NovelToon NovelToon

TETANGGA KU OM MAFIA TAMPAN

WOW HOTT

Smith Jezzeen Arero

"WOOOW.....!!!" kalisa yang bangun pagi-pagi membuka gorden jendelanya, cukup kaget melihat sesuatu yang membangun kan sisi mesum kalisa.

Kalisa menatap pria tampan itu dari jendela kamar mewah miliknya, terlihat pria tampan dengan betelanjang dada, dengan bagian bawah hanya tertutup celana cukup ketat, hingga menampakkan benjolan besar, dan sedikit bisa di tebak ukurannya

Kalisa bersusah payah menelan saliva, karena terlalu konsen dengan pemandangan Panas itu.

Kalisa baru bertama kali melihat ada seorang pria tampan mandi di kolam renang rumah tetangganya, yang hanya berjarakkan tembok tebal cukup tinggi.

Tapi untuk rumah bertingkat kediaman kalisa, kamar kalisa pun terdapat di tinggkat paling atas, hingga bisa melihat dengan leluasa, perkarangan belakang rumah tetangganya itu.

Selama kalisa barada di sana, yang dia tau cuma ada dua orang suami istri yang sudah cukup berumur, yang mengurus rumah itu.

itu pun hanya ada di siang hari, baru kali ini kalisa melihat ada seorang pria yang tampan dengan tubuh yang menggiurkan, sedang memanjakan tubuh kekar di kolam renang luas milik tetangga di pagi hari.

Walaupun kalisa menatap sampai biji matanya keluar, pria itu tidak akan bisa melihat kalisa, karena kaca kamar kalisa terlihat gelap dari luar.

Kalisa menatap pria itu dengan mesum, sambil mengigit bibir bawahnya.

"Woww..!!, Siapa sebenarnya pria tampan dan dewasa itu,?? apa dia tetangga baru ku" gumam kalisa masih dengan menatap pria itu.

"Tok.., tok.., tok.., Kalisa..??" Ketokan dari mami Kalisa mengaget kan Kalisa, namun tidak mengalikan pandangan mata Kalisa.

"Ya, mi..??" jawab Kalisa, yang belum beranjak dari tempat itu.

"Sayang, sudah mandi belum, buruan nanti telat loh sekolahnya" jawab mami Kalisa.

"Iya mi, ini Kalisa baru bangun, mau mandi juga," jawab kalisa, terpaksa beranjak dan meninggalkan pemandangan hot itu.

Mami Kalisa pun turun untuk menunggu kalisa di meja makan." Kayaknya aku memang harus mandi air dingin pagi ini" gumam kalisa, sambil masuk ke kamar mandi, dan mulai bersiap mengguyur tubuh dengan air dingin.

Kalisa pun menyelesai kan mandi dengan cukup cepat, melihat jam yang hampir membuat kalisa telat berangkat sekolah.

Kalisa sudah siap dengan seragam lalu turun ke meja makan, Kalisa langsung mengambil roti, lalu memakan dengan sedikit tergesa-gesa tanpa duduk terlebih dahulu

Melihat kalisa, maminya pun sedikit mengernyit kan alis, tidak biasanya, putri semata wayangnya makan sambil berdiri, dan cukup tergesa-gesa seperti itu.

"Sayang, pelan-pelan makannya, duduk dong nak," ucap mami kalisa sambil menatap anaknya.

" Mi kalisa berangkat dulu ya" sambil mencium tangan mami, dengan sisa roti yang masih di tangan kiri, lalu meminum susu dengan tergesa-gesa. kemudian belari menuju mobil, karena sopir sudah cukup lama menunggu Kalisa.

"Karena pemandangan tadi nih, aku hampir telat gini, tapi asik juga sih, gak apa-apa cuci mata sama yang panas-panas di pagi hari, biar gak terlalu dingin" batin Kalisa sambil tersenyum samar.

Saat melewati rumah tetangganya, Kalisa membuka sedikit jendela mobil, sambil menatap ke arah rumah tetangganya, tanpa di duga, Pria tampan dan dewasa itu, juga berada di halaman dengan yang juga memasuki mobil mahalnya.

Membuat Kalisa melotot tak berkedip, melihat lebih dekat pria itu, ternyata begitu sangat tampan, lebih tampan dari yang kalisa lihat waktu di jendela kamar yang cukup tinggi.

"Wow" sampai rumah tetangga itu tidak telihat lagi, kalisa masih memutar kepala untuk melihat pria tadi.

"Pak, Apa bapak tau, kalau kita punya tetangga baru," tanya Kalisa cukup penasaran kepada sopir pribadi kalisa.

Iya non, bapak sudah tau, sepertinya dari kemarin sore datang, pas bapak mau parkirkan mobil non, kenapa ya non" tanya sopir Kalisa, cukup penasaran dengan anak majikannya.

Gak apa-apa pak, kan biasanya, gak ada pria yang masih mudah, yang terlihat di rumah itu, kecuali pasangan ibu sama bapak, yang sering Kalisa temuin ke rumah itu." jawab Kalisa, membuat sopir Kalisa mengangguk-ngangguk pelan sambil menjawab ucapan Kalisa.

"Iya juga sih non, kayaknya, itu pemilik rumah yang sebenarnya non, mungkin selama ini dia di luar negri mungkin, karena terlihat bukan seperti keturunan indonesia." jawab sopir Kalisa, dengan lajuan mobil menuju sekolah Kalisa.

Beberapa menit berlalu, kini sampai la Kalisa di sekolah favorit, salah satu kota, tempat kelahiran Kalisa.

Turun dari mobil, Kalisa langsung melewati, siswa-siswa yang selalu menatap kecantikan Kalisa dengan tidak berkedip, selama Kalisa melewati mereka.

Kalisa tidak hanya punya kecantikan wajah, tapi juga punya kecantikan hati, karena punya karakter yang mudah bergaul dengan kalangan mana pun, namun dalam hal Pria, Kalisa memilih mecari yang lebih dewasa darinya, dan sudah punya penghasilan sendiri.

Kalisa tidak ingin pacaran dengan pria yang seumuran dengan dia, apa lagi hanya pria yang mengandal kan harta orang tua, untuk memamerkan kepada Kalisa.

Kalisa bisa di bilang, gadis yang sempurna dengan sifat, rupa, dan bodynya, yang cukup untuk menarik sebagian kaum adam yang bertemu dengan Kalisa, termasuk pria dewasa sekali pun.

Kalisa baik dengan semua orang, namun dia sedikit bar-bar, tidak mau melihat orang di tindas atau menindas orang lain, cuma karena di punya harta.

Kalisa langsung menuju kelas, menemukan sahabat baiknya, yang entah di mana keberadaan sang sahabat sebenarnya saat ini.

Kalisa dengan lenggokan Anggunnya, mencari keberadaan sahabat, dengan mata indah Kalisa, menatap setiap sudut mencari seorang yang ingin di temui itu.

Namun kalisa tidak menemukan batang hidup sahabatnya di kelas itu. namun tiba-tiba saja

"Kalisa..!!!!," ucap suara cempreng, memekak kan telinga kalisa, dan membuat kalisa juga kaget, akan suara seorang Gadis yang sangat di kenalnya itu.

Kalisa langsung menoleh dengan tatapan horor menatap sang sahabat yang mulai lari, untuk menghindari amukan kalisa, yang mulai terlihat tanduknya itu.

Dengan tangan di pinggang, kalisa berteriak di dalam kelas, sampai mengagetkan murid-murid yang ada di sana.

"MARIAAAAAA...!!!" pekik kalisa menggelegar dan mulai mengejar sahabatnya itu sampai dapat.

Kalisa dan sahabatnya, berlari mengelilingi ruang kelas, untuk bisa membalas, apa yang sahabatnya lakukan pada Kalisa tadi, sampai bell berbunyi, barulah Kalisa dan sahabatnya berhenti, dari aksi kejar-kejaran di ruang kelas itu.

Kalisa dan Maria, mulai berkeringat dan mengipas-ngipas dengan buku mereka.

Saat Maria lenga, Kalisa mencubit keras paha Maria, hal itu membuat Maria kaget dan terpekik, sehingga orang-orang di dalam kelas, menoleh ke arah Maria yang berteriak, untung guru mereka belum masuk kelas.

Apa...??! apa..??!" tanya Kalisa kepada murid yang menatap mereka dengan Pandangan sedikit kesal, akan sikap Kalisa dan Maria yang kecentilan menurut mereka.

Lalu murid-murid itu pun mulai acuh dan tidak mau menanggapi ocehan Kalisa yang bar-bar itu.

"Loe sih, main cubit-cubit gue aja, kan anak-anak lain pada liatin kita," ucap Maria melotot kepada Kalisa, dan di balas senyuman manis dari Kalisa.

"Biarin" ucap Kalisa, namun masih bisa terdengar oleh anak-anak lain, termasuk gadis cantik di bangku sebrang, bisa di sebut musuh Kalisa, yang cemburu dengan semua hal, yang di miliki Kalisa.

"Sok Cantik" sindir gadis itu, namun kalisa tidak mau menanggapi musuhnya itu.

*VOTE.. VOTE.. LIKE.. KOMENT... YA TEMAN-TEMAN*

SAHABAT BAIK KALISA

Kalisa

beberapa jam berlalu, jam sekolah pun mulai terdengar, menandakan, waktu telah habis, dan sekolah pun mulai memulangkan kan parah murid dan guru-guru mereka.

"Mar, Kita kerumah ku yok..!!?" ucap Kalisa sambil berjalan berbarengam dengan Maria,

"Kayaknya belum hari ini deh, gue masih ada sesuatu yang harus di lakukan, besok-besok aja ya" jawab Maria, mencari alasan kepada Kalisa, agar tidak datang ke rumah Kalisa, karena dia ada janji bersama sang Pacar, pulang dari sekolah.

"Emmm.., tapi loe janji ya, besok-besok main ke rumah gue, janji lohhh..!!!" ucap Kalisa dengan satu tangan merangkul Maria, dan yang satu lagi menunjuk ke muka Maria, Takut Maria, ingkar, karena Maria sering berjanji seperti itu, dan tidak di tepatinya.

Dengan muka serius, dan memberikan jari kelingking, agar Kalisa percaya akan janjinya untuk main kerumah Kalisa dengan Pasti.

Kalisa pun menyambut kelingking itu, dengan muka serius, lalu mereka saling tersenyum.

"Oke deh, gue pulang duluan ya, sopir gue udah jemput tu," ucap Kalisa, melepas rangkulan dari pundak Maria, lalu berjalan masuk ke mobil jemputan Kalisa. dan langsung melajukan mobil untuk pulang, tanpa menoleh ke arah Maria, karena Maria mengatakan dia menunggu sopir juga, dan tidak mau di antar oleh Kalisa.

Maria masih berdiri, menunggu jemputannya, yaitu pacar Maria, namun tadi dia berbohong kepada Kalisa, tentang Sopir yang akan menjemputnya pulang.

Beberapa menit berlalu, barulah jemputan Maria tiba, kondisi yang cukup sepi membuat Maria cemberut, karena terlalu lama menunggu sang pacar.

Kamu kok lama sih yank, jemputnya,aku udah lama lohh, nunggu dan berdiri di sini, orang sekolah aja, sudah sepi gini, ucap maria, mulai mengomeli Pacarnya.

"Sorry yank, tadi ada urusan sebentar, dan lupa kasih kabar ayank" jawab sang pacar, dengan senyum, lalu menggenggam tangan Maria, dan mencium kening, dengan ucapan ma'af yang juga keluar dari mulut gombal sang pacar.

"Ayok naik sayank, kita jalan-jalan sesuai janji kita, kamu bawak uang kan, dopet ku ketinggalan tadi sayank, pake uang mu dulu ya, besok-besok aku balikin" ucap Sang pacar kembali, dengan trik yang biasa.

Maria yang sangat mencintai sang Pacar, sudah tertutup rasa curiga terhadap tingka dan trik yang memanfaatkan kan Maria itu.

Maria langsung mengiya kan ucapan itu, lalu naik ke motor sang Pacar, menuju tempat yang mereka ingin kan.

Kini Kalisa sudah sampai di rumah, di sambut sang mami dengan senyum manis, Kalisa mencium tangan sang mami kesayangan Kalisa.

"Mi, Kalisa ke kamar dulu," ucap kalisa sambil menaiki tangga menuju kamar di lantai atas.

"Iya sayang, abis ganti baju, kita makan siang ya nak," ucap mami kalisa sedikit mengeraskan suara, karena Kalisa sudah cukup jauh menaiki tangga.

Kalisa menoleh, sambil mengacung kan jempol, lalu melanjutkan jalannya.

Kalisa pun mengganti pakian, lalu segera turun, tidak ingin membuat mami menunggu terlalu lama di meja makan, karena mereka cuma berdua saja.

Kadang Kalisa dan mami sering mengajak Art untuk makan semeja dengan mereka, kadang mereka mau, kadang juga mereka merasa tidak enak, karena terus menerus makan bersama majikan mereka.

Kalisa dan mami sama sekali tidak keberatan dan tidak membedakan status semua Artnya. mereka sama dengan Kalisa dan mami, menurut mami, namun Art sering menolak, dan berkila, merasa nyaman makan di meja belakang saja, karena lebih bebas," ucap Art, namun mami Kalisa, mengerti maksud ucapan Art, dan juga tidak melarang mereka.

Banyak Art yang bertahun-tahun bekerja di rumah itu, karena betah dengan sikap majikan mereka, yang baik, juga tidak perhitungan, walau liburan pun, mereka di ajak, rame-rame, karena mami Kalisa, suka dengan keramain dan bergabung, untuk mengilangkan rasa kesepian mereka.

Kalisa dan mami kini melanjutkan makan, sambil bercengkrama, Kalisa mengingat tentang seorang Pria tampan, berada di rumah tetangganya, yang selama ini tidak pernah terlihat pria itu, kecuali Pasangan suami istri, yang sering Kalisa datangi untuk sekedar berbagi, masakan dan mengundang, kalau ada acara-acara di rumah Kalisa.

"Mi,Kalisa lihat, pas berangkat sekolah, melewati rumah sebelah, kok ada pria yang masih cukup mudah gitu ya,?? tanya Kalisa, penasaran akan jawaban maminya.

Mami kalisa pun menoleh dan menjawab pertanyaan kalisa.

"Dulu, pas awal mami pinda ke sini, memang ada seorang anak laki-laki tampan, yang di asuh oleh bapak-bapak yang sering kalisa kunjungi itu, namun hanya beberapa bulan saja, mungkin saat itu dia berumur Sepuluh tahunan gitu, Abis itu mami gak pernah liat lagi, kalu menurut cerita, itu memang anak majikan dari ibuk sama bapak yang mengasuh, anak itu." ucap Mami Kalisa. Tapi Kalisa masih penasaran kelanjutan cerita maminya.

"Terus mi..??" Tanya Kalisa, masih menatap maminya itu.

"Dalam beberapa bulan tidak terlihat lagi, sepertinya, baru sekarang datang lagi atau sudah sering sebelum-sebelumnya, tapi kita tidak memperhatikan itu, bisa jadi, mungkin dia besar di luar negri, tapi mami belum melihat anak itu, saat sudah datang, ada yang bilang, dia memang cukup tertutup," lanjut mami kalisa menceritakan, yang dia tau.

Kalisa mengangguk-nganggu mengerti cerita maminya, namun kalisa sedikit penasaran, karena pria dewasa itu, membangkit kan sipat mesum kalisa.

Tapi kalisa hanya bisa menatap dari jauh saja, tidak mungkin untuk bertindak, walaupun dia senang melihat pria tampan dan dewasa, serta sangat hot di mata Kalisa.

Mungkin tidak hanya di mata Kalisa, bisa saja, setiap gadis mudah atau yang dewasa tertarik dengan pria dewasa itu, apa lagi terlihat Pria itu, punya daya tarik yang kuat untuk kaum hawa, saat melihat pertama kali.

Selesai dengan makan siang, Kalisa pamit ke kamar, kepada maminya.

Sampai di kamar, kalisa mengunci Pintu, lalu mengintip dari cela gorden, siapa tau pria itu, ada di halaman belakang, siang-siang begini, untuk menyegar kan tubuh kekar milik pria itu.

Kali ini, Kalisa cukup beruntung, karena Kalisa bisa melihat pria itu di halaman belakang, tapi tidak dengan mandi seperti yang di ingin kan kalisa, untuk menatap pemandangan hot dan menyegar kan mata di siang bolong.

Pria itu duduk santai sambil menikmati secangkir minuman dingin, sambil memegang sebuah Hp, dan sibuk dengan isi di dalam tanpa, Kalisa bisa melihat, apa yang sedang pria itu lakukan dengan Hpnya itu.

Kalisa cukup lama mengintip, namun beberapa menit kemudian, pria itu berdiri, lalu masuk ke dalam rumah mewah itu.

Kalisa masih beta, menunggu pria itu, namun tak juga kunjung keluar, menampakkan wajah rupawan sang pria asing, menurut kalisa itu.

Kalisa cukup kecewa, dan merebahkan tubuh ke ranjang luas, lalu mulai menidur kan matanya.

PAGI MINGGU

Kalisa Bangun dari ranjang luas miliknya, kemudian membasuh muka beserta menyikat gigi, untuk bersiap-siap.

Seperti biasa, kebiasaan Kalisa di hari libur, lari Pagi ke taman komplex perumahan elit, yang tak jauh dari Rumah mewah Kalisa. dengan pakian khusus lari pagi, yang cukup ketat, menampakan lekuk tubuh indah Kalisa.

Dengan di lengkapi handuk di leher kalisa, beserta headset di telinga Kalisa, menemani lari pagi minggunya. Kalisa dengan gaya santai, mengelilingi taman, yang sudah banyak juga, orang-orang di sana, untuk menikmati hari libur, dengan berolahraga santai, ada yang bersama keluarga, dan yang dengan pasangan, teman, namun Kalisa menikmati hari libur, dengan sendiri.

Tiba-tiba

"bughh... Auuuuu...!!!"Kalisa menabrak benda keras di depannya, lalu terjatuh dengan Pantat kalisa mencium rumput tipis di taman itu.

Kalisa merasa, tidak ada pohon di depannya, tapi kenapa dia sampai menambrak, atau karena kurang konsentrasi, sampai menambrak pohon itu, pikir Kalisa, sambil membersikan tangan.

Tiba-tiba ada sebuah uluran tangan, di depan muka Kalisa, yang terlihat kekar, yang Pasti itu tangan seorang pria, yang rajin merawat tubuhnya, karena terlihat urat-urat dan kerasnya tangan itu.

Kalisa langsung menerima uluran tangan itu, tanpa menoleh kepada orang yang menolong kalisa.

"Trimakasih" ucap Kalisa sambil menepuk-nepuk Pantat, karena lumayan kotor, terkena debuh di rumput tipis itu.

"Kamu tidak apa-apa" Tanya pria itu, dengan suara berat dan sedikit serak, membuat kalisa sesikit merinding dengan suara **** itu, lalu menoleh, dengan sedikit menggangkat kepala, karena, laki-laki itu cukup Tinggi, perkiraaan Kalisa, sekitar 189 cm.

Kalisa sedikit tersentak, ketika sudah melihat wajah rupawan sang Pria, yang sering di intip oleh kalisa, lewat gonden jendela kamar kaca milik kalisa.

Seperdetik Kalisa terdiam, lalu menyadar kan diri, dari tatapannya, yang tak lepas dari pria itu, begitu juga dengan pria itu menatap cukup lekat wajah cantik alami Kalisa.

"Hemmm...!!, emm..., Ia gak apa-apa, trimakasih atas bantuannya,Om" ucap Kalisa, lalu dengan terburu-buru, pergi dari hadapan pria tampan itu.

Cukup Jauh, baru Kalisa mengatur napas, karena kaget dengan apa yang di lihatnya tadi,

"Ternyata lebih tampan.. pan..pan.. , dari yang gue lihat kemarin" gumam Kalisa, tersenyum seperti orang gil*, yang lepas dari RsJ.

Kalisa menepuk jidat, karena dia tidak sadar, kenapa tidak berkenalan dan basa basi saja tadi,

"Ya ampun, Kalisa, kenapa gak sekalian tanya nama aja tadi, aduh buyan(B*d*h)banget si loe Kalisa...!!!" Kalisa cukup kesal dengan kebuyanan diri sendiri, sudah di depan mata malah gak kepikiran tentang hal itu.

Kalisa tidak melanjutkan lari pagi, dan berniat langsung pulang kerumah saja, kini Kalisa sudah berada di rumah, lalu menuju dapur, melhat masakan para bibik-bibik kalisa.

"Bik, roti panggangnya sudah jadi belum" tanya kalisa lembut, lalu bibik pun membawa roti yang Kalisa maksud ke meja makan, dan Kalisa ikut menuju meja makan, lalu duduk, untuk sarapan.

"Bik, apa hari ini ada masak sop,??" tanya Kalisa dari meja makan,

Ada non, apa non mau makan sup juga,??" tanya ARt sambil mendekat ke arah Kalisa.

"Tidak bik, siapin aja ya, mau kasih tetangga sebelah, sambil silaturahmi, kan ada penghuni baru" ucap Kalisa tersenyum kepada bibik.

Bibik pun tersenyum, lalu kebelakang, menyiap kan sup, yang di ingin kan Kalisa.

selesai dengan sarapan, Kalisa pergi ke kamar, untuk membersikan tubuhnya, lalu, bersiap untuk silaturahmi ke tetangga baru, sekalian untuk tebar pesona.

Dengan perasaan sedikit was-was Kalisa mendatangi rumah tetangga yang sangat dekat itu, sa'at di depan Pagar, Kalisa memanggil Bapak-bapak yang kenal dengan Kalisa, lalu tanpa berpikir, langsung membuka Pagar itu.

"Eh, non Kalisa...!!?, tumben Pagi-pagi minggu datang non," Tanya bapak-bapak itu, lalu mempersilakan kalisa masuk.

"Kalisa lihat, di rumah ini ada penghuni baru, jadi sekalian mau silaturami, biar kenal, siapa tau ketemu di jalan" ucap Kalisa sambil masuk ke rumah itu.

"Oh itu, itu anak majikan saya non, baru datang dari london. dan mungkin mau menetap di sini." jawab Bapak itu.

"Tapi non, tuan muda belum pulang dari luar," ucap Bapak, tak lama keluarga istri bapak itu, yang juga sangat mengenal Kalisa, langsung tersenyum menyambut dirinya.

"duduk non" ucap bibik itu mempersilakan Kalisa untuk duduk.

"Tidak usah buk, Kalisa cuma mau ngantar sup, untuk penghuni baru, dan juga untuk bapak dan ibu, Kalisa sudah pisahin kok" ucap Kalisa memberikan sop itu.

Karena merasa orang yang dia cari tidak ada, kalisa berniat untuk pamit pulang saja, besok-besok bisa datang lagi.

"Buk, Kalisa pamit pulang ya, jangan lupa makan supnya, nanti keburu dingin" ucap Kalisa, mulai melangka kaki keluar dari rumah mewah itu.

"Iya non, makasih sup nya ya, ucap ibuk, lalu meletak kan sup itu di meja makan, dan mengantar Kalisa ke depan rumah.

Saat kalisa keluar dari rumah, menuju ke arah Pagar, pria tampan itu pun pulang, dengan tubuh penuh dengan keringat, menambah ketampanan sang pemilik wajah rupawan itu.

"Tuan, ini ada non kalisa, tetangga sebelah, main ke rumah, mengantar kan sup untuk kita," ucap bapak itu, tanpa rasa canggung dan takut.

Kalisa yang menatap pria itu, membuat detak jantung kalisa meningkat, membuat muka kalisa sedikit merona, karena tatapan Smith ke arah Kalisa, walau tidak terlalu lama, seperti tatapan Kalisa kepada pria tampan itu.

"em, om, aku mengantar kan sup untuk om dan ibu sama bapak juga, di makan ya, jangan sampai terlalu lama, nanti tidak enak lagi, kalau sudah dingin" ucap Kalisa sedikit canggung.

"ya, trimaksih supnya," jawab pria itu.

Karena tidak ada balasan lagi Kalisa berniat untuk keluar dari perkarangan rumah Smith.

"Om, aku pamit pulang dulu," ucap Kalisa mulai melangka kan kaki.

beberapa detik, langka kalisa terhenti, karena ucapan smith untuk diri kalisa, membuat kalisa tersenyum di balik tubuh kekar smith.

"Masuk saja dulu, agar bisa lebih kenal dengan tetangga," ucap Smith, menawarkan, lalu melanjut kan langkah masuk ke dalam rumah mewah milik smith.

Kalisa dengan segera membalik kan tubuh lalu masuk kembali, ke dalam rumah itu, agar bisa tau dan berkenalan kepada pria tampan itu.

Sampai di dalam, Kalisa tidak melihat pria itu di sana, mungkin sudah masuk ke kamar, untuk membersikan tubuh.

beberapa menit, Smith pun keluar dari kamar, menuju meja makan,

"Mana sup itu bik" tanya smith, lalu bibik langsung membuka dan menyiap kan sup untuk tuannya,

"duduk sini saja, biar makan bareng" ucap smith ramah, namun di tolak oleh kalisa.

"Maksih om, om saja yang makan, Kalisa sudah makan duluan di rumah tadi" jawab Kalisa, dan di balas anggukan oleh Smith.

"Om, kalau boleh tau, om namanya siapa??," dengan mengumpul kan keberanian, Kalisa menanyakan itu.

"SMITH, " jawab pria tampan itu, membuat kalisa tersenyum, karena sudah mengetahui nama pria itu.

Ohhh...!!, Om Smith" jawab Kalisa, membuat Smith menoleh.

"Tolong jangan Panggil saya Om, saya belum menikah dan juga belum terlalu tua," jawab Smith, lalu di iyakan oleh kalisa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!