobol kunci pintu rumah itu.
Lalu mereka masuk dengan tenang, tidak ada penjagaan sedikit pun kecuali satpam yang berhasil mereka bungkam di depan pintu gerbang rumah itu. Seluruh sudut ruangan telah mereka telusuri, tetapi tidak nampak seorang pun yang berada didalam rumah itu. Namun suatu ketika mereka menemukan seorang wanita cantik yang tengah tertidur pulas di ranjangnya.
Kedua anak buahnya itu pun melaporkan bahwa mereka tidak menemukan, seorang pria yang mereka cari, tetapi mereka menemukan seorang wanita cantik yang tertidur di kamar pria yang mereka cari.
Pria yang tengah mabuk berat itu pun menyuruh anak buahnya untuk membawa wanita itu kepadanya dan menyuruhnya untuk membawanya kesebuah hotel bintang lima yang tidak jauh dari rumah sasarannya itu.
Para anak buahnya itupun menumpahkan sebuah obat bius keatas sebuah sapu tangan berwarna putih, lalu mereka gunakan untuk menutup hidung dan mulut wanita yang tengah tertidur itu, agar wanita itu tidak terbangun ketika ia hendak dibawa oleh mereka.
Sesampainya di hotel bintang lima itu kedua anak buah pria itu harus membodohi para pelayan hotel agar tidak terlihat seperti kasus penculikan, sebelum memasuki hotel kedua anak buahnya itu pun menyiramkan banyak sekali anggur ke dalam mulut dan baju wanita itu. Bukan hanya itu saja di dalam anggur yang mereka tumpahkan itu terdapat obat perangsang agar wanita itu benar-benar terlihat sedang mabuk berat.
Rencana mereka pun berhasil, wanita itu berhasil dibawa kedalam kamar nomor 4228, kamar yang di pesan oleh pria yang sedang mabuk berat itu. Kedua anak buahnya pun membanting kan tubuh wanita itu diatas ranjang hotel yang begitu lembut itu. Melihat hasil kerja anak buahnya yang begitu memuaskan pria itu memberi sejumlah uang kepada keduanya dan menyuruh keduanya untuk pergi meninggalkannya.
Pria yang mabuk itu pun mengunci kamar hotelnya ketika kedua anak buahnya itu telah pergi. Lalu ia pun mendekati wanita itu, tetapi wanita itu tiba-tiba saja terbangun. Wajahnya memerah merona, wanita itu menarik-narik bajunya karena merasa gerah.
Pria itu mencium bajunya yang memiliki bau anggur yang sangat tajam. Wanita itu terus bergumam panas, lalu dengan sendirinya ia merobek gaun tidurnya itu, tetapi nampaknya ia tetap merasa panas di seluruh tubuhnya.
Secara tidak sengaja wanita itu berhasil meraih tangan pria yang sama-sama mabuk berat. Ia meletakan tangan pria itu di wajahnya. Merasakan hal yang membuatnya nyaman wanita itu memeluk tangan pria itu dengan pakaian terbuka.
Pria itu yang sama mabuknya tidak bisa menahan apa yang memicunya terlebih dahulu. Ia pun mengikuti hawa nafsunya dan menjadi malam yang panjang bagi keduanya, untuk sama-sama melakukan kesalahan yang tidak direncanakan.
***
Malam itu terlewat begitu saja. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana kejadian sebenarnya antara keduanya. Pria itu yang terlebih dahulu bangun itu tercengang melihat seorang wanita yang tengah tidur bersamanya. Ia sama sekali tidak mengingat apapun, sebelumnya malam itu adalah pertama kalinya ia meminum minuman berakohol.
Ia merasa bahwa dirinya sedang dijebak dan dimanfaatkan ketika mabuk oleh wanita yang ditidurinya itu. Namun untuk sedikit tanggung jawabnya ia meninggalkan sedikit uang kompensasi dan kartu namanya. Lalu ia pun menelepon asistennya kemudian pergi meninggalkan wanita itu.
Sedangkan saat wanita itu terbangun. Ia pun melihat sekitar, ia kebingungan melihat dirinya sudah berada di dalam hotel. Lalu ia pun melihat dirinya yang tengah tidak menggenakan pakaian apapun. Iapun hendak berteriak, seketika itu ia mengingat kilasan apa yang ia lakukan semalam. Ia ingat bahwa ia sendiri yang merobek bajunya. Ketika ia melihat ke arah bawah ranjang ia melihat baju gaun tidurnya yang sudah rusak karena sobekan.
Wanita itu masih mengingat rasa sakit pada malam itu. Ketika ia bangun pria yang melecehkannya sudah menghilang. Ia tidak begitu jelas siapa yang melakukannya. Karena pada saat itu lampu hotel nampak gelap. Hanya suara bisikan yang membuatnya ingat akan suara berat pria itu.
Ia pun mencari ponselnya tetapi ia tidak menemukannya dimana mana. Saat mencari ponselnya Wanita itu pun menemukan begitu banyak uang di atas meja dekat ranjangnya itu diatasnya terdapat kartu nama perusahaan yang tertulis jelas nama orang yang meninggalkan uang itu.
"Mikael Gumelar.."
Melihat nama yang tidak asing baginya, wanita itu terkejut. Ia pikir bahwa semalam hanyalah mimpi, ternyata itu semua adalah nyata. Tangannya bergetar memegangi mulutnya seakan-akan ia ingin muntah. Ia menyadari bahwa orang yang memperkosanya semalam adalah musuh bebuyutan suaminya. Ia tidak tahu harus bagaimana ia mengatakan pada suaminya itu nanti.
Ia pun menelpon dengan menggunakan telepon hotel itu untuk memesan baju. Hingga akhirnya ia bisa pergi meninggalkan hotel itu. Hatinya sungguh resah, apa yang akan terjadi padanya jika suaminya tahu bahwa ia menghabiskan malam bersama pria yang sudah menjadi musuh bebuyutannya selama ini.
***
Sebulan berlalu. Ia merasakan perutnya terasa aneh sekali. Wanita itu memutuskan untuk mengeceknya ke dokter. Ia pikir ia sedang terkena sakit maag, namun ketika hasil pemeriksaannya keluar Dokter memberikannya ucapan selamat kepadanya karena ia sedang mengandung seorang janin.
Ia pun kaget sekaligus kebingungan bagaimana ia menjelaskan kejadiannya pada suaminya yang baru ia nikahi beberapa bulan yang lalu, tetapi ia malah hamil dengan pria lain yang sama sekali tidak ia kenal, dan ia hanya tau sebatas pria itu adalah musuh suaminya.
***
Tiga Hari berlalu Suami wanita itu pulang dengan sangat bahagia. Ia memeluk istrinya dan mencium pipinya yang semu merah itu. tetapi entah mengapa wanita itu tiba-tiba saja menangis dengan derasnya bulir-bulir air mata yang mengalir di wajahnya.
"Apakah kau baik-baik saja?" Suaminya yang sangat khawatir itu pun bertanya dengan nada peduli dan lembut.
Wanita itu merasa ia tidak bisa membohongi lagi suaminya. Ia pun menjelaskan semuanya.
"Ini bohong kan?" Zen suami dari wanita itu masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi pada istrinya itu.
Aya nama wanita itu, ia hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Zen, karena ia sungguh tidak sanggup lagi melihat suaminya yang sepertinya sedang marah besar padanya.
"JAWAB AYA!"
Sambil menangis Aya menggelengkan kepalanya. Zen yang melihat kesungguhan Aya terbelalak kaget. Ia mengepalkan tangannya dan meninju tembok yang ada di dekatnya hingga tangannya berdarah. Aya sangat ketakutan ketika Zen benar-benar marah.
Zen yang semula baik dan lembut sekali kepada, berubah seratus delapan puluh derajat menjadi seperti seorang monster yang kehilangan kendali. ia mengambil sebilah tongkat golf dan menghancurkan barang-barang yang ada di rumahnya.
Berteriak-teriak seperti orang yang sedang frustasi akan hal yang menimpanya. Sorot matanya benar-benar membuat Aya sangat ketakutan. Zen menggertak giginya lalu berteriak kembali sembari memecahkan vas-vas mahalnya.
"Kalau begitu kau gugurkan saja bayi yang ada di perutmu itu." Di mata Aya Zen benar-benar berubah menjadi sosok monster yang kehilangan kendalinya.
"Tidak, aku merasa kasihan anak ini tidak bersalah. Akulah yang bersalah jadi kumohon biarkan janin ini menjadi anak kita ya?" Aya menangis memohon pengampunan janin yang tidak bersalah itu, tetapi Zen Sepertinya tidak senang akan hal itu.
Zen ia pun melepaskan ikat pinggangnya dan mendekati Aya. Aya yang melihat suaminya seperti itu ketakutan tidak karuan. Hingga ia terduduk dan memohon pengampunan pada suaminya itu tetapi Zen yang pikirannya sedang kacau seolah-olah tuli dan tidak mendengar isakan tangis Aya. Ia beberapa kali memukul Aya dengan ikat pinggangnya itu seperti seekor hewan sirkus.
Malam yang penuh penderitaan. Aya sangat kesakitan tetapi Aya berhasil menyelamatkan anak yang ada di kandungannya itu. Karena menurutnya walaupun anak itu bukanlah anak yang ia inginkan tetapi mereka tidaklah berdosa sehingga Aya memutuskan untuk merawatnya. Ketika amukan Zen yang mulai mereda Zen memberikan tiket pesawat pada Aya agar Aya segera pergi dari hadapannya.
"Jika kau tidak mau menggugurkan anak itu. kau pergi ke pulau itu hingga kamu melahirkan anak itu, kembalilah saat aku minta. aku akan membereskan si brengsek yang membuat hidupku hancur itu." Nada suaranya mulai agak menurun. Setelah beberapa jam berlalu. Mungkin ia sudah lelah dan tidak sanggup lagi untuk mengerahkan tenaganya.
"Aku mengerti, Zen aku mencintaimu. Sungguh sangat mencintaimu." Suara Aya yang terdengar lirih, setelah menahan rasa sakit selama beberapa jam.
Aya segera mengemas barang bawaannya dan pergi ke bandara tanpa ditemani oleh siapapun. Ia hanya ditemani oleh janin yang dikandungnya itu. Sakit hati yang deritanya menurutnya pantas ia dapatkan. Karena ia merasa telah mengkhianati suaminya sendiri. Rasa benci yang mendalam kepada Mikael menjadi sangat dalam, Aya merasa hidupnya hancur karenanya.
Saat tiba di pulau pribadi yang tidak berpenghuni itu disana Aya banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang mengisi ke kosongannya. Kini Aya menjalani hidup yang damai tanpa seorangpun. Ia tetap bahagia walaupun ia dihadapkan berbagai kesulitan saat ia sendirian.
Hingga pada akhirnya ia menelpon dan menyewa seorang dokter pribadi ke pulau itu selang beberapa hari dokter itu datang. Aya perutnya yang sudah membesar itu tiba-tiba saja merasa sakit. punggungnya terasa panas sekali. Ia merasakan kontraksi otot rahimnya, yang artinya ia akan segera melahirkan anak dalam kandungannya itu.
Tanpa ditemani oleh Zen, Aya melahirkan seorang bayi kembar. Aya tahu bahwa ia merasa tidak pantas memanggil Zen kemari dan menemaninya ketika ia melahirkan. Karena anak yang Aya lahirkan bukanlah anak dari Zen. Melainkan dari orang yang sangat suaminya itu benci. kemungkinan jika Zen bertemu dengan anaknya. Ia mungkin tidak akan segan-segan membunuh anak itu.
Aya menangis bahagia, melihat anak-anaknya yang ia rawat dengan baik ketika ia masih dalam kandungan itu sangat sehat. Hati Aya yang kosong akhirnya terisi penuh dengan kehadiran anak kembar yang sangat tampan dan imut itu, Aya yang masih belum menyiapkan nama untuknya itu, memutuskan untuk menyamakan nama Anaknya dengan namanya.
"Arya untuk si kakak yang kuat. kalau begitu aku harus memberikan nama adiknya yang mirip dengan kakaknya
ia teringat dengan dengan kakak keduanya yang selalu ada ketika ia sedang mengalami kesulitan. Nama kakaknya itu adalah Kai.
Kalau begitu aku akan memberi nama adiknya Arkai tidak, tidak, Arka.. kelak jika ia sudah besar ia akan pintar seperti kak Kai."
Aya tersenyum memandangi kedua anaknya yang sangat tampan dan lucu itu, kini hidupnya tidak hampa lagi dan tak kesepian lagi sebab Arya dan Arka akan menemaninya dan akan tumbuh menjadi anak yang sangat menyayangi ibunya itu. Ia sangat bahagia.
Sehari setelah Aya melahirkan kedua anak kembarnya itu. Ia menerima telepon dari Zen. Hatinya mulai takut dan juga kacau sekali. Ia teringat ketika Zen menyiksanya saat Zen tau bahwa Aya hamil anak dari orang yang sangat dibencinya.
"Aku mendapat laporan kau memanggil dokter pribadi, apakah kau sakit?" Suara beratnya yang biasa Aya dengar seperti dulu seolah-olah memberikan Aya harapan. Sebelum akhirnya Arya dan Arka menangis secara bersamaan hingga terdengar ke telinga Zen.
"Oh, ternyata kau sudah melahirkan bayi haram itu. Apakah kau sudah memutuskan untuk membuang atau membunuh bayi itu? pikirkanlah itu baik-baik, aku akan selalu disamping mu jika kau melakukannya." Suara seseorang yang sangat kecewa padanya terdengar jelas di telinga Aya. Tetapi ia meyakinkan diri untuk menjawabnya.
"Aku tidak akan biarkan siapapun menyakiti anakku, aku akan merawatnya hingga mereka tumbuh."
"Kalau begitu terserah padamu, sampai jumpa." Nada ketus dari suara Zen yang sangat menusuk hati Aya.
Zen menutup Teleponnya. Rasa sedih dan sesak mulai muncul di benak Aya. ketika secara bersamaan ia tidak sengaja melihat berita di internet bahwa suaminya Zen sudah bertunangan selama sebulan terakhir dengan seorang gadis kaya yang tidak lain adalah temannya sendiri. Kini mereka hendak menikah bulan depan.
Aya berpikir penyebab semua penderitaan nya ini adalah kesalahan Mikael, sehingga ia memutuskan untuk membalas dendam pada Mikael yang membuat kehidupan harmonisnya menghilang.
***
5 tahun kemudian.
"Aya sebaiknya kau kembali ke ibu kota pulau yang kau tempati itu aku sudah menyewakannya pada seorang pejabat kaya." Aya yang mendapat pesan tidak terduga dari Zen, ia pun mengikuti arahannya.
Sampai di bandara semua melirik wajah cantik dan modis, seorang mamah muda seperti Aya. Mereka tidak henti-hentinya dipandangi oleh banyak orang dengan menuntun dua anak yang sangat tampan dan lucu itu. Membuat semua orang yang melihatnya merasa iri dengannya.
"Hey ibu apa kita akan bertemu dengan ayah jelek itu?" Arya yang merengek mengeluh tidak ingin bertemu dengan sosok yang mereka panggil ayah yang sebenarnya bukanlah ayah kandung mereka.
"Sudah pasti kita akan selalu kena marah yang tidak jelas dari orang brengsek itu." Arka menimpali dengan nada kesal.
"Kalian tidak boleh seperti itu. Kalian dipukul terakhir kali ketika ayah kalian bercerai dengan istri keduanya itu, mungkin ia sedang stress."
"Stress kata ibu, lalu jika ia sedang stress apa ia boleh memukuli seorang anak kecil? Tetap saja aku membencinya. Ia membuang ibu lalu setelah kami berumur tiga tahun ia datang hanya untuk menyiksa kita? Sungguh orang yang benar-benar stress." Arya terus mengoceh, tentang betapa ia membenci Zen yang memperlakukannya tidak baik.
"Bagaimana kalau kita tidak usah tinggal seatap dengan pria busuk itu. Aku sudah menyewa Apartemen di dekat toko es krim yang terkenal itu loh Bu. Uang ibu juga sudah masuk Kedompet mereka jadi kita tinggal di sana saja ya Bu?." Arka yang entah sejak kapan sudah memainkan ponsel ibunya di tangannya.
Kedua anak itu terus mengeluhkan sifat Zen yang memperlakukan buruk keduanya. Mereka saling berdebat satu sama lain dan akhirnya membuat kepala Aya pusing dengan kelakuan mereka.
Aku tidak tahu mereka sudah besar seperti ini menjadi lebih merepotkan dibandingkan saat menjadi bayi yang sangat imut. Pikir Aya ketika menangani kedua anak kembar itu.
"Ayolah, Bu." Arya terus merengek tidak mau tinggal bersama Zen.
"Baiklah, kalau begitu aku telepon Ayah kalian dulu." Aya sudah menyerah dengan si kembar itu memutuskan untuk mengalah.
Saat hendak menelpon Zen. Ketika itu ada seorang pria yang menyenggol jatuh ponsel Aya hingga ponselnya rusak. Aya sangat marah pada pria yang tidak melihatnya itu, tetapi ketika ia berbalik pria itu menghilang, mungkin saja bukan menghilang. Karena Aya tidak melihat jelas wajah orang yang menabraknya itu. Aya pun bertanya pada anak kembarnya itu.
Saat melirik kedua anak kembar itu, mereka sedang sibuk bermain game online di ponsel mereka masing-masing dan tidak mendengarkan apa yang diucapkan ibunya sendiri. Namun melihat orang-orang memandangnya sambil berkata-kata, membuatnya tahu siapa yang menabraknya tadi.
"Hey, lihat bukankah orang yang menabrak wanita itu sangat mirip sekali dengan anak-anaknya. Apakah ibu dan ayah anak itu sedang bertengkar?" Semua orang berisik membahas pria itu dengannya.
Aya pun mulai berpikir. Apakah benar ia sangat mirip dengan Arya dan Arka, kalau begitu kemungkinan terbesarnya orang tadi adalah Mikael Gumelar si brengsek itu. Apa tujuannya berbuat seperti itu apakah ia ingin mengambil kembali anak-anak ku. Itu tidak boleh terjadi aku harus segera menyembunyikan mereka. Sejak saat itu Aya memutuskan untuk menyetujui keinginan kedua anaknya dengan sukarela dengan alasan demi bersembunyi dari Mikael.
"Ibu ayolah cepat kaki kecilku ini sangat tidak tahan berdiri terlalu lama." Arka yang tidak sabaran itu membuat Aya mengambil langkah cepat
"Baiklah Ayo kita ke apartemen yang Arka pesan" Aya berpikir bahwa hal ini mungkin adalah hal yang terbaik untuknya sekarang.
Aya menuntun kedua anaknya itu menuju taksi dan pergi menuju apartemen yang sebelumnya sudah Arka pesan melalui pesanan online. Mereka pun beristirahat dengan nyaman di apartemen itu. Sementara itu Arka sibuk dengan ponselnya itu dengan mudahnya menghack tabungan online ibunya, lalu memesan sebuah satu set perangkat komputer.
Aya tidak menyadari itu, tetapi ketika kurir mengetuk pintu rumahnya. Aya kaget karena tidak merasa memesan apapun dan menolak kurir itu, tetapi Arka berteriak dari dalam kamar dan menyuruh ibunya untuk menandatangani paket itu. Arka lalu berlari menemuia paket itu. Paket itu sangat besar dan berat sekali, Aya memandangi Arka tetapi Arka menghiraukan ibunya sendiri.
"Arka! Ibu tanya apa yang kau pesan ini?" Aya sedikit marah karena lagi-lagi Arka menggunakan uangnya tanpa sepengetahuannya.
"Mungkin itu paketku, tadi aku pesan PS 5 menggunakan uang ibu. Tapi jujur bukan aku yang mau. Arka yang menawarkannya padaku." Arya menjawab dari kejauhan sambil menonton tv.
"Apa!? Berapa uang yang kau habiskan untuk ini semua, dasar anak-anak nakal."
"Aku hanya pesan satu set peralatan komputer Bu. Aku akan mencari uang sendiri dengan komputerku, jadi ibu jangan khawatir aku akan menggantikan uang ibu."
"Baiklah dalam seminggu kamu harus menggantikan uang apartemen dan semua barang yang kau beli."
"Ibu naif sekali seminggu itu waktu yang terlalu singkat bagi aku yang seorang anak kecil ini, beri aku waktu 2 Minggu. Bukankah aku harus masuk sekolah di daerah ini? Itu juga cukup menyita waktu kerja ku yang berharga tau."
"Baiklah karena jumlah uangnya sangat besar ibu beri kamu 2 Minggu untuk mengembalikan semua uang ibu. Kau tahu bagaimana kita bisa membeli makanan jika kamu menghabiskan semua uang ibu."
"Bukankah kakek mewariskan dua perusahaan pada ibu?"
"Bagaimana kau bisa tahu? Lagian perusahan satunya ibu berikan pada Ayah, dan yang satunya lagi bukanlah sebuah perusahaan itu hanya sebuah toko hewan peliharaan saja. jadi kamu jangan berpikir bahwa ibumu ini sangat kaya."
"Mengapa ibu memberikan perusahaan ibu pada orang yang membuang istri dan anaknya sendiri demi wanita lain?"
"Bukan, bukan seperti itu ceritanya."
"Lalu bagaimana ceritanya Bu? Ayolah ceritakan pada kami, kami bisa membantu ibu kok." Arya yang tiba-tiba tertarik datang ingin mendengar cerita ibunya.
"Ting tong Pakeeet.." seorang kurir kembali menekan bel apartemen mereka.
Suara kurir yang begitu nyaring, membuat Arka dan Arya berlarian ke bibir pintu membukakan pintu untuk kurir itu. Aya yang terheran-heran sebenarnya berapa banyak barang yang di pesan anak-anaknya itu. Ia pun mencek saldonya ternyata sekitar 150 juta uang tabungannya habis terpakai sisa 50 juta. Dan biaya sewa apartemen itu perbulan adalah 50 juta artinya mereka hanya bisa tinggal selama dua bulan di tambah kebutuhan sehari-hari buang belum terhitung
Seketika itu Aya menjadi lemas, ia tidak ingat bahwa saat kecil ia sangat nakal.mungkinkah masa anak-anak nya itu mirip sekali dengan ayah kandungnya. Aya menatapi uangnya sementara itu paket yang sampai merupakan paket makanan dari restoran cepat saji.
Keesokan harinya Aya mendaftarkan Arya dan Arka di sekolah yang sama. Jarak antara apartemennya tidak begitu jauh dengan sekolah mereka sehingga ia bisa berjalan kaki menuju tempat sekolahnya itu, itu juga demi menghemat uang yang sudah mereka pakai.
Sementara itu Arka yang berada di rumah sedang memasangkan alat-alat komputernya dengan buku panduan yang ada di tangannya ia dengan cepat memasangkan kabel-kabel itu dengan benar. Sedangkan Arya sedang sibuk bermain game di ruang tengah.
Arka mulai menghidupkan komputernya dan ternyata ia berhasil ia pun memasang beberapa aplikasi di komputernya itu dan mulai membuka akun negara mencari data tentang Ayahnya. Hingga ia tanpa sengaja melihat kaset Vidio game yang di pesan oleh Arya tentang seorang Mafia.
Iapun mencari informasi tentang dunia mafia dan akhirnya ia menemukan sebuah web yang didalamnya terdapat daftar urutan mafia terkuat di seluruh dunia. Dengan isengnya ia menuliskan nama ayahnya "Zen Ardinata" dan sistem mengkonfirmasi kata kuncinya.
Ia sangat kaget melihat fakta bahwa ayahnya adalah seorang mafia, akan tetapi ia tidak terlalu senang karena ia berada di urutan 59 dengan statistik kekayaannya menurun drastis setiap tahunnya. Ia pun menggeser kursornya dan melihat sepuluh urutan terbaik di dalam web itu.
Semua urutan yang berada di atas itu kebanyakan adalah orang yang berasal dari italia, spanyol dan Amerika. Namun ketika itu ia terpaku melihat seseorang yang berasal dari negara yang sama memiliki peringkat di sepuluh terbesar. Matanya berbinar-binar.
"Wah keren. Sepertinya orang ini bisa menjadi target bisnisku, mungkin dalam seminggu saja aku bisa menggantikan uang ibu hehehe .." Arka tidak berhenti kagum melihat wajah yang menggantung di layar komputernya itu.
Lalu Arka pun mengirimkan pesan menggunakan akun palsunya pada email pribadi Mikael. Dengan bahasa yang tegas dan formal seperti layaknya orang dewasa.
"Pak Mikael setelah saya melihat biodata anda di situs mafia, saya tertarik sekali berkerja sama dengan bapak. Saya memiliki kemampuan yang sangat handal dalam menggunakan operasi sistem digital. Tolong bapak temui saya di toko es krim di alamat yang saya kirim. Jika bapak tidak datang semua data perusahaan bapak akan menghilang. -Mastersystem@xxx.com"
Arka yang selesai mengirimkan emailnya itu ia merasa puas, ia pun menghapus jejak yang ia lakukan di komputernya. Arka pun pergi membuka kulkasnya mengambil sebuah puding yang berada di dalam kulkas. Arya yang melihat Arka melakukan hal yang mencurigakan mulai ngotak-ngatik komputer Arka, tetapi Arka yang sudah terlebih dahulu menghapus jejaknya sehingga Arya tidak mendapatkan apapun.
"Arya.., Berapa level yang sudah kau selesaikan?" Terdengar suara Arka yang memanggil Arya sambil menggigit sendok pudingnya.
"30 level!"
"APA!? Apa kau gila waktu tiga jam hanya menghabiskan 30 level?" Arka dengan suara yang merendahkan kakaknya itu tidak tahu seberapa sulit game yang dimainkan Arya.
Beberapa jam kemudian.
"Padahal kau yang terlebih dahulu meremehkan aku. Kau bahkan tidak bisa menaikan levelku selama satu jam." Arya mengejek Arka dengan nada merendahkan.
"Apaan sih kau tahu tidak game itu bisa merusak otakmu."
"Lalu mengapa kamu tidak membiarkanku main!"
"Itu bukan aku tetapi tanganku yang tidak mau berhenti." Arka terus beralasan agar ia bisa terus memainkan gamenya.
"Kau beralasan terus sini kembalikan gameku! Aku ini kakakmu tahu!" Arya merebut konsol game yang sedang di pegang oleh Arka.
"Sepertinya ibu tertukar saat kita lahir, harusnya aku yang lahir terlebih dahulu. Lihat saja otakku ini seperti Vikipedia." Sambil menyombongkan dirinya Arka menyilang kan kedua tangannya.
"Seorang kakak itu memiliki kekuatan fisik untuk melindungi adiknya tahu!"
Mereka Pun mulai bertengkar satu sama lain, merusak banyak barang yang ada di rumah. Hingga akhirnya mereka tertidur karena kelelahan. Aya yang baru pulang sehabis mengecek toko hewan peliharaannya itu, kaget melihat keadaan rumahnya berantakan seperti habis kemalingan. namun ia melihat kedua anaknya yang tertidur di tengah kekacauan rumah. Mengetahui apa yang terjadi pada rumahnya.
Dengan kekacauan yang di buat oleh kedua anak kembar itu, membuat Aya menjadi marah besar.
"ARYAAAA.., ARKAAAAA. Apa yang kalian lakukan?" Teriak Aya kesal pada anak kembar nakal itu.
"Ah, ibu sudah pulang." Arya sambil menguap melihat samar-samar ibunya sambil mengumpulkan nyawa.
Dengan geramnya Aya menarik kedua telinga anak-anaknya itu. Sehingga keduanya tersadar dengan cepat.
"Coba jelaskan pada ibu apa yang kalian lakukan?" Sambil melotot pada kedua anak kembar itu, ia meletakan kedua tangannya di pinggang.
"Arka bilang ibu bodoh waktu itu, hingga kita tertukar saat bayi. harusnya Arka yang menjadi kakak."
"Tidak ibu, aku bilang dokternya yang bodoh Bu."
"Kalian berdua! cepat bereskan semuanya! SEKARANG!"
kedua anak kembar yang nakal itu pun mendapatkan hukuman untuk membereskan kekacauan yang mereka berdua buat.
"Lihat siapa yang lebih dulu bisa membersihkan tempat ini, yaitu aku orang tampan yang pintar." Arka dengan kesombongannya memperlihatkan hasil kerjanya pada Arya.
"Apakah aku baru saja mendengar suara arwah dalam gedung ini." Ternyata Arya yang sudah lebih dahulu membereskan pekerjaannya itu, meledek Arka yang sombong itu.
Arka melihat Arya yang sudah lebih dahulu membersihkan bagiannya dengan cepat. lalu ia pun berlagak mengecek debu tempat Arya membersihkan bagiannya. Ternyata sangat bersih sekali. Arya pun menjulurkan lidahnya mengejek-ngejek Arka.
"Ibuuu... aku ingin es krim.." Rengekan Manja Arka karena kesal pada Arya
"Tidak ada es krim uang ibu semuanya sudah habis oleh brandalan kecil. Kau pakai saja uang tabungan mu itu." Sudah beberapa tahun Arka yang selalu begitupun kini Aya sudah kebal dengan keimutannya.
"Kak Arya yang baik dan tampan maukah kamu membelikan aku es krim."
Arka menyerang kakaknya dengan wajah imutnya itu. tetapi Arya juga menyerang balik dengan wajahnya yang super imut dan akhirnya mereka berdua hendak bertengkar kembali. Namun Aya dengan sigap memisahkan keduanya mengambil ponsel mereka sebagai hukuman.
"Ayolah, ibu. kembalikan ponselku. aku janji akan berdamai dengannya. ibu tahukan bagaimana kerja kerasnya aku supaya ibu mau membelikan ponsel itu." Arka memohon sambil berkaca-kaca
"Ibu hanya akan mengambil ponselmu hari ini saja, jika kalian bertengkar lagi ibu akan menjual ponselnya." Aya benar-benar kebal dengan anak kembar yang jago akting seperti mereka ini. Ia tidak sedikitpun luluh dengan wajah polos mereka.
"Ibu aku janji tidak akan bertengkar." Arka dengan terpaksa mengungkapkan janji mereka pada Aya, Agar Aya mau memberikan kembali ponsel mereka.
Arya dan Arka pun menyerang ibu mereka sendiri dengan keimutan mereka. Namun Aya pun pergi menghiraukan mereka.
"Arya, apakah wajahku sudah tidak imut lagi?" Keluhan Arka yang selalu gagal membujuk ibunya.
***
Hari sekolah tiba. Kedua anak kembar itu sekolah bersama-sama di taman kanak-kanak yang sama dan kelas yang sama pula. Arka yang seorang jenius itu merasa bosan di sekolahnya yang akhirnya tertidur didalam kelas sedangkan Arya sibuk bergaul dengan teman barunya.
Disisi lain, Aya sibuk menemui Zen yang merupakan suaminya itu. Hati Aya enggan bertemu dengannya karena apa yang ia perbuat pada saat dua tahun yang lalu. Ia memaksa Aya melayaninya hampir setiap malam dan menyiksa kedua anak kembarnya. Semakin hari Aya semakin muak dengan kelakuan Suaminya itu.
Aya memasuki kantor suaminya itu, tetapi di dalam kantornya suaminya itu sedang berselingkuh dengan sekretaris nya. Aya benar-benar kesal dan ingin memutuskan untuk bercerai.
"Sayang kau darimana saja, bukankah kamu sudah pindah tiga hari yang lalu mengapa tidak mengabari ku terlebih dahulu, aku kan suami mu."
Aya sungguh geli dengan apa yang diucapkan oleh suaminya itu. Dulu Aya berpikir dengan membalas dendam pada Mikael, Zen mungkin akan berubah. namun Aya mulai muak dengan apa yang dilakukan suaminya padanya dan juga anak-anak.
"Ponselku rusak." Jawab singkat dan ketus dari Aya.
"Bukankah kau tidak tahan dengan semua ini? Aku akan kembali ke sisimu jika kau bersedia membuang anak-anak haram mu itu ke panti asuhan. Aku bahkan berani bersumpah."
"Jadi itu saja yang ingin kau bicarakan? kau sampai mengirimi ku email ingin bertemu denganku. Hanya ingin memisahkan anak yang telah aku besarkan dengan susah payah? Jangan Mimpi!"
"Tidak juga, aku hanya rindu padamu. Rindu pada kenangan kita pada masa lalu.,"
"Aku tidak punya waktu aku harus mencek toko peliharaan dan menjemput anak-anak."
"Mau aku antar, Sayang?"
"Tidak perlu, bisa-bisa aku mati malu berdampingan dengan orang seperti mu."
"Hey, Aya! beraninya kau berkata seperti itu. Akan ku bunuh kau dan Anak-anak haram mu itu Aya!"
Aya pergi meninggalkan suaminya tanpa mengucapkan satu katapun. Ia menuju toko peliharaan yang ia pegang. Mencek kesehatan hewan-hewan yang ada di tokonya. Perlengkapan hewan peliharaan di tokonya merupakan peralatan yang terbaik di kota itu sehingga penghasilan yang di hasilkan lumayan. memberikan Aya uang untuk kesehariannya. Sebelum akhirnya Aya menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat aneh di tokonya.
"Bukankah Billy dan Eliz sudah memiliki anak dan melahirkan sudah tiga kali kemana anak-anak nya?" Teriak Aya yang tampak meluapkan emosinya.
Aya menunjuk kelinci yang ada di tokonya itu. Melihat anak-anak Eliz yang selalu berkurang tetapi tidak ada catatan apapun dalam kas masuk, tentu saja membuat Aya sangat marah dan memecat serta memotong semua gaji karyawan
Ia pun memutuskan untuk mengelola tokonya itu sendirian kecuali hanya satu orang kepercayaannya yaitu sahabat kakaknya yang bernama Tora.
Aya sebenarnya bukalah orang yang suka langsung memecat karyawan nya tetapi suasana hatinya sedang tidak bagus, karena kelakuan suaminya yang sangat membuatnya muak.
Sementara itu Anak-anak kembar itu sudah selesai menyelesaikan waktu sekolahnya, Namun Aya belum juga menjemput mereka. Hingga akhirnya Arka teringat bahwa ia mempunyai janji bisnis dengan seseorang. Ia pun meminta Arya untuk pulang terlebih dahulu karena ia akan mampir terlebih dahulu ke sebuah toko es krim.
Arya yang sebagai kakaknya yang harus menjaga adiknya itu mengikuti adiknya menuju toko Es krim. Berulang kali Arka mengusir Arya agar tidak mengikutinya tetapi dengan keras kepalanya itu Arya tetap mengikuti Arka. Akhirnya tujuan Arka pun terbongkar.
Melihat orang-orang besar di toko es krim itu. Arka menghampirinya dengan keangkuhannya. Orang-orang besar itu terheran-heran. Apa yang dilakukan anak TK di hadapannya dengan sangat angkuh.
"Kalian anak buahnya bos Mikael Gumelar bukan?" Arka berbicara Angkuh tidak memandang umurnya sendiri.
"Ada apa dengan bocil ini." Ucap Pria itu dengan tubuh besar dengan bekas luka diwajahnya.
"Heh kenapa bos mu tidak kemari? apa ia takut padaku?" Dengan angkuhnya ia menantang orang yang ada dihadapannya.
"Siapa kau heh bocah nakal?" pria besar dengan bekas luka itu masih kesal dengan perlakuan Arka.
"Seharusnya aku yang tanya kalian siapa?" Arya yang tiba-tiba saja ikut di sela pembicaraan. Membuat Arka kesal
"Heh kakak bodoh sebaiknya jangan ikut campur. " ucap Arka dengan kesal.
"Siapa yang kau bilang bodoh ini hah?" Arya yang tidak terima penghinaan dari adiknya itu. marah sambil menaiki meja toko Eskrim itu.
"Tentu saja kakakku." dengan tenangnya Arka menjawab tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Mereka berdua pun bertengkar membuat para orang besar itu marah karena merasa tidak di hargai.
"Heh bocah kalian ini siapa?" ucap salah satu pria besar itu.
"Aku adalah mastersistem yang mengirimkan bos kalian pesan." Arka pun menegaskan bahwa ia adalah master sistem yang mengirimkannya email.
Melihat tatapan serius kedua anak kembar itu yang mirip sekali dengan bos mereka. Dua anak buah itu pun memutuskan untuk menelepon Mikael dan melaporkan semuanya. Namun Mikael yang tidak percaya tentang bocah itu menyuruh orang-orang nya untuk kembali dan meninggalkan bocah-bocah nakal itu.
"Maaf tapi bos kami menyuruh kita untuk meninggalkan kalian disini. Ini om kasih kalian uang jajan." Kata seorang pria yang bertubuh besar namun badannya agak lebih kecil dibandingkan dengan pria dengan bekas luka diwajahnya itu.
"Uang jajannya kurang om!" Arka mencoba untuk memancing emosi dua pria bertubuh besar itu
"Apa!? apa-apaan kalian ini preman kecil." sudah tidak tahan lagi Pria dengan bekas luka itu pun marah.
"Aku bilang uang jajannya kurang om!" Sekali lagi Arka memancing emosi dari kedua anak buah Mikael itu.
"Beraninya kau!"
"Kalau tidak mau bayar, tolong hubungkan aku dengan bos mu itu."
Orang besar itu menurut sambil meremehkan Arka dan Arya. Merekapun menelepon Mikael dengan nada yang sombong tetapi suaranya yang lucu membuat orang di sekitarnya merasa gemas dengan kelakuannya.
Arka : "Heh Mikael beri aku seratus juta atau Data perusahaan mu akan hilang."
Mikael : "Dasar bocah, beraninya kau mengancam ku kau tidak tahu siapa aku hah?"
Arka : "Tentu saja aku tahu makanya aku minta uang padamu."
Mikael : "Sebaiknya bocah ingusan sepertimu bobo siang saja!"
Arka : "Okey, kau yang mendesak ku melakukan semua ini. lihat apa yang terjadi pada hitungan ke tiga 1, 2, 3."
Arka menghapus akun dan data perusahaan Mikael dalam sekejap mata. Mikael mendapatkan banyak telepon laporan di berbagai perusahaannya dan juga ia melihat akun miliknya ikut menghilang.
Arka : "Bagaimana?"
Mikael : "Apa yang kau lakukan bocah? Cepat kembalikan seperti Semula!"
Arka : "Tidak sebelum kau mau menemui ku!"
Mikael : "Berikan ponsel itu pada anak buah ku!"
Arka menyerahkan ponselnya pada anak buahnya Mikael dengan senang penuh kemenangan.
Mikael : "Bawa anak-anak nakal itu kemari!"
"Baik bos!"
"Heh sinting apa yang kau lakukan?" Arya yang marah melihat kelakuan adiknya yang melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya.
"Kau akan tahu sebentar lagi bodoh." Arka yang angkuh itu senyum dengan penuh kemenangan.
Anak buah Mikael pun menggendong dua bocah itu, orang yang melihatnya pasti akan salah paham bahwa mereka tengah di culik, namun Arka tidak peduli dengan itu. Ia malah meminta kedua orang itu membelikannya dua es krim dengan kakaknya.
Sampai di Perusahaan pusat Mikael. Kedua orang itu menyerahkannya kepada orang yang sudah Mikael perintahkan untuk menjemputnya di lobi perusahaan. Semua orang menatap Arka dan Arya yang imut dan tampan itu. Semua orang yang tadinya tengah ribut akibat dari hilangnya semua data perusahaan menjadi tersenyum hangat kembali melihat kedua anak kembar yang imut itu.
Arka dan Arya tertawa nakal, mereka menjahili orang-orang yang ada di lobi itu dengan tatapan yang seperti hendak membunuh dan berjalan dengan angkuh. Walaupun mereka sempat kaget melihat kelakuanya tetapi dengan tubuh kecil mereka membuat semuanya menjadi gemas.
"Hey, lihat bukankah tatapan itu seperti bos dalam versi mini?" Ucap para orang kantor yang melihat Arya dan Arka yang sedang berjalan-jalan dengan kagum melihat kantor seluas itu.
"Wah kau benar sekali. mereka sangat imut. apa mereka anak bos kita ya?"
"Bukankah bos kita belum menikah?"
"Mungkin saja ia mempunyai wanita diluar saja."
"Benar juga, orang kaya mah bebas."
"Apa jangan-jangan wanita itu duluan yang menggoda bos kita."
"Benar juga tuh! Dasar jalang!"
Orang-orang itu terus membicarakan soal Aya yang merupakan ibu mereka melakukan hal yang buruk pada bos mereka.
"Mereka memfitnah ibu kita. Harusnya kita bunuh saja orang ini." Arya yang sudah tidak bisa menahannya, ingin segera mengajar orang yang menghina ibunya itu..
"Aku serahkan pada kakak." Arka yang merasa setuju dengan kakaknya itu langsung menyerahkan tugasnya pada kakaknya itu.
Arya menyerang wanita yang mengatakan bahwa ibunya telah menggoda bos mereka. Ia pun melayangkan tendangannya seperti orang yang terbang dan membuat wanita itu pingsan. Semua orang pun menjadi heboh. Orang yang mengawal mereka pun segera menelepon Mikael. Untuk melaporkan apa yang di perbuat oleh kedua anak itu.
Tak lama kemudian Mikael datang dan melihat bocah-bocah yang mengacau di perusahaannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!