NovelToon NovelToon

Secret Of The Heart

PROLOG

Hai…

Salam kenal buat kalian yang baru pertama kali mampir di novel aku dan salam sayang buat kalian yang sudah mengikuti dan mendukung aku selama ini.

...\=\=\=\=\=\=\=...

Secret of the heart.  Dalam sebuah hubungan terkadang kita harus mengatakan apa yang kita rasakan kepada pasang kita, sebab mereka bukan cenayang yang bisa menebak perasaan pasangan mereka atau pun orang lain.

Dan jangan menyikapi sebuah ungkapan dengan hal sepele. Misalnya terlalu berlebih, pamer atau ke kanak-kanakkan. Keharmonisan tidak memandang hal itu. Belajar lah mengungkapkan apa yang kalian rasakan bukan merahasiakan isi hati kalian atau kalian ingin berakhir seperti Melly dan Dion.

Keduanya menikah bukan karena perjodohan  atau saling mencintai, bukan. Sebab keduanya menikah karena menginginkan dan

membutuhkan. Dion menginginkan Melly sementara Melly membutuhkan Dion. Aneh tapi inilah keadaannya.

Menikah di usia muda, bertahan selama hampir enam tahun dan berpisah karena tidak sanggup menghadapi sikap buruk pasangan tanpa ada yang mencoba introspeksi diri masing masing atau mencoba memperbaiki hal buruk itu.

Setelah berpisah satu tahun, ke salah pahaman dan kurangnya komunikasi kembali mempertemukan mereka dalam hubungan yang tidak seharunya Dion lakukan kepada Melly.

Semenjak kejadian itu Dion benar benar meninggalkan Melly tanpa mau memberikannya kesempatan untuk menjelaskan apa yang Melly rasakan. Dan dalam tiga bulan dion bisa, mengantikan posisi Melly dengan orang lain sesuai janji nya kepada Melly.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Siang itu, matahari di luar sana begitu terik, sebab waktu telah menunjukan pukul satu siang, tetapi rasa mual dan pusing yang di

rasakan dokter cantik itu belum juga reda. Tubuhnya begitu lemas, untuk berdiri saja rasanya dia tidak sanggup tetapi perutnya yang bergejolak dengan begitu hebat, memaksanya untuk bangun dan berjalan dengan berpegang pada dinding, agar bisa sampai di kamar mandi, ia harus mengeluarkan apa yang bisa ia keluarkan dari mulutnya. Sebagai seorang dokter, Melly tentu sadar dengan kondisi nya saat ini. Dan  sudah dua bulan lebih kondisi nya seperti ini, membuatnya tidak bisa bekerja sehingga ia  memutuskan untuk kembali ke jakarta satu minggu yang lalu. Melly pun sudah mencoba untuk memberi tahu Dion, tetapi mantan suaminya itu, tidak pernah mengangkat panggilan telpon darinya. Mungkin saja lelaki itu telah memblokir nomor nya entah lah, Melly tidak ingin memikirkan hal itu.

Setelah merasa lebih baik,Melly kembali berbaring di atas ranjang nya mencoba menghubungi Dion lagi, tetapi hasilnya masih sama. tak ingin menghabiskan waktunya sia sia dengan terus menghubungi lelaki itu. Melly

memejamkan mata nya sejenak, sebab sore ini ia ada janji ketemu dengan dokter untuk pertama kalinya.

Tepat jam lima sore, Melly sudah berada  di salah satu klinik kandung yang ada di kota jakarta. Setelah mengkompirmasi janji temunya dengan dokter, Melly pun diantar salah satu pegawai  klinik itu untuk menunggu di ruang yang telah di sediakan.

“ Ibu mendapat giliran setelah ibu ini ya.” Ucap pegawai yang mengantar Melly sambil menunjuk salah seorang wanita muda yang duduk tepat di hadapan Melly. Setelah itu ia kembali ke tempat nya semula. Wanita muda yang di tunjuk pegawai itu, begitu ramah, ia mengajak Melly berbicara, sesekali tangannya mengusap perutnya sendiri. Sementara Melly hanya diam sambil lihat gerakan tangan wanita yang ada di hadapannya.

“Senang banget ya kalau ke dokter di antar sama suami.” Ucapnya  sambil melihat ke sekeliling mereka di mana, beberapa ibu ibu hamil tengah duduk di temani suami mereka. Melly pun ikut melihat ke sekelilingnya, ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum. “ oh iya, ngomong ngomong kita belum kenalan. Nama mbak siapa? Aku Ria.” Wanita yang mengaku namanya Ria itu,

mengulurkan tangannya kepada Melly.

“ Aku Mel_..”

“ Maaf aku terlambat, tadi jalannya begitu macet.” Suara yang itu begitu familiar di telinga Melly, membuat tubuhnya menegang seketika.

Melly sedikit menengok ke arah datangnya suara itu, jantung nya langsung  berdetak jauh lebih kencang dari semestinya, saat melihat lelaki yang sudah dua bulan ia coba hubungi kini tengah berjalan kearahnya. Apa lelaki ini sudah tahu tentang keadaannya.

Untuk sesaat Melly Merasa begitu lega dan sedikit berharap. Anaknya nanti tidak akan terlahir tanpa sosok seorang ayah, tetapi beberapa detik kemudian, Melly harus menelan kenyataan pahit saat lelaki itu, duduk tepat di

samping wanita yang tadi mengajak nya berkenalan, ia mengusap perut wanita itu

dan menanyakan keadaannya serta keluhannya selama ia tinggal bekerja.

Tanpa kedua orang itu sadari, Melly kini sedang berusaha menahan rasa sakitnya. Mungkin janin yang baru beberapa  bulan ini bersemayam di dalam perut melly

juga merasakan sakit yang sama saat melihat ayahnya peduli dengan anaknya yang

lain tanpa tahu kehadirannya dan kini Melly tahu jawabannya kenapa lelaki ini tidak

pernah mengangkat panggilannya.

“ Mas Udah dong! Malu iihh.” Wanita bernama Ria itu menepuk pundak Dion, mencoba menghentikan aktivitasnya, sebab pandangan Melly tidak pernah terlepas dari mereka, membuat ia merasa sedikit tidak nyaman. “

Maaf ya mbak.” Ucapnya kepada melly. Ia merasa tidak enak hati dengan melly,

sebab Cuma melly seorang yang tidak di dampingi suami atau keluarganya.

Dion mengikuti pandangan istrinya. Terkejut? Tentu saja Dion terkejut, wanita yang masih bersemayam di hatinya sampai saat ini. Berada

tepat di hadapannya. Jika tidak mengingat janjinya pada melly. Mungkin ia sudah meninggalkan wanita yang berstatus istrinya saat ini, dan kembali menculik wanita yang ada di hadapannya itu.

Dion meneliti penampilan Melly yang terlihat jelas begitu berbeda dari Melly yang biasanya,wajah yang pucat, bibir merah muda yang dulunya selalu berwarna merah, kini terlihat begitu pucat rambut yang di

gulung keatas dan dress rumahan, jauh dari penampilan sebenarnya wanita itu. Walaupun

dulu Melly selalu berdandan natural, tetapi selalu terlihat cantik dan elegan.

“ Kamu sakit?” Tanya Dion, tetapi Melly masih nyaman membisu.” Kamu ngapain kesini? Oh aku tahu kamu mau melepas alat itukan?” Dion kembali bertanya lagi dan sendiri pula yang menjawab. Bahkan ia tidak peduli tatapan

penuh tanya dari istrinya.

“ Nyonya Hairia Anjani Xavier.” Mendengar namanya dipanggil  wanita itu langsung berdiri dari duduknya, ia sempat mengajak Dion tetapi lelaki itu,memintanya untuk masuk

terlebih dahulu.

Tak ingin membuat sang suami marah, wanita itu langsung pergi dari hadapan mereka. “ Dia adalah istriku, saat ini dia tengah mengandung anak kami.” Ucap Dion, sekali pun melly tidak bertanya. “ Aku mencoba bahagia dan

baik baik saja dengan keadaan aku saat ini dan aku harap kamu pun begitu.” Dion mengecup

kening Melly sekilas, ia tidak peduli tatapan penuh tanya dari mereka yang melihat.

" Ingat Mel, kamu harus BAHAGIA! Harus, Maaf Jika selama ini aku tidak bisa membahagiakanmu. " Ucap Dion lagi sebelum menghilang di balik pintu ruang yang sebelumnya di masuki istrinya.

Sementara Melly hanya diam menatap punggung yang telah menghilang itu, Dengan senyum paksaan yang tidak pudar sedikit pun. " Mengapa kamu masih membuat aku nyaman, di saat kita sudah tidak bisa bersama. " Ucap Melly dalam hatinya, sambil memegang baju, bagian Dadanya. Berharap rasa sesaknya saat ini segera menghilang.

Tidak tahan dengan kondisinya saat ini, Melly memilih berjalan ke toilet, setelah mengatakan kepada suster untuk memanggilnya jika gilirannya tiba. Ia ingin mengurangi rasa sesak di dadanya dengan menangis sejadi jadinya di dalam sana tanpa mengeluarkan suara, walaupun ia ingin berteriak dan mengatakan pada Dion kalau saat ini dia pun tengah hamil, tetapi lelaki itu sudah lebih dulu memintanya untuk baik baik saja dan harus bahagia di saat dia tengah kebingungan dengan nasib anaknya saat ini.

Ingin menuntut hak anaknya, tapi atas dasar apa, istri bukan, kekasih juga buka. Andai perceraian mereka, di lakukan dua atau tiga bulan yang lalu. Mungkin Melly masih mempunyai Muka untuk meminta pertanggung jawaban Dion. Sayangnya hal itu tidak akan mungkin, mengetahui ia hamil saja sudah cukup membuatnya shock, apalagi sampai orang tahu jika yang menghamilinya adalah mantan suaminya. Mau di taruh di mana wajahnya.

" Sayang, kita pergi dari sini ya! Kita pergi sejauh mungkin agar tidak ada yang bisa menghinamu suatu saat nanti." Ucap Melly sambil mengusap perutnya yang masih rata, setelah keluar dari ruang pemeriksaan.

.......

.......

.......

.......

Selamat datang di kisah, Melly dan Dion yang manis tapi nggak buat diabetes dan pahitnya nggak bikin nyesek. Ntalah. 🤣🤣

...Jangan lupa Like, Favorit, Komentar dan Followed IG aku Vivia 129....

...Selamat membaca 🙏🙏...

Apa ini karma?

Melly menatap setiap gedung pencakar langit yang berjejer dengan rapi di sekelilingnya. Sudah dua hari ia berada disini setelah seminggu yang lalu bertemu dengan mantan suaminya, Ayah dari janin nya.

Manhattan adalah tempat yang di pilih Melly untuk membesarkan sekaligus menyembunyikan janin yang tengah ia kandung saat ini.

Bukan tanpa sebab Melly memilih tempat ini. Ia telah memikirkan semuanya dengan baik, mulai dari biaya hidup serta kenyamanan untuk dia dan calon anaknya.

Manhattan adalah tempat yang tepat, sebab setiap orang yang tinggal disini, semuanya bergerak cepat untuk meraih ambisi mereka, tentu saja mereka tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang tidak penting seperti menyalakan dan mempertanyakan kehormatan dia sebagai wanita baik dan anaknya suatu hari nanti.

...POV Melly...

Aku kini sedang berdiri di balkon apartemen yang aku sewa untuk bertahan di tempat ini selama setahun ke depan.

Jika di tanya apa yang aku rasakan, aku tidak tahu, terlalu berat kenyataan yang harus aku terima, membuat hatiku seakan mati rasa. Tapi mata ku menunjukkan jika aku tidak baik baik saja.

Kalian harus tahu, ini bukan pertama kalinya aku berlari dari kehidupan yang kejam! Sebab dalam kandungan pun ibu ku sudah mengajarkan aku untuk berlari dari kehidupan yang menyakitkan ini. Aku akan bercerita sedikit kepada kalian.

Ibuku adalah gadis kampung biasa, yang coba merantau ke jakarta. Di jakarta ibuku bekerja sebagai Housekeeping, bahasa kasarnya tukang bersih bersih kamar tamu.

Hotel tempat ibu bekerja tidak terlalu besar, hanya tiga lantai, tapi di dalamnya mewah, begitu kata ibu dulu saat bercerita kepadaku.

Ternyata hotel itu adalah hotel baru, pemiliknya masih muda, dialah Ayahku. Mereka terus bertemu karena ibu mendapat tugas untuk membersihkan kamarnya.

Dari situ benih benih cinta mulai mereka rasa memutuskan untuk menjalin hubungan. Ayah pun menyarankan ibu untuk berhenti dari pekerjaannya, tetapi ibu menolak. Hal itu membuat ayah semakin sayang kepada ibu. Karena ibu tidak pernah silau akan harta ayah, bahkan ibu tidak pernah menerima pemberian ayah apapun itu, terkecuali makanan.

Tiga tahun Ibu mendampingi ayah merintis usahanya di Jakarta dan Ibu selalu menemani ayah di saat jatuh bangun. Di tahun ketiga hubungan mereka ayah izin kembali ke Belanda. Aku lupa Memberi tahu jika ayahku blasteran Indonesia Belanda. Lahir dan besar di sana.

Semenjak ayah pergi, ibu menjalani hari harinya seperti biasa, ibu bahkan menolak setiap lelaki yang mendekatinya. Padahal ayah tidak pernah memberinya kabar sedikit pun.

Setelah melewati lima tahun tanpa kabar dan kejelasan. Ayah kembali, entah baik atau bodoh, ibu tidak mempertanyakan tentang ayah yang tidak pernah memberinya kabar. Mereka meneruskan hubungan mereka. Ke jenjang yang lebih serius. baru satu tahun menikah, Ibu melihat ayah berjalan dengan seorang wanita sambil membawa dua orang anak laki laki dan wanita itu tengah hamil besar.

Ibu membesarkan hatinya untuk mendekati mereka, jika kalian pikir ibu ku marah, jawabnya TIDAK! Ibu justru membantu Anak pertama mereka yang terjatuh. Menanyakan Nama anak itu dan umur serta orang tuanya.

Disitu ibu tahu, Ayah pergi untuk menikah wanita yang tengah hamil besar itu. Namanya Melina. Aku memanggilnya mami.

Setelah hari itu ibu memilih meninggalkan Ayah, karena rasa bersalahnya kepada mami, sekali pun ibu adalah cinta pertama sekaligus kekasih ayah tapi dalam hubungan halal mami yang pertama.

Ternyata kepergian ibu membawa aku yang baru berusia delapan minggu dalam rahimnya, lucu rasanya jika mengingat cerita ibu dan keadaanku sekarang. Apa ini Karma? Disini aku sadar karma memang ada, aku kembali mengulang apa yang dilakukan ibu aku dulu tetapi nasib aku dan anakku jelas berbeda, aku terlahir dalam sebuah pernikahan tapi anakku tidak.

...\=\=\=\=\=\=...

" Air Mata ini." Melly berkata sambil mengusap pipinya yang kembali basah.

Melly Menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan melalui mulut, berulang ia terus melakukan hal itu sebelum kembali berlari kecil ke arah wastafel, karena perutnya yang kembali bergejolak dengan begitu hebat.

Setelah merasa lebih baik Melly memilih berbaring di ranjang. baru saja matanya terpejam Dering panjang dari ponselnya membuat ia kembali membuka kedua matanya.

" Kamu Dimana?" Pertanyaan itu langsung menyapa daun telinganya, saat Melly menempel ponsel pada telingan, setelah menggeser ikon berwarna hijau pada layar ponsel itu. " Aku dengar dari teman-teman kita di Riau, kamu sudah tidak di sana! Kamu dimana? apartemen, aku akan meminta untuk Reval mengantar kita ke sana dan kamu berhutang penjelasan, kenapa kamu tidak bekerja lagi di Riau." Ia kembali berbicara.

" Luna, aku tidak di apartemen, aku mendapat tawaran dari kakakku untuk meraih gelar Master di Jerman ja_."

" Terus kamu Ambil. " Belum selesai Melly berbicara Luna sudah menyahutinya.

" Maaf lun, kamu tahukan, aku begitu mencintai pekerjaan dan karirku ini. "

" Ya ya, aku mengerti. Sekarang kamu kirim alamat kamu di Jerman, begitu Reval mempunyai waktu luang kita akan mengunjungi kamu dan terus kabari aku ingat itu." Ucap Luna, teman yang baru ia kenal belum genap 2 tahun itu. Wanita ini dulunya tidak secerewet ini tapi semenjak tinggal dengannya luna jadi semakin cerewet saja.

" Iya, nanti aku akan mengabari kamu, tapi tidak sekarang, sebab aku lagi sibuk! Sampai kan Salam aku buat bunda, Suami kamu dan yang lainnya. Ingat Jaga kedua anakku dengan baik, begitu urusanku selesai aku akan langsung mendatangi kamu! Bye." Tanpa mendengar ucapan Luna, Melly sudah memutuskan sambungan telpon mereka. Sebab Melly tidak ingin membohongi luna lebih lama lagi.

" Maaf Luna. " Ucap Melly begitu lirih, ia menggenggam erat ponselnya." Aku tidak ingin kalian semakin di hina karena aku . " Sambung Melly seolah ada yang mendengar ucapannya.

Jika Melly bisa memilih, ia ingin berada di antara keluarga dan orang orang yang mencintainya, tetapi apa daya keadaan memaksanya harus menjauh dan berjuang seorang diri.

Dulu ibunya bisa melewati hal ini seorang diri, padahal ibunya tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang bisa menunjang kehidupan mereka. Kenapa Melly tidak bisa melakukan hal yang sama. Walaupun berat dia yakin, dia bisa.

Ibunya saja memberikan dia kehidupan yang baik tentu saja Melly akan melakukan hal yang sama untuk anaknya.

Karena yang salah, dia dan Dion bukan calon anaknya. Jadi tidak ada alasan untuk ia menolak anaknya. Melly akan mencintai anaknya, sebab dialah satu satunya yang Melly miliki saat ini.

Terlalu lama berpikir membuat dia mengantuk dan memilih memejamkan mata, untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya saat ini.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy Reading. 💘💘💘...

Sungguh rumit

Setiap Detik, menit, jam dan hari yang Melly lalui, terasa begitu berat! Bahkan Melly merasa jarum jam seakan lambat berputar Pada poros nya. Karena apa yang Melly jalani saat ini, tidak semudah yang dia pikirkan.

Seperti saat ini, Ketika dia begitu menginginkan sesuatu tapi tidak bisa dia dapatkan. Ya beberapa malam ini, Melly begitu merindukan aroma tubuh lelaki, yang telah menitipkan janin dalam rahimnya walaupun dalam keadaan terpaksa, Melly tidak pernah membenci calon anaknya.

Ia justru menuruti keinginan calon anaknya, dengan membeli parfum yang sama, yang selalu Dion pakai.

Tapi bukannya puas, Melly justru semakin tersiksa dan menginginkan Dion, saat dia mencoba memberi pengertian kepada calon anaknya, dengan mengusap perutnya sendiri. Janinnya seakan menolak dan memberontak.

Pada akhirnya dia kembali merasakan perutnya bergejolak dengan begitu hebat, membuat Melly mau tak mau harus mengeluarkan isi perut lagi dan lagi.

Ketika ia ingin menyerah pada keadaan dan memutuskan, mengakhiri rasa sakitnya, naluri seorang ibu kembali membuatnya bangkit dari keterpurukkan.

Setelah Merasa, tidak ada yang bisa ia keluarkan lagi, Melly membasuh wajahnya, sebelum kembali keranjang untuk beristirahat.

"Ya Tuhan tolong kuatkan hatiku lebih dari ini dan jangan biarkan rasa sakit membuatku, menyakiti nya." Selalu doa itu yang Melly panjatkan setiap ia akan memejamkan kedua matanya. Saat ini dia hanya seorang diri, tidak ada yang menegurnya nanti saat dia akan melakukan hal bodoh, sama seperti ia menegur Luna waktu itu.

...\=\=\=\=\=\=\=...

Disaat Melly tengah berusaha, sekuat hati dan tenaga, untuk berjuang seorang diri. Dion justru tengah menikmati hari harinya tanpa rasa bersalah sedikit pun kepada Melly.

Ia begitu perhatian kepada Ria dan calon Anaknya, mulai dari menuruti ngidamnya wanita itu di tengah malam, sampai menemani istri mudanya itu kemana saja, hanya untuk memastikan keadaan anaknya. Jauh berbeda beda dengan yang di rasakan Melly.

Ria begitu di manja Dion dan keluarganya sementara Melly! Harus bersembunyi, karena tidak ingin mengecewakan mami dan ketiga kakaknya. Yang telah berbaik hati, menerimanya sebaik anak bungsu dan putri satu satu di keluarga mereka. Inilah alasannya kenapa dia pergi, selain kejam ya ucapan masyarakat.

" Sayang, kamu sudah makan." Tanya Dion, dari seberang telpon. Ia kini tengah berada di kantor, sementara istri mudanya itu! Tengah berada di rumah orang tuanya. Saking sayangnya Dion kepada calon anaknya, dia tidak mengizinkan istrinya untuk tinggal seorang diri di rumah mereka, tentunya rumah yang Dion Siapkan untuk Dia dan Ria adalah rumah baru. Bukan rumah yang pernah di tempati nya bersama Melly.

" Aku sudah makan Mas, tadi ibu membuatkan aku sup ayam kampung dan rujak, tapi aku belum makan rujak nya!." Jelas Ria, dengan salah satu tangan yang terus bergerak mengusap perutnya, sementara tangannya yang lain memegang ponsel.

"Syukurlah! Ingat Jika ada sesuatu yang kamu inginkan, kamu harus langsung mengatakan kepadaku, jangan di tahan! Aku tidak mau anakku ileran. " Sahut Dion. Membuat Ria Tersenyum. Betapa beruntungnya dia mendapatkan lelaki yang begitu perhatian sama dia. Tanpa Di tahu, Lelaki itu berbicara manis, tapi pandangannya tidak berpindah sedikit pun dari bingkai foto yang ada dalam genggamannya.

" Terima kasih ya mas, Aku nggak tahu kurang kamu dimana, sampai mbak Melly! Tega meninggalkan lelaki sebaik kamu." Ucap Ria, membuat Rahang Dion mengeras.

" Urus saja anak kita dengan baik dan jangan melewati batas mu! Jika kamu masih mengulang hal ini, akan ku pastikan! Anakku akan memanggilnya mama, bukan kamu. " Ucap Dion begitu tenang, namun penuh dengan ancaman. " hubungi aku jika kamu menginginkan sesuatu. "Setelah mengatakan hal Dion langsung mengakhiri sambungan telponnya dengan Ria.

Di seberang sana, Ria terdiam memandang ponsel di tangannya. Inilah konsekuensi yang harus dia terima jika menjalin hubungan di bawah bayang bayang mantan istri, Suaminya.

" Aku tidak tahu sampai kapan, kamu bisa melupakan mbak Melly! Tapi sekarang aku istrimu, harusnya kamu melupakannya Mas. Bahkan hatiku masih terasa begitu sakit saat mengingat kamu mencium kening nya waktu itu." Saat Dion mencium kening Melly di klinik waktu itu, Ria tidak sengaja melihatnya. Semenjak saat itu, Ria bertanya tentang Melly kepada ibu mertuanya, tetapi wanita itu tidak banyak bercerita, ia justru menyarankan untuk tidak mencari tahu sesuatu yang akan membuatnya semakin sakit. Bahkan Ria tidak tahu alasan Melly dan Dion bercerai. Ironis bukan! Entah siapa yang beruntung disini, Melly kah atau Ria.

Untuk Dion sendiri, ia kembali menatap gambar Melly yang terbingkai rapi. " Andai Dulu kamu mau mengandung anakku, pasti semua tidak akan serumit ini! Tapi kamu lebih memilih di hina dari pada melahirkan buat hati kita! Semoga kamu selalu bahagia dimana pun kamu berada, karena dia setiap ucapan ku terselip doa untukmu sayang." Ucapnya seraya mengusap butiran bening yang jatuh tanpa permisi dari kedua sudut matanya.

...\=\=\=\=\=\=\=...

Hari hari terus, berlalu tidak terasa sudah tidak bulan, Melly bertahan di tempat ini. Perut yang dulunya rata, kini mulai menonjol, mengingat usia kandungannya yang telah memasuki lima bulan.

Saat senja, Melly selalu menghabiskan waktu di balkon apartemennya, melihat! Orang lalu lalang di bawah sana. Bukan karena ia tak ingin bekerja! Tetapi kondisinya Saat ini, mengharuskan ia terus berada di apartemennya.karena Ia kerap merasa pusing dan mual.

Jika di tanya bosan! Jawabnya tentu saja! Mengurung diri di apartemen membuat ia semakin merindukan ayah dari calon anaknya.

Meskipun begitu, Melly selalu memeriksakan kandungannya setiap bulan. Ia selalu makan, minum susu dan minum vitamin dengan teratur walaupun pada Akhirnya semua yang masuk kedalam mulutnya, harus berakhir di wastafel. Tetapi tidak membuat seorang Melly menyerah pada kondisinya. Dia percaya suatu saat anaknya yang akan menjadi obat penyembuh untuk luka hati serta penghapus air matanya.

" Jika kamu begitu, merindukan ayah mu! Tumbuhlah dengan baik didalam sana! Beri mama kekuatan untuk melewati hari hari yang lelah ini." Ucap Melly, seolah janin yang baru berusia lima bulan itu bisa mendengar dan mengerti apa dia katakan.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading.. 💘💘...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!