NovelToon NovelToon

Pahatan Waktu | Kembali Ke Masa Kerajaan Cina

Eps 1 - Aduuuuhhh

"Akh! Aduuuuh" Lolita memekik kesakitan sambil menggenggam erat jari kakinya berusaha meredam rasa sakitnya.

Setelah beberapa menit menikmati rasa sakitnya, ia pun tersadar akan sesuatu. Permukaan kulitnya menyentuh sesuatu yang asing sejak tadi, lembut, sedikit berserat, panjang dan,

"Hah rumput?!" teriaknya nya lebay.

"Hah? Di- dimana ini!" Lolita terkejut bukan main, ia terus menoleh ke kanan dan ke kiri tapi sayangnya tak ada yang bisa ia lihat selain dedaunan lebat dari pohon-pohon di sekelilingnya.

Seingatnya tadi ia menendang meja jati kuno milik kakeknya dengan keras hanya karena merasa kesal dengan PR matematika bab limit bagian aljabarnya yang nyaris membuat kepalanya migrain itu.

Tapi tindakan bodohnya membuat kakinya sendiri kesakitan hingga ia terjatuh. Bukannya terjatuh kelantai, Lita malah berada di tempat aneh ini. Sepertinya saat ini ia ada di tengah hutan!

"Hyaaa!!" Lagi-lagi gadis itu berteriak.

Sebuah pedang sungguhan yang begitu tajam, tiba-tiba berada di hadapan wajahnya.

Walau ia adalah anak jurusan IPS di SMAnya, SMAnya tidak pernah mengadakan study tour ke museum bersejarah. Jadi, belum pernah di sepanjang hidup Lolita ini, melihat pedang asli dari zaman kuno yang begitu mengerikan, apa lagi sampai jarak kurang dari lima senti meter dari wajahnya.

"T-tolong jangan bunuh aku."

Lolita memohon hingga tergagap-gagap.

Huaaa ada apaan nih.

Batinnya.

"Diam! Kau pasti mata-mata Kerajaan Fei!" seru Panglima Han dengan lantang.

"Mm- mata-mata? Bu-bukan aku. Tolong turunkan pedangmu."

Keringat Lolita bercucuran saking takutnya ia dengan tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak ia mengerti.

"Sungguh licik Kerajaan Fei! Mengirim seorang wanita untuk memata-matai Kerajaan Ming, kerajaan itu masih menjadi musuh hingga saat ini!"

"Hari ini pasti tuntas! Hiyaat!"

Panglima Han mengayunkan pedangnya ke arah leher Lolita,

TANGG!!!

Sebuah pedang lainnya pun menangkis pedang Panglima Han.

Tiba-tiba kaki seorang pemuda bertubuh sempurna berdiri tepat disebelah Lita. Tubuhnya tinggi, wajahnya imut dan terlihat masih muda, ia sangat tampan serta terawat.

"Apa yang kau lakukan panglima Han!!" seru Pangeran Xia Yi.

Lolita menatap pemuda itu penuh harap. Entah mengapa rasa ingin dilindungi sebagai wanita muncul dari dalam lubuk hatinya. Yang jelas pria itu sangat tampan seperti artis-artis Asia Timur, hanya itu yang ada di benak Lolita.

"Maaf yang mulia! Tapi siapapun di area ini yang tidak menggunakan tanda pengenal Kerajaan Ming dianggap sebagai mata-mata." jawab Panglima Han sembari menunduk takut.

"Kalau seperti ini cara kerjamu, bisa-bisa ketidak adilan terjadi hari ini!!" bentak Pangeran Xia Yi.

"Bangunlah nona." ujar Xia Yi sembari mengulurkan tangannya.

"Pikir dulu sebelum bertindak! Mata-mata mana yang takut dengan pedang?" imbuh Xia Yi dengan raut muka serius.

Panglima Han hanya bisa menunduk tak bernyali di depan pangeran pertama Kerajaan Ming ini. Tak heran lagi, semua orang tahu kemungkinan terbesar Xia Yi lah yang akan menjadi putra mahkota menggantikan Kaisar Hou yang tak lama telah meninggal.

"Siapa namamu?" tanya Xia Yi pada Lolita sembari membantunya berdiri.

"Xian Zhen." jawab Lolita lemah.

Lolita sudah menyadari sejak tadi bahwa ia sedang masuk ke zaman kerajaan Cina. Bagaimana ia tak menyadarinya? hampir setiap hari ia menonton drama Kerajaan Asia Timur dengan seksama.

Bukannya belajar sejarah kemerdekaan RI, ia lebih tertarik dengan adegan-adegan dramatis Kerajaan Asia Timur yang penuh dengan teka-teki.

Lita masih tidak percaya bahwa time traveling seperti yang ada di drama-drama Korea kesukaannya itu memang ada. Kemungkinan kedua, mungkin ia hanya bermimpi buruk akibat stress mengerjakan pekerjaan rumah sekolah.

Beruntungnya ia bisa berbahasa mandarin dan memiliki nama marga Cina, karena ia punya darah keturunan Cina dari kakeknya. Jadi Lita tak akan terlihat bodoh disini.

"Namamu bagus. Kenapa kamu dihutan sore-sore begini?" tanya Xia Yi sambil tersenyum ramah berusaha meredakan ketakutan Lolita yang masih tampak jelas diwajahnya itu.

"Anda bisa percaya atau tidak, saya berasal dari masa depan. Entah bagaimana tapi tiba-tiba aku berada disini." jelas Lolita menggunakan bahasa formal.

"Eh?" Xia Yi hanya terbengong mendengar cerita Lolita.

Tiba-tiba pandangan Lolita menjadi kabur, badannya terasa lemas seketika. Rasa takut sudah menguras energinya sejak tadi, keringatnya telah membasahi hingga separuh pakaiannya.

Brukk.

"Xian Zhen!!" seru Xia Yi panik.

Hari ini hati Xia Yi terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Seperti ada penutup mata yang terbuka, entah apa yang ia rasakan barusan.

"Panglima Han, siapkan keretaku kita akan pulang membawa gadis ini!" seru Xia Yi tegas.

"Tapi yang mulia, kita belum selesai berburu rusa. Mengapa anda ingin membawa pulang seorang gadis?" tanya Zui Lan pelayan pribadinya yang sudah seperti sahabatnya itu.

"Ibuku sudah lama menginginkan permaisuri untukku." jawab singkat Xia Yi.

"Berita baik! Sejak kapan anda mulai melirik gadis yang mulia? Tapi kenapa harus gadis ini? Sebaiknya kita jodohkan yang mulia dengan putri kerajaan lain?" tanya Zui Lan bertubi-tubi dengan ekspresi yang gembira sekaligus terkejut.

Zui Lan sudah lama mengenal Xia Yi. Zui Lan adalah pelayan pribadi Xia Yi sekaligus sahabat dekatnya sejak kecil.

"Jangan berkata begitu. Memangnya salah kalau aku menyukai rakyat jelata? Sudahlah, kau memang sahabatku, tetapi jangan menolak perintah. Bawa dia!" seru Xia Yi.

"Baik yang mulia!"

Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡

Kalau berkenan, baca juga novel kedua saya yang berjudul "Cinta Suci Seorang Selir", terimakasih.

Kalau berkenan, baca juga novel ketiga saya yang berjudul, "A Story Of Zhen Xi", terimakasih.

Eps 2 - Sihir Yang Kadaluarsa

Saat Zui Lan tengah mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong Lita, tiba-tiba Xia Yi menahan tangannya dengan cepat.

"Tunggu. Biar aku saja yang membawanya." ujar Xia Yi.

Zui Lan menggelengkan kepalanya lalu tertawa lirih melihat kelakuan sahabat lamanya itu.

"Sejak kapan kau tertarik dengan wanita? Ya Tuhan Kau telah mengabulkan doaku dan doa ibu suri! Hahaha.." tawa Zui Lan disusul dengan tatapan tajam nan menyebalkan dari Xia Yi.

Xia Yi segera menggendong Lolita ala Bridal Style menuju keretanya. Sementara prajurit dan perdana menteri sedang ribut sendiri setelah melihat kejadian barusan.

Semuanya tengah memperbincangkan Xia Yi karena pangeran pertama itu konon kabarnya pernah berseteru dengan ibunya sendiri akibat menolak menikah dan tidak ingin memperistri siapapun. Padahal anak pertama Kaisar berkewajiban meneruskan keturunan dan menggantikan pemerintahan Kaisar Hou nantinya.

"Bagaimana bisa Pangeran Pertama itu jatuh cinta? Bukannya ia menolak mentah-mentah untuk menikah satu tahun lalu?" ujar Perdana Menteri Xu kepada yang lainnya.

"Aku juga heran. Aku kira dia menderita kelainan karena tak bisa jatuh cinta. Rupanya hari ini kecantikan gadis itu berhasil memikatnya." jawab Perdana Menteri Liang sembari memainkan jenggotnya yang terkelabang panjang itu.

"Hahahah! Nanti pasti ada pesta kesembuhan!" tawa mereka

Sementara perdana menteri Pei Qi hanya tersenyum berpura-pura ikut tertawa bersama mereka. Pei Qi adalah salah satu perdana menteri kerajaan Ming yang sekaligus adalah mata-mata Selir Feng, istri kedua kaisar Hou.

"Heh berapa lama lagi kalian tertawa-tawa diluar, cepat jalankan keretanya!" titah Xia Yi yang lagi lagi menyuguhkan muka sebalnya yang khas itu.

"Baiklah yang mulia." Semua dengan ajaib terdiam dan menunduk 90 derajad untuk menghormati Xia Yi.

______ ______ ______

Lolita perlahan mulai sadar dan membuka matanya. Benda pertama yang ia lihat setelah ia membuka mata adalah, kain penutup kereta yang ia tumpangi itu.

Sesekali matanya mengerjap-ngerjap sambil tak hentinya memikirkan hal aneh yang ia alami barusan.

"Ini benar benar perjalanan waktu? Kenapa saat bangun aku belum di rumah?"

Lolita perlahan duduk dan merasakan guncangan-guncangan kecil dari kereta kuda mewah itu. Sudah setengah jam lamanya kereta ini berjalan menuju kerajaan. Namun karena teknologi transportasi zaman dulu masih tradisional dan terkesan lamban, perjalanan pendek pun terasa sangat jauh dan membosankan.

Tangannya meraba-raba lembut kerangka kereta disebelahnya. Kereta itu dilapisi emas, kokoh, dan berhasil membuatnya merasa takjub.

Lolita hanya pernah melihat semuanya itu dari buku pelajaran sejarah disekolah. Namun kali ini semuanya memang terlihat sangat nyata. Kereta kuda lapis emas, Pangeran tampan, pedang sungguhan, samurai, dan yang lainnya.

"Ah! Kok aku di kereta?" Celetuk Lita setelah tersadar dari lamunan tak bersolusi nya itu.

"Pangeran kenapa membawaku ke Kerajaan? Apa aku akan dijadikan budak?" pikirnya.

Lita sama sekali tidak panik. Menurutnya, perjalanan hidup disini akan menarik. Siapa tau ia bisa kabur dari tugas tugas sekolah yang menyerbunya bertubi-tubi dan kekesalan hatinya karena terus diomeli orang tuanya dirumah. Walau harus jadi budak kerajaan, ini pasti pengalaman yang mengesankan.

Setelah puas tersenyum senyum sendiri, Lolita perlahan menengok ke sebelah kirinya, terlihat Xia Yi, pemuda yang menolongnya tadi tengah tertidur dalam posisi duduk. Xia Yi menggunakan pahanya untuk sandaran kepala Lolita yang pingsan tadi.

Xian Zhen alias Lolita ini terus menatap erat wajah Xia Yi. Ia benar benar terpesona dengannya. Sikapnya saat membela kebenaran, kemahirannya dalam pedang, dan hidungnya yang mancung itu membuatnya terlihat macho bagi Xian Zhen.

Mata Xia Yi tiba-tiba terbuka, mungkin ia sangat peka terhadap deru nafas seseorang yang sedang menatapnya lekat-lekat saat ini.

"Ada apa?" tanya Xia Yi.

Xia Yi menutup mulutnya menahan tawa, melihat pupil mata Xian Zhen yang membesar bagai menemukan harta karun saat menatap dirinya.

"Eh tidak kok." jawab Xian Zhen yang langsung mengalihkan pandangannya dari Xia Yi.

"Kau baik baik saja?" tanya Xia Yi sembari menyentuh untuk mengalihkan wajah Xian Zhen ke hadapannya.

"Wajahmu masih pucat sedikit. Kau pasti sangat takut dengan pedang ya?" tanya Xia Yi dengan perhatian.

"..."

Wajah Xian Zhen yang pucat itu tiba tiba memerah dan memanas karena terbawa perasaan, sentuhan tangan Xia Yi diwajahnya sangat lembut dan terkesan romantis. Ini pasti akibat hobinya yang terlalu banyak menonton drama korea itu.

Xia Yi tertawa kecil menyadari wajah Xian Zhen yang memanas akibat perlakuannya itu.

"Yang mulia! Saya pasti melayani anda dengan baik!" ujar Xian Zhen tiba-tiba.

"Maksudmu?"

Muka Xia Yi jadi ikut berubah menjadi semerah tomat.

"Diangkat menjadi budak kerajaan sangat membuatku berharga. Terimakasih atas pertolongan yang mulia!" ujar Xian Zhen sembari menundukkan badannya dengan hormat menirukan tokoh tokoh kerajaan yang pernah ia tonton dalam drama.

"Eh? Oh itu bukan apa-apa." jawab Xia Yi.

"Dasar mesum!" pikir Xia Yi membodohkan dirinya sendiri dengan ekspresi kecewa.

______ ______ _______

"Pangeran Mahkota Xia Yi telah tiba! Buka gerbangnya!" seru seorang penjaga gerbang Kerajaan Ming yang bertubuh atletis dan berotot besar itu.

Krieettt.

Pintu setinggi 20 meter lebih itupun terbuka setelah seluruh prajurit yang berjaga di depan menarik sebuah tali tambang yang terhubung dengan pintu besar itu.

Kereta itu masuk disambut dengan hormat oleh para pelayan, prajurit, dan kedua penjaga gagah yang berjaga di depan.

Sementara Perdana Menteri Pei Qi segera bergegas masuk dengan tergesa-gesa ke dalam istana harem.

Xia Yi segera turun dari keretanya, membukakan tirai kereta yang ia tumpangi untuk Xian Zhen.

"Turunlah." ujar Xia Yi yang lagi-lagi tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Waaaah gila!" seru Xian Zhen dalam hatinya sembari mengamati seluruh sudut istana besar itu dengan semangat.

Setelah berjalan kurang lebih 5 menit menyusuri lorong-lorong besar kerajaan itu bersama Xia Yi, sampailah mereka di depan sebuah kamar dengan hiasan yang sangat berbeda jauh lebih mewah ketimbang kamar-kamar lainnya dikerajaan itu.

"Kamarku juga kamarmu sekarang. Masuklah." ujar Xia Yi.

"Hah? Tapi mengapa budak tidur di si-"

"Ssssstt!" Xia Yi menutup mulut Xian Zhen dengan jari telunjuknya yang panjang itu.

"Kamu akan jadi permaisuriku." ujar Xia Yi lalu tersenyum menggoda Xian Zhen sesaat sebelum meninggalkannya yang masih berdiri mematung di sana.

_______ ________ ________

"Xiao Feng!! Xiao Feng!!" panggil Pei Qi dengan nafas yang memburu akibat berlarian tadi.

Selir Feng langsung bergegas ke arah jendela.

"Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan malam malam begini? Jika ketahuan kita bisa celaka!" bisik selir Feng.

"Gawat! Rencana kita untuk Xuang Fei terancam! Xia Yi tiba-tiba bisa jatuh cinta kepada seorang gadis! Jika itu terjadi, dia bisa dinobatkan menjadi putra mahkota!" ujar Pei Qi dengan panik.

"Apa?! Bagaimana bisa?" Selir Feng mulai ikut panik mendengar hal itu.

"Kau pasti belum kembali kepada orang pintar itu, terlambat sehari saja rencana kita akan gagal total seperti ini! Cepatlah bertindak!" seru Pei Qi.

Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.

Kalau berkenan, baca juga novel kedua saya yang berjudul "Cinta Suci Seorang Selir", terimakasih.

Kalau berkenan, baca juga novel ketiga saya yang berjudul, "A Story Of Zhen Xi", terimakasih.

Eps 3 - Xuang Fei

"Yang Mulia Pangeran ke Dua, anda dipanggil oleh Selir Feng untuk segera ke kamarnya." ujar seorang dayang istana sembari menunduk hormat pada Xuang Fei.

"Oh, iya terimakasih." jawab Xuang Fei dengan sikap yang sopan.

Xuang Fei sering menjadi perbincangan dayang bahkan pelayan istana. Sikapnya yang sopan pada semua kalangan rendah maupun tinggi itu membuatnya disukai oleh semua orang akhir-akhir ini. Terutama Cheng Yi seorang gadis cantik, putri dari jenderal militer Kerajaan Ming. Ia menyukai wajah tampan Xuang Fei dan mengincar tahtanya. Jadi ia membuat perjanjian dengan Selir Feng untuk menjodohkan mereka dengan syarat Xuang Fei harus naik tahta bagaimana pun caranya.

________________________________________

"Apa yang harus kita lakukan?! Orang Pintar itu kabarnya sudah mati karena tua." Selir Feng berjalan mondar-mandir mencari cara.

"Berhentilah berfikir! Sekarang cari saja bubuk abu yang pernah diberikan oleh orang pintar itu. Pasti masih tersisa bukan? Setidaknya bisa bertahan untuk 2 tahun ini dan kita harus segera menobatkan Xuang Fei!" ujar Pei Qi.

"Kalau perlu dipercepat, kita racuni saja Xia Yi atau gadis yang ia bawa itu!" imbuhnya dengan berbisik lalu tertawa keji.

"Jangan gegabah! Kita harus pikirkan cara yang tidak terlalu beresiko!" jawab Selir Feng.

Pei Qi dan Selir Feng adalah sepasang kekasih. Gaji Perdana Menteri dari profesi Pei Qi sebenarnya sangat cukup untuk menghidupi Selir Feng dan Xuang Fei anaknya. Tapi ia sangat tamak dan selalu tidak puas, akhirnya Pei Qi membujuk Feng dan mempromosikan Feng untuk menjadi Selir Kaisar saat kehamilannya masih belum terlihat jelas.

Setelah menjadi selir Kaisar, mereka masih belum kunjung puas. Bahkan mereka ingin merebut tahta putra mahkota dengan cara yang licik. Padahal putranya itu dapat menjadi Pangeran ke Dua saja sudah sangat menguntungkan, lagi pula Xuang Fei bukan anak Kaisar. Tapi Kaisar tidak mengetahuinya sampai sekarang. Bahkan sampai ia meninggal ditangan racun tikus andalan Selir Feng satu bulan lalu.

"Seingatku aku menaruhnya di kendi bawah kasurku. Sebentar." gumam Selir Feng sembari membungkuk mencari kendi itu.

"Nah ini dia!"

"Eh Xuang fei? Kau sudah disini rupanya nak." ujar Selir Feng saat melihat Xuang Fei datang.

Selir Feng segera memberi kode dengan jari telunjuknya pada Pei Qi untuk pergi sebelum anaknya itu masuk. Pei Qi mengangguk mengerti dan segera melompat turun dari jendela lalu pergi dengan hati-hati.

"Apa itu yang ditanganmu?" tanya Xuang Fei pada ibunya.

"Ini adalah sebuk abu untuk mematikan rasa jatuh cinta pada seorang gadis." jawab ibunya tersenyum.

"Untuk apa, bu?"

"Kau harus membantu ibu, taburkan ini ke makanan Xia Yi! Kau tidak akan dicurigai karena kau seorang pangeran." jelas selir Feng.

"Ibu, kenapa ibu melakukan ini? Ini tidak baik." sangkal Xuang Fei dengan polos.

"Lakukan saja. Kau begitu menurut pada ibu sejak dulu bukan? Semua demi kamu."

"Aku tidak mau mencelakai orang lain bu!" seru Xuang Fei frustasi.

"Semua usahaku ini demi kamu! Dengan begini kau yang akan dinobatkan sebagai putra mahkota. Kakak tirimu itu menjadi tak berguna nantinya. Kerajaan mana yang tak membutuhkan keturunan? Cepat lakukan!" bentak selir Feng.

"Tidak, aku lebih nyaman menjadi pangeran kedua. Ibu jangan memaksaku, aku tidak menginginkan tahta." pinta Xuang Fei.

PLAKKK!

Selir Feng menampar keras pipi Xuang Fei dengan marah.

"Kau anak tak tahu diri!! Ibumu melakukan ini semua demi kamu!! Kenapa kau berubah setelah kecelakaan itu! Kembalikan Xuang Fei ku huu huuuu" bentak Selir Feng, ia menangis haus akan tahta dan meratapi perubahan sikap anaknya itu.

Xuang Fei memang hilang ingatan. Menurut sejarah dan desas-desusnya, 2 tahun lalu ia mengikuti perang dan sekarat akibat serangan musuh. Tabib juga mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan, namun dengan ajaib Xuang Fei dapat pulih dan hidup kembali. Tapi akibat kecelakaan itu ingatannya hilang, bahkan tidak mengenali ibunya sendiri, apalagi mengingat perbuatannya yang dulu berusaha menjatuhkan Xia Yi.

Xuang Fei memegangi pipinya sambil meringis kesakitan, tangannya gemetar, air matanya terus mengalir berjatuhan.

Selir Feng memeluk Xuang Fei sambil mengusap air matanya. Sekeras-kerasnya ibu, tak akan tega melihat anaknya seperti ini.

"Xuang fei, maafkan ibu. Ibu tidak tahu harus bagaimana lagi." keluh Selir Feng.

"Apa kau sudah meminum obatmu hari ini? Selama ini belum ada ingatan mu yang pulih sedikit saja sayang?" tanya Selir Feng.

Xuang Fei hanya menggeleng.

"Ibu, maafkan aku. Aku pasti akan melakukan ini untukmu." jawab Xuang Fei tanpa memandang wajah ibunya.

Ia berdiri, menyahut serbuk abu dalam kantong yang tergeletak dilantai itu, lalu berlari keluar dari kamar untuk kabur dari ibunya.

Selir Feng tersenyum licik.

_______________________________________

"Cih wanita jahat! Kenapa aku bangun-bangun di alam lain malah jadi anak orang kayak begitu?" gerutu Xuang Fei diluar kamar sambil mencibirkan bibirnya kesal dan terus memegangi pipinya yang memerah akibat ditampar Selir Feng.

"Dikira aku nangis karena menyesal? Dasar wanita penyihir!!" umpat Xuang Fei.

Xuang Fei lompat-lompat kesal sambil mengumpat seperti monyet kehilangan kacangnya.

"Tenang kak Xia Yi, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu." gumam Xuang Fei.

Like dan masukkan cerita ini dalam rak favorite kamu di NovelToon, dan jangan malas memberi semangat pada author lewat komentarmu~♡ Vote dari kamu juga sangat dinanti.

Kalau berkenan, baca juga novel kedua saya yang berjudul "Cinta Suci Seorang Selir", terimakasih.

Kalau berkenan, baca juga novel ketiga saya yang berjudul, "A Story Of Zhen Xi", terimakasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!