NovelToon NovelToon

Bersahabat Dengan Cinta Terlarang

Galih Hadnan dan Nadifa Putri

Hari ini adalah hari minggu. Dimana hari yang sangat dinantikan oleh semua keluarga untuk bisa bersantai dan berlibur dirumah. Merasakan kehangatan luar biasa untuk saling berpeluk dalam romansa keluarga.

Tetapi lain hal dengan pasangan suami istri yang satu ini. Mereka adalah

Nadifa Putri dan Galih Hadnan. Mereka selalu asik menyelesaikan pekerjaan kantor di sepanjang Week End.

Pernikahan mereka kini sudah memasuki usia lima tahun. Banyak lika-liku rumah tangga yang sudah kenyang mereka jalani, masalah demi masalah selalu silih berganti. Terlebih lagi ketika keberuntungan belum mau berpihak kepada mereka, karna sang pencipta masih belum mengizinkan adanya seorang anak yang terlahir diantara mereka.

"Kamu nggak apa-apa sayang, kalau nanti pergi dan pulang enggak sama aku? kita kan jadi beda arah," tanya Galih kepada Nadifa yang masih menatap laptop sambil mengetik beberapa laporan.

"Nggak apa-apa Mas. Aku nanti bisa pesan Ojek Online," balas Nadifa. Ia masih sibuk memberesi beberapa barang-barang yang akan dibawa nya ke kantor baru besok.

Rumah dua lantai, dengan arsitektur minimalis dan berinterior klasik menjadi pilihan mereka. Rumah itu selalu sepi tidak ada keramaian yang berarti. Keadaan seperti ini membuat mereka menjadi hening dan menyedihkan. Maka mereka berdua selalu menyibukan diri dengan aktivitas pekerjaan masing-masing. Karena apalagi yang harus mereka fikirkan, tentu jika hanya memikirkan bagaimana mendapatkan seorang anak, itu hanya akan membuat mereka lelah dan bersedih.

Kebetulan Nadifa baru saja berhenti dari kantor lamanya. Niat dirinya hanya ingin fokus dulu untuk mempunyai anak. Kenyataan nya yang terjadi selama 6 bulan dirumah, tidak kunjung membuahkan hasil. Dirinya belum juga hamil.

Akhirnya ia kembali memutuskan melamar pekerjaan kembali di perusahaan yang baru. Sudah tiga hari ini menjalani rangkaian tes tulis, wawancara dan MCU. Untuk hal ini keberuntungan berpihak padanya, ia diterima menjadi Asisten Manager di Divisi Akutansi.

"Aku enggak mau kamu terlalu bekerja keras seperti dulu, Ingat pekerjaan ini hanya untuk membunuh kesepianmu aja. Kamu harus tetap menjalani program kehamilan dengan baik, aku enggak mau kamu terlalu capek."

"Iya suamiku tersayang, aku faham maksud kamu Mas." Jawabnya santai.

Galih adalah Manager di perusahaan nya. Ia cukup cerdas dan menjadi kepercayaan para Direksi di PT SUAM. Dirinya sering dipercayai untuk memberi ide-ide dan gagasan terbaru untuk proyek-proyek dikantor.

Galih sangat disegani dan sangat frendly. Orangnya ramah dan penyabar, ia amat mencintai Nadifa. Wanita itu adalah harta yang paling berharga didalam hidupnya.

Nadifa dan Galih adalah pasangan Yatim Piatu. Kedua orang tua mereka sudah lama meninggal dunia.

"Kamu besok pulang jam berapa Mas?" tanya Nadifa, sambil berlalu menuju dapur untuk memasak menu makan siang mereka.

"Kayak nya malam nih, karna mau ada pertemuan dengan vendor. Kamu enggak usah masak makan malam ya dan langsung tidur aja kalau sudah ngantuk, enggak usah tunggu aku." jawab Galih sambil menyeruput kopi yang sudah dibuatkan oleh Nadifa.

"Oke baiklah," balas Nadifa dari dapur sambil menyiapkan sayur mayur dan beberapa lauk yang akan dimasak untuk makan siang bersama.

Diusia yang masih muda 26 tahun Nadifa adalah seorang istri yang terampil dan cerdas. Ia jago memasak, membereskan rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa di bantu oleh asisten rumah tangga.

Seperti seorang ibu yg sudah mempunyai anak, ia tetap bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk sang suami.

Semua kepintaran ini sangat dibanggakan oleh suaminya. Apapun yang diperintahkan oleh Nadifa, Galih akan selalu berkata ya dan menurut.

Dan terlebih lagi Galih adalah suami yang sangat pencemburu untuk sang istri, Nadifa.

****

Novel ini adalah karya pertamaku. Maaf jika tulisannya masih acak kadut, belum puebi dan typo. Semoga bisa dimaklumi ya❤️ karena kita akan selalu berproses dan belajar. Begitupun saya dengan novel ini.

Awal Karir

Adzan subuh telah berkumandang dengan indah, membangunkan jiwa-jiwa yang sedang terlelap untuk kembali bersujud kepada sang Maha Pencipta.

Nadifa mengerjipkan matanya pelan-pelan karna silau lampu yang sedang menyoroti kedua mata nya dengan tajam sekali. Ia masih menahan kantuk yang bergelayutan di kelopak matanya.

"Bangun yuk, Mas. Sudah subuh. Kita shalat jamaah dulu," ucap membangunkan dengan suara yang syahdu, sambil melepaskan tangan suaminya yang masih terkapar di atas dada miliknya. Meninggalkan sedikit rasa sesak disana.

"Mas?" panggil Nadifa kembali terus membelai-belai punggung suaminya.

"Iya sayang," jawab Galih setengah mengantuk. Kembali memeluki istrinya.

"Ayo, Mas." dengusnya mulai tidak sabar.

"Iya sayang, aku bangun," Galih melebarkan kedua matanya untuk mengumpulkan energi-energi yang masih setengah terkumpul.

"I love you sayang,"

"I love tou too," Nadifa memberi kecupan manis di pipi suaminya.

Begitulah pasangan suami istri ini, walau pernikahan nya sudah memasuki usia lima tahun, tetap saja bumbu-bumbu keromantisan seperti ini tidak pernah usang oleh waktu.

Setelah melakukan Shalat Subuh berjamaah, biasanya Galih akan kembali tiduran di ranjang sambil memainkan Ipad atau menonton acara televisi, sedangkan Nadifa akan bergegas menuju dapur untuk membuat sarapan.

Setiap pagi ia memasak dua menu sekaligus, satu menu sarapan pagi bersama dirumah dan satu menu untuk bekal makan siang.

Galih memang mendapatkan jatah makan siang dari kantor. Tetapi lidahnya tidak cocok dengan makanan katering, sehingga ia selalu meminta istrinya untuk membekali makan siang untuknya.

Kini sarapan pun sudah tersaji, nasi goreng udang untuk sarapan dan ikan goreng bandeng beserta sayur sop untuk bekal makan siang mereka.

Dorr...dor...dorr.

Galih menggedor pintu kamar mandi.

"Cepetan sayang, aku mules," teriak Galih

"Iya tunggu, aku handukan dulu," jawab Nadifa dari bilik kamar mandi.

15 menit kemudian mereka sudah siap dan rapih, lalu sarapam bersama di meja makan.

"Enggak usah gugup sayang, dibawa santai aja. Wajar kalau kerja hari pertama !" ucap Galih sambil mengunyah sarapan nya.

Terlihat Nadifa memancarkan raut wajah yang sedikit gelisah.

"Iya Mas, aku harus memulai kembali semua ini dari awal. Semoga atasanku nanti baik dan teman-teman kantor juga baik, semoga lingkungan kantor mendukungku," balas Nadifa menenangkan diri.

Setelah menghabiskan sarapan, mereka kembali bersiap-siap. Nadifa memasukan bekal makan siang ke tas kerja Galih dan kedalam tas bekal miliknya.

Galih menyalahkan mobil dan mengeluarkannya dari garasi lalu Nadifa menghampiri dan mengayuh tangan suaminya untuk salim.

"Hati hati ya yang, kabari aku kalau sudah sampai kantor."

"Iya Mas, Dadaa," Nadifa melambaikan tangan nya kedalam kaca mobil. Ia masih berdiri melihati deru mesin mobil berjalan meninggalkan Nadifa dengan bayangannya.

*****

Hari ini adalah hari pertama ia masuk bekerja, setelag tiga hari melakukan tes tulis, wawancara dan MCU. Nadifa lolos ujian dan akhirnya diterima.

Perusahaan ini cukup bonafit, mempunyai beberapa cabang dimana-mana dan saham yang dimiliki selalu berkembang pesat.

"Apakah karyawan baru itu sudah datang ?" seorang wanita berpakaian stelan jas lengkap bertanya ke pada pegawai receptionis.

"Sudah bu itu!" menunjuk ke arah Nadifa yang sedang duduk, menundukan kepala sambil memainkan hpnya.

"Sudah satu jam menunggu disini," gumam Nadifa sambil terus melihati jam yang bergerak ke arah kanan.

lalu wanita cantik itu menghampiri Nadifa.

"Selamat pagi dengan ibu Nadifa ?"

"Ya dengan saya sendiri, Bu." jawab Nadifa sopan.

"Perkenalkan nama saya Kana. Saya Kepala bagian HRD dikantor ini. Saya akan menjelaskan beberapa point tetap kontrak kerja anda, orientasi lapangan dan terkahir ruang kerja anda.

Nadifa mengangguk dengan manis.

"Baik Bu, saya siap,"

Karir baru nya pun kembali dimulai. Semoga saja Nadifa bisa diterima dengan baik di kantor ini.

Dania

Sudah tiga jam Nadifa menjalani rangkaian perjanjian kontrak, orientasi dan berkeliling untuk berkenalan kepada Karyawan-karyawan kantor.

"Mungkin itu ruangan atasanku?" gumam Nadifa. Ia terus melihati ruangan kaca yang tidak berpenghuni itu.

"Assalammualaikum hallo ," ucap Dania menghampiri meja Nadifa.

"Waalaikumsallam hallo juga Mba," balas Nadifa dengan sangat sopan.

"Semoga kita bisa bekerja tim dengan baik yah Nadifa, jangan sungkan jika ada yg mau ditanyakan, perkenalkan aku--Dania," Dania memberi uluran tangan.

"Aku Nadifa Mba, mohon untuk selalu memberiku arahan disini," Menerima jabat tangan itu.

"Oke siap, Kamu memang difungsikan untuk menjadi Partner aku dan Pak Malik. Jadi proses ACC laporan nanti, berjalan dari aku ke kamu lalu ke Pak Malik. Posisi jabatan kamu saat ini untuk menggantikan posisi Ibu Ratih yang baru saja meninggal dunia beberapa bulan yang lalu,"

"Baik Mba!" Nadifa mengembangkan senyum termanisnya.

"Oh Ya Mba, sepertinya sedari tadi aku belum bertemu atau berkenalan dengan Pak Malik,"

"Oh iya. Pak Malik itu adalah atasan kita, ia kepala Divisi Akutansi disini. Itu ruangannya,"

Dania menujuk sebuah meja yang berada didalam ruangan kaca terpisah dengan karyawan yang lain.

"Sudah tiga hari, beliau tidak masuk, karna anaknya sedang dirawat dirumah sakit. Mungkin besok atau lusa sudah masuk kembali. Orangnya bijak dan baik banget,"

"Alhamdulillah," ucap Nadifa mengucap syukur.

"Oke baik lah, kamu beres-beres saja dulu ya, Nanti akan aku beri beberapa faktur untuk kamu data." ucap Dania melihati kardus yang sudah ada di meja Nadifa.

"Baik terima kasih Mba," jawab Nadifa dengan wajah sumringah, senang dan bahagia. Dia bersyukur bisa mendapatkan teman kerja yang lebih baik dibanding kantor lamanya.

bep bep bepp.. !!

Terdengar suara notifikasi wa yang masuk ke dalam HP Nadifa.

Husband:

"Bagaimana hari ini ? amankah ?"

"Aman sayang makasi doanya, aku hari jadi masak atau tidak yah?"

"Hari ini aku jadi pulang malam, akan makan dikantor. Jadi kamu enggak usah masak, tidur aja duluan. Enggak usah tunggu aku,"

"Baiklah sayang, muach."

Nadifa mengakhiri percakapan dipesan singkat dengan sang suami. Ia ingin fokus bekerja dulu hari ini, terlihat ruangan ini begitu hening dengan pemandangan karyawan yang tengah sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing.

Waktu sudah menunjukan aktivitas isoma.

"Nadifa ayo kita makan dulu," ajak Dania.

"Aku bawa bekal makang siang, mau makan sama aku Mba ?"

"Wah kamu masak ya ?"

"Iya Mba, tapi ini cuman menu rumahan," Nadifa tersenyum manis.

"Aku jadi enggak enak, kamu nanti jadi enggak kenyang."

"Malah lebih enak kalau makan satu jadi berdua Mba, kita shalat dulu yuk, baru sehabis itu kita makan siang," Ajak Nadifa.

"Aku sedang datang bulan, ayo kamu shalat dulu, selesai kamu shalat kita makan siang," jawab Dania.

"Oke baiklah," Nadifa pergi dari ruangannya menuju mushola kantor dilantai 2.

****

"Mba Dania, berapa lama sudah kerja disini ?" tanya Nadifa padanya.

"Jika dihitung tahun ini sudah tahun ke 9," dania sambil mengunyah.

"Apa yang membuat kamu betah disini, Mba ?"

"Hemmmm..sebenarnya karna keadaan aja, aku ingin membantu suami, membiayai anak anak, mau mencari lagi pun umurku sudah tua dan dikantor ini terasa seperti dirumah bagiku, tidak ada beban yang amat sulit, tidak ada tekanan apalagi sama atasan kita, Pak Malik itu orangnya baik banget. Dia sangat bertanggung jawab dan disiplin, jika anak buahnya ada salah, dia tidak akan menghardik atau mempermalukan didepan orang banyak, tetapi ada waktu khusus untuk dinasihati," jawab Dania

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!