Pagi harinya di kediaman keluarga Firan, beberapa pelayan sedang sibuk mempersiapkan sarapan pagi untuk sang tuan rumah. Namun Elvina istri dari Alvis Firan selalu turun tangan setiap pagi ya untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk sang suami dan juga untuk anak-anak ya. "Jasmine, tolong bangunin anak-anak yah" Ucap Elvina.
"Iya buk" Jawab Jasmine segera membangunkan Tania dan juga Kayla adik perempuan Tania yang masih duduk di sekolah dasar kelas 5 SD.
Tok.. Tok..
"Nona Kayla" Teriak Jasmine mengetuk pintu Kayla.
"Kayla sudah bangun kak Jas" Balas Kayla dari dalam kamarnya.
"Baiklah kalau begitu nona" Jasmine segera menuju pintu kamarnya Tania. "Paling susah dibangunin nih" Gumam Jasmine mengetuk pintu kamar Tania.
Tok.. Tok..
"Nona Tania" Teriak Jasmine dengan kuat dari luar pintu kamar Tania. "Kan benar aku bilang" Gelengnya mengetuk pintu kamar Tania kembali.
Tok.. Tok..
"Nona Tania ini sudah siang, nona tidak kuliah?".
"Capek kak Jasmine teriak-teriak gitu setiap pagi harinya, mendingan kak Jasmine masuk saja kedalam kamar kak Tania" Ujar Kayla dari belakang Jasmine yang sudah mengenakan pakaian putih merahnya.
"Mmmmm" Jempol Jasmine kepada Kayla. Ia pun segera membuka pintu kamarnya Tania, "Astaga" Kaget Jasmine melihat kamar Tania yang sangat berantakan sekali seperti kapal pecah. "Ya ampun nona" Teriak Jasmine menarik selimut ya.
"Iikkhhh.. Apa sih kak Jas" Teriak Tania dengan kesal.
"Bangun enggak bangun enggak" Ujar Jasmine menggelitiki tubuh Tania.
"Hahahhahaha" Tawa Tania kegelian. "Ampun kak hahahah ampun".
"Bangun enggak?".
"Iya iya.. Ini aku sudah bangun" Jawab Tania membuka matanya. "Hahhh.. Selamat pagi malaikat kecil Tania" Senyum Tania menunjukkan gigi ratanya kepada Kayla yang juga berada didalam kamar ya.
"Hhhmmsss" Dengus Kayla menggeleng melihat isi kamar Tania yang sangat berantakan sekali.
Tania yang mengerti, "Hehehehe.. Kakak semalam lupa merapikan ya" Tawanya melihat Kayla dan Jasmine.
"Kak Jas, Kayla duluan turun ya" Ucapnya kepada Jasmine.
"Iya nona" Angguk Jasmine. Kemudian ia menatap tajam Tania.
"Hey.. Ayolah hehehe" Cengengesan Tania menuruni tempat tidur menuju kamar mandi. "Maaf kak Jasmine" Teriak Tania sebelum menutup pintu.
"Hahhhh" Hela Jasmine segera merapikan kamar Tania kembali.
Begitu Kayla menuruni anak tangga, "Pagi ma" Ucap Kayla langsung duduk diatas kursi meja makan.
"Pagi sayang, kakak kamu mana?" Tanya Elvina memberikan sarapan Kayla.
"Biasa ma, kak Tania baru bangun itupun harus dibangunin kak Jasmine" Jawab Kayla meminum susunya.
Elvina langsung tersenyum menggeleng melihat kelakuan putri sulung ya itu. "Ada apa ma?" Tanya Alvis dari belakang Elvina.
"Itu pa Tania" Jawab Elvina melihat Alvis.
"Emang Tania kenapa ma? pagi sayang" Ciumnya dikepala Kayla.
"Pagi pa" Senyum Kayla.
"Biasa pa, Tania yang susah dibangunin".
"Oohhh" Gumam Alvis tersenyum.
Tidak menunggu beberapa lama kemudian, Tania pun segera menyusul mereka kemeja makan. "Kak Jas, terima kasih ya" Tawa Tania meninggalkan Jasmine yang masih berada didalam kamar ya.
"Mmmmm" Gumam Jasmine.
Lalu Tania menuruni anak tangga sambil berlari kecil, "Selamat pagi ma pa" Senyum Tania mendudukan diri disamping Kayla.
"Pagi sayang" Jawab Alvis dan Elvina.
"Selamat makan semua ya" Tania langsung melahap makanan yang ada dihadapan ya itu dengan segelas susu segar. "Mmmm.. Ini sangat enak sekal.. Uhuk-uhuk" Batuknya Tania dengan mulut belepotan.
"Ya ampun Tania, makan ya pelan-pelan saja sayang" Tegur Elvina melihat Tania.
"Hehehe.. Maaf ma" Tawanya mengunyah sarapannya lagi. "Abisnya enak sih ma👍".
"Iya, tapi lain kali kamu harus lebih hati-hati sayang kalau makan, mama enggak mau kalau kamu kenapa-napa".
"Sip ma".
"Jangan asal sip ajah Tania, tapi harus dilaksanakan" Sambung Alvis.
"Siap pa".
"Haahhhh" Geleng Alvis melihat tingkah laku putri sulung ya itu, yang sangat jauh berbeda sekali dengan Kayla yang lebih terlihat feminim meskipun masih kecil.
Setelah selesai sarapan pagi, Alvis segera berangkat kekantor. Namun sebelum kekantor Alvis terlebih dahulu mengantar Kayla ke sekolahnya. "Ma, papa berangkat dulu" Cium ya dikepala Elvina dan juga dikepala Tania.
"Iya pa, hati-hati dijalan".
"Kayla berangkat dulu ya ma kak Tania".
"Iya sayang, belajar yang rajin ya disekolah".
"Siap ma" Senyum Kayla.
"Ayok masuk sayang" Ajak Alvis.
"Iya pa" Kayla dan Alvis langsung memasuki mobil tersebut. "Dah ma" Lambai ya.
"Dah sayang" Balas Elvina.
Begitu Alvis dan Kayla pergi dari sana, "Tania juga berangkat ya ma" Salim ya ditangan Elvina.
"Iya sayang, bawa mobilnya pelan-pelan saja yah enggak usah buru-buru".
"Iya ma" Teriak Tania yang sudah memasuki mobil sportnya yang kemarin Alvis berikan sebagai hadiah ulang tahun Tania yang ke 21 tahun.
Didalam mobil Tania tak henti-hentinya bernyanyi lagu dari Radja(Bulan). "Eeeaaa" Teriak Tania sangat bahagia hingga tampa sadar ia hampir saja menabrak seorang pejalan kaki yang ingin menyebrang. "Aarrkkhhh" Teriak Tania langsung menginjak rem mobilnya. "OMG.. Aku menabrak orang" Dengan wajah pucat pasi ia menuruni mobilnya.
"Woi.. Kalau bawa mobil itu hati-hati dong" Teriaknya meneriaki Tania.
"Maaf pak, saya benar-benar minta maaf pak. Bapak enggak kenapa-napa kan?" Tanya Tania perduli.
"Jangan mentang-mentang karna kamu anak orang kaya, jalanin ini jadi seenak kamu saja bawa mobil".
"Lain kali saya akan lebih hati-hati lagi pak".
"Ya sudah sana pergi" Usir ya tak suka melihat Tania.
"Iya pak, sekali lagi saya minta maaf" Tunduk Tania sebelum pergi meninggalkan ya.
"Hhmmm" Gumam ya.
Sambil memasuki mobilnya, Tania tak ada henti-hentinya mengucap syukur dalam hatinya. "Untuk enggak jadi nabrak, kalau sempat aku nabrak orang itu tadi habis aku dibuat papa sama mama".
Tin.. Tin..
Klakson Tania meninggalkan si pejalan kaki tersebut. "Anak jaman sekarang tidak ada takutnya lagi membawa mobil" Geleng ya melihat mobil Tania yang sudah menjauh.
.
Sesampainya Tania diparkiran kampusnya, ia segera keluar dari dalam mobil dengan penampilan cool ya. "Hari yang sangat indah" Senyum Tania menghirup udara segar tersebut. Namun tiba-tiba saja kejadian yang tadi terlintas lagi dipikiran Tania. "Aakkhh.. Tidak-tidak, ini bukanlah hari yang indah" Geleng ya. "Ini adalah hari yang paling sial bagi seorang Tania Firan, iya hari sial".
Saat Tania ingin pergi dari sana, beberapa mahasiswa datang menghampiri ya "Pagi Tania" Sapa mereka.
"Pagi juga" Balas Tania dengan suara seksinya.
"Wah.. Makin hari kamu makin cantik dan seksi saja Tania" Puji mereka melihat Tania dari atas sampai bawah.
"Tentu saja dong" Senyum Tania dengan bangga ya. "Saya duluan yah, daahhh" Perginya meninggalkan mereka.
Seperginya Tania, "Teman-teman, siapa ingin taruhan dengan ku untuk mendapatkan Tania" Ujar Deska tersenyum melihat bokong Tania yang sangat berisi.
"Boleh" Angguk ketiga sahabat ya Deska yang tak lain adalah Binar, Hanzel dan Candra.
"Tapi kamu yakin mempertaruhkan Tania Deska?" Tanya Hanzel.
"Mmmmmm".
"Kalau kamu berhasil mendapatkan Tania, aku akan memberikan motor itu untuk mu" Ujar Candra menunjuk motor ya.
"Aku juga Deska" Sahut Hanzel dan Binar.
"Ok" Senang Desta.
Berjalan menuju ruangan ya, Tania tak henti-hentinya dikagumi oleh pria-pria tampan dikampus ya. "Selamat pagi Tania" Sapa mereka.
"Pagi juga" Balas Tania.
"Kamu setiap hari kok cantik banget sih Nia? aku mau dong jadi kekasih kamu".
"Terima kasih sudah mengatakan aku cantik, tapi maaf ya kalau mau jadi pacar kamu aku tidak bisa" Seperti itu lah jawaban yang selalu Tania berikan kepada pria yang secara terang-terang menyatakan cinta mereka kepada ya.
Sebenarnya Tania bukan sombong atau pemilih terhadap pria manapun. Tetapi hatinya telah dipikat oleh seorang pemuda tampan yang sedang berjalan di ujung lorong menuju kearahnya. "Elvan" Senyum Tania melihat Elvan yang sedang berjalan dengan style cool ya. "Seandainya aku bisa memiliki mu, aku adalah wanita yang paling beruntung di dunia ini" Gumam Tania tak melepaskan pandangan matanya dari Elvan.
Sedangkan para wanita-wanita cantik yang disana sedari tadi mengagumi ketampanan Elvan bak seorang pangeran dari negeri dongen. "Elvan.. Aku mencintai mu. Aku tidak perduli meskipun aku menjadi yang kedua atau yang ketiga asalkan aku bisa menjadi kekasih mu" Teriak para mahasiswi yang melihat Elvan. Namun Elvan tidak memperdulikan mereka sama sekali. Meskipun sedemikan mahasiswi-mahasiswi di kampus tersebut tetap mengangumi dan memuja Elvan, kerena Elvan bukan hanya tampan saja melainkan Elvan selalu mendapatkan nilai paling sempurna dari semua mahasiswa yang ada disana serta Elvan yang menjabat sebagai presiden kampus dan juga ketua tim basket yang paling banyak digemari di universitas xx.
"Minggir" Suara dingin itu membuat Tania semakin terpesona dengan Elvan. "Apa kamu tidak mendengar ya?".
"Aakkhh iya, silahkan" Senyum Tania memberikan Elvan jalan.
"Aaakkkkk.. Elvan kamu kok keren banget sih" Teriak mereka kembali melihat Elvan yang telah memasuki ruangan ya.
Melihat Elvan yang telah memasuki kelas ya, Tania pun segera pergi dari sana menuju ruangannya, sambil berjalan Tania tak henti-hentinya memikirkan pertama kali ia melihat Elvan.
Elvan Sandoro adalah mahasiswa terpintar di Universitas xx. Sejak pertama kali masuk kuliah Tania sudah menyukai Elvan bahkan jatuh cinta pada pandangan pertama, namun karna kecuekan Elvan Tania tidak berani menyatakan cinta kepadanya, "takut ditolak hehehe" itulah yang Tania pikiran sebelum menyatakan cinta.
Saat Tania mengetahui Elvan mengambil jurusan management bisnis, ia pun ikutan mengambil jurusan tersebut dan berharap Tania bisa satu kelas dengan ya. Namun yang ia harapkan tidak sesuai dengan yang ia lihat. Ternyata otak Tania tidak sepintar otak Elvan yang selalu berada di kelas A sejak ia SMA, bahkan sampai ia kuliah Elvan selalu masuk kumpulan mahasiswa paling terpintar di jurusan manajemen. Soal indentitas tidak ada yang mengetahui ya, bahkan tidak ada yang berani mencari indentitas ya apa dia telah memiliki seorang kekasih atau tidak.
Memasuki ruangan ya, Tania telah ditungguin oleh kedua sahabatnya Elma dan Filia, "Tania" Teriak Elma merangkul pundak sang sahabat.
"Hahahah.. Ada apa?" Tawa Tania melihat Elma.
"Kamu sudah siap tugas makalah Hukum bisnis enggak?" Bisik Elma.
"OMG" Kaget Tania menepuk jidatnya.
"Pasti kamu belum ngerjain ya kan? ayok ngaku".
"Heheheh.. Kamu kok bisa nebak sih El?" Cengengesan ya melihat Elma dan Filia.
"Hhhmmm.. Kebiasaan enggak pernah ngerjain tugas, gimana Elvan bisa melihat mu Tania kalau kamu seperti ini terus?".
"Yah.. Jangan bawa-bawa Elvan dong. Kalian berdua tau sendiri kalau otak aku paling lambang kalau sudah menyangkut pelajaran".
"Jadi biar otak kamu nyambung harus menyangkut apa Nia?" Tanya Filia.
"Mmmmmm.. Apa ya Lia?".
"Astaga.. Tania-Tania" Geleng Filia melihat kelambatan otak Tania. Namun mekipun Tania mahasiswi paling lamban dikelas mereka, Elma dan Filia tetap sangat bangga memiliki sahabat seperti Tania yang baik hati dan tidak sombong. "Kelamaan jawab ya Nia, keburu dosen ya datang".
"Tuh.. Dosen ya sudah datang, ayok" Ucap Elma menarik kedua sahabatnya itu ke kursi mereka masing-masing.
Dengan wajah sangarnya, sang ibu dosen memasuki ruangan mereka. "Selamat pagi" Ucapnya meletakkan tasnya.
"Pagi buk" Balas mahasiswa disana.
"Ada apa? kenapa pagi-pagi seperti ini wajah kalian pada tegang semua?".
"Tidak ada apa-apa buk".
"Mmmm.. Sekarang komting silahkan kumpulkan tugas kalian".
"Baik buk" Jawabnya segera mengumpulkan tugas mereka.
Sedangkan Tania sedari tadi dibuat gelisah, "Mati aku, udah tugas enggak ngerjain lagi. Ottoke?" Gerutu Tania dalam hati.
"Sshuueettt.. Tania" Panggil Filia dari belakang Tania.
"Hhhhmmm?" Tania langsung melihat kebelakang ya.
"Ini" Berikan Filia.
Dengan mata berbinar-binar, "Ya ampun.. Kamu memang malaikat penolong ku Lia" Senyum Tania menerima makalah ya.
"Mmmmm.. Lain kali jangan lupa ngerjain ya".
"Heheheh.. Siap buk dosen" Kemudian Tania memberikan ya kepada sang komting. "Selamat" Senyum ya.
Setelah selesai mengumpulkan tugas makalah mereka, "Terima kasih" Ucapnya menerima tugas tersebut. "Siapa disini yang tidak mengumpulkan tugas sebelum ibu periksa satu-satu?" Tanyanya melihat mereka kembali.
"Tidak ada buk, semua mengumpulkan tugas" Jawab sang komting.
"Baiklah.. Saya akan memangil kalian satu persatu maju kedepan untuk mempersentasikan hasil dari makalah kalian ini semua, dengan sesuai yang ibu jelaskan minggu kemarin. Ibu harap kalian mengingatnya".
"Masih buk" Jawab mereka kembali.
"Bagus.. Saya suka mahasiswa aktif, kalian jangan mau kalah sama anak kelas manajemen A meskipun mereka semua mahasiswa terpintar di jurusan ini".
"Iya buk".
Mendengar itu Tania melihat kembali kebelakang ya, "Lia.. Bagaimana ini? aku sama sekali tidak tau apa yang ibu itu jelaskan minggu kemarin".
"Ya ampun Nia.. Lalu aku haru bagaimana juga? kenapa kamu tidak bisa konsentrasi sih kalau lagi belajar".
"Kamu tau sendiri Lia otak ku, Q ya jauh dibawah rata-rata".
"Nia lihat ke depan, buk dosen sedang memperhatikan kita berdua" Ucap Filia.
"Apa?".
"Buruan Nia lihat ke depan" Ucap Filia kembali ketika si buk dosen menghampiri mereka.
Tania pun langsung melihat ke depan, "Aarrkkhh.. Setan" Teriak Tania menutup wajahnya.
"OMG.. Tamat riwayat kamu Nia" Lemas Filia menepuk jidatnya.
"Apa? setan?" Bentak ya melihat Tania. "Berani sekali kamu mengatakan saya setan".
"Maaf buk, maafkan saya buk" Tunduk Tania meminta maaf dihadapan sang dosen.
"Dasar mahasiswi kurang ajar, keluar kamu sekarang juga dari sini" Marah ya menunjuk ke arah pintu.
"Tapi buk".
"Keluar" Teriak ya.
"Ba-baik buk" Dengan lemas Tania segera bangkit berdiri dari atas kursinya.
Saat Tania telah berada di ambang pintu, "Tunggu, Siapa nama mu?".
"Tania Firan buk".
Sang dosen segera mencari makalah ya Tania, "Bawa ini, mulai hari ini kamu tidak saya terima lagi di mata kuliah yang saya bawakan" Ucapnya mencoret nama Tania dari daftar absensinya.
Melihat itu semua, teman-teman satu kelasnya Tania pun di buat melongok dengan apa yang mereka lihat, "Ini pelajaran untuk yang lainnya juga, kalau kalian tidak suka dengan saya kalian bisa keluar dari mata kuliah yang saya bawakan. Bisa dipahami?".
"Bisa buk".
"Saya harap kalian jangan meniru mahasiswi seperti dia, kasihani kedua orang tua kalian yang sudah bersusah payah untuk menguliahkan kalian semua disini. Kampus ini bukan lah kampus biasa yang sembarangan menerima mahasiswa yang tidak berkualitas".
"Ya ampun ni dosen parah juga ya" Batin Tania.
"Sekarang kamu keluar, cari dosen yang bisa sesuka hati kamu".
"Baik buk, sekali lagi saya minta maaf" Tunduk Tania sebelum keluar dari dalam kelasnya.
"
Begitu Tania keluar dari dalam kelas ya, ia masih menyempatkan diri untuk melirik Elvan yang sedang belajar di dalam kelas ya tampa memperdulikan kejadian yang baru saja menimpa dirinya. "Astaga.. Elvan tampan sekali" Gumam Tania terhanyut.
"Tania".
"Eekkhhh" Kaget Tania meloncat. "Ya ampun Hanzel, kamu buat aku kaget saja" Gerutu Tania melihat Hanzel.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini? kamu" enggak masuk kelas?" Tanya ya.
"Hhhmmm.. Aku dikeluarin sama buk dosen paling killer dikampus ini".
"Hahahah" Tawa Hanzel melihat Tania.
"Ikkhh.. Kamu kok malah ketawain aku sih?".
"Abisnya kamu lucu sih Nia, udah tau killer tapi kamu masih saja bertingkah dengan ya".
"Kamu kok tau Zel?".
"Taulah, siapa sih orang yang enggak bisa nebak kamu?".
"Hhmmm.. Mulai deh ramal enggak jelas".
"Lalu kamu ngapain disini ngintip-ngintip gitu?".
"Hahahah.. Siapa yang ngintip sih? aku cuman lewat doang kok".
"Tidak usah bohong Nia, kamu pasti sedang memperhatikan seseorang di ruangan itu kan?".
"Ya ampun Hanzel, untuk apa aku harus membohongi mu sih? enggak guna tau. Lalu bagaimana dengan mu? kenapa kamu juga bisa berada disini? jangan-jangan.. Hahahhaha" Tawa Tania dengan lantang hingga membuat pelajar yang disamping terganggu oleh suara tawa Tania yang sedang menertawai Hanzel. "Hahahaha.. Bilang saja kamu juga dikeluarin dari kelas, iyakan? ayok ngaku".
BBBRRAAKKK..
"Kalian berdua kemari".
Deng..
"OMG" Dengan mata melotot Tania langsung melihat kearah sumber suara. "Tamat lagi riwayat kamu Nia" Gumam Tania melihat dosen tersebut.
"Apa kalian berdua tidak mendengar ya?" Bentaknya kepada Tania dan Hanzel.
"Hanzel" Panggil Tania.
"Ada apa Nia".
"Sebaiknya kita kabur".
"Apa kamu yakin?".
"Mmmmm.. Lebih baik nilai ku hancur dari pada memasuki ruangan itu".
"Aku juga Nia".
"Ayok, aku hitung sampai tiga, satu, dua lari..." Teriak Tania langsung pergi dari sana bersama dengan Hanzel.
Sang dosen pun yang melihat Tania dan Hanzel berlari dibuat menggeleng dengan kelakuan mahasiswa jaman sekarang, "Banyak ya mahasiswa sekarang ini tidak punya sopan santu lagi" Ucapnya memasuki kelas Elvan kembali. "Silahkan semua kembali fokus".
"Iya pak" Jawab mereka.
Kini Tania dan Hanzel telah berada di taman belakang kampus dengan nafas tersengal-sengal, "Aakkhh.. Aku lelah sekali" Sesak Tania.
"Sama aku juga Nia, aku tidak sanggup lagi".
"Hahahaha.. Sepertinya kamu jarang olahraga Zel" Tawa Tania masih menertawai Hanzel.
"Ini semua gara-gara tawa kamu Nia".
"Kok gara-gara aku sih?" Tak terima Tania.
"Ya iyalah.. Seandainya kamu tidak tertawa lantang, dosen itu tadi tidak akan memarahi kita berdua".
"Iyalah" Senyum Tania. Kemudian ia menghirup udara segar disana. "Hhhmmm.. Hari yang sangat indah" Senang Tania menutup kedua matanya.
"Hari indah dari mana yah" Gerutu Hanzel mendudukan diri diatas kursi kosong yang ada disana. "Duduklah, apa kamu tidak lelah".
"Mmmmm" Angguk Tania menghampiri Hanzel. "Lalu teman-teman kamu dimana?".
"Deska dan Binar ada dikelas".
"Lalu bagaimana dengan mu?" Senyum Tania kembali dengan pikiran kotornya.
"Aku tidak seburuk yang kamu pikirkan Nia, kamu pikir aku bodoh seperti kamu, hehhehe" Tawanya melihat Tania.
PPLLAAAKKK..
Secara spontan Tania memukul lengan Hanzel sedikit kuat, "Aw.aw.aw kamu jahat banget sih Nia".
"Bodoh amat" Cuek ya menatap lurus.
"Hahahhaha" Tawa Hanzel kembali melihat wajah kesal Tania. "Lagian kamu benar-benar bodoh Nia, makanya kamu belajar biar kamu enggak dibilang bodoh".
"Iya iya Hanzel, apalah daya ku jadi wanita bodoh ini. Tapi aku tidak perduli, yang penting aku cantik dan kalian semua tergila-gila dengan ku" Ujar Tania menjulurkan lidahnya.
"Makannya Deska tergila-gila dengan mu, karna kamu cantik dan bukan karna kamu pintar".
"Tapi maaf, hati ini sudah ada yang punya".
"Siapa?".
"Kepo.. Udah aakkhh aku pergi dulu, dah Hanzel" Perginya meninggalkan Hanzel sendiri.
"Nia" Panggil ya. "Nia" Panggilnya lagi. Namun Tania telah pergi menjauh dari hadapannya.
.
Sekarang Tania sedang duduk manis dikantin kampus dengan minuman segar yang ada diatas mejanya sambil melihat layar ponsel. "Apa yang sedang Elvan lakukan yah?" Gumam Tania melihat beberapa mahasiswa telah keluar dari kelas mereka masing-masing. "Hhooaammm.. Aku ngantuk lagi" Uapnya. "Aakkhh.. Ada baiknya ya aku mencari tempat tidur" Bangkit Tania dari atas kursinya menuju rooftop kampus.
Ceklek..
"Wah.. Angin ya kencang sekali" Senyum Tania merentangkan kedua tangan ya. "Semoga saja tidak ada yang datang kemari, aku sangat ngantuk hhooaammm" Uap Tania kembali menuju sofa panjang yang ada disana. Namun saat Tania ingin membaringkan tubuhnya, tiba-tiba saja ia melihat sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra dibalik tembak. "Enak sekali memiliki kekasih bisa berciuman semesra itu, hahahaha pikiran ku sudah mulai kotor lagi" Tawa Tania membaringkan langsung tubuhnya. "Aakkhh.. Ternyata dunia ini sangat nikmat sekali" Tidak beberapa lama kemudian Tania benar-benar terlelap disana tampa mendengarkan ponsel ya selalu berdering.
Dibalik tembok tersebut, sepasang kekasih yang sempat tania lihat sedang memeluk wanitanya dengan hangat yang tak lain adalah Elvan Sandoro dan juga Fayola.
"Elvan" Panggil Fayola cukup manja.
"Mmmmm" Gumam Elvan mencium kepala Fayola.
"Kamu tidak apa-apakan kalau hubungan kita ini di tutup-tutupi?".
"Terserah kamu saja, aku tidak akan memaksakan mu".
Dengan senyum manis Fayola menyandarkan kepalanya di dada bidang Elvan, "Terima kasih banyak El, terima kasih telah mengerti aku".
"Mmmm.. Kamu adalah satu-satu ya wanita tercantik di dunia buat aku".
"Aakkhh kamu bisa ajah" Senang Yola memukul dada Elvan.
"Aku mengatakan yang sebenarnya" Ucap Elvan memperbaiki anak rambut Fayola.
"Udah aakkhh.. Dekat kamu terus buat aku jadi lupa diri".
"Bukan kah kita selalu dekat?".
"Iya yah.. Kok aku bisa lupa ya kalau kita satu kelas hehehhe".
"Hheemmmm" Senyum Elvan. "Keluarlah duluan".
"Mmmmm" Angguk Yola. "Aku duluan ya".
"Iya".
Begitu Fayola keluar dari sana, ia pun segera turun dari atas rooftop menghampiri sahabatnya yang tak lain adalah Hasna yang juga mengetahui hubungan ya dengan Elvan. "Kamu kok lama banget sih Fa? aku sendirian tau" Ujar Hasna.
"Maaf Hasna, ayok aku akan traktir kamu".
"Benarkah?" Tanya Hasna dengan mata berbinar-binar.
"Mmmmm.. Karna aku tau kamu itu suka yang gratis-gratis".
"Hehehehe kamu tau ajah Fa" Tawa Hasna.
Setelah itu Elvan pun segera keluar dari sana, namun tiba-tiba saja arah pandangan matanya tertuju kepada seorang wanita yang sedang tertidur diatas sofa dekat tembok, "Apa yang dia lakukan disana?" Batin Elvan mendekati Tania. "Ternyata anak ini" Kemudian ia pergi meninggalkan Tania yang masih tertidur. Saat ingin keluar Elvan melihat beberapa preman kampus memasuki rooftop.
"Hhhmmm.. Bukankah dia Elvan" Seringai mereka melihat Elvan.
"Wah.. Sepertinya dia sedang bersama seorang wanita. Coba lihat siapa wanita itu?" Dorong ya disalah satu mereka.
"Baiklah, aku akan melihat siapa wanita itu" Ujarnya mendekati Elvan dan Tania.
"Haahhh.. Ini bukan ya Tania yah?" Tawa ya melihat Elvan. "Hahahaha.. Tania gays" Teriaknya memberitahu yang lainnya.
"Hahahahah" Mereka pun ikut tertawa mendengar nama Tania.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!