NovelToon NovelToon

Daddy Sugar Baby

01. Uang Bukanlah Segalanya

Pagi yang cerah di kota baru saja membangunkan gadis cantik yang sedang berbaring di tempat tidur besarnya.

"hoaammmm"

Ucapnya sambil merenggangkan otot-ototnya

"Hari yang cerah tapi tak secerah suasana hatiku"

Nara bangun dari tempat tidur dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap untuk pergi ke kampus.

Dia turun kebawah untuk sarapan, dan disana sudah ada kedua orang tuanya yang sedang makan bersiap untuk pergi ke kantor.

"Tumben sekali mereka belum berangkat"

Nara berkata dalam hati

Nara pun duduk di kursi depan mamanya

"kau sudah bangun sayang" sapa mamanya

"iya ma, aku ada kelas hari ini"

Hening seketika, mereka sudah sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

Setelah mereka semua sudah menyelesaikan makannya baru papa Nara berkata sesuatu.

"Sayang kita akan melakukan perjalanan bisnis ke Australia mungkin sekitar 2 hari saja apa kamu tidak keberatan" tanyanya pada nara

"Tidak, kenapa aku harus keberatan, bukannya memang selalu seperti ini. Kalian biasanya juga tidak pernah meminta izin dariku, kenapa sekarang bilang padaku." ucap Nara secara acuh dia sudah sangat muak dengan kedua orangtuanya ini

"Kenapa kau bicara seperti itu sayang" kata Papa Nara

"Sudahlah pa, ma Nara berangkat ke kampus dulu"

"Dasar anak tidak tau diri, Sudah untung kau dapat hidup dengan harta yang melimpah" ucap Mama Nara dengan penuh emosi.

Nara pun langsung berangkat tanpa mempedulikan orang tuanya.

Mamanya memang selalu saja berkata kasar seperti itu, Kadang sempat terbesit dalam pikirannya kalau Nara mungkin bukan anak kandung mereka.

Dia bahkan sangat ingin tau rasanya bagaimana kasih sayang dari kedua orang tuanya, dari dia kecil sampai sekarang mereka hanya sibuk dengan pekerjaan mereka tanpa tau bagaimana keadaan Nara.

Sam Smith ayah Nara yang berasal dari Australia, dan Kim Yura Smith ibu Nara adalah orang asli Korea. Tidak tau apa yang membuat mereka selalu tidak betah di rumah dan selalu pergi ke Kantor mereka Nara pun tak tau.

Sepeninggalnya Nara dari rumah ia langsung pergi ke kampus dengan perasaan kesal.

Ucapan ibunya terngiang-ngiang di kepalanya.

Andai saja dia punya keberanian dia ingin bilang bahwa dia tidak butuh harta yang melimpah, dia hanya butuh kasih sayang.

Tapi dia tidak dapat mengatakannya tak tau mengapa hatinya terasa berat saat ingin mengatakannya, seakan-akan kata-kata itu tertelan kembali.

Keluarga Nara memang tergolong keluarga kaya, tapi Nara tidak pernah menunjukkan kepada temannya di kampus, bahkan dia berangkat saja menggunakan bus ataupun taksi.

Uang yang selalu diberikan oleh Papanya hampir tidak pernah ia gunakan. Dia hanya menggunakan secukupnya dan sisanya akan dia tabung jika sewaktu dia membutuhkan.

Setiap orang tuanya melakukan perjalan bisnis mereka akan membawakan Nara tas-tas branded. Sekarang saja Lemarinya sudah penuh dengan tas-tas itu, ya memang karena hampir 1 bulan 2 kali orang tuanya akan melakukan perjalanan bisnis. Jadi tak heran jika tasnya semakin banyak.

Sejak kecil Nara memang tidak dekat dengan orang tuanya. Biasanya mereka akan berangkat sebelum Nara bangun, dan pulang setelah Nara tidur. Entahlah sepertinya Nara telah lelah dengan sikap kedua orang tuanya yang selalu saja seperti itu. Selalu menganggap Nara tak penting.

Mungkin bagi mereka Nara sudah bahagia dengan uang dan kemewahan yang selalu mereka berikan, tapi ternyata tidak.

Uang dan kemewahan bukanlah segalanya tanpa adanya kasih sayang.

Next.......

02. Gadis Menarik

Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri yang sangat kalut, Nara pun telah sampai di area kampus.

Nara pun berjalan menuju kelas untuk memulai pelajaran. Nara mengambil jurusan Administrasi Bisnis karena memang dia sangat suka dan sedikit paham.

"Nara....."

Nara yang merasa ada yang memanggil pun berbalik

"Oh Dita......" dengan melambaikan tangan dan menyuruh Dita agar segera mendekat.

"Kau diantar siapa?" tanya Nara pada Dita

"Oh aku diantar oleh Om ku" sambil berbisik kepada Nara

Nara yang mengerti maksudnya pun hanya ber oh ria....

"Ya sudah ayo masuk" Nara langsung mengajak Dita masuk kedalam sebelum dosen datang

Saat masuk suasana kelas sangat ramai dan heboh karena dosen tidak masuk katanya ada kepentingan dan karena itu mata kuliah jadi free, bertepatan juga dalam satu hari itu hanya ada satu mata kuliah.

Karena sedang tidak ada kelas Mereka pun

memutuskan untuk menuju cafe. Awalnya Nara menolak, tapi mereka semua memaksanya, jadi mau tidak mau Nara pun harus ikut.

Ada sekitar 10 orang yang ikut, diantaranya ada Rose, Chan, Dita, Lucas, Jenny, Bitna, Han, Reno, Lia, dan Nara sendiri.

Mereka pun telah sampai di Cafe tersebut. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk kesitu, karena jaraknya memang lumayan dekat dengan kampus dan itu adalah Cafe langganan teman-teman Nara

"Kalian mau pesen apa?" Rose pun bertanya

"Samakan semua saja" Jawab Chan

"Iya biar nggak ribet" Kata Lucas yang memang orangnya anti ribet

Mereka pun saling bercanda satu sama lain.

Bercanda gurau menghilangkan rasa suntuk yang ada ya walaupun hanya sesaat.

"Nanti malam ke bar yuk", Ucap Dita

"Kalau gue sih ayo-ayo aja" Jawab Han dan Rejo bersama.

Disitu mereka mulai berunding dan sepakat untuk pergi malam ini.

"Oke kita semua ikut, nanti aku ajak yang lain juga" Kata Jenny

Dan setelah bicara seperti itu mata mereka langsung tertuju pada Nara.

"Apa...?" Tanya Nara acuh dan sedikit takut karena mata mereka yang seolah-olah mengintimidasi

"Kau harus ikut malam ini" Kata Bitna dengan ekspresi yang menakutkan.

Dan lagi-lagi karena mereka paksaan mereka Nara pun akhirnya menyetujuinya.

"Gitu dong setia kawan" Jawab Lia yang Nara tanggapi hanya dengan senyuman.

"Eh balik yuk gue ada janji nih" Kata Rose

Setelah selesai mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Awalnya Lucas ingin mengantar Nara, tapi Nara tidak enak sendiri dan Nara tolak secara halus dengan beralasan masih ingin mencari sesuatu ke supermarket.

Dan Nara pun pulang menggunakan taksi karena sangat lelah jika masih harus menunggu bus.

Cenzo mulai berjalan masuk kearah Cafe untuk bertemu dengan klien. Mereka berdua sudah memutuskan untuk menandatangani kontrak kerja antara perusahaan.

"Terimakasih atas kerjasamanya pak Albert"

ucap Cenzo sambil menjabat tangannya

"Sama-sama Pak Vincenzo" Sahutnya ramah

"Maaf karena saya harus pergi sekarang dan tidak sempat makan siang dengan anda" Tolaknya secara halus

"Tidak apa-apa pak, Saya juga harus segera kembali ke kantor" Cenzo membalasnya dengan sopan.

Hanya orang yang dekat dengan Cenzo saja yang boleh memanggil dirinya dengan sebutan itu, Cenzo akan mengenalkan nama lengkapnya yaitu Vincenzo pada rekan bisnisnya.

Setelah itu Pak Albert pun segera pergi dari Cafe tersebut.

Memang tidak begitu pantas jika bertemu dengan klien di Cafe tapi memang saat itu beliau sedang sibuk-sibuknya dan sedang berada disekitar situ jadi tidak ada salahnya jika melakukan pertemuan tempat ini untuk mempersingkat waktu.

Saat Cenzo akan duduk kembali, pandangannya terfokus pada seorang gadis yang sedang tertawa bersama temannya.

Gadis dengan kulit putih dan rambut panjang itu langsung menarik perhatian Cenzo. Gadis dengan senyum paling manis yang pernah Cenzo temui.

Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Memang usia Cenzo sudah tidak layak lagi untuk bermain-main dengan cinta seperti ABG pada umumnya, tapi apa salahnya. Usia Cenzo memang sudah tidak muda lagi, tapi ketampanan nya akan menyamarkan usianya saat ini.

Dengan status duda sekarang tidak ada salahnya jika Cenzo menyukai seseorang, Karena Cenzo tidak sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita.

Pandangan Cenzo selalu tertuju pada gadis itu hingga gadis itu dan temannya beranjak dari sana.

Cenzo pun langsung melahap makanan yang sudah datang dan kembali ke kantor karena pekerjaan sangat banyak akhir-akhir ini.

Next......

03. Duda tampan

Setelah Cenzo menyelesaikan makannya dia dengan cepat langsung kembali ke kantor karena masih banyak sekali berkas-berkas yang belum dia cek dan di tandatangani sedang menumpuk di mejanya.

Tak butuh waktu lama, Cenzo pun akhirnya telah sampai di kantornya dan langsung menuju ruangannya.

Cenzo duduk di kursi kebesarannya. Dari atas meja kita bisa melihat sebuah papan yang bertuliskan "CEO VINCENZO WERTHEIMER"

Seorang CEO yang terkenal dengan ketegasan dan kekerasannya.

Perusahaan yang sangat maju hingga mendapat peringat perusahaan terbesar sedunia tidak akan membuat dirinya menjadi orang yang menya-menye. Jadi Cenzo harus tegas agar tidak ada orang berani macam-macam dengannya dan agar perusahaan terus berkembang dengan pesat.

Cenzo sendiri adalah anak tunggal, tapi dari dulu Cenzo tidak pernah bertemu dengan papanya, bahkan Cenzo tidak mengetahui bagaimana wajah papanya secara langsung hanya melihat melalui potret saja, barang kenang-kenangan dari papanya hanya cincin yang selalu Cenzo bawa kemanapun.

Jangan bertanya bagaimana Cenzo dapat mendirikan perusahaanya tersebut.

Cenzo rela banting tulang demi dapat membangun perusahaanya itu, belajar tidak kenal lelah.

Dimana dulu anak umur 10 tahun sedang asiknya bermain tapi tidak dengan Cenzo. Yang ada dalam pikirannya hanya belajar, belajar dan belajar. Cenzo Selalu mendapatkan beasiswa dari sekolah dan kampus favorit di Italia.

Ya Cenzo berasal dari sana. Walaupun Cenzo sudah lama menetap di Itali tapi wajah Cenzo yang sangat mirip dengan Mamanya dikira sebagai pendatang dari Korea. Memang wajah Cenzo sangat mencolok, seperti orang korea pada umumnya.

Setelah 2 tahun lalu Cenzo memutuskan untuk pindah dan menetap di Korea tempat kelahiran Mamanya, Karena Cenzo ingin melupakan kenangan buruk dengan mantan Istrinya yang tega meninggalkannya demi pria lain. Hubungan Cenzo dengan sang Mama pun tidak begitu dekat. Mama Cenzo memilih menetap di Italia dan tak mau kembali lagi ke korea.

Papa Cenzo adalah orang Italia dan Mamanya orang Korea. Dulu setelah menikah orang tua Cenzo memilih untuk tinggal di Itali, tapi setelah Cenzo lahir, Papa Cenzo menghilang entah kemana, Mama Cenzo sudah berusaha mencari kesana-kemari tapi tidak menemukannya.

Walaupun bukan rahasia umum lagi kalau Cenzo adalah seorang duda tetapi banyak sekali wanita yang menggodanya bahkan mereka tak masalah jika hanya menjadi penghangat ranjang saja. Rekan bisnis di perusahaan Cenzo pun tak segan-segan menjodohkan putri mereka dengan Cenzo tapi Cenzo selalu menolaknya.

Bahkan waktu itu pernah ada klien Cenzo seorang wanita dari perusahaan X memberikan obat perangsang dalam minuman Cenzo, untung saja dosis yang diberikan tidak terlalu tinggi jadi dia dapat mengatasinya.

Tapi Cenzo bukan lelaki bejat yang akan bergonta-ganti wanita. Bahkan sikapnya terbilang cuek.

Saat Cenzo sedang fokus pada dokumen didepannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya

Tok tok tok.......

Muncullah Raya sekretarisnya dari balik pintu

"Permisi pak, Sebentar lagi anda akan ada meeting dengan tuan Charlie beliau sedang dalam perjalan" Ucap Raya

"Ehmm... Baiklah, Lima menit lagi saya kesana"

Setelah kepergian sekretarisnya, Cenzo kemudian larut lagi dengan kerjaannya.

Hingga beberapa saat kemudian Suho datang dan menyuruhnya untuk segera keruang rapat karena tuan Charlie sudah datang.

Tok tok tok....

"Bos, tuan Charlie sudah tiba"

"Baiklah ayo kesana"

Mereka pun berjalan menuju ruang rapat.

Para karyawan menatap mereka berdua dengan pandangan kagum akan ketampanan keduanya. Tapi Rasa kagum mereka masih belum bisa mengalahkan rasa takut mereka kepada Cenzo.

Cenzo adalah orang yang selalu disiplin, dia tidak mau menemukan kesalahan pada pekerjaan karyawan. Jadi saat akan mengumpulkan data pada Cenzo mereka harus mengeceknya seribu kali.

Gaji yang diberikan Cenzo pun tidak main-main. Pekerjaan mereka yang berat seimbang dengan gaji yang mereka dapat.

Dari semua pegawai di perusahaannya, hanya Suho sendiri yang memanggilnya dengan sebutan Bos. Karena mereka sangat dekat jadi Cenzo tak mempermasalahkan.

Kim Suho atau Suho sendiri adalah tangan kanan atau orang kepercayaan Cenzo.

Dia sudah bekerja selama 5 Tahun semenjak Cenzo di Italia dan ikut pindah ke Korea setelah mendirikan perusahaan disini.

Cenzo sudah menganggap Suho seperti keluarganya sendiri karena Suho hidup sendiri tanpa memiliki siapapun.

Cenzo memiliki tekad untuk bisa membangun perusahaan besar dan sekarang dia berhasil. Perusahaanya memiliki cabang dimana-mana dan diakui oleh seluruh dunia. Benar-benar hasil yang memuaskan.

Nara telah sampai dirumahnya, rumah yang sepi dan sunyi tentunya. Ada beberapa maid dan penjaga rumahnya tapi Nara seperti membatasi dan tidak terlalu dekat dengan mereka.

"Lelah sekali..... mungkin sebaiknya aku akan berendam sebentar dan beristirahat karena nanti malam akan pergi dengan yang lain" ucap Nara pada diri sendiri.

Nara kemudian membersihkan dirinya dan berendam di bathtub, sebentar saja kemudian Nara membilas diri di shower dan segera menyudahi kegiatan mandinya itu.

Nara memilih untuk mengenakan kaos oversize dengan celana pendek karena dia tidak kemana-mana.

Dirasa sudah cukup semua Nara lantas langsung merebahkan dirinya ke tempat tidur yang paling nyaman untuk segera menuju ke alam mimpi.

.

.

.

Malam hari.....

Jam menunjukkan pukul 7 malam.

terlihat Nara sedang bersiap-siap untuk pergi bersama teman-temannya.

Sebenarnya masih terlalu dini untuk pergi ke Club karena masih tergolong sore.

Nara menggunakan Rok pendek diatas lutut berwarna krem dan kaos berwarna putih. terlihat sangat simpel tapi lihatlah merek yang Nara gunakan.

Nara berencana ingin jalan-jalan terlebih dahulu untuk menikmati indahnya malam ini dan membeli makan malam.

Nara berjalan keluar dari rumahnya, Dan memilih untuk berjalan kaki sampai jalan raya karena Nara tidak begitu suka mengendarai mobil sendiri, Nara akan menggunakannya saat keadaan darurat saja.

Setelah sampai dijalan raya. Nara menghentikan sebuah taksi untuk membawanya ke restoran junk food. Setelah berhasil memesannya nara berjalan kearah sebuah taman dan duduk di salah satu kursi di taman tersebut sambil menikmati makanannya.

Sederhana memang. Nara tidak begitu menyukai tempat-tempat ramai, itu sebabnya Nara jarang sekali ikut teman-teman berkumpul. Dia lebih suka belajar atau tidur di kamarnya.

**KIM SUHO**

![](contribute/fiction/2867530/markdown/9226359/1636423057312.jpg)

![](contribute/fiction/2867530/markdown/9226359/1636423057310.jpg)

**RAYA**

![](contribute/fiction/2867530/markdown/9226359/1634092796051.jpg)

Next....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!