Siang itu hari Minggu disebuah cafe yang terletak ditengah kota, dan ramai pengunjung, tiba-tiba terdengar jeritan seorang anak laki-laki berwajah sangat tampan dengan muka khas negeri ginseng tengah berlari sambil menangis
"Eommaaaaa..!!" Jeritnya sambil berlari mendekat kearah wanita muda berhijab merah yang tengah membersihkan meja cafe dengan lap ditangannya, memaksa sang gadis muda berhijab itu menoleh kearah suara
Sang gadis kaget dan mendekat kearah anak lelaki tersebut, dipeluknya sang anak sambil membelai punggungnya
"Waeyo? Musun iri isoeyoe hyung'ah?" tanya sang gadis yang tengah berlutut dihadapan sang anak tampan tersebut, menatap lembut kearahnya
Seluruh mata pengunjung menatap kearah nya, seolah berkata menyaksikan drama Korea secara live serta terdengar bisik-bisik yang tidak begitu enak didengar
"itu nyokapnya? ko bisa anaknya ganteng nyokap nya buluk gitu"
"keren banget punya anak segitu ganteng, simpenan ahjussi Korea palingan"
dan banyak lagi....
Sang gadis berhijab merah tersebut menuntun sang anak keluar dari cafe begitu menyadari tatapan itu terus mengusik kearahnya..
setelah dikira aman, sang gadis bertanya penuh kelembutan pada sang anak
"Kenapa Abang nangis?" seraya membelai sayang sang anak
"Tadi pulang sekolah ada yang ganggu Abang, dia bilang dia ayah Abang eomma, dia bilang Abang harus ikut dia pulang ke Korea" dengan logat koreanya yang sangat kental dan penjelasan sang anak membuat sang gadis membulat kan matanya sempurna
apa dia akan mengambilnya, apa ini sudah waktunya.. begitu pertanyaan sang gadis dalam hati
"Abang tunggi sini, eomma ambil tas dulu, kita pulang ya, kita bahas ini dirumah ya bang"
mereka meninggalkan cafe berjalan kesebuah halte menunggu angkutan umum, tak lama setelahnya bus datang, dengan perlahan dan sabar sang gadis menuntun si anak laki-laki untuk menaiki bis
Selama perjalanan sang gadis menatap keluar jendela dengan segala macam pertanyaan yang berkecamuk didalam hatinya
"orang itu se'enak jidat banget, 7 tahun lalu dia ninggalin bayi berkecil tidak berdosa depan kontrakan gw, sekarang dateng lagi setelah bertahun-tahun gw urus tuh bayi sampe gede kaya gini"
lamunan sang gadis terhenti sesaat setelah sang anak menarik lengan bajunya
"eomma gwaenchana?" tanya nya khawatir
si anak lelaki akan menggunakan bahasa asing saat berada diluar rumah, tapi akan menggunakan bahasa Indonesia saat tengah berdua dengan sang ibu
"gwaenchanayoe" dijawab sang ibu sambil tersenyum tulus pada sang anak, walau dia tidak lahir dari rahim gw, bertahun-tahun hidup bareng bareng sama si bocil bikin gw gak rela pisah sama dia hatinya berkecamuk
tak lama mereka sudah sampai di rumah kecil nan sederhana tempat selama ini mereka tinggal..
"eomma, Abang ganti baju dulu ya" pamitnya seraya berjalan memasuki kamar kecilnya
Ayaza duduk bersandar di tempat tidurnya sambil menatap kosong kearah kotak yang penuh misteri tersebut
flashback on
8 tahun diakhir bulan Desember tengah gerimis, rumah petak yang selama ini ditinggali oleh gadis yatim piatu itu di ketok seseorang
tok..tok..tok..
"siapa sih hujan-hujanan gini bertamu?" tanyanya dalam hati
Ayaza melangkah mendekat pintu, belum pintu terbuka dengan sepenuhnya, seorang pria muda menggunakan pakaian serba hitam menerobos masuk, dengan pakaian yang sudah basah kuyup, membawa sekotak kardus misteri, Ayaza melonjak kaget
"dek.. tolong saya" katanya lirih
Ayaza menganga mendengar permintaan pria misterius itu
"tolong apa bang?" tanya Ayaza lirih
"didalem kotak ini ada bayi, dia anak saya, saya titip ke kamu, tolong ajari dia bahasa Korea, didalam sini ada sertifikat sebuah cafe yang ada diujung sana, itu udah saya limpahkan atas nama kamu, uang dari penghasilan cafe pakai saja untuk membesarkan anak saya" jelasnya lagi
"tapi gak mungkin bang, saya baru 17 tahun gimana kata orang saya nikah ajah belum, masa punya anak" seraya meminta penjelasan ke pria tersebut
"saya mohon bantu saya, nanti kalau sudah waktunya saya akan jemput anak saya kembali, saya harus pergi, terimakasih dan mohon maaf saya merepotkan kamu dek" seraya berlalu keluar pintu berlari dan memasuki sebuah mobil mewah
Ayaza masih menatap bingung kearah kardus, kemudia perlahan membuka kardus dengan meletakkan di meja rumah kecilnya, lengkap semua perlengkapan si anak ada semua bahkan beberapa album khusus berbahasa Korea sudah disiapkan sang pria misterius tersebut, Ayaza mengambil sang bayi yang masih terlelap didalam kardus menggendonnya dengan sayang,
"kasian kamu, kaya aku gak punya siapa-siapa, kita berjuang bareng ya" katanya seraya mengecup pipi gembil sang bayi
flashback off
Hari berganti, Ayaza sudah bersiap untuk bekerja di cafe, sebenarnya kerja di cafe hanya kamuflase supaya gak dijulidin sama tetangga, udah punya anak gak punya suami, gak kerja, masa bisa hidup makan, dari mana uangnya? Jangan-jangan pelihara babi ngepet hehehe, untuk menghindari omongan yang tidak sedap itulah Ayaza bekerja di cafe yang sebenarnya punya dia sendiri, tapi tidak ada satupun pegawai yang tau soal itu, kecuali sang manager yang diutus menjaga Ayaza dan anak lelakinya itu
"Noona" panggil sang manager
Ayaza menoleh kiri kanan memastikan tidak ada satu orangpun yang melihat mereka ngobrol
"aku kan udah bilang, kalau disini kita pura-pura gak kenal" katanya sebal seraya meninggalkan sang manager tampan tersebut
ternyata ada sepasang mata yang tidak suka melihat sang manager berdekatan dengan Ayaza
"eh, ngapain sih deket-deket sama Pak Manager, gatel banget sih lu" teriak Leona pada Ayaza
dan Ayaza hanya menghembuskan nafasnya berat dan berlalu masuk ke dapur menaruh piring kotor, ternyata Leona masih terus mengikutinya
"Yaza, ngomong sama lu tau gak sih?" teriak Leona
"gak usah ditanggapin Yaz" kata Amel sembari menepuk punggung Ayaza, dan disahuti dengan senyum si gadis lesung pipi tersebut
"awas ya kalian" ancam Leona
Ayaza melanjutkan pekerjaannya, "kalau bukan karena dengerin nyinyiran tetangga gw juga ogah banget kerja disini bareng nenek lampir" batinnya sebal
"Yaaaaaz, anter pesanan kemeja 13" teriak chef
"okey dokey mister" jawab Ayaza
kemudian berjalan mendekat kemeja nomor 13, semakin mendekat ke meja tersebut perasaan Ayaza semakin tidak enak, "kenapa lelaki itu mirip Ayahnya Abang" tanyanya dalam hati, dan sang pemilik meja menatap saraya tersenyum manis kearah Ayaza
"annyeong Yaz" sapanya ramah menampilkan senyum termanis dengan deretan gigi putihnya
dibalas dengan anggukan dan senyum seadanya
"silahkan pesanannya pak" seraya menaruh minuman ber es tersebut sambil buru-buru meninggal kan suasana yang tidak nyaman tersebut
"Yaz andjayoe, Jebal" pintanya memelas
"Siro" kata Ayaza pelan, khawatir didengar pengunjung lain, cukup sudah fitnah yang selama ini Ayaza terima dengan tuduhan gadis murahan nikah belum tapi punya anak, apalagi harus berdua dengan pengunjung pasti dibilang open BO kan?
"tunggu aku dirumah mu, aku ingin menemui Chan" katanya meminta
Ayaza hanya mengangguk pelan dan berjalan meninggalkan sang pria tampan tersebut, dan seperti biasa Leona akan sangat benci dengan Ayaza yang seolah punya sihir disukai banyak orang walau banyak skandal
"lu gak ada kapok-kapok nya deh, centil banget sama pelanggan, sampe ngobrol segala sama pelanggan, berarti bener ya kalo lu tuh open BO, gak bisa banget lihat laki bening, langsung digoda, kasian tuh anak haram lu punya nyokap kaya lu...
PLAK satu tamparan mendarat dipipi mulus Leona, Ayaza sangat tidak suka kalo Chan disebut anak haram, walau Chan tidak lahir dari rahimnya walau awalnya sedih dengan takdir yang seolah mengajak semesta bercanda Ayaza sangat menyayangi Chan
"sakit bareng*ek" teriak Leona
ketika Leona hendak membalas tamparan Ayaza, manager masuk dan memarahi keduanya
Ayaza memutuskan untuk meninggalkan cafe, karena sudah waktunya Chan pulang sekolah, Ayaza berjalan kearah dekat sekolah menunggu Chan pulang dan mengantarkan lagi kerumah..
"eommaaaaa" panggil Chan senang dan berlari kearah Ayaza
Ayaza memutuskan untuk tidak kembali lagi ke cafe, dia mengajak Chan untuk berbelanja kebutuhan dapur
"Chan Woo yah, meonjeo syopinghaleo gaja" (Chan, ayo kita belanja) katanya sambil tersenyum menggenggam tangan kecil milik sang anak
"manse, eoseo, seodulleo" (hore, aku cepat berangkat) jawab Chan semangat
hari ini mereka habiskan berduaan, entahlah dihati Ayaza ini seperti perpisahan untuknya, walau jauh dilubuk hatinya ia tidak rela Chan akan pulang kembali ke orang tua kandungnya
Ayaza terus menatap betapa bahagianya Jung Chan Woo hari ini, dia tengah sibuk bermain di area permainan disebuah mall
"setelah Chan balik ke Orang tuanya hidup gw pasti bakalan sepi banget, berasa janda tanpa nikah masa gw" batinnya
"wae ul-eo, eomma?" (ibu menangis, kenapa?) tanya Chan mengagetkan Ayaza
"오 안돼, 엄마는 울지 않아"
"o andwae, eommaneun ulji anh-a" (aah tidak, ibu tidak menangis ko) katanya mengelak
아직 플레이 해보셨나요?
"ajig peullei haebosyeossnayo?" (seneng nggak mainnya?) tanya Ayaza kembali
벌써 엄마, 집에 가자, 피곤해
"beolsseo eomma, jib-e gaja, nan pigonhae" (seneng banget mah, ayu pulang, aku lelah) jawab Chan seraya menggenggam tangan sang ibu
dengan belanjaan yang memenuhi tangan nya Ayaza menuntun Chan menaiki Transportasi umum, bukan tidak sanggup menaiki atau bahkan membelikan mobil untuk Chan, Aya hanya tidak mau mendidik anak nya dengan kemewahan, tak lama berselang mereka sudah sampai depan rumah sederhana mereka, Chan sudah masuk lebih dahulu, Aya masih berada depan pintu membereskan belanjaan yang tadi sempat tercecer, tiba-tiba terdengar suara lelaki yang sangat Ayaza kenal, laki-laki yang beberapa tahun lalu selalu menjadi doa ditengah membumikan sujudnya.
"Ayaza Fatiyah" katanya lembut
dengan rasa yang sudah tidak bisa dibayangkan Ayaza menoleh ke sumber suara, ya Allah Mas Aji katanya dalam hati
"Ayaza Fatiyah" katanya kembali memanggil, seraya tersenyum manis
"Kak Aji kan ya?" tanyanya basa basi
"Kamu kemana ajah Ay, aku cari kamu loh kemana-mana" katanya lirih ingin sekali dia memeluk wanita manis berhijab tersebut
"Nggak kemana-mana Kak, aku disini ajah, ayu kak masuk dulu, ngobrol didalem ajah biar enak" seraya mempersilahkan tamu hati nya masuk
"Duduk Kak, sebentar aku buatin minum dulu" kata Ayaza lagi
"Nggak usah Ay, aku cuma butuh penjelasan kamu ajah" katanya sedikit memaksa
"Penjelasan? Penjelasan apa Kak?" tanya Ayaza pura-pura
tiba-tiba anak lelaki tampan keluar dengan sudah menggunakan pakaian tidurnya
엄마 나 졸려
"Eomma na jollyeo" (mah, aku ngantuk) seraya mengucek-ngucek mata sipitnya
잠깐만, 혼자 잘 수 있어요?
"Jamkkanman, honja jal su iss-eoyo?" (sebentar nak, Abang tidur sendiri bisa kan) tanya Ayaza seraya membelai punggung lembut sang anak
제가 할수 있어요!! 안녕히 주무세요
"Jega halsu iss-eoyo!! annyeonghi jumuseyo" (bisa dong Bu, selamat malam Bu) seraya mengecup pipi sang ibu muda
잘자 내 아들
"Jalja nae adeul" (Selamat tidur anakku) kemudian Chan masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan rapat
Aji POV
Ayaza udah nikah? itu anaknya? kapan nikahnya terus kemana suaminya? kenapa juga anaknya nggak bisa bahasa Indonesia, malah pake bahasa planet begitu? apa bener selama ini yang di omongin banyak orang, Ayaza hamil diluar nikah terus ditinggal sama pacarnya, tapi siapa pacarnya, Ayaza nggak mungkin begini, gw tau banget Hidup Ayaza kaya apa dulu nya
"Ya, itu anak kamu? kamu udah nikah Ya?" mencoba memberanikan diri bertanya
Sang gadis manis tersebut hanya tersenyum getir "gw jelasin juga lu nggak akan percaya ka" kata Aya membatin
"ngomong Ya, aku butuh kejelasan" desak Aji memaksa
"Yaaa seperti yang Kaka lihat kan? Dia anakku Ka" jawab Aya sekenanya
"Jadi ini alasan kamu, lulus sekolah pindah entah kemana, karena hamil diluar nikah, terus kamu anggap aku apa Ya????" dengan nada semakin lirih
"maaf ka, semuanya udah terjadi, ini takdir yang harus aku lalui, aku juga nggak mau punya takdir kaya gini" merunduk menahan air mata supaya tidak jatuh
"Ya Rab, kalau ini sudah sesuai dengan ketetapan-Mu, ajari aku ikhlas, sungguh sampai detik ini cuma Ka Aji satu-satunya lelaki yang mengisi hatiku" katanya membatin
tiba-tiba ada sosok pria tampan dengan menggunakan jaket hitam masuk dan langsung mengecup kening Aya
"eh ada tamu ya" tanyanya seolah menyindir
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!