Kehidupan cinta tak selamanya manis, begitu juga dengan kisah cinta seorang pemuda tampan bernama Irfan, Irfan adalah seorang pemuda yang berkarismatik namun karena sebuah kejadian membuatnya harus rela menikahi seorang wanita yang sangat cantik bernama Rianti..
Irfan Devano Mahendra adalah seorang lelaki yang sangat tampan, mempunyai pribadi yang lemah lembut dan juga sangat baik hati. Dia hanya seorang lulusan SMA yang membuatnya harus kesusahan dalam mencari pekerjaan..
Hingga pada suatu hari Irfan diterima bekerja di sebuah perusahan sebagai office boy, walaupun begitu Irfan menerimanya dengan lapang dada dan menikmati pekerjaan barunya..
Hingga pada suatu hari Irfan bertemu dengan sosok Rianti, Rianti adalah seorang putri tunggal pemilik perusahaan Antara Grup.
Sebagai seorang penerus perusahaan yang sangat besar itu, Rianti biasa di sapa itu menjadi sosok yang angkuh dan sombong. Rianti juga suka semena mena terhadap siapa saja yang membuat hatinya jengkel..
Pada suatu hari sang kakek dari Rianti memintanya untuk segera menikah, tentu saja itu bukan permintaan yang gampang di terima oleh Rianti..
Kita perkenalan tokoh dulu yaa..
*Irfan Devano Mahendra
Seorang lelaki sederhana anak dari kalangan yang kurang mampu, membuat Irfan hanya bisa bersekolah hingga jenjang SMA itupun berkat beasiswa yang dia terima..
Irfan seorang pemuda yang sangat tampan, banyak diantara wanita wanita yang mengaguminya namun Irfan selalu saja menolak setiap wanita yang datang dalam hidupnya..
Hingga pada suatu hari Irfan bertemu dengan sosok Rianti. Dan karena terpaksa demi kesembuhan sang adik yang kala itu mengidap kanker otak Irfan menerima tawaran Rianti untuk melakukan pernikahan hitam diatas putih..
*Rianti Regulina Putri
Seorang wanita karir penerus Antara grup yang memiliki sifat sombong. Rianti selalu menganggap remeh setiap orang yang berani menyakiti hatinya.
Hingga pada suatu hari sang Kakek sakit keras dam sang Kakek meminta Rianti untuk segera menikah.
Bagi Rianti menikah itu bukan hal yang gampang, Rianti masih belum mau terikat dengan siapapun dan Rianti juga gak pernah mau jika di jodohkan..
Hingga pada suatu hari entah sebuah kebetulan atau memang takdir Rianti di pertemukan dengan Irfan, lelaki yang jauh lebih muda daripada dirinya mungkin usianya terpaut lima tahun.
Rianti yabg terus di desak oleh Orang tuanya pun mulai geram dan mencoba untuk mencari jalan. Mencari jalan agar bisa membuat bahagia sang Kakek di akhir hidupnya..
Ketika itu Irfan yang sedang panik dan membutuhkan biyaya banyak untuk pengobatan sang adik pun akhirnya menerima pernikahan yang Bosnya ajukan tersebut dengan catatan pernikahan itu dirahasiakan..
Namun seiring berjalannya waktu getar getar cinta pun mulai tumbuh diantara keduanya. Namun Irfan lebih sadar diri bahwa pernikahannya hanya ada hitam diatas putih. Irfan yang tak kuasa pun akhirnya memilih pergi meninggalkan Rianti setelah masa kontrak pernikahan mereka berakhir....
KEMBALI KECERITA AWAL..
Irfan yang baru saja di terima bekerja di salah satu perusahan yang sangat besar, Antara Grup.
Irfan diterima sebagai seorang Office boy dengan wajah yang tampan membuat Irfan menjadi bahan candaan semua orang..
Irfan adalah sosok yang sangat lembut walaupun sering di sindir dan bahkan dihina dirinya tak pernah marah.
Baginya asal apa yang mereka katakan masih dalam tahan wajar gak akan menjadi masalah buat dirinya..
Teman satu perjuangan Irfan bernama Irma, dia gadis yang cantik walaupun keadaan mereka sama namun mereka selalu melewati hari hari mereka dengan senyuman...
Irfan yang masih di bilang baru di perusahaan besar tersebut tak pernah mengetahui jika pewaris tunggal dari perusahaan tersebut adalah seorang perempuan..
Irfan berpapasan kala itu dengan Rianti putri tunggal sang pemilik perusahaan..
Dengan tersenyum Irfan mencoba menunjukan kesopanannya namun sikap Rianti justru acuh tak acuh...
Irfan kini tengah memulai pekerjaannya, Irfan dengan penuh semangat mengawali harinya dengan selalu bersyukur.. Karena Irfan masih harus memikirkan kebutuhan sang adik yang masih memiliki banyak biaya. Semenjak orang tuanya meninggal Irfan da Ayu hidup berdua dan setelah Irfan lulus SMA Irfan memutuskan untuk mengadu nasib di Jakarta..
Sementara itu sang Adik Ayu tinggal di bandung bersama sang Bude yang rumahnya tak jauh dari rumah mereka...
Tujuan Irfan hanya satu ingin membuat sang Adik Ayu mendapatkan pendidikan yang layak.
Ketika sedang asik berandai tiba tiba Irfan di kagetkan dengan suara seseorang..
"Apa yang sedang kamu lakukan disini? tanya Rianti anak sang pemilik perusahaan..
"Maaf Bu, saya sedang membersihkan ruangan ini.." jawab Irfan dengan sopan..
Rianti menjadi marah karena Irfan berani memanggilnya Ibu..
"Apa kamu pikir muka saya seperti Ibu Ibu? apa kamu enggak tahu siapa saya?" tanya Rianti dengan tatapan sinis.
Irfan menggeleng..
"Apa kamu anak baru disini? Sehingga dengan Bos kamu sendiri seperti ini? Jangan kurang ajar terhadap saya, saya ini Bos besar disini." ucap Rianti dengan ketusnya..
Irfan hanya bisa menelan ludahnya, baru kali ini dia menemui seorang wanita yang cantik tapi seperti serigala..
"Maaf Bu Bos saya tidak tahu." ucap Irfan sembari menunduk..
"Apa bisa ulangi lagi ucapanmu? Jika kamu masih mau bekerja di sini panggil saya dengan sebutan Non Rianti. Paham.." ucap Rianti tanpa senyum..
Irfan hanya mampu mengelus dada dan kemudian mengangguk..
"Maafkan saya Non, saya tidak tahu."ucap Irfan dengan sopan..
Rianti hanya menatap sinis kearah Irfan..
"Keluar kamu dan tinggalkan ruangan saya sekarang." ucap Rianti dengan sedikit keras..
Dengan menunduk sebagai tanda hormat Irfan mengucapkan salam kemudian keluar meninggalkan ruangan sang Bos..
"Cantik cantik galak banget." gerutu Irfan dalam hati..
"Fan..." panggil Irma dengan lantangnya, membuat Irfan kaget..
"Kau ini mengagetkanku saja." ucap Irfan sembari tersenyum..
Irma mengamati Irfan dengan seksama..
"Kamu kenapa?" tanya Irma yang penasaran..
"Aku habis kena marah sama Bos kita, Non Rianti maksudnya." ucap Irfan menjelaskan..
"Dia memang begitu sudah gak usah diambil pusing, ayo kita lanjutkan pekerjaan kita." ucap Irma sembari berlalu karena Irma tahu peraturan di kantor itu sangat killer..
Irfanpun mengikuti Irma dan mereka melanjutkan pekerjaan masing masing.
Sementara sepasang mata mengamati pergerakan mereka lewat layar komputer..
"Kalian berani mengatai aku di belakangku? Tunggu saja." gerutu Rianti dalam hati..
🌿🌿🌿🌿
Jam makan siang pun telah tiba, karena kesal Rianti menyuruh Irfan untuk membelikan dia makanan, atau lebih tepatnya balas dendam..
"Tolong suruh Ob yang bernama Irfan ke ruangan saya sekarang!"perintah Rianti pada Sekretarisnya.
"Baik Non." ucap sekretaris itu tanpa membantah..
Dengan cepat kini Irfan telah berada di hadapan Riantu..
"Iya Nona, kata Mbk Dian Nona memanggil saya." tanya Irfan dengan sopan.
"Tolong beliin saya makanan, ini uangnya." ucap Rianti sembari memainkan ponselnya..
"Baik Non, makanan apa yang Non mau?Biar saya carikan." ucap Irfan lembut..
Otak jahat Rianti mulai bekerja,
"Saya mau kamu membelikan saya Ayam penyet Ibu Mansyur yang ada di Bintaro, ini alamatnya dan tak pakai lama." ucap Rianti sembari menahan tawa..
Irfan hanya bisa pasrah jarak antara pusat Jakarta ke Bintaro itu lumayan jauh, dan mana bisa dia kembali dalam waktu 30 menit..
Dalam hati Irfan dia mengerti bahwa Bos nya hanya ingin mengerjainya.
"Baiklah Non, secepatnya saya akan kembali, permisi." ucap Irfan sembari berlalu pergi.
Dalam hati Rianti menahan tawa, dia sudah tak sanggup lagi menahannya dan akhirnya Rianti tertawa sendiri..
"Syukurin, makannya jangan suka ngomongin bos di belakang emang enak di kerjain." ucap Rianti dalam hatinya..
Kini Irfan tengah berada di parkiran dan akan segera meluncur ke lokasi, namun tiba tiba ban motornya kempes..
"Ah kenapa bisa kayak gini si? Bisa kena omel aku." ucap Irfan sembari mencoba melihat ban motornya.
Dari arah belakang Irma melihat Irfan yabg sedang kebingungan.
"Fan kamu ngapain disini panas panas gini?" ucap Irma dengan penuh perhatian..
"Aku di suruh beli makanan untuk Non Rianti tapi ban motorku kempes." ucap Irfan dengan panik..
Irma merasa ada hal yang aneh karena biasanya Rianti tak pernah mau makan makanan yang berada di pinggir jalan..
"Ya udah kamu pakai motorku aja." ucap Irma sembari memberikan kunci motornya.
"Makasih ya Ir, kamu memang sahabat terbaik ku." ucap Irfan langsung tancap gas meninggalkan area parkiran.
Sementara itu Irma masih mematung melihat Irfan yang tengah jauh dari pandangannya..
"Mas Irfan seandainya kamu tahu jika aku selama ini itu menyukaimu, apa kamu masih sebaik ini." ucap Irma dalam hatinya...
Irfan kini telah sampai di alamat yang di berikan oleh bosnya, Rianti.
Setelah membeli satu porsi ayam geprek Bu Mansyur sesuai pesenan sang atasan kini Irfan pun meluncur kembali ke kantor.
Waktu menunjukan pukul 1 siang, dan Irfan terlambat alhasil dia pun kena marah oleh sang atasan..
"Kamu beli makan kemana kenapa lama banget? Selera makanku jadi hilang, bawa makanan itu keluar." ucap Rianti dengan muka judesnya..
Irfan pun hanya bisa menelan silvanya, ada perasaan marah dan juga sedih sudah jauh dia membeli makanan itu namun sama sekali tak di sentuh oleh sang atasan..
"Kamu aja yang makan makanan itu sayang juga kan kalau di buang. Oh iya terima kasih." ucap Rianti sembari berbalik badan menahan tawanya.
Irfanpun hanya menarik nafas panjang kemudian membuangnya secara berlahan..
"Terima kasih banyak Non, saya permisi." ucap Irfan sembari berlalu pergi meninggalkan ruangan sang atasan...
Setelah Irfan keluar Riantipun tertawa dirinya merasa puas telah berhasil memberi pelajaran kepada seseorang yang berani menertawakannya di belakangnya.
"Syukurin emang enak.." ucap Rianti sembari melanjutkan pekerjaannya.
Ketika sedang asik bermain handphone di tangannya tiba tiba benda itu berdering terlihat jelas nama sang Mama..
"Assalamualaikum, Iya Ma ada apa?" jawab Rianti pada sambungan telfon nya..
"Sayang kamu bisa pulang sekarang? Kakek kamu sakit keras dia terkena serangan jantung dan Beliau ingin bertemu denganmu." ucap Sang Mama pada sambungan telfon nya..
Rianti panik setelah mendengar kabar bahwa sang Kakak mengalami serangan jantung.
"Baik Ma, Rianti akan pulang sekarang." ucap Rianti sembari mematikan sambungan telfon nya..
Dengan langkah yang terburu buru Rianti berlari menuju area parkir dan Rianti langsung pergi menuju Rumah sakit tempat sang Kakek di rawat..
Sesampainya di Rumah sakit Rianti langsung panik dan kemudian memasuki ruangan sang Kakek..
"Mama bagaimana keadaan Kakek?" tanya Rianti yabg melihat sang Kakek terbaring lemah tak berdaya.
Sang Mama pun menatap kearah Rianti..
"Dia sedang tidur, kata Kakek ada yang ingin dia sampaikan sama kamu sayang." ucap Mama Farida dengan lembut..
"Iya Ma, tapi Kakek baik baik saja kan?" tanya Rianti dengan panik..
Rianti adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya, terlebih sang Kakek, sang Kakek adalah contoh buat dirinya dimana dia selalu belajar untuk bekerja keras demi mencapai sebuah hasil yang memuaskan..
"Kakek cepat sembuh ya." ucap Rianti sembari memegang tangan sang Kakek..
Dengan samar samar sang Kakek pun membuka kedua matanya..
"Rianti cucuku.." ucap Kakek Irawan dengan lirih..
"Iya Kakek, Rianti ada disini. Kakek perlu apa biar Rianti bantu." ucap Rianti pelan..
Kakek Irawan tersenyum..
"Cucuku bolehkah Kakek meminta satu permintaan sama kamu?" tanya Kakek Irawan pelan..
"Boleh Kakek, Kakek mau apa?" tanya Rianti dengan lembut..
"Kakek mau kamu segera menikah sebelum ajal menjemput Kakek. Apa kamu mau mengabulkan permintaan terahir Kakek?" tanya Kakek Irawan dengan suara yang kurang jelas..
Rianti sendiri sangat kaget mendengar permintaan sang Kakek, menikah dengan siapa pacar aja dia gak punya..
"Iya Kakek, Kakek harus sembuh dulu setelah itu kita bicarakan ini lagi." ucap Rianti dengan gelisahnya...
Ruanti langsung lemas mendengar permintaan sang Kakek darimana dia bisa menikah jika kekasih saja dia tak punya..
"Sebentar ya Kek Rianti mau kembali kekantor dulu ada metting yang sangat penting." ucap Rianti memberi alasan..
"Baiklah Cucuku, Kakek harap kamu bisa mempertimbangkan permintaan Kakek." ucap Kakek Irawan sembari tersenyum..
Rianti hanya melontarkan senyuman dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Rumah sakit dengan seribu kegalauan yang dia rasakan..
"Kakek boleh minta apa saja, tapi jika tentang pernikahan Rianti bingung Kek harus mencari calon suami dimana?"ucap Rianti dalam hatinya..
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Satu minggu sudah kini sang Kakek terbaring lemah di rumah sakit, belum ada tanda tanda kesembuhan melainkan kondisinya semakin lemah..
Kedua orang tua Rianti terus saja mendesak sang putri untuk segera mencari pendamping hidup..
"Ayolah putriku kasihan Kakek mu, dia sangat ingin melihatmu menikah?" ucap Mama Farida dengan lembut..
Rianti menatap kearah orang tuanya kemudian membuang pandangannya ke sembarang arah..
"Menikah itu tak semudah mencuci baju Mama, tinggal kasih ditergen dibilas selesai. Tapi jika tentang pasangan hidup itu kan kita harus mencari yang benar benar tulus." gerutu Rianti dalam batinnya.
Serasa putus asa dialami oleh Rianti, hatinya bingung di satu sisi dia belum siap untuk menikah tapi di sisi lain Rianti tidak mungkin mengecewakan permintaan terahir sang Kakek..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!