NovelToon NovelToon

Keteguhan Hati Seorang Istri

Part 1

Pada masa kecilnya, Nafilah hanyalah gadis kecil seperti pada umumnya, saat ia bermain dengan teman teman nya tanpa sengaja ia melihat seorang pria yg memukuli istrinya dengan ikat pinggangnya hingga terluka. Betapa terkejutnya ia melihat semua itu, Nafilah juga tanpa sengaja mendengar masalh pasangan suami istri itu yg picu karena sang suami menikah lagi tanpa sepengetahuan sang istri. Ternyata sang suami itu juga berulangkali menyelingkuhi istrinya, namun sang istri selalu sabar dan tidak melawan. Karena ia hanya berfikir tentang anak anaknya saja yg takut kehilangan sosok ayah.

Hari hari terus berjalan namun Nafilah selalu terfikir dengan kejadian yg ia pernah lihat, sejak saat itulah Nafilah sangat membenci lelaki yg tidak setia pada istrinya. Baginya sebuah pernikahan adalah hubungan yg sangat berharga, seharusnya tidak ada penghianatan.

Hari terus berjalan, dan tahun tahun pun berlalu. Nafilah telah tumbuh menjadi remaja, ia telah menempuh pendidikan di sebuah pesantren, setalah itu ia tinggal bersama keluarganya, sama seperti gadis yg lain. Nafilah membantu orang tuanya, ia bekerja di sebuah toko yang tak jauh dari kampung halamannya. Nafilah selalu berangakat pagi, dan pulang sore. Setelah setahun ke mudian ia bertemu dengan laki laki yg bernama Zafir, mereka slalu bertemu meskipun tanpa di sengaja. Zafir pun perlahan menyukai Nafilah, Zafir selalu mendekati Nafilah, namun ia tidak mengerti dengan sifat Zafir, Nafilah hanya menganggapnya teman. Nafilah belum merasakn apa yg Zafir rasakan, Zafir slalu berusaha mendekatinya dan memberi perhatian pada Nafilah. Zafir terus berusaha mendekatinya karena Zafir benar benar jatuh cinta pada Nafilah.

Zafir sangat menyukai Nafilah dari ke sederhanaannya dalam penampilan juga karena sifat Nafilah yg ramah dan lemah lembut. Karena perhatian Zafir dan sikap hangat Zafir trhadap Nafilah , akhirnya tanpa di sadari Nafilah pun mulai tumbuh benih benih cinta kepada Zafir namun Nafilah tidak menunjukkannya. Untuk memastikan Zafir benar benar mencintainya atau hanya kesenangan sementara belaka, mereka selalu berjalan bersama dan Nafilah mencoba mengenal Zafir lebih dalam. Zafir selalu mengungkapkan perasaannya pada Nafilah, namun Nafilah tak kunjung memberikan jawaban yg pasti namun Zafir tak pernah putus asa untuk menunjukkan kasih sayangnya.

Hampir setahun berlalu, akhirnya Nafilah menerima Zafir sebagai kekasihnya. Zafir pun sangat bahagia karna cintanya telah di terima oleh Nafilah. Mereka pun sangat romantis, perhatian saling mereka berikan, cinta pun berlanjut, pada dua tahun kemudian Zafir melamar Nafilah untuk di jadiakn istri namun Nafilah menolak, karena

Nafilah pernah memergoki Zafir jalan dengan wanita lain.

Nafilah pun menjadi ragu untuk melanjutkan hubungannya dengan Zafir, namun Zafir selalu meyakinkan Nafilah akan cintanya dan kasih sayangnya hanya untuk Nafilah. Karena memang Zafir sangat mencintai Nafilah, apapun yg Nafilah minta Zafir pun selalu menuruti, namun Zafir juga tak bisa lepas dari sifatnya yg suka menggoda perempuan meskipun Zafir tidak serius dengan kelakuannya. Ia hanya senang menggoda dan berjalan dengan perempuan lain, bertolak belakang dengan Nafilah, Nafilah justru sangat membenci sifat yg dimiliki Zafir , menurut Nafilah sifat yg dimiliki Zafir adalah sifat dari awalnya penghianatan, menurut Nafilah meskipun sedikit bila di biarakn akan jadi tumbuh yg lain, akhirnya Nafilah minta putus dari Zafir. Namun Zafir tidak bisa menerimanya, karena Zafir memang sangat mencintai Nafilah, hanya karena memang Zafir suka menggoda- goda wanita, menurutnya hanya sekedar bercanda. Zafir terus menerus meyakin kan Nafilah bahwa ia hanya mencintai Nafilah. Nafilah pun tidak menghiraukannya, Zafir pun terus brusaha lagi dan lagi.

Zafir berjanji bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi, Zafir berharap Nafilah bisa mencintainya sebagaimana ia sangat mencintai Nafilah, namun Nafilah tetap tidak menghiraukannya karena Nafilah takut kejadian yg di alami tetangganya dulu terjadi pada dirirnya.

Zafir pun terus menerus meyakinkan Nafilah, hingga akhirnya Nafilah luluh karena hati nya memang masih mencintai Zafir. Nafilah selalu mencobanya untuk mempercayai Zafir

Waktu pun terus berjalan, Zafir kembali melamar Nafilah lagi, namun Nafilah masih menolaknya untuk melanjutkan ke hubungan yg lebih serius karena ia masih belum sepenuh nya percaya pada Zafir. Nafilah masih ragu denga sikap Zafir hingga beberapa bulan kemudian Zafir melamar lagi untuk di jadiakn istri. Melihat perjuangan Zafir yg tak ada henti henti nya, Nafilah pun mencoba untuk menerimanya dengan berharap Zafir sudah benar benar berubah. Walaupun Nafilah masih meminta waktu untuk satu tahun lagi karena ia ingin memantapkan hatinya agar tidak ada keraguan lagi dalam hatinya.

Zafir pun menyetujui hal itu, karena memang Zafir sangat ingin memperistri Nafilah. Nafilah pun masih terus bekerja untuk membantu orang tuanya, Zafir pun juga bekerja. Dengan senang hati dan penuh semangat ia bekerja, karena ia ingin menabung untuk bisa menghidupi keluarganya nanti.

Dan setelah satu tahun, seperti janji Nafilah ia pun menerima Zafir setelah ia benar benar merasa yakin bahwa Zafir memang sangat mencintai nya. Keluarga Zafir pun datang pada keluarga Nafilah untuk melamar nya, dan karena Zafir dan Nafilah sudah lama menjalin hubungan, keluarga Nafilah pun menerima Zafir.

Pernikahan mereka pun di laksanakan, berharap pernikahan itu membawa sebuah kebahagiaan atas penyatuan cinta kedua nya.

Berharap pernikahan itu membawa sebuah berkah dalam rumah tangga yg akan keduanya jalani atas dasar cinta.

Berharap, cinta kedua nya abadi dalam sebuah ikatan sakral, penuh kasih sayang, pengertian dan sebuah kesetiaan.

▫️▫️▫️

Tbc....

part 2

Akhirnya, Zafir dan Nafilah resmi menjadi pasangan suami istri yang sangat bahagia.

Apalagi Zafir, pada mala pertamanya Zafir sangat memanjakan Nafilah. Zafir mengelus mesra rambut Nafilah sambil mencium kening Nafilah.

"Mas..." Ucap Nafilah sambil tersipu malu.

"Kenapa?" tanya Zafir tersenyum "Bukankah kamu adalah istriku sekarang" Nafilah hanya tersenyum malu. karena Zafir mulai menyentuh tubuh imut Nafilah, walaupun sebenarnya Nafilah rasa ingin menolak semua itu. Karena Nafilah belum terbiasa, namun apa dayanya. Nafila sadar dirinya sudah menjadi seorang istri Zafir. Nafilah teringat perkataan sang ustadz waktu masih duduk di bangku madrasah. Bahwa seorang istri wajib memenuhi kewajiban nya terhadap suami nya.

Zafir mulai bercumbu nakal "Emm" gumam Nafilah terasa malu malu dengan sikap Zafir.

"Bukannya begini yang kita tunggu" ucap Zafir sambil memeluk mesra dan mencium pipi mungil Nafilah. Nafilah hanya trsenyum dan menikmati pelukan hangat Zafir.

Zafir melepas bajuny, sontak Nafilah melompat dari ranjang membuat Zafir terkekeh.

Lalu Zafir perlahan mendekati Nafilah dan menggendongnya ke atas kasur dengan begitu mesra ala pengantin baru.

Nafilah hanya bisa pasrah dengan perlakuan romantis suaminya itu.

Tangan Zafir meraba baju Nafilah. perlahan tangan Zafir menyentuh kancing baju bagian atas, Nafilah sadar apa yang di maksud suaminya, lalu Nafalah menghentikan tangan suaminya itu.

"Kenapa sayang" gumam Zafir berbisik di telinga Nafilah.

"Bisakah esok saja" cicit nya m Nafilah.

Tangan kiri Zafir mengambil tangan Nafilah dengan lembut. Tangan kanan Zafir melanjutkan aksinya "Kenapa harus besok?" bisik Zafir lagi.

" Tapi..." saut Nafilah dengan suara serak dan perlahan namun pasti Zafir terus menyentuh Nafilah.

"Aku sangat bahagia bisa memiliki mu. dan hidup bersamamu" ujar Zafir.

Nafilah hanya bisa membalas ucapan Zafir dengan tersenyum manis dan menikmati kebersamaannya dengan Zafir.

...****...

Satu minggu kemudian...

Ponsel Zafir berdering, dan tertera nama Boss lama Zafir di layar ponsel nya. Pak Hadi, dulu Zafir adalah karyawan kepercayaan Pak Hadi. Meskipun Zafir sudah tak bekerja lagi bersama Pak Hadi, namun Pak Hadi selalu memanggil Zafir jika membutuhkan sesuatu.

"Zafir,*b*isa kamu besok lusa kerumah?" terdengar suara dari seberang telpon

"Bisa, Pak" jawab Zafir sambil menatap istrinya. "Ada apa, Pak?" tanya Zafir kemudian.

"Minggu bapak ada acara, bisa kamu bantu2 bapak" kata pak hedy.

"Insya Allah bisa, Pak" jawab Zafir.

"Kalau begitu besok kamu datang saja ke sini. bapak minta tolong untuk beberapa hari" ujar pak hedy

"Insya Allah" jawab Zafir lagi

"Ya sudah dulu, Fir. besok bapak tunggu"

Zafir pun memutuskan sambungan telpon nya setelah mengucap salam, kemudian Zafir memberitahu istrinya dan berpamitan, dengan berat hati istrinya menganggukkn kepalanya. Mengizinkan jika Zafir memang harus pergi.

"Jangan khawatir" Zafir berkata sambil memegang tangan istrinya. Zafir juga merasa keberatan berpisah dengan istrinya walaupun sesaat, wajar saja mereka masih pengantin baru.

"Tidak mas, aku hanya kepikiran saja" kata Nafilah dengan suara lirih.

"Memangnya apa yang kamu pikirkan? Paling mas cuma lima hari di sana, lagian kan tidak jauh" ujar Zafir berusaha menenangkan Nafilah yg terlihat sedikit gelisah.

"Entahlah, aku juga bingung" kata Nafilah.

"Kenapa?" tanya Zafir lagi°

"Entahlah, Mas. tiba tiba perasaan ku tidak enak. deg gegan terus" kata Nafilah sambil memegang dadanya seakan tuhan memberi sinyal hal yang tak di inginkan.

Kemudian Zafir merengkuh Nafilah dan menyenderkan kepala Nafilah di dada nya sembari berkata "Mungkin ini hanya perasaanmu aja, Sayang. soalnya kita kan udah seminnguan selalu bersama dan kita juga baru menikah tapi sudah harus berpisah" kata Zafir sambil memeluk Nafilah.

"Mungkin saja, Mas. Semoga hanya persaanku saja" kata Nafila sambil mendongak dan menatap wajah suaminya.

"Jangan terlalu memikirkan yang enggak jelas, nanti Mas gak jadi bantu pak Hedi" kata Zafir.

" Enggak, kok. Jangan sampek gak datang. enggak enak sama pak Hedy. dia sudah banyak membantu kamu" tutur Nafilah

"Iya".

...***...

Ke esokan harinya Zafir sudah bersiap pergi, namun Zafir tak hentinya menatap sang istri.

"kenapa?" tanya sang istri "berangkat saja, Mas. Hari sudang mulai siang, kasian pak Hedi menunggu" kata Nafila.

Ponsel Zafir terus berbunyi, temannya yang bernama Ikrom menghubunginya.

"Cepatan, Fir. Aku dari tadi menunggu di sini, di pinggir jalan lagi" ujar Ikrom.

"Sebentar, Brother" seru Zafir sambil tertawa.

"Jangan lama lama, aku tau kamu berat meninggalkan istri mu" ujar Ikrom sambil tertawa menggoda Zafir

"Oke..!" jawan Zafir sambil tersenyum.

"Sayang, Mas berangkat ya, jangan lupa makan, jaga kesehatan" pesan Zafir.

"Iya" jawab Nafilah sambil mencium tangan suaminya

Zafir pun mencium kening Nafilah sebagai salam perpisahan sementara.

"Hati hati, Mas" ujar Nafilah sambil melambaikan tangannya pada suami nya yg mulai pergi menjauh.

Nafiah mulai gelisah, bukan karena suaminya berangkat. Entahl apa yg ada di kepalanya. Nafilah berusaha menenangkan diri, namun masih terasa gematar dan perasaan nya seolah berkecamuk.

"Ya Allah, semoga ini hanya persaan ku saja"

Tbc...

Part 3

Lima hari kemudian...

Zafir yg baru sampai di rumah langsung membunyikan klakson motor nya, tapi Nafilah tak kunjung keluar. Zafir turun dari motor dan beranjak masuk ke kamar. dia mendapati istrinya tertidur lelap. Zafir membiarkan istrinya tidur karena sepertinya dia sangat lelah, Zafir duduk di sebelah istrinya dan mencium kening istrinya.

"Eh, Mas. Kapan datang?" tanya Nafilah yg terbangun karena ciuman Zafir "Kenapa tidak membangunkanku?" tanya nya.

"Engak apa apa, Mas engga tega membangunkan mu"

"Udah lama, mas?" tanya Nafilah lagi.

"Enggak baru saja" jawab Zafir "Ya sudah tidur lagi kalau masih ngantuk" ujar nya kemudian.

"Enggak mas aku udah dari tadi tidur nya, apa Mas sudah makan?" tanya Nafilah.

"Sudah" ujar Zafir "ini ada titipan dari Pak Hedi dan istrinya" kata Zafir sambil menunjukkan tas tenteng berwarna merah.

"Apa ini kok banyak banget?" tanya Nafilah . sambil membuka tas yang berisi segala macam makanan , buah , roti dan lain-lainnya. "Mas aku taruh barang-barang ini dulu" ujar Nafilah kemudian dan langsung di iyakan Zafir.

Nafilah beranjak ke dapurnya dan meletakkan barang-barangnya. dan dia mengambil sebagian dari roti dan buahnya, dia membawanya ke kamarnya hendak menyuguhkannya ke suaminya. namun suaminya sudah tertidur karena kelelehan. Nafilah membiarkannya dan menaruhnya di meja. lalu Nafilah hendak beranjak keluar. namun suara Hp Zafir terus terusan berbunyi, di lihatnya tidak tercantum nama di ponselnya. Nafilah pun membiarkannya.

"Ah biar lah lagian tidak ada namanya" gumam Nafilah dalam hati.

Nafilah beranjak keluar meninggalkan suaminya yang terlelap tidur. sambil menunggu suaminya bangun ia mendatangi teman karibnya yang bernama Lika, yang tak jauh dari rumahnya untuk bercanda ria.

Mereka ngobrol panjang lebar, biasa wanita.

sampai tak mengenal waktu.

Matahari mulai tenggelam dan masih saja mereka ngobrol

"Lika, sudah senja. Apa kamu sudah sholat ashar?" " tanya ibu Lika

"Iya, Bu" sahut Lika.

"Eh, ini sudah sore lho, apa kamu gak kangen sama suamimu?" tanya Lika sambil menggoda Nafilah "suami baru datang malah di tinggalin" lanjut nya.

"Eh iya, enggak terasa ya matahari sudah mau terbenam saja" sahut Nafilah sambil tersenyum manis.

"Ish, alasan matahari. Dari tadi kali matahari sudah berubah warna" ujar Lika sekali lagi menggoda Nafilah.

"Enggak, cuma emang benar sudah mau malam ini" ujar Nafilah lagi sambil ngeles.

"Kenapa mikirin cuma malem? Siang juga sama kali, lagian sudah sah kan?" goda Lika sambil tertawa lepas.

"ya sudah, aku pulang dulu ya. besok lanjut lagi obrolan kita" ujar Nafilah

"Okey" sahut Lika "tapi jangan banyak-banyak ya nanti malem" goda Lika lagi dari ke jauhan sambil tertawa lepas.

"Ada saja Lika" ujar Nafilah.

Nafilah pun berjalan pulang, ia berfikir mungkin Zafir sudah bangun.

sesampainya di rumah, ia ingin menemui Zafir yang kemungkinan sudah bangun. Nafilah bermaksud memberi tau Zafir bahwa ponsel nya berbunyi terus takutnya penting.

Saat Nafilah memegang handle pintu kamar, tanpa sengaja Nafilah mendengar suara Zafir di dalam sedang berbicara, entah dengan siapa.

Lalu Nafilah membuka pintu sedikit dan betapa terkejutnya Nafilah melihat Zafir yg sedang berbicara di telpon yg seperti nya dengan seorang wanita dan Zafir terlihat sangat senang. sontak Nafila berfikir ,inikah jawaban dari kegelisahanku kemarin?

Nafilah perlahan masuk ke kamar.

Melihat sang istri memasuki kamar, dengan spontan Zafir langsung melempar ponselnya ke atas kasur hingga ia lupa mematikan ponselnya.

"Mas, Mas. sayang... " samar samar terdengar suara seorang wanita dari seberang telpon.

Nafilah melirik ponsel Zafir yang bergeletak di atas kasur, yg terlempar pas di depan Nafilah.

kemudian Nafilah mengambil ponsel Zafir

"Ini, Mas. ponselmu.. " ujar Nafilah sambil memastikan apa itu suara perempuan, karena tak ingin berburuk sangka kepada suaminya.

betapa terkejutnya Nafilah saat menyadari itu benar suara perempuan.

Nafilah beranjak keluar tanpa mengatakn sepatah katapun.

Sementara Zafir masih terdiam kaku melihat Nafilah yang keluar dari kamar.

"Kenapa dia tidak mengatakan apapun?" gumam Zafir dalam hatinya "dia pasti engga dengar percakapanku tadi, semoga saja"

Perlahan Nafilah melangkahkan kakinya keluar dari kamar sambil memegang dadanya yg terasa perih, tak terasa air matanya membasahi pipinya.

"Sayang, kamu dari mana?" tanya Zafir seakan Nafilah tak tau apa apa dan Zafir terlihat berusaha bersikap tenang.

Nafilah terus melangkahkan kakinya membawa dirinya yg mulai terluka.

Nafilah hanya bisa duduk termenung memikirkan apa yg ia dengar tadi hingga suara adzan yg berkumandang menyadarkan ia dari lamunan nya.

"Nafilah... Nafilah" terdengar suara ibu nya memanggil, namun Nafilah masih terdian seakan fikirannya kembali lagi kosong.

"Nafilah, kamu kenapa, Nak?" tanya sang ibu sambil memegang pundak Nafilah.

"Tidak apa apa, Bu" jawab Nafilah "sudah adzan ya, Bu?" tanya Nafilah basa basi untuk mengalihkan perasaan nya.

"Iya, sudah. Makanyaa Ibu panggil kamu, kamu malah melamun, apa engga sholat?" tanya sang Ibu lagi.

"Sholat kok, Bu" jawab Nafilah lirih.

"Sholat kok masih di sini, mana suamimu?" " tanya Ibunya lagi.

"Biar aku panggil, Bu" jawab Nafilah sambil berusaha tersenyum, ia berusaha menutupi apa yg Iay dengar tadi agar ibunya tidak curiga.

"Ya sudah sana, bangunkan suamimu. Sudahh waktunya sholat" pinta sang ibu.

"Iya, Bu" jawab Nafilah. Lalu Nafilah masuk ke kamarnya lagi tanpa menunjukkan ke curiagaannya kepada suaminya.

"Dari mana lagi, Sayang".? tanya sang suami.

"Dari luar, Mas. Ngobrol sama ibu" jawab Nafilah

"Kok kamu tadi keluar dari kamar?" tanya Zafir.

"Iya, Mas. pengen ngobrol aja sama ibu" jawab Nafilah datar.

"Ooh, soalnya Mas panggil panggil kamu engga noleh sama sekali" ujar Zafir lagi sambil mencari tau istrinya itu dengar apa tidak pas dia telponan sama teman wanitanya tadi.

"Mungkin aku engga dengar " jawab Nafilah dingin "Sudah waktunya sholat, Mas. Bapak sudah nunggu" ajak Nafilah. Untuk mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, kamu duluan saja, Mas mau ambil wudhu' dulu" jawab Zafir.

"Iya" kata Nafilah sambil melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Iya, mas nyusul bentar lagi" kata Zafir.

"Syukurlah, berarti Nafilah enggak dengar tadi pas aku telponan" gumam Zafir dalam hatinya.

Keluarga Nafilah mulai melaksanakan sholat berjemaah seperti biasanya, habis sholat mereka melakukan rutinitas sperti hari hari biasanya. berdzikir dan baca Al-qur an sambil menunggu waktu isya'

Setelah semua rutinitas selesai, Zafir berpamitan pada Nafilah untuk keluar.

"Naf, Mas keluar dulu ya mau kerumah Ikrom" ujar Zafir.

" Iya, Mas" sahut Nafilah.

Zafir sudah pergi dari rumah, namun tiba tiba terdengar suara dering ponsel yg ternyata itu ponsel Zafir yg mungkin ketinggalan. Karena terus berdering, Nafilah pun mengambil ponsel Zafir dan tertera nomor asing di layar ponsel itu, namun nomor itu tak asing dan seperti nya nomor yg juga menghubungi Zafir siang tadi.

Nafilah yg berfikir mungkin itu telepon penting pun hendak menjawab nya namun panggilan nya sudah terputus, Nafilah mengabaikan nya. Dan merasa iseng, Nafilah membuka aplikasi pesan dan seketika detak jantung Nafilah terasa berhenti berdetak saat ia membaca sebuah pesan di sana, nafas nya tercekat di tenggorokan nya. Mata nya berkaca kaca dan seluruh tubuhnya terasa gemetar, Nafilah melempar ponsel suami nya itu ke ranjang dan ia pun segera keluar dari kamar nya.

Tbc...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!