NovelToon NovelToon

Kelahiran Kembali Raja Legendaris

Kelahiran Kembali

"Argh ...," seorang pria merintih kesakitan di tempat tidurnya. Kepalanya serasa mau pecah melihat potongan-potongan kejadian yang asing. Ia terus memegang kepalanya berharap rasa sakitnya segera mereda. Hingga akhirnya sebuah suara menyadarkannya.

"Chen Ling, apa yang kau pikirkan saat melakukan itu? Kau sangat kejam!" seorang wanita berteriak marah padanya.

"Diam!" Chen Ling adalah orang paling hebat di organisasinya. Namun, keadaannya sekarang sangat menyedihkan. Bajunya basah karena keringat, wajahnya pucat pasi, dan tangannya bergetar.

Wanita di depannya masih memandang dengan tatapan jijik. Emosinya masih memuncak.

Namun, Ling belum sadar apa yang terjadi pada dirinya. Sakit di kepalanya belum berkurang. Seperti ada ribuan jarum yang menghantamnya.

Sesaat, sakit kepalanya mereda.

Ia mengingat kembali apa yang dilakukannya terakhir kali. Ia sedang berada di laboratorium dan meneliti eksperimen rahasianya. Sebelum akhirnya ada seorang penghianat sehingga  rahasianya bocor. Ia dikepung oleh banyak pasukan.

Laboratorium tempatnya meneliti berada di pulau tersembunyi. Hanya ada dirinya dan bahan kimia di sana. Ling yang sudah mempunyai firasat akhirnya meledakkan bom yang sudah disiapkannya. Ia lebih memilih mati daripada eksperimennya jatuh ke tangan orang lain.

Namun, bagaimana ia masih bisa hidup setelah ledakan yang begitu besar?

Ia menggeser rambut yang menghalangi pandangannya. Rambut itu sangat panjang, seperti rambut wanita.

Kemudian ia kembali merasakan sakit kepala. Namun kali ini diikuti oleh ingatan aneh yang muncul tak henti-henti.

"Sial!" Ling akhirnya menyadari bahwa tubuh ini mungkin bukan miliknya. Ia terlahir kembali.

Akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke wanita di depannya.

Wanita itu terlihat cantik. Rambutnya hitam panjang terurai begitu saja. Ia menggunakan gaun selutut yang tampak elegan. Dengan gaun yang sangat pas di tubuhnya itu, menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah.

Dia adalah wanita yang bisa menggoda pria manapun.

Wanita itu kembali mengoceh marah. Ia berbicara dengan nada tak bersahabat, "Mengapa kau mengurung Wuzhou di lemari pendingin? Aku kau merasa tersaingi karena Nyonya Chen menyayanginya? Kau memang tak bisa menerima jika dia lebih hebat darimu!"

Pria di depannya hanya menatap kosong di depan. Ia tak peduli dengan aura membunuh yang dikeluarkan oleh wanita itu. Ia tak takut sama sekali.

Bagaimana mungkin, orang yang meledakkan bom tanpa takut, seorang Raja Legendaris dari Organisasi Tempur yang dapat membalikkan dunia, takut padanya?

Ling menyeringai saat menatap wanita itu. Ingatan di kepalanya sudah tertata rapi. Sedikit demi sedikit ia mengerti apa yang terjadi.

"Pergi!" Ling mengusir wanita itu.

Wanita di depannya tercengang. Pria yang selama ini lemah, tiba-tiba penuh energi. Ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya.

"Apa maksudmu? Kau berani bicara seperti itu padaku?" ucapannya penuh penghinaan. Ekspresi terkejutnya kembali berubah menjadi ejekan.

Ling sebenarnya tak peduli dengan tatapannya. Namun ia selama ini selalu dihormati baik oleh orang kecil maupun orang besar. Tidak ada yang berani menatapnya seperti itu.

Ia memandang wanita ini dengan tajam. Wanita ini terlihat sudah dewasa. Seharusnya ia tak perlu lagi mengajarinya etika. Ia pun dengan santai berkata, "Paman Qian, tolong antar Nona ini keluar. Aku tidak ingin melihatnya!"

Setelah itu, Ling berlalu pergi.

Wanita itu kembali terkejut. Untuk kesekian kalinya, sifat Ling membuatnya bingung. Ia membeku sejenak untuk memikirkan hal ini.

Namun ia kembali teringat tujuannya. Ia memandang kepergian Ling dengan tatapan penuh penghinaan.

"Kau pria atau bukan? Bahkan kau lari dari masalah ini. Dasar pengecut!" nada wanita itu penuh dengan ejekan.

Ling mengabaikannya. Ia hanya memasuki kamar dengan santai.

Mengapa ia sangat tak peduli dengan kedatanganku? Lihat saja bagaimana kau mengejar-ngejarku nanti! batin wanita itu.

Paman Qian segera mematuhi perkataan Ling. Dia tersenyum lembut dan hangat sambil membungkuk, lalu berkata, "Nona Lu pintunya sebelah sini."

Lu Yan menatap dingin Paman Qian. Walau ia tidak menyukai Chen Ling ia masih menghormati Paman Qian.

"Paman, mengapa Anda terlalu membela Ling? Dia sudah menyakiti orang lain. Dia berbuat kesalahan. Mengapa Anda masih membela yang salah? Apa Anda sudah tidak bijak seperti dulu?" tanya Lu Yan tak habis pikir.

Paman Qian tetap tersenyum mendengar perkataan Lu Yan. Dia melihat ke arah pintu dan berkata, "Sebelah sini, Nona."

Lu Yan sangat kesal. Ia bersikeras mengusirnya. Dengan wajah suram, ia pergi dari kediaman Keluarga Chen.

Setelah kepergian Lu Yan, wajah paman Qian menjadi murung. Sekarang dia mengkhawatirkan Ling. Ling baru saja sembuh. Namun saat bangun malah harus menghadapi orang yang marah-marah.

Namun ada satu hal yang membuat paman Qian berpikir keras. Mengapa Ling mengusir Lu Yan? Bukankah Ling sangat mencintai Lu Yan? Bahkan ia tak ragu mengejar Lu Yan walau sudah berkali-kali ditolak. Memang benar mereka bertunangan. Namun Lu Yan menganggap itu hanya perjanjian orang tua.

Tak hanya mengusirnya, Ling juga mengabaikannya. Tatapannya terlihat tak peduli saat ada Lu Yan.

Apakah ini benar Chen Ling yang dia kenal?

Namun ia segera menepis pikirannya. Tidak mungkin cinta itu hilang begitu saja. Paman Qian segera naik ke kamar Ling.

"Tuan Muda," panggil paman Qian sambil mengetuk pintu.

Ia menunggu beberapa detik. Tak ada jawaban dari dalam. Saat ini ia berpikir pasti Ling sedang bersedih karena Lu Yan memarahinya.

Setelah beberapa menit berlalu, paman Qian tetap tak menerima jawaban. Ia kembali mengetuk pintu. Ia berkata dengan lirih, "Tuan Muda jangan terlalu dipikirkan apa yang dikatakan Nona Lu."

*

Di dalam kamar, Ling sedang duduk di sebuah meja dengan komputer dihadapannya. PlayStation tergeletak begitu saja di sebelahnya. Selain itu, banyak CD yang berserakan. Sepertinya orang ini penggila game.

Ling segera mandi dan membersihkan tubuhnya yang berkeringat. Setelah menenangkan pikiran dengan berendam di air hangat, Ling memakai pakaian.

Ia beralih ke cermin kecil yang ada di dekat komputer.

Wajah pria itu begitu sempurna. Tak ada cacat yang terlihat sedikitpun. Matanya tajam dan hitam pekat. Alisnya tebal. Batang hidungnya tinggi dan giginya seputih mutiara. Rahangnya sangat tegas. Ia tidak perlu takut untuk menyombongkan ketampanannya.

Namun rambutnya panjang. Dengan wajahnya sekarang, ia lebih terlihat seperti wanita tulen daripada pria. Terlihat cantik.

Ling segera mengikat rambut itu. Ia menggeser setiap helai rambut yang terlepas dari ikatan. Kemudian ia kembali menatap cermin.

Ia menggunakan seragam putih abu-abu yang merupakan seragam sekolahnya. Di sudut kanan kemeja terbordir namanya dengan rapi. Di sudut kiri, terdapat lambang sekolah.

Tak sengaja, matanya menatap satu benda yang berkilau di lehernya. Dia mengambil batu giok yang menjadi liontin di sebuah tali hitam di lehernya.

Ia kembali menjelajahi ingatannya. Ini adalah giok ajaib yang bisa meningkatkan kekuatan. Kemudian ia kembali tersenyum. Namun senyum ini sangat dingin.

Ia menatap wajah cantik itu di cermin.

"Lebih muda lima tahun? Sungguh menyenangkan," ucap Ling menopang dagunya.

Chen Ling

Ling mendengar suara Paman Qian mengetuk pintu. Dia membuka pintu dan bersandar di dinding. Dengan santai dan malas ia berkata, "Paman Qian, apakah kau punya uang?"

Paman Qian sedikit bingung dengan pertanyaan Ling. Orang di depannya sama, tapi terlihat berbeda. Pria ini terlihat lebih berenergi dan wajahnya menjadi lebih tampan.

Setelah itu ia mengeluarkan beberapa lembar uang, "Apakah ini cukup?" tanya Paman Qian.

"Tentu saja," Ling mengambil uang itu dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya di saku celana. "Aku akan kembali malam ini," lanjut Ling berlalu pergi.

Ia berjalan menjauh kemudian melompati tangga dan langsung turun ke bawah. Menurutnya membuang-buang waktu jika harus menuruni tangga. Gerakannya sangat ringan dan cekatan. Tunggu, bahkan terlihat sangat keren!

Apakah ini Tuan Muda mereka?

Paman Qian akhirnya tersadar dari lamunannya. Namun, Ling sudah cukup jauh. Ia reflek berteriak, "Tuan Muda, jangan bilang kau akan bertemu nona Lu? Aku tau kau pasti menyesal. Aku akan membantumu bicara."

"Tidak," jawab Ling malas bahkan tanpa berbalik badan. Paman Qian menatapnya khawatir dan menghela nafas panjang.

Dengan uang di tangannya, Ling berjalan dan mencoba memahami ingatannya. Dia yakin dia sudah mati, tapi dia lahir kembali ke tubuh pria yang memiliki nama yang sama dengannya.

Kehidupan pria ini sedikit menarik.

Chen Ling adalah satu-satunya tuan muda dari Keluarga Chen di Kota Urban. Ibu dan kakeknya sangat memanjakannya. Ling hanya makan dan bermain game setiap hari. Maka dari itu ia menjadi karakter yang santai dan pemalas. Sedangkan di sisi lain, Chen Ling adalah Raja Legendaris di Organisasi Tempur yang ahli dalam segala hal.

Ling memiliki tunangan. Tunangannya adalah wanita yang tadi memarahinya yang dikenal dengan nona dari keluarga Lu, Lu Yan.

Lu Yan adalah wanita cantik dan kaya. Selain itu ia juga berbakat. Ia adalah putri bungsu keluarga Lu. Popularitasnya membuat dia menjadi sombong. Pemilik tubuh asli sangat jatuh cinta padanya dan bisa dibilang tergila-gila. Namun, bagaimana mungkin Lu Yan yang berbakat menyukai sampah seperti Chen Ling?

Terutama jika dibandingkan dengan adik angkatnya. Setelah mengetahui bahwa ibunya tak bisa memiliki anak lagi, orang tuanya mengangkat anak dan diberi nama Luo Wuzhou. Ling hanyalah sampah yang tak pantas.

Luo Wuzhou adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya. Umurnya sama dengan Chen Ling tapi hanya berbeda beberapa bulan. Ia selalu mendapat peringkat tiga besar paralel. Selain itu ia juga sangat handal berbisnis. Ia sudah terbiasa dibawa ke jamuan makan bisnis. Etikanya juga sangat baik. Tak heran dia lebih mirip tuan muda dari Keluarga Chen daripada Chen Ling.

Sedangkan Ling adalah kebalikannya. Ling adalah siswa bodoh yang tak tau apa-apa. Jangankan bisnis, untuk peringkat di sekolahnya saja dia berada di tiga terbawah. Selain bodoh, ia juga pembuat onar.

Ling dan Wuzhou sangat berlawanan. Wuzhou adalah pria berbakat dan berwibawa. Tak heran Lu Yan juga tergila-gila padanya.

Setelah mengetahui bahwa Ling mengurung Wuzhou di lemari pendingin, Lu Yan menjadi sangat murka. Ia bahkan tak segan mendatangi kediaman Keluarga Chen hanya untuk memperingati Ling.

Menurut rumor, Ling terlalu iri dengan Wuzhou sehingga ia membius Wuzhou dan memasukkannya ke lemari pendingin. Walaupun tidak ada yang tahu kejadian sebenarnya, semua orang menganggap Ling adalah yang bersalah hingga dia tambah dibenci orang-orang.

Di masa lalu, hanya ada dua tipe orang yang berani mengganggu Chen Ling, yaitu orang yang segera menuju kematian atau yang sudah mati!

Ling sudah sampai di salon. Menurut ingatannya ia pernah datang ke sini untuk mewarnai rambutnya menjadi merah.

"Nona cantik, tolong warnai rambutku menjadi hitam," Ling berkata kepada wanita yang duduk tak jauh dari pintu masuk.

Kemudian Ling dengan santai duduk dan menyilangkan kakinya. Wajahnya tersenyum. Senyum itu terlihat hangat, tapi jika dilihat lebih jelas ada aura kejahatan dalam senyumnya.

Wanita itu jelas tersipu dengan pujian Ling. Ia berkata agak gugup dengan Ling, "Tuan Muda, aku juga berpikir rambutmu akan terlihat lebih bagus jika berwarna hitam."

Ling menatapnya sekilas sambil tersenyum. Wanita itu semakin tersipu. Ling sudah lama tak menggoda wanita. Kemudian ia mengalihkan pandangannya dan bersandar di kursi sambil menutup mata.

Ling menelusuri ingatannya. Bagaimana ia bisa berada di tubuh ini? Kemana pemilik tubuh asli? Bahkan bagian dia mengurung Wuzhou malah buram. Saat sedang berpikir keras, ia tanpa sadar memegang liontin giok kunonya. Mengapa liontin giok kuno di kehidupan masa lalunya ikut terbawa ke sini?

Wanita yang mewarnai rambut Ling melihat bahwa ia tertidur. Jadi ia berhati-hati saat membilas rambut Ling. Wanita itu mengamati wajah pria tampan di depannya. Rahangnya keras tapi ekspresinya lembut. Ia terlihat lebih tampan saat tertidur.

Brak!

Seseorang mendobrak pintu salon dengan keras. Orang itu mengambil kursi dan duduk di samping Ling.

"Tuan Zhuo," wanita salon itu langsung mengenali tuan muda di kota mereka. Zhuo Liam biasanya sangat ramah. Namun, kali ini ekspresi marah terlihat jelas di matanya. Wanita itu menjadi sedikit gugup.

Liam menatap Ling dengan tajam. Awalnya ia ingin mengunjungi Wuzhou di rumah sakit. Namun, matanya tak sengaja menangkap seorang pria berambut merah mencolok. Siapa lagi di Kota Urban pria yang memiliki rambut seperti itu? Ia pun langsung mendatangi Ling dengan emosi yang menguap.

"Hey sampah!" bentak Liam memprovokasi Ling.

"Kau bahkan tidak meminta maaf setelah mengurung Wuzhou. Apa kau masih punya muka untuk menjadi tuan muda Keluarga Chen? Sebaiknya kau sadar dan mengakui kesalahanmu. Jika perlu kau seharusnya mengasingkan diri saja," ucap Liam mengeluarkan emosi terpendamnya.

Liam sedikit heran melihat pria di depannya bergeming. Ia pun melanjutkan celotehnya, "Lihat saja, sebentar lagi Lu Yan akan membatalkan kontrak pertunangan kalian. Kau akan menyesal!"

Masih tidak ada pergerakan dari Ling. Liam pun berdiri dengan heran dan menatap tajam wajahnya. Namun wajah pria di depannya terlihat berbeda. Aura yang biasanya terlihat lemah, sekarang lebih tegas. Bahkan ada sedikit ketakutan sekarang di wajah Liam.

Ling yang merasa terganggu membuka matanya. Matanya masih sedikit berair. Ia baru saja lelap dalam tidurnya. Kemudian ia menyeringai jahat. "Kau membicarakan Tuan Muda Chen? Itu harusnya aku," ucap Ling santai.

Liam membeku. Pria di depannya sama sekali berbeda. Walau wajahnya masih sama tapi aura yang dikeluarkan sangat menekan Liam.

Jika dulu, orang akan sangat malas melihat wajahnya. Namun apa ini? Pria tampan darimana ini? Bahkan Liam mengakui ketampanannya.

Liam tak percaya. Ini mungkin bukan Chen Ling. Ia sangat tahu bahwa Chen Ling selalu berbuat onar. Bagaimana bisa dia memiliki kharisma seperti ini?

"K-kau Chen Ling?" tanya Liam. Suaranya sedikit bergetar.

Tak Peduli

Ling sudah mengalihkan pandangannya sehingga Liam tak dapat melihat ekspresi kejam Ling.

"Apa kau akan ke rumah sakit?" tanya Ling santai.

"Ya," jawab Liam tanpa sadar.

"Tunggu aku," ucap Ling lagi.

Liam belum tersadar dari lamunannya. Ia hanya mengangguk kecil dan duduk di ruang tunggu untuk menunggu Ling. Ia hanya memainkan ponselnya.

Tiba-tiba ia tersentak. Bagaimana bisa ia menuruti perkataan Ling? Bahkan ia dengan senang hati menunggunya. Namun, rasa penasaran Liam lebih besar sehingga ia hanya menunggu dengan sabar.

Ia memperhatikan Ling yang kembali tertidur. Garis wajahnya begitu tegas sehingga orang tanpa sadar akan menghormatinya. Ling sangat berbeda dengan dirinya yang dulu.

Setelah satu jam, akhirnya Ling selesai. Ia membayar dan keluar dari salon. Seperti tersihir, Liam mengikutinya begitu saja.

Ling berjalan menuju mobil Liam. Liam yang tersadar berhenti dan menunjukkan ekspresi muram.

"Ling apa yang kau lakukan? Kau masih punya wajah untuk bertemu Wuzhou? Jika aku jadi kau aku kan langsung menghilang dari bumi. Masih pantas kah kau menjadi tuan muda Keluarga Chen?" ucap Liam.

Ling menghampiri Liam dan mengangkat kerahnya. Liam sedikit kesakitan dengan tekanan di bagian lehernya. Ia berusaha melepaskan cengkraman Ling tapi tak bisa.

Ling menajamkan tatapannya kemudian ia berkata dingin, "Apakah kau melihat langsung aku mengurungnya? Aku bisa membunuhnya dengan seribu cara jika aku mau. Apa kau pikir caraku begitu rendahan?" Suara Ling santai, tapi Liam membeku mendengarnya.

Jika di masa lalu, Liam tentu akan melawan. Namun, sekarang ia sama sekali tak punya nyali dan kekuatan.

Sopir Liam yang mendengar keributan langsung keluar. Ling melepas cengkramannya. Sopir itu sedikit terkejut karena tuan mudanya terlihat berantakan.

Ling tersenyum lembut pada sopir itu. Tatapannya yang hangat menggetarkan hati si supir. Wajah Ling yang tampan serta pakaiannya yang rapi membuat citranya terlihat baik.

"Aku hanya bermain dengan Tuan Muda Zhuo," ucap Ling santai dan tersenyum.

Melihat Ling yang seperti anak baik, sopir itu mengangguk kecil. Dalam pikirannya, pria itu juga tidak mungkin mengalahkan tuan mudanya yang berbakat. Ia juga mengenal Ling yang terkenal sampah dan tak berguna. Si sopir pun kembali ke mobil.

"Apa yang kau maksud?" Liam bertanya setelah melihat sikap Ling. Ia baru menyadari selama ini Ling hanya berakting. Apanya yang sampah? Bahkan cengkraman Ling yang hanya menggunakan satu tangan tak dapat ia lawan.

Ling tak menjawab. Ia masuk ke mobil dan bersandar di kursi. Tatapannya masih cerah dan tajam. Ia juga tersenyum tipis.

"Apa kau tidak mengurung Wuzhou?" tanya Liam hati-hati.

Walaupun Ling terkenal sampah, Keluarga Chen dan Zhuo sangat dekat. Liam juga tidak terlalu mengenal Ling. Ia hanya mendengar dari teman-temannya bahwa Ling adalah sampah. Sebenarnya ia juga pernah melihat beberapa kali Ling membuat onar. Namun, melihat dirinya yang sekarang itu sangat berbeda.

Tentu saja setiap orang lebih suka berteman dengan Wuzhou. Selain berbakat ia juga terkenal ramah dan memiliki banyak teman. Apalagi ia juga dikabarkan akan mewarisi bisnis keluarga Chen. Setiap orang tua pasti menyuruh anaknya mendekati Wuzhou untuk keuntungan bisnis.

Karena itu pula orang-orang percaya bahwa Ling mengurung Wuzhou di lemari pendingin.

"Apa perlu aku menunjukkan caraku yang lebih kejam?" tanya Ling santai tapi suaranya dingin.

Liam sadar. Melihat kekuatan Ling tadi, tidak mungkin Wuzhou tidak memiliki memar yang serius.

"Pak jalan ke rumah sakit," ucap Liam memerintahkan. Ia mencoba melupakan masalah Ling. Kepalanya pusing memikirkan masalah yang rumit ini.

Saat di rumah sakit, Ling dengan santai berjalan di belakang Liam. Ia dengan malas memainkan ponselnya. Mereka menaiki lift khusus untuk ke ruangan Wuzhou.

Wuzhou berada di ruangan VVIP. Semakin tinggi ruangannya, semakin istimewa orang tersebut. Tentu saja orang biasa tak mungkin menyewa ruangan itu. Hanya beberapa pejabat dan orang besar yang mampu menyewanya. Bahkan terkadang beberapa orang besar memakainya hanya untuk beristirahat setelah letih dengan tuntutan pekerjaan yang menumpuk.

Selain itu, ruangan ini hanya bisa dicapai menggunakan lift khusus. Dan di tempat ini lah mereka berada sekarang.

Saat pintu lift akan menutup, itu kembali terbuka. Dua orang wanita yang anggun memasuki lift.

Wajah mereka terukir dengan sangat indah. Setelannya yang megah menunjukkan bahwa mereka bukan orang biasa. Tubuh mereka ramping. Bahkan kulit mereka seindah giok yang sangat berharga.

Liam yang awalnya membeku segera membungkuk sedikit. "Nona Yu," nada suaranya sangat hormat. Senyum sumringah terukir diwajahnya.

Dia adalah Yu Bin. Siapa yang tak mengenalnya? Ia cucu tersayang Tetua Yu yang memiliki kedudukan tinggi dalam kemiliteran di Kota Urban. Walau Tetua Yu tak memiliki jabatan, karena jasa Keluarga Yu beberapa dekade ini untuk Kota Urban, orang-orang sangat menghormati keluarganya. Status keluarganya setara dengan walikota, bahkan lebih mulia. Karena statusnya yang tinggi ini, Liam tak mungkin berani menyinggung perasaannya.

Yu Bin tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian masuk dan mempersilahkan orang di belakangnya. Tubuhnya membungkuk sedikit. Sikapnya sangat hormat.

Liam yang melihat hal ini heran. Menurut status Yu Bin yang tinggi, dia tidak seharusnya begitu hormat terhadap orang lain, kan?

Masuk seorang wanita yang anggun. Wajahnya juga sangat sempurna. Tubuhnya seindah giok. Ia memakai gaun yang sesuai dengan lekuk tubuhnya. Kakinya yang ramping terekspos dengan sangat jelas. Setiap pria yang melihatnya tentu akan tergoda.

Dia berjalan dengan langkah yang mantap. Tatapannya tajam tapi menyenangkan. Gaun itu sangat cocok dengan tubuh rampingnya.

Wanita ini memainkan i-pad dengan santai. Tangannya sibuk menggulir dokumen di i-padnya. Walaupun gerakannya santai, orang akan tahu bahwa dia orang penting di perusahaannya.

Dia terlihat anggun dan mulia pada saat bersamaan.

Pada saat lift sudah mencapai lantai VVIP, mereka keluar. Sebelum itu Liam menunduk hormat pada Yu Bin dan melangkah keluar. Ling hanya mematikan ponselnya dan mengikuti Liam di belakang.

"Apakah dia mengabaikan kita?" Yu Bin berkata tak percaya melihat Ling yang bahkan tak melirik.

"Lupakan diriku. Bagaimana mungkin ia mengabaikan pesonamu?" lanjut Yu Bin.

Yu Bin bukan orang yang senang mencari ketenaran. Namun, dimana pun ia berada pasti mencuri perhatian orang. Saat ada pria yang mengabaikannya tentu dia heran.

Wanita di sampingnya hanya tersenyum tipis. Ia masih sibuk dengan i-padnya. Dia mengangkat kepalanya dan kilatan tajam muncul diwajahnya. "Keluarga Chen?" tanyanya dingin.

"Benar sekali. Salah satu keluarga besar di Kota Urban. Sayang sekali ahli warisnya nanti sangat buruk, bahkan tak bisa dibandingkan dengan adik angkatnya. Kini aku melihatnya sendiri. Ternyata rumor itu tak dilebihkan ataupun dikurangi. Adik angkatnya itu jauh lebih baik dari dirinya," ucap Yu Bin datar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!