NovelToon NovelToon

Anak Genius : Menculik Papa Muda

PART 01~ One Night Stand

Happy Readers 😍

.

.

.

Disebuah gedung yang menjulang tinggi dan didalam ruangan terdengar suara musik yang begitu keras.

Di sinilah para siswa SMAN 1 sedang mengadakan hari perpisahan dengan teman-temannya.

Tidak ada yang berani untuk melarang mereka karena yang menjadi ketua mereka adalah seorang tuan muda yang sudah di nobatkan sebagai pewaris tunggal di keluarga Zixte meskipun usianya masih 18 tahun.

Tidak hanya itu saja, akan tetapi dia adalah seorang pemuda yang tampan, genius dan tidak tersentuh kecuali satu orang.

Meskipun ia sudah berpacaran dengan banyak wanita di sekolahnya atau dari sekolah lain, tetapi tak ada seorang pun dari mereka yang bisa meluluhkan hatinya, karena wanita yang paling ia cintai adalah sahabatnya sendiri.

Dia adalah Zheihan Marfalo Zixte yang dikenal dengan nama Zheihan. Pemuda ini sangatlah memikat pada semua gadis, tetapi itu tidak berlaku pada sahabatnya.

Sampai detik ini tak ada satu yang berhasil mengisi hatinya yang keras bagaikan batu.

Hingga pada malam ini ada seorang gadis dengan mengenakan dress mini dan ketat mencampurkan sesuatu dalam minumannya tanpa ia sadari.

"Zheihan... selamat lho udah di terima di LA." ucap gadis itu lalu menyodorkan gelas ditangannya.

"Nih minuman buat lho." ujarnya.

"Thanks." Zheihan menerima begitu saja tanpa ada rasa curiga, dan ia pun menghabiskan minuman itu dalam satu kali tegukan.

"Sama-sama." ucap gadis menyimpan senyuman yang sulit untuk di artikan.

Tidak lama kemudian, Zheihan yang merasa sedikit pusing, bayangan demi bayangan di depannya terlihat buram dan tidak jelas, hingga pada akhirnya semuanya terlihat sangat gelap.

Gadis itu tersenyum puas dan licik, ia berusaha untuk membawa Zheihan ke dalam kamar di gedung tersebut.

Dia terobsesi dengan Zheihan selama ini, karena Zheihan selalu menolak cintanya. Tetapi malam ini ia berharap sesuai dengan rencananya akan berhasil.

Gadis itu adalah teman sekelasnya, tetapi beda ruangan, selama ini ia berusaha menahan diri untuk tidak gegabah dalam menjalankan misinya.

“Zheihan, malam ini kamu akan menjadi milikku,” ucapnya penuh kemenangan.

Perlahan membuka kancing baju Zheihan dari atas sampai tidak tersisa sama sekali. Akan tetapi saat gadis itu hendak melakukan aksinya, Zheihan bangun dengan keadaan setengah sadar, lalu, mendorong tubuh wanita itu menjauh darinya.

“Dasar wanita menjijikkan!!” teriak Zheihan, setelah itu ia pun keluar dari kamar tersebut.

Ia berusaha untuk menahan hasrat ditubuhnya agar sampai menemui sahabatnya.

Rania ... aku mencintaimu ...

🍒🍒🍒🍒

Disisi lain seorang gadis cantik yang sedang berbincang-bincang dengan temannya di tengah kebisingan musik karena sebentar lagi akan berpisah.

"Rania ..., gimana lho udah diterima gak?"

"Gue gak tau Via ..., soalnya pengumumannya seminggu lagi." Ujar Rania sambil mengerutkan bibirnya.

"Oiya kalo lho udah diterima gak?" Sambung Rania.

"Tadi udah ada pengumumannya tapi gue ragu."

"Ya elah ..., dasar payah lho via!"

"Yeah mau gimana lagi gue gak mau ngecewain Bokap, sama Nyokap gue." Ujarnya lirih.

"Masalah itu belakangan, sekarang lho liat dulu ... terima apa kagak." Rania mencoba untuk membujuk temannya.

"Tapi..."

"Livia... Kalo misalnya lho gak terima pendaftaran di kampus lain masih belum tutup." tutur Rania lembut.

"Lho bener, tapi sumpah gue ragu ...," ucap Livia lirih.

"Ya udah ... siniin HP lho!"

"Gak mau."

"Livia kalo ...," Belum sempat Rania melanjutkan ucapannya tiba-tiba seseorang pingsan didepannya.

Kepala pemuda itu jatuh ke atas meja, membuat Livia kebingungan. Namun, Rania sudah merasa tidak heran lagi dengan tingkah laku pemuda itu.

"Rania ... kenapa nih orang ada disini?" tanya Livia penasaran.

"Hah ... mungkin dia sudah mabuk." ujar Rania santai, sambil menarik nafas panjang melihat tingkah laku sahabatnya.

"Terus di mana pacarnya?" tanya Livia, karena yang dia ketua bahwa pemuda itu seorang playboy buaya darat.

"Dah putus kali, biiasalah dia selalu Gonta ganti pacar udah kayak ganti pakaian." celoteh Rania.

"Rania ... aku ingin pulang ...," gumam pemuda itu sangat lirih. Dia adalah Zheihan.

Seketika suasana menjadi hening sejenak, pasalnya mereka berdua di sekolah sangat menjaga jarak, agar tidak terlalu dekat dengan alasan Zheihan tidak bisa pacaran dengan gadis manapun.

"Rania ... maksudnya Zheihan ngigau nama lho apa?" tanya Livia penasaran.

"Hehehe ... dia sahabat gue." ujar Rania sambil cengengesan.

"Hah?! Sejak kapan? Kok gue gak tau?" seru Livia bingung.

"Udah lebih dari lima tahun."

"Hah... sumpah sulit dipercaya." Celetuk Livia.

"Ya udah gue bawa dia pulang dulu sebelum membuat onar."

"Tunggu. Tunggu... Maksud lho bawa di pulang ke rumah lho gitu?"

Tukk...

Rania menjitak kening Livia yang menuduhnya secara asal.

Aww ..., seru livia kesakitan

"Pikiran dijaga, jangan piktor dulu, maksud gue ke villanya dia."

"Hah sungguh membangongkan, Sudahlah lho bawa aja dia pergi."

"Baiklah sampai jumpa kembali."

"Okay."

"Bocah bangun!!! Ayo pulang!!" Rania berusaha menguncang tubuh Zheihan berkali-kali agar sedikit sadar.

"Heh ... Rania ... su ... sudah datang ya ...," Ucap Zheihan lirih sambil tersenyum.

"Dasar bocah! Kalo gak bisa minum jangan minum! Lihat kalo gini kan gue yang ribet! Untung gue ikut kalo gak?!" celoteh Rania panjang lebar sambil berusaha memapah Zheihan yang sudah mabuk kepayang.

"Rania ... Jangan galak-galak"Ucap Zheihan begitu lirih.

Rania yang berusaha membawa Zheihan keluar dari gedung itu dengan susah payah sampai ia tiba di parkiran tenaganya seakan-akan habis terkuras akibat bergulat.

Buggg ...

Rania melempar tubuh Zheihan bagikan bola pingpong di kursi belakang.

"Haah ... Untung lho sahabat gue ... Kalo engak udah gue lempar ke jalan."

Rania pun langsung masuk ke dalam mobil dan mengemudi dengan kecepatan sedang. Selang beberapa menit kemudian mereka pun sampai di tempat Villa milik Zheihan, karena tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat party tadi, dan Rania pun lagi-lagi berusaha memapah Zheihan dengan susah payah membawanya ke dalam.

Rania yang berusaha membopong tubuh Zheihan ke kamarnya.

"Rania ..., aku sangat mencintaimu." gumam Zheihan lirih.

Zheihan yang merasakan panas disekujur tubuhnya, sehingga membuat ia menginginkan sesuatu agar rasa panas itu menghilang.

Ia pun mencium Rania dengan lembut, hal itu berhasil membuat Rania merasakan sensasi yang berbeda.

Tetapi Rania sadar, bahwa ini tidak benar, ia pun berusaha memberontak, akan tetapi hasilnya nihil, yang mana kini Zheihan beralih menciumi lehernya penuh dengan nasfu dan ia pun meninggalkan Kiss Mark di sana.

Rania yang terus memberontak, agar Zheihan melepaskannya. Namun hal itu membuat Zheihan semakin menggila.

“Rania, aku sangat mencintaimu,”

TBC

HAPPY READERS 😍

Jangan lupa like dan komen biar author tambah Semangat Updatenya 🥳🥳

NB: Maaf jika Readers menemukan kesalahan dalam penulisan novel ini, mohon dikomentari dengan sopan 😊

PART 02~ Pergi Meninggalkan Mu

Happy Readers 😍

.

.

.

.

Keesokan hari, Zheihan terbangun dari mimpinya. Namun ia merasa enggan untuk bangkit dari tempat tidur karena kepalanya masih terasa berat.

Berkali-kali ia mencoba menetralkan matanya agar bisa melihat dengan jelas. Beberapa menit kemudian ia pun sepenuhnya sadar lalu menyikap selimut yang menutupi tubuhnya.

"Astaga." Zheihan terkejut saat melihat tubuhnya tidak ada sebenang kain pun yang melekat pada tubuhnya lalu dengan refleks ia menarik selimutnya kembali.

"Oh my God!!! Apa gue terlalu banyak minum? Lalu siapa yang mengantarku pulang?" Ucap Zheihan bermonolog pada dirinya sendiri.

"Tunggu ... Jangan-jangan gue ...," Karena penasaran Zheihan mengintip ke dalam selimut untuk mencari sesuatu untuk membuktikan apa yang terjadi semalam.

"Da-darah!" Zheihan berteriak histeris saat mendapati ada bekas darah di tempat tidur.

"Sial. Kenapa gue bisa melakukan hal itu tanpa sadar!" Umpat Zheihan kesal lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Haishhh ... aww ... kenapa tangan gue sakit?" Lagi-lagi dia bertanya pada dirinya sendiri saat merasakan tangan sakit.

"Eh...kok ada bekas luka? Apa jangan-jangan darah ini adalah darah gue sendiri? Hah... syukurlah kalo gitu."

Dia menghela nafas lega saat mengetahui bahwa darah adalah darahnya sendiri.

Dia pun bangkit dari tempat tidur tanpa pakaian yang dikenakan menuju kamar mandi.

"Huh...Rania tumben gak kesini? Biasanya dia yang paling nongol terus tiap pagi sebelum gue bangun?" ucapnya dibawah guyuran shower.

Entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada Rania padahal setiap hari dia selalu kesal jika gadis itu datang terlalu pagi karena dia malu dilihat bangun tidur secara live oleh teman perempuannya.

"Sudahlah itu lebih baik." ujarnya.

Hampir setengah jam ia bersemayam di dalam kamar mandi akhirnya ia pun selesai. Dan keluar hanya menggunakan handuk yang dililitkan di badannya. Sehingga ia memamerkan dada sixpacknya.

Lalu bercermin sambil menepuk-nepuk kedua pipinya dengan menggunakan kream.

"Apa di benar-benar tidak datang hari ini?" Karena penasaran ia pun berjalan mengambil ponselnya diatas nakas. Seulas senyuman terukir indah dibibirnya saat ada beberapa pesan dari sang bintang hatinya.

My Beloved Friend😍

Apa kau sudah bangun?

Maaf aku tidak bisa pergi ke tempatmu kali ini. Oiya aku belum sempat memberitahumu bahwa sebenarnya hari ini aku akan pergi keluar negeri, karena besok aku akan menikah hehehe...maaf jika aku tidak pernah bercerita padamu, percayalah orang yang aku nikahi dia orang yang sangat baik kau tidak perlu khawatir. Oiya jangan mengejarku ke bandara karena aku akan berangkat sekarang. Jaga dirimu baik-baik, jadilah pemuda yang baik mengerti?! Ayolah jangan seperti dewa es yang terlalu kaku untuk tersenyum pada semua orang,apa kau tau? Saat pangeran Zhou Zhi Long tersenyum dibalik kedinginannya itu dia sangat mempesona, apakah kau bisa seperti dia?. Sekali lagi aku minta maaf. Aku janji akan kembali. Carilah wanita yang mampu mengisi hatimu dengan sepenuhnya.

Setelah membaca pesan itu tubuh Zheihan terasa lemas dan tak bertenaga. Ia masih membeku diposisinya. Matanya kini sudah memerah emosinya sudah memuncak saat ia berusaha untuk menghubungi Rania namun panggilan itu tidak terhubung sama sekali.

Brakkk....

Brakkk...

Prang...

"DASAR PENGKHIANAT!!!"Teriak Zheihan penuh amarah sehingga sadar dan tidak sadar ia telah membanting ponselnya serta beberapa barang lainnya.

"Rania kau mengkhianati ku... Apakah kau lupa bahwa kita sudah berjanji akan menikah setelah dewasa?! Rania ... Inikah alasanmu membiarkan aku berpacaran? Inikah semua yang kau maksud selama ini? Rania...aku melakukan semua karena kemauan mu tapi sekarang kau pergi dengan orang lain..." Lirihnya, ia terduduk lemas sambil mengusap wajah dengan kasar, dan siapa sangka jika seseorang memiliki hati yang seperti batu kini menangis histeris.

"Rania... Kau jaha...t..."

“Rania ... kau penghianat!! bukannya kamu sudah berjanji untuk terus bersamaku, dan menikah setelah kita dewasa, tapi kamu yang sekarang ... hikss ... hiks ... kamu pembohong!”

Zheihan sangat terluka karena Rania, wanita yang selama ini ia sayangi dan cintai, pergi begitu saja, bahkan mengatakan bahwa ingin menikah dengan pria lain.

Sungguh, Zheihan tidak pernah membayangkan jika cintanya selama ini tidak ada artinya bagi Rania.

“Rania kau pembohong!” ucapnya lirih.

*****

Di sisi lain, Rania yang sudah berada di dalam pesawat, menatap ke arah jendela. Hatinya mulia terasa sakit, harga dirinya sudah hancur, dan kini ia hanya ingin menenangkan pikirannya.

“Zheihan ... maaf, aku tidak bisa bersamamu untuk saat ini, aku tahu kamu akan teluka, tapi ini semua adalah karena kamu yang memaksaku untuk melakukan hal yang menjijikan itu.” ucapnya, sambil meneteskan air matanya.

Ia tidak rela untuk pergi meninggalkannya, tetapi ia ingin melakukan semuanya dengan baik.

“Maaf.” ucapnya lirih.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya seorang pemuda tampan yang berada di sampingnya.

“Jangan menangis, aku yakin semuanya akan baik-baik saja.” tuturnya lembut sambil memberikan sebuah kecupan manis di keningnya.

“Aku takut, apa yang aku lakukan saat ini akan menjadi bayi,” ujar Rania lirih.

“Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk membunuh bayi yang tidak bersalah, meskipun itu benar akan menjadi bayi, aku akan menjaganya dan menjadi ayah yang baik untuk dia.” tuturnya seraya mengelus rambut Rania dengan lembut.

“Aku tidak mau, aku tidak ingin memiliki anak sebelum aku lulus kuliah,”

“Rania dengarkan aku!!” teriak pemuda itu, sehingga menjadi perhatian semua orang.

“Dengarkan aku, semuanya akan baik-baik saja, dia tidak akan pernah menemukan jejak kamu, okay, tenangkan dirimu.” ucapnya berusaha untuk menenangkan pikiran Rania.

“Tapi bagaimana jika dia membawanya pergi dan meninggalkanku,"

“Rania ... tanpa kamu sadari bahwa kamu sudah meninggalkan di terlebih dahulu, cukup jangan bahas itu, tidurlah, perjalanan masih panjang.”

Rania diam dan tidak berkomentar apapun, ia terus menatap ke arah luar jendela. pikirannya tiba-tiba kembali teringat tentang kejadian semalam.

Flashback on

Zheihan terus menciumi setiap inci dari tubuh Rania dengan brutal, padahal Rania sudah susah payah untuk memberontak. Akan tetapi, Zheihan mengingat tangannya ke atas dengan menggunakan ikat pinggang.

“Rania ... Malam kamu akan menjadi milikku, kamu tidak akan pernah meninggalkan aku,” ucap Zheihan tersenyum aneh.

“Zheiha ... stop ... Zhei ... Ku mohon hentikan ... hiks ...” racau Rania tersengal, nafasnya yang mulia memburu, tubuhnya pun tidak bisa berbohong dan memberontak lagi.

Rania sudah kelelahan memberontak terhadap Zheihan, yang mana tidak mendapatkan hasil apapun, hingga pada akhirnya ia pun pasrah.

Perlahan air matanya mulai mengalir membasahi pipinya, tetapi hal itu tidak membuat Zheihan berhenti. Melainkan ia semakin gencar dan lincah melanjutkan aksinya.

Sesekali Zheihan memberikan memberikan ciuman lembut, membuat Rania semakin merasa sesak.

Zheihan ... bukan ini yang aku mau, kamu sungguh membuatku jijik padamu. batin Rania.

Rania yang merasakan tubuhnya terasa sakit, bahkan di bagian intinya juga. Terbangun dan menatap dirinya dengan perasaan jijik.

Jam masih menunjukkan dini hari.

Aku harus pergi, tidak jika aku pergi sekarang, dia akan tahu bahwa aku yang ada pada malam ini, batinnya dan celingak-celinguk mencari sesuatu.

“Maaf, aku harus melakukan ini.” ucap Rania, sambil menggores lengan Zheihan dengan pisau kecil.

FLASHBACK OF

Zheihan ... maaf, maafkan aku, aku harus meninggalkan mu, batin Rania berusaha untuk tidak menangis.

.

.

.

**TBC

Happy Readers 😍**

TBC

PART 03~ Bocah Pengatur

Sembilan bulan kemudian~~

Disebuah rumah sakit swasta negeri di kota Belgia. Seorang gadis yang masih berusia 18 tahun tapi kini dia dalam masa persalinan. Sehingga ia masih belum banyak menikmati masa remajanya, karena hal tersebut seakan-akan tenggelam dalam kehidupannya.

"Kak ... Aku sudah tidak sanggup lagi" ucapnya lirih, ia berusaha menahan rasa sakit di bagian sensitifnya, dan air matanya perlahan mulai mengalir membasahi pipinya.

"Sayang, kamu tidak boleh menyerah, ada aku disini." ujar sang pemuda yang berada disisinya, ia berusaha untuk menenangkan pikiran gadis itu.

Cup

Cup

Cup

"Aku bersamamu." ucap pemuda itu ,sambil memberikan bertubi-tubi kecupan manis di wajahnya.

Gadis itu masih terus berusaha, berteriak sekencang mungkin, meskipun rasa sakit membuatnya mati rasa, itu semua agar sang buah hatinya lahir ke dunia dengan selamat. Sungguh tenaga yang ia miliki seakan-akan habis terkuras.

Keringat dingin mulai bercucuran di keningnya, bercampur aduk menjadi satu dengan air matanya. Hingga pada akhirnya bayi mungil telah lahir dari rahimnya.

Oekk ... Oekk ... Oekk

Suara tangisan bayi memenuhi seluruh ruangan. Tubuh Rania lemas dan semakin tidak bertenaga, ia baru merasakan lega saat mendengar tangisan bayi tersebut. Meskipun ia harus memperjuangkannya dengan nyawa yang ia miliki.

"Selamat Tuan dan Nyonya. Bayinya seorang laki-laki. Kami akan membersihkannya terlebih dahulu." ucap sang dokter kandungan, sambil menggendong bayi mungil itu.

"Rania ku ... kau sangat hebat, selamat kau sudah berhasil menjaganya selama ini." ujar pemuda itu sambil memberikan bertubi-tubi kecupan di wajah gadis itu.

Yeah, gadis itu adalah Rania Query Wolverine, seorang putri di keluarga Wolverine, dia yang paling di sayangi oleh keluarga itu, karena hanya dia perempuan. Dan Kini ia sudah berhasil melahirkan seorang putra yang selama ini dia nantikan. Meskipun pada awalnya dulu tidak pernah mengharapkan bayi itu lahir ke dunia.

"A-aku berhasil." ucapnya lirih, dan tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya.

Aku benar-benar melahirkan anaknya, dan aku akan menjadi seorang ibu, gumam gadis itu dalam hatinya.

Meskipun ia merasa bahagia, tetapi dalam pikiran teringat kenangan manis dan pahit bercampur aduk menjadi satu semakin membuat hatinya sakit.

"Ya, kau berhasil sayang." ucap pemuda itu, dan lagi-lagi memberikan kecupan manis diwajah gadis itu.

“Apakah kau sudah menyiapkan nama untuknya?" tanya pemuda itu sambil mengusap wajahnya Rania dengan lembut.

"Mexty Andreas Wolverine, bagaimana menurutmu?" ucap Rania lirih.

"Nama yang bagus." ujarnya bahagia.

"Kak, aku ingin istirahat." tuturnya lemas.

"Baiklah. Kau istirahat dulu, aku akan melihat bayinya." ujarnya lembut.

Cup

Semoga kau selalu bahagia, aku janji akan selalu menjagamu, sampai kamu mau menerima kenyataan ini, gumam pemuda itu sambil mengecup kening Rania.

Sedangkan Rania yang merasakan kecupan hangat di keningnya ia merasa dunia masih berpihak kepadanya.

Tuhan ... Terima kasih banyak kau telah menghadirkan orang-orang yang menyayangiku, batinnya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Sedangkan di sisi lain, seorang pemuda tampan kini menatap keluar gedung, dan menampakkan pemandangan indah kota Los Angeles melalui jendela.

Bayangannya sembilan bulan yang lalu kini terlintas di benaknya. Di mana saat itu dirinya mendapat amarah dari sahabatnya.

Flashback On

Seorang pemuda yang terduduk lemas di samping tempat tidurnya bahkan air matanya pun tidak berhenti mengalir. Namun, tak lama kemudian ada seorang pemuda yang datang dengan wajah yang penuh keterkejutan akibat kamar pemuda itu bagaimana kapal yang hancur.

"Zheihan!!! Lho gila ya?!! Ngapain lho lempar barang-barang gak jelas gini?!." teriak pemuda itu sedikit emosi.

"Ya!!! Gue gila!!!!" teriak Zheihan dengan cepat.

"Dan darah apa itu??!" Lagi-lagi pemuda itu tambah emosi, saat mendapati kasur sahabatnya itu ada banyak bercak darah.

"Itu ... karena tangan gue terluka." jawab Zheihan lirih.

"Apa?! Luka?! Lho bajing*n!!! Lho bilang itu darah luka?! Lho liat pakek apa? Jelas-jelas darah sebanyak itu bukan darah tangan lho!!! Lho tuh harus sadar?! Kalo itu memang darah tangan lho, bisa-bisa lho mati!!! Paham!!" ucap pemuda itu sinis dan penuh Amarah.

Mendengar hal itu tubuh Zheihan semakin lemas.

"Maksud lho apa?" Tanyanya lirih. “Darah itu juga gak terlalu banyak,”

“Yah emang tidak banyak, tapi lho harus tahu!! Gak mungkin luka sekecil di lengan kamu ini bisa sebanyak itu!!”

“Apa yang kamu katakan?”

"Intinya lho udah ngambil keperawanan tuh cewek!!" bntak pemuda itu.

Deg ... Jantung Zheihan berhenti sejenak. Ia tidak percaya apa yang di katakan oleh sahabatnya itu.

"Gak ... gak mungkin!!" teriak Zheihan masih tdiak percaya.

"Lho terlalu Naif Zhei!!" teriak sang sahabatnya.

"Kalo lho gak percaya liat CCTV baru tau!!" Ucap pemuda itu penuh penekanan.

Setengah jam kemudian, ia menatap layar komputer yang menjadi pemandu CCTV, akan tetapi ia tidak menemukan rekaman semalam.

Flashback on

Pemuda itu menghela nafas panjang mengingat kejadian itu. Dia adalah Zheihan yang kini sudah melanjutkan studinya di Los Angeles. Ia masih merasa bersalah pada gadis itu, akan tetapi hatinya masih tertuju pada seorang wanita yang paling berharga untuknya.

"Sebenarnya siapa wanita itu? Kenapa aku liat CCTV tidak ada bukti sama sekali? Bahkan teman-teman sekolah juga gak ada yang tau siapa yang membawaku pulang?" ucapnya bermonolog pada dirinya sendiri, dan menatap lurus ke luar jendela.

"Jika dia hamil... Bukannya sekarang dia sudah melahirkan? Kenapa tidak meminta tanggung jawab padaku?" tanyanya penuh dengan keheranan.

🍒🍒🍒🍒🍒

Enam tahun kemudian

Jakarta

Di sebuah ruangan yang bernuansa modern dan khas milik seorang CEO.

Ia begitu fokus pada komputernya, untuk mencari sebuah informasi yang selama ini, membuat ia penasaran. Akan tetapi ia tidak berhasil menemukan apapun.

“Sial!!” teriaknya

“Zhei ... kamu baik-baik saja?” tanya seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

“Untuk apa kau kemari?” tanyanya dingin.

“Ayolah, pliss jangan mengabaikan aku seperti itu.” ucapnya sambil berusaha menggoda pemuda itu.

“Cepat pergi!!!” Hardiknya penuh dengan amarah.

Wanita itu pun keluar, dengan perasaan malas dan kesal.

Bam!

Gadis itu menutup pintunya dengan kasar.

“Akhhh!!!” pemuda itu pun mengacak-acak rambutnya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Kota Belgia

Seorang gadis cantik yang baru bangun dari tidurnya karena terkena silaunya cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendela.

Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang datang lalu menarik selimutnya dengan paksa.

"Mama ... banguun!!!! Ayah angkat sudah datang." Teriak anak itu, memenuhi kamar gadis itu.

"Mexty ... Biarkan ibu tidur sebentar." ujar gadis itu, masih dalam keadaan mengantuk.

"Huh ... Mama selalu saja bangun kesiangan Hemm...," celoteh anak itu, yang tak lain adalah Mexty.

"Sebentar saja." ucap gadis itu lirih, lalu menarik selimutnya kembali.

"Ayah angkat!!! Bawakan aku air satu ember!!" Teriak Mexty.

Berhasil membuat gadis itu refleks langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi.

Karena jika anaknya sudah berkata seperti itu tak lama kemudian pasti dia sudah habis terguyur oleh air seperti hari-hari sebelumnya.

"Dasar bocah pengatur!" umpat gadis itu.

Mexty bocah kecil yang genius, meskipun masih berusia 5 tahun, tetapi ia memiliki sifat yang dewasa. Tidak hanya itu, ia juga memiliki sifat dingin, cuek dan jahil.

“Sebenarnya dia mirip siap sih?” tanya gadis itu bermonolog pada dirinya sendiri.

Aish ... kenapa aku memiliki anak yang pengatur seperti dia huh ...

**TBC😍

NB: Jangan lupa like dan komen biar author semangat😁😁, dan juga Terima kasih buat yang udah mampir tanpa meninggalkan jejak 😍**

Bye😍😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!