Author Point of View -
Liora Alejandro Watsons, seorang wanita cantik yang berasal dari London, Inggris. Lulusan terbaik universitas ternama di negaranya. Kehidupan Liora sebelumnya sangat menyenangkan, sehingga setiap orang yang dekat dengannya merasa iri kepada kehidupannya. Bagaimana tidak? Liora anak dari pasangan Alden Watsons dan Vionna Watsons. Alden Watsons adalah seorang owner perusahaan terkenal dan tercatat sebagai orang yang terkaya di negaranya. Lalu bagaimana dengan prestasi dan ekstensi Liora? Liora pun tidak kalah pintar dari ayahnya. Dia merupakan mahasiswi terbaik di Universitas nya. Selain pintar, kaya, jelas terkenal Liora juga sangat merendah hati. Dia tidak segan berteman dengan orang yang ekstensi nya jauh dibawahnya.
Setelah lulus kuliah, Alden Watsons, ayahnya meminta Liora untuk menjadi pemimpin cabang perusahaan nya di negara Spanyol. Tapi Liora menolak dengan alasan ia belum siap menanggung berat beban perusahaan ayahnya. Disisi lain Liora bertekad untuk sukses dengan jalannya sendiri, bukan dari warisan ayahnya. Liora sangat keras kepala dan juga ambisius. Tetapi untungnya ayahnya sangat mendukung putri semata wayangnya untuk hidup mandiri. Akhirnya Liora memutuskan untuk pindah ke New York, Amerika Serikat. Liora hanya tinggal di apartemen yang sederhana seorang diri. Tetapi dia punya seorang sahabat yang bernama Velyn, dia mulai berteman dengan Velyn saat Liora masih kuliah di London. Velyn hanya orang biasa yang bekerja di Cafe favorit Liora. Mereka berkenalan saat Liora membantu Velyn membersihkan pecahan beling gelas yang terjatuh karena tersenggol Velyn, mereka bertukar nomor telepon dan akhirnya jalan jalan bersama hingga menjadi teman. Liora sangat menyayangi Velyn dan Velyn pun salut dan sayang kepada Liora karena jarang ada orang kaya yang mau berteman dengan orang biasa sepertinya.
New York, 08 : 21 AM
'Drrrttttt.. Drrrtttt..' handphone Liora bergetar. Liora pun meraba kasur king size nya untuk mencari handphone nya.
"Halo hmmm?" Liora menjawab panggilan di handphone nya dengan mata tertutup. Siapa orang yang berani membangunkannya sepagi ini?
"Lioooooooooooo, kau sudah bangun? Hey jangan bilang kau belum bangun apalagi mandi? Ingat kau hari ini akan menghadiri interview di MK Company kan? Lioraaaaaaaa jawab aku!"
Seketika tubuh Liora tersentak, Liora langsung berlari ke kamar mandi secepat mungkin. Dengan mandi bebek, sangat singkat hanya 10 menit. Dengan blazer putih dan polesan makeup yang tipis, Liora langsung bergegas keluar untuk berangkat ke MK Company. Untung Liora hanya menggunakan flatshoes, jadi ia bisa berlari mengejar transportasi umum.
"Huh bagaimana aku bisa sampai tepat waktu? Bisa-bisa interview ku gagal! Ah, sial sekali hari ini seandainya saja aku bangun lebih pagi" Liora berbicara sendiri sambil menendang kaleng yang ada di depannya.
"Miawwww..."
Seketika Liora mencari sumber suara, sontak tubuhnya berlari karena kaget melihat seekor kucing lucu ada ditengah jalan. Sedangkan sebentar lagi ada mobil yang akan mendekat ke arah kucing itu.
Brakkkkkk.....
Liora terjatuh dengan kucing didekapannya. Masih dengan mata tertutup, Liora menarik nafas sedalam-dalamnya karena ia masih shock. Di seberang sana ada pria berbalut jas hitam lengkap dengan pakaian formalnya beserta kacamata hitam. Ia sedari tadi mengamati kejadian yang menakutkan. Ia terlihat tampak khawatir, apa yang terjadi? Apakah gadis itu baik-baik saja? Bagaimana dengan kucing itu?
"Hei kau, apakah kau masih hidup" tanya pria berjas itu dengan dingin. Pria tersebut mencari-cari sosok kucing yang diselamatkan oleh Liora.
Liora membuka mata dengan perlahan. Sinar matahari mulai masuk kedalam matanya sedikit demi sedikit lalu Liora melihat seekor kucing yang lucu sedang memandanginya didalam dekapannya. Untung saja kucing itu baik-baik saja. Kan sayang, kucing itu lucu sekali. Terlihat sangat nyaman dan khawatir memandang Liora.
"Hei, apakah kau tuli nona?" Liora mengerahkan pandangannya kepada pria itu. Siapa dia? Batin liora bertanya-tanya. Sejak kapan dia ada disini?
"Tidak, aku tidak apa-apa."
Pria itupun mengangkat alisnya heran. Tetapi dia sedikit terkagum, melihat paras Liora yang sangat cantik. Ya, hanya sedikit terkagum, karena ia sering melihat banyak wanita cantik di seluruh penjuru dunia. Tapi ia rasa, Liora sangat berbeda dengan wanita cantik lainnya yang sudah ia temukan.
"Oh baiklah, apakah kau yang menyelamatkan Vios?"
Pria berjas hitam itu membungkukkan tubuhnya.
"Vios? Maksudmu kucing ini?" Liora melirik kucing yang sedari tadi sudah ada diperlukannya.
"Ya, dia Vios. Kucingku"
Ia membuka kacamata hitamnya lalu menampilkan mata indahnya yang berwarna abu-abu. Bibir Liora membentuk huruf O yang mengartikan dia paham siapa Vios dan siapa pria itu. Liora memandangi pria itu untuk beberapa saat, hei dia sangat tampan! Batin Liora. Lalu Liora kembali memandangi kucing itu sambil mengusap-usap kepalanya.
"Jadi namamu Vios si kucing nakal yang bermain ditengah jalan? Hei itu berbahaya. Jangan ulangi lagi atau kau akan melihat pemilik mu sedih dan muram nantinya"
Dengan cubitan lembut Liora menyentuh pipi kucing itu. Dan liora baru tersadar bahwa tujuan nya adalah untuk pergi interview ke MK Company. Liora melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 08.55 AM.
"Astaga aku sampai lupa aku akan pergi untuk interview. Sudahlah ini kucing mu, aku harus pergi. Jaga kucing itu baik-baik. Kau tidak boleh lengah. Baiklah aku pergi, byeee" Belum sempat pria itu berterimakasih, Liora sudah berlari secepat mungkin hingga menjatuhkan sapu tangannya yang berwarna pink dan bertuliskan "Liora Alejandro" diujung bawahnya. Dan pria tersebut tersenyum melihat nama diatas sapu tangan itu.
"Miawwww.. miaww" Vios berusaha merebut sapu tangan yang ada di tangan pria itu dengan cakar nya.
"Tenang Yossie, kita akan menemukan kembali gadis itu dan bermain bersamamu.."
Pria itu mengecup pucuk kepala Vios kucingnya. Terlihat kucing itu memeluk sapu tangan milik Liora.
...***...
MK Company, 09:20 AM
Liora bergegas masuk kedalam kantor itu, ia segera mencari receptions untuk menanyakan perihal interview nya
"Permisi, saya ada panggilan interview disini. Apakah saya telat?" Tanya Liora bingung
"Tidak nona, bos juga baru saja tadi datang. Kau bisa langsung ke ruangannya di lantai 11. Cari saja pintu yang bertuliskan David Marcelino McKnight - CEO " Receptions itu memberikan arahan kepada Liora yang tampak gelisah takut karena ia telat. Ya Liora sudah berhasil melalui tahapan seleksi sebelumnya dengan HRD MK Company. Kini karena Liora melamar posisi menjadi sekretaris CEO maka ia akan wawancara lanjutan bersama CEO.
"Baiklah, terimakasih.."
Liora memberi senyuman lalu segera menghampiri lift yang ada didekatnya. Semoga aku tidak gagal apalagi dimarahi karena telat . Liora berdoa dalam hatinya. Semoga tidak ada kejadian buruk lagi hari ini.
'Tingggg'
Suara lift berbunyi menandakan ia telah sampai di lantai yang ia tuju. Setelah pintu lift terbuka, Liora segera melangkah keluar dari lift.
"Banyak sekali ruangan disini. Dimana ruangan CEO itu?" Liora berbicara sendiri sambil melihat-lihat nama ruangan yang ia lewati. Ia terus berjalan hingga tiba di ruangan besar yang berpintu besar pula. Liora membaca tulisan yang ditempel di pintu itu. ' David Marcelino McKnight - CEO ' Liora sedikit kagum karena tulisan itu terbuat dari emas. Wow, keren juga. Di perusahaan ayahnya tidak ada yang berlebihan seperti itu.
Liora merapikan pakaiannya yang sedikit kusut karena terjatuh tadi saat menyelamatkan kucing itu. Jantungnya berdetak kencang mengingat ini interview pertama nya untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Liora mulai mengetuk pintu, lalu perlahan membuka gagang pintu yang besar.
to be continued .......
Gimana nih episode pertamanya? Next gaaa? Saran dong, atau ada typo yg bertebaran bisa kasih tau aku ya hehe. Jangan lupa komentar biar author lebih semangat nulis ceritanya.
See you on next chapter guys! xoxo❤️
Author,
Cicankyuu
CHAPTER 2
"Permisi...."
Hening..
Hening..
Hening...
"Miawwww..." Seperti mendengar suara sekor kucing, Liora bergegas masuk kedalam dan melihat isi ruangan sekitarnya. Ia heran mengapa ada suara kucing disini? Ah mungkin aku salah dengar karena kucing tadi saat di jalan batin Liora menepis jauh-jauh pikiran tentang kucing itu.
"Hei kau untuk apa berdiri terus disitu? Kemarilah" Yang semula kepala Liora terangkat keatas langsung mengarahkan pandangannya kedepan. Sejak kapan ada orang? Padahal tadi tidak ada satu manusia pun diruangan ini.
"Ba-baik pak.." Tunggu, sepertinya Liora pernah melihat pria itu. Tapi dimana?
"Kau yang akan menjalani proses interview pekerjaan di perusahaan ini?" Tanya pria itu dengan tatapan yang mendetail. Tanpa disadari oleh Liora, pria itu sudah melangkah mendekat dengannya.
"I-iya betul pak.." Gagap Liora, ia merasa tubuhnya kaku, seperti ia sedang terkunci seluruh tubuhnya.
Pria itu terus mendekat hingga merengkuh pinggang Liora. Tentu Liora terkejut. Tapi liora tidak bisa berkutik. Ada apa dengan tubuhnya? "Maaf pak, ehmm pak apakah ini tidak terlalu dekat? Saya hanya ingin interview kerja pak" Liora berusaha melepaskan rengkuhan tangan pria itu dari pinggangnya.
"Tidak Liora, biarkan aku tetap seperti ini" Pria itu tak henti-hentinya menatap mata Liora dengan tatapan buas seakan ingin menerkam mangsanya.
"Bagaimana kau tahu namaku, pak?" Wow, pertanyaan yang bodoh. Tentu saja pria itu tau karena Liora sudah mengisi formulir kerja sebelumnya. Pria itu menyeringai lalu mendekatkan bibirnya ke benda kenyal yang berada dibawah hidung Liora.
'Cuppppp..' Oh tidak, ciuman pertamaku!
Sontak Liora melepaskan paksa lilitan tangan pria itu lalu berjalan mundur.
"Apa apaan kau pak? Apakah itu yang harus dilakukan oleh seorang CEO perusahaan besar ini kepada calon pegawai nya?" Dengan nada marah, Liora segera mencari pintu keluar.
Alamat, pintunya sudah terkunci! Bagaimana ini? Sejak kapan pintu ini terkunci?
"Tenanglah Liora, itu baru hanya awal. Kau tau? Bibirmu sangat memabukkan. Aku ingin lagi, kemarilah"
Liora bisa gila karena bos nya seperti ini. Kehabisan akal, Liora melemparkan buku-buku yang diatas meja tamu ke arah calon bos nya.
"Kau gila tuan! Kau hanya perlu seorang kupu-kupu malam. Bukan pekerja sepertiku!"
Dengan cepat pria itu menarik tangan Liora hingga jatuh ke pelukannya. "David. Panggil aku David" suaranya berubah menjadi lembut, entah apa yang ia pikirkan. Perlahan ia memeluk lembut tubuh mungil Liora.
"Tidak tuan, kau calon atasan saya"
Berusaha melepaskan pelukan David, Liora berbicara sedikit keras ditelinga David.
"Apabila kau tidak butuh seorang pekerja, biarkan aku pulang pak" Liora akui bos nya ini sangat tampan bak dewa Yunani. Tapi apa jadinya bila Liora terus ada didekatnya? Liora bisa mati konyol nantinya.
"Tidak Liora, semenjak kau masuk kedalam ruangan ini, kau adalah milikku!"
"Whattttttt?" Penyataan bodoh macam apa itu? Hanya karena melangkah masuk kedalam ruangan ini, Liora menjadi miliknya? Tidak-tidak, Liora masih ingin hidup dengan tenang.
Kali ini David bukan hanya menyentuh bibirnya. David mulai mencari celah untuk masuk kedalam mulut Liora. Kaki Liora sudah sangat terasa lunak. Batin Liora berteriak. tetapi ia ikut menikmati apa yang David lakukan.
"Lihat, kau juga menikmati permainanku bukan? Tapi tidak apa, lain kali aku beri kau yang lebih dari ini" David tersenyum, ia merasa nyaman didekat Liora. Ia tidak ingin membiarkan Liora pergi meninggalkan nya.
"Tidak tuan, tadi adalah kesalahan-"
"Tidak ada kesalahan, sudahlah kita lanjutkan itu nanti. Dan sekarang mari kembali ke pembahasan utama kita" David berjalan ke belakang kursi kebesarannya lalu membawa sekotak yang lumayan besar kepada Liora.
"Apa ini?" Dahi Liora mengerenyit, apa yang ada didalam kotak ini, mengapa diberikan kepadanya?
"Bukalah, Liora. Itu pekerjaan untukmu" Liora perlahan membuka kotak berwarna abu-abu itu...
"Miowwwww...." Liora terkejut ketika membuka kotak itu. Terdapat kucing yang lompat kedalam pelukannya dari kotak abu-abu itu.
"Kau? Ini benar kau kan? Kucing nakal tadi yang bermain ditengah jalan? Oh Tuhan, kenapa kau ada disini manis? Apakah kau tersesat lagi? Kalau begitu ayo aku antar kau kepada pemilik mu yang ceroboh itu" Kucing itu menyimak perkataan Liora dengan seksama seakan ia mengerti apa yang Liora katakan.
"Tuan, kau ingin aku mengantar kucing ini ke pemilik nya bukan? Baiklah saya akan pergi mencari pemiliknya yang bodoh itu" Liora mendengus sebal, kenapa orang itu sangat ceroboh meninggalkan kucingnya hingga tersesat?
"Hahaha.. tidak, kau tidak perlu" terdengar suara tawa dari pria diseberang sana. Hei kenapa dia harus tertawa? Liora mengangkat sebelah alisnya tak mengerti
"Jadi kau tidak ingat aku Liora?"
Damn, kata-kata itu semakin membuat liora kebingungan. Siapa memangnya dia huh?
"Tidak" singkat liora.
"Coba kau ingat aku sekali lagi. Perhatikan aku dengan benar" Liora mulai mengamati David dari ujung sepatu hingga ujung rambutnya
"Oh aku ingat! Kau pemilik kucing ini yang persis tadi pagi bertemu dengan ku kan? Kau pria bodoh itu! Ya aku ingat.. Hmm aku sempat tidak mengenali kau karena tadi pagi kau memakai kacamata hitam itu. Dan sedikit berbeda" sahut Liora sambil mengingat kejadian tadi pagi.
"Tunggu, jika kau adalah pemilik kucing ini. Maka..." Sambung Liora sambil menengok-nengok seperti mencari sesuatu
"Dimana CEO itu?" Liora menatap David heran.
"Huahahhahaa.."
"Kau memang bodoh Liora! Haha"
David pun tak henti-hentinya tertawa karena tingkah Liora yang lucu itu
"Apakah kau tidak tau nama CEO Perusahaan ini?" Tanya David.
"Tentu aku tau! Namanya Dav-- tunggu, JADI KAU CEO DISINI? OH TUHAN MIMPI BURUK APA LAGI INI?" Reflek Liora berteriak karena kaget sehingga membuat kucing itu melompat keluar dari dekapannya.
"Oh sekarang kau sudah pintar ternyata?" David tersenyum.
"Bagaimana? Kau akan tetap melanjutkan interview nya atau tidak, Liora?"
"Tentu! Aku sangat membutuhkan pekerjaan tuan.." Liora berjongkok untuk mengelus-elus punggung Vios.
"Tapi aku sudah menginterview kau tadi" David mendekati Liora dengan cepat.
"Kapan?"
"Tadi sejak aku menciummu dua kali" Oh tidak, David mengedipkan satu kelopak mata nya. Liora terpaku akan pesona calon bosnya itu.
"Hah?" Liora menganga, apakah itu yang dinamakan interview untuk menjadi seorang sekretaris CEO perusahaan besar?
"Sudahlah lebih baik kau urus dahulu Vios, dia kucing kesayanganku. Dibalik pintu besi itu ada makanannya dan juga susu kesukannya. Uruslah, kau sudah aku terima.."
Tunggu? Mengurus kucing?
"Tuan, aku ini diangkat menjadi sekretaris mu atau asisten dari kucing ini?" Liora tak percaya, mengapa harus mengurus kucing ini? Liora memang suka sekali dengan kucing, tapi Liora heran mengapa ia harus menjadi asisten pribadi seorang owner perusahaan besar hanya untuk mengurus kucingnya.
"Bisa kah kau diam saja dan urusi kucing kesayanganku itu, karena maid ku yang bertugas mengurus kucing ini sedang sakit parah dan tidak bekerja lagi" Ucap sang billionaire sambil membaca kertas-kertas penting yang ada ditangannya.
Liora mendengus kesal, apakah ibu dan ayahnya menyekolahkan Liora sampai tingkat perkuliahan hanya untuk mengurus seekor kucing? Oh Tuhan, Liora masih tidak percaya ini, dia seperti ada didalam mimpi buruknya.
Billionaire itu melirik Liora, dalam lirikannya dia menampilkan secarik senyuman yg kecil. Sepertinya dia tertarik pada Liora. Tapi ia segera menepis senyuman nya. Ia mengingat kejadian 5 tahun lalu, dan ia tidak ingin jatuh kedalam lubang cinta lagi. Terlalu muak rasanya untuknya.
"Tenang Liora, ini hanya sementara. Setelah aku mendapatkan maid baru untuknya, kau akan berpindah posisi menjadi sekretaris ku"
"Kau berjanji tuan?"
"Panggil aku David!"
"Tidak"
"Lioraa... Panggil aku David. Cepat katakan, D A V I D !" Paksa David.
"Baiklah Dave.." Liora menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mengapa ia menjadi seperti ini? Asisten kucing? Ingin rasanya Liora berteriak.
"Dave? Nama panggilan yang unik, aku suka itu sayang.." David tersenyum lebar mendengar nama Dave terucap dari bibir Liora. Sedangkan Liora mendengus kesal mendengar bosnya itu menyebutnya dengan kata sayang.
"Setelah ini kita makan bersama ya Liora.. Biarkan Vios tidur didalam ruangan itu" David menunjuk pintu besi yang berasa di samping kirinya
"Baiklah tua– Dave.." Liora hampir saja lupa menyebut David dengan sebutan tuan.
Tiba-tiba ruangan itu terdengar hening, tidak ada satupun suara yang terdengar. Sedangkan David sudah berada didepan Liora. Sangat dekat sekali. David mulai menyentuh leher Liora yang tertutup dengan rambut panjangnya lalu menyibakkan rambut itu kebelakang.
Liora terhanyut dalam tatapan Dave. Entah bagaimana Liora bisa terhanyut kedalam ketampanan David. Hanya David yang membuat Liora seperti ini. Sebelumnya Liora sangat tidak peduli dengan pria tampan.
Kali ini David merengkuh pinggang Liora sekali lagi. Tatapan David sangat dalam seakan ia mencintai Liora. Tapi ini baru kedua kalinya mereka bertemu, bagaimana bisa langsung jatuh cinta?
To be continued
Haha gimana nih next gaaaaa?
Ditunggu vote dan komentarnya ya guys!
Author,
Cicankyuu.
David memperdalam ciumannya lalu mengangkat tubuh Liora hingga ada di gendongan nya seperti ala bridal style. David melangkah tanpa ragu menuju sofa empuk yang ada diruangan nya. Liora semakin terhanyut dalam permainan David, sepertinya Liora kehilangan kesadaran nya untuk hal ini.
Liora tak sengaja mengeluarkan erangan kecilnya ketika David menempatkannya diatas pangkuan David. Damn! Itu semakin membuat David turn-on!
Tangan kiri David mulai mengelus punggung Liora sedangkan tangan kanannya menekan tengkuk Liora. Liora tidak habis pikir, kenapa ia tida bisa mengontrol pikirannya sendiri? Akankan ia mengikuti permainan David ini sampai akhir?
David mulai membuka kancing atas kemeja putih milik Liora,
1 kancing..
2 kancing...
"Tok, tok, tok... Permisi tuan, ini saya Irenne"
Shitt!! Siapa dia yang berani datang ke ruangan David? Awas saja, David akan beri wanita itu pelajaran karena sudah menganggu waktu berharga nya bersama Liora.
Liora pun tersadar hingga terperanjat lompat dari pangkuan David. Pipinya sangat merah karena malu, Liora pun kembali mengaitkan kancing kemeja nya yang telah dibuka oleh David.
"Oh bodohnya aku, jatuh kedalam permainan pria bodoh itu! Hampir saja aku mengecewakan prinsipku huh" batin Liora, memang sejak dulu ia mempunyai prinsip no sex before marriage.
David frustasi kecil karena, hingga menggeram kesal karena sekretaris lamanya datang tiba-tiba ketika ia sedikit lagi akan melihat pesona dalam Liora. David berjalan membuka mengambil remote kunci nya untuk membuka pintu.
Irenne pun masuk dan sedikit kaget melihat keberadaan Liora yang sedikit berantakan akibat ulah David.
"Ada apa Irenne?" Tegas David.
"I-ini tuan, setelah jam makan siang tuan sudah ada jadwal meeting bersama tuan Matthew beserta jajarannya.." dengan terbata-bata Irenne berbicara sambil melirik Liora. David tahu, bahwa Liora tidak nyaman dengan lirikan Irenne
"Apa itu saja? Tidak ada yg lebih penting dari itu?"
"Su-sudah tuan.." Irenne masih melirik Liora sampai Liora harus tertunduk malu.
"Bisakah kau tidak memandangi wanitaku seperti itu?" Tegas David, suara bariton nya menggelegar terdengar diruangan itu.
"Maaf tuan, maaf Miss-" dengan rasa bersalah Irenne menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf kepada Liora.
"Baiklah apabila sudah selesai, kamu boleh keluar dari ruangan ini Irenne. Urus berkas yang akan aku bawa dalam meeting nanti"
David berjalan untuk mengambil Vios yang sedang tertidur di kursi kebesarannya.
"Baik tuan, saya permisi"
Setelah pintu tertutup, Liora pun berdiri dari sofa empuk itu dan berjalan menuju pintu dengan membawa tasnya
"Hei kau mau kemana?" David meng-klik remote kuncinya untuk mengunci pintu ruangannya
"Aku mau pulang Dave.." tanpa menoleh Liora berusaha membuka pintu tersebut.
"Apa-apaan kau ini? Bukannya kau sudah setuju akan pekerjaan ini?"
"..."
Liora tidak menjawab sepatah katapun dari pertanyaan David.
"Aku tahu, kau malu kan karena permainan kita tadi sayang?" Tubuh Liora menegang, pipinya pun memerah. David tahu liora sedang malu dan itu membuat David tersenyum puas.
"Kemarilah Liora, ayo kita lanjutkan yang tadi. Sekarang sudah tidak ada yang menganggu kita" Ucap David sambil tersenyum dengan sangat lebar.
Liora membalikkan tubuhnya dan menghampiri David,
"Dalam mimpimu saja, tuan" dengan wajah serius Liora mengatakan itu didepan wajah David.
David menempatkan kembali Vios pada kursinya, lalu mendekati Liora.
"Apakah kau yakin sayang?" David menyeringai, selama ini semua wanita jatuh dan patuh dengan senang hati untuk menyerahkan tubuhnya kepada David. Tapi kali ini Liora berbeda, namun David tau Liora mulai jatuh dalam permainan nya.
Liora menelan saliva nya. Duh mengapa tatapan David membuatnya terasa lemas hingga kakinya terasa berubah seperti jelly.
"Ya, tadi semua adalah kesalahan. Tidak lebih" Liora menahan malu setengah mati. Huh seandainya ia tidak terbuai kedalam ketampanan David, mungkin ini tidak akan terjadi.
David mendekat, semakin mendekat.. matanya fokus memandangi wajah cantik Liora, betapa indahnya Liora. David mendekatkan kembali wajahnya ke wajah Liora.
Liora menutup matanya perlahan, seluruh tubuhnya terasa seperti kapas yang ringan yang jatuh, jatuh kedalam pesona David.
"Mengapa ada daun dirambutmu Liora?"
Liora membelalak tidak percaya, dia pikir David akan.....
"Kenapa? Kau kaget? Kau kira aku akan mencium mu lagi liora?" David tersenyum,
Skakmat! Liora melototi David lalu mencubit pinggangnya serta mencibirkan bibirnya.
"Tidak Dave! Aku hanya-"
"Hanya ingin dicium olehku, begitu?"
David tertawa kecil, gemas dengan tingkah Liora ketika malu.
"Kalau ingin dicium olehku, bilang saja"
Sekali lagi David meledek Liora yang pipi nya sudah merah terbakar oleh malu.
"Dasar kau pria gila! Aku sangat membenci pria bodoh dan gila sepertimuuu!!!" Liora menghentak-hentakkan kakinya ke lantai ruangan David, dengan bibir yang cemberut Liora memukul-mukul dada David.
"Hahahaha, aku juga mencintaimu Liora" Rasanya setelah 5tahun berlalu, David baru menampakkan senyumannya kembali, bahkan ia tertawa bahagia. Liora yang telah mengubah hidupnya menjadi berwarna kembali.
"Memang ya, kau memang pria gila, bodoh dan juga tuli! Awasss aku mau pulang!"
Seketika David menarik tubuh Liora hingga jatuh dalam pelukannya.
Hangat, itu yang dirasakan Liora. Liora merasa nyaman dengan pria gila itu. Tunggu, David maksudnya.
"Ayo kita keluar makan siang Liora, tolong berikan Viosku makanan serta susu yang ada disana. Lalu kita pergi untuk makan siang"
David mengelus-elus rambut Liora dengan lembut.
Liora menganggukkan kepalanya sebagai tanda ia menyetujui apa yang David perintahkan.
***
Liora dan David sudah sampai di L'arge Caffe, tempat makan siang kesukaan David. Liora tidak menyangka bahwa David juga suka makan ditempat ini, L'arge Caffe adalah tempat sahabatnya bekerja.
"Tunggu Dave, biar aku saja yang memanggil pelayan disini"
David tersenyum mengerti.
"Velynnnn!" Panggil Liora ketika melihat Velyn berada disebrangnya.
"Lio, kau disini? Kau dengan siapa kemari?" Velyn menghampiri Liora, seketika mata Velyn menangkap seseorang yang berada di kursi depan Liora. Velyn kaget tidak percaya bahwa sahabatnya datang bersama CEO sekaligus owner perusahaan besar yang akan mempekerjakan Liora. Tetapi Velyn tidak begitu kaget karena Liora juga anak seorang Billionaire .
"Apakah kau mengenal pelayan itu Liora?" Dengan heran, David mengangkat satu alisnya
"Tentu Dave, dia adalah sahabatku yang paling cantik sejak aku masih berkuliah"
Paling cantik? Sepertinya Dave tidak berpikir seperti itu, karena hanya Liora lah yang paling cantik dimatanya.
"Lio, apakah dia-"
"Saya David Mcknight, senang sekali bertemu dengan sahabat kekasihku"
Tunggu, kekasih? Apa maksud David?
Liora segera mencubit tangan David dengan kesal, apa-apaan dia mengaku-ngaku sebagai kekasihnya?
"Wow Lio, kau sangat beruntung. Baru saja interview di perusahaannya, sekarang kau sudah menjadi kekasihnya. Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu Lio"
Liora melotot tidak percaya, mengapa sahabatnya langsung percaya kepada David? Oh Tuhan, bagaimana hidup Liora kedepannya?
"Dia berbohong Velyn, sudahlah lupakan. Aku ingin memesan spaghetti bolognese dengan banyak keju diatasnya, orange juice dan..."
Liora melirik David menanyakan apa yang akan David pesan.
"Makanan terbaik di restoran ini beserta minumannya pula" ucap David dengan santai.
"Baiklah tuan dan nyonya, pesanan akan segera datang. Mohon tunggu.." Velyn mengedipkan matanya sebelah kepada Liora dan itu membuat liora kesal sekali. Karena David, Velyn menjadi salah paham. Pokoknya Liora ingin menjelaskan semuanya kepada Velyn agar sahabat nya itu lebih percaya kepadanya.
"Hei pria gila, mengapa kau sebut aku kekasihmu huh?" Dengus Liora
"Kau memang kekasihmu sayang.." sebenarnya David pun tidak mengerti mengapa ia mengatakan bahwa Liora adalah kekasihnya. David tidak tahu mengapa ia merasa begitu nyaman dengan Liora.
"Sejak kapan?" Dahi Liora mengerenyit, sejak kapan David mengutarakan perasaannya kepada Liora?
"Sejak aku mencium bibir manismu sayang..."
Damn, sekali lagi perkataan Dave membuat Liora malu! Ah Dave..
"Kau memang benar pria gila, tuan.."
Liora kembali mencibikkan bibirnya.
Liora melihat-lihat pemandangan sekitar Caffe, tiba-tiba matanya menangkap objek seseorang yang sepertinya ia kenal. Tubuhnya menegang, pucat dan dingin. Takut, itu yang Liora rasakan. Ia tidak ingin bertemu orang itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued
***
Hayo siapa kira-kira yang dilihat sama Liora? Yuk komentar dan vote jangan lupa agar aku next cerita ini ..
Salam Author
cicankyuu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!