NovelToon NovelToon

Biru ( You Are My Angel )

Kecelakaan,,,

Selamat membaca

Semoga suka, jangan lupa secangkir teh☕ dan biskuit🍪 untuk menemani anda saat membacanya.

Terjadi sebuah kecelakaan di Jalan kenanga. Satu keluarga di nyatakan meninggal dunia, ada sepasang suami istri dan juga seorang putra mereka. Namun saat para warga hendak membantu mengevakuasi jenasah, ada salah satu anak perempuan warga sekitar yang ingin melihat kecelakaan itu, dan melihat anak kecil itu ternyata masih hidup walau dalam keadaan kritis. Para warga pun segera membawanya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

Samar-samar anak laki-laki itu mendengarkan pembicaraan seorang dokter dan seseorang yang juga membawa anak kecil perempuan yang telah menolongnya tadi. Ternyata anak perempuan itu bernama Biru, dan yang sedang berbicara dengan dokter adalah Ayahnya. Biru juga yang telah mendonorkan darahnya untuk anak laki-laki tersebut.

Walau samar-samar terdengar, namun bocah laki-laki itu dapat melihat dengan jelas malaikat penolongnya itu, lalu kemudian terlelap kembali. Mungkin efek obat setelah melakukan operasi tadi.

Setelah beberapa hari kemudian, anak laki-laki itu telah pulih kembali. Kakeknya juga sudah datang merawatnya, setelah mendapat kabar tentang kecelakaan yang menimpa putra dan menantunya itu. Ia sangat bersyukur, setidaknya cucunya masih selamat. Anak laki-laki itu bernama Alfarezel. Atau Rezel adalah nama panggilannya. Setelah kepergian kedua orang tuanya Rezel pun kini tinggal bersama kakeknya.

..............15 Tahun kemudian.............

Seorang pria tengah melamun di depan jendela besar di hadapan nya, entah apa yang sedang ia pikirkan, hingga suara pintu terbuka membuayarkan lamunannya dan ia pun tersadar kembali.

''Apa kau masih memikirkan gadis itu Rezel?" Tanya seorang pria yang membuka pintu tadi.

''Ya.'' Jawab Rezel.

''Astaga Rezel, sudah bertahun-tahun kau masih saja memikirkan gadis itu. Apa kau tahu, mungkin saja gadis itu sudah menikah, atau sudah meninggal. Kan tidak ada yang tahu.'' Ucap pria itu, dia adalah Riyan sahabat Rezel sejak dari SMA.

Namun saat Rezel memelototkan matanya, membuat Riyan diam seketika. Riyan sudah sangat hafal sifat dan sikap sahabatnya itu. Terlebih jika menyangkut tentang gadis masa lalunya itu. Ternyata Rezel selalu mencari malaikat kecil penolongnya itu. Bahkan dari saat ia mulai sadar dari koma nya. Namun ia tak menemukan gadis itu beserta orang tuanya.

Dulu kata Dokter, gadis kecil itu sudah pergi dengan orang tuanya setelah mendonorkan darahnya untuk Rezel. Dan lebih parahnya lagi mereka sama sekali tidak meninggalkan alamad atau pun no telepon. Kakek Rezel berusaha mencarinya kemana-mana namun seperti hilang ditelan bumi.

''Sudahlah, Jangan melamun lagi. Ayo! lebih baik kita pergi liburan. Sania akan berulang tahun, dia mengadakan pesta di pantai Malibu Los Angeles, California.'' Ucap Riyan.

''Aku tidak akan ikut!'' Jawab Rezel dengan wajah datarnya itu. Lalu kembali duduk di kursi kerjanya.

''Zel, Sania itu gadis yang sangat baik. Bukankah kau tau, kalau Sania sudah menyukaimu sejak lama,,,, namun pembicaraan Riyan langsung di potong oleh Rezel.

''Riyan,'' Bukankah kau sudah mengenalku sejak lama? Bukankah kau tau, siapa orang yang aku sukai dan yang ingin aku jadikan pasangan hidupku!'' Ucap Rezel.

''Iya, aku tau tapi,,,,''

''Sudahlah!'' Aku tak ingin membahas apa pun tentang Sania. Jika kau suka padanya, lebih baik kau segera ungkapkan perasaanmu itu. Bukankah kau juga menyukai Sania sejak lama?'' Ucap Rezel.

Ya, Riyan memang menyukai Sania. Sebenarnya mereka bertiga sudah akrab sejak lama. Namun persahabatan itu menjadi renggang karena Sania tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepada Rezel. Sedangkan Rezel tau kalau Riyan sudah menyukai Sania sejak lama.

Lagi pula, Rezel tetep bertekad kalau ia akan mencari malaikat kecilnya itu. Meskipun ia kadang merasa takut, kalau apa yang di ucapkan sahabatnya itu memang benar. Bagaimana kalau malaikat kecilnya itu sudah menikah?. Tapi itu lebih baik, setidaknya ia bisa menjadi kakak angkatnya. Tapi kalau malaikat kecilnya sudah tiada bagaimana?.

Disisi lain, seorang gadis muda tengah menangis menatap bingkai foto kedua orang tuanya. Meski sudah 15 tahun namun rasa sakit dan kesedihan itu masih terasa sampai saat ini. Belum lagi kakaknya yang selalu menuduhnya sebagai penyebab kematian orang tua mereka.

Pintu pun terbuka dengan keras

''Brak,,,!!!''

Gadis itu terlonjak kaget, saat mendengar daun pintu membentur tembok. Walau sudah terbiasa, namun ia masih tetap berharap suatu saat kakaknya bisa berubah dan mau memaafkannya.

''Makan!'' Dan cepat turun! Apa kau pikir dengan kamu menangis Ayah dan Ibu akan kembali hidup!'' Ucap Varo, nama lengkap Aldevaro kakak kandung Biru. Namun semenjak kematian kedua orang tuanya Biru selalu mendapat perlakuan kasar dari kakaknya dan di tuduh sebagai penyebab kematian ayah ibunya.

Trauma

Selamat membaca

Hem,,,, panas-panas begini enaknya minum-minuman yang segar ya 🍧🍧

''Ayah,'' Apa kita tidak menunggu kakak itu bangun terlebih duhulu ayah?'' Tanya gadis kecil itu, yang ternyata itu adalah Biru waktu masih kecil.

''Bukankah Ruru ingin melihat merak?, Kalau kita menunggu kakak itu sadar, Nanti kebun binatangnya sudah tutup bagaimana?'' Ucap Ayah Biru.

''Kau ini memang merepotkan, Jika kita tidak menolongnya, pasti kita sudah sampai di sana!'' Ucap Varo pada adiknya.

''Varo,'' Jangan bicara seperti itu pada adikmu nak!'' Ucap Ibu, menasehati Varo. Varo pun hanya bisa cemberut. Sedangkan Biru mengejek dengan menjulurkan lidahnya.

Di perjalanan menuju kebun binatang, tiba-tiba hujan turun dengan deras bahkan jalanan mulai di selimuti kabut. Biru masih kekeh ingin mengajak orang tuanya untuk menjenguk bocah laki-laki yang di tolongnya tadi.

''Biru!'' Jangan kekanak-kanakan deh! Ayah sedang menyetir'' Bentak Varo.

''Varo,'' Ucap serentak Ayah dan Ibu.

''Yah,'' Nanti kalau kita sudah pulang, kita jenguk kakak itu ya Yah!'' Rengak Biru.

''Iya sayang, Lebih baik sekarang Ruru bobo dulu ya! karena perjalanan masih lama.'' Perintah ibu.

''Ok bu,'' Biru pun terlelap hingga sebuah teriakan dan benturan keras memaksa Biru untuk bangun. Namun na'as mobil sudah jatuh kejurang. Sedangkan biru dan kakaknya terlempar keluar karena di dorong oleh ibunya agar selamat.

Dan Buum!!,,,

Mobil meledak Biru berteriak keras'' Ibu, Ayah !!!'' Namun ternyata semua itu hanyalah mimpi yang selalu berulang setiap Biru memejamkan matanya. Meski sudah 15 tahun berlalu, Namun mimpi itu selalu menghantui Biru. Bahkan matanya pun langsung berair. Biru selalu merasa itu semua adalah salahnya. Andai ia tidak meminta ayah ibunya pergi ke kebun binatang, mungkin saat ini mereka masih berkumpul bersama.

Belum lagi Aldevaro kakaknya yang selalu menyalahkan Biru. Tertekan dan depresi, Biru pun harus minum obat penenang untuk menenangkan pikirannya. Tak ada yang tau apa yang Biru rasakan. Karena Biru tak pernah berbicara tentang traumanya itu kepada siapapun.

Pagi menjelang, Sinar mentari mengusik wajah cantik yang sedang terlelap. Serta bunyi bantingan gelas yang selalu mewarnai di pagi harinya kehidupan Biru.

Mata yang terpejam pun harus di paksa untuk terbuka.

''Kakak!'' Kenapa kakak marah-marah sama Bibi?'' Teriak Biru saat melihat kakaknya hendak membanting piring di meja.

''Kau itu tau apa! Lebih baik masuk lah kembali ke kamarmu! Nanti biar Rara yang akan mengantarkan makanan ke kamarmu!'' Ucap Varo kemudian menyuruh pengawalnya untuk mengantarkan Biru kembali ke kamarnya.

Biru ingin menolak, namun ia tak ingin ada keributan lagi. Dengan terpaksa ia pun kembali ke kamarnya lagi, dan di susul Rara yang membawa nampan berisi makanan kesukaan Biru.

''Nona,'' Tolong Nona jangan marah sama Tuan muda. Karena sebenarnya, Bibi Luo hendak meracuni makanan nona.'' Ucap Rara dengan terbata-bata. Rara sangat tau sifat Tuan mudanya. Meskipun di mulut terlihat membenci adiknya, namun di hatinya Biru tetaplah adik kesayangannya.

''Entahlah Ra,'' Aku malah berharap Bibi Luo benar-benar meracuniku. '' Ucap Biru, kemudian ia pun memejamkan matanya. Angin dari luar jendela menerpa uraian rambut panjang Biru.

................

''Akhirnya,,'' Kau mau datang juga. Aku sudah lama menantimu Rezel.'' Ucap gadis cantik berpakaian seksi khas wanita Eropa. Siapa lagi kalau bukan Sania, wanita cantik seorang model dan dan disainer terkenal. Wajahnya juga selalu terpampang di majalah-majalah.

''Kalau bukan karena Riyan, aku juga tidak akan datang!'' Ucap Rezel sesekali ia meneguk minumannya kemudian berdiri meninggalkan Sania.

''Eeh,,, Zel!'' Tunggu dulu, Kau mau kemana?'' Tanya Sania sambil memegang tangan Rezel.

''Aku masih ada urusan,'' Ucap Rezel sambil melepaskan genggaman tangan Sania. Sania menggerutu sebal, Dari dulu ia selalu mendekati Rezel bahkan berbagai cara sudah ia lakukan tapi pria kaku itu sama sekali tak pernah tergerak hatinya sekali pun.

Tanpa mereka sadari ternyata Biru juga sedang berada di sana, ia sedang memakan kue pavorit nya bersama sahabatnya Rani.

''Hei,'' Menurutmu, itu pacarnya apa suaminya?'' Tanya Rani tiba-tiba.

''Entahlah,'' Aku juga tak tahu dan tak mau tahu.'' Jawab Biru sambil melahap 1 sendok penuh cake es krim strawberry kesukaannya.

''Haiiis, Kau ini nggak asik tau!'' Ucap Rani. Kemudian ia pun lebih memilih ikut makan juga. Lagi pula itu juga bukan urusannya, Walau hati rasanya penasaran juga.

Setelah selesai makan, Biru dan Rani berjalan-jalan di pinggir pantai. Selesai kuliah Biru dan Rani memang sering berjalan-jalan ke pantai. Terkadang bahkan sampai larut malam. Itu semua Biru lakukan karena kalau sampai di rumah pasti kakaknya belum pulang dan Biru merasa kesepian, padahal banyak juga para pelayan di rumahnya.

Sedangkan Rani, Orang tuanya juga seorang pembisnis yang sukses yang sering pergi-pergi. Maka dari itu Rani juga sering merasa kesepian. Untung saja sahabatnya Biru sering menemaninya. Terkadang menginap di rumah Biru terkadang juga di rumah Rani.

Keributan di Tengah Pesta

Selamat membaca

Kadang saya merasa minder tiap lihat karya teman-teman. Jujur saat saya ingin menulis kembali rasanya kaya gimana ya entahlah, bismillah aja lah😊

................

Malam pun tiba, Biru pun langsung membersihkan diri bersiap memejamkan matanya karena kelelahan setelah berjalan-jalan bersama sahabatnya Rani. Tanpa Biru sadari, kakaknya sudah berdiri di dekat jendela kamarnya.

Varo duduk di pinggiran tempat tidur Biru, air matanya menetes membasahi wajah tampannya itu. Sambil membelai rambut adiknya, Namun tak berselang lama ia pun berdiri dan meninggal kan kamar adiknya. Sebenarnya Biru belum benar-benar tertidur. Biru pun sangat sedih saat ia melihat kakaknya menangis.

Bayang-bayang kakaknya marah saat kedua orang tua mereka meninggal, seperti terlihat sangat jelas di mata Biru. Dengan segera Biru mengambil beberapa botol obat, lalu meminumnya. Padahal dokter pribadinya sudah melarang Biru agar Biru tidak mengkonsumsi obat penenang lagi. Namun mau bagaimana, Jika tidak meminumnya Biru akan benar-benar menjadi tak terkendali. Setelah meminum obatnya, Biru pun mulai memejamkan matanya kembali.

Ke esokan harinya

Hari ini tidak ada jadwal masuk kuliah, jadi ia bisa istirahat setelah semalaman ia tidak bisa tidur. Varo juga sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Katanya ada rapat dan siangnya ia harus ke Jepang untuk menemui kliennya. Begitulah kehidupan Varo, yang hanya di isi dengan kerja dan bekerja. Tak heran bisnisnya merambah kemana-mana. Terhitung, Varo adalah pembisnis yang sukses di usianya yang sangat muda.

Sejak umur 12 tahun Varo sudah di paksa oleh keadaan untuk menggantikan posisi ayahnya. Setelah ayah dan ibunya meninggal, Ia juga harus bertanggung jawab atas kehidupan adiknya dan ribuan para karyawan ayahnya. Karena itulah yang membuat Varo sangat tidak peduli dengan kehidupan lain selain pekerjaan dan adiknya.

Dering ponsel membangunkan Biru dari tidurnya, Meski sedikit malas saat melihat nama sang penelpon, namun ia tetap mengangkatnya juga. Kaifi asisten pribadinya Varo. Mengabari kalau malam ini kemungkinan besar, Kakaknya tidak bisa pulang. Biru sudah terbiasa di tinggal sendiri. Ia pun segera menghubungi Rani agar segera menjemputnya.

''Biru!'' Where are you?'' Teriak Rani setelah dia datang.

''Can you not scream!" Ucap Biru dari lantai atas.

"Why are you mbeb, Did your sister hurt you again?'' Tanya Rani, saat melihat raut wajah Biru yang murung.

''Aku tidak apa-apa, Dan kakak ku sedang tidak di rumah. Katanya Kaifi, Kak Varo sedang di Jepang.'' Ucap Biru.

''Ok lah,'' Jangan berwajah murung seperti itu, Lihatlah wajahmu yang cantik akan hilang jika kau tidak tersenyum.'' Ucap Rani sambil memutar badan sahabatnya dan memperlihatkannya di cermin.

''Jangan sedih lagi!'' Oh iya aku lupa, Lebih baik sekarang kita ganti baju, Aku akan mengajakmu ke pesta ulang tahun teman sekolahku.'' Ucap Rani.

''Teman sekolah,? ''Siapa?'' Tanya Biru.

''Sania latucia,'' Model tetkenal yang sedang naik daun. Apa kau tidak mengenalnya?'' Tanya Rani, Namun Biru hanya menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak mengenalnya.

''Haah,'' Kau ini. Sudahlah! lebih baik sekarang kita bersiap-siap.'' Ucap Rani.

...............

Pesta terlihat sangat meriah khas pesta kalangan atas. Banyak tamu undangan dari kalangan selebritis juga. Di meja juga tersedia banyak makanan, kue-kue dan berbagai jenis minuman. Biru sebenarnya enggan untuk datang, Apa lagi dia tidak mengenalnya. Tapi karena di minta Rani untuk menemani, Terpaksa ia harus datang.

Biru lebih memilih untuk duduk di pojokan sendiri sambil memakan beberapa kue yang ia ambil tadi. Sedangkan Rani, ia sedang menyapa teman-teman lainnya dahulu. Lalu menyusul Biru dan duduk bersama.

Tak berselang lama datang sang pemilik hajatan. Eh salah, harusnya yang sedang berulang tahun. Sania tampak anggun menuruni tangga, Di bawah lampu sorot pesta, yang hanya tertuju padanya. Semua orang bertepuk tangan menyambut kedatangan Sania. Pesta pun di mulai setelah acara potong kue. Ada yang menari ada yang sedang mengobrol ada pula yang sedang makan, contohnya Biru dengan Rani.

Tak lama kemudian terdengar tepuk tangan yang sangat riuh. Lampu padam seketika, lalu menyala lagi satu lampu yang menyorot kearah Sania dan seorang pria yang kini tangannya tengah di genggam erat oleh Sania. Semua mata pun tertuju pada pasangan itu.

''Eheem,,,'' excuse me everyone, Maaf menggangu pesta kalian sebentar. Karena saya ingin memberi pengumuman kalau saya ingin menyatakan perasaan saya kepada seseorang yang sudah saya cintai selama 7 tahun ini.'' Ucap Sania tersenyum.

''Sania,'' Jangan melakukan hal yang aneh! Lebih baik nikmatilah pestamu itu!'' Ucap pria itu yang ternyata adalah Rezel.

Semua orang pun mulai berbisik-bisik. '' Bukankah itu Alfarezel, Tampan sekali ooo aku juga mau berkenalan dengannnya. Iya, dia Alfarezel pengusaha muda yang sukses itu.'' Dan masih banyak lainnya.

''Waah,'' Sepertinya ada yang akan menyatakan cinta di pesta ulang tahunnya.'' Ucap Rani.

''Heem,'' Biru tidak terlalu mempedulikannya, ia masih asik memakan kue-kue kecil di tangannya.

''Itu kan pria yang kita lihat waktu di Cafe itu kan Ru?'' Tanya Rani.

''Sepertinya iya.'' Jawab Biru.

''Coba kamu tebak, kira-kira apakah mereka akan jadian?'' Ucap Rani, Rani paling suka saat melihat seseorang menyatakan cintanya. Bukankah itu terlihat manis?''

''Sepertinya tidak.'' Jawab spontan Biru. Rani yang mendengar jawaban Biru pun mengernyitkan dahinya.

''Kenapa tidak? Bukankah mereka terlihat serasi? Satunya seorang model terkenal, yang satunya pria sukses.

''Karena,,,,,,,,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!