NovelToon NovelToon

MASIH GADIS

Janji Setia

🌸🌸🌸Selamat datang di karya baru author 🌸🌸🌸

Selamat membaca 🌸

Maaf banyak typo 🙏

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🌸🌸🌸

"Udah doooonggg,,, kamu ngapain sih beb??" Gadis cantik itu menutup lensa kamera yang tengah dipegang oleh laki laki muda tampan di hadapannya.

Sesekali gadis itu juga menutup wajahnya karena merasa malu wajah baru bangun tidurnya itu terus disorot kamera.

"Buka dong tangannya,, Kalau ditutupin mana bisa aku rekam video. Ayo dong beb,,, buka. Biar videonya bagus. Biar aku punya banyak kenangan tentangmu." Ucap laki laki muda itu.

"Kenangan??" tanya gadis itu.

"Iya bebebkuuuu,,,, Ayo sini lihat ke kamera makanya,,," titah si laki laki tak memperhatikan wajah cantik itu sudah berubah manyun.

"Apaan sih kamu tuh beb,,, Kayak aku mau kemana aja. Kita kan akan menikah nantinya jadi kamu gak perlu punya banyak videoku. Kan bisa tiap hari lihat aku." Sahut si gadis memalingkan wajahnya.

"Takdir kan kita gak pernah tau beb,,, Sini dong lihat ke kamera." kilah si laki laki sambil terus berusaha membuat agar gadisnya itu menoleh ke arah kamera lagi.

"Kok gitu sih ngomongnya??" Si gadis menoleh dan makin cemberut.

"Naaaahh gitu dong noleh ke kamera. Kalau kamu lagi manyun gini kamu makin imut lho beb,,," goda si lelaki mencubit pipi gadis itu dengan gemas.

Si gadis menepis tangannya dan masih cemberut lalu menurunkan arah lensa kamera itu ke bawah menyorot kaki mereka.

"Rhyo,,, aku serius!!!" Ucap gadis itu menyebut nama laki laki di depannya.

"Emang kapan aku gak serius beb??" Laki laki bernama Rhyo itu bingung dan tak mengerti apa yang dipermasalahkan oleh gadis cantik itu.

"Lalu apa maksudmu bilang kalau kita gak akan pernah tau yang namanya takdir?? Kamu serius gak sih sama aku?? Kamu bilang kamu akan nikahi aku. Kita akan hidup bahagia sama anak anak kita nantinya. Tapi bicaramu kali ini seperti kamu akan ninggalin aku." Ucap gadis itu.

"Ya ampuuunn,,, jadi gara gara itu. Ok beb,,, Darra Wilhellmina,,, Gadisku, cantikku, manisku,,,, Aku serius sama kamu dan akan janji bakal nikahin kamu. Kita akan tetap mewujudkan mimpi kita berdua,," ucap Rhyo ganti menyebut nama gadis itu.

"Trus kenapa gitu ngomongnya??" Gadis bernama Darra itu masih penasaran.

"maksud bicaraku tadi hanya aku ingin kamu ingat bahwa umur kita itu tuhan yang menentukan sayangku,,, Bisa jadi aku yang duluan pergi,,, bisa jadi kamu yang duluan. Jadi apa salahnya kalau aku ingin punya banyak kenangan tentangmu sayangku???" Rhyo kembali mencubit pipi Darra gemas.

"Tuh kan makin ngaco ngomongnya." Darra manyun.

"Sudah jangan mikir macam macam,,, Pokoknya aku gak ada niatan atau sedikit pun keinginan untuk meninggalkanmu." Rhyo berjanji.

"Beneran??" Tanya Darra.

"Benerrrrr,,," jawab Rhyo.

"Gak ada maksud lain??" Tanya Darra lagi.

"Sama sekali gak ada. Kenapa sih?? Takut ya aku tinggalin?? Gak bisa hidup tanpa aku yaaa,,,?? Cinta banget ya sama aku yaaa,,,,?" Goda Rhyo.

"GR banget deeehhh,,," pipi Darra bersemu merah.

Dengan cepat Rhyo pun kembali mengarahkan kameranya ke wajah yang tengah malu malu kucing itu.

"Yesss,,, Pas dapat yang lagi kayak kepiting rebus nihhh,,," ledek Rhyo segera berlari meninggalkan Darra yang baru sadar wajahnya tertangkap kamera lagi.

"Rhyooooo,,,, hapus beeeebbb,,,," teriak Darra sambil mengejar Rhyo.

Rhyo berlari ke dalam memasuki villa tempat keduanya tinggal bersama. Meski belum menikah namun keduanya telah tinggal bersama karena keduanya sama sama tak punya siapa siapa di kota ini.

Rhyo Airlangga,,,, hidup sebatang kara sejak dirinya pertama kali datang ke kota ini. Hidup serba pas pasan di keluarga yang memang bukan golongan berada membuat Rhyo memutuskan meninggalkan kampung halamannya menuju ke Kota yang memberinya sejuta impian demi mengadu nasib di kota ini.

Meski karir belum tersenyum manis padanya setelah dirinya telah bertahun tahun tinggal di sini,,, namun kota inilah yang telah mempertemukannya dengan Darra.

Darra Wilhellmina,,, Gadis cantik keturunan Jerman yang dulunya pindah ke negara ini untuk pertukaran pelajar. Gadis kaya itu pun mulai meniti karir di negara ini begitu sekolahnya selesai.

Darra juga hidup sendirian di negara ini karena keluarganya semua masih di Jerman. Orang tuanya cukup sibuk wara wiri ke banyak negara mengurus semua bisnis bisnisnya.

Kesendiriannya di negara orang membuat Darra merasa sangat terhibur dan terlindungi sejak pertemuannya dengan Rhyo di acara launching sebuah film. Ketertarikan keduanya pada hal yang sama juga membuat perkenalan itu berbuah menjadi hubungan hati ke hati yang manis.

Namun meski telah tinggal bersama,, tidak lantas membuat keduanya lepas kendali atau terjerumus dalam pergaulan bebas. Rhyo yang tetap dengan kendali penuh atas diri dan kesadarannya serta prinsip hidupnya,,, hingga kini berhasil menjaga kesucian Darra meski sedekat apa pun hubungan mereka.

Darra sendiri pun mengerti bahwa apa yang dilakukan Rhyo itu adalah bukti bahwa Rhyo mencintainya bukan karena nafsu semata melainkan tulus dari dalam hati. Dalam hati Darra mengucap ribuan syukur karena tuhan telah begitu baik mempertemukan dirinya dengan lelaki sebaik Rhyo.

Setelah cukup lama berhubungan,, tentunya keduanya memimpikan agar hubungan ini jadi sebuah hubungan yang sah. Menikah dan memiliki anak buah cinta mereka adalah impian keduanya.

"Beb,, kebayang gak sih gimana besok kalau kita udah nikah?? Bakalan tetap kayak gini gak sih kita??" Tanya Darra begitu dirinya berhasil mengejar dan menangkap Rhyo yang kini telentang pasrah di bawahnya.

"Hhhmmn,,, gimana yaaa,, kayak gini gak yaa,,,, mesra gak yaa,,, seneng tau beb kalau bayangin kita nantinya berdiri berdampingan pakai baju serba putih. Kamu pasti cantik banget dengan rangkaian bunga yang kamu bawa." Rhyo mulai membayangkan pernikahan mereka.

"Trus kalau misalnya suatu hari aku gak cantik lagi,,, Sudah kisut,, sudah ompong,,,kamu masih mau nyayangin aku??" Tanya Darra manja dan memainkan kancing baju Rhyo.

"Gak mau lah,,, Ngapain cinta sama nenek nenek??" Goda Rhyo.

"Tuh kaaaann mulai lagiiiii,,,,"Darra menggebuk dada Rhyo berulang ulang sampai Rhyo mengaduh.

Darra menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh Rhyo yang langsung mendekapnya erat dan tertawa lepas. Dalam sekejap tawa itu pun tak terdengar lagi karena Keduanya terlibat ciuman yang cukup lama dan indah.

Saat ciuman itu mengarah ke aktifitasnya yang lebih jauh lagi,,, Rhyo pun mendorong pelan tubuh Darra ke atas.

"Beb tahan,,, belum waktunya yaa,,, Aku gak mau rusak apa yang sudah ku jaga selama ini. Dan aku minta kamu juga selalu jaga apa yang kelak akan jadi milikku ya beb,,," ucap Rhyo.

Darra tersenyum dan menarik tubuhnya dan turun dari tubuh Rhyo.

"Iya beb,,, Akan ku jaga selalu untukmu dan akan ku serahkan saat sudah tiba waktunya." Janji Darra.

\=\=\=\=\=\=

Jangan lupa vote, like dan komen di karya baruku ini ya🌸🌸🌸🌸

Terima kasih 🙏

Pengkhianat

Selamat membaca 🌹

Maaf banyak typo 🙏

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🌹🌹

Tuan John memijat mijat kepalanya yang tiba tiba terasa berat setelah matanya melihat barisan barisan angka di layar laptopnya.

Dahinya juga berkerut tanda tak mengerti bagaimana bisa terjadi hal seperti ini dalam bisnisnya kali ini.

"Jelaskan padaku apa arti semua ini??? Bagaimana bisa kita kecolongan sampai segini banyaknya???" tanya tuan John pada Marco asistennya.

"Mmmm,,, Maaf tuan. Saya sendiri juga bingung bagaimana bisa seperti ini. Saya tidak punya jawaban tepat untuk pertanyaan tuan itu." ucap Marco takut takut.

"Lalu kenapa aku masih menggajimu selama ini kalau kamu tidak tau apa apa begini!!!!" ketus tuan Marco.

"Maaf tuan,,, Maafkan saya yang sudah mengecewakan tuan." ucap Marco lebih merendah lagi.

"Maaf Marco kalau aku terlalu kasar bicaranya." ucap tuan John yang menyadari ucapannya tadi tentu terdengar kasar bagi seorang tuan John yang biasanya paling sabar.

"Tidak apa apa tuan. Saya bisa mengerti tentu tuan saat ini sangat kacau. Tapi saran saya,,, Sebaiknya kita cek lagi bagaimana bisa perusahan X memegang kendali penuh atas semua perusahaan kita. Bahkan kita malah jadi berhutang pada mereka." saran Marco.

Tuan John menyandarkan punggungnya ke kursi hitam empuk miliknya selama bertahun tahun menjabat menjadi pemilik perusahaan besar ini. Napas yang dikeluarkannya pun terdengar sangat berat.

"Kalau aku tau anak muda itu selicik ini,,, Aku tak akan mau bekerjasama dengannya Marco. Andrew memang pandai dan licin sampai sampai kita tidak menaruh curiga sama sekali saat anak itu melamar pekerjaan di perusahaan ini. Aku kira dia hanya anak muda biasa yang ingin memulai karirnya." gumam tuan John.

"Sampai sampai aku percayakan semua file penting perusahaan utamaku padanya karena aku suka kinerja kerjanya. Aku percayakan posisi penting itu untuknya untuk mengapresiasi dirinya tapi sekarang dia malah menusukku." keluh tuan John lagi.

Marco hanya diam di tempatnya dan menundukkan kepalanya. Dia tampak memahami apa yang dirasakan oleh bosnya itu.

"Aku bangkrut Marco." ucap tuan John.

"Maaf tuan,,, Apa tidak ada celah bagi kita untuk memperbaiki semua ini?? Bisakah kita tidak langsung menyerah begini??" tanya Marco.

Tuan John menggeleng lemah.

"Smua asetku telah berpindah tangan pada Andrew,,, Bagaimana aku bisa bergerak lagi Marco?? Bahkan aku tak punya se sen pun uang untuk ku wariskan pada putri tunggalku Darra,,," Tuan John memegang kepalanya dan menunduk.

"Sekali lagi maafkan saya tuan,,, Karena saya tidak berguna di sini." Marco kembali meminta maaf.

"Pulanglah Marco,,, Tidak ada apa apa yang tersisa lagi disini untukmu. Aku tak bisa lagi menggajimu dengan bangkrutnya aku." lirih tuan John.

"Jangan terlalu dipikirkan tuan. Bagaimana pun ini juga salah saya yang telah teledor dan ikut percaya begitu saja pada Andrew bajingan itu. Besar keinginan saya untuk tetap menemani tuan di sini,, Tapi tuan juga tau bahwa saya punya anak istri yang harus saya nafkahi." ucap Marco.

"Aku mengerti Marco,,, Aku tak akan menyalahkanmu." ucap tuan John.

"Kalau saya boleh tau,,, Apa rencana tuan selanjutnya??" tanya Marco terdengar prihatin.

"Darra,,, Aku hanya ingin menemui Darra putriku yang sudah ku korbankan selama ini demi karir dan harta yang ujung ujungnya kini jadi milik orang. Aku mau minta maaf dan menjelaskan padanya tentang semua ini Marco." jawab tuan John.

"Lalu nyonya?? Apa tuan yakin nyonya bisa menerima semua ini??" tanya Marco.

"Harus bisa,,, Dia harus kuat juga demi Darra." sahut tuan John lemah.

Marco hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Tak ada lagi yang bisa diperbuat olehnya untuk membantu menyelamatkan nasib perusahaan yang sudah cukup lama memberinya pekerjaan ini.

"Kalau begitu saya pamit tuan. Apa tuan bisa pulang sendiri?? Perlukah saya antar tuan??" tanyanya.

"Aku mau sendirian dulu Marco. Pulang sajalah,,,Aku akan baik baik saja." jawab tuan John.

"Baik tuan. Saya permisi." Marco menundukkan kepalanya dan berbalik menuju pintu keluar.

Wajah Marco dipenuhi senyum licik mengembang begitu dirinya membelakangi tuan John.

"Akhirnya Andrew berhasil mengambil alih semuanya dari si tua ini. Aku bakal mendapat hasil yang banyak. Aku akan kaya." batinnya terus tersenyum menuju pintu itu.

Tangannya sudah memegang handle pintu saat tuan John memanggilnya.

"Tunggu Marco,,,!!!" suara tuan John.

Marco berusaha kembali mengubah raut wajahnya sebelum berbalik menghadap tuan John. Jantungnya cukup berdegup kencang kuatir tuan John tau kelicikannya yang bekerjasama dengan Andrew untuk menjatuhkan tuan John.

"Ada apa lagi tuan??" tanya Marco berusaha setenang mungkin.

"Terima kasih Marco. Sampaikan salam maafku untuk anak istrimu." ucap tuan John dengan seulas senyum di wajahnya.

Marco bernapas lega mendengarnya.

"Sama sama tuan. Akan saya sampaikan nanti pada mereka. Tolong sampaikan juga salam maaf saya pada nona Darra dan nyonya juga." pinta Marco masih berpura pura simpati.

Tuan John mengangguk dan tetap tersenyum. Marco pun segera keluar agar tak ditahan terlalu lama lagi oleh tuan John. Marco menghilang di balik pintu dan melangkah cepat karena tak sabar ingin berteriak kegirangan akan keberhasilan Andrew mengambil alih semuanya.

Tentu semua itu tidak luput dari perannya yang membawa Andrew pada tuan John. Tuan John yang selalu percaya pada Marco pun melewatkan file biodata Andrew dengan alasan siapa pun yang diajukan oleh Marco tentu sudah melewati banyak tes dan layak untuk bergabung dalam perusahaannya.

Karena kepercayaannya itulah,,, Kini tuan John harus menelan ludah menyadari bahwa Andrew adalah putra tunggal dari pemilik perusahaan X yang memang menjadi rival bisnisnya sedari dulu.

Andrew menyamar masuk ke dalam perusahaan tuan John untuk mengetahui kelemahan perusahaan supaya kelak dirinya bisa dengan gampang menguasai semuanya. Lagi lagi dengan peran dari Marco yang mengusulkan agar Andrew diberikan posisi penting yang memegang semua berkas perusahaan.

Dan lagi lagi tuan John setuju saja.

"Tua bangka itu sudah loyo Andrew,,, Jangan lupa bagianku!!!" ucap Marco begitu dirinya sampai di mobilnya dan menelpon Andrew.

"Itu gampang. Tapi kamu jangan lupa,,,Tugasmu belum selesai Marco. Aku masih menginginkan tua bangka itu merasakan pedih luar biasa saat menyaksikan putrinya harus membayar semua hutangnya." Suara Andrew terdengar berapi api.

"Itu berlebihan Andrew,,, nona Darra tak ada sangkut pautnya dengan semua ini." sela Marco.

"Kau mau bonusmu tidak??!!! Kau sudah sejauh ini mengkhianati keluarga itu. Lalu kenapa kamu masih ingin menyelamatkan mantan nona mudamu itu???!!!" ketus Andrew.

"Baik Andrew,,, Aku butuh uang itu. Aku tidak akan ikut campur lagi. Tugasku hanya membawa nona Darra biar dia datang kesini dan aku akan melakukannya. Selebihnya terserah padamu saja." jawab Marco yang tak mau kehilangan bonus besar yang dijanjikan Andrew.

"Bagus!!" jawab Andrew.

\=\=\=\=\=\=

Author tunggu ya vote, like dan komennya. Terima kasih 🌹

Keluar Dari Rumah

Selamat membaca 🌹

Maaf banyak typo 🙏

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🌹🌹

Nyonya Tamara tampak heran mendapati tuan John pulang dengan langkah gontai.Tak biasanya suaminya itu pulang cepat tanpa memberitahunya dulu. Belum lagi tampilan tuan John yang bagai orang kalah judi.

Jasnya hanya ditenteng dan dasinya sudah dilonggarkan. Bagi nyonya Tamara,,, Ini adalah hal yang sangat tidak pernah disukai oleh tuan John. Tidak rapi adalah kata yang jadi musuh besarnya selama ini.

"Daddy,,, What happen?? Are you ok?? You look terrible,,," sapa nyonya Tamara menyongsongnya dan mengambil alih jas serta tas kerjanya.

Nyonya Tamara meletakkan tas dan jas itu di tempatnya dan menyusul tuan John yang sudah duduk di sofa kesayangan mereka. Nyonya Tamara memberi perintah pada asisten rumahnya untuk membuatkan minuman bagi tuan John.

"Dad,,, Cerita. Ada apa??" Nyonya Tamara bertanya ulang.

"We're done here mom." sahut tuan John lesu.

"Done?? What do you mean?? Mommy gak ngerti. Yang jelas dong ceritanya dad." nyonya Tamara bingung.

"Oh ya mana Marco,,,?? Biasanya dia selalu bersama Daddy. Ini kan masih jam kerja." nyonya Tamara baru menyadari ada hal tak biasa lainnya.

"Sudah daddy suruh pulang. Sebentar lagi juga suruh asisten rumah kita pulang mom." jawab tuan John.

"Why?? Mommy gak ngerti ah,,, Daddy aneh." kata nyonya Tamara.

"Kita tak sanggup bayar mereka lagi mom. Daddy sudah bilang we are done here. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan di sini." lirih tuan John.

Nyonya Tamara masih bingung dan ingin bertanya lagi namun diurungkannya karena asisten rumah datang dengan secangkir teh kesukaan tuan John.

"Silahkan diminum tuan." ucapnya sopan.

" Kemasi barang barangmu dan pulanglah. Kami tidak bisa lagi mempekerjakanmu di rumah ini. Kami akan atur dan siapkan pembayaran gaji terakhirmu." titah tuan John.

Nyonya Tamara ingin memprotes tindakan tuan John itu namun tuan John memberinya kode untuk diam dulu.

"Maaf tuan,,, Maaf nyonya. Apa saya ada salah sampai saya di pecat??" tanya si asisten rumah bingung.

"Tidak ada. You've done very well selama ini tapi kami akan pergi jauh. Kami akan tinggal di tempat Darra dan kami tidak bisa mengajakmu begitu saja. Banyak dokumen imigrasi yang harus disiapkan dan itu akan memakan waktu lama. Aku harap kamu mengerti." ucap tuan John.

"Baik tuan. Meski ini terkesan mendadak tapi saya bisa apa? Saya hanya bisa mengerti jika tuan dan nyonya mungkin memutuskan untuk tinggal jauh. Saya juga tidak bisa ikut kalau itu terlalu jauh. Terima kasih tuan dan nyonya selama ini sudah sangat baik pada saya. Saya minta maaf kalau selama saya kerja,,, ada pekerjaan yang mengecewakan." ucap asisten rumah.

Tuan John hanya mengangguk dan tersenyum meski terlihat dipaksa. Nyonya Tamara hanya bisa diam dan masih dibuat penasaran oleh suaminya.

"Daddy,,, mommy mau tau apa yang terjadi. Kenapa daddy tiba tiba memutuskan pergi dan menyusul Darra?? Bukankah Darra yang akan kembali kesini?? Dan keputusan seperti ini bisa bisanya daddy buat tanpa bicara sama mommy dulu?? I don't get it. I really don't understand." nyonya Tamara panjang lebar begitu asisten itu menuju ke kamarnya untuk berkemas kemas.

"Karena sudah tidak ada apa apa lagi tersisa untuk kita di sini mom. Daddy bangkrut. Company gulung tikar." tuan John dengan hati hati menyampaikannya.

Meski begitu pelan menyampaikan tetap saja pernyataannya mengejutkan nyonya Tamara.

"What???!!! Bangkrut?? Kok bisa?? Dalam sekejap???" nyonya Tamara tak bisa menyembunyikan kebingungannya.

Dengan mencoba menggunakan kata kata paling sederhana,, tuan John pun menjelaskan semua yang terjadi. Nyonya Tamara berkali kali menyeka airmatanya menangisi nasib tragis perusahaan keluarganya.

"Jadi hanya tersisa barang dan aset berharga mommy saja yang bisa kita berikan pada Darra??? Dan itu tidak seberapa,,, oh my god,,, betapa bersalahnya kita pada putri kita. Bertahun tahun Darra mengalah dan menahan rindunya pada kita karena kita terus sibuk dengan pekerjaan kita. Dengan dalih semua itu untuk Darra juga nantinya,,, And now we lost everything. Ini tidak adil bagi Darra dad,,, huhuhuhu,,,," nyonya Tamara tersedu sedu.

"I am sorry mommy,,, Tapi ini semua sudah terjadi dan daddy tidak bisa lagi berbuat apa apa. Semua milik daddy sudah diambil alih Andrew." tutup tuan John.

"Apa yang harus kita katakan sama Darra Dad,,,huuu" tak berhenti juga tangis nyonya Tamara.

"Kita akan jujur mengatakan semuanya mom. Darra anak yang baik dan cerdas. She will understand. Yang jelas sekarang kita harus bergerak cepat untuk memindahkan sisa aset yang kita punya dan masih atas nama mommy untuk segera kita pindahnamakan atas nama Darra." kata tuan John.

"Daddy mau mommy kuat." imbuhnya.

Nyonya Tamara mengangguk dan menyeka airmatanya. Dia mengerti bahwa tangisnya hanya akan memperlambat gerakan mereka dan bisa jadi kembali merugikan mereka.

Segera nyonya Tamara menghubungi pengacara keluarga untuk segera mengurus semuanya. Sementara itu tuan John mengurus pemesanan tiket pesawat menuju negara tempat Darra tinggal.

"Bagaimana mom?? Semua beres??" tanya tuan John begitu nyonya Tamara selesai bicara di telpon.

"Pengacara mommy langsung mengerjakannya dad. It should be done by this week." ucap nyonya Tamara.

"Good." jawab tuan John singkat dan lega.

"Apa kita perlu mengabari Darra kedatangan kita or we just datang kesana saja??" tanya nyonya Tamara.

"Kita langsung saja mom. Darra tidak akan menolak kedatangan kita kapan pun itu bukan?? Dia hanya akan bahagia dengan kehadiran kita." ucap tuan John.

"Daddy benar. Kalau begitu mommy berkemas dulu. Daddy lanjutkan urusan daddy ya." ucap nyonya Tamara.

"Bawa seperlunya saja mom." kata tuan John.

"Of course. Lagipula apa yang bisa kita bawa dari eumah yang bahkan segala isinya pun sudah jadi milik Andrew,,," jawab nyonya Tamara dengan nada setengah kesal.

"Mom,,, I'm sorry." lirih tuan John.

"No dad,,, jangan minta maaf. Mommy tidak marah pada daddy tapi pada bajingan tidak tau terima kasih dan licik itu. Bisa bisanya dia berbuat begini. Apa tidak cukup baginya kerajaan bisnis ayahnya sampai sampai dia pun mengambil alih milik kita." nyonya Tamara berapi api.

"Relakan saja mom,,, We can try untuk bangkit lagi nanti bersama Darra di sana. Jadi jangan sia siakan lagi waktu kita ini. Lets go kita temui Darra." tuan John memberi semangat dan menghibur.

"Iya dad,,," jawab nyonya Tamara.

Dua jam kemudian keduanya pun siap meninggalkan rumah yang sudah memberikan berjuta juta kenangan dalam perjuangan mereka mewujudkan nasib dan masa depan yang terbaik bagi Darra meski nyatanya semua itu kini hilang dalam sekejap mata.

"Kita dipaksa keluar dari rumah kita sendiri dad,,," lirih nyonya Tamara menoleh ke belakang setelah melewati pintu pagar.

Tuan John hanya menepuk bahunya dan membimbingnya masuk ke taksi. Mereka menuju ke bandara.

\=\=\=\=

Author tunggu ya vote, like dan komennya. Terima kasih 🌹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!