Bagiku dunia seperti game RPG. Dari presiden sebagai raja, pemerintah bagaikan guild dan pekerjaan membantai para moster. Itu masih haluan belaka.
Sudah dua tahun aku bermain game RPG sampai menjadi salah satu top dari game tersebut, awal bermain game karena hanya untuk mengalihkan dari dunia kelam ini.
Banyak yang sudah terjadi saat aku bermain game RPG, tapi ada salah satu game aneh yang tiba-tiba memasukanku, apalagi game ini tidak jelas pembuatnya.
Kalau akun saja yang dimasukan itu sudah biasa, tapi ini..., aku masuk langsung ke gamenya!!!
••••
(Kehidupan baru)
Malam sunyi dengan bulan tertutup awan, terdapat satu rumah yang masih aktif, di dalam rumah bagian kamar terlihat seorang gadis dengan pakaian tidurnya masih menatap layar komputer.
Linda nama anak itu, dia adalah maniak game apa lagi game RPG, dia sudah tidak bisa diganggu kalau main yang namanya RPG.
Tapi malam ini sepertinya berbeda, tiba-tiba di tengah - tengah permainannya terdapat sebuah nontifikasi yang berisikan pertanyaan.
[Apa kau suka bermain game?]
Linda yang melihat itu segera mengetik iya dan melanjutkan bermainnya, tapi tiba-tiba muncul lagi sebuah nontifikasi.
[Apa anda ingin menjadi tokoh dalam sebuah game?]
Emosi Linda sudah tidak bisa dibendung, dia dengan segera mengetik ya dan terpampang tulisan 'sedang memproses,' dia menunggu dengan sabarnya.
Setelah tulisan tersebut menghilang Linda segera melanjutkan bermainnya, tak lama dari hilangnya nontifikasi tersebut.
Pandangan Linda mengkabur, semuanya menjadi hitam sampai kesadarannya menghilang sepenuhnya.
[Selamat anda telah diundang di dunia The Legend World Life]
[Anda akan menjadi tokoh utama dalam game kali ini!]
ʕ•ﻌ•ʔ
[Selamat datang di dunia baru "The Legend World Life," dunia yang akan membawa anda dalam petualangan yang menantang.]
[Mulai sekarang saya adalah partner anda, panggil saja Aka, kalau tuan butuh bantuan saya siap membantu tuan.]
Saat Linda dilanda kebingungan akan dunia yang berbeda dengan bumi, muncul kata-kata transparan tepat didepannya.
Tanpa peduli dengan tulisan yang terus muncul, Linda tampak linglung melihat sekitar, pasir, semuanya adalah pasir yang hangat dengan matahari di atas kepala membuatnya menambah suhu disana.
"Dimana ini?"
[Tuan ada di padang pasir Zato, dikarenakan adanya kerusakan sistem, tuan terlempar sampai di Negara pasir Zato.]
[Karena semua ini adalah seratus persen kesalahan kami, maka tuan mendapatkan hadiah sebagai kompensasi dari kesalahan kami.]
Linda yang membaca tersebut semakin membingungkannya, 'Apa yang sebenarnya terjadi? ' tanyanya dalam hati terus menerus.
Pada saat Linda ingin menanyakan sesuatu ke sistem yang mengklaim dirinya sebagai partner, sebuah nontifikasi email muncul didepannya.
[Ketuk dua kali! ]
Perintah sistem dan di ikuti oleh Linda.
Linda mengetuk dua kali udara kosong didepannya tanpa peduli itu benar atau salah yang dalam pikirannya saat ini adalah makan dan minum.
[Selamat! anda mendapatkan item langka, sepatu naga biru level SSS+]
[Selamat! anda mendapatkan item langka, armor naga beserta sarung tangan level SSS+]
[Selamat! anda mendapatkan item langka, dua bilah pedang naga biru level SSS+]
[Selamat! anda mendapatkan koin emas sebanyak 10.000]
[Bonus! pil penambah nyawa MAX, 100 pil]
"Apa ini tidak berlebihan?" senyum miris Linda melihat hadiah yang baginya terlalu berlebihan untuk dibilang sebagai kompensasi.
'Apa aku ada di dunia Isekai?' senyum lebar mulai terukir diwajah manis Linda, tanpa sadar impian yang dia inginkan selama ini tercapai, apa lagi dia adalah calon mc overpower, menambah semangat yang membara.
"Aka! apa aku sedang dalam dunia Isekai? atau dunia RPG?"
[Maaf pertanyaan anda tidak bisa diproses, mohon diulangi lagi]
"Benar!! aku sedang dalam dunia game, apa kusebut Isekai? apapun itu yang pasti ini menyenangkan!" gembira Linda sampai tidak bisa menyembunyikan senyum cerah diatas padang pasir itu.
Setelah berlompat-lompat ria, Linda menenangkan dirinya dan mulai serius. Tanpa peduli panasnya pasir, Linda duduk dan mulai bertanya beberapa hal ke partnernya itu.
"Oke! Aka, buka status!" ucap Linda dengan pipi memerah serta kulit yang mulai terbakar karena terik matahari.
[Nama : Kamori Lin
Anak dari pedagang keliling yang menyukai harta serta sering menggoda banyak pria, dan menjadi sampah karena tidak kebergunaannya.
Guild. : Tidak ada.
Job. : Sampah masyarakat.
Koin emas: 10.000
Koin perak: 0
Koin perunggu: 250
Level:0
HP : 500
STR: 0
VIT : 0
AGI: 0
INT: 0
Skill: -
Item: Sepatu naga biru SSS+, Armor dan sarung tangan naga SSS+, dua pedang naga biru SSS+, 100 pil MAX HP.]
"Tutup!"
"Betapa bagusnya orang ini, sampai-sampai memiliki job sebelum aku memulai main!" ucap Linda sambil menahan tangisnya setelah melihat betapa tidak bergunanya dia.
Pada akhirnya dia sadar, namanya bukan lagi Linda, dia sudah memiliki nama baru yaitu Kamori Lin, "Dunia baru nama baru."
"Hilangkan semua itu, yang paling terpenting yaitu..., DIMANA TEMPAT BERTEDUH!!" teriaknya sambil meloncat-loncat mengatakan hal yang sama "panas" terus menerus .
"Aka, Tunjukan jalan pulang!"
[Sedang memproses permintaan tuan...]
[Jalan pulang ditemukan! 200 meter dari arah selatan lalu belok ke kiri menuju arah barat sepanjang 50 kilometer]
Mata kamori membulat, lima puluh kilometer itu termasuk jauh, ditambah dengan keadaan seperti ini, 50 Kilometer bagaikan berjalan dibawah panggangan daging.
"Apa tidak ada cara lain selain berjalan?" tanya Kamori duduk bersila menahan panas dari langit dan pasir, "Apapun boleh, asalkan jangan berjalan!"
[Ada! Kami menyewa kendaraan seperti kuda atau unta dengan harga 10 koin emas, sementara kendaraan seperti mobil maupun motor tidak ada. Apa tuan mau?]
"Ya... ya..., yang penting tidak berjalan kaki," lidah kamori mulai menjulur keluar, sekarang bukan hanya badanya yang meronta, tenggorokan dan perutnya juga ikutan meronta.
[Selamat! anda berhasil menyewa kuda, koin emas anda berkurang 10, waktu peminjaman 24 jam]
Kamori berdiri dengan lidah masih menjulur ke luar, dia menatap lemas kuda berwarna kecoklatan.
'Apa aku akan baik-baik saja tanpa pengalaman menaiki kuda? kita belum tau sebelum mencobanya sih."
Kamori berjalan menuju kuda gagah berwarna coklat tersebut, perlahan menaikinya dan itu masih aman, sebelum kejadian yang tidak di inginkan terjadi.
Belum juga badannya sepenuh naik, kuda tersebut sudah berlari kencang membuat Kamori berteriak seperti orang kesurupan melupakan rasa haus yang melandanya.
"Aaaakaaa...., baa..gai... mana cara... mengendalikanya...??"
[Maaf, tuan belum memiliki skill tersebut]
Diam sejenak, "AAAAA..., AKU AKAN MATIII!!!" teriak Kamori yang sama sekali tidak menghentikan atau memperlambat laju kuda tersebut.
[Tujuan Selanjutnya, Kota Utama Negara Zato!!!]
{STR : Kekuatan.}
{VIT : Tenaga/Daya Tahan.}
{AGI : Ketangkasan/Kelincahan.}
{INT : Kecerdasan.}
(Menuju Kota Fitto)
Seratus meter sebelum gerbang masuk kota Fitto, Kamori berhenti dibalik batu besar coklat emas, dia berusaha mengatur nafasnya sebelum memasuki gerbang besar itu.
"Hah... hah... hah..., Aka! apa ada syarat tertentu untuk memasuki kota?" tanya Kamori karena biasanya saat kita masuk ke kota besar atau kerajaan, kita harus menunjukkan tanda pengenal.
[Ada! tuan harus menunjukkan kartu tanda penduduk, selain itu tuan harus membayar 100 koin emas.]
Mata Kamori membelalak, "Apaa...!!! kenapa banyak sekali? bukanya 10 koin perak saja sudah cukup?" Kamori terus mengumpat pada sistem atau partnernya itu, tidak terima dengan harga yang diberikan.
[Maaf, tapi ini adalah kota utama di negara Zato, semua pedagang, pengelana dan pendekar ada disini.]
[Karena semuanya ada disini, penjagaannya harus tinggi, menjadikan pajak menaik.]
"Bukannya aku tinggal disini? jadi aku punya dong!"
[...]
[Disebabkan kesalahan sistem, Kamori yang sebelumnya dikota, berteleportasi ke padang pasir tanpa persiapan, pada saat bersamaan jiwa tuan masuk.]
"Jadi...? apa hubungannya dengan itu?" Kamori melipat kedua tangannya di depan dada, menatap layar kuning tembus pandang.
[Jadi tuan tidak membawa apapun hanya uang dan pakaian saja.]
Bagaikan magnet kesialan, Kamori berdiri dan menghantamkan kepalanya ke batu besar di belakangnya.
Helaan nafas keluar dari mulut kecil Kamori, 'Bisa-bisa uang dari hadiah habis nih,' Kamori memijat kening memarnya, dia sangat ingin menghemat uangnya itu, jadi bagaimana caranya?
Sesaat setelah diam, terdapat sebuah cahaya dikepalanya, menemukan ide.
Kuda sudah dikembalikan ke sistem, Kamori berjalan bak artis terkenal membuat godaan dengan pinggul seksinya tersebut.
Itu membuat para penjaga pintu gerbang tak henti-hentinya menatap dia dengan pandangan mesum.
"Permisi paman..., aku tersesat dan haus~ apa boleh aku masuk kota dan mencari air untuk-ku minum?" rayu Kamori di lengkapi gaya yang dapat menggoda banyak pria.
Tepat pada Kamori tiba di depan mereka, dua penjaga tersebut sudah bersikap normal lagi, "Oi..., Ka-mo-ri, kita sudah tidak mempan dengan rayuanmu lagi! kalau ingin masuk, tinggal masuk saja, tidak perlu merayu kami!!!"
Linda atau Kamori tersentak, perkataan tadi membuat kedua pipinya memerah dan langsung memasuki gerbang meninggalkan kedua penjaga tersebut.
[Hahaha... nice Kamori:)]
Darah Kamori mulai mendidih melihat tulisan di depan matanya, "INI SEMUA SALAHMU, DASAR SISTEM GK GUNA!!!" umpat Kamori sambil mengepalkan tangannya.
[¬_¬]
"Kalau saja aku bisa ngehajar ini sistem," kesal Kamori. Kamori terdiam melihat sekeliling yang begitu ramai dengan orang-orang berbagai ras.
Ras elf, binatang, bahkan peri ada disini.
"Woah...., keren banget....," mata putih Kamori berbinar cerah, moodnya kembali sesaat setelah melihat berbagai ras yang tidak bisa dia lihat di kehidupan nyata.
Seketika tenaga Kamori kembali untuk kedua kalinya dia melupakan rasa haus serta laparnya dan memilih mengitari Kota Fitto.
ʕ•ﻌ•ʔ
[Ini adalah rumah tuan]
Gubuk tua jauh dari namanya kemewahan, berdiri kokoh di antara gubuk-gubuk yang lain, bisa dibilang ini adalah pemukiman khusus orang kelas bawah.
"Ternyata masih ada sistem pembeda kasta ya!" ringis Kamori melihat betapa hinanya dunia ini, yang kaya menindas orang miskin dan orang miskin menjadi budak.
Kamori remaja perempuan cantik itu mulai berjalan memasuki rumahnya, kesan pertama saat masuk adalah nyaman, tempat yang nyaman untuk ditinggali bersama orang yang dicintainya.
"Aku pulang...," lirih Kamori mengintip dalam rumah bernuansa klasic.
Tidak ada orang yang menjawab salamnya, "Apa mereka pergi?" tidak menemukan apa-apa, Kamori keluar rumah menulusuri setiap rumah-rumah yang ada.
Sepi tidak ada seorangpun disini membuatnya bertambah kebingungan, sebenarnya apa yang terjadi disini? tanya Kamori masih memandang sekitar.
Bruukk...
Sebuah suara benda jatuh terdengar sangat lantang dari sebelah rumah Kamori di sebuah jalan kecil, itu membuat Kamori penasaran dan melihatnya.
Sebuah benda berbulu dan bulat bergerak di atas tumpukan sampah. Sosok tersebut berdiri menampakkan wujudnya yang berwarna merah muda bercampur putih dibeberapa bagian.
Hewan berbulu tersebut kembali terjatuh pada saat mencoba berdiri dari tumpukan sampah. Kamori mendekati makhluk berbulu tebal dengan ekor yang sedikit aneh? ya, ekornya ada enam!
"Apa ini siluman binatang?" meski takut dengan benda berbulu dengan besar seperti anak berusia lima tahun, Kamori tetap mendekatinya.
Sebelum mendekati makhluk tersebut, Kamori melihat sebatang besi berkarat tergeletak disampingnya dan mengambil besi untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang terjadi.
Perlahan-lahan mendekati dengan tangan kanan memegang tongkat besi, Kamori mencolek benda itu.
"Meouww.... "
"AAAAA......., eh! kucing? " Kamori seketika terdiam menatap kedua bola mata benda bulat yang ternyata adalah kucing biasa.
Dia menghampiri kucing merah muda tersebut dengan tujuan memeriksanya. Pada saat Kamori berusaha mengangkat kucing ekor enam dia melihat kakinya terjepit jebakan tikus.
Karena kasian melihat si kucing meringis kesakitan. Kamori membantunya.
Dengan lembut dia membuka jepitan tersebut dan menarik kaki si kucing yang mulai memar dan menggendongnya menuju rumah.
Sampai di dalam rumah, Kamori menaruh secara perlahan si kucing dikursi ruang tamu.
"Aka, bagaimana cara untuk menyembuhkan luka memar kucing yang terjepit jebakan tikus?" karena tidak tau apa yang harus dia lakukan, pada akhirnya Kamori bertanya pada Aka.
[Obat pemulih luka per pil seharga 10 koin perak, apa tuan mau membelinya?]
"10 koin perak?" tiba-tiba pindah dunia, tentu saja Kamori tidak tau sistem jual beli di dunia baru ini.
[1.000 koin perunggu \= 1 koin perak
1.000 koin perak \= 1 koin emas]
Kamori mengangguk paham setelah dijelaskan oleh sistemnya itu.
"Baiklah..., kalau begitu aku beli 50 obat pemulih tenaga!" semangat Kamori saat mengingat uang yang dia miliki cukup banyak dan itu didapatkan gratis.
[Selamat! 50 Obat pemulih luka telah dibeli!]
Kamori menganggukan kepalanya bangga, "Keluarkan obat penyembuh luka!" sebuah obat berbentuk cairan berwarna hitam dalam botol kecil muncul di telapak tangan Kamori.
Dia membuka penutup botol tersebut dan menuangkan setetes ke kaki si kucing dengan sedikit pijatan kecil. Ajaib! luka tersebut langsung sembuh. Si kucing juga sudah bisa berdiri serta berjalan bebas.
"Terima kasih, wahai nona yang baik hati," Kamori terkejut mendengar bahwa kucing tersebut bisa berbicara, sebelum dia sadar kucing merah muda itu meninggalkannya dan menaruh sesuatu diatas meja depan Kamori.
"Sama-sa..., lah? kemana perginya?" Kamori celingak-celinguk mencari si kucing ajaib dan dia tidak menemukannya sama sekali, saat tengah kebingungan, tiba-tiba sebuah nontifikasi muncul.
[Selamat! anda telah menyelamatkan kucing ekor enam yang legenda!]
[Selamat! Anda mendapatkan 100.000 koin emas!]
[Selamat! anda mendapatkan kostum kucing ekor enam legenda level SSS+]
[Selamat! anda membuka skill pedang dua tangan!]
[Selamat! anda membuka skill support!]
[Selamat! anda mendapatkan EXP 1.000.000]
[Anda naik ke level 12]
"Woahhh... naik derastis, padahal cuma ngobatin satu kucing," tampak wajah senang Kamori sebab mendapatkan nontifikasi tersebut.
"Buka status!"
[Nama : Kamori Lin
Anak dari pedagang keliling yang menyukai harta serta sering menggoda banyak pria, dan menjadi sampah karena tidak kebergunaannya.
Guild. : Tidak ada.
Job. : Sampah masyarakat.
Koin emas: 108.990
Koin perak: 500
Koin perunggu: 250
Level:12
HP : 6.000
STR: 150
VIT : 5
AGI: 1
INT: 360
Skill:
Pedang dua tangan : level 0
Support : level 1
Item: Kostum kucing ekor enam legenda SSS+,Sepatu naga biru SSS+, Armor dan sarung tangan naga SSS+, dua pedang naga biru SSS+, 100 pil MAX HP, 49 obat pemulih luka.]
"Kenapa STR, VIT, AGI dan INT-nya tambah sedikit?"
[Karena tuan lemah!]
"KUBUNUH KAU!!!"
[Tujuan Selanjutnya, Mencari Warga Desa!!!]
(Mencari Warga Desa)
Bosan mulai melanda Kamori yang menunggu ayahnya pulang sambil tiduran dikursi kayu ruang tamu, bagaimanapun dia harus bertemu dengan ayahnya karena di dunia nyata kedua orang tua Linda atau Kamori meninggal.
Kamori menjadi rindu dengan rasanya dipeluk oleh sosok ayah serta dukungan dari salah satu orang tua, tak terasa siang menjelang malam telah tiba hanya untuk menunggu ayahnya datang.
"Apa-apaan ini! kenapa ayah tidak pulang? apa yang terjadi dengannya?" pikiran Kamori mulai dihantui oleh pikiran buruk dan mulai panik sendiri.
[Tuan mendapatkan satu pesan!]
Sebuah nontifikasi muncul didepannya. Kamori mengetuk dua kali di udara dan muncul sebuah pengaturan yang terdiri dari Email, Toko, Status, Skill dan peta.
Kamori mengetuk bagian email dan muncul lah layar tembus pandang di depannya.
[Anda memdapatkan misi tingkat B]
[Misi : Dikarenakan ada kenjanggalan dengan Desa tanpa nama, anda harus menyelidiki apa yang terjadi dengan desa dan temukan ayah anda!]
[Batas waktu menjalankan misi : Dua hari]
"Misi pencarian?" Kamori tau kalau dunia ini di ambil dari game RPG pasti ada misi utama ataupun sampingan, jadi dia harus siap menghadapi semua itu untuk mencapai level MAX.
"Apa telah terjadi sesuatu disini? kalau begitu aku harus mencari petunjuk ke mana?" Kamori menggaruk kepalanya berpikir bagaimana cara dia mendapatkan petunjuk sementara disini tidak ada orang.
Kamori berdiri dari tidurnya dan melangkah keluar rumah, Sekali lagi dia melihat sekeliling hanya ada deretan rumah tua tanpa ada penghuninya.
"Hah..., kalau begini bagaimana caranya mencari warga desa?" Kamori memegang keningnya sambil memikirkan suatu cara sampai sebuah tulisan muncul di hadapannya.
[Coba tanyakan kepada orang sekitar.]
"Tanya sekitar?" di lihatnya kanan, kiri, "Apa kau bercanda?"
[Cari yang ramai sayang...!]
"Idih, sejak kapan kau jadi pacarku," Kamori melipat kedua tangannya dan membuat ekspresi wajah menantang ke Aka si sistem.
[Maaf, anda siapa ya?]
Aka sukses membuat Kamori kesal, "Terserah lo!" marah Kamori, dia pergi mengabaikan Aka yang masih terus mengeluarkan kata-kata di depannya.
ʕ•ﻌ•ʔ
Di tengah kota tempat dimana jual beli diadakan, banyak pedagang lalu lalang membawa barangnya untuk diperjual belikan.
Disinilah langkah pertama yang akan Kamori tanya tentang apa yang terjadi dengan desa tanpa nama dan kemana semua penduduk hilang tanpa jejak.
Kamori terus mengelilingi setiap sudut kota, setiap bertemu orang dia akan bertanya tentang desa tanpa nama tersebut.
Sayangnya tidak ada orang yang mengetahuinya, apa seterpencil itu desa tanpa nama sehingga tidak ada orang yang mengetahui tentang desa tersebut.
Pada akhirnya, Kamori beristirahat sejenak di sebuah kafe terdekat. "Kenapa semua orang tidak mengetahui tentang desaku?"
"Apa yang dimaksud kakak itu desa tanpa nama di selatan kota?" tanya anak kecil berjenis kelamin perempuan yang tiba-tiba muncul di samping mejanya.
Kamori hanya melihat si anak kecil mulai duduk di depan kursi kosong bersamanya. "Apa kau tau dimana penduduknya?" tanya Kamori sedikit terkejut karena masih ada harapan untuk mencari petunjuk tentang warga desanya.
Tanpa izin anak kecil itu meminum susu yang di beli Kamori, Kamori tidak masalah dengan susu yang diminum anak kecil itu, yang dia butuhkan sekarang adalah dia harus mendapatkan informasi tentang desanya.
"Iya, beberapa hari yang lalu terjadi penjarahan besar-besaran di kota ini!" si anak kecil tanpa nama itu pun mulai bercerita, Kamori mulai fokus pada ceritanya.
"Banyak dagangan warga dijarah, para pedagang di ambil hartanya, orang kaya diancam, penjaga dimusnahkan dan para anak-anak diculik dijadikan babu."
"Semua anak?" tanya Kamori dengan ekspresi penasarannya.
"Semua anak! tanpa satupun yang terlewat," alis Kamori mengangkat satu, "Terus kamu kok berhasil lolos?" tanya Kamori, kalau semua anak diculik tanpa tersisah bagaimana anak ini bisa lolos.
"Itu karena seorang paman pedagang keliling yang baru saja pulang dari dagangnya terpaksa ikut campur dengan kejadian penjarahan, aku diselamatkan dia...."
"Paman itu menyembunyikan aku disebuah ruang bawah tanah dan melindungiku, entah sekarang dia kemana, aku khawatir dengan paman tersebut," raut wajah anak perempuan itu seketika berubah menjadi sedih.
"Memangnya siapa paman itu?"
"Aku tidak tahu, tapi dia pernah berkata begini. 'Kau tau kenapa aku melindungimu? karena aku juga punya anak perempuan sepertimu, tapi sepertinya dia sedikit nakal'paman itu tersenyum meski tubuhnya berlumur darah."
Anak perempuan tadi menangis menutup wajahnya, Kamori yang melihat itu berusaha menenangkan anak itu.
[Bukannya yang dibicarakan itu kau?]
Muncul tulisan dari Aka tentang anak perempuan yang dimaksud oleh anak kecil itu, 'Apa maksudmu?' tanya Kamori telepati.
[Apa kau bod*h atau apa.]
'Kubuang kau!'
[Paman yang disebutkan adalah pedagang keliling dan ayah kau itu juga pedagang keliling ditambah lagi anak perempuan nakal itu kau yang dulu sangat suka mendekati laki-laki dan banyak pola.]
'Seburuk itu orang ini,' tampak raut wajah menyesal dari Kamori.
"Nak, apa kau tau perginya paman itu dan siapa perampoknya?" anak tersebut sudah mulai tenang.
"Aku tidak tau siapa pelakunya, menurutku mereka adalah organisasi, kalau paman aku juga tidak tau, tapi aku pernah mendengar mereka tentang pergi ke Kota Charol."
"Kota Charol? dimana itu?" karena masih baru datang ke dunia ini wajar kalau Kamori tidak tau bahkan orang yang menyapanya tadi, dia saja tidak tau meski mereka mengenalnya, tidak ada ingatan yang tertinggal dari pemilik tubuh.
"Kakak tidak tau?" geleng Kamori polos.
"Kota itu dekat dengan dimensi lain," Kamori masih belum mengerti apa yang dikatakan anak kecil itu, anak tersebut peka akan raut wajah Kamori, dia hanya menghela nafas kecil.
"Seribu tahun lalu ada tiga penyihir bersaudara yang selalu membanggakan keahlian mereka masing-masing, pada saatnya ada orang tidak bertanggung jawab yang mengadu domba mereka bertiga...."
"Ketiga penyihir bersaudara tersebut mulai bertengkar mengadu kekuatan, pada pertarungan terakhir karena tidak ada yang menang pada akhirnya tiga penyihir bersaudara mengeluarkan sihir andalan mereka..."
"Karena mereka sama-sama kuat, tiga penyihir itu gugur dan energi sihir yang sebelumnya mereka rapalkan menjadi sebuah lubang hitam besar, lubang tersebut mengarahkan ke suatu tempat yang terdapat banyak monster-monster level tinggi..."
"Tidak banyak yang berani kesana karena sekali kesana tidak akan pernah kembali, tapi dulu ada orang yang pernah berhasil keluar dari sana hidup-hidup, pada saat itu dia hanya berkata, 'Monster' lalu dia meninggal."
"Sekuat itu monster di dalamnya?" anak perempuan itu hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab.
"Kota Charol berada di dekat lubang dimensi itu, dari sini sekitar dua hari dengan kuda kalau jalan kaki tiga hari," ucapnya.
Malam hari sudah datang, pencarian informasi juga hampir selesai, cafe yang ditempati juga sudah mulai ramai akan orang mabuk, Kamori telah memutuskan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
"Apa kau punya orang tua?" tanya Kamori memandang kedua bola mata emas anak perempuan dengan umur sekitar sembilan tahun.
Anak itu menggeleng, "Dari kecil aku tidak punya orang tua dan menjadi gelandangan biasa," jawab anak kecil itu tanpa ada rasa sedih.
"Kalau begitu apa kau mau menunjukkan jalan ke sana besok pagi?" ajak Kamori mengulurkan tangannya.
Anak tersebut menatap uluran tangan Kamori, "Baiklah," anak itu meraih tangan Kamori dan menjabatnya. Disinilah mereka akan bekerja sama.
[Kenapa tidak memakai peta saja dari pada menyuruh anak kecil untuk mengantar tante-tante tua sepertimu?]
Urat-urat dikepala Kamori muncul saat membaca pesan dari Aka 'APA KAU PUNYA MASALAH, HAH!' marah Kamori.
[Tidak juga]
'Kalau begitu kau diam saja!'
"Kalau begitu besok pagi, tepat pada bel kota berbunyi kita bertemu disini," senyum mengembang di bibir bocah itu seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
"Baiklah, sebelum kita pulang, siapa namamu?" tanya Kamori, dari tadi dia tidak tahu nama anak yang dia ajak bicara, bukannya itu tidak sopan.
"Namaku Mika, kakak siapa?" jawab Mika.
"Kamori Lin panggil saja Kamori, salam kenal Mika," senyum manis Kamori, Kamori merasakan ada yang aneh dari Mika semenjak bertemu dia.
Bukannya tidak percaya, tapi kenapa dia mau repot-repot bicara dengannya dan kalau saja kejadian sebesar itu dialami oleh kota, harusnya pemerintah atau raja akan bertindak mengingat ini adalah kota utama.
Ditambah lagi, semua penduduk yang dia tanyai harusnya menceritakannya tapi mungkin juga bisa mereka trauma, kalau trauma masih ada petunjuk seperti kota yang berantakan, para pedagang pergi dan lain-lain.
Tapi ini tidak, kotanya berjalan seperti tidak ada yang terjadi, para pedagang masih berjualan dan penduduk pun masih melakukan kegiatannya.
Kamori menatap kepergian Mika dari meja, dia hanya bingung untuk mempercayainya atau tidak, itu sangat membingungkannya.
"Yah, kalau ada sesuatu, aku tinggal menggunakan cara kekarasan," ucap Kamori seraya memesan makanan lagi, dia tidak peduli akan rumor menggemukkan badan jika makan pada malam hari.
[Tujuan Selanjutnya, Pergi Menuju Kota Charol!!!]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!