NovelToon NovelToon

Anak Genius: Jade Sign Of Love

Percobaan pembunuhan

Pada suatu malam dengan bulan purnama yang terang, telah lahir seorang anak perempuan dari keluarga ternama Rahardian.

“Cantiknya putriku, semoga kelak kamu menjadi anak yang berbakti dan bukan hanya cantik wajahnya, tapi juga hatinya” kata Valda sambil menahan sakit yang amat tak terduga.

“Tuan besar! Gawat nyonya mengalami pendarahan yang hebat!!, dan sekarang tidak sadarkan diri” kata dokter pribadi keluarga Rahardian sambil berlari memberitahu Evan Rahardian.

“Apa kamu bilang..?!, Cepat lakukan sesuatu!!” kata Evan Rahardian panik.

“Lebih baik nyonya besar ditangani di rumah sakit tuan” kata dokter menyarankan.

Evan Rahardian bergegas membawa Valda ke rumah sakit pusat, tapi sesampainya di rumah sakit Valda sudah tidak tertolong. Dari situlah anak perempuan mereka dinamai Li Li Rahardian dimana kata “Li” di diambil dari kata perpisahan.

Tiga bulan kemudian Evan Rahardian menikah lagi dengan perempuan bernama Riska Sintia, yang merupakan sahabat dekat dari Valda. Meski awalnya Riska Sintia bisa menyayangi Li Li Rahardian tapi didalam lubuk hatinya tidak begitu.

Riska Sintia yang berkata dalam hatinya “Kenapa Valda meninggalkan anaknya dan menjadi beban juga penghalang untukku?!!”

“Ini sungguh tidak adil!!”

“Harusnya anak ini mati bersamamu, Valda!” kata Riska Sintia sambil mengeratkan giginya.

Satu setengah tahun berlalu, Evan Rahardian ayah dari Li Li Rahardian sangat sibuk mengurusi bisnis perusahaan kain milik keluarga mereka. Saat itu Riska Sintia hamil dan semakin tidak suka dengan keberadaan Li Li Rahardian. Didalam kamar tidur pribadi Li Li Rahardian

“Kamu masih kecil saja sudah memiliki kamar pribadi yang begitu bagus. Apalagi sudah besar nanti!!” kata Riska Sintia kesal sambil melihat ke arah Li Li Rahardian.

Li Li Rahardian yang masih kecil menatap ibu tirinya dan tertawa,

“Apa yang kamu tertawakan?!, kamu menertawai anakku karena hanya bisa jadi putra kedua yang tidak diakui, hah!!” dengan nada pelan dan menegaskan.

“Aku harus mencari cara menyingkirkan benalu bagi anakku yang belum lahir sepertimu..” kata Riska Sintia sambil tersenyum jahat.

Keesokan harinya, Evan Rahardian pergi dinas keluar kota Bandung dalam waktu 1 bulan. Seminggu kemudian Riska Sintia berencana mengadakan pertemuan dengan teman-temannya di rumah, sekaligus membuat skema penculikan dan pembunuhan untuk melenyapkan Li Li Rahardian. Satu hari sebelum pertemuan Riska Sintia menelepon orang suruhannya,

kring....kring....kring

“Halo nyonya!” kata penculik dibalik telpon,

“Jangan lupa dengan rencana kita!!!” kata Riska Sintia mengingatkan,

“Baik nyonya, asal anda juga jangan lupa dengan bayaran yang anda janjikan..!” kata penculik tawar menawar,

“Oke, pasti akan sesuai dengan kesepakatan”kata Riska Sintia yakin dan langsung menutup telpon.

Tut...tut...tut

Setelah menutup telponnya Riska Sintia menelpon teman-temannya dan juga meminta ijin kepada Evan Rahardian.

Keesokan harinya, saat pertemuan berlangsung orang suruhan masuk lewat jendela kamar pribadi. Semua pelayan sibuk dengan acara hari itu, tidak ada yang menyadari hilangnya Li Li Rahardian. Saat salah satu pelayan bermaksud membawa Li Li Rahardian keluar setelah acara selesai, barulah disadari Li Li Rahardian yang sudah tidak ada di kamarnya.

“Bagaimana ini ?!!, Nona muda tidak ada di kamarnya” kata pelayan itu,

“Apa? Kenapa bisa? Tidak mungkin nona muda merangkak keluar, karena pintu dikunci” kata kepala pelayan kediaman Rahardian,

“Ada apa? Kenapa ribut-ribut?” kata Riska Sintia,

“Ini nyonya..., nona muda tidak ada di kamarnya” kata pelayan menjelaskan lagi,

“Bagaimana bisa?!” Riska Sintia pura-pura panik,

“Sepertinya rencana ini berhasil...” dalam hati Riska Sintia,

~di tempat penculik membawa Li Li Rahardian~

“Kamu anak yang cantik.., tapi sangat tidak beruntung..,” kata penculik.

Hatinya entah mengapa tergerak begitu saja, dan penculik itu tidak membunuh Li Li Rahardian dan hanya membuangnya disuatu tempat terpencil di kota Cimahi.

“Semoga kali ini kamu menemukan keluarga yang baik...” kata penculik,

Li Li Rahardian tertawa, dan kemudian mulai menangis ketika penculik itu meninggalkannya. Disaat yang sama, tangisan Li Li Rahardian terdengar oleh seorang pria paruh baya yang tidak sengaja lewat.

“Astaga anak cantik siapa yang minggalkanmu disini?” kata Soni Umbara.

Soni Umbara membawa Li Li Rahardian ke rumahnya, dia dan istrinyapun mengangkat Li Li Rahardian menjadi putri mereka dan menamainya dengan Qia Kirana.

~10 tahun kemudian~

Qia Kirana sangat disayangi oleh kedua orang tua angkatnya Soni Umbara dan Raisa, dibesarkan dengan pendidikan moral yang baik.

Sehingga Qia Kirana tumbuh menjadi anak yang ceria, rajin, dan juga ramah. Saat ini Qia Kirana duduk dibangku sekolah menengah pertama, dan menjadi siswa yang cukup berprestasi.

Suatu waktu ketika pulang sekolah, Qia Kirana diganggu oleh senior laki-laki karena dia cantik. Tiba-tiba seorang anak bernama Rafka Gavin muncul dan menyelamatkannya.

“Apa kamu baik-baik saja?” kata Rafka Gavin,

“A..ku... baik-baik...” kata Qia Kirana yang masih gemetar ketakutan,

“Kenapa kamu diam saja diganggu oleh mereka?” kata Rafka Gavin,

“Aku tidak bisa melawan mereka, apalagi karena mereka laki-laki dan juga seniorku” Qia Kirana menjelaskan,

“Oh.. ya namamu siapa?” kata Rafka Gavin,

“Namaku Qia Kirana, terimakasih sudah menolongku” Qia Kirana membungkukkan badannya,

“Sama-sama, lagi pula kata ibuku sudah seharusnya anak laki-laki melindungi perempuan” kata Rafka Gavin,

Dari kejadian itulah Qia Kirana bukan hanya memiliki Danisha Azkia sebagai sahabat dari kecilnya, tapi juga Rafka Gavin teman sekaligus orang yang mengajarkannya beladiri.

~ 9 tahun kemudian~

Diruang keluarga kecil milik keluarga Umbara, televisi menyala dan mengabarkan berita mengenai bisnis. Salah satu pengusaha muda yang berhasil diindustri busana dan perhiasan terkemuka di Prancis yang berencana membuka perusahaan pusat di Indonesia.

“Kabarnya seorang pengusaha muda busana dan perhiasan terkemuka di Prancis telah membuka perusaan pusat yang besar di Indonesia, di Prancis perusahaan ini sudah sangat terkenal dan mampu bersaing dengan bisnis fashion dunia” kata pembawa acara,

“Ceo dari perusahaan ini mungkin tidak cukup ternama di Indonesia karena telah lama tinggal di Prancis, mari kita dengarkan penjelasan terkait” kata pembawa acara menjelaskan lagi.

Terlihat di televisi Ali Keenan diwawancarai setelah turun dari mobilnya. Dan begitu banyak wartawan yang datang untuk mencari berita disekitarnya, salah satunya berkata

“Presdir Li apa alasan kuat anda memindahkan perusahaan pusat Keenan Group ke Negara ini?”

“Apa karena banyak isu mengatakan bahwa anda memiliki hubungan dengan sesama jenis?” salah satu wartawan lain menambahkan,

“Alasan mengenai aku membuka perusahaan pusat di Negara ini karena aku ingin pulang ke tempat kelahiranku, dan tidak ada alasan lain” Ali Keenan menjelaskan dengan tegas,

“ Jadi apa rencana anda selanjutnya?” tanya salah satu wartawan lagi.

Ali Keenan pergi tanpa menjelaskan apapun lagi.

Tidak lama setelah itu perusahaan Keenan Group merekrut banyak pekerja bertalenta. Salah satunya adalah Haris Permana yang langsung diangkat menjadi manager pemasaran di perusahaan Keenan Group. Haris Permana merupakan tuan muda Permana yang cerdas dan baik hati, keluarga Permana adalah keluarga yang bersahabat sejak lama dengan keluarga Rahardian.

Di kediaman keluarga Rahardian, Riska Sintia mengetahui bahwa Evan Rahardian telah mencari Li Li Rahardian selama bertahun-tahun lamanya. Pada suatu hari, dia mendengar suaminya sedang menelpon seseorang di ruang kerja.

“Halo Tuan!! Berdasarkan informasi yang saya temukan, ada orang yang memiliki ciri-ciri sama dengan putri anda, seorang gadis dari Cimahi,” kata orang dari dalam telpon.

...~ Bersambung....~...

Identitas Asli

“Cepat selidiki dengan baik!, jika perlu lakukan tes DNA, tapi jangan sampai orang lain mengetahuinya” kata Evan Rahardian,

Riska Sintia yang mendengar hal ini langsung bergegas pergi ke kamarnya. Dia mengambil selembar foto pernikahan Valda yang ia hadiri saat itu, dia menatapnya sambil terbakar api kemarahan.

“Dengan hak apa kamu yang sudah mati masih membayangi Rahardian!!!, anakmu tidak pantas mendapatkan apapun!!! dia harusnya mati 19 tahun yang lalu......! aaaaaaaaaaaaaaaa......” kata Riska Sintia sambil meremas foto ditangannya.

Keesokan harinya, Qia Kirana pergi ke rumah Danisha Azkia dan mereka seperti biasa mengobrolkan banyak hal. Tiba-tiba datang Rafka Gavin yang membawa banyak makanan dan buah. Dengan cepat Danisha Azkia mengambilnya lalu berkata kepada Qia Kirana.

“Ahhh..., sepertinya ada yang kurang” kata Danisha Azkia sambil mengelus lehernya,

“Ohhh..., aku akan buatkan kalian minum, sebentar!!” kata Qia Kirana sambil pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman,

Kemudian saat Qia Kirana pergi ke dapur, disaat yang sama Danisha Azkia dan Rafka Gavin di ruang tengah.

“Rafka!!, jujur padaku kamu selalu ke rumahku ketika Kirana kesini saja, jika tidak mana mungkin kesini bahkan bayanganpun tidak ada, apa kamu menyukai Kirana?” tanya Danisha Azkia dengan wajah penasaran,

“Memangnya terlihat sangat jelas, ya?” kata Rafka Gavin bertanya dengan spontan,

“Hmmm..., benar-benar jelas.., bahkan orang yang belum pacaran sepertikupun tau itu....” kata Danisha Azkia sambil menunjuk dirinya sendiri,

“Iya, aku menyukainya” tegas Rafka Gavin,

Qia Kirana yang kembali dapur dan membawa minuman heran dengan mereka yang memperlihatkan ekspresi tegang.

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Qia Kirana sambil mendekati kedua sahabatnya,

“Bukan hal yang penting Kirana” tegas Danisha Azkia sambil menarik Qia Kirana untuk duduk,

“Benarkah?” tanya Qia Kirana ragu,

“Benar, bukan hal penting” kata Rafka Gavin meyakinkan.

Mereka berbincang sampai sore tiba, sepulangnya dari rumah Danisha Azkia ada seorang anak kecil yang jatuh. Disaat Qia Kirana menolong anak kecil itu ada begitu banyak orang berkerumun, kemudian ada seorang pria paruh baya yang memotong sedikit rambutnya.

Qia Kirana menyadari hal itu, karena dia memiliki sedikit ilmu beladiri yang diajarkan Rafka Gavin. Tetapi karena begitu banyak orang dan juga ia sedang menolong anak kecil itu, dia tidak sempat untuk tau maksud dari laki-laki itu.

Sesampainya di rumah dia beristirahat dan membantu pekerjaan rumah ibunya. Disaat yang sama,

“Tuan Rahardian! Bisa kita bertemu?, saya sudah mendapatkan sampel DNA dari gadis yang anda minta” kata orang suruhan Evan Rahardian,

“Baik kita akan bertemu di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin!” kata Evan Rahardian,

Sesampainya di Rumah Sakit, Evan Rahardian menerima informasi singkat Qia Kirana. Dia membaca informasi itu dan memandang foto Qia Kirana, dan merasa bahwa Qia Kirana mirip dengan Valda. Karena hal ini lah Evan Rahardian langsung melakukan tes DNA, tes itu paling cepat membutuhkan waktu 3 hari untuk tau hasilnya.

~ 3 Hari kemudian ~

Dokumen hasil tes dikirimkan ke kediaman Rahardian, kemudian Evan Rahardian membacanya dengan baik. Dugaan itu benar!, dengan tes menuliskan bahwa Qia Kirana adalah Li Li Rahardian yang hilang 19 tahun lalu.

Tanpa pikir panjang Evan Rahardian bergegas pergi ke kota Cimahi dan langsung menuju rumah keluarga Umbara.

Setibanya di rumah keluarga Umbara, Evan Rahardian mengetuk pintu rumah dan ternyata yang membukakan pintu adalah Qia Kirana. Evan Rahardian juga melihat Soni Umbara dan istrinya yang langsung mempersilahkan untuk masuk dan duduk.

“Maksud dari kedatanganku adalah untuk memberikan ini kepada kalian” Evan Rahardian memberikan dokumen tes DNA,

Soni Umbara membaca dengan seksama dokumen yang diberikan Evan Rahardian.

“Jadi Qia Kirana adalah anak dari tuan Rahardian, kami tidak bermaksud apapun, karena saat itu Qia Kirana masih sangat kecil dan juga kami tidak memiliki putra jadi kami mengangkatnya sebagai anak” jelas Soni Umbara dengan wajah kaget,

“Aku kesini bukan untuk menyalahkan kalian, aku ingin berterimakasih karena sudah menjaga Li Li Rahardian anakku selama ini” kata Evan Rahardian sambil membukukan badannya.

“Ayah, ibu, ini sebenarnya ada apa?” tanya Qia Kirana bingung,

Soni Umbara dan istrinya menceritakan kisah Qia Kirana yang ditemukan menangis tidak jauh dari rumah mereka dan mengangkatnya sebagai anak mereka.

“Jadi tuan adalah ayah kandungku?” tanya Qia Kirana dengan ragu,

“Iya Kirana!, ayah berencana membawa kamu pulang ke rumah keluarga Rahardian” jelas Evan Rahardian meyakinkan,

“Tapi, aku tidak bisa meninggalkan ayah dan ibu” kata Qia Kirana dengan wajah yang sedih,

“Kirana kamu bisa kapanpun kesini jika kamu mau, alangkah baiknya jika kamu bersama mereka, kami disini akan baik-baik saja” kata Soni Umbara meski berat hati,

“Ini adalah sedikit uang dan juga beberapa hadiah yang saya siapkan untuk tuan Umbara” Evan Rahardian memberikan uang dan hadiah,

“Tidak perlu!, karena kami membesarkan Kirana bukan untuk imbalan” jelas Soni Umbara,

“Ambillah ayah!, setidaknya selama aku tidak ada, ayah dan ibu bisa cukup makan, jadi aku tidak khawatir ...” kata Qia Kirana yang hatinya masih enggan pergi,

Setelah itu, Qia Kirana pergi dan kembali ke kediaman Rahardian, dia tidak pernah berpikir bahwa ayah kandungnya adalah seorang pengusaha. Setibanya di kediaman Rahardian, Riska Sintia mengetahui bahwa Li Li Rahardian/Qia Kirana akan kembali. Dengan semua kepura-puraannya dia berdiri bersama Lisa Rahardian bermaksud menyambut Qia Kirana.

“Selamat datang Tuan besar! Selamat datang Nona muda!” para pelayan menyambut kedatangan Qia Kirana,

“Nah Kirana mulai sekarang kamu akan tinggal disini” kata Evan Rahardian,

“Tuan...., maksudku ayah...., panggil saja aku Qia Kirana, aku tidak terbiasa dengan nama Li Li Rahardian” kata Qia Kirana,

“Baiklah..,baiklah..., semuanya juga hanya sebutan saja, ohhh... iya perkenalkan ini ibu tirimu Riska Sintia dan ini adikmu Lisa Rahardian” kata Evan Rahardian sambil memperkenalkan istri dan anak keduanya,

“Selamat datang di rumah Kirana, astaga selama ini kamu kemana saja ibu sangat khawatir” kata Riska Sintia sambil memegang kedua tangan Qia Kirana,

tapi dalam hati berkata (“Aku selamanya tidak akan mengakuimu sebagai anakku!!!, Baik-baiklah hidup karena sebentar lagi aku akan menyingkirkanmu lagi!”)

“Hai kak aku Lisa Rahardian, kak ayo kita masuk!” kata Lisa Rahardian langsung menggandeng tangan Kirana.

Semua orang masuk kedalam rumah, Keluarga Rahardian berkumpul makan siang di ruang makan, tapi bagi Qia Kirana tempat itu sangat asing dan tidak ada kehangatan sama sekali.

Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti didepan rumah Keluarga Rahardian.

“Tuan! Didepan ada keluarga Permana” kata kepala pelayan,

“Baik, waktunya sangat pas sekali, persilahkan mereka masuk!” kata Evan Rahardian,

“Ayah apa kakak Haris datang?” tanya Lisa Rahardian dengan gembira,

“Iya, kakak Harismu datang” kata Riska Sintia tersenyum tipis,

“Ayah.., ibu..., aku ganti baju dulu ya” kata Lisa Rahardian,

“Pergilah berpakaian yang cantik” kata Evan Rahardian.

Lisa Rahardian dengan tergesa-gesa pergi ke kamarnya, sedangkan Qia Kirana bingung siapakah yang datang sampai Lisa Rahardian seperti itu?, setelah itu dia keluar dari ruang makan dan melihat ada seorang pria dan keluarganya yang duduk bersama.

Ayah dan Ibu tirinya berbincang-bincang dengan Keluarga Permana. Haris Permana dan keluarganya kaget karena tersadar dengan kehadiran Qia Kirana.

“Siapa dia Evan? sangat mirip dengan mendiang istrimu” kata ayah Haris Permana,

...~Bersambung.....~...

Ciuman Paksa Satu Malam

“Ohhh..., iya perkenalkan dia putri pertamaku Li Li Rahardian atau namanya sekarang Qia Kirana” Evan Rahardian mengenalkan Qia Kirana pada semuanya.

“Pantas saja, sangat mirip dengan Valda” kata Ibu Haris Permana,

“Halo Paman Permana, halo Bibi Permana” sapa Qia Kirana,

“Halo namaku Haris Permana” Haris Permana berinisiatif memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya,

“Halo namaku Qia Kirana” jawab Qia Kirana sambil menundukkan kepalanya.

Disaat yang sama Lisa Rahardian turun dengan pakaian yang cantik, dan melihat tatapan berbeda Haris Permana pada Qia Kirana. Dengan seketika Lisa Rahardian menghampiri Haris Permana sambil bersikap manja.

“Kakak Haris.., kenapa kamu sangat sibuk akhir-akhir ini?, jarang sekali kita bertemu” kata Lisa Rahardian,

“Banyak pekerjaan yang harus diurus Lisa” Haris Permana menjawab sambil terus menatap Qia Kirana.

Karena Qia Kirana sangat tidak nyaman dengan Situasi tersebut ia meminta ijin untuk istirahat di kamarnya. Evan Rahardian tidak mencurigai apapun dan mengiayakannya.

Setibanya di kamar ia langsung menelpon dan berbincang dengan Danisha Azkia, menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini. Danisha Azkia kaget dan tidak menyangka jika sahabat kecilnya adalah nona muda dari keluarga Rahardian. Mereka berbincang sampai menjelang tidur.

~1 Minggu kemudian~

Banyak yang berubah didalam keluarga Rahardian, Tuan Rahardian jadi jarang pergi dinas dan para pembantu sangat akrab pada Qia Kirana. Tapi kebencian Lisa Rahardian mulai tumbuh dan memuncak, dia merasa tidak ada tempat lagi baginya di rumah setelah kedatangan Qia Kirana. Apalagi Haris Permana yang selalu menanyakan banyak hal tentang Qia Kirana padanya.

Malam harinya, Lisa Rahardian berbincang dengan ibunya. Riska Sintia sudah menyangka akan seperti ini, dia merasa Qia Kirana tidak jauh berbeda dengan mendiang ibunya, yang akan mengambil kebahagiaan anaknya.

Riska Sintia tahu jika sekarang dia tidak bisa menyingkirkannya begitu saja seperti 19 tahun yang lalu, jadi dia berencana menjebak Qia Kirana agar menikah dengan seorang pengusaha tua dan gila perempuan. Riska Sintia membicarakan rencana besarnya pada Lisa Rahardian, sekaligus bertujuan supaya Haris Permana membenci Qia Kirana dan kembali pada Lisa Rahardian.

Keesokan harinya, Riska Sintia menelpon direktur pemasaran Didi, laki-laki tua yang sangat suka membuka kamar hotel untuk wanita cantik. Siang hari itu, Lisa Rahardian mengajak Qia Kirana berbelanja, ia membelikan gaun mewah untuk Qia Kirana.

Karena sangat lelah seharian berbelanja Lisa Rahardian mengajak Qia Kirana makan malam di Hotel Horison. Setibanya di restoran, Riska Sintia mendapat kabar bahwa Qia Kirana sudah berada ditempat. Ketika makanan tiba, Qia Kirana berkata bahwa dia ingin ke toilet sebentar.

“Lisa.., aku ingin ke toilet sebentar” kata Qia Kirana berdiri,

“Iya kak, apakah butuh aku temani?” tanya Lisa Rahardian,

Sambil berkata dalam hati “Bagus ternyata tuhan juga membantuku…, sepertinya ini akan jadi malam yang indah untukmu, kakaku tersayang!!!”

“Tidak perlu Lisa..!!” kata Qia Kirana,

Saat Qia Kirana pergi ke toilet, dia tidak sengaja menubruk seorang laki-laki.

“Maafkan aku Tuan!!, apa anda tidak apa-apa?” kata Qia Kirana sambil membukkan badannya,

“Tidak apa-apa!” kata Ali Keenan sambil terburu-buru pergi.

Di Restoran telah disiapkan anggur dan air putih yang sudah Lisa Rahardian campurkan dengan potenzol, dia berencana jika Qia Kirana menolak meminum anggur, rencananya masih akan berjalan jika Qia Kirana meninum air putih yang Lisa Rahardian siapkan.

Setelah Qia Kirana kembali lalu dia makan, Lisa Rahardian bersulang untuknya dengan alasan penyambutan. Qia Kirana mengiyakannya dan meminum anggur yang disiapkan. Hari mulai malam, Lisa Rahardian berkata akan menginap malam itu di kamar hotel 219 dan dia akan mengecek kamarnya.

Disaat yang sama, Ali Keenan pergi ke bar hotel untuk bernegosiasi dengan kliennya. Setelah diskusi selesai, Ali Keenan merasa sedikit mabuk dan berencana kembali ke kamar hotel 216, setiba di kamarnya dia merebahkan badan.

Qia Kirana merasa sudah menunggu Lisa Rahardian sangat lama, ia juga merasa tidak enak diseluruh badannya. Jadi dia berinisiatif datang ke kamar hotel 219. Sepanjang jalan badannya terhuyung seperti mabuk berat, dan dia tiba didepan kamar hotel bernomor 216.

Tok..tok..tok..

“Siapa? Ben?!” kata Ali Keenan sambil hendak membuka kamar,

Ketika Ali Keenan membuka kamar, Tiba-tiba…., Qia Kirana langsung menciumnya dengan agresif. Kemudian Ali Keenan berusaha melepaskannya, dan menariknya masuk ke kamar.

“Kamu siapa? Tidak sopan!!!” kata Ali Keenan sambil mengusap bibirnya,

“Hah…hah…, Panas! Panas…, tidak enak sekali” kata Qia Kirana sambil menanggalkan sedikit pakaiannya,

“Sepertinya ada yang memberi obat padamu” kata Ali Keenan, sambil memberikan jasnya,

Tapi Qia Kirana melempar jasnya dan mencium Ali Keenan lagi.

“Apakah ini yang kamu inginkan?” tanya Ali Keenan melepaskan ciuman Qia Kirana,

“Jika begitu aku akan mengambulkannya!” Ali Keenan menegaskan dan membalas ciuman Qia Kirana.

Malam itu, Qia Kirana menghabiskan malam di ranjang bersama Ali Keenan. Setelah itu, Ali Keenan memberikan plat giok berwarna biru bertuliskan “σημάδι αγάπης” berarti “Takdir Cinta”.

Pagi harinya, dia melihat dirinya yang tidak mengenakan pakaian dan ada laki-laki tak dikenal disampingnya. Sebelum Qia Kirana pergi, ia menuliskan `(maaf jika malam tadi aku bersikap kurang ajar, aku tidak akan meminta pertanggung jawaban dan selamat tinggal)’.

Ali Keenan bangun dan tidak melihat perempuan tadi malam di sampingnya, hanya menemukan sebuah catatan.

“Aku pasti akan menemukanmu cepat atau lambat!” kata Ali Keenan sambil memegang catatan itu dengan erat.

Qia Kirana tidak berani pulang ke kediaman Rahardian karena dia tahu banyak hal buruk menunggunya disana dia hanya bisa memberi kabar pada Danisha Azkia sahabatnya, jika dia ingin kabur ke luar negeri. Lalu Danisha Azkia memberikan semua tabungannya dan merekomendasikan negara Thailand untuknya tinggal.

~ 6 tahun kemudian ~

Kring….kring….kring…

“Halo!, Qia Kirana! Kamu sudah sampai?”kata Danisha Azkia,

“Iya, aku sudah sampai” kata Qia Kirana,

“Tunggu ya! Aku dan Rafka akan menjemputmu!” kata Danisha Azkia,

“Iya, terimakasih Yi Yi selama ini kamu sudah banyak menolongku” kata Qia Kirana,

“Tidak perlu ada ucapan seperti itu antara kita berdua, sudah aku tutup dulu telponnya!” kata Danisha Azkia.

Setelah menelepon Qia Kirana seperti mencari-cari seseorang, dan tiba-tiba dia berlari. Lalu memeluk 2 orang anak kecil berusia 5 tahun.

~perkenalan khusus~

Hai namaku Aileen dan adik kembarku yang jutek bernama Ailaa. Aku sekarang berumur 5 tahun, keahlianku adalah dalam bidang ilmu teknologi dan komunikasi, banyak yang bilang aku sangat tampan ^_^

Hai namaku Ailaa, tolong jangan dengarkan perkataan kakaku yang konyol. Dia pernah membuat polisi negara Thailand kebingungan karena ulah keahlian komunikasinya. Keahlianku adalah dalam bidang bela diri, aku ingin bisa melindungi ibu dan juga orang lain dimasa depan nanti.

...~Bersambung….~...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!