NovelToon NovelToon

That Woman, Is Mine!

Prolog

Kafka Reinhand Ardmaja seorang pengusaha muda yang terkenal dengan ke cerdasan dan kekejamannya pada lawan Bisnis. Jangan lupakan dengan semua Prestasi yang segudang dan ke Tampanan nya yang sangat menawan.

Hampir semua penjuru Dunia tahu bagaimana sepak terjang seorang Kafka di Dunia bisnis, dia seperti sang Daddy yang terkenal saat masih muda.

Putra pertama dari Ayu dan Elga ini unggul di semua bidang tetapi tidak dengan kisah asmara nya.

Setelah di tinggal mati oleh kekasihnya, Kafka berubah menjadi agak dingin , cuek bahkan yak tersentuh oleh lawan jenis nya. Kecuali dengan keluarga , sahabat dan sekertaris nya.

Adelia Saras wanita berparas cantik , tutur kata yang lembut , bahkan ke cerdasannya hampir sama dengan Kafka.

Adelia menemani Kafka dari ia di tinggal meninggal oleh Delisa. Hingga 3 tahun kemudian Kafka mengakui perasaannya dan menikahi Adelia dengan penuh cinta.

Sela Putri Alana putri dari Lana dan Vani ini di persunting oleh Raka kekasih nya. Sela sudah menikah dengan Raka hampir 2 tahun dan sudah di berikan keturunan bayi yang cantik.

Raka Putra Wibawa , Raka memutuskan menikahi Sela karena ia ingin lebih bebas menjaga dan menyayangi Sela. Hingga keluarga dan Kafka mengizinkannya baru Raka menikahi wanita di cintai nya.

Retika Putri & Andi Putra Pramudya , pasangan yang baru saja menikah setelah melewati banyak lika-liku kehidupan.

Shaqilla adik dari Kafka yang akan berperan penting dalam kisah asmara sang Kakak dengan Adelia.

Tya Saputri , Rama Adiwiguna Tokoh yang akan membuat rumit kisah Adelia dan Kafka.

Rendi Wiratmaja Aspri Kafka yang akan menjadi tameng Kafka dan Adelia di setiap saat.

Milsi Saras adik Adelia yang akan berperan penting bersama Shaqilla.

****

Pagi itu Kafka dan Adelia terbang ke Negara I untuk kunjungan pekerjaan. Sekalian Kafka akan menengok sang Paman yaitu Ikmal dan Keluarga kecilnya.

"Adel , kita belanja dulu ya untuk oleh-oleh Putri nya Om Ikmal" ucap Kafka yang sedang fokus pada tablet di tangannya.

"Oke" jawab Adel.

Mereka begitu dekat bahkan sampai oranglain mengira mereka adalah sepasang kekasih, tetapi pada kenyataannya adalah mereka hanya sepasang Bos dan Bawahan saja.

Kadang kala Adelia yang sedang di ganggu oleh relasi bisnis Kafka. Kafka memasang badan seolah Adel adalah miliknya.

Begitupun sebaliknya. Mereka sama-sama menjaga agar tidak terjerumus kepada pasangan yang salah.

Hingga suatu hari , seorang lelaki yang Kafka mengenalnya dan Kafka juga tahu bahwa Lelaki tersebut adalah Lelaki tidak benar bahkan suka berganti Wanita setiap malam.

Lelaki tersebut menyukai Adelia dan bahkan merencanakan akan menjebak Adelia. Dari sana Kafka menyadari perasaannya dan menyatakan Cinta pada Adelia.

Sempat Adelia akan menikah dengan Pria lain dan Kafka melarangnya dengan keras , hingga akhirnya Adel menyerah dan membiarkan Kafka menyadari perasaannya sendiri.

Para sahabat pun merasa gemas pada Kafka , mereka pernah merencanakan menjodohkan Adelia dengan relasi bisnis Elga agar Kafka menyadarinya. Tetapi kemurkaan yang mereka dapat dari Kafka.

Hingga mereka lelah dan membiarkan semuanya mengalir dengan sendirinya.

"Jika memang kau tidak menginginkan aku , biarkan aku bahagia dengan Pria lain, Kaf" ucap Adelia prustasi.

"Tidak akan pernah bisa , kau hanya milikku dan sampai kapanpun milikku. Aku akan menikahimu semuanya sudah di siapkan oleh Rendi" balas Kafka tegas.

Adel merasa sangat syok tetapi bahagia , ia merasa bahwa semuanya mimpi.

**Ikuti alur cerita nya ya Readers.

Selamat membaca

Bab 1

Perusahaan Ardmaja melambung tinggi saat sang pewaris memegang kendalinya. Bahkan Ardmaja mengalahkan perusahaan sang Oppa yang di kelola oleh Pamannya, Tama.

1 Minggu setelah kepergian Delisa , Kafka memulai memimpin ArdmajaGroup dengan benar-benar. Bahkan Kafka menyibukan dirinya di perusahaan , dengan begitu Kafka sedikit demi sedikit melupakan Delisa.

1 Bulan kemudian , Adelia bergabung dengan ArdmajaGroup. Adel bekerja menjadi sekertaris Kafka, hampir pekerjaan Adel sangat teliti dan rapih, Kafka sangat kagum dengan hasil kerja Adelia.

Hingga mereka menjadi partner kerja yang sangat handal , di tambah lagi dengan adanya Rendi sang Asisten yang selalu gerak cepat dan teliti.

Hari ini Kafka memutuskan untuk pulang lebih awal karena badannya kurang enak. Memang sudah 1 minggu ini Kafka , Rendi dan Adelia memporsis otak dan tenaga nya untuk kelancaran proyek yang lumayan besar.

"Del, aku pulang duluan ya. Badanku terasa tak enak" ucap Kafka lesu.

Adel menatap Kafka dengan khawatir , lalu ia mengendalikan kembali perasaannya.

"Apa perlu aku antarkan, Pak?" tanya Adel

"Tidak usah , aku akan di antarkan oleh supir kantor. Nanti kamu pulang bersama Rendi" jawab Kafka.

Adel hanya mengangguk saja dan berjalan langsung ke lift. Kafka memijit kepalanya yang pusing.

Di bawah , Rendi dan sang supir sudah menunggu di lobby. Lalu Kafka berjalan dengan pelan dan memberikan kunci mobilnya pada sang supir.

Rendi membantu Kafka masuk ke dalam mobil nya.

Sedangkan di lantai paling atas , Adelia merasa sangat gelisah dan khawatir dengan keadaan Kafka. Sudah 1 tahun lebih dia dan Kafka bersama-sama tetapi tanpa ikatan cinta.

Tetapi Adel mempunyai perasaan yang sangat tulus pada Kafka. Adel hanya bisa memendamnya sendiri, ia tahu bahwa Kafka masih mengingat Delisa yang sudah tiada.

Adel merasa sangat takjub pada Kafka , meskipun ia merasa sangat terpukul dengan meninggalnya Delisa tetapi Kafka masih bisa biasa saja bahkan seolah seperti tidak apa-apa.

"Huhh aku harus segera menyelesaikan pekerjaan, aku yakin Kafka tidak akan ada yang mengurus" gumam Adel dengan mendesah pelan.

Adel dengan cepat tetapi sangat teliti mulai menyelesaikan pekerjaannya. Ia sudah sangat khawatir pada Kafka.

Meskipun sudah bekerja menjadi sekertaris Kafka tetapi Adel ia masih tinggal di mansion Ardmaja dan mengerjakan pekerjaan Art.

Ayu sudah melarangnya tetapi Adel memohon dan bahkan sampai berlutut di hadapan Ayu dan Elga agar di izinkan masih membantu pekerjaan Art. Sedangkan Milsi sang Adik , ia juga sama sepulang dari sekolah ia membantu para Art.

Setelah pekerjaan nya selesai, Adel segera membereskannya dan segera mengambil tas kerja nya.

Ia pulang dengan memesan taxi karena Rendi masih harus stay di perusahaan.

"Hati-hati" ucap Rendi.

"Oke" balas Adel.

Adel duduk dengan gelisah , ia terus kepikiran kondisi Kafka.

Hingga 1 jam kemudian Adel sampai di mansion Ardmaja dan langsung masuk setelah membayar taxi.

"Adel" panggil Ayu.

Adel menengok dan menghampiri Ayu , ia menyalami Ayu seperti pada Ibu nya sendiri.

"Naiklah, Kafka tidak mau makan bahkan badannya sangat panas" ucap Ayu lirih.

"Baik Nyonya , kalau begitu saya pergi dulu" balas Adel lembut.

Adel dengan cepat naik ke lantai atas dan segera masuk ke kamar Kafka.

"Ka" panggil Adel pelan.

Kafka membuka mata nya dan tersenyum melihat Adel, lalu Kafka melambaikan tangannya pada Adel.

Adel menyimpan tas nya di sofa dan berjalan menghampiri Kafka. Adel duduk di sisi Kafka dan dengan cepat Kafka memindahkan kepalanya pada pangkuan Adel.

"Makan dulu ya" ucap Adel dengan lembut.

"Hmmm , tapi buatkan bubur ya, Del" balas Kafka manja.

Adel tersenyum dengan kepala mengangguk.

"Baiklah , kamu tunggu dulu disini aku janji tidak akan lama" ucap Adel tersenyum.

Lalu Adel langsung keluar dari kamar Kafka dan turun langsung ke dapur. Adel dengan terampil membuat bubur dan jus untuk Kafka.

"Kakak" panggil Qilla

"Kenapa sayang?" tanya Adel.

"Abang sakit ya?" tanya balik Qilla.

"Tidak , dia hanya kelelahan saja kok, kamu jangan khawatir ya" jawab Adel lembut.

"Boleh tidak aku meminta buburnya sedikit?" tanya Qilla dengan terkekeh.

Adel menggeleng dan memberikan satu mangkuk untuk Qilla. Setelah mendapatkan semangkuk bubur , Qilla pergi mencari Milsi.

Setelah selesai Adelia langsung membawa nampan ke kamar Kafka. Ayu yang melihatnya pun menatap sendu ke arah Adel, hampir semua tau bahwa Adel sebenarnya mencintai Kafka tetapi mereka pura-pura tidak tau.

Adel masuk dan menyimpan nampan di nakas dekat ranjang. Kafka bersandar di ranjang dan menatap sayu ke arah Adel.

"Makannya jangan bandel ya , makan teratur dan jaga kesehatan, Ka. Kamu jangan memporsir tubuh kamu. Mulai besok aku akan membuatkanmu bekal untuk makan di kantor" omel Adel dengan menyuapi Kafka.

Kafka terkekeh dan mengusap lembut pipi Adel. Ia merasa bersyukur Adel selalu ada untuknya.

"Iya iya sayang" ucap Kafka dengan nada menggoda.

Adel langsung tertunduk karena wajahnya sudah bersemu merah. Setelah menetralkan kembali wajah dan perasaannya Adel menyuapi Kafka kembali.

Adel mengurus Kafka dengan telaten , bahkan ia memberi Kafka obat agar badannya kembali fit.

Setelah Kafka tertidur , Adel langsung membetulkan selimut dan memilih untuk ke kamarnya.

Saat Adel keluar kamar , Ayu , Elga dan Qilla baru saja tiba di depan kamar Kafka.

"Tuan , Nyonya" sapa Adel ramah.

"Istirahatlah, Nak. Kamu pasti capek" ucap Ayu lembut.

"Iya , Nyonya" balas Adel tersenyum , lalu ia turun dan langsung ke kamar belakang dimana kamar para Art terletak.

Disana ia melihat Adiknya yang sedang membantu menyiram tanaman dengan Art lainnya.

Milsi hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja. Adel membalas senyum Adiknya dan berlalu ke kamarnya.

Adel akan membersihkan terlebih dulu badannya dan ia akan membantu Mbak Lala masak untuk makan malam.

.

.

.

Bab 2

Setelah selesai membersihkan badan , Adel langsung berjalan ke arah dapur.

Disana Mbak Lala dan Milsi sudah ada , bahkan Milsi sedang membantu memotong sayuran.

"Dek , kamu gak ada tugas?" tanya Adel

"Tidak Mbak, jadi Mbak ke atas saja karena pasti Tuan Kafka mencari, Mbak" jawab Milsi tersenyum.

"Iya , Del. Atau nanti Nona Qilla akan berteriak memanggilmu" olok Mbak Lala tertawa.

"Kakkk Adelllll yuhuuuu" teriak Qilla dengan lantang.

"Nah kan" ucap Mbak Lala terkekeh.

Adel tertawa kecil dan berlalu menghampiri Qilla yang berada di tangga.

"Ayo , Abang sangat rewel" ajak Qilla dengan menggandeng tangan Adel.

Adel menganggukan kepala saja dan berjalan bersama Qilla.

Adel melihat Kafka yang tengah menahan kesal saat sang Mommy nya menyuruh untuk makan kembali.

"Nah pawangnya sudah ada" celetuk Qilla.

Ayu dan Elga tersenyum tipis dan memberikan Adel ruang. Kafka langsung memasang wajah masam saat Adel tersenyum.

"Aku mandi dulu , maaf" ucap Adel lembut.

"CK! Alasan saja, kenapa tidak mandi disini saja" gerutu Kafka dengan kesal.

"Iya-iya maaf, sekarang makan dulu ya" bujuk Adel.

"Tidak mau , aku mau makan buah saja" tolak Kafka.

"Baiklah , tapi nanti makan ya. Aku buatkan Sop iga, mau?" ucap Adel

"Oke" balas Kafka.

Ayu mendengus dan mengajak Putri serta suaminya keluar dari sana. Kafka tersenyum tipus dan kembali merhatikan Adel yang sedang mengupas buah.

"Gak boleh gitu sama Nyonya, itu Mommy kamu loh" tegur Adel lembut.

"Iya maaf, aku hanya senang saja melihat Mommy yang cemberut" balas Kafka terkekeh.

"Nih makan sendiri ya, aku buagkan Sop Iga sama ayam goreng tepung dulu" ucap Adel memberikan mangkuk yang berisi buah-buahan.

"Jangan lama-lama" ucap Kafka dengan tegas.

"Siap Bos" balas Adel dengan hormat.

Kafka mendelik kesal lalu tersenyum lucu. Setelah Adel pergi Kafka memakan buah tersebut.

"Maafkan aku, Del. Aku belum tahu entah rasa sayang atau rasa sebagai sahabat saja. Jika aku sudah mengetahui nya aku janji aku akan langsung menikahimu" gumam Kafka dengan lirih.

Kafka merasa nyaman bahkan ia merasa sangat tidak senang jika Adel ada yang mendekati tetapi ia tidak sadar entah kenapa ia bisa begitu.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya Adel masuk dengan membawa nampan yang berisi makanan.

Kafka langsung beringsut bangun dan duduk bersandar. Ia melihat bagaimana Adel yang sedang menyiapkan makanan untuknya.

"Kamu juga makan, Del" ucap Kafka.

Adel mendekat dan duduk di samping Kafka.

"Aku nanti setelah kamu selesai" balas Adel dengan tersenyum.

"Aku tidak akan makan jika kamu tidak makan sekarang. Tambah lagi nasi nya dan kita akan makan bersama dengan piring dan sendok yang sama" tegas Kafka.

Adel hanya bisa pasrah dan menganggukan kepala.

'Bagaimana aku tidak makin cinta dan sayang coba, kalau kelakuan kamu saja seperti ini' batin Adel dengan menggerutu.

Adel menyuapi Kafka dan juga dirinya. Ia sudah terbiasa sejak hampir 2 tahun ini. Sudah 1 tahun lalu ia bekerja dengan Kafka dan tahun ini ia sudah akan 2 tahun bersama dengan Kafka.

Banyak sekali rintangan , cemohoon bahkan hinaan yang terlontar dari para wanita yang selalu memuja Kafka. Tetapi ia hanya cuek dan mengabaikan saja.

Berbeda dengan karyawan Ardmaja, mereka sangat sopan dan ramah. Bahkan Adel memiliki banyak teman karena dirinya juga gampang akrab dan baik.

"Mau lagi?" tanya Adel

"Iyaa , tapi kamu juga makan lagi" jawab Kafka.

"Hahhh baiklah" pasrah Adel.

Kemudian Adel mengambil makanan kembali dan menyuapi Kafka dengan sangat telaten.

Sedangkan di meja makan. Mereka makan dengan sangat lahap bahkan Qilla sampai nambah.

"Ahhh memang sop buatan Kak Adel markotop" ucap Qilla dengan mulut penuh makanan.

Elga hanya menggeleng tetapi ia juga sangat senang sekali dengan pasakan Ayu dan Adel. Apalagi kalau mereka sudah berkolaborasi.

Milsi makan dengan para Art lainnya di belakang. Mereka juga sama memakan makanan yang sama dengan keluarga Elga hanya saja berbeda tempat makannya.

"Enak ya punya majikan baik gini, makan saja sama dengannya apalagi kalau akhir pekan pasti kita akan bergilir di bawa berlibur" ucap Mbak Lala dengan bersyukur.

"Benar Mbak. Aku saja sampai tidak mau keluar , nanti saja aku pensiun kayak Bi sumi dan Bi sari" balas Art lainnya.

"Iyaa Bu , Mbak kita harus banyak-banyak bersyukur dan berdoa agar keluarga mereka tetap bahagia dan kebaikan selalu bersama mereka" timpal Milsi dengan tersenyum.

"Itu sudah pasti, ehh kamu sana masuk besok sekolah" tegur Mbak Lala

"Hehe iyaa Mbak" balas Milsi cengengesan.

Mbak Lala dan yang lainnya hanya terkekeh. Dan Milsi pun pamit , memang mereka selalu melarang Milsi agar tidak membantu mereka tetapi dia sangat keras kepala dan selalu membantu mereka.

Sedangkan Kafka ia tidak membiarkan Adel pergi dari kamarnya. Bahkan Kafka menyuruh Adel duduk di sampingnya dan Kafka merebahkan kepalanya di pangkuan Adel.

Dengan sayang , Adel mengusap kepala Kafka sampai Kafka merasa ngantuk.

Tak lama kemudian mereka berdua tertidur dengan Adel yang duduk serta bersandar pada ranjang. Sedangkan Kafka ia tertidur dengan memeluk pinggang Adel dengan kepala yang di pangkuan Adel.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!