**SINOPSIS**
^^^Seorang gadis desa yang cantik dapat membuat hati dari seorang dokter tampan jatuh hati, Yang tidak lain adalah seorang Nayla Salsabila Azzahra kini ia menjadi seorang istri dari Arfan. Hingga Nayla mengambil sebuah pengorbanan besar sebagai seorang istri. Pengorbanan yang membuktikan bahwa cinta sejati itu ada dalam hati seorang wanita.^^^
PROLOG
^^^Untukmu Imamku....^^^
^^^Kehadiran Mu Menyempurnakan Hidupku.^^^
^^^Mencintai Mu Adalah Anugerah Terindah Dari Allah Untuk Ku.^^^
^^^Hingga Raga Memisahkan Ku Dari Jasad Ku, Cinta Dan Kasih Sayang Ku Akan Senantiasa Nyata.^^^
^^^Dan Jika Kelak Aku Di Surga. Aku Harap Kamu Ada.^^^
^^^Aku Akan Selalu Menunggu Mu Dalam Kesabaran Ku, Walaupun Aku Harus Menunggu Begitu Lama.^^^
^^^Ku Iklaskan Semua Harapan Ku, Untuk Mengabdi Kepada Mu.^^^
^^^Kuserahkan Segala Cintaku Untuk Menggapai Cinta-Nya Bersama Mu.^^^
^^^Allah Yang Telah Mempertemukan Kita, Maka Allah Pula Yang Akan Memisahkan Kita.^^^
^^^Terimakasih, Karena Telah Mencintai Ku Dan Menerima Segala Kekurangan Ku.^^^
^^^Terimakasih, Telah Membimbing Ku Bersama Sama, Membangun Cinta, Membangun Surga Dan Menggapai Ridho-Nya^^^
...BAB 1...
[ Wahai Wanita Akhir Zaman, Jadilah Wanita Yang Dirindukan Surga. Sehingga Kecacntikan Akhlakmu Mampu Membuat Bidadari Surga Iri Pada Mu. ]
Angin menggoyangan rerumputan begitu pula padi yang sudah mulai menguning. Burung burung terbang tinggi dengan bebas di awan. Induk ayam beserta anak anaknya sedang memakan biji bijian padi. Anak anak sedang memaikan layang layang, mengejar ngejar layangan yang putus, ada juga yang bermain kejar kejaran di atas tumpukan jerami.
Perlahan matahari mulai membenamkan dirinya, semburat jingga menyapa ku. Aku hanya tersenyum melihat keindahan sore itu. Menikmati sore hari di sawah sembari menyaksikan anak anak bermain main di sawah. Sambil menunggu senja tiba. Aku akan selalu menunggu hadir nya.
Senja mengajarkan ku sebuah arti kesetian.
Dia selalu hadir untuk menemani ku saat kesendirian datang. Membuatku tersenyum akan keindahan yang ia miliki, meskipun kehadirannya hanya sebentar namun jejaknya meninggalkan beberapa kenangan.
Aku menyukai senja karena Allah.
Allah yang telah menciptakan segala keindahan langit, Bumi beserta isinya. Aku sangat bersyukur. Allah telah memberikan ku indra penglihatan. Sehingga aku dapat melihat keindahan ciptaan-Nya.
Suara teriakan ibu ibu yang memanggil anak anaknya untuk segera cepat pulang karena sudah sore, terdengar jelas. Aku begitu merindukan masa kecil ku. Ketika Abah menyuruhku untuk pulang, Abah bilang tidak baik kalau anak gadis main disawah jika sudah sore hari.
Takut di culik Kolongwewe. Sunggu aku benar benar merindukan masa masa itu.
Dimana keadaannya masih baik baik saja tidak seperti sekarang ini.
Tidak terasa azan magrib sudah berkumandang. Senja masih menampilkan keindahan di sore itu. Aku bergegas beranjak untuk pergi. kemudian mengambil sepeda ku yang tadi ku sandarkan di pohon mangga. Lalu aku pulang menaiki sepeda kesayangan ku itu yang setiap hari selalu menempel kemanapun aku pergi. Meninggalkan senja yang masih dengan warna indahnya.
Kini aku telah sampai dirumah. segera untuk masuk dan menaruh sepeda yang tadi ku naiki di perkarangan rumah.
Guratan di wajah pria tua itu jelas terlihat. Kini dia hanya mampu terbaring lemah diatas kasur sambil memegang tasbih. Sembari berwirid seorang diri. Dia tidak sekuat dulu. Dia tidak bisa menggendongku lagi seperti dulu. Dia juga tidak bisa lagi memboncengku menaiki sepeda.
Ya Allah, Aku begitu tidak tega jika melihat Abah ku seperti ini sekarang. Hanya satu pinta ku pada-Mu. Sembuhkanlah Abah ya Rabb...
Angkatlah penyakitnya. Abah yang selalu menjadi Bintang Idola ku sekarang dia mengalami Stroke, sudah satu tahun lamanya. Ia hanya bisa terbaring dan berjalan menaiki kursi roda.
^^^Keesokan harinya^^^
^^^Seperti Biasa aku menemani Abah. ^^^
Air mata ku mengalir begitu saja membasahi kedua pipi. Sehingga Al-Quran yang ku baca tidak jauh berada dari samping ranjang Abah pun kini basah terkena tetesan air mata.
...“ Nay ”...
Panggil Abah yang menghentikan aktivitas wirid Ku.
...“ Sodaqallahuladzim ”...
Aku yang mengakhiri bacaan Al-Quran ku. Dengan cepat menghapus jejak air mata diselah sela pipi ku. Aku menghampiri Abah yang dengan cepat sudah duduk disampingnya.
...“ Kenapa nangis? ” tanya Abah....
...“ Tidak apa apa Abah ”...
Jawab ku sambil tersenyum dengan mengelus tangan Abah.
...“ Nay, Abah mau Nay Kuliah lagi ”....
saat itu aku hanya terdiam. Di detik selanjutnya Abah berkata.
^^^“ Maaf gara gara Abah, Nay harus berhenti kuliah Nay ”^^^
Jika di ingat kembali sudah satu tahun aku berhenti kuliah. Aku berhenti kuliah dengan alasan aku ingin meringankan beban ekonomi keluarga. Aku memiliki dua orang adik perempuan.
Adik pertama yang bernama Caca. Dia sekarang duduk di kelas Tiga SMA yang berumur 17 tahun. Dan si bungsu namanya Blue. Dia duduk di bangku kelas Satu SMP yang berusia 12 Tahun. Sementara aku berusia 22 tahun. Mungkin jika aku masih melanjutkan kuliah. Tahun ini aku sudah wisuda mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Sejak SD aku memiliki cita cita ingin menjadi seorang Guru merupakan pekerjaan yang paling mulia. Seorang Dokter serta Pejabat bahkan Presiden pun mereka tidak akan sukses tanpa pendidikan dari seorang Guru. Guru adalah pahlawan tampa tanda jasa.
^^^“ Abah, Nay tidak apa apa jika berhenti kuliah. Melihat keadaan Abah baik, Ummi baik dan Adik adik Nay bisa sekolah. Nay sudah sangat bersyukur ”^^^
Balas ku dengan jeda tiga detik.
^^^“ Lagi pula. Nay lebih senang mengajar di Rumah Senja ”^^^
“ Berapa gaji kamu mengajar disana? ” Tanya Abah kepada ku.
Aku membalas pertanyaan Abah hanya dengan menggelengkan kepala.
...“ Kamu tidak di gaji, Nay? ”...
Tanya Abah kembali.
“ Iya Abah. Wallahi. Nay Iklas Dan Ridho mengajar anak anak yang tidak mampu untuk sekolah. Nay kasihan melihat mereka. Setiap hari ada saja dari mereka yang mengamen di perrempatan lampu merah, ada juga yang jadi pemulung di jalan bahkan ada yang mengemis ngemis di pasar. Nay dan Syava membangun Rumah Senja itu untuk mereka Abah ".
Jelasku kepada Abah.
...“ Syava anaknya Pak Lurah? ”...
Tanya Abah.
^^^“ Iya Abah, bukan Nay dan Syava saja tapi ada A Hisyam Juga ”^^^
Ucapku.
“ Masyaallah. Abah seneng, Abah bangga Nay. Semoga apa yang kalian lakukan itu di lipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT. ”
ucap Abah yang diakhiri senyuman.
...“Aamiin....Abah”...
aku mengaminkan doa Abah.
Tiba tiba pintu kamar Abah terbuka ternyata itu Blue.
...“ Ada apa dek? ” tanya ku....
“ Teteh, kata Ummi. Bantuin Ummi di Warteg. Soalnya teteh Caca lagi ke Warnet ngerjain tugas sekolah ” Ucap Blue.
Karena saking asiknya mengobrol dengan Abah. Aku sampai lupa membantu Ummi di Warteg, menjalankan usaha warung nasi yang sudah satu tahun.
Dulu Abah mempunyai sawah yang begitu luas dan toko sembako. Kami menjualnya karena untuk pengobatan Abah kemudian Abah menyuruh Ummi untuk membuka usaha warung nasi saja. Dan alhamdulilah, usaha warung nasi ini berjalan lancar hingga saat ini. Aku mengakui kalau masakan Ummi memang paling enak, apa lagi masakan Khas Sunda.
Aku segera merapikan sajadah dan menyusun Al-Quran di tempat semula. Kemudian menyusul keluar dari dalam rumah untuk membantu Ummi yang ada di depan rumah. Tepatnya di Warteg. Sementara Blue. Aku menyuruhnya untuk menemani Abah.
Baru saja keluar dari pintu rumah. Ummi langsung menyuruh ku. Terlihat jelas bahwa Ummi sangat kewalahan. Karena pembeli di warteg ini lumayan banyak.
^^^“ Teh, Tolong bawa sayur asem ini ke Pak Udin, ya ”^^^
Ucap Ummi sambil menyerahkan semangkuk sayur asam kepada ku. Aku pun menerima dan membawa sayur asam ini ke Pak Udin. dia salah satu langganan di warteg Ummi.
...“ Maaf Pak, ini sayur asamnya ” kata ku....
“ Hatur nuhun Neng Nayla ”
[ Terimakasih Neg Nayla ]. Ucapnya.
...“ Muhun Pak, sami sami ”...
...[ Iya Pak, sama sama ]. balasku....
“ Neng Nay, Iraha nikah? ”
[ Neng Nay, kapan nikah? ]. tanya Pak Udin.
Baru saja ingin menjawab. Ummi menghampiri kami sambil menjawab pertanyaan Pak Udin.
^^^“ InsayaAllah, Upami jodoh Nayla tos dongkap, sacepatna Pak ”^^^
^^^[ InsyaAllah, Kalau jodoh Nayla udah dateng secepatnya Pak ].^^^
...Kata Ummi dan aku hanya tersenyum....
“ Bu Salma, ari Neng Nayla can aya jodohna mah, mending jodohkeun weh jeung anak urang si Ujang ”
[ Bu Salma, kalau Neg Nayla belum ada jodohnya, mending jodohin saja sama anak saya si Ujang ]. Kata Pak Udin yang terkekeh.
^^^“ Bapak bisa wae, perkara jodoh si Nayla, abdi mah serahkeun weh ka gusti Allah sareung anak abdi weh ”^^^
^^^[ Bapak bisa aja, Perkara Jodoh Nayla saya serahkan saja kepada Allah dan anak saya saja].^^^
Balas Ummi.
Lagi lagi aku tersenyum. Umi dan Abah memang tidak pernah memaksa ku untuk menikah, meskipun teman teman di desaku sudah banyak yang menikah. Bagi ku yang terpenting sekarang. Aku ingin memantaskan diri ku supaya aku berjodoh dengan laki laki yang baik dan soleh.
Karena aku percaya bahwa jodoh adalah cerminan diri kita. Bahwasannya Laki laki baik untuk Wanita baik begitupun sebaliknya.
Mengingat jodoh, Kita juga harus mengingat kematian. Jodoh atau kematian yang akan datang terlebih dahulu kepada kita !!!!.
Kedua duanya harus di persiapkan. Tentunya jangan hanya sibuk memantaskan diri saja supaya jodoh kita nanti baik namun lupa dengan kematian serta amal ibadah yang akan dibawa kelak.
Jodoh itu misteri namun kematian sudah pasti.
Semua hal yang kita lakukan di atas muka bumi ini akan di pertangung jawabkan di akhirat nanti. Sudah siapkah kita mempertanggung jawab kan itu semua di hadapan Allah SWT?
☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁
Hari telah berganti malam.
Malam ini aku tidur bersama Blue. Biasanya Blue tidur bersama dengan Caca.
Namun kali ini Blue tidak bisa tidur. Dia mengetuk pintu kamar ku kemudian gadis kecil itu masuk kedalam kamar ku dan meminta ku untuk menyenandungkan shalawat.
Aku mengelus rambutnya sembari bershalawat, melantunkan Syair. Menghayati setiap lirik bait yang begitu menyentuh ke dalam sanubari.
...“ Ilaahii lastu lil firdausi ahlaaa wa laa aqwaa’alaa naaril jahiimi ”....
[ Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga. Tapi aku tidak kuat dalam neraka jahanam ] .
...“ Hablii taubatan wagfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil’azhiimi ”. ...
[ Maka berikan aku taubat ( ampunan) dan ampunilah dosa ku, sesungguhnya engkau Maha pengampun dari segala dosa yang besar ].
...“ Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali ”...
[ Dosa ku bagaikan bilangan pasir, maka berikanlah aku taubat wahai tuhan ku yang memiliki keagungan ].
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!