Jangan tatap aku seperti itu, aku masih sangat mengingatnya. Tatapan itu yang setiap hari kau berikan padaku dulu, Tatapan yang seakan menenggelamkanku di dalamnya.
Jangan juga beri senyum itu, senyum itulah yang melenakanku dulu, membawaku ke alam indah impianku.
Jangan ucapkan kata-kata manis itu lagi padaku, aku masih sangat mengingatnya saat kau ucap manisnya kata sayang untukku, saat kau utarakan perasaanmu padaku.
Apa yang kau pernah kau katakan padaku dulu. Aku gadis manis yg begitu kau sayangi, senyumku meredamkan semua amarah dalam dadamu.
Bibir mungil tipisku selalu membuat gelora dalam jantungmu. Wajahkulah yang selalu menghiasi kepalamu.
Tetapi kemudian, aku berfikir dengan segala keterbatasan perasaanku, kau hanya mempermainkan hatiku. Kau cipta kisah cinta yang begitu indah. Kau rangkai cerita manis penuh bahagia. Kau membawa perasaan cinta yang kuyakini akan selalu indah. Memberiku harapan setinggi langit, lalu kau jatuhkan jauh ke dasar bumi. Kau tahu rasanya, sakitnya tak terkira.
Dan kaupun dengan permainan fikiranmu sendiri, berbagai alasan kau cipta hingga tak berani menemuiku, berbagai prasangka kau rangkai hanya karena aku ataupun dirimu tak ada yang pernah berani membuktikan perasaannya sendiri.
Lalu kenapa kau putuskan sendiri jalan yang mesti aku pilih? Jalan yang telah kau batasi sendiri. Kenapa? Kenapa? Kenapa kisah kita serupa Bunga Kertas.......terlihat indah tapi palsu.
Nayna tersenyum miris, mengingat bahwa cinta yang dirasakan tidak seindah impiannya. Dia sudah pernah begitu di cintai, tapi menyia-nyiakannya. Hingga cinta itu akhirnya memilih berlalu dan menjauh. Nayna sempat merasa menyesal, mengapa dia mesti mengabaikan cinta seseorang yang tulus demi cinta lain hanya karena laki-laki itu jauh lebih keren, lebih tampan dan yang pasti lebih kaya.
Kehilangan seorang yang selalu saja setia, tulus tanpa ragu, bahkan terus mencintai walau kadang tak diperdulikan, ternyata bisa membuat satu rasa kehilangan.
Bahkan saat laki-laki itu terang-terangan telah menemukan wanita lain, perasaan tak rela di hati mulai menggelayuti. Tapi penyesalan hanyalah tetap menjadi penyesalan, semua tidak akan mungkin terulang kembali.
Kini saat Nayna bertemu pria lain yang dia cintai. Cinta itu justru mempermainkannya, manisnya madu cinta yang di reguhnya ternyata palsu. Cinta itu menghianatinya. Dan yang paling menyakitkan, alasan klise tentang pernikahan yang mesti sesuku telah mengaburkan penghianatan cinta yang sesungguhnya dia terima.
Laki-laki itu yang sudah masuk sepenuhnya dalam hati Nayna, telah berhasil memporak porandakan hatinya. Bagaimana bisa kebersamaan mereka selama ini hanyalah palsu, kamuflase dari semua penghianatan yang di tutupinya.
Begitu manis cinta yang di suguhkannya, betapa percaya Nayna bahwa laki-laki itulah pelabuhan terakhirnya. Laki-laki itulah yang berjanji bersama mewujudkan mahligai rumah tangga yang indah, mempersatukan cinta mereka dalam sebuah ikatan suci, akhir dari perjalan cinta mereka, lalu memasuki babak baru, sebagai sepasang suami istri.
Akhirnya cinta itu jadi bagian pilu dari perjalanan kisah cintanya. Wanita lain, bukan dirinya yang kini bersanding di sana, bukan pilihan orang tua, bukan pula tuntunan adat yang seperti selama ini dijadikannya alasan.
Dan yang lebih menyakitkan, hubungan itu terjalin di saat laki-laki itu juga masih menjalin hubungannya bersama Nayna.
Terpaksa, itu yang dia katakan ketika harus menikahinya. Kecelakaan yang terjadi saat mereka pergi berdua, membuat wanita itu harus menjalani perawatan yang mengakibatkan patah kakinya, dan akhirnya berjalan dengan kaki agak terpincang. Dan tidak mungkin dia meninggalkan wanita itu setelah apa yang terjadi.
Nayna rasanya ingin meledak, air mata itu tak lagi mau keluar, cuma rasa perih seperti pisau yang menyayat-nyayat menggores hatinya, dadanya sudah benar-benar sesak. Bagaimana mungkin dia mengatakan itu terpaksa. Kalau hubungan yang di jalaninya bersama wanita itu saat mereka masih bersama.
Bagaimana bisa itu disebut terpaksa, jika di belakangnya mereka menjalin kasih. Bukan hanya merasa di bohongi, Nayna juga merasa bahwa laki-laki ini begitu pandainya membagi hatinya menjadi dua.
Seorang pemuda biasa saja, tapi pekerja keras. Karena ketekunan dan kerja kerasnya itulah, dia bisa berhasil seperti sekarang ini. Dia yang telah terbiasa bekerja sambil membiayai kuliahnya sendiri. Kehilangan sosok ayah sedari kecil, menempahnya jadi anak muda yang kuat dan mandiri. Karena dia tidak ingin menyusahkan sang ibu, satu-satunya sosok orang tuanya saat ini. Apalagi harus merepotkan kakak-kakaknya yang sudah punya kehidupannya sendiri bersama keluarga mereka masing-masing.
"Andai kau tau Nay, kaulah satu-satunya tujuanku untuk sukses. Penolakanmu dulu membulatkan tekatku agar bisa berhasil" gumam Rey dalam hatinya.
"Aku ingin liat bisakah kau menolakku lagi nanti Nay" kembali berbicara sendiri.
Siapa yang tidak mengenalnya kini, Seorang direktur utama dari perusahaan milik negara di kotanya. Rasanya dia tidak bisa berhenti bersyukur, bahwa semuanya berjalan sangat mulus. Sejak menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cumload, jalan selalu mulus dan terbuka untuknya. Tuhan seperti mengabulkan semua harapam dan permohonannya. Bahkan perusahan kecil yang dirintisnyapun sudah mulai berkembang.
Yah, dia tidak pernah kekurangan lagi dari sisi materi. Tapi hatinya benar-benar kosong. Dia terpaksa melepaskan wanita yang di cintainya mati-matian. Dia terpaksa memberi ruang pada cinta pertamanya itu untuk bahagia. Walaupun berarti itu bukanlah dengan bersamanya. Gadis itu memilih laki-laki lain yang dicintainya.
Krinnnggg....suara ponselnya membuyarkan lamunannya. Nama Karin tertera di sana. Rey terpaksa tersenyum. Bukannya tidak suka, Karin gadis yang baik, yang menyukainya sejak zaman kuliah. Bahkan gadis itu rela menunggu Rey bisa membuka hatinya kembali. Sampai cinta menyapanya, Karin bersedia menunggu.
"Apakah sudah saatnya aku membuka hatiku. Menerima perasaan tulus yang dia berikan untukku selama ini" gumam Rey dalam hatinya
"Asalmkm..."sapa lembut suara di seberang sana begiru Rey memencet tanda terima di handponenya
"Walaikusalam... iya Rin, ada apa?"
"Heii, apakah kau sibuk nanti siang. Ayo makan siang bareng. Kebetulan kantorku lagi santai"
"Maaf banget Rin, siang ini sepertinya tidak bisa, aku ada meeting penting dengan beberapa pejabat daerah"
Terdengar hembusan nafàs berat di seberang sana. Sepertinya Karin kecewa, batin Rey
"Baiklah, jika kau sibuk, next jika ada waktu. Good Luck ya" Karin dengan cepat mengakhiri telpnya
Maafkan aku Karin. Aku tidak ingin membuatmu terus berharap. Aku masih bingung harus memutuskan. Memulai lembaran baru kisahku bersamamu, Atau kembali mengejar cinta sejatiku. Aku tidak pernah bisa melupakannya. Bagaimanapun gadis itu menyakitiku, hanya dia yang memunuhi ruang hatiku.
Seberapapun rasa sakit yang telah dia gores, tidak sedikitpun merubah perasaanku kepadanya. Semakin aku berusaha melupakannya, semakin sulit aku melepaskannya.
Cinta benar-benar gila. Bagaimana bisa aku lebih memilih wanita yang menyakitiku daripada gadis yang tulus mencintaiku. Aku telah berusaha, benar-benar berusaha. Tapi saat bersama Reka, ingatanku tetap padanya. Aku benar-benar sudah gila. Cinta itu telah membutakanku, dia juga sudah menutup hatiku. Aku sendiri seperti tidak mempercayainya.
Aggghhh.....kepalaku pusing. Semakin memikirkannya, semakin membuatku sadar. Gadis itu sudah benar-benar mengikatku. Pesonanya sudah melekat di dasar hatiku. Dia seperti sebuah alarm di hatiku. Saat aku mencoba memikirkan wanita lain selain dirinya, alarm itu pasti berbunyi. Ada saja celah yang akhirnya memutuskan bahwa Naynaku jauh lebih baik. Bahwa Naynaku tidak ada tandingannya.
Sekian waktu berlalu, Nayna sudah mulai menata hidupnya kembali. Dia bertekad tidak akan lagi terpuruk. Dia memutuskan untuk tidak lagi menangis, apalagi demi laki-laki itu.
Nayna sudah sampai kantornya. Sebuah ruko sederhana 3 lantai yang dia gunakan sebagai kantor. Sudah hampir satu tahun ini perusahaannya yang bergerak di bidang suplay barang-barang yang menjadi rekanan pemerintah. Beruntung pamannya yang anggota dewan terhormat mempunyai banyak relasi orang-orang pemerintah membuatnya jadi lebih gampang mendapatkan tender.
Tapi tender itu kemudian didapatkannya dengan cara jujur, perusahaannya sudah terbukti beberapa kali memenangkan tender pemeruntahan untuk mensuplay semua bahan baku dari sebuah proyek besar. Bukan saja perusahaannya yang sudah diakui, Nayna yang cantik dan lincah sepertinya jadi salah satu alasan yang mempermudah semuanya.
"Nay, tander kepolisian sepertinya udah ok ya..."tanya sekretaris yang juga sahabatnya itu
"Iya Win, kayaknya bentar lagi aku menemui pihak yang bertanggung jawab dari pihak sana biar lebih mudah mensuplay semua kebutuhan yang mereka butuhkan."
Nayna baru saja memarkirkan mobilnya ketika tidak sengaja matanya menatap sosok yang juga baru keluar dari sisi kemudi mobil hendak mengunci mobilnya. Mata mereka berdua tidak sengaja bertemu, ada rona keterkejutan dari keduanya. Nayna cepat-cepat mengatur nafasnya, detak jantungnya yang mulai berdetak melihat sosok laki-laki yang tidak jauh berdiri darinya.
Nayna bergegas melangkah. Dia membenci keadaan ini. Sudah hampir lima tahun ini dia sudah melupakan dan menutup semuanya. Sudah hampir lima tahun ini dia berjuang merubah semua keadaannya yang membuatnya terpuruk karena laki-laki yang ada di hadapannya ini. Sekilas Nayna sempat terpana, lima tahun tidak bertemu dia semakin ganteng dan tambah keren aja. Seragam itu mengapa begitu pas di bodynya. Inilàh sering diteriakkan para wanita sebagai salah satu Polgan Indonesia.
Husstt Nayna, apa yang kau pikirkan. Dia berusaha menepis semua khayalan yang menghias kepalanya.
Bergegas dia melangkah ke tempat yang di tujunya. Dalam hati Nay berdoa, semoga bukan dia orang yang akan kutemui.
Rendi Wijaya
Laki2 tampan itu masih mematung di tempatnya berdiri. Setelah hampir 5 tahun dia ditugaskan jauh di ujung Kalimantan sana. Hari ini hari pertamanya kembali bertugas di kotanya tercinta. Dia sama sekali tidak menduga, hari pertamanya bertugas akan mendapatkan kejutan yang membuat jantungnya seperti berhenti bergerak. Matanya masih lurus menatap langkah cepat wanita itu dari belkang punggungnya hingga benar-benar hilang dari pandangannya.
"Nayna....."Rendi baru tersadar saat matanya tidak lagi menangkap sosok yang sudah lama berlalu dari kehidupannya. Rendi tidak pernah menyangka bahwa akhirnya Tuhan mempertemukan mereka kembali.
Dan wanita itu dia telah begitu banyak berubah. Lima tahun ini ternyata dia bisa menjalani hidupnya dengan bahagia. Lihatlah dia menjadi semakin cantik dan mempesona saja. Apa mungkin dia benar-benar sudah melupakanku. Lihatlah penampilannya yang begitu elegan tadi, siapupun yang melihatnya tadi pasti mengambil kesimpulan bahwa dia wanita yang sukses dan bahagia.
Sesaat ada rasa perih yang di rasakan Rendi. Ahh, ternyata cintaku tidak melukainya, dia mungkin mengang biasa saja hubungan kita dulu, sehingga dia bisa melewati waktu dengan mudah. Tidak ada gadis yang terpuruk menangis karena kehilangan orang yang dicintainya.
Ayolahhh Rendi, kenapa kau bisa jadi sejahat itu. Seharusnya kau ikut bahagia, atas kebahagian wanita yang pernah mengisi hatimu itu dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!