Damian / Derrell adalah pria yang sama, berusia 37 tahun mempunyai tubuh tegap, iris matanya gelap dan kadang berwarna ke abuan, mempunyai tubuh tinggi dan wajah yang tampan dan rahang yang tegas, seorang pengusaha yang sukses dan duda yang tampan, namun tak mudah di dekati, sudah banyak yang mencoba menaruh hati namun...mereka menarik diri ketika mengenal sisi Lain Damian yaitu Derrell yang kejam, bahkan sudah tak terhitung berapa banyak wanita yang terbun*h karna nekat ingin menaklukan seorang Damian yang tentu saja ada jiwa Derrell yang kejam....
Damian/Derrel seorang pengusaha, Damian suka berbisnis di bidang properti dan beberapa Hotel mewah bintang 5,
Sedangkan Derrell lebih suka dunia yang kelam seperti dunia mafia senjata, menjual belikan senjata legal maupun ilegal, Derrell terlihat lebih kejam dan dingin tak segan membun*h jika ada yang berani menghalangi jalannya sedangkan Damian lebih suka menggunakan cara halus dan pendekatan, mereka berdua hidup dalam satu tubuh dan saling bertentangan di dalamnya...
Damian Dan Derrell berjuang saling mengalahkan untuk bisa menjadi satu-satunya pribadi yang bertahan di dalam tubuh itu, saling mengalahkan sejak kecil, toh Damian dan Derrell harus mengakui mereka sama-sama kuat dan tidak bisa terpisahkan...
Apalagi dengan adanya Mikhayla Aksana yang di nikahi Derrel secara paksa, menjadikan mereka seteru untuk saling memperebutkan istrinya sendiri..
Dan saat ini Derrell sedang melemah karna tangisan dan kesedihan Mikha adalah kelemahannya....dan jika Mikha sedang marah atau kesal maka disitulah kekuatan Derrell muncul untuk mengalahkan Damian dan memaksa pria itu tertidur...
Namun keberuntungan sedang berada di pihak Damian, dan ia akan menjaga agar Derrell tidak akan pernah terbangun lagi...pria itu keluar dari kamarnya,menyusuri lorong panjang yang menghubung ke arah taman....senyumnya mengembang ketika melihat dari jauh,
Damian menatap ke arah wanita yang tampak sedang bermain bersama putranya Dion, mereka sedang di taman dan bermain sesuatu yang tidak di mengerti Damian, hatinya menghangat tak kala melihat dari jauh Mikha sedang tertawa karna tampak dia memenangkan permainan, dan Dion tampak pasrah dan ikut tertawa.. mereka seperti ibu dan anak yang mesra dan saling mencintai, setidaknya itu di mata Damian....
Yah,...sudah lama ia tidak melihat tatapan hangat dan penuh cinta dari wanita asing yang ironisnya sudah menjadi istrinya, mereka sudah tidur bersama walau kenyataanya adalah Derrell yang melakukan itu bukan dirinya....Damian masih mengamati dari jauh sampai ia membuang pandangan dan melihat asisten Derrell menatap ke arahnya, itu tatapan permusuhan yang kentara,...
Damian melangkah ke arah Lukas, hingga pria itu terdiam lalu menunduk hormat...
"Tuan Damian...."?
"Apa kau sedang memata-matai aku selama tuanmu tertidur."?
Lukas mengangkat muka dan tersenyum ke arah Damian, ia tidak membenarkan atau membantah.
"Aku hanya di tugaskan tuan Derrell untuk menjaga nyonya Mikha dan tuan muda Dion...selain itu tidak ada yang perlu di kawatirkan tuan Damian, lagipula asisten anda Wilson selalu mengitari sekitar rumah ini tuan dan bukankah semua baik-baik saja."? ucap Lukas dengan sopan.
Damian menatap ke arah Mikha dan Dion yang masih asyik bermain ia lalu menatap Lukas,
"Aku harap kau jangan melakukan hal-hal yang di luar kendali Lukas."
"Tentu saja Tuan Damian, hidupku untuk mengabdi pada tuan Darren dan bukankah itu demi kebaikan tuan Damian juga."
"Kau licik seperti Derrell."
"Aku anggap itu sebagai pujian tuan Damian." ucap Lukas lalu menunduk hormat dan melangkah meninggalkan Damian yang hanya mengeraskan tatapannya..
Sementara dari jauh, Wilson tampak menghampirinya dan menunduk..
"Tuan Damian,.."
"Apa kau sudah mendapat infonya."
"Tentu saja tuan Damian, dan anda akan sangat terkejut dengan apa yang aku temukan." ucap Wilson menundukan kepala..
Damian mengangguk...lalu menatap ke arah Mikha dan Dion yang seolah bagai magnet untuk menariknya mendekat....ia lalu menatap Wilson...
"Aku akan memanggilmu Wilson, untuk saat ini aku ingin menemui istri dan anakku dulu." ucap Damian dengan tatapan yang dalam.
Wilson mengarahkan tatapannya pada sosok Nyonya Mikha dan tuan muda Dion, ia lalu tersenyum...
"Baik tuan Damian, aku menunggu perintah."
Wilson pun pergi dari tempatnya...meninggalkan Damian yang tanpa sadar tersenyum..ia kembali menatap ke arah Mikha dan Dion lalu mendekati mereka......
💝💝
"Aku yang menang ibu..ucap Dion kali ini dengan wajah yang sumringah..
"Kau pintar sekali sih." seru Mikha mendekatkan wajahnya bersiap untuk mendapatkan sentilan di dahi, Dion mengusap tangannya tidak sabar dan ketika Mikha mendekat, Dion menyentil dahi Mikha dengan gemas hingga Mikha meringis..
"Aww...ibu akan membalasmu." desis Mikha meredupkan matanya.....
"Tentu saja...aku akan mengalahkan ibu lagi." seru Dion antusias..
Dion dan Mikha tertawa santai,....mereka hendak melanjutkan permainan ketika terdengar suara di dekat mereka...
"Apa ayah boleh bergabung."? seru Damian menatap ke arah Mikha dan Dion..yang menatapnya dengan dalam..
Mikha melonggarkan tenggorokannya..ia menatap ke arah Damian yang menatapnya tajam, namun sorot matanya berbeda, tampak lebih lembut dan mudah di dekati...tidak seperti tadi pagi dingin dan tidak tersentuh...Mikha melirik ke arah Dion yang tersenyum sangat aneh..mengapa Dion memanggilnya Derrell ayah dan bukan papa.?
"Derrell...apa kau sudah makan."? tanya Mikha karna sejak dari kamar tadi Derrell tidak menunjukan wajahnya sampai makan siang...mau tak mau Mikha jadi penasaran kemana pria itu pergi....
"Aku...sudah makan namun aku menginginkan camilan sore.."ucapnya dengan nada lembut namun masih terdengar kaku....dan Mikha...lagi-lagi terkejut ketika Derrell bersikap sopan.....
"Mengapa menatapku."? tanya Damian..
"Aku hanya suka menatapmu saja, ya sudah kalau begitu aku akan membuatkanmu dan Dion sesuatu untuk dimakan." ucap Mikha berdiri..
"Tidak Mikha, Jangan melakukannya biarkan pelayan melakukan itu." ucap Damian meminta...
"Aku baik- baik saja Damian,lagi pula aku ingin membuat sesuatu untuk suami dan anakku." ucap Mikha berdiri dan melangkah ke arah dapur..
Dion menatap sang papa....
"Ayah...menyukai Ibu."? tanya Dion dengan polos..
Damian terdiam ia menatap putranya dan mengusap kepalanya, yah...aku menyukai ibu,.apa kau setuju."?
Dion mengangguk walau lemah...
"Papa Derrell sudah menikah dengan ibu kemarin..seandainya yang muncul itu ayah..akan aku akan sangat bahagia...Dion menundukan wajahnya...
Damian menepuk pundak putranya keduanya saling menatap......
"Papa Derrell akan mencintaimu Dion, ayah yakin itu..."Damian membujuk sambil mengusap rambut Dion lembut...
"Semoga saja ayah dia tidak akan tertidur lagi." ucap Dion penuh Harap.
Damian hanya menghela nafas, semoga saja...meski ia tidak yakin....
Mikha akhirnya muncul dengan membawa nampan di tangannya ada kopi, coklat panas dan beberapa kue kecil untuk Dion. pembicaraan Damian dan Dion terhenti ketika melihat kedatangan Mikha...
"Silahkan di minum." ucapnya kaku, melirik ke arah Derrell yang diam saja seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri...ia lalu menatap Mikha..
"Lain kali tidak perlu repot Mikha..biarkan pelayan mengerjakan tugasnya." ucap Damian dengan sangat dingin.
Mikha lagi-lagi merasa aneh, mengapa Derrell bersikap dingin dan menjaga jarak dengannya, bukankah tadi pagi Derrell terlihat sangat agresif dan hampir membawa Mikha dalam percintaan jika saja Mikha tidak mengalihkan topik pembicaraan lain...
Mikha menganggukan kepalanya, ia menatap mata Damian yang tidak tersentuh..
"Baiklah..aku tidak akan melakukannya lagi Derrell." ucap Mikha menurunkan pandangan pada Dion, setidaknya Dion lebih menghargainya...
"Kue dan coklat panasnya enak ibu..aku mencintaimu." ucap Dion memuji...
Mikha mengangguk, itu sebabnya ia lebih suka dekat dengan anak kecil, mereka polos dan jujur sedangkan Derrell....astaga ia bahkan tidak melihat Mikha lagi dan meminum kopi itu tanpa mengucapkan sesuatu...
"Kopi yang enak...aku suka." ucap Damian menyeruput kopinya dan sedikit tersenyum..
Dan Hey.....Derrell terlihat sangat tampan ketika tersenyum, Mikha sampai tak berkedip melihat pemandangan langka itu,jarang sekali ia melihat senyuman tulus di wajah ini, sekali saja ia melihatnya....selain itu Derrell memasang wajah dingin dan aura membun*hnya...
"Selesai bermain masuklah kekamar, sudah hampir malam." ucap Damian meletakan cangkir yang kosong...
Mikha tak melewatkan pandangan pada cangkir kosong itu dan menatap Derrell.
"Aku haus," ucap Damian menegakan tubuhnya...
Damian berdiri dan bersiap melangkah....
"Derrell."
"Yah..."?
"Bolehkah aku bermain dulu bersama Dion, setelah itu aku akan ke kamar."
Damian membeku, ia lupa jika Derrell telah menikahi Mikha,dan saat ini ia harus terbiasa dengan ada orang lain yang tidur di sampingnya...
"Kau bisa tidur bersama Dion jika kau mau."ucap Damian tajam..
"Ayah kan baru menikah...aku bisa tidur sendiri,aku kan sudah besar." Dion mengedipkan matanya ke arah Damian yang mematung kehilangan suara..
"Apakah aku harus tidur sendiri saja." ucap Mikha memberi usul,lebih baik jika ia tidur sendiri dari pada bersama Derrell....
Damian menghela nafas, sikapnya akan membuat Mikha curiga,lagipulla Mikha istrinya....
tidak ada salahnya jika tidur bersama...Damian memejamkan mata mengusir rasa panas di dalam dirinya...
"Aku akan menunggu di kamar sebelum jam 9, jangan lupa aku terbiasa meminum teh berisi madu setiap malam, aku ingin kau menyiapkannya Mikha.." ucap Damian dengan dingin lalu melangkah meninggalkan Dion dan Mikha sendiri.
Mikha tertegun...melirik kearah Dion dan menggeleng,
"Ayahmu bisa meminta pelayan mengapa menyuruh ibu." ucap Mikha meringis...
"Mungkin ayah ingin merasakan teh buatan ibu, buktinya kopi ayah habis.." lirik Dion mengingatkan Mikha pada cangkir yang kosong...
Mikha tersenyum....dan mengangguk lalu membawa masuk Dion kedalam kamarnya sebelum Derrell berubah pikiran dan marah lagi..
🥰🥰
Malamnya...
Mikha sudah meletakan teh madu pesanan Derrel di atas meja di samping ranjang, ia sudah habis mandi dan memakai gaun tidur yang sudah tersedia di dalam lemari, lalu Damian keluar dari kamar mandi dan tertegun ketika ia menatap ke arah Mikha yang juga menatapnya..
Astaga Mikha sangat cantik dan tampak lezat di malam ini hingga Damian melonggarkan tenggorokannya beberapa kali, dia normal dan melihat Mikha dengan wajah polosnya membuat Damian merasa panas...
"Tehmu sudah siap Derrell." ucap Mikha melirik kearah gelas di atas meja...
Damian menganggukan kepala, bahkan Mikha mengenalnya sebagai Derrell bukan Damian...pria itu melangkah mendekati cermin dan mulai menyisir rambutnya, sementara handuk masih terlilit di pinggangnya, sesaat ia melihat ke arah Mikha dan berdehem ketika Mikha Juga menatapnya.
Hening.......
"Aach...Mikha kau bisakah kau mengambil piyama untukku."? ucap Damian meminta tolong...
Mengapa harus dirinya, mengapa ini tidak mengambil sendiri saja, astaga mengapa sikapnya sangat kaku dan aneh...? mengapa malah Mikha menjadi gugup begini.?
Mikha bangkit dari pinggir ranjang dan melangkah ke arah lemari dan mengeluarkan sepasang piyama dan menghampiri Derrell yang berdiri...
"Pakailah...ini warna ini terlihat bagus untukmu." ucap Mikha mengulurkan piyama itu pada Damian yang ia kira adalah Derrel...
Damian menoleh dan menatap mata Mikha yang dalam....untuk sesaat keduanya saling bertatapan tajam...........
Damian mendekati Mikha yang membeku, bahkan tubuhnya seakan di paku di tempat...
"Derrell...."
Damian mengulurkan tangannya, dan menyentuh wajah Mikha.....
"Aku Damian....bukan Darrell." bisiknya tegas.......
Wajah Mikha memucat......
"Apa maksudmu."
Damian merengkuh tubuh Mikha mendekat.....harumnya nafas Mikha membuat Damian tergoda....yah...keseluruhan Mikha sangat indah....
Melirik ke arah bibir Mikha..pria itu mendekat........
Mikha melebarkan matanya katakanlah dia sudah gila tapi dia jelas mendengar bahwa Derrel bilang dirinya adalah Damian...tidak mungkin.....
mana mungkin Derrell berubah menjadi Damian, apakah pria ini sedang bercanda dengannya...?
"Derrell..."? ulang Mikha ingin meyakinkan dirinya sekali lagi kalau dia tidak salah dengar kalau Derren jelas mengatakan jika dirinya adalah Damian...
Mata keduanya masih bertemu dan saling memenjara...Damian mendekatkan wajahnya, menikmati wajah Mikha yang cantik, naluri lelakinya bangkit tanpa mampu ia cegah, meski ia sudah berusaha menahannya sekuat tenaga.
Ada sebagian jiwanya yang cemburu karna Mikha mengenallnya sebagai Derrell dan bukan Damian, ia ingin Mikha mengenalinya sebagai Damian..hanya Damian,
Namun Damian segera sadar ketika melihat bertapa pucatnya wajah Mikha saat ini, Mikha terlihat terkejut dan takut...seperti sedang melihat hantu...
Damian mengangkat tangannya menyentuh pipi Mikha yang begitu halus, dan membelainya disana...mungkin untuk sementara ia harus bisa menahan perasaanya karna jika Mikha marah maka Derrell akan semakin kuat dan menyingkirkannya..
Dan Damian tak ingin itu terjadi..ia ingin Mikha hanya bersamanya, selamanya walau harus berpura-pura menjadi Derrell.
"Mengapa kau sangat terkejut Mikha.....aku hanya ingin mengujimu saja...apakah kau sebenarnya mengharapkan dirinya."?
Mikha melonggarkan tenggorokannya, kedekatan ini terasa berbeda tidak seperti biasanya...apakah hanya perasaannya...
"Aku tidak....
"Kau bisa memikirkannya malam ini, aku membebaskannya." bisik Damian semakin mendekat..melirik bibir Mikha yang terbuka seolah siap untukknya.segala jiwanya terbakar karna gairah yang membara...
"Derrell..."
"Yah...."
"Jangan bilang kau menginginkannya lagi aku...."
"Kau istriku bukan."? Damian melum** bibir Mikha dengan singkat...
"Yah...aku tau Derrell tapi semalam kau sudah.....tubuhku masih sakit." desah Mikha dengan wajah memelas..
Damian membeku, merasa kesal mengapa ia hampir hilang kendali bersama Mikha..ia bisa mencari wanita lain dan bukan Mikha..astaga, jika meneruskan gairahnya Mikha akan kesakitan.. ia tau Derrell sosok yang kuat dan semalam ia pasti tidak membiarkan Mikha istirahat.....
Damian tersenyum....kembali mengecup bibir Mikha dengan singkat
"Aku hanya bercanda....aku hanya ingin menggodamu saja."
Damian menjauh dan melangkah ke arah kamar ganti dan memakainya disana..sedangkan Mikha langsung duduk di ranjang dan memegang dadanya, mengapa ia berdebar...tatapan Damian yang tenang dan suaranya yang lembut membuat Mikha merasa lebih nyaman, ia tak perlu ketakutan seperti kemarin, pria itu juga tidak memperlihatkan tatapan tajam dengan aura membun*h yang kentara. Mikha tanpa sadar tersenyum...walau senyumnya tak lama ketika mengingat akhir pembicaraan mereka tadi pagi.
Damian keluar dari kamar mandi dan menatap Mikha..
"Aku ingin bicara tentang apa yang kita bahas tadi pagi Derrell.."
Damian membeku disana..ia tidak ingat membahas apa dengan Mikha, itu berarti Derrell...sekarang apa yang ia harus lakukan...?
Damian mengangguk dan mengamati wajah Mikha yang pucat, berusaha membaca apa yang ingin di bicarakan Mikha
"Aku sedikit lelah hari ini dan ingin tidur...apa yang ingin kau katakan Mikha."? ucap Damian mendekati ranjang dan duduk di samping wanita itu..
"Aku hanya ingin tau saja...agar aku tenang Derrell..apakah kau akan menceraikan aku..aku akan terima.."
"Aku tidak akan menceraikanmu Mikha kalau itu maksudmu, kita tidak akan bercerai..." ucap Damian tegas..
"Meski aku tidak bisa memberimu anak."?
Jadi pembahasan mereka tentang anak.? Damian baru mengerti...
"Mikha...Dion sudah cukup untukku, aku juga tidak terlalu menyukai anak-anak..kalau kau mau kita bisa adopsi dan kau bisa merawatnya." ucap Damian tegas...
Airmata menetes di wajah Mikha,...awalnya hanya isakan namun akhirnya berubah menjadi tangisan...Damian sungguh terkejut dengan reaksi Mikha, apakah ia salah bicara..mengapa Mikha malah menangis....
Damian meraih kedua tangan Mikha dan menggenggamnya erat, menariknya mendekat hingga Mikha berpindah duduk di pangkuannya...keduanya saling menatap..
"Apa aku menyakitimu Mikha."?
Mikha menggeleng tanpa suara ia memeluk tubuh Damian dengan erat dan menumpahkan semua perasaannya,
"Aku tak tau mengapa...aku menangis, mungkin naluriku sebagai perempuan, dan juga..aku..tak menyangka kau menerimaku..tatapanmu sangat tajam tadi dan aku pikir kau akan segera menceraikan aku...." isak Mikha semakin mempererat pelukannya...
Damian tertawa pelan, ini pertama kalinya ia membiarkan seorang wanita menangis di bahunya, bahkan Celine istrinya tak pernah menangis di pelukannya.
jamari Damian terangkat dan membelai rambut istrinyan...
"Dengan adanya anak atau tidak aku tidak perduli, aku sama sekali tidak ingin kau menangis lagi tentang masalah ini...janji."?
"Yah..aku janji...terimakasih Derrell, aku tidak menyangka kau...sebaik ini." ucap Mikha semakin mempererat pelukannya....
Damian memejamkan matanya, ia harus menelan sedihnya, ketika Mikha menyebut nama Derrell..
"Tentu...kau sekarang ibunya Dion jadi jangan pikirkan apapun lagi..kau akan tetap menjadi nyonya Russ selamanya." janji Damian sambil mengusap punggung Mikha dengan gerakan lembut.....
Damian melepaskan pelukan dan mengusap sisa airmata di wajah wanita itu...
"Jangan khawatir Mikha...aku akan selalu mendampingimu."
"Derrell terimakasih." bisik Mikha semakin mempererat pelukannya...
🥰🥰
Martin menatap ke arah bibinya dengan wajah bosan, hari ini bibi sedang ingin mempertemukannya dengan anak teman bibinya, Martin sungguh kesal karna Mikha menghilang seolah lenyap di telan bumi. bahkan ia sempat di beri harapan oleh Stela yang akan mempertemukan dirinya dan Mikha namun, semua hanya omong kosong, ketika ia sampai di bandara tidak ada satu pesawatpun, hati Martin hancur tak terbentuk...Mikha membawa cintanya pergi...
"Aku mohon bibi, ini terakhir kalinya aku menghormatimu dan aku tau paman Alex juga sedang kesal pada bibi karna itu paman tidak datang."ucap Martin jujur..
Bibi Mery tersenyum sinis..
"Martin...kau tau satu harapan bibi...hanya seorang pewaris setelah itu kau boleh berbuat apapun yang kau suka, bibi tidak akan melarang.."
"Termasuk hubunganku dengan Mikha, bibi akan merestuinya."? ucap Martin menawar...
Wanita berusi 60 tahunan itu mengangguk..
"Ini hanya nikah kontrak, kau hanya perlu menghamilinya dan mendapatkan keturunan, setelah itu kau bisa menceraikannya lalu kembali pada Mikha...bibi tidak perduli Martin." ucap wanita itu membujuk.....
Martin mengetuk jarinya di atas meja, menimbang usulan sang bibi...
"Baiklah...aku hanya ingin memastikan padamu bibi, setelah aku bercerai maka jangan pernah mengganggu kehidupanku...aku akan mengejar Mikha dqn menikahinya."
"Baiklah...terserah padamu Martin...bibi mengerti kau mencintainya..."
"Siapa wanita itu....namanya, asal wanita itu jelas."?
"Dia anak dari seorang wanita miskin di lingkungan bibi di luar negri, nyonya Elmira jatuh bangkrut, dulu mereka kaya namun karna judi suaminya menjual semuanya, sekarang Ibunya butuh uang dan bersedia melakukan apapun untuk mendapatkannya.."
Martin hanya menganggukan kepala, ia tidak perduli...
"Siapa namanya."?
"Anastasia Melano, usianya 18 tahun." ucap Bibi Mery menjelaskan...
"Masih sangat muda."?
"Dan segar..dia masih suci, bibi hanya ingin kau punya anak darinya, namun bibi juga tidak setuju jika kalian menikah lama."
"Apa karna ibunya."?
"Yah..ibunya sangat serakah dan gemar berjudi."
"Aku mengerti..." ucap Martin setuju, lagipula ia hanya ingin Mikhayla...
Sesaat kemudian pintu ruangan restoran terbuka, dan seorang gadis muda masuk dan denganwajah lugunya, pakaiannya sederhana,ia menunduk sopan...
Martin memejamkan matanya..yang benar saja, walau usianya 18 tahun tapi wajahnya seperti masih 15 tahun, ia seperti menikahi anak kecil.....
Anastasia Melano menunduk penuh hormat..ia menatap takut-takut pada Bibi Mery dan Martin...
"Selamat siang nyonya besar dan tuan muda Martin..."ucap Anastasia dengan suara yang sedikit gemetar.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!