Pagi itu Larasati masih terlelap didalam mimpi nya, karena kekasih nya yang merantau di negeri tetangga, akan segera pulang untuk melamar nya, nampak Larasati bermimpi jika kekasihnya itu sudah datang ke rumah nya, Adhinata ismawan adalah lelaki tampan rupawan, yang berpendidikan tinggi dan juga berbudi luhur, banyak gadis di desa itu yang tertarik dengan lelaki itu, tapi hati Adinata sudah jatuh pada sosok Larasati yang juga seorang kembang desa disana.
"Nduk bangunlah sudah pagi lho ini." seru ibu nya seraya berjalan ke kamar Larasati.
Karsiti sudirotedjo adalah istri seorang juragan tanah yang kaya raya, suami nya Darman sudirotedjo yang terlahir dari keluarga berada, sudah hidup berkecukupan semenjak dia kecil, dan kini kekayaan nya masih bisa dinikmati bersama istri dan anak tunggal nya Larasati ayu anindita.
Meskipun terlahir dari keluarga yang berada, Larasati adalah gadis yang santun, dan tidak pernah memamerkan kekayaan nya pada semua orang, kini ibu nya sudah berdiri dengan berkacak pinggang di depan tempat tidur nya.
"Nduk cah ayu mau bangun jam berapa, bukankah kau harus membantu ayahmu, ayo lekaslah bangun." seru Karsiti seraya menggoncang-goncangkan tubuh anak gadis nya itu.
Kemudian Larasati terbangun dan membuka kedua mata nya, ditatap nya wajah perempuan paruh baya yang ada dihadapan nya.
Cuups...
Larasati mengecup pipi ibu nya, nampak Karsiti mencubit lembut wajah anak gadis nya, dan meminta nya untuk segera mandi.
"Kau ini sudah gadis tapi masih manja saja sama ibu, cepatlah mandi nduk, ayahmu sudah terlambat untuk bertemu dengan pemborong." tukas Karsiti seraya berjalan meninggalkan Laras yang masih mengucek kedua mata nya.
Ah ibu membangunkan ku disaat yang tidak tepat, padahal kan mas Adhi baru saja akan memelukku didalam mimpi, gumam Laras dengan senyum manis nya.
Setelah itu Laras bersiap mandi dan merapikan dirinya, nampak ayah nya sudah siap di dalam mobil menunggu dirinya, pagi itu Larasati harus menemani ayahnya bertemu dengan pemborong tanah, karena urusan surat menyurat dan juga jual beli, sudah diserahkan pada Laras sebagai penerusnya kelak.
Disebuah gedung perkantoran Darman berpas-pasan dengan pesaing nya bisnis nya, ternyata Suripto mangkusudibyo datang ke tempat itu, dengan tujuan yang sama untuk menawarkan lahan tanah yang dimiliki nya, terlihat suasana di gedung itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa tamu penting yang datang kesana, nampak ketegangan terasa disaat kedua juragan tanah itu, menawarkan lahan nya pada pemborong, pemborong itu masih bimbang belum dapat memberikan keputusan nya.
"Sepertinya saya membutuhkan waktu, untuk menentukan pilihan." ucap pemborong itu.
Terlihat Darman dan juga Suripto saling melemparkan senyum, kedua nya terlihat baik-baik saja didepan semua orang, tapi mereka sama-sama tau jika mereka sedang dalam persaingan bisnis.
"Ayah jika pemborong itu masih membutuhkan waktu, lebih baik kita lekas kembali saja ke rumah, karena masih banyak persiapan yang harus kita selesaikan di rumah." tukas Larasati seraya bangkit dari duduk nya.
Nampak kedua mata juragan Suripto memandang lekuk tubuh molek Larasati tanpa berkedip, padahal Larasati lebih pantas menjadi anak nya, karena menurut desas-desus yang beredar di desa Karang balung, juragan Suripto masih melajang karena sakit hati ditinggal kekasih nya menikah dengan lelaki lain, dan sampai saat itu juragan Suripto memilih hidup sendiri, tanpa membangun rumah tangga dengan perempuan lain nya, dan masih menjadi misteri siapa perempuan yang telah mencampakan juragan tanah tersebut.
Dasar tua bangka kurang ajar sekali kau melihatku seperti itu, batin Larasati kesal didalam hati nya.
Setelah itu Larasati melangkahkan kaki nya, keluar dari ruangan itu, tapi tiba-tiba Suripto menghentikan langkah Darman, dan berbicara empat mata dengan nya, entah apa yang kedua nya bicarakan, tapi ada sedikit beda pendapat diantara mereka, sampai akhirnya Darman memilih berpamitan terlebih dulu pada Suripto.
"Aku harus pulang sekarang juga, mungkin lain kali saja kita lanjutkan pembicaraan ini." cetus Darman seraya melangkahkan kaki nya.
Nampak Suripto mendengus kesal dengan perlakuan Darman, lelaki iti mengepalkan kedua tangan nya, seraya mengatakan pada dirinya sendiri, jika dia akan membuat perhitungan, lalu ajudan Suripto menghampiri juragan nya, dan menanyakan apa yang bisa dia lakukan untuk juragan nya tersebut.
"Kau pantau saja mereka, dan tunggu perintah dariku." jelas juragan Suripto pada ajudan nya.
Setelah itu juragan Suripto meminta kedua ajudan nya, untuk membuntuti juragan Darman sampai ke rumah nya, karena dia ingin tau siapa saja yang ada di rumah pesaing bisnis nya itu, sementara dirinya pergi ke sebuah tempat hiburan yang biasa dikunjungi nya, nampak berderet perempuan-perempuan memakai pakaian minim, tengah berdiri menyapa para tamu yang baru saja datang.
Juragan Suripto yang terkenal royal pada para perempuan disana, seketika menjadi rebutan para gadis penghibur itu.
"Sudahlah kalian tidak perlu berebut untuk menemaniku, karena aku akan memberikan kalian uang." ucap juragan Suripto seraya menghamburkan satu gepok uang berwarna merah.
Sedangkan Larasati yang sedang mengemudikan mobil nya, nampak sering menoleh ke arah belakang, karena dia merasa ada yang sedang mengikuti mobil nya.
"Ayah sepertinya ada yang sedang menguntit kita deh." seru Larasati dengan mengkerutkan kening nya.
"Mana to nduk, lha wong tidak ada siapa-siapa kok, itu hanya perasaanmu saja, lebih baik sebelum pulang ke rumah kita mampir ke toko kain yang ada di depan pasar sana ya nduk." ujar Darman pada anak gadis nya.
"Memang nya ayah mau beli apa?." tanya Larasati setengah melirik ke kaca spion mobil nya.
"Ibu mu mau membuat sarimbit nduk, padahal acara tinggal seminggu lagi to." jawab Darman seraya mengusap peluh dikening nya.
Kemudian Larasati menghentikan laju mobil nya, di depan toko kain yang menjadi langganan keluarga nya, nampak Larasati memperhatikan keluar toko itu, dan sesuai kecurigaan nya, ada sebuah sepeda motor yang berhenti tidak jauh dari mobil nya di parkir.
Sebenarnya siapa mereka, apakah mereka memang mengikutiku sampai ke toko ini, batin Larasati didalam hati nya dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Nduk apakah tidak ada lagi yang ingin kau beli." seru Darman mengagetkan Larasati.
"Ehm tidak usah ayah, lebih baik kira cepat pulang saja." sahut Larasati dengan wajah cemas.
Lebih baik aku tidak mengatakan kecurigaanku pada ayah, aku tidaj ingin membuatnya hawatir, batin Larasati seraya membawa beberapa bungkusan paper bag yang berisi kain pesanan ibu nya.
Setelah itu Larasati melanjutkan perjalanan nya, dia mengira kedua orang yang mengikuti mobil nya adalah orang yang berniat jahat ingin merampok, tanpa Larasati tau padahal kedua lelaki yang mengikuti nya adalah ajudan suruhan juragan Suripto.
*
*
...Apa yang akan terjadi pada Larasati dan juga ayah nya, ikuti terus kelanjutan novel ini 😉...
...Bersambung....
Larasati mengemudikan mobil nya sedikit memutar agak jauh, karena dia tidak ingin melewati jalan sepi yang biasa dia lewati sepulang nya dari kota, karena Larasati takut jika kedua orang yang mengikutinya itu adalah rampok.
"Loh nduk kenapa tidak belok kanan saja, katanya kau buru-buru ingin cepat sampai rumah, kalau begini kita malah memutar semakin jauh dari rumah." seru Darman dengan mengkerutkan kening nya.
"Tidak apa-apa ayah lewat jalan yang ramai saja, karena jika kita memotong jalan lewat sana, bisa-bisa ban mobil ini rusak, karena jalanan disana sudah banyak lobang nya." jelas Larasati berdalih.
Kemudian Larasati mengemudikan mobil nya perlahan, karena dia ingin memastikan sepeda moror yang mengikuti nya masih ada atau tidak, ternyata ajudan juragan Suripto mengetahui jika pengemudi mobil yang sedang mereka ikuti menyadari keberadaan mereka, sehingga mereka melambatkan laju sepeda motor nya, supaya Larasati maupun ayah nya merasa tidak diikuti lagi.
Aah syukurlah mereka sudah tidak ada, batin Larasati dengan menghembuskan nafas nya panjang.
Nampak Darman memperhatikan tingkah anak nya, yang nampak seperti orang ketakutan, lelaki itu menanyakan pada anak gadis nya, perihal apa yang mengganggu pikiran anak gadis nya itu.
"Sebenarnya ada apa to nduk, sepertinya kau cemas sekali?." tanya Darman dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Aah tidak ada apa-apa ayah, aku hanya gugup saja, sebentar lagi mas Adinata akan melamarku." jawab Larasati mengalihkan pembicaraan.
"Kau benar juga nduk, dulu sewaktu ayah melamar ibumu, ayah juga merasa gugup karena terlalu bersemangat." jelas Darman dengan mata berbinar-binar.
Nampak Larasati mengemudikan mobil nya memutari desa tetangga, dia sengaja melakukan itu untuk menghilangkan jejak, supaya penguntit tadi tidak mengikuti nya sampai ke rumah nya, tapi dugaan Larasati salah, mereka tetap mengikuti laju mobil yang dia kemudikan, para ajudan juragan Suripto sengaja menjaga jarak jauh, supaya Larasati tidak tau jika mereka masih mengikuti nya.
Dan sesampainya di rumah nya, Larasati segera memasukan mobil nya ke garasi, niat hati supaya para lenguntit tadi tidak melihat mobil yang dikemudikan nya.
"Loh tumben langsung di masukan ke dalam garasi, memang nya nanti tidak dipakai keluar lagi nduk." ucap Darman seraya keluar dari dalam mobil nya.
"Tidak usah ayah, nanti kalau mau keluar pakai motor saja." jelas Larasati seraya membawa bungkusan kain pesanan ibu nya.
Tanpa curiga Larasati melangkahkan kaki nya, gadis itu memasuki rumah nya dengan melemparkan senyum, pada beberapa tetangga dan juga pembantu nya yang masih sibuk membantu mempersiapkan bingkisan.
"Kita harus merekam video rumah ini pada juragan Sapto." tukas salah satu ajudan itu.
Nampak salah satu dari mereka mencari tau pada warga sekitar, tentang latar belakang keluarga juragan Darman, dan sesuai perintah juragan itu mereka berhasil mendapatkan info dan juga beberapa video, yang didalam rekaman video itu menggambarkan kebahagiaan dan keharmonisan keluarga juragan tanah itu.
Nampak didalam rekaman video juragan Darman sedang memeluk istri tercinta nya, Karsiti sudirotedjo adalah perempuan yang paling dicintai juragan tanah itu.
Setelah berhasil mendapatkan informasi dan juga rekaman video, kedua ajudan juragan Suripto bergegas kembali ke kota, untuk menemui juragan nya yang masih sibuk bermesra an dengan beberapa gadis penghibur.
"Silahkan juragan ini rekaman video yang sudah kami rekam, dan menurut informasi yang kami dapatkan, juragan Darman hanya memiliki satu anak gadis yang bersama nya tadi, dan mereka hanya tinggal berlima dua orang lain nya adalah pembantu di rumah itu, dan kami juga sudah merekam wajah istri juragan Darman, meskipun dia sudah berumur, istri juragan Darman masih cantik, pantas saja anak gadis nya juga memiliki paras, yang tidak kalah dari ibunya." jelas ajudan itu dengan senyum licik nya.
Nampak juragan Suripto melepaskan pelukan nya dari gadis penghibur itu, diraih nya ponsel dari ajudan nya, dia memutar tombol putar video, dan betapa terkejut nya juragan Suripto, ketika dia melihat rekaman video itu, didalam rekaman video itu ada seseorang dimasa lalu nya, orang itu lah yang membuat juragan Suripto belum berumah tangga sampai saat itu.
Karsiti apakah benar itu kau, jadi kau meninggalkanku hanya untuk menjadi istri Darman, batin juragan Suripto dengan membulatkan kedua mata nya.
Dengan amarah yang besar didalam hati nya, juragan Suripto melemparkan ponsel itu ke lantai, lelaki itu nampak murka dengan wajah yang memerah, tangan nya mengepal sempurna.
"Sialan, kurang ajarsi Darman itu, ternyata selama ini dialah orang yang merusak hidupku, kebahagiaan ku sirna seketika karena kehadiran nya, aku akan membalas semua nya." pekik juragan Surito dengan berkacak pinggang.
...🍁 Flashback on 🍁...
Dimasa lalu nya Suripto hidup didalam kaluarga yang seadanya, dia bukanlah seorang juragan tanah seperti saat ini, dulu dia menjalin kasih dengan seorang gadis cantik anak seorang kepala desa, Karsiti adalah nama panggilan nya, Suripto dan Karsiti menjalin kasih dan saling berjanji akan selalu bersama-sama apapun yang terjadi, sampai pada akhirnya Suripto berpamitan pada Karsiti selama tiga tahun untuk merantau ke luar negeri, supaya dia dapat secepatnya melamar Karsiti, dan memberikan kehidupan yang layak untuk nya.
Tetapi setelah menunggu selama empat tahun, Suripto tidak kunjung pulang, dan tidak ada kabar berita sama sekali, Karsiti yang mati-matian mempertahankan cinta nya pada Suripto, akhirnya tidak memiliki kemampuan untuk menolak, jodoh pilihan dari kedua orang tua nya, tepat empat tahun setelah Suripto menghilang tanpa kabar, Karsiti dinikahkan oleh ayahnya dengan anak dari seorang juragan tanah, lelaki itu adalah pemuda tampan dan berpendidikan, yang di anggap cocok untuk menjadi pendamping Karsiti.
Darman sudirotedjo pemuda yang berbudi luhur, berhasil merebut hati Karsiti setelah lima bulan, mereka membangun biduk rumah tangga, dan selama lima bulan itu, Darman sama sekali tidak pernah menyentuh Karsiti, karena dia tau Karsiti belum bisa menerima dirinya sebagai seorang suami, dan hari dimana Karsiti akhirnya membuka hati untuk Darman, mereka melakukan penyatuan untuk pertama kali nya, hati Karsiti sudah dipenuhi cinta oleh Darman.
Tapi tiba-tiba Suripto datang kembali mencari Karsiti, dan baru dia tau jika gadis yang dicintai nya sudah menikah dengan anak juragan tanah yang kaya raya, hati Suripto sangat sakit dan dipenuhi dendam pada anak juragan tanah itu, Suripto hanya menitipkan pesan pada seorang sahabat Karsiti untuk mengirimkan ucapan selamat, dan juga satu gepok uang, sebagai hadiah dan sumbangan untuk pernikahan nya, setelah itu Suripto pergi merantau ke kota dan memulai hidup nya menjadi seorang juragan tanah juga, dan sampai saat ini Suripto masih melajang, karena sakit hati nya pada Karsiti, yang lebih memilih menikah dengan lelaki lain, dan meninggalkan dirinya.
...🍁 Flashback off 🍁...
Jadi selama ini anak juragan tanah yang telah merusak kebahagiaan ku adalah Darman sudirotedjo, lihat saja aku akan membuat kebahagiaan kalian hancur berantakan, akan ku rebut apa yang seharus nya menjadi milikku, batin juragan Suripto didalam hati nya.
Setelah itu juragan Suripto memerintahkan beberapa ajudan nya, untuk mengintai kehidupan juragam Darman bersama keluarga nya, juragan Suripto ingin melakukan sesuatu pada mereka, sehingga dia meminta anak buah nya untuk memantau kehidupan juragan Darman.
Kebahagiaanmu tidak akan bertahan lama, ini adalah sumpahku yang setelah sekian lama akan terwujud, batin juragan Suripto didalam hati nya dengan tertawa lepas.
*
*
...Simak kelanjutan cerita nya ya, jangan lupa tekan tombol favoritnya supaya tidak ketinggalan update terbaru nya....
...Bersambung....
Beberapa hari setelah pengintaian itu, juragan Suripto semakin tau semua hal tentang seluk beluk keluarga juragan Darman, bahkan juragan Suripto mulai melirik anak gadis pesaing bisnis nya itu.
Anak gadis Karsiti sangat mempesona, menggoda jiwaku sebagai seorang lelaki normal, batin juragan Suripto dengan menelan ludah nya kasar.
Nampak di depan toko nya, ada Larasati bersama pembantu nya yang sedang membeli keperluan bahan pokok makanan di rumah, lalu juragan Suripto sengaja menghampiri Larasati, dan menyapa nya seraya mengatakan jika wajah Larasati mengingatkan nya pada teman lama nya.
"Loh nduk sepertinya kita pernah bertemu ya." sapa juragan Suripto yang berpura-pura menyenggol tubuh Larasati.
"Eh iya pak saya Larasati anaknya pak Darman, bapak yang kemarin bertemu dengan bapak saya, sewaktu bertemu dengan makelar tanah." jelas Larasati dengan santun nya.
"Wajahmu mengingatkanku dengan seseorang dimasa lalu ku nduk, tapi sekarang dia sudah tidak bersamaku lagi." tukas juragan Suripto dengan menghembuskan nafas nya panjang.
"Apakah itu istri bapak?." tanya Larasati dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Seharusnya begitu nduk, jika Tuhan menghendaki." jawab juragan Suripto dengan menundukan kepala nya.
"Bagaimana kabar bapakmu nduk, kebetulan kami sama-sama berbisnis di bidang yang sama, sehingga kami sering bertemu akhir-akhir ini, oh iya sampaikan pada bapakmu jika makelar yang kita temui kemarin, merubah tempat pertemuan nya, apakah bapakmu belum mendapatkan kabar, jika belum ditunggu saja karena makelar tanah itu baru saja kecopetan dan ponselnya hilang, tapi tenang saja aku sudah memberikan nomor ponsel bapakmu, kau jangan lupa sampaikan informasi ini padanya, supaya dia tidak bingung jika ada nomor baru yang menghubunginya, dan mengajaknya bertemu di tempat yang lain." tukas juragan Suripto berpura-pura baik didepan Larasati.
"Terima kasih pak maaf jika merepotkan, kalau begitu saya permisi pulang dulu." ucap Larasati berpamitan.
Lihat saja Darman kau akan masuk ke perangkapku, akan ku buat hidupmu hancur berantakan, sama seperti kau sudah menghancurkan kebahagiaanku, merenggut satu-satu nya perempuan yang ku cintai, dan aku akan mengambil paksa semua yang kau miliki, termasuk istri dan anak gadismu itu, batin juragan Suripto dengan tersenyum licik.
Sementara Larasati yang sudah sampai di rumah nya, merasa aneh dengan perubahan sikap pesaing bisnis ayah nya itu, gadis itu merasa juragan Suripto sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui nya.
Kemarin dia menatapku dengan cara yang menjijikan, tapi kenapa tadi dia bersikap ramah padaku, seakan dia mengenal baik keluarga ku, hmm... Mungkin itu hanya firasatku saja, batin Larasati seraya melangkahkan kaki nya ke dalam rumah.
"Assalamuallaikum." seru Larasati yang repot membawa belanjaan.
"Waalaikumsallam nduk cah ayu, sini ibu bantu bawakan belanjaan nya." sahut Karsiti seraya membawakan beberapa bungkusan belanjaan.
Nampak Larasati mengkerutkan kening nya, dengan memandangi wajah ibu nya, yang sekilas memang sangat mirip dengan ibu nya.
"Bu kalau diperhatikan wajah kita memiliki kemiripan ya." seru Larasati seraya memeluk manja ibu nya.
"Kau ini ngomong apa to nduk, lha wong ibu ini kan ibumu, ya jelas kita memiliki kemiripan." ucap Karsiti dengan mencubit manja hidung mancung Larasati.
"Tadi sewaktu belanja ada seseorang yang mengatakan, jika wajahku mengingatkan nya pada seseorang, kemudian aku berpikir mana ada yang wajahnya mirip denganku, eh ternyata wajah ibu hampir sama denganku." ujar Larasati seraya memainkan gawai nya.
"Seseorang siapa to nduk, kenapa tiba-tiba dia berbicara seperti itu." tukas Karsiti yang sibuk menata bahan pokok makanan.
"Bukan kebetulan sih bu, dia itu rekan bisnis ayah, jadi aku sudah beberapa kali bertemu dengan nya."
"Rekan bisnis ayahmu yang mana to nduk, apakah ibu mengenalnya."
"Itu loh bu juragan Suripto nama nya, dari yang aku dengar sih dia itu masih melajang bu, padahal dia sudah seumuran ayah, kasihan ya sudah tua tapi belum berkeluarga." seru Larasati dengan mengkerutkan kening nya.
Juragan Suripto, kenapa nama nya mengingatkanku pada... Ah sudahlah mungkin hanya kebetulan saja, batin Karsiti dengan memicingkan kedua mata nya.
Plaak...
Larasati menepuk pundak ibu nya, yang nampak melamun dengan wajah yang serius.
"Ibu kenapa malah melamun begitu, itu loh ayah berteriak memanggil ibu, kok malah ibu diam saja sih." seru Larasati dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Ah tidak apa-apa nduk, ibu hanya kaget saja mendengar nama rekan bisnis ayahmu, nama itu seperti nama seseorang yang ibu kenal." jelas Karsiti seraya melangkahkan kaki nya menghampiri suami nya, yang serang berdiri dengan berkacak pinggang menunggu kedatangan nya.
"Ibu darimana saja to, dipanggil dari tadi tidak menyahut." tukas juragan Darman dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Maaf pak tadi ibu sedang berbincang dengan Larasati, memangnya ada apa bapak memanggilku?." tanya Karsiti.
"Bu besok malam aku harus bertemu dengan makelar tanah, tapi besok ada acara pengajian di rumah kita, jika besok bapak dan Larasati tidak bisa mengikuti acara itu bagaimana bu, apakah ibu tidak apa-apa kami tinggal sendiri?." tanya juragan Darman dengan mengaitkan kedua alis mata nya.
"Oalah pak cuma mau ngomongin itu saja to, kalau memang pertemuan dengan makelar itu lebih penting, bapak dan Larasati pergi saja, di rumah kan masih ada dua pembantu kita yang akan membantu semua pekerjaan ku." jawab Karsiti bergelayut manja pada suami nya.
Nampak Larasati menggoda ayah dan ibu nya, dengan mengatakan jika kedua orang tua nya, semakin tua masih tetap romantis, dan kedua nya pun hanya tersenyum menanggapi ucapan anak gadis nya itu.
"Oh iya yah tadi Larasati bertemu dengan juragan Suripto, dia memberi tau jika makelar tanah itu kecopetan, dia akan menghubuni ayah menggunakan nomor ponsel yang baru." jelas Larasati seraya berjalan ke kamar nya.
"Iya nduk baru saja ayah membalas pesan nya, besok kita akan bertemu makelar itu jam delapan malam, kau siapkan saja berkas-berkas yang diperlukan." cetus juragan Darman pada anak gadis nya.
"Loh kok tumben malam hari pertemuan nya, biasanya kan selalu siang yah." seru Larasati dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Entahlah nduk seperti nya makelar itu sedang sibuk, dan hanya bisa bertemu dimalam hari." jelas juragan Darmam tanpa curiga.
Nampak Karsiti mengkerutkan kening nya, pikiran nya bertanya-tanya siapakah juragan Suripto yang dibicarakan suami dan anak gadis nya, dengan memberanikan diri Karsiti bertanya pada suami nya, tentang siapa juragan Suripto itu, dan juragan Darman menjawab pertanyaan istri nya dengan santai, bahwa dia tidak tau banyak tentang juragan Suripto, karena yang dia tau hanya, lelaki itu tinggal dengan para pekerja nya, karena sampai saat ini Suripto belum menikah sama sekali, dia masih melajang dengan alasan yang belum jelas.
"Banyak yang mengatakan jika juragan Suripto sakit hati dengan mantan kekasih nya, yang telah menikah dengan lelaki lain, kasihan ya dia jika itu memang benar, pasti hati nya sangat sakit, sampai dia memilih sendiri setelah dicampakan mantan kekasihnya itu." tukas juragan Darman seraya berjalan memasuki kamar nya.
Apakah mantan kekasih yang dimaksud itu adalah aku, kenapa kisahnya sama seperti mas Suripto yang aku kenal, apakah benar dia masih belum berkeluarga karena aku, batin Karsiti menerka-nerka dengan mata yang berkaca-kaca.
*
*
...Simak cerita selanjutnya, apakah yang akan terjadi setelah ini 🙈...
...Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!