disebuah klan yang terletak dibawah kaki gunung, nampak seorang bocah berusia 5 tahun sedang asik bermain dengan 2 temannya ditaman dekat rumahnya,
tiba-tiba seseorang datang menghampirinya,
"kalian kemarilah"
ucap seorang bocah berusia 7 tahun
"ada apa kak"
sahut salah satu kawannya
"haha,, lihatlah ini, sekumpulan pecundang sedang berkumpul disini"
sindir bocah 7 tahun tersebut sambil tertawa.
"hahaha,,."
sahut ketiga temannya dengan tertawa mengejek,.
mereka berempat adalah bocah sombong diklan Lang dan salah satunya adalah Lang guang anak dari tetua pertama Lang su dari klan Lang, dan ketiga anak buahnya Lang peng, Lang dui, dan Lang bai
"hei kau,,! menjauhlah dari sini, pecundang sepertimu tak pantas bersama nona Lang yue"
bentak Lang guang
"ma'afkan aku, tapi apa salahnya aku bermain dengan nona yue"
jawab Lang Fei bocah berusia 5 tahun tersebut sambil tertunduk takut
"hei,, hei,, bocah apa kau buta nona Yue anak patriak klan sedangkan kau hanya anak babu yang tak punya bakat apapun"
ucap Lang guang
"sudahlah pecundang sepertimu tak layak hidup,, kalian bertiga hajar pecundang ini,,,!"
lanjutnya tanpa basa basi
"baik kak"
jawab bawahan Lang guang serentak,
seketika mereka langsung menerjang Lang Fei
"tap,,,"
belum sempat Lang Fei menyelesaikan ucapannya sebuah pukulan keras menghantam perutnya,
BAAKKK
"ugh,," Lang Fei memuntahkan darah,
namun mereka tak berhenti disitu mereka terus memukuli Lang Fei
BUGHKK
BAAKKK
"hentikan kak Guang,,!"
teriak Lang yue sambil meneteskan air mata namun tak dapat berbuat apa-apa,
WUSSSHH,,,,,
BUGHKK
Sebuah tendangan melesat kearah bawahan Lang Guang
BRUKK
"ugh,," Salah satu bawahan Lang guang terpental akibat tendangan dari Lang chong sahabat Lang Fei
seketika bawahan Lang guang terdiam
"kenapa kalian diam,,? hajar sekalian teman pecundang itu,,!!"
bentak Lang guang kesal,
"baik kak"
jawab mereka serentak
BAKKK
BUGKKK
BAKKK
BUGKKK
Lang Fei hanya bisa pasrah dihajar Lang Guang, dia tak bisa berbuat apa-apa karena tak punya bakat beladiri, dikarenakan dantiannya yang cacat dan jenis tulangnya tulang biasa,
jenis tulang sendiri dibagi menjadi 5 tingkat yaitu;
Tulang biasa
Tulang perunggu
Tulang perak
Tulang emas
dan yang terakhir dan yang paling langka dan mungkin hanya ada 1 juta tahun sekali yaitu;
Tulang kaisar naga
sedangkan Lang Chong sedikit bisa bertahan namun pada akhirnya dia pun tumbang karena masih beberapa bulan memulai berlatih beladiri,
darah menetes disudut bibir keduanya dan membuat keduanya pun pingsan,
tak ada seorang anak pun yang berani ikut campur dalam masalah itu, karena mereka takut akan kekejaman Lang Guang,
Lang Guang pun menghentikan aksinya dan bawahannya ketika melihat Lang Fei dan temannya pingsan, dia pun bergegas pergi membawa nona Yue karena melihat ada seorang tetua yang hendak mendekatinya,
Lang Yue awalnya menolak dibawa pergi namun karena Lang Guang mengatakan perintah patriak, dia pun mau tak mau harus menurutinya,
seketika semua anak yang meyaksikan tragedi itu pun ikut pergi meninggalkan Lang Fei dan sahabatnya yang masih terkapar tak berdaya, tanpa peduli apakah Lang Fei masih hidup atau mati,
tak lama seorang tetua pun datang dan memeriksa keadaan keduanya, setelah memastikan bahwa mereka baik-baik saja, tetua itu pun membopong keduanya kebalai pengobatan dengan agak enggan,
Memang kehidupan Lang Fei dan keluarganya di klan itu terbilang sulit, karena dia dan keluarganya dikucilkan para anggota klan, sebab mereka bukan asli dari anggota klan, semua anggota klan diam-diam berusaha menyingkirkan keluarganya, kecuali patriak yang selalu membela keluarganya,
Ayah Lang Fei yaitu Lang Xiao adalah seorang budak yang diadopsi oleh anak dari Leluhur klan Lang sendiri yaitu Lang Fu karena dia tak kunjung mempunyai keturunan,
Nama asli Lang Xiao adalah Yang Xiao namun leluhur dan ayah angkatnya menyuruh mengganti marganya menjadi Lang,
Leluhur klan Lang sangat menyukai Lang Xiao dan menganggap sebagaimana cucunya sendiri,
namun kehadiran Lang Xiao menuai kontrofersi klan, apalagi ditambah Lang Xiao menikahi seorang gadis cacat dari pelosok desa yang tak mempunyai bakat kultivasi, gadis itu tak lain adalah Xin Xia ibu Lang Fei,
para anggota klan menganggap Lang Xiao dan Xin Xia sebagai aib, namun leluhur menegaskan kepada seluruh anggota klan agar menerima mereka dan tidak ada yang boleh menyakiti mereka,
sebab itulah para anggota klan selalu diam tak berani berbuat macam-macam,
namun disaat Lang Fu dan leluhur klan meninggal dimedan perang saat perang besar, serta disusul istri Lang Fu, yaitu Bing Yin yang juga meninggal,
Semuanya telah berubah drastis, anggota klan yang membenci Lang Xiao sudah berani terang-terangan mengusik keluarganya,
Terutama Lang Su yang mengajak seluruh anggota klan untuk bekerja sama mengusir Lang Xiao dan keluarganya,
Tetapi usahanya selalu gagal karena diLarang oleh patriak, yang satu-satunya anggota klan yang selalu membela keluarga Lang Xiao, patriak sendiri adalah sahabat Lang Fu yang bernama Lang Du,
Lang Xiao sendiri tak bisa berbuat apa-apa karena dia bukanlah pendekar yang hebat, dan sejauh ini tingkat praktiknya hanya sebatas tingkat Raja tahap awal, sedangkan Lang Su dan para tetua berada ditingkat Bumi awal sampai tinggi,
sejauh ini hanya patriak Du yang tingkat praktiknya lebih tinggi yaitu ditingkat langit tahap awal, itupun baru beberapa bulan naik tingkat,
dan karena itulah klan Lang menjadi keluarga terbesar ke 3 di kekaisaran Han,
Sebulan berlalu sejak Lang Fei dihajar dia selalu pergi kehutan untuk berlatih,
meskipun dia sadar tak dapat berlatih beladiri karena tubuhnya yang cacat,
namun Lang Fei tak patah semangat dia terus berlatih dan berlatih,
"aku harus menjadi kuat, hah,, hah,, aku harus manjadi kuat, hah,, hah,, aku harus me,, nn,,jja,,di,,kuu,,aat"
gumam Lang Fei yang kelelahan terus menyemangati dirinya yang sedang berlatih menaiki gunung membawa 2 buah batu sebesar kepala orang dewasa,
BRUUUKK
dan akhirnya dia pun tumbang setelah sampai di puncak gunung,
setiap harinya Lang Fei melakukan hal yang sama, dan terus menaikkan beban dipunggungnya setelah dia berhasil,
kadang sesekali dia melatih tinju dan tendangannya pada sebatang pohon didalam hutan,
meskipun tak ada perkembangan dari praktiknya, namun tidak berlaku pada kekuatan fisiknya,
tanpa dia sadari telah membentuk dasar pondasi yang sangat kokoh, bisa dikatakan dia mampu bersaing dengan pendekar awal pembentukan tingkat menengah dalam hal fisik tanpa adanya tenaga dalam,
Praktik beladiri sendiri dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:
Pembentukan, (tingkat: 1 atau awal , 2 atau menengah, 3 atau tinggi/puncak)
Jendral, (awal, menengah, tinggi)
Raja, (awal, menengah, tinggi)
Kaisar, (awal, menengah, tinggi)
Bumi, (awal, menengah, tinggi)
Langit, (awal, menengah, tinggi)
Dewa, (awal, menengah, tinggi)
Saint, (awal, menengah, tinggi)
Entah sadar atau tidak Lang Fei yang semula memiliki tulang biasa, seiring latihan fisik yang di lakukannya membuat tulangnya yang semula biasa naik menjadi tingkat perunggu tanpa ia ketahui,
mungkin bagi para pendekar mustahil menaikkan tingkat tulang, karena itu memang sulit dan resiko keberhasilan sangat tipis, yaitu sekitar 10% keberhasilan dan itupun membutuhkan tenaga dalam yang sangat banyak dan murni,
namun tidak pada kasus Lang Fei tanpa seorang pun yang tahu bahwa Lang Fei memiliki tubuh dewa langit yang langka,
menurut catatan kuno bangsa dewa, tubuh dewa langit mampu melampaui batasan seseorang baik pada seni beladiri maupun pembentukan tulang,
Dan ada kemungkinan bisa mencapai tulang kaisar naga jika memang sang thian memberkati pemilik tubuh dewa langit,
tetapi tidak ada yang tahu akan hal itu karena semua catatan kuno itu sudah dibumi hanguskan, karena dianggap akan membawa bencana bagi alam semesta,
#
8 bulan berlalu,,,
Pagi hari dikediaman Lang Fei,
"Fei'er kamu mau kemana nak sepagi ini,,,?"
tanya Xin Xia
"aku mau latihan kehutan bu,"
jawab Lang Fei sambil tersenyum
"boleh saja Fei'er,, tapi setidaknya kamu sarapan dulu nak"
lanjut Xin Xia sambil mengusap kepala Lang Fei dengan lembut dan tersenyum
"baik ibuuu,,,"
jawab Lang Fei sedikit manja,
lalu memeluk ibunya dan pergi ke meja makan yang sudah ada ayahnya yang menunggu disana,
merekapun makan bersama layaknya keluarga yang bahagia sambil sesekali bersenda gurau,
namun tidak dihati ayah dan ibu Lang Fei,
entah hanya perasaannya atau memang akan ada bencana yang akan menimpa keluarganya, mereka berdua tidak tahu,
selesai makan mereka sedikit berbincang-bincang,
"Fei'er bagaimana perkembangan latihan mu"
tanya Lang Xiao
"Baik ayah, meskipun masih belum ada tanda-tanda menerobos ke tahap pembentukan"
jawab Lang Fei menunduk sedih
"tenanglah Fei'er semua usahamu takkan sia-sia semua pasti akan indah pada waktunya selama kau terus berusaha nak"
ucap Lang Xiao menenangkan anaknya
"dan satu hal yang perlu kau ingat jangan pernah lupa diri meskipun kau sudah berada dipuncak, ingatlah selama ini kita bukan orang yang terpandang namun kita masih punya hati dan harga diri, tetap yakin atas pendirianmu, bantulah yang membutuhkan, meskipun itu sulit, namun sesulit apapun rintangan yang ada pasti akan ada jalannya, meskipun kita harus membunuh setidaknya bunuhlah orang yang pantas dibunuh, memang membunuh bukanlah hal yang baik namun kita hidup didunia yang mana yang kuat yang berkuasa, setidaknya bertahan hiduplah untuk melindungi orang-orang yang kau sayangi nak,." lanjut Lang Xiao menasehati
"ba..baik ayah akan aku ingat pesanmu ini." jawab Lang Fei yang tanpa sengaja meneteskan air mata
entah mengapa dia merasa kata-kata ayahnya merupakan kata terakhir yang diucapkan ayahnya
"kau cenggeng sekali Fei'er,, apa kau baru pertama kali mendengar kata-kata bijak dari ayahmu ini." sindir Lang Xiao sambil tersenyum menatap anak nya yang meneteskan air mata
Xin Xia hanya tersenyum melihat suami dan anaknya
"ingatlah Fei'er semua ini hanya fana, tak ada yang kekal, didunia ini juga semua berpasangan, ada siang ada malam, gelap terang, laki-laki perempuan, begitu juga kehidupan pasti ada kematian"
ucap Xin Xia
"dan kematian selalu datang tanpa kita sadari, ingatlah nak kelak jangan pernah ada dendam dihatimu, berusahalah melawan dendam dihatimu, karena dendam akan membawamu pada kehancuran,"
lanjut Xin Xia
"tetaplah jadi dirimu, ayah dan ibu bangga dan sangat bahagia memilikimu," tambah Lang Xiao
"baik ayah, ibu." jawab Lang Fei dan berdiri memeluk kedua orang tuanya
"kenapa aku merasa ini hari terakhir ku bertemu ayah dan ibu ku,,?"
Batin Lang Fei
"tidak,, tidak,, ini cuma perasaan ku saja" lanjut batinnya
setelah itu Lang Fei pamit untuk berlatih dihutan
"hati-hati Fei'er, jaga dirimu" ucap Xin Xia
"baik ibu," jawab Lang Fei
dia pun bergegas pergi menuju hutan untuk berlatih,
Lang Xiao dan Xin xia memandang punggung anaknya sampai tak terlihat lagi,
SWWUUUSSSHHH,,,..
Tiba-tiba angin dingin berhembus cukup kencang,
yang dalam keadaan normal pasti membuat orang merinding,
setelah itu
mereka menghela nafas berat,
"huff,, apa cuma perasaan ku atau memang akan ada bencana dikeluarga kita, kenapa firasat ku mengatakan akan ada hal buruk Xia'er,,?"
tanya Lang Xiao sambil menatap langit
"aku juga merasakan hal yang sama gege, semoga saja tidak terjadi apa-apa,," jawab Xin Xia
mereka pun segera masuk kerumah,
tanpa mereka sadari sosok bayangan hitam sudah berada didalam, mengintai dari balik bayang-bayang, menunggu kesempatan untuk menyerang,.
Lang Fei berjalan menuju hutan tempat biasa dia berlatih dengan santai, namun tiba-tiba kepalanya ditimpuk kerikil kecil entah darimana, dia pun menoleh kesekitar area itu, namun tak menemukan apapun,
"hei,, siapa pun kau jangan cuma berani bersembunyi, kalau kau memang laki-laki tunjukkan dirimu, lawan aku,,"
teriak Lang Fei
Lang Fei terus berteriak, tanpa sadar kalau tepat dibelakangnya berdiri sesosok manusia bertopeng yang dari tadi diam-diam mengendap-endap mendekatinya,
sosok itu masih diam tak bergeming dibelakang Lang Fei
"kenapa bulu kudukku merinding ya,,?"
kata Lang Fei sambil mengusap dan memperhatikan lengan tangannya
seketika pundaknya terasa disentuh sesuatu, yang tak lain adalah sesosok manusia bertopeng itu,
diapun seketika menoleh dan,,,
"BWWAAAAAHHH"
teriak manusia bertopeng
"aaaahhhh"
teriak Lang Fei ketakutan melihat sosok bertopeng itu
Lang Fei melompat kebelakang, namun na'as kaki kiri Lang Fei tergelincir karena mendarat disebuah batu sekepalan tangan orang dewasa,
dia pun tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya karena terlalu panik,
BRRRUUKK
Lang Fei jatuh tepat bagian mukanya masuk dikubangan lumpur,
dan tangan kanannya menyentuh sesuatu yang lembek dan terasa sedikit hangat,
dia pun meraba-rabakan tangan kanannya, karena merasakan sesuatu yang asing menyentuh tangannya,
"Bwwahahaha,,,"
terdengar tawa keras di belakang Lang Fei
Lang Fei berdiri dan mengusap kedua matanya dengan tangan kirinya,
seketika dia memandang orang didepannya sambil merutukinya, setelah sosok bertopeng itu melepas topengnya dan terus menertawainya,
sosok bertopeng itu tak lain adalah Lang Chong sahabat Lang Fei,
Lang chong sedikit meneteskan air matanya karena terus tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya,
karena berhasil mengerjai sahabatnya,
"dasar teman biadab,,"
rutuk Lang Fei
dia pun melihat apa yang terjadi dengan tangan kanannya yang masih terasa sedikit hangat,
namun masih bimbang akan apa yang dilihatnya, dia pun masih penasaran dan mencoba nemastikannya dengan mencium aroma pada tangan kanannya,
setelah sampai di depan hidungnya,,,...
"HUWWWEEEK... S*alan siapa yang menaruh harta karun ditengah jalan,,?"
Ucap Lang Fei yang sedikit mual setelah mencium aroma sesuatu di tangan kanannya,
dan benar saja harta karun yang dimaksud Lang Fei adalah tai kerbau yang biasa lewat dijalan itu
"BWAHAHAHAHA,,,. Kamu hebat Lang Fei sampai mendapat berkah dari langit, HaHaHa"
ucap Lang Chong sambil terkekeh
"berkah langit gundulmu,, b*engsek kau Lang Chong, ini makan tuh berkah langit"
ucap Lang Fei sambil menyodorkan tangan kanannya ke muka Lang Chong
namun sebelum tangan kanannya menyentuh muka Lang Chong,
Lang Chong sudah menyadarinya dan bergegas melarikan diri,
Lang Fei mendengus kesal karena Lang Chong berhasil melarikan diri,
dia pun berusaha mengejar Lang Chong,
tak berapa lama Lang Chong pun berhasil ditangkap karena dia salah ambil jalan buntu,
"he he he,,, mau lari kemana lagi kau kawan"
ucap Lang Fei tertawa aneh
"ampun Lang Fei ampuni aku"
sahut Lang Chong memelas
"jika kau melepaskan ku, aku berjanji akan membagi secuil permen kacangku" lanjut Lang Chong mencoba membujuk
Lang Fei hampir tersungkur karena mendengar ucapan Lang Chong,
dia tahu bahwa Lang chong hanya mempunyai satu permen kacang seukuran jempol tangan orang dewasa yang dianggap harta berharga, karena hanya ada dua didunia itu, dan itupun tinggal 1 biji karena yang satunya sudah dia makan,
karena rasanya yang sulit dijelaskan, dan satu-satunya experimen orang tua Lang Chong yang lupa resep pembuatannya, dia pun menganggap permen itu sebagai harta yang sangat bernilai,
namun Lang Fei tidak memperdulikan bocah konyol itu dia pun langsung menerjang dan mengusap-usapkan tangan kanannya ke muka Lang Chong,
"oh tiidddaaakk kesucian wajah tampan ku telah ternoda,,!"
teriak Lang Chong merutuk tak jelas
"padahal aku sering melakukan kebaikan, mencuri buah dipasar aku sisakan satu untuk pemiliknya agar tidak sedih, dan membantu kakek-kakek membawa barang-barangnya kerumah ku, tapi aku hanya membawa separuh nya, dan kebaikan lainnya, kurang baik apa coba aku ini, hingga wajah tampan ku harus ternoda dengan cara seperti ini, seharusnya wajah ku ini dinodai oleh bibir seksi gadis-gadis cantik, bukan seperti ini,,"
lanjut rutuk Lang Chong tidak jelas
Lang Fei hanya menggelengkan kepalanya mendengar rutukan temannya itu
dia pun pergi meninggalkan Lang Chong untuk membersihkan dirinya,
melihat Lang Fei pergi meninggalkannya tanpa mendengar omelannya, Lang Chong bergegas berlari menyusulnya untuk ikut membersihkan mukanya,
dia terus mengomel sampai tiba ditepi sungai,
sesampai di sungai mereka berdua membersihkan diri masing-masing
"kau keterlaluan sekali Lang Fei, seharusnya wajah tampan ku ini dinodai bibir-bibir seksi para gadis, bukan dinodai t*i kerbau seperti ini"
ucap Lang Chong masih kesal dan tidak terima wajah tampannya dilecehkan
"salahmu sendiri membuatku kaget, kau tahu aku paling geli dengan yang namanya setan"
jawab Lang Fei
"bilang saja takut, pake acara geli segala, kau ini selalu saja sok pemberani"
tegas Lang Chong
"hehe,, kau tau sendiri kan"
jawab Lang Fei cengegesan
"sudahlah,, aku mau pulang dulu ada pekerjaan yang perlu dituntaskan"
ucap Lang Chong sambil tersenyum jahat
"pergi sana,,! aku sudah tau isi otak mu itu"
jawab Lang Fei yang sudah tau maksud dari ucapan temannya itu yang tak lain adalah membuat kekacauan didesa dekat klan Lang
Lang Fei dan Lang Chong memang memiliki nasib yang tak jauh berbeda, yaitu sama-sama dikucilkan anggota klannya,
mungkin karena itu mereka bisa menjadi sahabat karena senasib,
Lang chong merupakan anak dari hubungan terlarang ibu dan ayahnya,
sejak dia lahir dia sudah sebatang kara karena ibunya meninggal saat melahirkannya,
sedangkan ayahnya entah hidup atau mati dia tak tahu,
karena sejak awal ayahnya meninggalkan ibunya setelah tau bahwa ibunya hamil, dan itu diluar jalur pernikahan,
sejak saat itulah Lang Chong dikucilkan, dia dianggap anak haram dan dianggap aib sama seperti halnya Lang Fei,
kalau tidak karena patriak Du mungkin dia takkan hidup sampai saat ini,
dia dibesarkan oleh pelayan suruhan patriak Du,
meskipun patriak Du tak berperan langsung, namun tetap saja semua biaya hidup ditanggung oleh patriak,
umur mereka memang tak terpaut jauh, hanya beda beberapa bulan lebih tua Lang Chong,
diusia 3 tahun sampai usia sekitar 6 tahun mereka selalu bermain bersama, dan orang tua Lang Fei sudah menganggap Lang Chong anaknya sendiri, meskipun Lang Chong masih berusia 6 tahun dia tak mau merepotkan orang tua Lang Fei, dia sudah beberapa kali diminta untuk tinggal dirumah Lang Fei, namun dia terus menolaknya,
setelah Lang Chong pergi, kini tinggal Lang Fei sendiri, dia duduk diatas batu dibawah pohon yang cukup rindang,
akibat keusilan Lang Chong, Lang Fei sampai lupa akan tujuannya berlatih dihutan,
dia terus termenung, entah apa yang menggangu pikirannya,
"kenapa firasat ku terasa buruk,,?"
gumam Lang Fei yang nampak gelisah
"ahh tidak,, tidak,, mungkin cuma perasaan ku"
lanjutnya berusaha menenangkan pikirannya
"kalau seperti ini aku takkan bisa fokus berlatih, mungkin sebaiknya aku pulang saja untuk menenangkan pikiran ku"
ucapnya yang masih diliputi rasa gelisah
diapun beranjak dari tempat duduknya dan bergegas pulang kerumahnya,
##
Di kediaman Lang Fei
ketika Lang Xiao dan Xin Xia sedang duduk sambil berbincang-bincang,
tiba-tiba,,,,,
WUUUSSSHH
WUUUSSSHH
Dua buah jarum perak kecil meluncur tepat mengenai samping leher mereka,
dan seketika,,
BRUUUKK
Mereka pun pingsan tanpa tahu apa tang terjadi dengan mereka,
karena tingkat kultivasi Lang Xiao yang rendah dia tak bisa mengelak serangan itu, dan tak mampu menyadari kehadiran para pembunuh bayaran tersebut,
sedangkan Xin Xia yang hanya orang biasa hanya pasrah akan keadaan,
"ikat mereka berdua"
kata pemimpin pembunuh bayaran itu
"baik,,"
jawab anggota itu serempak
para pembunuh bayaran itu beranggotakan 4 orang,
dimana ada satu pemimpin yang tak lain adalah tetua disekte aliran hitam itu yang bernama Yao Ba,
dan 3 lainnya, yang tak lain adalah murid sekte tersebut,
para pembunuh bayaran tersebut merupakan para ahli dari sekte aliran hitam yaitu sekte iblis bayangan,
yang disewa oleh Lang Su dan para tetua keluarga Lang untuk melenyapkan keluarga Lang Xiao,
"Hmmm,, ternyata istri pria ini cantik juga"
gumam tetua Yao Ba dengan tatapan mesumnya
"Benar tetua wanita ini memang sangat cantik"
jawab murid-muridnya yang sudah meneteskan air liurnya
"Kalau begitu kita bersenang-senang sebentar sebelum menghabisi nyawa mereka"
ucap tetua Ba yang sudah hilang kendali melihat wajah cantik dan tubuh sexy Xin Xia
"Setelah aku selesai bersenang-senang dengannya, setelah itu kalian boleh melakukan apapun,"
tambah tetua Ba
"Siap tetua,, kami senantiasa akan menunggu"
jawab mereka kegirangan
Setelah berkata demikian tetua Ba langsung merobek seluruh pakaian Xin Xia yang masih dalam keadaan pingsan dan terikat,
tetua Ba pun tanpa pikir panjang langsung menerjang Xin Xia,
beberapa menit berlalu tetua Ba yang telah selesai melampiaskan ***** bejatnya, menyuruh ketiga muridnya untuk mengambil alih perannya yang telah selesai,
ketiga muridnya pun tanpa basa basi langsung menerjang Xin xia yang masih dalam keadaan pingsan karena batas obat bius yang di berikan tetua Ba cukup lama yaitu sekitar 2jam, mereka bergiliran melawan Xin Xia,
Lang Su dan lainnya merencanakan ini semua sudah sejak jauh-jauh hari,
mereka menunggu sampai saat patriak Du pergi menghadiri pertemuan dikekaisaran Han yang diperintahkan oleh kaisar Han sendiri,
untuk berkumpul membahas suatu masalah dikekaisaran bersama seluruh sekte aliran putih, netral dan keluarga bangsawan,
memang kediaman Lang Xiao agak jauh dari kediaman anggota klan lainnya, namun selagi masih ada patriak Du maka rencana mereka tak akan pernah berhasil,
karena salah satu orang kepercayan patriak selalu disuruh untuk mengawasi kediaman Lang Xiao,
namun mereka tahu kalau patriak Du akan pergi ke pertemuan bersama kedua orang kepercayaannya,
jadi mereka memanfaatkan peluang ini untuk beraksi,
karena pada kesempatan ini patriak tidak akan tahu meski pulang dari pertemuan,
karena mereka tidak melakukan pembunuhan dengan tangannya sendiri, melainkan menyewa sekte aliran hitam, dan mereka yakin kalau semisal patriak mereka sudah mengetahui masalah ini ketika sampai nanti, mereka akan memberi laporan bahwa telah terjadi perampokan dikediaman Lang Xiao dikarenakan rumah Lang Xiao yang jauh dari lainnya dan dekat dengan hutan,
dan tak lupa mereka sudah menyiapkan barang bukti agar lebih meyakinkan,
maka otomatis patriak tidak akan mencurigai mereka,
rencana ini sudah mereka rancang sangat akurat jauh-jauh hari dan sudah memastikannya tanpa ada kesalahan sedikitpun,
Satu setengah jam berlalu
"ugh,," suara Lang Xiao yang mulai tersadar dari pingsannya dan telah diikat dengan tali yang khusus untuk mengikat pendekar,
karena dia kultivator maka efek biusnya juga lebih cepat habis, dan itu tergantung seberapa kuat pendekar itu,
dia membuka matanya, pandangan yang pertama dia lihat adalah ketika sang istri sudah telanjang bulat dan sedang dipermainkan murid-murid sekte iblis bayangan,
"Tidaaakk,,! hentikaan,,! b*jingan berhenti kalian,,"
teriak Lang Xiao meronta-ronta berusaha melepaskan dirinya,
namun usahanya sia-sia karena dia tak cukup kuat untuk melepaskan diri dari tali yang mengikatnya,
dia meronta, menjerit-jerit berusaha menolong istrinya,
"Hei,, ternyata kau sudah bangun rupanya"
ucap tetua Ba
"Tenanglah nikmati saja pertunjukannya"
tambah tetua Ba
"B*engsek siapa kalian,,? apa yang kalian inginkan,,? lepaskan istriku b*jingan"
ucap Lang Xiao masih terus meronta
"siapa kami itu tidak penting, namun tujuan kami adalah membunuh kalian, dan untuk istrimu hanyalah untuk menghibur jiwa lelaki kami"
jawab tetua Ba sambil tersenyum kejam
Dua jam pun berlalu
Lang Xiao hanya menatap marah kearah sekumpulan binatang itu,
mata yang semula putih menjadi merah karena sangat marah dan terlalu banyak meneteskan air mata,
dia merutuki dirinya yang tak mampu berbuat apa-apa, andai dia lebih kuat mungkin semua ini tak akan pernah terjadi,
Xin Xia pun tersadar dari pingsannya,
dia membuka mata dan melihat sekitar menatap suaminya yang meronta dan menagis menatapnya,
dan dia pun melihat sekelompok orang berbaju hitam dan memakai topeng, masih belum sadar akan kondisinya,
seketika dia merasakan nyeri dibagian k*******nya
dia pun menengok tubuhnya dan ternyata tanpa sehelai pakaian dan terikat,
seketika,,
"Tiddaaaakkk,, Xiao gege apa yang terjadi denganku"
tanya Xin Xia menangis tersendu-sendu
"Ma'afkan aku Xia'er, aku tak bisa melindungimu"
jawab Lang Xiao sedih
Tak berselang lama
SRRRAAAKK
Pintu rumah terbuka
"Ayah, ibu, aku pu,,,"
kata Lang Fei namun belum sempat menyelesaikan perkataannya, dia pun langsung mematung melihat keadaan ayah dan ibunya,
SWWUUUSSH
BUGKKKKH
"Agghh,,"
desah Lang Fei yang tiba-tiba ada yang menghantam perutnya,
"Akhirnya satu kecoa yang ditunggu-tunggu telah datang"
ucap tetua Ba
"karena target sudah berkumpul, segera habisi mereka, bunuh orang tuanya dulu aku ingin mendengar jerit putus asa bocah ini, hahaha"
lanjut tetua Ba sambil tertawa kejam
"Baik"
jawab muridnya dan langsung mengeluarkan pedangnya
"Fei'er Ma'afkan kami nak, jagalah dirimu baik-ba,,,"
SWISSH
BUKKHH
sebelum ucapan Xin Xia selesai, sebilah pedang menebas lehernya
dan di susul Lang Xiao yang juga bernasib sama,
Lang Xiao hanya tersenyum lembut tanpa berucap sebelum kepalanya terpisah
"Tidaaaaaakk,,,"
teriak Lang Fei histeris tanpa mampu berbuat apa-apa karena tubuhnya dikunci oleh salah satu murid tetua Ba
tiba-tiba,,,,
SWWUUUUUSS
JLEEEEBBB
Anak panah melesat cepat dan menancap disalah satu tiang rumah Lang Fei,
Sebuah anak panah yang menancap di tiang itu, berisikan secarik kertas pesan yang diikat pada anak panah tersebut,
dan benar saja secarik kertas itu berisikan surat perintah,
Tetua Ba yang mengenal anak panah itu bergegas mengambil kertas yang terikat dan segera membacanya,
dia sedikit mengerutkan keningnya setelah membaca isi surat itu,
memang anak panah itu berasal dari kelompok rahasia sekte iblis bayangan salah satu mata-mata yang dia tugaskan untuk berjaga-jaga,
kelompok ini sangat rahasia bahkan murid dan tetua biasa sekte iblis bayangan pun tak ada yang tahu kelompok itu, kecuali 10 tetua tertinggi dan patriaknya serta para leluhur terdahulu,
oleh sebab itulah mereka membawa pesan dengan cara memanah ketika melihat orang lain ditempat itu selain tetua Ba,
bukan bermaksud tidak sopan, tetapi memang peraturannya tidak diperbolehkan menghadap langsung kecuali tidak ada siapa pun disekitar patriak atau 10 tetua tertinggi,
karena tak ingin sosok dan identitasnya diketahui,
dan itu memang aturan mutlak dalam kelompok tersebut,
secara sekte aliran hitam memang tak pernah mempercayai orang lain,
maka dari itu dia mengutus kelompok rahasianya untuk berjaga dan mencari informasi,
dia pun bergegas mengajak muridnya untuk segera meninggalkan lokasi,
karena isi pesan itu mengatakan bahwa menurut mata-mata tetua Ba yang berjaga disetiap arah membawa pesan darurat tentang patriak Du,
mereka disuruh bergegas pergi karena patriak Du sudah kembali dan sudah berada 5 km dari klan Lang,
yang beberapa jam lagi akan sampai diklan,
namun yang membuat tetua Ba mengerutkan kening bukan soal patriak Du, melainkan jadwal kembalinya patriak Du yang seharusnya kembali setelah 5 hari lagi,
dia berfikir informasi yang diberikan Lang Su salah atau memang Lang Su diam-diam berusaha menjebaknya,
memang benar apa yang difikirkan tetua Ba bahwa Lang Su memang berencana menjebak tetua Ba dan menjadikannya kambing hitam,
sebab andai kata rencananya berhasil maka dia akan menang telak karena berhasil menyingkirkan dua penghalang untuk dirinya,
meskipun setelah kedatangan patriak Du tak mendapati anggota sekte iblis bayangan secara langsung dikediaman Lang Xiao,
namun dia masih punya beberapa bukti yang dia simpan andai kata rencana pertama gagal,
"Cepat kita pergi dari sini"
perintah tetua Ba
"Ada apa tetua"
tanya muridnya heran
"Sepertinya kita telah dijebak, sebaiknya kita bergegas pergi"
jawab tetua Ba
"Baik tetua"
jawab muridnya serentak
"Lalu bagaimana dengan bocah ini tetua"
tanya salah satu murid
"Bawah dia sebagai sandera, kemungkinan kita akan bertempur dengan klan Lang, setidaknya bocah itu bisa dijadikan tiket kita untuk kembali kesekte untuk melapor"
jawab tetua Ba dengan serius
"Baik"
ucap murid itu
tetua Ba memang tidak takut dengan klan Lang, namun dia tetap mengantisipasi kemungkinan terburuknya,
bisa dibilang tetua Ba adalah pria yang cerdas,
dan itu bisa dibuktikan dengan julukannya yang dikenal sebagai kultivator 'iblis licik ' si ahli srategi sekte iblis bayangan,
mereka pun bergegas meninggalkan kediaman Lang Xiao,
dan salah satu murid membopong Lang Fei dipundaknya yang pingsan akibat tak kuasa melihat kedua orang tuanya merenggang nyawa dengan cara yang kejam,
Bagi Lang Fei sendiri pertama kalinya menyaksikan tragedi berdarah, dan itu pun terjadi kepada kedua orang tuanya sendiri,
yang tewas dengan kepala terlepas dari tubuhnya,
Tanpa terasa mereka sudah berlari sehari penuh tanpa sedikit pun berhenti untuk sekedar beristirahat,
mereka terus berlari demi bisa menjauh sejauh mungkin untuk menghindari pertarungan karena situasi yang tidak memungkinkan,
karena prioritas utama tetua Ba adalah kembali ke sekte dan melaporkan kejadian ini,
agar sekte mereka lebih bisa siap siaga,
dan secepat mungkin menyiapkan pasukan untuk menghadapi klan Lang,
serta tidak menutup kemungkinan sekte aliran putih, netral akan ikut turun tangan membantu klan Lang,
oleh sebab itu juga patriak sekte iblis bayangan menugaskan tetua Ba untuk menjalankan misi ini,
selain untuk misi pembunuhan, sebenarnya ada satu misi rahasia yang dia tugaskan untuk tetua Ba,
yaitu menyusup kedalam klan Lang untuk mencuri pusaka turun temurun klan Lang,
pusaka itu berupa mutiara sebesar kepalan tangan orang dewasa, yang mana menurut informasi kelompok rahasianya pusaka itu tersimpan diruang rahasia dikediaman patriak,
namun yang menyulitkan adalah formasi yang dipasang diruangan itu,
formasi yang hanya diketahui oleh patriak klan Lang, dan selalu diwariskan turun temurun,
namun tidak untuk tetua Ba meskipun dijuluki si ahli strategi,
dia juga memiliki keahlian dalam hal formasi,
meskipun hanya ditingkat master namun itu sudah termasuk jenius di kekaisaran Han,
tetapi misi rahasianya harus gagal akibat penghianatan Lang Su,
dia awalnya tak pernah curiga dengan Lang Su karena Lang Su pernah menjadi bagian dari Sekte Iblis Bayangan, meski hanya beberapa tahun sebelum akhirnya kembali ke klannya,
Hal itu tak ada yang mengetahuinya termasuk seluruh klan Lang,
karena Lang Su berpamitan untuk berpetualang kenegara tetangga,
dan itupun dirahasiakan oleh sekte iblis atas permintaan Lang Su sendiri,
selama perjalanan Lang Fei masih belum bangun dari pingsannya,
Satu jam berlalu tepat didalam hutan belantara mereka pun berhenti dari pelariannya setelah memastikan tidak ada yang mengikuti untuk beristirahat memulihkan tenaga dalamnya,
"Kita istirahat sejenak, pulihkan tenaga kalian" ucap tetua Ba pada ke tiga murid sektenya
"Baik tetua" jawab mereka serentak
Lalu melempar tubuh Lang Fei yang masih pingsan ketanah disekitar mereka,
Dan memulai bermeditasi memulihkan tenaga dalam yang terkuras,
Meskipun tetua Ba berada ditingkat bumi tahap menengah tidak membutuhkan istirahat dan mampu berlari 1 hari penuh, namun dia tetap memikirkan kondisi murid nya yang hanya ditingkat jendral tahap awal sampai tinggi, karena pada tingkat jendral hanya mampu menampung tenaga dalam 60 sampai 100 lingkaran, sedangkan pada tingkat bumi mampu menampung 200 sampai 300 lingkaran tenaga dalam,
Disaat ke tiga muridnya bermeditasi tetua Ba pergi menemui kelompok rahasia sekte iblis bayangan,
Dia pun menulis surat untuk dilaporkan ke patriak sektenya, dan menugaskan salah satu kelompok rahasia untuk bergegas kembali ke sekte,
"Temui patriak dan serahkan surat ini secepatnya"
"Baik tetua"
Salah satu orang di kelompok itu bergegas pergi setelah mendapat perintah dan membawa sepucuk surat dari tetua Ba untuk patriak sekte,
Dibawah pohon yang begitu rindang tetua Ba duduk bersila sambil menunggu murid-murid nya selesai mengisi tenaga dalamnya, setelah memastikan kondisi sekitar aman,
Satu jam berlalu ke tiga muridnya selesai bermeditasi dan berencana melanjutkan perjalan atas perintah tetua Ba,
"Kita pergi"
"Baik tetua, bagaimana dengan bocah ini tetua?"
"Bunuh saja, tinggalkan jasad nya untuk makanan hewan buas agar tidak ada saksi ataupun bukti atas kejadian ini"
"Siap, laksanakan"
Tetua Ba tidak mau mengambil resiko kalau sampai Lang Fei hidup diapun menyuruh muridnya untuk membunuh Lang Fei yang masih pingsan,
Salah satu murid mencabut pedang nya dan berniat memenggal kepala Lang Fei,
Pedang pun bergerak cepat menuju leher Lang Fei setelah diayunkan dengan keras,
Namun terhenti saat tinggal beberapa senti menuju leher Lang Fei, seketika muncul kabut putih menyelimuti tubuh Lang Fei, yang membuat semua orang yang ada disana mematung sejenak,
Mereka terheran akan situasi dimana tiba-tiba muncul kabut yang melindungi tubuh Lang Fei yang pingsan,
"Apa yang terjadi,?" Tanya tetua Ba yang masih binggung atas situasi tersebut, "apa dia memakai artevak pelindung,,?"
"Maaf tetua, murid tidak mengerti,"
Jawabnya terhera-heran
"Biar aku periksa"
Tetua Ba mendekat dan mencoba memeriksa tubuh Lang Fei
BZZZZTT..
Saat tangan tetua Ba hampir menyentuh tubuh Lang Fei, mendadak muncul kilatan listrik bertegangan tinggi menyerang nya,
"Menjauh dari sini"
Teriak tetua Ba kepada muridnya dan melompat menjauh saat kilatan listrik mengenai tangannya, dan seper sekian detik kemudian muncul petir besar dari gumpalan kabut putih itu,
ZLASSSHHH..
DUARRRR..
Meskipun berhasil menghindar petir besar itu namun dia masih bisa merasakan efek dari sengatan listrik bertegangan tinggi sebelumnya,
Dan andai saja dia terlambat menyadarinya mungkin bukan pohon dibelakanya yang hancur melainkan tubuhnya yang hancur lebur,
Dia bisa merasakan petir besar yang menyerangnya mampu membunuh tingkat langit,
Seketika Lang Fei yang pingsan tiba-tiba berdiri namun bukan atas kesadarannya sendiri,
Diapun membuka matanya namun tidak ada warna putih yang terlihat, melainkan hitam legam pada bola matanya,
Pada saat bersamaan dia membuka mata, angin berhembus sangat kencang yang mengakibatkan beberapa pohon roboh meskipun hanya sesaat,
Pandangannya dingin mengarah pada tetua Ba dan murid-muridnya yang masih berusaha meraih keseimbangan tubuhnya,
"Si..siapa kau,,?" Tanya tetua Ba sedikit gemetar dia bisa merasakan aura yang keluar dari sosok didepannya begitu mencekam,
"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang harus kau tahu, kau tidak akan bisa melihat dunia ini lagi setelah kau mengusik anak ini," jawab sosok tersebut dingin tanpa expresi dan dengan tatapan tajam"mati..!"
selesai berkata muncul empat kilatan petir berukuran besar, empat petir itu melesat ke arah tetua Ba dan tiga muridnya dengan kecepatan cahaya yang tidak bisa diikuti oleh mata tetua Ba dan muridnya,
BZZZZTT..
ZLAASSSH..
DUARRR...
tanpa mengetahui apapun pandangan tetua Ba dan muridnya seketika menggelap dan jatuh dengan lubang sekepalan tangan tepat dijantungnya menembus kebelakang,
Mereka berempat mati tanpa tahu penyebab kematiannya,
Ke empat petir besar melesat dengan kecepatan tinggi dan bukan lagi menggunakan tenaga dalam melainkan sesuatu yang spesial yang lebih hebat dari tenaga dalam,
Dengan konsentrasi tenaga yang tinggi empat petir melesat menembus tubuh tetua Ba dan muridnya tanpa menghancurkan raganya, tetapi tidak dengan area dibelakang mereka tepatnya 10 meter dibelakangnya terbentuk empat kawah berdiameter 3 meter dengan kedalaman 2 meter,
Dalam situasi seperti ini hanya tingkat dewa yang mampu mengontrol serangan elemen sekuat ini dengan kepadatan yang stabil, bisa dibilang meskipun tingkat dewa tetapi jika kontrol tenaganya lemah maka serangan yang dihasilkan akan langsung menghancurkan apa yang disentuh bukan menembus jauh kebelakannya,
Jadi untuk sampai ketingkat itu perlu penguasaan tenaga yang sempurna dan semua itu hampir mustahil bagi para pendekar,
"Hmm, aku terlalu bersemangat" sosok itu bergumam sambil menggeleng pelan "tubuh ini masih sangat lemah bahkan 1% kekuatan ku sudah memberikan luka dalam yang cukup parah"
"Sebaiknya kupulihkan dulu anak ini dan memasang sedikit array pelindung untuk menjaganya disaat aku tertidur nanti,"sosok itu duduk bersila dan mulai memulihkan tubuh Lang Fei dan setelah beberapa saat mulai membuat formasi array pelindung sementara"ku harap anak ini bisa bertahan agar penantian tuan ku selama jutaan tahun tidak sia-sia"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!